TINJAUAN PUSTAKA
bencana alam yang secara sadar kita ketahui telah menjadi langganan bagi
sebuah peristiwa yang kita sebut sebagai bencana ini, dengan tujuan agar
tidak menimbulkan dampak yang negatif yang begitu besar bagi masyarakat
dan negara, dengan bahasa lain perlu dirancang atau dilakukan sebuah
manajemen bencana.
berikut:
Model ini merupakan model yang paling populer karena terdiri dari
1
Coppola. 2007. Dalam: Adiyoso, Wignyo. 2018. Manajemen Bencana. Jakarta: Bumi Aksara.
Hal. 90.
25
b) Pre-During-Post disaster model
daerah yang rawan bencana. perbedaan pada kondisi bencana dan tidak
terjadi.
2
Adiyoso, Wignyo. 2018. Manajemen Bencana. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 90-91.
26
oleh Stephen Bieri (2003). Disaster manajemen cycle terdiri dari dua
kegiatan besar, yaitu sebelum terjadinya bencana (pre even) dan setelah
pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. pra bencana berupa
3
Coppola. 2007. Dalam: Kusumasari, Bevaola. 2014. Manajemen Bencana dan Kapabilitas
Pemerintah Lokal. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Hal. 22.
27
peningkatan kesiagaan kalau terjadi bencana ada langkah-langkah untuk
b. Kesiapsiagaan
28
Lebih jelas lagi diterangkan dalam pasal 45 ayat 2 undang-undang
bencana.
dini.
dasar.
c. Tanggap Darurat
dilakukan saat terjadi bencana. tujuan dari tanggap darurat adalah untuk
29
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
dan pemulihan sarana dan prasarana vital seperti fasilitas air minum,
d. Pemulihan
kembali.
7
Opcit hal. 176.
30
terkena dampak. Pada saat yang sama kegiatan ini mendorong dan
terdampak.
8
Kusumasari, Bevaola. 2014. Manajemen Bencana dan Kapabilitas Pemerintah Lokal.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Hal. 30.
31
publik seperti jalan raya, masjid, sekolah, kantor pemerintahan, dan lain-
sasaran empuk untuk dirusak oleh bencana alam dengan skala besar.
harta benda, kehilangan mata pencarian atau pekerjaan, bahkan bisa juga
kehilangan kerabat dan atau keluarga jika bencana itu sampai memakan
korban jiwa.
ekonomi yang telah ada. Disamping itu, dampak dari bencana yang terjadi
(ii) kesedihan akibat kehilangan tempat tinggal dan harta benda, serta (iii)
menjadi lebih baik, dan (iii) memberikan lingkungan yang aman dan dapat
Hal itu tentu saja menjadi faktor buruk bagi kelangsungan hidup
9
Benwisner dkk. 2012. Dalam: Adiyoso, Wignyo. 2018. Manajemen Bencana. Jakarta: Bumi
Aksara. Hal. 240-241.
32
biasanya ketika tidak ada bencana alam. Dengan demikian konsep
ketika sebelum terjadi bencana, pada saat bencana datang, bahkan sesudah
terjadi bencana.
tahapan terakhir dari manajemen bencana, dimana dalam penelitian ini juga
dan rekonstruksi pasca bencana, maka peneliti akan mambahas lebih dalam
bencana tersebut.
10
Undang-Undang nomor 24 tahun 2007.
33
bencana pada tahap setelah terjadinya bencana, dengan tujuan tentu saja
terkena dampak agar dapat berjalan dengan layak kembali tanpa terganggu
lagi dengan situasi dan kondisi yang menakutkan atau resah setelah dilanda
bencana alam. 11
rekonstruksi.
baik.
11
Baca: Adiyoso, Wignyo. 2018. Manajemen Bencana. Jakarta: Bumi Aksara. “Dalam bukunya,
beliau mendeskripsikan banyak hal tentang manajemen bencana dengan berlandaskan pada
undang-undang yang berlaku di Indonesia”.
12
Adiyoso, Wignyo. 2018. Manajemen Bencana. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 241.
34
Disamping itu, terdapat beberapa aspek yang menjadi sasaran
lebih baik dan tahan bencana, peningkatan fungsi pelayanan publik, dan
35
6) Aspek lintas sektor, terdiri dari pemulihan aktivitas/kegiatan yang
perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai
tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk
akibat bencana.
BNPB no. 11 tahun 2008 tentang pedoman rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana:
rehabilitasi
13
Ibid. Hal. 243.
36
4) Menjadikan kegiatan rehabilitasi sebagai gerakan dalam masyarakat dengan
dari kondisi yang rusak menjadi kawasan yang layak digunakan untuk
air.
tersebut dapat berupa, bahan material, komponen rumah, atau uang yang
kerusakan rumah.
37
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah psikologis antara
psikososial.
5) Pelayanan kesehatan
korban bencana menghindari kondisi buruk atau konflik sosial yang mungkin
bencana dari sisi sosial, ekonomi, dan budaya. Strategi yang dapat dilakukan
38
8) Pemulihan keamanan dan ketertiban
Upaya yang dapat dilakukan dalam hal ini antara lain mengaktifkan
Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam hal ini antara lain
39
dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta
masyarakat.14
sebagai berikut:
yang terkait.
bersifat lokal.
14
Ibid. Hal. 247.
40
Dalam kegiatan rekonstruksi, terdapat dua jenis cakupan yaitu rekonstruksi
membangun kembali kondisi fisik dengan lebih baik. Bentuk rekonstruksi fisik
sebagai berikut:
ruang.
kesehatan, panti asuhan, sarana peribadatan, panti jompo, dan balai desa.
c. Penerapan rancang bangun dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan
tahan bencana
pedoman dan manual rancang bangun yang ada, (b) mengembangkan rancang
41
kearifan lokal, dan (f) menyesuaikan terhadap tingkat kerawanan bencana di
seperti semula, bahkan lebih baik dari kondisi sebelumnya. Cakupan kegiatan
dan masyarakat.
analisis guna dapat menghasilkan sebuah konsep perencanaan yang tepat untuk
rencana. Analisis kebutuhan pasca bencana terdiri dari tiga komponen, yaitu
42
pengkajian akibat bencana, pengkajian dampak bencana, dan pengkajian
Kegiatan ini merupakan proses pengkajian atas akibat langsung dan tidak
diakibatkan oleh bencana, tujuan dari penilaian tersebut antara lain untuk
menilai kerusakan yang terjadi pada prasarana dan sarana publik dan
jangka menengah dan panjang. Beberapa hal yang dibahas dalam pengkajian
dampak bencana yaitu identifikasi dampak terhadap ekonomi dan fiskal, sosial,
15
Ibid. Hal. 251.
43
kondisi bencana tersebut. Selain itu, perkiraan akibat dan dampak juga perlu
kebutuhan yang menjadi dasar bagi penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan
kerusakan dan kerugian fisik dan non fisik yang menyangkut aspek
lintas sektor.
berikut:
dalam prosesnya.
bukti.
44
d. Pendekatan hak-hak dasar, yaitu menggunakan cara pandang yang
Sama halnya dengan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi, rencana aksi ini
45
pemerintah kabupaten/kota yang dituangkan ke dalam rencana kerja
Indonesia telah dituangkan ke dalam perka BNPB no. 17 tahun 2010 tentang
berikut.16
1. Penyelenggaraan Rehabilitasi
16
Ibid. Hal. 257.
46
b. Inventarisasi dan identifikasi kerusakan/kerugian
bencana susulan dan hal lain yang relevan, serta (iii) inventarisasi dan
47
keterampilan secara profesional sangat diperlukan dalam semua proses dan
rehabilitasi.
e. Pelaksanaan rehabilitasi
masyarakat.
program rehabilitasi.
48
2. Penyelenggaraan rekonstruksi
a. Koordinasi program
koordinasi vertikal antara struktur di tingkat daerah dan tingkat pusat, (ii)
termasuk LSM.
d. Mekanisme penyelenggaraan
1) Kelembagaan
49
Proses rekonstruksi aspek kelembagaan memegang peranan penting
3) Pembiayaan
50
berbagai institusi yang terlibat dan pemanfaatan dana secara optimal
2) Pelaporan
sebagai berikut.
rekonstruksi.
dan evaluasi disusun oleh BNPB dan/atau BPBD untuk kegiatan rekonstruksi
51
mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja-kursi, alat-alat dan media
pembelajaran. 17
yaitu gedung sekolah dan khususnya ruang kelas yang digunakan untuk
seperti yang kita sadari bersama tingkat pendidikan suatu negara merupakan
juga merupakan hal yang sangat penting dan pokok guna dapat
17
Gusni, Gusni. 2019. Sarana dan rasarana Pendidikan. Padang: Universitas Negeri Padang. Hal.
1.
52
belajar yang didukung dengan kualitas ruang belajar yang baik tentunya
struktur sosial serta populasi yang terkena dampak bencana tidak mampu
atau internasional. 18
18
Kusumasari, Bevaola. 2014. Manajemen Bencana dan Kapabilitas Pemerintah Lokal.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Hal. 3.
53
Metodologi Kajian Bencana
bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat
cedera, hilangnya nyawa atau kehilangan harta benda. Bahaya ini bisa
apakah bahaya (baik bahaya alam maupun bahaya buatan) yang terjadi
bahaya.
54
kearifan lokal masyarakat yang diceritakan secara turun temurun dari
generasi ke generasi.
a. Bahaya alam (natural hazard) dan ancaman karena ulah manusia (man
55
Bencana merupakan kejadian yang dapat terjadi dimana saja, kapan
saja, dan menimpa siapa saja. Sifat bencana yang seringkali terjadi secara
tiba-tiba, tidak bisa dipastikan kapan terjadinya dan tidak terduga maka
kawasan tersebut.
yang tinggi.
bumi.
oleh pergeseran atau pergerakan pada bagian dalam bumi (kerak bumi)
56
secara tiba-tiba. Penyebab gempa bumi yang selama ini disepakati antara
juga dibuktikan dengan catatan data dari BNPB yaitu kejadian gempa bumi
karena itu pemerintah harus menjadi garda terdepan dalam menanggapi hal
langkah-langkah yang tepat dalam hal penanganan bencana yang ada, baik
19
Nurjanah, R. 2013. Manajemen Bencana. Bandung: ALFABETA. Hal. 28.
20
Adiyoso, Wignyo. 2018. Manajemen Bencana. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 61.
21
Ibid. Hal. 63.
57