Disusun oleh:
Henny Wulandari
NIM: 017222019
S1 KEPERAWATAN RPL
TAHUN 2023
Soal UTS Keperawatan Bencana
Jawab :
Perencanaan Tanggap Darurat adalah proses dari suatu aturan sistematis yang diatur oleh
pihak pertama dan pihak ketiga untuk meminimalkan risiko dan kerusakan bila terjadi
bencana alami atau disebabkan oleh aktifitas manusia. Disaster preparedness adalah
langkah-langkah yang diambil sebelum terjadinya bencana untuk mengurangi kerugian
dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut. Disaster preparedness melibatkan
perencanaan, persiapan, dan pengorganisasian sumber daya serta strategi untuk
menghadapi bencana dengan cara yang efektif. Tujuan utama dari disaster preparedness
adalah untuk melindungi jiwa manusia, melindungi aset fisik, dan meminimalkan
kerugian ekonomi pada saat terjadinya bencana. Perencanaan ini melibatkan berbagai
langkah mulai dari tahap ate-bencana (pre-impact) ketika kita menentukan dan
memahami potensi ancaman, sampai pada saat bencana terjadi (impact) dan masa pasca
bencana (post-impact).
2. Fase Impact
Fase impact adalah tahap saat bencana sedang terjadi atau berlangsung. Pada tahap
ini, dampak dari bencana telah terjadi dan masyarakat, lingkungan, infrastruktur, dan
ekonomi terkena akibat yang signifikan. Perencanaan disaster preparedness pada fase
impact ini bertujuan untuk mengurangi risiko, menyelamatkan nyawa, dan
memulihkan kondisi pasca bencana dengan efektif dan efisien.
Berikut adalah contoh perencanaan disaster preparedness pada fase impact:
a. Identifikasi dan evaluasi dampak: Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan
mengevaluasi dampak dari bencana yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan survei dan penilaian terhadap daerah terdampak, termasuk kerugian
fisik, jumlah korban, kerusakan infrastruktur, dan dampak sosial-ekonomi yang
dihadapi.
b. Evakuasi dan penyelamatan: Jika diperlukan, langkah selanjutnya adalah
melakukan evakuasi dan penyelamatan terhadap korban yang terjebak di area
bencana. Hal ini melibatkan mobilisasi tim penyelamat, pemberian perintah
evakuasi kepada penduduk terdampak, dan menyediakan tempat penampungan
sementara bagi mereka yang membutuhkan.
c. Pemulihan keadaan darurat: Setelah evakuasi dan penyelamatan, langkah
selanjutnya adalah memulihkan keadaan darurat. Hal ini melibatkan pengaturan
tempat penampungan, pemberian kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih,
dan perlindungan kesehatan. Pemerintah dan lembaga terkait juga perlu
berkoordinasi untuk mendistribusikan bantuan dan menyediakan fasilitas
kesehatan serta perawatan.
d. Evaluasi kerusakan dan pemulihan infrastruktur: Selanjutnya, perlu dilakukan
evaluasi kerusakan dan memulihkan infrastruktur yang rusak akibat bencana. Tim
inspeksi harus diekspedisi untuk mengidentifikasi kerusakan pada jalan, jembatan,
fasilitas publik, dan suplai air. Perencanaan harus dilakukan untuk memulihkan
infrastruktur tersebut dan mengurangi dampak jangka panjang.
e. Pembangunan kembali dan rehabilitasi: Setelah pemulihan awal, langkah
selanjutnya adalah melakukan pembangunan kembali dan rehabilitasi daerah yang
terdampak. Hal ini melibatkan perencanaan untuk membangun kembali rumah,
sekolah, fasilitas kesehatan, dan infrastruktur penting lainnya yang rusak akibat
bencana. Proses ini harus melibatkan partisipasi komunitas lokal, serta
perencanaan yang berkelanjutan untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana
di masa depan.
Pada fase impact, upaya pencarian dan penyelamatan, pertolongan pertama, evakuasi,
dan pemulihan awal menjadi prioritas penting. Juga, koordinasi antara pemerintah,
lembaga bantuan, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengelola dan
mengurangi dampak bencana serta memulihkan kehidupan dan wilayah yang
terdampak.
3. Fase post-Impact
Fase post-impact adalah tahap setelah terjadinya bencana, di mana upaya pemulihan,
rekonstruksi, dan pemulihan kehidupan sehari-hari dilakukan. Perencanaan disaster
preparedness pada fase post impact ini bertujuan untuk memulihkan dan membantu
masyarakat dalam menghadapi dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Upaya ini
melibatkan koordinasi antara pemerintah, lembaga terkait, organisasi kemanusiaan,
dan masyarakat lokal untuk memastikan pemulihan yang efektif dan berkelanjutan.
Langkah-langkah berikut dapat diambil untuk melakukan penanganan dan pemulihan
setelah terjadinya bencana.
Berikut adalah contoh perencanaan disaster preparedness pada fase post impact:
a. Evaluasi keselamatan dan kebutuhan darurat: Langkah pertama adalah melakukan
evaluasi terhadap keselamatan penduduk yang masih berada di area terdampak.
Tim penanganan darurat harus menjaga keamanan daerah tersebut dan
memberikan bantuan darurat seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan kepada
korban yang membutuhkan.
b. Pemulihan korban dan pencarian dan penyelamatan: Selanjutnya, langkah yang
penting adalah memulihkan dan menyelamatkan korban yang tertimbun atau
terjebak di area bencana. Hal ini melibatkan upaya pencarian dan penyelamatan
oleh tim penyelamat yang dilakukan dengan hati-hati dan profesional.
c. Bantuan medis dan kesehatan: Setelah mengamankan keselamatan dan melakukan
pencarian dan penyelamatan, langkah selanjutnya adalah memberikan bantuan
medis dan kesehatan kepada korban yang terluka atau sakit akibat bencana. Tim
medis dan fasilitas kesehatan darurat harus disiapkan untuk memberikan
perawatan dan pertolongan pertama kepada korban.
d. Pembersihan dan perbaikan: Setelah keadaan darurat berlalu, langkah berikutnya
adalah membersihkan area terdampak dan melakukan perbaikan infrastruktur
yang rusak. Hal ini melibatkan upaya membersihkan puing-puing, memadamkan
api yang masih menyala, memulihkan akses jalan, mengevaluasi kerusakan
bangunan, dan melakukan perbaikan yang diperlukan.
e. Pemulihan dan rehabilitasi jangka panjang: Setelah penanganan darurat dan
perbaikan awal, langkah terakhir adalah melakukan pemulihan jangka panjang
dan rehabilitasi daerah terdampak. Yang termasuk dalam pemulihan dan
rehabilitasi jangka panjang adalah membangun kembali rumah, sekolah, fasilitas
kesehatan, dan infrastruktur lainnya yang rusak akibat bencana. Selain itu, fokus
juga harus diberikan pada upaya memulihkan mata pencaharian, perekonomian,
dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.
Penting untuk memberikan perhatian yang memadai pada fase post-impact, karena
pemulihan yang baik dapat membantu masyarakat terdampak untuk bangkit kembali,
mengurangi kerentanannya terhadap bencana di masa depan, dan memperbaiki
kemampuan mereka untuk menghadapi situasi krisis. Upaya kolaboratif, koordinasi
yang baik antara pemerintah, lembaga bantuan, dan masyarakat adalah kunci dalam
fase ini.