Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2

A. Skenario Kasus..............................................................................................2

B. Analisa Kasus................................................................................................2

1. Langkah I...................................................................................................2

2. Langkah II.................................................................................................2

3. Langkah III................................................................................................2

4. Langkah IV................................................................................................3

5. Langkah V.................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Mekanisme Penanggulangan bencana.........................................................4

B. Peran Perawat Dalam Menanggulangi Bencana...........................................7

C. Islamic Value.................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Skenario Kasus
Oh Negeri Ku
Sulawesi tengah merupakan wilayah yang terjadinya gempa, tsunami dan
likuifaksi. Kejadian tersebut bermula adanya gempa beberapa kali kemudian
disusul adanya tsunami di daerah pesisir bersamaan dengan hal tersebut terjadi
pula likuifaksi. Kejadian tersebut menyebabkan banyaknya korban jiwa
±2.110 jiwa, bukan hanya korban jiwa akan tetapi banyak korban terluka dan
trauma atas kejadian tersebut.

B. Analisa Kasus
1. Langkah I
- Likuifaksi adalah fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh
atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya
tegangan.
- Daerah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut.
- Trauma merupakan cidera yang dapat membahayakan jiwa
seseorang.
2. Langkah II
a. Dampak psikologis dari korban bencana pada scenario?
b. Bagaimana cara menanggulangi bencana sesuai scenario?
c. Bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan kepada korban
yang mengalami trauma bencana?
d. Apakah ada kompetensi khususpada perawat bencana?
3. Langkah III
a. Dampak psikologis yang terjadi seperti sering merenung, merasa
cemas, takut, terjadinya reaksi penolakan, marah dan larut akan
kesedihan.

2
b. Cara penanggulangan bencana meliputi Penentuan bencana
(tempat, jenis dan skala bencana), penyelamatan dan evakuasi
korban bencana, rehabilitasi da pemulihan system kota.
c. Cara dalam pemberian asuhan keperawatan meliputi melakukan
pendekatan atau BHSP, mengajak nonton atau main Bersama
untuk anak-anak, serta melakukan kegiatan keagamaan.
d. Kompetensi khusus untuk perawat bencana meliputi pernah
mengikuti pelatihan-pelatihan keperawatan bencana, pernah
mengikuti BTCLS, memiliki skill dan pengalaman serta cepat
tanggap.
4. Langkah IV

Mekanisme Penanggulanggan
Bencana

Pra Tanggap Post


Bencana Darurat Bencana
Peran
Perawat
Islamic
Value
5. Langkah V
a. Mekanisme Penanggulangan Bencana
b. Peran Perawat dalam menanggulangi bencana
c. Islamic Value

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mekanisme Penanggulangan bencana
Dalam melaksanakan penanggulangan bencana, maka penyelenggaraan
penanggulangan bencana meliputi :
1. Tahap pra bencana ini meliputi dua keadaan yaitu :

a. Dalam situasi tidak terjadi bencana

Situasi tidak ada potensi bencana yaitu kondisi suatu wilayah yang
berdasarkan analisis kerawanan bencana pada periode waktu tertentu
tidak menghadapi ancaman bencana yang nyata. Penyelenggaraan
penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana meliputi :
- perencanaan penanggulangan bencana;

- pengurangan risiko bencana;

- pencegahan;

- pemaduan dalam perencanaan pembangunan;

- persyaratan analisis risiko bencana;

- pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang;

- pendidikan dan pelatihan; dan

- persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.


(Efendi,Makhfudli, 2009)

b. Dalam situasi terdapat potensi bencana

Pada situasi ini perlu adanya kegiatan-kegiatan kesiap siagaan,


peringatan dini dan mitigasi bencana dalam penanggulangan bencana.
- Kesiapsiagaan

- Peringatan Dini

(Efendi,Makhfudli, 2009)

4
2. Saat tanggap darurat, dan Mitigasi Bencana

Kegiatan-kegiatan pra-bencana ini dilakukan secara lintas sector dan multi


stakeholder,oleh karena itu fungsi BNPB/BPBD adalah fungsi koordinas
Saat Tanggap Darurat Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat meliputi:
a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan
sumber daya; penentuan status keadaan darurat bencana;

b. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;

c. pemenuhan kebutuhan dasar;

d. perlindungan terhadap kelompok rentan; dan

e. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.

(Efendi,Makhfudli, 2009)

3. Pasca Bencana.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap pasca bencana


meliputi:
1. Rehabilitasi; perbaikan lingkungan daerah bencana; perbaikan
prasarana dan sarana umum; pemberian bantuan perbaikan rumah
masyarakat; pemulihan sosial psikologis; pelayanan kesehatan;
rekonsiliasi dan resolusi konflik; pemulihan sosial ekonomi budaya;
pemulihan keamanan dan ketertiban; pemulihan fungsi pemerintahan;
dan pemulihan fungsi pelayanan publik.

2. Rekonstruksi, dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang lebih


baik, meliputi: pembangunan kembali prasarana dan sarana;
pembangunan kembali sarana sosial masyarakat; pembangkitan
kembali kehidupan sosial budaya masyarakat; penerapan rancang
bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan
bencana; partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha, dan masyarakat; peningkatan kondisi

5
sosial, ekonomi, dan budaya; peningkatan fungsi pelayanan publik;
dan peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat..

(Efendi,Makhfudli, 2009)

Mekanisme Penanggulangan Bencana Mekanisme penanggulangan


bencana yang akan dianut dalam hal ini adalah mengacu pada UU No 24
Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah
No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Dari peraturan perundang undangan tersebut di atas, dinyatakan bahwa
mekanisme tersebut dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu :
1. Pada pra bencana maka fungsi BPBD bersifat koordinasi dan
pelaksana,

2. Pada saat Darurat bersifat koordinasi, komando dan pelaksana

3. Pada pasca bencana bersifat koordinasi dan pelaksana.

Menurut Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat


Bencana (2011), manajemen penanggulangan bencana memiliki kemiripan
dengan sifat-sifat manajemen lainnya secara umum. Meski demikian
terdapat beberapa perbedaan, yaitu:
1. Nyawa dan kesehatan masyarakat merupakan masalah utama;

2. Waktu untuk bereaksi yang sangat singkat;

3. Risiko dan konsekuensi kesalahan atau penundaan keputusan dapat


berakibat fatal;

4. Situasi dan kondisi yang tidak pasti;

5. Petugas mengalami stres yang tinggi;

6. Informasi yang selalu berubah

6
C. Peran Perawat Dalam Menanggulangi Bencana
Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana

1. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan


sehari-hari.

2. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian.

3. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan


penanganan kesehatan di RS.

4. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.

5. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus


bayi, peralatan kesehatan.

6. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit


menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri
dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa.

7. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas,


depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi
diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia,
fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot).

8. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat


dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi
bermain.

9. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog


dan psikiater.

10. Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan


kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi.

Peran perawat dalam fase postimpact


1. Membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal melalui
proses konsultasi atau edukasi.

2. Membantu memulihkan kondisi fisik yang memerlukan penyembuhan


jangka waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat
keadaan dimana kecacatan terjadi.

7
Peran perawat dalam managemen bencana
1. Peran perawat dalam fase pre-impect

 Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan


dalam penanggulangan ancaman bencana.

 Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan,


organisasi lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-
lembaga pemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan
simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana.

 Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk


meningkatkan kesiapan masyarakat dalam mengahdapi bencana.

2. Peran perawat dalam fase impact

 Bertindak cepat

 Don’t promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun


dengan pasti dengan maksud memberikan harapan yang besar pada
korban yang selamat.

 Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan

 Kordinasi dan menciptakan kepemimpinan

 Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang tarkait dapat


mendiskusikan dan merancang master plan of revitalizing,
biasanya untuk jangka waktu 30 bulan pertama.

3. Peran perawat dalam fase post impact

 Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik,


fisikologi korban

 Stress fisikologi yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi


post traumatic stress disorder (PTSD) yang merupakan sindrom
dengan 3 kriteria utama. Pertama, gejala trauma pasti dapat
dikenali. Kedua, individu tersebut mengalami gejala ulang
traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa
yang memacuhnya. Ketiga, individu akan menunjukan gangguan
fisik. Selain itu, individu dengan PTSD dapat mengalami
penurunan konsentrasi, perasaan bersalah dan gangguan memori.

8
 Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait
bekerja sama dengan unsure lintas sektor menangani maslah
keehatan masyarakat paska gawat darurat serta mempercepat fase
pemulihan (recovery) menuju keadaan sehat dan aman

D. Islamic Value
Terdapat beberapa hadis yang disinyalir oleh ulama menguraikan perihal
bencana yang terjadi dan ditimpakan kepada manusia.

“Dari Abu Hasin al-Qadi dari Yahya al-Hamani dari Abdurrahman bin
Aslam dari Abu Hazim dari Sahl bin Sa'ad dia menuturkan bahwasanya
Rasulullah saw bersabda, "musik, biduwanita, dan dihalalkannya khamr
adalah penyebab terjadinya tanah longsor, bencana, penyebaran nama baik
dan Penyelewengan". (HR. al-Thabrani)

Dan apa saja musibah kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagai besar (dari kesalahan-
kesalahanmu) Asy-Syura 42:30

Allah Azza wa Jalla berfirman :


َ َ‫صابَكَ ِم ْن َح َسنَ ٍة فَ ِمنَ هَّللا ِ ۖ َو َما أ‬
َ ‫صابَكَ ِمن َسيِّئَ ٍة فَ ِمن نَّ ْف ِس‬
‫ك‬ َ َ‫َّما أ‬
Artinya : “Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan
bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu
sendiri”. [an Nisaa/4 : 79]

Surah Ar- Rum ayat 41


َ‫ْض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُون‬ ِ َّ‫ت أَ ْي ِدي الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُ ْم بَع‬ ْ َ‫ظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬
Arab-Latin: ẓaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aidin-nāsi
liyużīqahum ba'ḍallażī 'amilụ la'allahum yarji'ụn Terjemah Arti: Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Terjemah Arti: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan


karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka

9
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry Makhfudli, 2009. Keperawatan Kesehtan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta
https://almanhaj.or.id/2877-nasihat-seputar-gempa-dan-bencana-alam.html
https://tafsirweb.com/7405-surat-ar-rum-ayat-41.html
BNPB, 2014. Pedoman penyusunan rencana penanggulangan bencana.
Sagung Seto, 2014. Buku Pedoman Besic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS)
In Disaster. TEAM INTC: Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai