Anda di halaman 1dari 5

Learning Journal

Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual


di Puskesmas pada Masa Pandemi Covid-19 Gelombang VII Angkatan XIX
Tahun 2021

Nama Peserta : Nurul Husna


Nomor Daftar Hadir : 28
: Manajemen Bencana
Materi

1. Pokok pikiran:
Diisi tentang pokok pokok pikiran dalam bahan ajar yang telah dibaca disertai
dengan contoh kasus atau konsep pendukung
Jawab :
A. Pengertian Manajemen Bencana
Menurut UU No. 24 Tahun 2007, Manajemen bencana adalah suatu proses
dinamis, berlanjut dan terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-
langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana serta
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat,
rehabilitas dan rekonstruksi bencana
Pengertian Manajemen Bencana Menurut Para Ahli
University of Wisconsin
Menurut University of Wisconsin, Manajemen Bencana adalah serangkaian
kegiatan yang didesain untuk mengendalikan situasi bencana dan darurat
untuk mempersiapkan kerangka untuk membantu oang yang renta bencana
untuk menghindari atau mengatasi dampak bencana tersebut.
Universitas British Columbia
Menurut Universitas British Columbia, Manajemen Bencana adalah proses
pembentukan atau penetapan tujuan bersama dan nilai bersama (common
value) untuk mendorong pihak-pihak yang terlibat (partisipan) untuk
menyusun rencana dan menghadapi baik bencana potensial maupun akual.
B. Tujuan Manajemen Bencana
Menurut Warfield, manajemen bencana mempunyai tujuan:
1) Mengurangi, atau mencegah, kerugian karena bencana,
2) Menjamin terlaksananya bantuan yang segera dan memadai
terhadap korban bencana, dan
3) Mencapai pemulihan yang cepat dan efektif. Dengan demikian, siklus
manajemen bencana memberikan gambaran bagaimana rencana
dibuat untuk mengurangi atau mencegah kerugian karena bencana,
bagaimana reaksi dilakukan selama dan segera setelah bencana
berlangsung dan bagaimana langkah-langkah diambil untuk
pemulihan setelah bencana terjadi.
Secara garis besar terdapat empat fase manajemen bencana, yaitu:
1. Fase Mitigasi: upaya memperkecil dampak negative bencana.
Contoh: zonasi dan pengaturan bangunan (building codes), analisis
kerentanan; pembelajaran public.
2. Fase Preparadness: merencanakan bagaimana menaggapi bencana.
Contoh: merencanakan kesiagaan; latihan keadaan darurat, system
peringatan.
3. Fase respon: upaya memperkecil kerusakan yang disebabkan oleh
bencana. Contoh: pencarian dan pertolongan; tindakan darurat,
4. Fase Recovery: mengembalikan masyarakat ke kondisi normal.
Contoh: perumahan sementara, bantuan keuangan; perawatan
kesehatan.
Keempat fase manajemen bencana tersebut tidak harus selalu ada,
atau tidak secara terpisah, atau tidak harus dilaksanakan dengan
urutan seperrti tersebut diatas. Fase-fase sering saling overlap dan
lama berlangsungnya setiap fase tergantung pada kehebatan atau
besarnya kerusakan yang disebabkan oleh bencana itu. Dengan
demikian, berkaitan dengan penetuan tindakan di dalam setiap fase
itu, kita perlu memahami karakteristik dari setiap bencana yang
mungkin terjadi.
C. Mekanisme Manajemen Bencana
Manajemen bencana terdiri dari 2 mekanisme yaitu mekanisme internal
atau informal dan mekanisme eksternal atau informal.
a. Mekanisme internal atau informal, yaitu unsur-unsur masyarakat di
lokasi bencana yang secara umum melaksanakan fungsi pertama
dan utama dalam manajemen bencana dan seringkali disebut
mekanisme manajemen bencana alamiah, ini terdiri dari keluarga,
organisasi sosial informal (pengajian, pelayanan kematian, kegiatan
kegotong royongan, arisan dan sebagainya) serta masyarakat lokal.
b. Mekanisme eksternal atau formal, yaitu organisasi yang sengaja
dibentuk untuk tujuan manajemen bencana, contoh organisasi
manajemen bencana di Indonesia diantaranya seperti BAKORNAS
PB, SATKORLAK PB, SATLAK PB dan BNPB maupun BPBD
D. Siklus Manajemen Bencana
Siklus manajemen bencana terbagi menjadi 3 tahapan atau fase, 3 tahap
atau fase manajemen bencana yaitu:
1. Tahap Pra Bencana
Dalam fase pra bencana ini mencakup kegiatan, mitigasi, kesiapsagaan
dan peringatan dini.
Pencegahan (Prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana jika mungkin
dengan meniadakan bahaya. Contoh kegiatan pencegahan diantaranya
melarang pembakaran hutan dalam perladangan, melarang
penambangan batu di daerah curam, melarang membuang sampah
sembarangan dan lain sebagainya.
Mitigasi Bencana (Mitigation)
Mitigasi adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi
risiko bencana baik melalui pembangunan fisik, maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Kegiatan
mitigasi inidapat dilakukan melalui pelaksanaan penataan ruangan;
pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan;
dan penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, pelatihan baik secara
konvensional maupun modern.
Kesiapsiagaan (Preparedness)
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bancana melalui pengorganisasian dan langkah yang
tepat guna dan berdaya guna.
Peringatan Dini (Early Warning)
Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin pada masyarakat mengenai kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang atau upaya
untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana kemungkinan akan
segera terjadi.
Pemberian peringatan dini ini harus menjangkau masyarakat (accesible),
segera (immediate), tegas tidak membingungkan (coherent), bersifat
resmi (official).
2. Tahap Saat Terjadi Bencana
Dalam tahap ini mencakup tanggap darurat dan bantuan darurat.
Tanggap Darurat (response)
Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
yang ditimbulkan . Ini meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsian dan pemulihan sarana prasarana. Berikut
beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap tanggap darurat,
diantaranya yaitu:
 Pengkajian yang tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumberdaya
 Penentuan status keadaan darurat bencana
 Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
 Pemenuhan kebutuhan dasar
 Perlindungan terhadap kelompok rentan
 Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

Bantuan Darurat (relief)


Ini merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar berupa sandang, pangan, tempat tinggal
sementara, kesehatan, sanitasi dan juga air bersih.
3. Tahap Pasca Bencana
Dalam tahapan ini mencakup pemulihan, rehabilitasi dan juga
rekonstruksi.
Pemulihan (Recovery)
Pemulihan adalah rangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
memfungsikan kembali kelembagaab, prasarana dan sarana dengan
melakukan upata rehabilitasi.
Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat hingga tingkat yang memadai pada wilayah
pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pasca bencana.
Rekonstruksi (reconstruction)
Rekonstruksi adalah perumusan kebijakan dan usaha serta langkah-
langkah nyata yang terencana dengan baik, konsisten dan berkelanjutan
untuk membangun kembali secara permanen semua prasarana, sarana
dan sistem kelembagaan baik tingkat pemerintahan maupun masyarakat
dengan sasaran utama tumbuh berkembangnya kegiatan perekonomian,
sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkitnya peran
dan partisipasi masyarakat sipil dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat di wilayah pasca bencana. Lingkup pelaksanaan
rekonstruksi terdiri atas program rekonstruksi fisik dan program
rekonstruksi non fisik.

2. Penerapan
Diisi dengan gagasan pribadi tentang penerapannya untuk pengembangan
peran peserta di tempat kerja.
Jawab :
Sebagai tenaga kesehatan yang harus dilakukan sebelum terjadi
bencana alam yaitu melakukan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi
bencana kepada masyarakat dengan cara memberi pelatihan pertolongan
pertama kepada masyarakat serta menginformasikan alamat dan nomor telepon
darurat seperti dinas kebakaran, rumah sakit, dan ambulance. Selain itu peran
saya sebagai tenaga kesehatan pada saat terjadi bencana yaitu menolong para
korban bencana dengan cara melakukan triage terlebih dahulu pada orang yang
terkena bencana, cara melakukan triage yaitu dengan melihat kondisi korban,
apabila ada korban yang luka parah maka segera dilakukan evakuasi setelah itu
memindahkan orang tersebut ke tempat evakuasi untuk dilakukan pertolongan
pertama dan segera pindahkan ke rumah sakit terdekat jika tidak bisa tertangani
di tempat evakuasi, sedangkan korban yang lukanya tidak parah maka
disarankan agar segera meninggalkan lokasi bencana dan mengarahkan ke
tempat evakuasi. Selain itu para korban bencana yang telah di periksa atau di
tangani maka selanjutnya dilakukan penjadwalan kunjungan konsultasi
kesehatan dan dilakukan cek kesehatan secara berkala.

***Penugasan Learning Journal


a. Membaca materi yang tersedia di folder materi pada google classroom untuk
pembelajaran yang akan diberikan
b. Mengisi learning journal (form terlampir)
c. Mengupload ke google classroom sampai jam 21.00 WIB sehari sebelum jadwal
materi tersebut diberikan

Anda mungkin juga menyukai