Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK DARI COVID-19 TERHADAP INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN

Aura Mefi Nasywa (22622031)

STIE PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG PRODI AKUNTANSI-PAGI 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses kenaikan harga atau biaya secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu disebut
inflasi dan penduduk usia produktif yang belum bekerja dan sedang mencari pekerjaan disebut
pengangguran. Inflasi dan pengangguran menjadi salah satu indikator ekonomi makro. Keduanya
merupakan indikator yang sangat penting dan bisa menjadi permasalahan utama, maka dari itu
kedua hal ini harus dikendalikan dan diperhatikan sebaik mungkin. Inflasi juga merupakan
peristiwa moneter yang sering dijumpai hampir di seluruh negara di dunia. Inflasi dan
pengangguran mempunyai hubungan dengan hal negatif, semakin rendah tingkat pengangguran
maka semakin tinggi tingkat inflasi. Tingginya tingkat inflasi menyebabkan harga barang
domestik jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga dari barang-barang impor.

Saat tingkat inflasi naik secara tiba-tiba dan terjadi di luar ekspektasi pemerintah , contohnya
efek dari pengurangan nilai uang atau ketidakstabilan politik. Pemerintah akan menyusun
langkah dan strategi agar kestabilan harga dapat kembali normal seperti semula. Sementara
tingginya tingkat pengangguran juga akan mengganggu stabilitas nasional negara, sehingga
setiap negara berusaha mmepertahankan tingkat pengangguran di tingkat yang wajar. Masalah
pengangguran menjadi masalah yang sulit dipecahkan, dikarenakan tiap tahunnya penduduk
suatu negara bertambah banyak akibatnya semakin banyak juga orang-orang mencari pekerjaan.

1.2 Rumusan masalah

Bagaimana pengaruh covid-29 terhadap tingkat inflasi dan pengangguran di Indonesia?

1.3 Tujuan rumusan masalah

Untuk mengetahui tingkat inflasi dan pengangguran di Indonesia selama masa covid-19.
BAB II

PEMBAHASAN

Covid-19 atau yang biasa kita kenal dengan corona sudah mewabah hampir di seluruh
negara di dunia termasuk Indonesia sejak Maret tahun 2020. Banyak negara yang menghentikan
kegiatan produksinya, anjloknya sektor pariwisata karena larangan berpergian, dan pendapatan
individu, perusahaan bahkan negara juga ikut menurun.Virus ini tidak hanya menyerang saluran
pernapasan manusia, namun juga menyerang perekonomian Indonsia sehingga keadaan ekonomi
di tanah air semakin terpuruk.

Adanya pandemi ini mengakibatkan tingkat pengangguran di Indonesia semakin


meningkat dikarenakan banyaknya perusahaan melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan
mereka. Tak sedikit pula karyawan yang di rumahkan dan perusahaan menghimbau karyawan
mereka untuk melakukan pekerjaan di rumah saja atau biasa disebut WFH (Work From Home) .
Banyak perusahaan yang menutup kegiatan operasionalnya dengan batas waktu sementara
bahkan mungkin saja dengan batas waktu yang tidak dapat ditentukan. Para karyawan pun akan
menganggur sementara waktu. Terbatasnya kegiatan masyarakat untuk bekerja menjadi pemicu
meningkatnya angka pengangguran. Berdasarkan data Kemenaker , sejumlah 212.394 pekerja
dari sektor formal terkena PHK, pekerja formal yang dirumahkan sejumlah 1.205.191 orang. Dan
dari sektor non formal, Kemanaker mencatat sekitar 282.000 orang tidak berpenghasilan.

Jumlah angka pengangguran pada awal masa pandemi diperkirakan meningkat tajam.
Perkiraan ini terpacu pada komponen angkatan kerja berdasarkan pengelompokan sektor
ekonomi jenis usaha dan waktu jam kerja. Menurut artikel yang dirilis compas.com dari
komponen tersebut, krisis ini sangat berpotensi besar menambah jumlah pengangguran yang ada
sebanyak 3,5 juta sampai dengan 8,5 juta orang sepanjang tahun 2020. Prediksi perkiraan angka
pengangguran meningkat sebanyak 5,2%-5,3%. Berbagai cara untuk meminimalisir penyebaran
dari covid-19 mengakibatkan efek ekonomi finansial. Efek ini datang melalui kejutan dari sisi
penawaran (supply-side shock) dan turunnya agregat (demand-side shock).

Kenaikan angka pengangguran menyebabkan defisit anggaran negara bertambah. Selama


pandemic Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mengalami peningkatan sebesar 6,27%
dari produk domestik bruto. Meningkatnya angka pengangguran juga menyebabkan
berkurangnya pendapatan rumah tangga yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan
ekonomi. Berikut beberapa penyebab angka pengangguran meningkat pada masa pandemi :

a. Banyak perusahaan yang menutup kegiatan operasionalnya, dan perusahaan melakukan


PHK terhadap sejumlah karyawannya, dimana itu menjadi penyebab orang-orang
pengangguran.
b. Adanya aturan untuk lock down dan PSBB membuat sejumlah usaha milik orang-orang
tutup dan menyebabkan para pemilik usaha yang tutup tersebut menjadi pengangguran.
c. Adanya rasa takut yang tinggi dari aturan pemerintah selama masa pandemic membuat
ruang gerak masyarakat terbatasi dalam bekerja dan mereka terpaksa menganggur.

Kemudian terdapat beberapa upaya dan solusi agar angka pengangguran tidak meningkat, yaitu :

a. Mengoptimalkan program kartu Pra-Kerja yang dapat menjadi basis untuk menyusun
data pengangguran sehingga bisa menjadi basis data yang real time.
b. Mendorong dunia usaha melalui pemberian insentif agar para pengusaha memaksimalkan
alternatif untuk mempertahankan tenaga kerja mereka daripada para tenaga kerja di PHK.
c. Mengupayakan agar pandemi cepat berlalu sehingga keadaan dapat kembali seperti
semula, perusahaan-perusahaan dapat melakukan kegiatan operasionalnya kembali
seperti semula, karyawa yang sudah di PHK ditarik kembali daripada perusahaan
memperkerjakan para pekerja asing.

Inflasi juga menjadi faktor yang sangat penting dan menjadi faktor penentu bagi
pertumbuhan ekonomi di suatu negara, inflasi yang tinggi akan mengurangi pertumbuhan yang
menyebabkan sedikitnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya pengangguran. Menurut kurva
Philips tingkat inflasi akan menurun jika pengangguran meningkat begitu pun sebaliknya, hal ini
disebut dengan trade off antara inflasi dan pengangguran. Trade off antara inflasi dan
pengangguran saling berterntangan. Seperti yang sudah diketahui dampak dari inflasi ialah
meningkatnya jumlah angka pengangguran. Ketika terjadi kenaikan pada harga barang dan jasa
secara terus menerus maka perusahaan akan mengurang produksinya, oleh karena itu dengan
alasan efisiensi produsen pun akan mengurangi karyawannya dan mem-PHK kan. Akan tetapi,
pada negara berkembang dampak dari inflasi terhadap lapangan pekerjaan lebih parah karena
adanyanya persaingan dengan tenaga kerja asing sehingga angka pengangguran sulit
dikendalikan.

Tidak semua inflasi mengandung konotasi negatif pada perekonomian suatu negara.
Khususnya inflasi ringan yang terjadi di bawah 10% yang bisa saja mendorong terjadinya
pertumbuhan ekonomi. Pernyataan tersebut menunjukkan inflasi dipercaya akan memberikan
semangat bagi perusahaan-perusahaan untuk memperluas produksi mereka. Dengan terjadinya
kenaikan harga makan perusahaan akan mendapatkan banyak keuntungan. Kemudian dapat
mendorong tersedianya lapangan pekerjaan. Namun, inflasi memilki konotasi negatif jika
nilainya lebih dari 10%.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dengan adanya pandemi Covid-19 banyak negara yang terkena imbasnya salah satunya tanah air
kita Indonesia. Pandemi memberikan dampak diberbagai bidang, khususnya dibidang ekonomi.
Perekonomian Indonesia mengalami krisis yang cukup mengerikan. Banyak perusahaan yang
tidak lagi beroperasional, hadirnya ketakutan disetiap diri masyarakat, dan kegiatan-kegiatan
masyarakat jadi terbatasi. Sejak adanya pandemi ini, tingkat pengangguran di Indonesia pun jadi
meningkat cukup tajam dikarenakan perusahaan yang sudah tidak beroperasional akibat
peraturan-peraturan yang berlaku selama masa pandemi seperti PSBB, social distancing, dan
lockdown, melakukan PHK terhadap karyawan-karyawan mereka. Hal ini membuat tingkat
pengangguran meninggi dan pengangguran merupakan masalah ekonomi yang sulit
terselesaikan.

Saran

Agar angka pengangguran tidak meningkat tajam diharapkan dapat mengoptimalkan kartu Pra-
Kerja oleh pemerintah, mendorong dunia usaha untuk memberikan insentif alih-alih mem-PHK
kan para karyawan, mengusahakan dan mengupayakan agar pandemic cepat berlalu, serta
masing-masing individu perlu meingkatkan jiwa kewirausahaan terutama yang berbasis online.
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, M. (2021). Pandemi Covid-19: Inflasi dan Pengangguran Dalam Perspektif Ekonomi

Islam. ASY SYAR’IYYAH: JURNAL ILMU SYARI’AH DAN PERBANKAN ISLAM, 6(1),

1–22. https://doi.org/10.32923/asy.v6i1.1751

Indayani, S., & Hartono, B. (2020). Analisis Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi sebagai

Akibat Pandemi Covid-19. 18(2), 8.

Jalil, A., & Kasnelly, S. (n.d.). MENINGKATNYA ANGKA PENGANGGURAN DITENGAH

PANDEMI (COVID-19). 16.

Septiatin, A. (2016). PENGARUH INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA. 2, 17.

Wiranata, R., Aisyah, S., & Ayuningtyas, T. (n.d.). ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI

DAN PENGANGGURAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA MASA

PANDEMI COVID-19 DI PROVINSI JAWA TIMUR. 9.

Anda mungkin juga menyukai