Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN SDM DENGAN ADANYA

COVID-19/CORONA SAAT INI

TUGAS MATA KULIAH SEMINAR PERENCANAAN SDM

DISUSUN OLEH :

RAHMAWAN /161020550313
Apa Itu Covid-19/Corona

World Health Organization (WHO) menyatakan, coronaviruses


(cov) adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan.
Infeksi virus ini disebut covid-19. Virus corona menyebabkan
penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti
sindrom pernafasan timur tengah (Mers-CoV) dan sindrom
pernafasan akut parah (SARS-CoV). Virus ini pertama kali
muncul di Wuhan Cina, Desember 2019, lalu berkembang
sangat cepat bahkan ke berbagai negara, dan saat ini sudah
merupakan suatu pandemi, melanda seluruh dunia.
Data Kasus Covid-19/Corona

Menurut WorldMeters, per sabtu pagi, 2 mei 2020, tercatat


adanya 97.537 kasus baru, sehingga total menjadi 3.398.454.
Dari sebanyak 3.398.454 kasus yang terkonfirmasi, 239.443 di
antaranya meninggal dunia dan 1.080.087 lainnya dinyatakan
sudah sembuh. Amerika Serikat (AS) yang menjadi negara
dengan jumlah kasus positif dan korban jiwa akibat COVID-19
terbanyak di dunia.
AS mencatat adanya 35.992 kasus baru, sehingga total
keseluruhan menjadi 1.131.015,  dengan 65.748 di antaranya
meninggal dunia.
Data terbaru di Indonesia total pasien positif Covid-19
mencapai 10.843 orang. Pasien sembuh mencapai 1.665 orang.
Sedangkan pasien meninggal 831 orang.
Dampak Covid-19/Corona
Bagi Sektor Bisnis
Dampak negatif penyebaran virus corona tak hanya dirasakan oleh masyarakat saja,
tetapi juga dunia usaha baik skala kecil, menengah, maupun besar.
Berikut beberapa industri bisnis yang terdampak dari pandemi virus corona :
1.Industri Pariwisata Dan Perhotelan
Pandemi virus corona mengakibatkan masyarakat takut dan meningkatkan kewaspadaan sehingga
mereka memilih untuk tetap di rumah dan membatasi atau bahkan tidak melakukan aktivitas di luar
rumah sama sekali.
Akibatnya, masyarakat membatalkan rencana travelling dan pesanan hotel yang telah di-booking
sebelumnya. Imbas dari semua itu tentu saja, tingkat pendapatan dari sektor pariwisata dan
perhotelan menurun drastis.
Dalam sektor pariwisata termasuk pula bisnis agen perjalanan wisata seperti travel, kereta api, dan
maskapai penerbangan.
2. Industri UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
Penyebaran virus corona ini memberi pukulan keras bagi kelompok pelaku usaha mikro kecil dan
menengah karena mereka ‘terpaksa’ harus menghentikan kegiatan usahanya. Artinya praktis
pendapatan mereka berkurang bahkan tidak memiliki penghasilan sama sekali.
Guncangan ekonomi mulai dirasakan ketika ‘ketidak berdayaan’ sebagai akibat dari pandemi virus
corona ini dihantam dengan tekanan hidup. Di satu sisi mereka dituntut untuk bisa menghadapi situasi
dan kondisi agar tetap survive, namun di sisi lain mereka pun dihadapkan pada beban tanggungan
seperti biaya hidup sehari-hari, baik konsumsi maupun biaya-biaya lain termasuk cicilan kredit.
Bagaimana Perkembangan SDM

Banyak perusahaan masih menstigma karyawannya sendiri ketika mereka


harus bekerja dari rumah.
Ekonomi global dapat menyusut hingga satu persen pada 2020 karena
pandemi Virus Corona baru dan dapat berkontraksi lebih jauh jika pembatasan
kegiatan ekonomi diperpanjang tanpa respons fiskal memadai. Departemen
Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (UN-DESA). Pengarahan UN-DESA
menemukan bahwa jutaan pekerja berisiko kehilangan pekerjaan ketika
hampir 210 negara menutup perbatasan nasional mereka. Itu bisa berarti
kontraksi ekonomi global 0,9 persen pada akhir 2020, atau bahkan lebih tinggi
jika pemerintah gagal memberikan dukungan pendapatan dan membantu
meningkatkan belanja konsumen. Ketika bisnis kehilangan pendapatan,
pengangguran cenderung meningkat tajam, maka akan mengubah guncangan
sisi penawaran menjadi guncangan sisi permintaan yang lebih luas bagi
perekonomian. Tingkat keparahan dampak akan sangat tergantung pada
durasi pembatasan pada pergerakan orang dan kegiatan ekonomi serta pada
skala dan kemanjuran respons oleh otoritas-otoritas keuangan nasional.
Dampak Covid-19 Bagi Masyarakat

Dampak adanya covid-19 ini banyak sekali dilema ketidak pastian


ditengah-tengah kehidupahan masyarakat didunia. Banyak negara yang
melakukan lockdown dan kewalahan dalam menjamin stok kebutuhan
pokok pangan warganya yang memerintahkan berdiam&aktifitas
dirumah.
Selain itu banyak terjadi PHK masal dan banayak para pekerja yang
dirumahkan sementara sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Terutama paling banyak dirasakan pada dunia industri.
Para pekerja di sektor informal relatif rapuh, terutama yang bergantung
pada penghasilan harian, mobilitas orang, dan aktivitas orang-orang
yang bekerja di sektor formal.
Jumlah pekerja di sektor informal di Indonesia sendiri lebih besar
dibanding pekerja sektor formal, yakni mencapai 71,7 juta orang atau 56,7
persen dari total jumlah tenaga kerja. Mayoritas dari mereka bekerja pada
usaha skala mikro sebesar 89 persen berdasarkan data di tahun 2018.
Dilema Masyarakat Ditengah
Wabah Covid-19

Setelah kerja, belajar, dan ibadah dari rumah demi memutus rantai Covid-
19, tak sedikit yang mulai merasa bosan dan tidak sedikit kekurangan
pangan.
Masyarakat yg bertahan menyadari ada harapan yg harus dipelihara untuk
kebaikan bersama.
Harapan masyarakat diseluruh dunia selain pandemi covid-19 ini berakhir
dan kembali pulih dari masa-masa sulit saat ini yaitu penyaluran bantuan
baik kebutuhan pokok maupun fasilitas keeshatan lainnya seperti
pembagian masker dan sanitizer gratis yang saat ini sulit didapatkan.
Pemerintah dan para pengusaha juga diharapkan peduli dengan nasib
semua elemen masyarakat dipenjuru dunia baik para pekerja informal,
formal dalam menghadapi wabah covid-19 atau corona dan memberikan
bantuan kemanusia dan menunjang fasilitas kesehatan bagi mereka yang
positif terkena virus covid-19/coronavirus disease.
Tantangan dan Peluang Saat PandemiCovid-19
Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Perkembangan zaman membuat industri teknologi dan informasi


semakin bergerak maju dan berkembang dengan pesat. Revolusi
industri 4.0 mampu mengubah segala sendi kehidupan
masyarakat dari mulai pola perilaku, gaya hidup, cara orang
berbelanja untuk memenuhi kebutuhan hidup, metode kerja dan
transaksi keuangan, peluang bisnis dengan berbagai kompleksitas
adaptasi dan tranformasi pengalaman hidup dalam aktivitas
keseharian masyarakat.
Teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik,
digital, dan biologi secara fundamental akan mengubah pola hidup
dan interaksi manusia. Di tengah berkecamuknya kehidupan
masyarakat karena merebaknya virus corona, membuat setiap
orang hidup dalam ketidakpastian (uncertainty) global, oleh
karena itu kita harus memiliki kemampuan untuk berinovasi
dengan menciptakan ide bisnis yang sesuai dengan kondisi saat
ini.
Dampak Covid-19/Corona
Bagi Indonesia

Tingginya ketidakpastian dampak pandemi Covid-19


Pemerintah menyiapkan sejumlah skenario dampak Covid-19
dalam rumusan perubahan APBN 2020 yang tengah digodok
bersama jajaran pemerintahan lainnya. Skenario sedangnya,
apabila pandemi bisa ditangani dalam kurun 3-6 bulan, maka
pertumbuhan ekonomi diprediksi berkisar 2,5% hingga 3%.
Skenario terburuknya, apabila pandemi berlangsung lebih dari
3-6 bulan, maka pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 0%
hingga 2,5%. Semua skenario ini tentu jauh di bawah asumsi
pertumbuhan ekonomi pada APBN 2020 di angka 5,3%.
Acaman Covid-19/Corona
Bagi Indonesia
Langkah Pemerintah Dalam Mitigasi
Covid-19 di Sektor Ketenagakerjaan
Dalam rangka mengantisipasi dan menangani dampak COVID-19 di sektor
ketenagakerjaan, Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah mitigasi
dengan berbagai cara.
• Langkah yang diambil pemerintah tersebut di antaranya adalah mulai dari
pemberian stimulis bagi pelaku usaha untuk mencegah meluasnya
terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
• Pemerintah menyiapkan program keringanan bagi pekerja sektor formal
antara lain berupa insentif pajak, rencana relaksasi pembayaran iuran BPJS
Ketenagakerjaan, pembayaran pinjaman/kredit &berbagai skema.
• Pemerintah memprioritaskan Kartu Prakerja bagi pekerja korban PHK atau
yang dirumahkan dengan tanpa
• Pemerintah juga melaksanakan program pengembangan perluasan
kesempatan kerja yang ditujukan kepada pekerja atau buruh yang
terdampak COVID-19 melalui beberapa kegiatan Padat Karya Infrastruktur,
Padat Karya Produktif, Tenaga Kerja Mandiri, Terapan Teknologi Tepat
Guna, Kewirausahaan, dan Tenaga Kerja Sukareladibayar program lainnya.

Anda mungkin juga menyukai