Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KEGIATAN SIMULASI PENANGANAN KEGAWATDARURATAN

DENGAN BENCANA KAPAL LAUT PERAIRAN PANTAI SERUNI KABUPATEN


BANTAENG

Mata Kuliah : Keperawatan Bencana


Dosen Pembimbing : Ns.Risky Pratiwi S.kep,M.kep.

Di Susun Oleh :
Kelompok Korban Triase Hitam
1. Widya Anugrah W 2101054
2. St Misrawati 1901040
3. Yulia Ningsi Mogempo 1901048
4. Zahira Mufida 1901050
5. Hasrah Larasati HS 1901051

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR
2023
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN SIMULASI PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN DENGAN BENCANA KAPAL LAUT PERAIRAN
PANTAI SERUNI KABUPATEN BANTAENG

Mata Kuliah : Keperawatan Bencana


Dosen Pembimbing : Ns.Risky Pratiwi S.kep,M.kep.

Makassar , / / 2023

MENYETUJUI

DOSEN PEMBIMBING

(…………………………………..)

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh
faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan
bencana sosial. (Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 2012).
Bencana dapat terjadi dimana saja dan kapan saja di seluruh penjuru dunia.
Bencana dapat berdampak kepada individu, keluarga dan komunitas. Bencana adalah
gangguan serius yang mengganggu fungsi komunitas atau penduduk yang
menyebabkan manusia mengalami kerugian, baik kerugian materi, ekonomi atau
kehilangan penghidupan yang mana berpengaruh terhadap kemampuan koping manusia
itu sendiri (International Strategy for Disaster Reduction [ISDR], 2009).
Besarnya angka kejadian dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana sehingga
membutuhkan upaya penanggulangan. Penanggulangan bencana adalah upaya
sistematis dan terpadu untuk mengelola bencana dan mengurangi dampak bencana,
diantaranya penetapan kebijakan dalam bencana, pengelolaan resiko berupa usaha
pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat serta upaya pemulihan berupa
rehabilitasi dan rekontruksi. Penanggulangan bencana oleh perawat pada tahap tanggap
darurat meliputi pengkajian secara cepat dan tepat terhadap korban bencana serta
pemberian bantuan hidup dasar (Loke, 2014; Veenema, 2016).
Untuk memaksimalkan upaya penanggulangan bencana di bidang kesehatan,
pelayanan kesehatan harus mempersiapkan tenaga kesehatan yang profesional. Tenaga
kesehatan dalam sebuah rumah sakit yang paling banyak adalah perawat. Perawat
sebagai tenaga kesehatan memiliki peran sebagai responden pertama dalam menangani
korban bencana di rumah sakit. Semua perawat mempunyai tanggung jawab dalam
perencanaan dan keterlibatan dalam menangani korban. Perawat harus mengetahui apa
yang akan mereka lakukan baik ketika mereka sedang bekerja atau tidak bekerja
sewaktu bencana terjadi. Perawat harus mengetahui bagaimana memobilisasi bantuan,
mengevakuasi pasien-pasien dan mencegah penyebaran bencana. Perawat juga harus
mengenal diri mereka sendiri dan perencanaan- perencanaan rumah sakit dalam
mengatasi bencana (Rokkas, 2014).
Peran perawat dalam manajemen bencana yaitu pada saat fase pra, saat dan
pasca bencana. Salah satu peran perawat dalam fase pra bencana adalah perawat terlibat
dalam promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi
bencana. Perawat memiliki peran kunci dalam kesiapsiagaan masyarakat terhadap
bencana. Perawat sebagai profesi tunggal terbesar dalam layanan kesehatan harus
memahami siklus bencana, tanpa integrasi keperawatan dalam setiap tahap bencana
masyarakat akan kehilangan bagian penting dalam pencegahan bencana karena
perawatan merupakan respon terdepan dalam penanganan bencana (Efendi &
Makhfudli, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan simulasi penanganan bencana lokal maupun
nasional diseluruh wilayah Indonesia
2. Tujuan khusus
a) Mahasiswa melakukan persiapan penanganan kecelakaan kapal tenggelam
akibat mesin meledak sebelum, saat dan setelah.
b) Mahasiswa melakukan pencarian, pertolongan dan penyelamatan korban.
c) Mahasiswa melakukan evakuasi korban.
d) Mahasiswa melakukan triase korban bencana.
e) Mahasiswa memberikan pertolongan pertama dan resusitasi korban.
f) Mahasiswa melakukan bantuan medic.
g) Mahasiswa melakukan rujukan.
h) Mahasiswa melakukan DVI (ante morten vs post morten).
i) Mahasiswa memberikan intervensi psikosial pada korban dan keluarga
korban.
j) Mahasiswa melakukan kerjasama antardisiplin dalam penaganan bencana.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan diberikannya edukasi dan simulasi
bencana adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk menjadi relawan
sehingga akan meningkatkan kesiapsiagaan mahasiswa khusunya keperawatan untuk
menjadi relawan bencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik faktor
alam dan atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta dan dampak psikologis.
Beragam bencana pernah terjadi di Indonesia, berikut jenis-jenis bencana di
Indonesia dapat disimpulkan secara implisit melalui UU No. 24 Tahun 2007, yaitu:
1) Bencana alam adalah bencana yang disebabkan oleh peristiwa atauserangkaian
peristiwa alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
2) Bencana non alam adalah bencana yang disebabkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam antara lain berupa kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi,
epidemik dan wabah penyakit.
3) Bencana sosial adalah bencana yang disebabkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa oleh perbuatan manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat dan teror (BNPB, 2010)
B. Prinsip-prinsip penanggulangan bencana
Di dalam UU No. 24/2007, Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana
No. 04/2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana
menyebutkan bahwa penanggulangan bencana terjadi dari beberapa fase-fase
pencegahan dan mitigasi, fase kesiapsiagaan, fase tanggap darurat dan fase pemulihan.
Persiapan dan perencanaan secara terstruktur dalam penanggulangan bencana
berdasarkan siklus bencana, hal ini bertujuan agar setiap kegiatan dan tahapan dapat
berjalan dengan terarah. Sehingga diperlukan sebuah rencana yang spesifik pada setiap
tahapan penyelenggaraan bencana (UNDP-Disaster Risk Reduction in Aceh, 2013).
Siklus bencana dapat diuraikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan penanggulangan
bencana sebagai berikut:
1. Tahap pra bencana
a) Pencegahan (prevention). Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
bencana (jika mungkin dengan meniadakan bahaya). Misalnya Melarang
pembakaran hutan dalam perladangan, Melarang penambangan batu di daerah yang
curam, dan Melarang membuang sampah sembarangan.
b) Mitigasi Bencana (Mitigation). Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Kegiatan mitigasi
dapat dilakukan melalui:
1) pelaksanaan penataan ruang,
2) pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan, dan
3) penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara
konvensional maupun modern.
c) Kesiapsiagaan (Preparedness). Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
d) Peringatan Dini (Early Warning). Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan
pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang atau upaya
untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana kemungkinan akan segera
terjadi. Pemberian peringatan dini harus menjangkau masyarakat (accesible), segera
(immediate), tegas tidak membingungkan (coherent), bersifat resmi (official).
2. Tahap saat terjadi bencana
a) Tanggap Darurat (response). Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban,
harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. Beberapa aktivitas yang
dilakukan pada tahapan tanggap darurat antara lain:
1) pengkajian yang tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumberdaya;
2) penentuan status keadaan darurat bencana;
3) penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
4) pemenuhan kebutuhan dasar;
5) perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
6) pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
b) Bantuan Darurat (relief). Merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa: Pangan, Sandang, Tempat tinggal
sementara, kesehatan, sanitasi dan air bersih.
3. Tahap pasca bencana
a) Pemulihan (recovery). Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana
dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan
melakukan upaya rehabilitasi.
b) Rehabilitasi (rehabilitation). Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua
aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada
wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya
secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pasca bencana.
c) Rekonstruksi (reconstruction). Rekonstruksi adalah perumusan kebijakan dan
usaha serta langkah-langkah nyata yang terencana baik, konsisten dan berkelanjutan
untuk membangun kembali secara permanen semua prasarana, sarana dan sistem
kelembagaan, baik di tingkat pemerintahan maupun masyarakat, dengan sasaran
utama tumbuh berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran dan partisipasi masyarakat
sipil dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat di wilayah pasca bencana.
Lingkup pelaksanaan rekonstruksi terdiri atas program rekonstruksi fisik dan
program rekonstruksi non fisik.
BAB III
JENIS KEGIATAN
1. BPBD :
Jenis Kegiatan : Gladi Kotor sebelum dilakukannya kegiatan simulasi bencana
Materi yang didapat :
a) Penjelasan terkait simulasi yang akan dilaksanakan pada hari rabu tanggal
8 Februari 2023 yang akan dilaksanakan pada jam 07.00 di pantai seruni
Kabupaten Bantaeng.
b) Pada hari itu, BPBD membagi, siapa yang menjadi korban, masyarakat, dan
berbaur dengan lintas sektoral yang terkait.
c) Dikatakan pula akan dilaksanakan briefing pada jam 08.00 sebelum
kegiatan simulasi dilakukan.
d) Disebutkan bahwa pada tanggal 08 Februari 2023 akan dilaksanakan Gladi
bersih dulu, dengan sesi 1 dan 2 mengambil korban, termasuk masuknya tim
keamanan, evakuasi itu sudah termasuk, setelah evakuasi 1,2 dan 3 korban
dilakukan break. Yang artinya mahasiswa dan mahasiswi yang berperan
sebagai korban atau tim penyelamat sudah tahu bahwasannya seperti ini
gambarannya.
e) Untuk Run down acaranya : Salah satu nelayan melapor ke Posko BPBD
atau Posko BASARNAS jadi dari mahasiswa dan mahasiswi dari STIKES
ada yang menyamar sebagai masyarakat (nelayan) dan melaporkan ke posko
terkait, setelah melaporkan ke posko terkait BPBD koordinasi dengan TNI
, POLRI, BASARNAS, pihak terkait bahwasannya telah terjadi Kapal
Motor Maju Mundur yang memiliki rute makassar selayar di skenario
simulasi. Pihak terkait menyampaikan kepada BASARNAS Makassar
bahwasannya ada laporan kapal motor tersebut lagi trouble, setelah tindak
lanjut pihak BASARNAS Makassar konfirmasi ke Kapal Motor Maju
Mundur tersebut bahwasannya iya betul terjadi, lantas tindakan selanjutnya
BASARNAS Makassar calling Pos SAR Bantaeng karena posisi
diperkirakan kapal motor tersebut sudah berada diperairan di Kabupaten
Bantaeng, jadi untuk mempercepat evakuasi dan pertolongan korban maka
dikirimkan tim yang berada di kabupaten bantaeng. Setelah konfirmasi
semua tim koordinasi maka run down acaranya itu di jam 09.00
menyesuaikan waktu setempat. Iring-iringan POLRI dan TNI, dan tim
gabungan masuk dari arah depan pantai seruni, rombongannya masuk lewat
depan rumah sakit. Mahasiswa dan mahasiswi STIKES yang berperan
sebagai korban dan masyarakat stand by pada posisi. Setelah petugas tiba
dilapangan petugas itu kembali briefing, jadi pengambilan gambarnya besok
itu beberapa lintas terkait melakukan briefing atau pertemuan dulu
seolaholah gambarannya seperti apa dan melakukan apa, jadi besok itu TNI
POLRI bukan saja sebagai keamanan tapi diharapkan ada partisipasi, jadi
maksudnya begini jadi anggota-anggota dari TNI dan POLRI ada di bagian
tim Evakuasi, jadi dipengambilan gambar anggota-anggota TNI dan POLRI
itu ada sehingga gambarannya itu nanti kita semua satu padu melakukan
action dilapangan sampai selesai. Untuk pengambilan atau pengantaran atau
penjemputan korbannya itu cukup jauh dari lapangan sehingga tim evakuasi
cukup berat.
f) Ada permintaan dari rekan-rekan tim medis bahwasannya untuk dibagian
korban tersebut rencananya akan ada triase dengan warna merah, kuning,
hijau, dimana ketiga korban itu dicampur saja biar nanti diatas dievakuasi
nanti di tim penanganannya baru diklasifikasikan masuk dikategori yang
mana, untuk petugas ada tanda pita disematkan bahwasannya dia korban
merah, kuning, hijau.

Peran dan fungsi :

Korban Triase Hitam : diperuntukkan bagi pasien yang sudah tidak


memungkinkan untuk ditolong atau sudah meninggal.
Foto kegiatan :

(foto Bersama tim korban triase hitam)


2. BASARNAS :
Kegiatan :
Pada hari pertama, Selasa 07 Februari 2023 :
a) Penerimaan simulasi penanganan KGD Bencana oleh Mahasiswa Prodi S1
Keperawatan STIKES Panakukkang Makassar Kerjasama pemerintah
daerah kabupaten bantaeng tahun 2023 dikantor Bupati.
b) Gladi Kotor di Pantai Seruni mengenai gambaran kegiatan yang akan
dilakukan hari rabu 08 Febuari 2023 beserta skenario yang akan
dilaksanakan dengan peran yang telah dibagikan sebelumnya.
c) Briefing di Hotel Kirei di ruang Aula untuk mempermantap kegiatan yang
akan dilaksanakan pada hari rabu 08 Februari 2023 dimulai dengan
menjelaskan peran tiap-tiap mahasiswa, dari tim medis, tim evakuasi,
masyarakat, dan korban.
Peran dan fungsi :
Korban Triase Hitam : diperuntukkan bagi pasien yang sudah tidak
memungkinkan untuk ditolong atau sudah meninggal.
Foto kegiatan :

(Foto Bersama Saat Penerimaan di Kantor Bupati Kabupaten Bantaeng)

(Foto Bersama saat kegiatan gladi kotor di pantai seruni Bantaeng)


(Foto kegiatan Briefing di Aula Hotel Kirei)

(Foto kegiatan Briefing di Aula Hotel Kirei)


3. Kegiatan simulasi di Bantaeng:
Kegiatan : Simulasi Bencana Kapal Motor Maju Mundur
Peran :
Korban Triase Hitam : diperuntukkan bagi pasien yang sudah tidak
memungkinkan untuk ditolong atau sudah meninggal.
Foto kegiatan:

(foto evakuasi korban triase hitam)

(foto evakuasi korban triase hitam)


(foto evakuasi korban triase hitam)

(foto evakuasi korban triase hitam)


(foto evakuasi korban triase hitam)

(foto mengidentifikasi korban triase hitam)


(foto mengidentifikasi korban triase hitam)
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di beberapa daerah di Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana.
Dengan banyaknya bencana, kesiagaan dan pelaksanaan tanggap bencana harus
dilakukan dengan baik. Karena dampak yang ditimbulkan bencana tidaklah sederhana,
maka penanganan korban bencana harus dilakukan dengan terkoordinasi dengan baik
sehingga korban yang mengalami berbagai sakit baik fisik, dan emosional dapat
ditangani dengan baik dan manusiawi.
Perawat sebagai kaum yang telah dibekali dasar-dasar kejiwaan kebencanaan
dapat melakukan berbagai Tindakan tanggap bencana. Seharusnya modal itu
dimanfaatkan oleh mahasiswa keperawatan agar secara aktif turut melakukan Tindakan
tanggap bencana.

B. SARAN
Diharapkan dengan adanya simulasi bencana ini, dapat memberikan
pengalaman serta gambaran situasi dilapangan saat nanti terjadi bencana, sehingga
mahasiswa dan mahasiswi bisa melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan
kondisi bencana yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
(Ryan, Cooper, and Tauer 2013)Ryan, Cooper, and Tauer. 2013. “済無No Title No Title No
Title.” Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents: 12–26.
Jainurakhma, Janes, dkk. 2022. Keperawatan Bencana Dan Kegawatdaruratan (Teori Dan
Penerapan). Jawa Barat : CV. MEDIA SAINS INDONESIA.
Kartika, Kalpana. 2021. Keperawatan Bencana Efektivitas Pelatihan Bencana Pre Hospital
Gawat Darurat Dalam Peningkatan Efikasi Diri Kelompok Siaga Bencana Dan Non Siaga
Bencana Edisi I. Yogyakarta : CV BUDI UTAM

Anda mungkin juga menyukai