Anda di halaman 1dari 12

Makalah Keperawatan Kegawatdaruratan

Managemen Bencana Tsunami

DISUSUN OLEH :

RIZKA AMELIA AFRILIANI

P1337420716037

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIV KEPERAWATAN MAGELANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sangat rawan terhadap bencana alam.

Hal ini dikarenakan negara Indonesia secara geografis terletak diantara dua

lempengan yaitu lempengan Eurasia dan lempengan India-Australia.

Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik

ini maka Indonesia rawan untuk mengalami tsunami. Menurut UU No. 24

tahun 2007 mendefinisikan bencana sebagai “peristiwa atau rangkaian

peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan

masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non

alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban

jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak

psikologis”.

Bencana dapat terjadi, karena ada dua kondisi yaitu adanya peristiwa

atau gangguan yang mengancam dan merusak (hazard) dan kerentanan

(vulnerability) masyarakat. Bila terjadi hazard, tetapi masyarakat tidak

rentan, maka berarti masyarakat dapat mengatasi sendiri peristiwa yang

mengganggu, sementara bila kondisi masyarakat rentan, tetapi tidak terjadi

peristiwa yang mengancam maka tidak akan terjadi bencana. Tsunami

adalah salah satu bencana alam yang terjadi di negara kita , pengertian dari

tsunami sendiri adalah gelombang air laut yang tidak wajar dari biasanya,
hal ini biasanya dikarenakan adanya pergeseran lempeng pada belahan

bumi, gempa dan lain sebagainya (Musashiazka, 2014).

Dalam hal ini, maka manajemen bencana sangat penting diketahui dan

dilakukan secara cepat dan tepat untuk bisa menghadapi keadaan bencana

jika suatu saat terjadi bencana tsunami , pada makalah ini akan dijelaskan

manajemen bencana pada tsunami.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan definisi tsunami !

2. Bagaimana manajemen bencana tsunami yang tepat ?

3. Bagaimana peran perawat terhadap bencana tsunami ?


C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui definisi tsunami dengan jelas.

2. Untuk mengetahui bagaimana manajemen bencana tsunami.

3. Untuk mengetahui peran perawat terhadap bencana tsunami.


BAB II

ISI

I.I Definisi Tsunami

Tsunami berasal dari bahasa jepang yaitu Tsu = pelabuhan dan Nami =

gelombang. Jadi Tsunami berarti pasang laut besar dipelabuhan. Secara singkat

Tsunami dapat dideskripsikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang

yang ditimbulkan oleh oleh suatu gangguan impulsive yang terjadi pada medium

laut, seperti gempa bumi, erupsi vulkanik atau longsoran (Ramli, 2010).

Tsunami adalah gelombang pasang yang dibangkitkan oleh terjadinya

gempa tektonik, letusan gunung api di lautan, ataupun tanah longsor, dan juga

bisa dibangkitkan oleh adanya badai, terutama pada negara yang memiliki pantai

dangkal yang cukup panjang dan lautan cukup luas (FEMA, 2010).

I.II Manajemen Bencana Tsunami

Manajemen penanggulangan bencana merupakan upaya peningkatan usaha

penanggulangan berbagai macam bencana melalui pengamatan secara sistematis

dan analisis yang meliputi tindakan pencegahan, mitigasi, kesiap siagaan, tanggap

darurat dan rehabilitasi (Carter (1992), membahas manajemen bencana dikenal

adanya siklus penanggulangan yang meliputi kegiatan-kegiatan pencegahan,

mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan.


Siklus Managemen Bencana

Pelaksanaan manajemen bencana dilaksanakan melalui tiga berupa

kegiatan-kegiatan Pra-bencana, saat Kejadian bencana, dan pasca kejadian

bencana.

a. Masa prabencana disebut juga sebagai fase penyadaran akan bencana secara

terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh sebelum bencana tersebut

terjadi. Penekanannya untuk mengurangi risiko yang kemungkinan terjadi.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut. 1) Perencanaan 2)

Pencegahan 3) Pengurangan Risiko 4) Pendidikan 5) Pelatihan 6) Penelitian 7)

Penaatan Tata Ruang 8) Mitigasi 9) Peringatan Dini 10)Kesiapsiagaan

b. Masa Kejadian bencana (tanggap darurat)menekankan pada upaya untuk

mengurangi jumlah kerugian dan korban serta penanganan pengungsi secara

terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh pada saat terjadinya bencana.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain berupa hal-hal sebagai berikut.

1) Kajian Cepat 2) Status Keadaan Darurat 3) Penyelamatan & Evakuasi 4)

Pemenuhan Kebutuhan Dasar 5) Perlindungan 6) Pemulihan

c. Pasca bencana menekankan padarekonstruksi dan rehabilitasi untuk

mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup setelah terkena


bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana

secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh. Kegiatan berupa

rehabilitasi dan rekonstruksi, antara lain dalam bidang hal-hal sebagai berikut. 1)

Prasarana dan Sarana 2) Sosial 3) Ekonomi. 4) Kesehatan 5) Keamanan dan

ketertiban 6) Lingkungan

I.III Peran Perawat dalam manajemen bencana Tsunami

Peran Perawat Pada Bencana

Perawat sebagai bagian dari petugas kesehatan yang ikut dalam

penanggulangan bencana dapat berada di berbagai tempat seperti di rumah sakit,

di pusat evakuasi, di klinik berjalan atau di puskesmas. Berikut dibawah ini akan

diuraikan peran perawat sesuai dengan tempat tugasnya.

1) Peran Perawat di Rumah Sakit yang terkena Dampak Bencana

Peran perawat di rumah sakit yang terkena bencana (ICN, 2009) yaitu:

a. Sebagai manager, perawat mempunyai tugas antara lain: mengelola

pelayanan gawat darurat, mengelola fasilitas, peralatan, dan obat-obatan

live saving, mengelola administrasi dan keuangan ugd, melaksanakan

pengendalian mutu pelayanan gadar, melakukan koordinasi dengan unit

RS lain.

b. Sebagai Leadership, memiliki tugas untuk: mengelola tenaga medis,

tenaga keperawatan dan tenaga non medis, membagi jadwal dinas.


c. Sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver), perawat harus

melakukan pelayanan siaga bencana dan memilah masalah fisik dan

psikologis yang terjadi pada pasien

2) Peran Perawat di Pusat Evakuasi

Di pusat evakuasi perawat mempunyai peran sebagai :

a. Koordinator, berwenang untuk: mengkoordinir sumberdaya baik tenaga

kesehatan, peralatan evakuasi dan bahan logistik, mengkoordinir daerah

yang menjadi tempat evakuasi

b. Sebagai pelaksana evakuasi: perawat harus melakukan transportasi pasien,

stabilisasi pasien, merujuk pasien dan membantu penyediaan air bersih dan

sanitasi di daerah bencana seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

3) Peran Perawat di Klinik Lapangan (Mobile Clinic)

Peran perawat di klinik berjalan (mobile clinic) adalah melakukan: triage,

penanganan trauma, perawatan emergency, perawatan akut, pertolongan pertama,

kontrol infeksi, pemberian supportive, palliative.

4) Peran Perawat di Puskesmas

Peran perawat di puskesmas saat terjadi bencana adalah melakukan: perawatan

pasien ringan, pemberian obat ringan, merujuk pasien. Sedangkan fungsi dan

tugas perawat dalam situasi bencana dapat dijabarkan menurut fase dan keadaan

yang berlaku saat terjadi bencana seperti dibawah ini;

a. Fase Pra-bencana:

1. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam

penanggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya.


2. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan, organisasi

lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-lembaga

kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan

menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.

Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan

masyarakat dalam menghadapi bencana yang meliputi hal-hal berikut.

1. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut).

2. Pelatihan pertolongan pertama pada keluarga seperti menolong anggota

keluarga yang lain.

3. Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa

persediaan makanan dan penggunaan air yang aman.

4. Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon

darurat seperti dinas kebakaran, rumah sakit, dan ambulans.

5. Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan dan posko-

posko bencana.

6. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa seperti

pakaian seperlunya, radio portable, senter beserta baterainya, dan lainnya.

b. Fase Bencana:

1. Bertindak cepat

2. Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan

pasti, dengan maksud memberikan harapan yang besar pada para korban

selamat.

3. Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan.


4. Koordinasi danmenciptakan kepemimpinan.

5. Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang terkait dapat

mendiskusikan dan merancang master plan of revitalizing, biasanya untuk

jangka waktu 30 bulan pertama.

c. Fase Pasca bencana

Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaaan fisik, sosial, dan

psikologis korban. Stres psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga

terjadi posttraumatic stress disorder (PTSD) yang merupakan sindrom dengan tiga

kriteria utama. Pertama, gejala trauma pasti dapat dikenali. Kedua, individu

tersebut mengalami gejala ulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun

peristiwa peristiwa yang memacunya. Ketga, individu akan menunjukkan

gangguan fisik. Selain itu, individu dengan PTSD dapat mengalami penurunan

konsentrasi, perasaan bersalah, dan gangguan memori. Tim kesehatan bersama

masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama dengan unsur lintas sektor

menangani masalah kesehatan masyarakat pascagawat darurat serta mempercepat

fase pemulihan menuju keadaan sehat dan aman.


BAB III

KESIMPULAN

Tsunami berasal dari bahasa jepang yaitu Tsu = pelabuhan dan Nami =

gelombang. Jadi Tsunami berarti pasang laut besar dipelabuhan. Secara singkat

Tsunami dapat dideskripsikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang

yang ditimbulkan oleh oleh suatu gangguan impulsive yang terjadi pada medium

laut, seperti gempa bumi, erupsi vulkanik atau longsoran (Ramli, 2010).

Manajemen penanggulangan bencana merupakan upaya peningkatan usaha

penanggulangan berbagai macam bencana melalui pengamatan secara sistematis

dan analisis yang meliputi tindakan pencegahan, mitigasi, kesiap siagaan, tanggap

darurat dan rehabilitasi (Carter (1992).

Pelaksanaan manajemen bencana dilaksanakan melalui tiga berupa

kegiatan-kegiatan Pra-bencana, saat Kejadian bencana, dan pasca kejadian

bencana.
DAFTAR PUSTAKA

Hamarno, Rudi. 2016. Keperawatan Kegawatdaruratan & Manajemen Bencana.

Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Nur, A. M. (2010). Gempa Bumi, Tsunami dan Mitigasinya. Jurnal Geografi, 7(1).

Pemerintahan Republik Indonesia. (2008). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 21 tahun 2008 Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Ramli, Soehatman (2010). Pedoman praktis manajemen bencana (Disaster

management). Dian Rakyat, Jakarta: 91.

Anda mungkin juga menyukai