Anda di halaman 1dari 4

Nama : imelia agustin

Npm : 191013241037
Semester : 6 kesehatan dan keselamatan kerja reg A

Sebutkan dan jelaskan 3 tahapan Tahapan Manajemen Bencana dan jelaskan secara detail pada
masing masing tahapan ?
Sebutkan dan jelaskan 3 tahapan Tahapan Manajemen Bencana dan jelaskan secara detail pada
masing masing tahapan ?
Jawab :
1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika tidak terjadi bencana dan terdapat potensi
bencana, Pada tahap pra bencana ini meliputi dua keadaan yaitu :
a.    Situasi tidak terjadi bencana
Situasi tidak ada potensi bencana yaitu kondisi suatu wilayah yang berdasarkan analisis
kerawanan bencana pada periode waktu tertentu tidak menghadapi ancaman bencana yang nyata.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana meliputi
1)   perencanaan penanggulangan bencana;
2)   pengurangan risiko bencana;
3)   pencegahan;
4)   pemaduan dalam perencanaan pembangunan;
5)   persyaratan analisis risiko bencana;
6)   pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang;
7)   pendidikan dan pelatihan; dan
8)   persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.
b.    Kegiatan pra bencana pada daerah potensi bencana
Pada situasi ini perlu adanya kegiatan-kegiatan kesiapsiagaan, peringatan dini dan mitigasi
bencana dalam penanggulangan bencana.
A) Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU RI No.24
Tahun 2007). Sedangkan Kesiapsiagaan menurut Carter (1991) adalah tindakan-tindakan yang
memungkinkan pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu untuk mampu
menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat guna. Termasuk kedalam tindakan
kesiapsiagaan adalah penyusunan rencana penanggulangan bencana, pemeliharan dan pelatihan
personil. Adapun kegiatan kesiapsiagaan secara umum adalah:
a. kemampuan menilai resiko
b. perencanaan siaga
c. mobilisasi sumberdaya
d. pendidikan dan pelatihan
e. koordinasi
f. mekanisme respon
g. manajemen informasi
h. gladi/ simulasi.

B) Peringatan dini
a.   Prinsip Dasar Peringatan Dini
Sistem peringatan dini menjadi bagian penting dari mekanisme kesiapsiagaan masyarakat,
karena peringatan dapat menjadi faktor kunci penting yang menghubungkan antara tahap
kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Seberapa besar peringatan dapat mengurangi dampak suatu
peristiwa bencana akan sangat bergantung pada banyak faktor, misalnya:
1) Ketepatan peringatan
2) Jarak waktu yang tersedia antara keluarnya peringatan sampai datangnya peristiwa yang dapat
menimbulkan bencana
3) Jarak waktu yang tersedia antara keluarnya peringatan sampai datangnya peristiwa yang dapat
menimbulkan bencana
b.  Unsur Peringatan Dini
Tujuan dari pengembangan sistem peringatan dini yang berbasis masyarakat adalah untuk
memberdayakan individu dan masyarakat yang terancam bahaya untuk bertindak dalam waktu
yang cukup dan dengan cara-cara yang tepat untuk mengurangi kemungkinan terjadinya korban
luka, hilangnya jiwa, serta rusaknya  harta benda dan lingkungan.
c. Peringatan Dini Berbasis Masyarakat
- Sistem Peringatan Dini Nasional
Peringatan dini di masyarakat dapat dikembangkan dengan mengacu pada skema peringatan
yang ada pada tingkat nasional dimana sumber peringatan resmi berasal dari lembaga yang
memiliki kewenangan untuk mengeluarkan peringatan. Lembaga-lembaga tersebut adalah:
* Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
* Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geo_sika (BMKG), bertanggungjawab untuk
memberikan peringatan dini cuaca, bencana gempa bumi dan tsunami
* Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, (PVMBG), Badan Geologi
bertanggungjawab untuk memberikan peringatan dini bencana Letusan gunungapi dan gerakan
tanah
* Kementerian Pekerjaan Umum, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Air,
bertanggungjawab untuk memberikan peringatan bencana banjir dan kekeringan
* Kementerian Kehutanan bertanggungjawab untuk memberikan peringatan dini bencana
kebakaran hutan
2. Tahap tanggap darurat yang diterapkan dan dilaksanakan pada saat sedang terjadi bencana.

Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. Penyelenggaraan
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi:
(a) Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya;
(b) Penentuan status keadaan darurat bencana;
(c) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
(d) Pemenuhan kebutuhan dasar;
(e) Pelindungan terhadap kelompok rentan; dan
(f) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
3. Tahap pasca bencana yang diterapkan setelah terjadi bencana.

Tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi biasa dilakukan setelah terjadinya bencana Kegiatan inti
pada tahapan ini adalah:
1) Bantuan Darurat
*Mendirikan pos komando bantuan
*Berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana (SATKORLAK
PBP) dan pemberi bantuan yang lain.
*Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan dan pos koordinasi.
*Mendistribusikan obat-obatan, bahan makanan dan pakaian.
*Mencari dan menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian.
*Membantu petugas medis untuk pengobatan dan mengelompokan korban.
*Mencari, mengevakuasi, dan makamkan korban meninggal.

2) Inventarisasi kerusakan
*Pada tahapan ini dilakukan pendataan terhadap berbagai kerusakan yang terjadi, baik bangunan,
fasilitas umum, lahan pertanian, dan sebagainya.
3. Evaluasi kerusakan
*Pada tahapan ini dilakukan pembahasan mengenai kekurangan dan kelebihan dalam
penanggulangan bencana yang telah dilakukan. Perbaikan dalam penanggulangan bencana
diharapkan dapat dicapai pada tahapan ini.
4. Pemulihan (Recovery)
*Pada tahapan ini dilakukan pemulihan atau mengembalikan kondisi lingkungan yang rusak atau
kacau akibat bencana seperti pada mulanya. Pemulihan ini tidak hanya dilakukan pada
lingkungan fisik saja tetapi korban yang terkena bencana juga diberikan pemulihan baik secara
fisik maupun mental.
5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
*Mulai dirancang tata ruang daerah (master plan) idealnya dengan memberi kepercayaan dan
melibatkan seluruh komponen masyarakat utamanya korban bencana. Termasuk dalam kegiatan
ini adalah pemetaan wilayah bencana.
*Mulai disusun sistem pengelolaan bencana yang menjadi bagian dari sistem pengelolaan
lingkungan
*Pencarian dan penyiapan lahan untuk permukiman tetap
*Relokasi korban dari tenda penampungan
*Mulai dilakukan perbaikan atau pembangunan rumah korban bencana
*Pada tahap ini mulai dilakukan perbaikan fisik fasilitas umum dalam jangka menengah
*Mulai dilakukan pelatihan kerja praktis dan diciptakan lapangan kerja
*Perbaikan atau pembangunan sekolah, sarana ibadah, perkantoran, rumah sakit dan pasar mulai
dilakukan
*Fungsi pos komando mulai dititikberatkan pada kegiatan fasilitasi atau pendampingan.
6. Rekonstruksi
*Kegiatan rekonstruksi dilakukan dengan program jangka menengah dan jangka panjang guna
perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi
yang lebih baik dari sebelumnya
7. Melanjutkan pemantauan
*Wilayah yang pernah mengalami sebuah bencana memiliki kemungkinan besar akan
mengalami kejadian yang sama kembali. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan terus-
menerus untuk meminimalisir dampak bencana tersebut.

Anda mungkin juga menyukai