Anda di halaman 1dari 7

Masa depan Indonesia pada masa post-Covid 19

(Rizkil Watoni 3120180060)

Pendahuluan
Hampir 2 tahun sejak kemunculannya pada tanggal 31 Desember 2019 dunia di hadapkan
pada permsalahan menyebarnya sebuah virus corona jenis baru yang oleh organisasi Organisasi
Kesehatan Dunia (World Healt Organization/WHO) di sebut sebagai Covid-19. Hanya dalam kurun
waktu empat bulan, virus ini berhasil menjangkit lebih dari 1,4 juta manusia dengan korban jiwa
mencapai lebih dari 82 ribu jiwa (Crane, 2020)

Data kasus Covid-19 dan korban yang kini telah menyebar di seluruh dunia menunjukkan
bahwa Covid-19 telah menjadi masalah global dan menimbulkan dampak bagi aktivitas internasional,
seperti ekonomi dan berbagai aktivitas lainnya. Terlepas dari upaya setiap negara, terutama Negara-
negara yang teridentifikasi terjangkit Covid-19, untuk membatasi interaksi warganya dengan warga
Negara asing, masyarakat internasional tidak dapat membiarkan kasus ini terus terjadi. Selain itu, virus
ini juga memengaruhi banyak hal dalam kehidupan. Banyak negara yang menerapkan kebijakan social
distancing hingga lock down. Hal tersebut mengubah orientasi hubungan masyarakat dengan
pemerintah, dunia luar, bahkan satu sama lain.
Munculnya pandemi Virus Corona ini tidak bisa dimungkiri merupakan kejadian luar biasa
yang terjadi di dunia. Oleh sebab itu, selain berfokus untuk menyelesaikannya, kita juga harus bersiap
untuk mempersiapkan kehidupan setelah pandemi ini berakhir. Karena, akan ada banyak dampak yang
ditinggalkannya dan memengaruhi kehidupan kita ke depannya (Hartana, 2020).

Di Indonesia sendiri menurut gugus tugas penanganan covid nasional melalui website
resminya mencatat bahwa pada tanggal 29 Juni 2021 jumlah pasien yang terpapar oleh Covid-19
semakin meningkat dengan jumlah kasus Positif berjumlah 2.156.465 Jiwa, pasien Sembuh 1.869.606
Jiwa dan yang Meninggal mencapai 58.024 Jiwa. Hal ini tentu di akibatkan oleh beberapa fakto baik
dari masyarakat yang tepapar. Terlebih lagi dengan merebaknya covid varian Delta yang punya
karakteristik lebih menular(https://covid19.go.id/).

Pemerintah Indonesia dalam hal ini telah melakukan berbagai rupaya untuk mencegah
penyebaran virus tersebut dengan berbagai cara dan kebijakan yaitu diterapkannya kebijakan
Lockdown, PSBB, hingga New Normal saat ini atau yang lebih mudah kita sebut dengan adaptasi
kebiasaan baru.
Bagaiamana seharusnya yang di lakukan oleh Indonesia dalam menjalani kebiasaan baru di masa
depan pascapandemi..

Penerapan Kebiasaan Baru (New Normal)

Pada dasarnya penyebaran SARS-CoV-2 atau Covid-19 ini menurut para ahli ialah melalui
satu orang ke orang lain yang melakuan kontak langsung dengan jarak 1,8 m. orang yang telah di
nyatakan postif Covid-19 menularkan partikel-partikel virusnya melalu droplets (dahak) yang di
keluarkan lewat bersin atau batuk kemudian partikel-partkel virus tersebut dapat masuk kedalam tubuh
orang lain melalui mulut atau hidung . kemungkinan lain sesorang dapat tertular ialah melalui benda-
benda yang permkaannya telah menempel virus tersebut. Namun hal ini menurut Center for Disease
Control and Prevention (CDC) jarang terjadi (Compas.com, 2020).

Terlepas dari berbagai informasi terkait penyebaran Covid-19 di atas bahwa virus ini juga
menyebar melalui apa yang di sebut dengan Community Spread. Community Spread atau penyebaran
komunitas Ialah penyebaran penyakit menular dari satu individu ke individu lainnya pada suatu lokasi
geografis melalui seseorang yang tidak dinyatakan positif Covid-19 namun orang tersebut pernah atau
memiliki riwayat perjalanan dari wilayah lain yang dinyatakan sebagai Zona merah Covid-19.
Sehingga penyebaran semacam sulit untuk memprediksi berapa orang yang telah terinfeksi (Crane,
2020).

Untuk mengurangi penularan virus tanpa mengesampingkan kepentingan ekonomi


masyarakat maka perlu di terapkan adaptasi kebiasaan baru di masa depan.Dalam menerapkan adaptasi
kebiasaan baru ini setiap warga atau masyarakat diwajibkan untuk menerapkan dan mematuhi protokol
kesehatan. Protokol kesehatan ini antara lain seperti wajib menggunakan masker, cuci tangan dengan
sabun dan menjaga jarak minimal 2 meter saat harus berinteraksi dengan orang lain.

Untuk melaksakan adaptasi kebiasaan baru dalam penanganan Covid-19 ini tentu saja tidak
mudah, di perlukan menejemen, sistem serta kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Semua itu tentu
akan berjalan dengan baik jika semua pihak saling percaya. karena Sampai kasus positif Covid-19 di
Indonesia yang saat ini telah menembus angka 2 juta jiwa lebih telah banyak menimbulkan korban
jiwa, masih ada sebagian masyarakat percaya dengan kabar hoax maupun teori konspirasi elit global.
Tidak sedikit pula yang menganggap bahwa Covid-19 hanyalah akal-akalan pemerintah atau segelintir
orang untuk mendaptkan keuntungan.

Melihat kondisi diatas maka perlu adanya evaluasi bagaiamana penaganagan Covid-19 yang
sudah di lakukan pemerintah sejauh ini guna mewujudkan kehidupan masyarakat pada masa
mendatang. Karena seperti yang kita tahu bahwa tentu saja Covid-19 kemungkinan tidak akan pernah
hilang namun jika semua pihak bekerja sama dengan baik dan benar-benar seriyus dalam menangani
masalah yang kini di hadapi maka cita-cita dalam menghadapi era New Normal akan sukses.

Berikut beberapa beberapa gambaran yang akan di hadapi oleh Indonesia pada era post
Covid-19 jika semua stakeholder baik pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta bias
bekerjasama dengan baik dalam penanganan Covid-19 saat ini.

a. Pemerintah
Saat ini pemerintah memiliki peran pemerintah dalam penanganan Covid-19 tentu
sangat di perlukan terlebih dalam mengeluarkan kebijakan baik itu peraturan, bantuan sosial
pada masyarakat hingga program vaksinasi yang saat ini telah berjalan sebagai upaya
meningkatkan ketahanan tubuh masyarakat dalam menghadapi seranhgan virus.
Namun melonjaknya kasus Covid-19 saat ini dimana yang sebelumnya sempat
mengalami penurunan pada pertengahan bulan mei lalu tidak terlepas dari semakin
berkurangnya kesadaran dari berbagai pihak termasuk pemerintah. Maka perlu adanya
peningkatan kesadaran bekerja dengan terstruktur dan meningkatkan sinergi dengan para
penegak hukum dan para ahli.
Jika saja pemerintah dalam penyampaian narasi terkait kondisi pandemi saat ini di
barengi dengan kebijakan-kebijakan yang adil dan tidak menimbulkan perdebatan di kalangan
masyarakat. Tentu saja kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan semakin
meningkat dan semua Cita-cita dalam mengahadapi kebiasaan baru akan di terapkan dengan
baik.
Inkonsistensi kebijakan pemerintah selama masa pandemi ini beberapa kali
menimbulkan banyak kritikan dari berbagai kalangan baik itu masyarakat, kalangan
akademisi maupun para ahli. Diantara kebijakan pemerintah yang sempat menjadi kontroversi
ketika beberapa kementrian dan pejabat mengeluarkan kebijakan kerap saling bertolak
belakang dengan situasi yang di hadapi saat ini, sebut saja ada kementrian yang
mensosialisasikan penerapan pembatasan sosial dan protokol kesehatan namun kementrian
lain mendorong mobilitas, atau suatu pejabat yang meminta agar di rumah saja namun
terdapat pula pejabat lain yang meminta agar masyarakat berwisata. Hal-hal sperti ini tentu
membuat masyarakat menjadi bingung dalam menyikapi permasalahan yang ada saat ini.
sehingga tidak sedikit masyarakat yang termakan oleh berita-berita hoax dan teori konspirasi
yang semakin memperparah keadaan.
Melihat phenomena-penomena yang terjadi pemerintah harus berbenah dengan cara
mengevaluasi kembali kinerjanya dalam menangani bencana Covid yang saat ini masih
melanda Indonesia selain itu di harapkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan
meningkat dan semua yang menjado Cita-cita Bersama dimasa depan akan terwujud.
b. Masyarakat
Selain peran pemerintah, peran dari Masyarakat tentu akan menjadi salah
satu kunci keberhasilan Indonesia dalam menghadapi masa pandemic saat ini
maupun masa yang akan datang.
Penomena yang terjadi saat ini di Indonesia khususnya terkait virus Covid-
19 yang tengah di hadapi banyak kita temukan masyarakat yang enggan belajar dan
mendengar pendapat para ahli wabah dan kesehatan masyarakat. Karena jika kita
melihat secara lebih luas sikap masyarakat saat ini tentu tidak terlepas dari minimnya
pengetahuan serta kepercayaan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan dan
kebijakan yang di ambil oleh pemerintah.
Perlu adanya peran masyarakat yang lebih luas dalam mengahadpi situasi
seprti ini agar virus tidak semakin meluas dan sebagai persiapan mengahadapi
adaptasi kebiasaan baru yang kita Cita-citakan. Para tokoh masyarakat harusnya
bekerjasama dengan pemerinth dan para ahli segera turun tangan dalam memberikan
arahan terkait situasi yang kita hadapi saat ini.
Seharusnya masyarakat selama masa pandemic seperti ini mengambil sisi
positif dari pandemi yang kita hadapi dengan cara mamanfaatkan waktu di rumah
saja untuk melakukan hal-hal positif seperti mengikuti seminar dan dialog-dialog
melalui media online guna menambah ilmu pengetahuan. Buakan tidak mungkin
suatu saat banyak kegiatan-kegiatan yang dahulunya dapat di laksanakan secara
langsung akan di alhkan secara online di masa depan.
c. Pelaku usaha
Dalam situasi saat ini para pelaku usaha tentunya di hadapi oleh tantangan
baru dalam menjalankan usaha yang sedang di rintis. Banyak pelaku usaha yang
melakukan inovasi-inovasi dalam mempromosikan produknya melalui media online
maupun secara langsung namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dimasa depan saat memasuki tatanan kehidupan baru para pelaku usaha di
tuntut untuk bias bertahan menghadapi situasi yang ada. Maka tidak sedikit kita
temukan banyaknya media online yang saat ini di jadikan sebagai ajang promosi atau
sebagai lapak berjualan. Para pelaku usaha yang mampu beradaptasi dengan situasi
tentu tidak akan mengalami kebangkrutan bahkan akan menambah penghasilan.
begitu juga sebaliknya, para pelaku usaha yang tidak bias memanfaatkan situasi dan
beradaptasi dengan kebiasaan baru tidak sedikit terpaksa akan gulung tikar tanpa
adanya inovasi.

Kesimpulan

Dapat di simpulkan bahwa Covid-19 merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya
bagi kesehatan dan telah menimbulkan banyak korban jiwa di seluruh Dunia. Virus ini juga dapat
menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lain melalui berbagai media maka masyarakat di
anjurkan untuk melakukan pembatasan sosial dalam upaya mengurangi penyebaran Virus

Lokasi dan pola ruang yang terdapat pada suatu wilayah memiliki peran dalam proses
penyebaran virus. Dimana dalam kedudukan kota besar yang menjadi tumpuan bagi kota-kota kecil di
sekitarnya yang telah lebih dulu dinyatakan sebagai zona merah Covid-19 dan pola ruang yang
menampung berbagai kegiatan di dalamnya seperti kegiatan Ekonomi, Politik , Sosial dan Budaya.
sehingga hal ini dapat menyebabkan virus sangat mudah menyebar ke barbagai lokasi di seluruh dunia.
(Irawan et al., 2020)

Perlu adanya tindakan kerjasama antar individu, pemerintah, swasta maupun masyarakat
dalam penangan Covid- 19 agar tidak menyebar lebih jauh. Hal yang dapat di lakukan seperti
Masyarakat dengan menjaga jarak, perusahaan dengan memproduksi alat pelindung diri (APD) untuk
menjaga stabilitas produksi. Dan pemerintah menyediakan anggaran dalam hal penanggulangan Covid-
19.(KAJIAN, 2020)

Eksistensi virus covid19 memang Qadarullah sehingga tatanan menjadi semakin buruk atau
tidak normal, sebagai umat islam tetap berhusnudzon kepada Allah, tapi pada dasarnya tidak jauh dari
perbuatan manusia atau yang percaya adanya konspirasi dari sisi manapun juga tidak ada salahnya,
para pakar maupun ustadz juga ada banyak yang berbeda-beda pendapat soal covid ini wabah atau
bukan, pandemi atau plandemi tidak hanya memiliki frekuensi pendapat, mereka juga punya dalil dan
bukti sainsnya, hanya saja tidak banyak juga orang yg memperhatikan dari sisi lainnya.
Daftar Pustaka

Br, T. (2020). PENANGANAN BENCANA COVID-19 KEMENTERIAN KEUANGAN. Journal of


Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Chumg, A. (2019). TENTANG NOVEL CORONAVIRUS (NCOV). TENTANG NOVEL
CORONAVIRUS (NCOV) 1., 1–13. https://doi.org/.1037//0033-2909.I26.1.78
Irawan, D. E., Pangarso, A., Ridlo, I. A., & Fuad, A. (2020). Telaah bibliometrik pola
penyebaran pengetahuan tentang COVID-19 di dunia. 1–15.
https://doi.org/https://doi.org/10.6084/m9.figshare.12084339.v3
KAJIAN, B. H. I. (2020). Penyebaran covid-19 dan respons internasional. KAJIAN SINGKAT
TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS, XII, 5.
Mona, N. (2020). KONSEP ISOLASI DALAM JARINGAN SOSIAL UNTUK MEMINIMALISASI EFEK
CONTAGIOUS ( KASUS PENYEBARAN VIRUS CORONA DI INDONESIA ) Jurnal Sosial
Humaniora Terapan. Sosial Humaniora, 2(2), 117–125.
https://gensindo.sindonews.com/berita/2430/1/kata-para-ahli-tentang-dunia-pasca-
pandemi-corona

http://covid19.gamabox.id/analysis#
https://www.weforum.org/agenda/2020/03/a-visual-history-of-pandemics?
fbclid=IwAR1TmaA4D_CpeaumqMQ-kOIvyoetWICN6OGnDl3n09zabeXSHVckRIGo24U
http://www.sekilasindonesia.id/2020/04/04/masa-depan-kota-pasca-wabah-covid-19/?
fbclid=IwAR0vEYdNwEoSDnZjicFh47o0LcooYoYJVlNf-qXpiD7jv4TTfBHNBETZSDY
https://www.nytimes.com/2020/03/23/world/europe/coronavirus-economic-relief-
wages.html?smid=tw-
nytimes&smtyp=cur&fbclid=IwAR1YBMj0bclxsAFO2iOrGH8gKwuFdcOZA1a4eP4EJTbI
kI0ibq_LBQGT_9M
https://bumntrack.co.id/mengambil-pelajaran-dampak-covid-19-reformulasi-kebijakan-
bisnis-dan-industri/?
fbclid=IwAR0r6qE_aLsLSZTUwyW6fJ4fS8NOUWBcGOrXhTK9jpdTvnTg9hY_EaM3_H
Q
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/23/104315723/who-strategi-lockdown-saja-tak-
mampu-perangi-virus-corona?fbclid=IwAR26VwvrlkRxJCJF4rbgSI-
RMbF0Jk9lX23CZQwP0Wu_d0BCgTOD4kgcUuM
https://www.bbc.com/future/article/20200317-covid-19-how-long-does-the-coronavirus-
last-on-surfaces?
fbclid=IwAR22YlqZ7kURlUWUhW7NLmAzPjrf0vlxpMjCHix3AECRtn0KwKp7kwK0HK4

Anda mungkin juga menyukai