Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK PANDEMI COVID-19

DI INDONESIA

Disusun Oleh :

1. EKO WAHYUDI : 2020206203182P


2. GUNAWAN : 2020206203213P
3. SANTOSO : 2020206203244P
4. AHMAD SYAFANDI : 2020206203410P
5. SAIFUDIN : 2020206203426P
6. DWI HARTANTO : 2020206203252P
7. MUNIA : 2020206203420P
8. MAY JUWITA : 2020206203245P
9. DIAN MAYASARI : 2020206203222P
10. TRI SUJARWATI : 2020206203223P
11. NIKMATUL KHOERIYAH : 2020206203224P
12. VIOLA L LITA YOVA : 2020206203225P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATANFAKULTAS


KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2020/2021
1. Dampak Pandemi covid-19 Terhadap Ekonomi dan Solusi.

2. Dampak Pandemi covid-19 Terhadap Sosial Budaya dan Solusi.

3. Dampak Pandemi covid-19 Terhadap Politik dan Solusi.

4. Dampak Pandemi covid-19 Terhadap Keamanan dan Solusi.

5. Dampak Pandemi covid-19 Terhadap Pendidikan dan Solusi.


1. Dampak Pandemi covid-19 Terhadap Ekonomi

Kehadiran virus corona atau coronavirus disease 2019 (covid-19)  telah membuat situasi
ekonomi di seluruh dunia memburuk. Bahkan, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah
mencatat setidaknya ada delapan dampak utama merebaknya covid-19 bagi perekonomian
Indonesia, mulai dari Tenaga kerja hingga kinerja industri di Tanah Air. Dampak ini secara masif
telah meluluh lantahkan sendi-sendi sosial dan perekonomian Indonesia. Berikut adalah
pengaruh merebaknya pandemik covid-19 bagi perekonomian Indonesia:
1. Meluasnya PHK
Pandemi Covid-19 telah membawa kesengsaraan yang semakin meluas terhadap para
pekerja formal dan informal, Kementerian keuangan mencatat, setidaknya ada lebih dari
1,5 juta jiwa pekerja telah dirumahkan dan terkena PHK. Dari angka tersebut 90 persen
dirumahkan dan 10 persen sisanya terkena PHK. Sebanyak 1,24 juta orang merupakan
berasal pekerja formal dan 265 ribu lainnya merupakan pekerja informal.
2. Kinerja Impor
Kinerja Impor juga mengalami penurunan yang sangat drastis, angka terakhir
menunjukan, pada triwulan I 2020 turun 3,7 persen year-to-date (ytd).
3. Dampak Inflasi
Kementerian Keuangan mencatat, bahwa Inflasi dalam negeri per Maret 2020 mencapai
2,96 persen year-on-year (yoy). Inflasi ini disumbangkan oleh harga emas perhiasan dan
beberapa komoditas pangan.
4. Menurunnya Jumlah Wisman
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) memberikan pengaruh besar terhadap
ekonomi dalam negeri, dan covid-19 telah memberikan pengaruhnya yang sangat massif,
tak tanggung-tanggung kunjungan wisatawan mancaneggara turun lebih dari 7 ribu
wisman per hari.Kunjungan wisman umumnya didominasi wisman dari China.
5. Penurunan Okupansi Hotel
Efek domino dari dibatalkan penerbanggan, berkurangnya wisman juga memberikan
pengaruh bagi dunia perhotelan.Kementerian Pariwisata bahkan mencatat akibat covid-
19, Indonesiia telah kehilangan kucuran devisa dari sector pariwisata terpangkas 50%
dibanding tahun lalu. Pun demikian dengan okupansi perhotelan di lebih dari 6 ribu hotel
jumlah penurunanya lebih dari 50 persen.
SOLUSI
1. kepemimpinan ekonomi (economic leadership) harus diarahkan pada kebijakan fiskal
yang efisien.

2. Mempercepat realisasi belanja Kementerian/Lembaga, terutama belanja bantuan sosial


(seperti Program Keluarga Harapan/PKH dan kesehatan), serta belanja non operasional

3. Mendorong pusat-pusat pariwisata melalui berbagai program pendukung, seperti


percepatan pembangunan lima destinasi pariwisata super prioritas (Danau Toba,
Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Mandalika)

4. Menyiapkan kebijakan fiskal dan non-fiskal untuk menstimulasi sektor pariwisata

5. Mendorong dan mempercepat belanja padat karya untuk kegiatan produktif yang
menyerap banyak tenaga kerja, seperti belanja infrastruktur di pusat dan daerah
6. Mengoptimalkan peran APBN sebagai instrumen yang fleksibel dalam merespon situasi
ekonomi (countercyclical) dengan tetap dalam batasan yang aman dan terkendali

7. Mempercepat penajaman program Kredit Usaha Rakyat (KUR), termasuk perluasan


sasaran.

2. Dampak Pandemi covid-19 Terhadap Sosial Budaya


Secara sosiologis, pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan sosial yang tidak
direncanakan.Pandemi Covid-19 telah menginfeksi seluruh aspek tatanan kehidupan masyarakat
yang selama ini telah diinternalisasi secara terlembaga melalui rutinitas yang terpola dan
berulang.masyarakat justru akan dihadapkan pada situasi perubahan yang tidak pernah
terbayangkan sebelumnya. Sejumlah tata nilai dan norma lama harus ditata ulang dan
direproduksi kembali untuk menghasilkan sistem sosial yang baru. Munculnya tata aturan yang
baru tersebut kemudian salah satunya ditandai dengan adanya himbauan dari pemerintah untuk
belajar, bekerja, dan beribadah di rumah sejak awal kemunculan virus ini di Indonesia.Begitu
pula dengan pola kebiasaan masyarakat yang guyub, senang berkumpul dan bersalaman, kini
dituntut untuk terbiasa melakukan pembatasan sosial.
Masalah lainnya adalah Adanya disfungsi Sosial terhadap korban covid 19. Permasalahan
yang timbul ketika masyarakat mulai mendiskriminasi para korban covid-19 mulai dari
menjauhi, tidak memperdulikan, mengacuhkan bahkan sampai diusir. Banyak kasus penolakan
terjadi dari masyarakat bagi jenazah korban covid-19 yang hendak dimakamkan di wilayah
tertentu.Kurangnya pemahaman masyarakat membuat rasa peduli, dan toleransi hilang begitu
saja. Kejadian yang paling menyedihkan adalah ketika para tim medis (perawat dan dokter) yang
menangani pasien covid-19 harus ikut diusir/ditolak oleh masyarakat.

SOLUSI
 Sampaikanlah informasi yang memang benar dari sumber yang terpercaya, sehingga
masyarakat tidak perlu merasakan panik dan takut berlebihan. Pemahaman masyarakat
akan bahaya virus Corona sangatlah kurang, sehingga menimbulkan gejolak dampak
sosial di masyarakat. Dengan mengikuti protokol kesehatan masyarakat yang dikeluarkan
oleh pemerintah, virus ini dapat kita cegah tanpa harus mengikis rasa kemanusian,
kepedulian dan toleransi yang menjadi budaya masyarakat Indonesia.

 Stop Diskiriminasi korban covid-19, baik itu pasien positif, PDP, ODP maupun tim
medis yang melakukan perawatan pasien covid. Kewaspdaaan bukan berarti harus
mengucilkan, menjauhi atau bahkan mengusir, tetapi mari bersama saling menguatkan,
saling peduli antar sesama, dan bekerjasama menghadapi virus corona ini.
3. Dampak Pandemi covid-19 Terhadap Politik
Wabah virus Covid-19 terjadi dibeberapa belahan dunia termasuk Indonesia yang
mengakibatkan munculnya dampak negatif terhadap sistem politik di indonesia. Dampak
negatif yang disebabkan oleh Covid-19 ini berpotensi terjadinya krisis politik yang dialami
oleh pemerintah terhadap kepercayaan publik dalam penanganan Covid-19 ini.
Dampak Covid-19 terhadap bidang politik juga sangat berpengaruh pada sistem politik di
Indonesia yang menimbulkan skorsing atau pemberhentian sementara, kegiatan legislatif,
isolasi, kematian dan penjadwalan ulang pada pemilihan karena dikhawatirkan dapat
menyebarkan virus.

SOLUSI
Memahami realitas politik bukan berarti kita sebagai warga negara cukup pasrah saja dalam
menghadapi krisis kesehatan ini.

Pertama, kita harus berhenti bersikap naif dengan mengandalkan elite politik dan negara
untuk menyelesaikan masalah kesehatan publik ini.Masyarakat harus membangun inisiatif
perlindungan kesehatan masyarakat secara mandiri dengan semangat gotong royong.

Jika elite politik tidak mau mengalokasikan penerimaan pajak yang dibayarkan warga untuk
membiayai hidup warga yang terdampak oleh upaya pencegahan penyebaran coronavirus ini,
kita harus bahu membahu membangun jaring pengaman sosial berbasis lokal.

Kedua, kita harus terus menekan para elite politik untuk mengambil tanggung jawab mereka
karena kepentingan mereka pun akan terdampak kalau pandemi ini semakin parah. Inisiatif
publik untuk turut menanggulangi COVID-19 ini tidak boleh membuat negara lepas
tangan.Masyarakat harus terus mendesak para elite politik menggunakan berbagai mekanisme
yang memungkinkan.Catat dan umumkan kebijakan-kebijakan buruk serta mereka yang
memutuskannya.Beri apresiasi kebijakan-kebijakan yang baik.

Ketiga, rakyat dan masyarakat sipil harus mengkonsolidasikan diri dengan kokoh supaya
kepentingan publik dapat lebih tercerminkan di dalam negara, saat pandemi dan setelah
pandemi ini berakhir nanti.

4. Dampak Pandemi covid-19 Terhadap Keamanan


Dampak dari Virus Corona membuat pemerintah melalui Kementerian Hukum dan Ham
mengeluarkan Permenkumham No. 10 tahun 2020 dan keputusan Menteri Hukum dan HAM
Nomor M.HH-19.PK.01.04.04 tahun 2020 tentang Pengeluaran dan Pembebasan Narapidana.
Total Napi yang telah dibebaskan melalui program asimilasi dan Integrasi adalah 38.822 jiwa
(sumber: Ditjen Permasyarakatan Kemenkumham, 20/4/2020) di seluruh Indonesia.
Kebijakan ini malah menimbulkan masalah baru yaitu eks-narapida yang sedang
menjalankan masa asimilasi tersebut kembali melakukan tindak kriminal ditengah-tengah
masyarakat. Per tanggal 21 april 2020 setidaknya ada 27 orang mantan narapidana yang kembali
melakukan kejahatan usai dibebaskan melalui program asimilasi dari Kemenkumham (sumber:
CNN indonesia 21/04/2020; Kabareskrim Polri).
Memang tidak bisa dipungkiri eks-narapidana yang dibebaskan pada masa pendemi covid-
19 ini kesulitan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga tentu saja
akan berdampak pada aspek sosial, ekonomi, serta keamanan masyarakat. Warga masyarakat
mulai mengkhawatirkan keamanan lingkungan dengan dibebaskannya 38 ribu lebih narapidana
ini.Stigma negative masyarakat terhadap eks narapidana yang baru saja keluar pun menjadi
masalah tersendiri bagi para mantan napi. Meningkatnya jumlah tindak kriminal sejak diterapkan
status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebesar 11,80 persen secara keseluruhan pada
hasil evaluasi minngu ke-15 dan ke-16 (sumber data: Mabes Polri, jakarta selatan). Walaupun
meningkatnya jumlah kriminalitas tidak semuanya berasal dari eks-narapidana, ini membuktikan
dampak dari pandemi covid-19 membuat warga masyarakat cendrung akan melakukan tindak
kriminal ketika tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan hidup mereka seperti melakukan tiindak
kekerasan, pencurian, pembegalan, penipuan, dan lain sebagainya.
SOLUSI
Selalu berpikiran positif dan membuka ruang bagi para eks-narapidana untuk kembali
bersosialisasi di masyarakat.Dan Tetap selalu waspada terhadap tindak kriminalitias yang
meningkat akibat pandemi ini.Hal terpenting yang perlu kita tingkatkan adalah rasa peduli,
berbagi dan toleransi antar sesama.Kita ketahui bahwa banyak warga masyarakat yang sangat
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup, alangkah baiknya kita mulai membangkitkan
semangat gotong royong untuk saling berbagi.

5. Dampak Pandemi covid-19 Terhadap Pendidikan


Ada dua dampak bagi keberlangsungan pendidikan yang disebabkan oleh pandemi Covid-
19.Pertama adalah dampak jangka pendek, yang dirasakan oleh banyak keluarga di Indonesia
baik di kotamaupun di desa. Di Indonesia banyak keluarga yang kurang familier melakukan
sekolah di rumah. Bersekolah di rumah bagi keluarga Indonesia adalah kejutan besar khususnya
bagi produktivitas orang tua yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah. Demikian
juga dengan problem psikologis anak-anak peserta didik yang terbiasa belajar bertatap muka
langsung dengan guru-guru mereka. Seluruh elemen pendidikan secara kehidupan sosial
“terpapar” sakit karena covid-19. Pelaksanaan pengajaran berlangsung dengan cara online.
Proses ini berjalan pada skala yang belum pernah terukur dan teruji sebab belum pernah terjadi
sebelumnya. Tak Pelak di desa-desa terpencil yang berpenduduk usia sekolah sangat padat
menjadi serba kebingungan, sebab infrastruktur informasi teknologi sangat terbatas. Penilaian
siswa bergerak online dan banyak trial and error dengan sistem yang tidak ada kepastian, malah
banyak penilaian yang banyak dibatalkan.
Kedua adalah dampak jangka panjang. Banyak kelompok masyarakat di Indonesia yang akan
terpapar dampak jangka panjang dari covid-19 ini. Dampak pendidikan dari sisi waktu jangka
panjang adalah aspek keadilan dan peningkatan ketidaksetaraan antar kelompok masyarakat dan
antar daerah di Indonesia.Dalam keadaan normal saja banyak ketimpangan yangterjadi
antardaerah. Kementerian Pendidikan di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim,
mendengungkan semangat peningkatan produktivitas bagi siswa untuk mengangkat peluang
kerja ketika menjadi lulusan sebuah sekolah.Namun dengan hadirnya wabah Covid-19 yang
sangat mendadak, maka dunia pendidikan Indonesia perlu mengikuti alur yang sekiranya dapat
menolong kondisi sekolah dalam keadaan darurat. Sekolah perlu memaksakan diri menggunakan
media daring. Namun penggunaan teknologi bukan tidak ada masalah, banyak varians masalah
yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran dengan metode daring diantaranya
adalah:
1. Keterbatasan Penguasaan Teknologi Informasi oleh Guru dan Siswa
2. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai
3. Akses Internet yang terbatas
4. Kurang siapnya penyediaan Anggaran

Solusi
Dalam penanganan dampak Covid-19 pada dunia pendidikan, seluruh steakholders harus bahu
membahu berbuat.Kondisi ini tidak boleh terlepas pandang dari kebijakan pemerintah dan
pelaksanaannya operasionalisasi di lapangan. Adapun hal-hal yang wajib dilakukan oleh semua
steakholders pendidikan adalah;
1. Pemerintah
Peran pemerintah sangat penting dan fundamental. Alokasi anggaran yangsudah
diputuskan oleh Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020 tentang refocussing kegiatan,
relokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan
Covid-19 harus segera dilaksanakan.
2. Orang Tua
Orang tua sebagai pendidik utama di rumah tangga harus menjalankan fungsinya.
Meskipun demikian tetap saja bantuan guru di sekolah perlu hadir door to door disemua
peserta didik. Membuka cakrawala dan tanggung jawab orang tua bahwa pendidikan
anaknya harus dikembalikan pada effort orang tua dalam mendidik mental, sikap dan
pengetahuan anak-anaknya.
3. Guru
Langkah pembelajaran daring harus seefektif mungkin. Guru bukan membebani murid
dalam tugas-tugas yang dihantarkan dalam belajar di rumah. Jika perlu guru hadir secara
gagasan dalam door to door peserta didik. Guru bukan hanya memposisikan sebagai
pentransfer ilmu, tetapi tetap saja mengutamakan ing ngarso sung tulada, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani.
4. Sekolah
Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus bersiaga memfasilitasi
perubahan apapun menyangkut pendidikan siswanya. Pendidikan tingkah laku harus
menjadi pijakan kuat ditengah perkembangan teknologi dan arus percepatan informasi.
Program-program pendidikan yang dilakukan sekolah harus benar-benar disampaikan
kepada murid, terlebih dengan media daring tetap saja pihak sekolah harus benar-benar
memperhatikan etika sebagai lembaga pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai