Anda di halaman 1dari 7

POLA ADAPTASI MASYARAKAT PADA KAWASAN RAWAN

BENCANA GEMPA BUMI DI DESA DANGIANG KECAMATAN


KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA

Di susun oleh :

Rizkil Watoni (31201800060)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang rentan di landa gempa bumi hal ini di karenakan
indonesia berada di daerah Cincin Api Pasifik atau Circum-Pacific belt. Cincin api fasifik
merupakan zona sesar atau rekahan yang memanjang di sekitaran 40 ribu kilometer mulai
dari Chile, Jepang, dan kemudian berhenti di Asia Tenggara. Sekitar 90 persen semua gempa
bumi di dunia dan 80 persen gempa bumi terbesar di dunia terjadi di sepanjang daerah
Cincin Api Pasifik ini. Penyebab Indonesia rawan gempa dan banyak memiliki gunung api
tidak hanya dari Cincin Api Pasifik. Masih ada Sabuk Alpide yang merupakan jalur gempa
paling aktif nomor dua di dunia, yang turut menyumbang faktor rentan gempa bumi di
Indonesia. Selain itu, ada juga tumbukan tiga lempeng benua, yaitu lempeng Indo-Australia
dari selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari Timur yang menambah keramaian struktur
geologi di wilayah negeri ini(Ardi, 2018).
Pulau Bali-Lombok dan Sumbawa secara tektonik berada pada Zona subduksi lempeng
Indo-Australia di bagian selatan dan Zona patahan naik Flores yang ada di bagian utara,
dimana merupakan struktur geologi aktif berarah relative dari Barat-Timur. Selain Zona
patahan tersebut, selat- selat diantara pulau tersebut juga dipisahkan oleh adanya
patahanpatahan mendatar

Salah satu gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan parah yaitu Gempa bumi
berkekuatan 7 Skala Richter (SR) melanda Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB)
pada Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB yang banyak menimbulkan kerugian. Hingga 31
Agustus 2018, BNPB mencatat 560 jiwa penduduk meninggal dunia, 396.032 jiwa
penduduk mengungsi dan 83.392 rumah rusak(Jakandar, 2018). Dalam peta kawasan rawan
bencana (KRB) gempa bumi NTB, Lombok Utara dan Lombok Timur berada di KRB
gempa bumi menengah. Kelompok rawan bencana gempa bumi menengah memiliki potensi
intensitas guncangan skala VII-VIII MMI. Guncangan gempa dengan skala VII sampai VIII
MMI bisa mengakibatkan kerusakan pada bangunan (Kasbani, 2018).

1.2 Rumusan Masalah


Melihat Lombok Utara merupakan kawasan rawan bencana gempa bumi dan data
kerugian yang di timbulkan akibat bencana gempa bumi pada tahun 2018 silam. Maka perlu
di perhatiakan bagaimana mitigasi bencana yang terdapat di Lombok utara termasuk bentuk
adaptasi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan gempa bumi. Adapun rumusan masalah
dari penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagaimana pemahaman masyarakat Desa Dangiang terkait bencana Gempa Bumi ?
b. Bagaimana bentuk adaptasi Masyarakat Desa Dangiang yang tinggal pada kawasan
rawan bencana Gempa Bumi.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengetahui bentuk adaptasi masyarakat yang tinggal pada kawasan
rawan bencana gempa bumi di Lombok utara
2. Untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan yang terjadi pascabenca gempa bumi
Lombok utara
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Untuk memberi informasi kepada stakeholder dalam penggunaan lahan pada kawasan
rawan bencana gempa bumi di kabupaten Lombok uatara
2. Sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan mitigasi bencana pada kawasan
rawan bencana gempa bumi Lombok utara.
3. Guna memeberikan pemahaman dan pengetahuan terhadap masyarakat Lombok utara
dalam meningkatkan adaptasi diri saat bencana terjadi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


1.5.1 Ruang Lingkup Subtansi
Ruang lingkup substansi membatasi pada materi yang akan difokuskan pada pembahasan
tentang kajian bentuk adaptasi masyarakat pa. Adapun batasan materi dalam penelitian
ini yaitu membahas pola cakupan pelayanan Puskesmas dengan melihat kondisi
penduduk, luas jangkauan pelayanan, serta kondisi fisik dari wilayah. Selanjutnya untuk
aksesibilitas untuk menuju lokasi Puskesmas melihat dari waktu tempuh dan kondisi
jalan yang dapat diakses masyarakat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Adaptasi masyarakat


Konsep adaptasi manusia sering digunakan dalam penelitian-penelitian ekologi maupun
antropologi untuk melukiskan hubungan timbal balik antara manusia dengan ekosistem
dalam proses evolusi sosio-budaya (Ritohardoyo, 2005).

Menurut (Rapaport, 1971 dalam Ritohardoyo, 2005)Adaptasi di artikan sebagai suatu


proses dari makhluk hidup atau kelompok makhluk hidup dalam mengubah keadaan-
keadaan, struktur, atau susunan- susunan mereka secara responsif, memelihara
keseimbangan (homeostatis) di dalam dan di antara mereka sendiri pada fluktuasi
lingkungan jangka pendek dan perubahan susunan atau struktur lingkungan mereka dalam
jangka panjang.

2.2 Bencana Gempa Bumi


Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi
energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempenglempeng
tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bum (BMKG).
Gempa bumi adalah suatu gerakan tiba-tiba atau suatu rentetan gerakan tiba-tiba dari
tanah yang bersifat transient (sambung menyambung) yang berasal dari suatu daerah
terbatas dan menyebar dari titik tersebut ke segala arah. Gempa bumi terjadi akibat
pelepasan energi yang terakumulasi (Riadi, 2013).

BAB III
METODOLOGI

3.1. Metode Pendekatan Penelitian.


Dalam penelitian ini yang berjudul “Analisis bentuk adaptasi masyarakat pada kawasan
rawan bencana gempa bumi lombok utara” ini, menggunakan Metode kualitatifdeskriptif.
Dimana metode ini.merupakan sebuah metode penelitian yang menggunakan data kualitatif dan
dijelaskan secaara deskriptif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif sering digunakan untuk
menganalisis kejadian, fenomena, atau keadaan secara sosial.
Djam’an Satori (2011) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena
peneliti ingin mengeksplor kejadian-kejadian yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat
deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang
suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambargambar, gaya-gaya, tata
cara suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya.Penelitian kualitatif deskriptif
menyajikan dan menceritakan data yang terkait dengan peristiwa yang terjadi , sikap serta
pendapat yang terjadi di tengah masyarakat, hubungan antarvariabel, pengaruh terhadap suatu
kondisi , perbedaan antar fakta dan lain-lain.

3.2. Metode Pelaksanaan Studi.

Dalam sub bab metode pelaksanaan studi terbentuk menjadi beberapa jenis tahapan
proses penelitian, pertama tahapan persiapan, tahap pengumpulan data dan yang terakhir adalah
tahapan analisis. Dari ketiga tahapan tersebut diperoleh hasil data-data yang akan dikaji kedalam
maksud penelitian sehingga memperoleh hasil akhir (output) yang di inginkan.
3.2.1. Tahap Persiapan.
Pada tahap persiapan awal dimana tahapan ini untuk mengetahui kebutuhan data yang
akan digunakan ke langkah penelitian selanjutnya. Tahap persiapan bertujuan untuk membantu
merumuskan permasalahan, sebelum memasuki tahap selanjutnya. Proses yang dilakukan
meliputi, mengidentifikasi masalah yang ada, menentukan tujuan dan sasaran penelitian,
menentukan lokasi penelitian, mengkaji kajian teori (literature), yang nantinya akan membantu
dalam proses pembentukan awal penelitian.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data.


Metode pengumpulan data sebenarnya adalah tahap dimana seorang peneliti mengungkap
berbagai fenomena secara nyata, serta mengungkap kondisi dan infromasi sebuah lokasi
(observasi) yang dijadikan lingkup penelitian. Tahap pengumpulan data dilaksanakan melalui
metode pendekatan Kualitatifdeskriptif. Dimana data yang akan di peroleh sebelum penelitian
yang bersumber dari literature jurnal-jurnal sebelumnya yang membahas tema yang sama atau
data yang bersumber dari instansi-instansi terkait. Kemudian pada tahap penelitian, peneliti akan
menggunakan metode survey lapangan dan wawancara serta dokumentasi. Sehingga akan di
dapat dua jenis data yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui proses pengamatan langsung di
lapangan. Teknik yang digunakan yaitu observasi dan wawancara ke masyarakat
maupaun ke pihak instansi pemerintah.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berasal dari pihak instansi/dinas berupa
dokumen, nantinya data tersebut akan dipertimbangan sebagai alat analisis dalam
menghasilkan data. Dalam pengumpulan data sekunder diperoleh dari beberapa
instansi/dinas terkait dan di harapkan data tersebut dapat memberi dukungan dalam
proses penyusunan penelitian ini.

3.2.3. Tahap Analisis Data.


Pada tahapan analisis data menjelaskan perihal proses dasar analisis yang nantinya akan
digunakan dalam pembentukan laporan penelitian. Dalam pendekatan penelitian ini
menggunakan metode analisis deskriptif kualiitatif, Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
memberikan arahan untuk melihat gelaja, fakta atau kejadian yang ada secara akurat dan tersusun
secara sistematis (Hardani, 2020). Metode deskriptif sendiri memiliki sebuah tujuan yang
nantinya dapat di analisis dan menjadi sebuah sumber data yang valid, (Fraenkel dan Wallen
dalam Hardani, 2020).

Daftar Pustaka

Ardi, W. H. (2018). ANALISIS PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA


PERCEPATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCA BENCANA GEMPA
BUMI PADA TAHUN 2018. Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
1.
Jakandar, L. I. E. (2018). Dampak Gempa Bumi Lombok Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Jurnal
Sosial, Politik, Kajian Islam Dan Tafsir, 1, 210–227.

Anda mungkin juga menyukai