ayoe
Pendahuluan
Indonesia sering terjadi bencana ; Sejak bencana Tsunami
yang melanda Asia Tenggara, khususnya Aceh dan P.Nias pada 2004 lalu sepertinya.
Mulai dari banjir yang terakhir terjadi di Jakarta Gempa di Pangandaran, Jabar, Cianjur, sukabumi
walaupun berskala kecil, kebakaran yang terjadi dikota kota
Runtuhnya timbunan sampah di Cimahi pada tahun 2003 Lumpur panas PT. Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo
DISASTERS
A disasters is any event that
causes a level of destructions that exceeds the abbilities of the affected community to respond without assistance.(community health nursing, 2001 )
Jenis Bencana
Mengelompokkan bencana menjadi 2 jenis yaitu:
2. Bencana
ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan/bomb, gangguan listrik, gangguan transportasi
1. Bencana Lokal
memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan. Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya
2. Bencana regional Memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya
SIFAT BENCANA
1. MENDADAK ( AKUT )
2. DAPAT DIRAMALKAN
- pertolongan Gadar
- Rujukan
- Isolasi korban
- pengungsian dan penampungan - Bantuan pangan dan Sandang , dsb
Fase-fase Bencana
Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase dalam terjadinya suatu bencana yaitu; fase preimpact, fase impact dan fase postimpact.
2. Fase impact
Merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive). Fase impact ini terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan-bantuan darurat dilakukan
Perawat
komunitas dalam askep komunitas memiliki tanggung jawab peran dalam membantu mengatasi ancaman bencana baik selama tahap pre impact, impact/emergency dan post impact
2. Pendidik
3. Pemberi asuhan keperawatan
Tujuan utama
Tujuan tindakan asuhan keperawatan komunitas pada bencana ini adalah untuk mencapai kemungkinan tingkat kesehatan terbaik masyarakat yang terkena bencana tersebut
2. PREPAREDNESS PHASE
Pada fase ini merencanakan untuk kehidupan yang aman dan meminimalkan terjadinya injury dan kerusakan property. Juga termasuk rencana untuk komunikasi, evakuasi, rescue, dan perawatan korban . Direncanakan juga penyediaan alat-alat kesehatan, obat-obatan, dan makanan, air bersih, selimut dan pemukiman.
3. RESPONSE PHASE
Response phase mulai pada saat terjadinya bencana . Tujuannya untuk mengurangi terjadinya korban dan kecelakaan serta injury. Aktivitas selama phase response termasuk rescue, triage, on-site stabilization, transportation of victims dan perawatan RS lokal/terdekat Phase response juga merawat yang meninggal dan memberitahukan untuk keluarga dan teman2 yang meninggal. Suportive care termasuk makanan, air, pemukiman untuk korban bencana dan sukarelawan, merupakan elemen penting pada respons bencana.
4. RECOVERY PHASE Selama phase recovery , komunitas mengambil tindakan untuk memperbaiki, membangun, atau relokasi kerusakan rumah dan bisnis dan restore health dan ekonomi vitality untuk community. Recovery psychological, emotional scars, dari trauma dalam kehidupannya dan kesehatan mental .
PERAN PERAWAT
A. PERAN DALAM PENCEGAHAN PRIMER
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra bencana yaitu :
3. Melatih penanganan pertama korban bencana 4. Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi
lingkungan, palang merah nasional maupun lembaga lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat
TRIASE
Sistem seleksi penderita yang menjamin supaya tidak
ada penderita yang tidak mendapat perawatan medis
keadaan yang mengancam kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II --- penting, prioritas kedua Prioritas kedua meliputi injury dengan efek sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat II
Kuning
Hijau
--prioritas ketiga Yang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, luka bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi --meninggal Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal
Hitam
bencana
4. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian 5. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan,
makanan khusus bayi, peralatan kesehatan
6.
Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot) Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi
7.
8.
9.
Contoh
Berdasarkan hasil pengamatan visual, kegempaan,
dan deformasi serta analisis data tersebut maka terhitung tanggal 30 Agustus pukul 16:00 WIB status kegiatan G.Guntur dinaikkan dari Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II).
referensi
1. Community Health Nursing Theory&Practice.1995
ayoe
38