Dosen Pengampu:
Oleh:
Yehezkiel Christopher
200910302054
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Selain itu, dalam infografis juga diperlihatkan bahwa pada tahun 2021 provinsi Jawa
Timur berada di posisi ke 3 sebagai provinsi yang banyak terjadi bencana alam. Adapun salah
satu bencana yang paling menjadi perhatian publik ialah erupsi Gunung Semeru yang dampak
paling besarnya terjadi di Kabupaten Lumajang yang menyebabkan korban meninggal dunia
sebanyak 51 jiwa. Sementara itu, jumlah warga yang mengungsi sebanyak 10.395 jiwa, dan
tersebar di 410 titik (Yanuarto, 2021).
iii
luas daerah sekitar 1.690 Ha (Jadesta Kemenparekraf). Meskipun memiliki jarak yang cukup
dekat dengan Gunung Semeru akan tetapi Desa Sumbermujur menjadi salah satu daerah yang
terdampak tidak terlalu parah saat terjadi erupsi Gunung Semeru, bahkan menjadi salah satu
titik posko pengungsian bagi korban yang daerahnya terdampak erupsi cukup parah. Akan
tetapi, berdasarkan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB), Desa Sumbermujur berada di
daerah KRB I yang menjadikan Desa Sumbermujur ini berpotensi terlanda aliran lahar serta
abu vulkanik dan memiliki kemungkinan terlanda perluasan awan panas dan aliran lava (Peta
Kawasan Rawan Bencana Gunung Semeru, Google.com, diakses pada 5 April 2022)
Bencana alam memang sering kali tidak dapat dihindari karena peristiwa tersebut terjadi
di luar kendali manusia, akan tetapi dampak yang ditimbulkan dari kejadian bencana
sebenarnya bisa dikurangi yakni melalui pengelolaan risiko bencana. Adapun siklus dari
pengelolaan bencana ini terdiri dari empat tahap yaitu tahap kesiapsiagaan, tahap pencegahan
atau mitigasi, tahap tanggap darurat, dan tahap rehabilitasi serta rekonstruksi pasca bencana.
Selain itu, upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari
bencana ialah melalui program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana) yang bertujuan
untuk melatih suatu desa/kelurahan agar mampu secara mandiri untuk beradaptasi dalam
menghadapi ancaman bencana, dan juga untuk memulihkan diri dengan segera dari segala
dampak bencana (Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012).
iv
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
v
nantinya teori ini bisa mengetahui struktur-struktur yang ada pada Desa Tangguh Bencana
dan dapat membantu dalam menyelesaikan penelitian di desa Sumbermujur Kecamatan
Candipuro Kabupaten Lumajang.
vi
BAB 3
METODE PENELITIAN
vii
informan dalam penelitian ini menggunakan 3 jenis informan yang akan menjadi sumber
informasi peneliti. Yang pertama adalah informan kunci, informan kunci dalam penelitian ini
merujuk pada pemerintah desa setempat yakni Bapak Eko Supriyanto selaku Sekertaris Desa
Sumbermujur, kemudian informan utama yakni Bapak Agus Wijaya Humas Desa Tangguh
Bencana Desa Sumbermujur, dan terakhir informan pendukung yaitu Bapak Wawan selaku
Staff Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
a. Wawancara
Dalam Sugiyono (2015:72) Esterberg mengatakan bahwa wawancara merupakan kegiatan
bertemunya dua orang atau lebih yang kemudian terjadinya interaksi berupa tanya jawab
demi terjadinya pertukaran informasi maupun suatu gagasan yang kemudian dapat ditarik
menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam topik tertentu. Adapun teknik wawancara yang
peneliti gunakan ialah teknik wawancara semi terstruktur yang akan dilakukan baik kepada
perangkat desa, relawan, BPBD, dan masyarakat Desa Sumbermujur. Menurut Esterberg
dalam Sugiyono (2015:73) teknik ini di lakukan dengan tujuan agar menemukan suatu
masalah dengan cara lebih terbuka, yakni selain melalui pertanyaan-pertanyaan yang
terstruktur juga melalui informan diperbolehkan bahkan diminta untuk mengemukakan apa
yang menjadi pendapat serta gagasannya
b. Observasi
Menurut Supriyati (2011:46) dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan cara agar
seorang peneliti dapat mengumpulkan data penelitian dengan memiliki sifat dasar natural.
Adapun peneliti sebagai pelaku berpartisipasi secara wajar dalam berinteraksi. Sedangkan
menurut Sugiyono (2009:144) observasi merupakan teknik dalam mengumpulkan data yang
memiliki ciri atau sifat mendetail jika dibandingkan dengan teknik pengumpulan data
lainnya. Selain itu observasi tidak hanya terbatas pada individu atau orang, melainkan juga
obyek-obyek alam lainnya.
viii
Berdasarkan Sugiyono (2015:82) dapat disimpulkan bahwa dokumentasi adalah teknik
pengumpulan data penelitian dengan cara melihat catatan peristiwa pada waktu yang lalu,
catatan ini dapat berupa tulisan, gambar, maupun karya-karya monumental. Adapun pada
penelitian ini peneliti menggunakan data dari Statuta Forum Pengurangan Resiko Bencana
“Sabuk Semeru“ Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang. Selain itu,
peneliti juga menggunakan data dari penelitian terdahulu baik mengenai Desa Sumbermujur,
maupun mengenai desa tangguh bencana.
ix
DAFTAR PUSTAKA
BNPB. (n.d.). Tentang Desa Tangguh Bencana. Retrieved from Siaga BNPB:
https://siaga.bnpb.go.id/destana/tentang
Idhom, A. M. (2021, Maret 10). Contoh Sistematika Laporan Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif. Retrieved from Tirto.id: https://tirto.id/contoh-sistematika-laporan-
penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif-ga39
Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Najib, A. &. (2021). Analisis Pelaksanaan Program Desa Tangguh Bencana di Desa Buluh
Cina, Siak Hulu, Kampar, Riau. Jurnal Ilmiah Muqaddimah: Jurnal Ilmu Sosial,
Politik dan Hummanioramaniora, 5(1), 14-23.
Ramadhan, A. (2022, 01 14). Hunian Sementara dan Hunian Tetap Warga Terdampak
Erupsi Semeru Dibangun di Lokasi yang Sama. Retrieved from Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2022/01/14/14333771/hunian-sementara-dan-
hunian-tetap-warga-terdampak-erupsi-semeru-dibangun-di
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta
Yanuarto, T. (2021, December 23). Korban Meninggal Pasca Erupsi Semeru Bertambah
Menjadi 51 Jiwa. Retrieved from Badan Nasional Penanggulangan Bencana:
x
https://bnpb.go.id/berita/korban-meninggal-paska-erupsi-semeru-bertambah-menjadi-
51-jiwa#:~:text=Berdasarkan%20data%20 Pos%20 Komando%20
xi