Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MID

RANGKUMAN MATERI KESIAPAN DAN KEDARURATAN


KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesiapan Dan Kedaruratan


Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dosen Pengampuh : Pitrah Aspian, S.Sos.. M.Sc.

OLEH :
FERA RAHAYU NINGSI
J1A117207
K3

KONSENTRASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KESEAHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
RANGKUMAN MATERI KESIAPAN DAN KEDARURATAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kesiapansiagaan dan Tanggap Darurat


Kesiapsiagaan adalah upaya yang dilaksanakan untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa,
kerugian harta benda, dan berubahnya tata kehidupan masyarakat. Adapun
kegiatan kesiapsiagaan secara umum adalah: (1) kemampuan menilai resiko;
(2) perencanaan siaga; (3) mobilisasi sumberdaya; (4) pendidikan dan
pelatihan; (5) koordinasi; (6) mekanisme respon; (7) manajemen informasi; (8)
gladi/simulasi.
Penanggulangan Keadaan Darurat adalah upaya atau tindakan yang
dilakukan untuk mengatasi keadaan yang akan menimbulkan kerugian, agar
situasi atau keadaan yang tidak dikehendaki tersebut dapat segera di atasi atau
dinormalisasi dan kerugian ditekan seminimal mungkin. prosedur tanggap
darurat K3 sangat penting dibuat dan diberlakukan kepada seluruh pekerja dan
orang yang berada di dalam perusahaan tempat bekerja, untuk melindungi
seluruh tenaga kerja yang ada.
a. Tanggap Darurat Bencana
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perllindungan,
pengurusan pengungsian, penyelamatan, serta pemulihan prasaranan dan
sarana. (Yuantara & Hartini, 2019).
Tanggap Darurat merupakan tahap penindakan atau pengerahan
pertolongan untuk membantu masyarakat yang tertimpa bencana, guna
menghindari bertambahnya korban jiwa. Penyelenggaraan penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat meliputi (Yuantari & Hartini, 2019):
1. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian,
dan sumber daya;
2. penentuan status keadaan darurat bencana;
3. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
4. pemenuhan kebutuhan dasar;
5. perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
6. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
b. Tanggap Darurat Kebakaran
1. Sarang Proteksi Aktif
a) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
b) Alarm
c) Sistem Pengendalian Asap
d) Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat
2. Saran Penyelamatan Jiwa
a) Sarana Jalan Keluar
b) Tangga Darurat
c) Pintu Darurat
d) Koridor
e) Lobi
f) Petunjuk Arah Jalan Keluar
g) Penerangan Darurat
h) Tempat Berkumpul Sementara
i) Komunikasi Darurat
2. Mitigasi
Mitigasi adalah serangkaian usaha untuk mengurangi risiko bencana.
Berdasarkan UU No. 24 tahun 2007 dinyatakan bahwa definisi dari mitigasi
adalah serangkaian/berbagai upaya dalam menangani dan mengurangi dari
risiko bencana. Hal tersebut dapat dilaukan baik lewat pembangunan fisik
ataupun dengan menjalankan sesuatu yang bersifat penyadaran.
a. Pengertain Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c
dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh
bencana terhadap masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana (PP
No 21 Tahun 2008 Pasal 20 ayat (1)) baik bencana alam, bencana ulah
manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau
masyarakat. Dalam konteks bencana, dekenal dua macam yaitu (1) bencana
alam yang merupakan serangkaian peristiwa bencana yang disebabkan oleh
faktor alam, yaitu berupa gempa, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan tanah longsor, dll. (2) bencana sosial merupakan
suatu bencana yang diakibatkan oleh manusia, seperti konflik social,
penyakit masyarakat dan teror. Mitigasi bencana merupakan langkah yang
sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen
bencana. Ada empat hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu:
a) Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis
bencana.

b) Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat


dalam menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan bencana.

c) Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui


cara penyelamatan diri jika bencana timbul, dan
d) Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi
ancaman bencana.

Bencana merupakan menyebabkan timbulkan korban jiwa baik


manusia, hewan, maupun makhluk hidup lainnya, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis yan gdala keadaan tertentu
dapat menghambat pembangunan nasional. Menurut Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana dapat di sebabkan oleh :

a) Faktor Alam
b) Faktor Non Alam
c) Faktor Manusia

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko


bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapai ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP
No.21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
Bencana sosial adalah bencaya yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.

b. Manajemen Mitigasi Bencana


1) Penguatan institusi penanganan bencana.
2) Meningatkan kemampuan tanggap darurat.
3) Meningkatkan kepedulian dan kesiapan masyarakat pada masalah-
masalah yang berhubungan dengan risiko bencana.
4) Meningkatkan keamanan terhadap bencana pada sistem infrastruktur
dan utilitas.
5) Meningkatkan keamanan tehadap bencana pada bangunan strategis dan
penting.
6) Meningkatkan keamanan terhadap bencana daerah perumahan dan
fasilitas umum.
7) Meningkatkan keamanan terhadap bencana pada bangunan industri.
8) Meningkatkan keamanan terhadap bencana pada bangunan sekolah dan
anak-anak sekolah.
9) Memperhatikan keamanan terhadap bencana dan kaidah-kaidah
bangunan tahan gempa dan tsunami serta banjir dalam proses
pembuatan konstruksi baru.
10) Meningkatkan pengetahuan para ahli mengenai fenomena bencana,
kerentanan terhadap bencana dan teknik-teknik mitigasi.
11) Memasukkan prosedur kajian risiko bencana kedalam perencanaan tata
ruang/ tata guna lahan.
12) Meningkatkan kemampuan pemulihan masyarakat dalam jangka
panjang setelah terjadi bencana.
c. Tahap-Tahap Mitigasi
1. Tahap Mitigasi (Kesiapsiagaan)
Kesiapsiagaan adalah perencanaan dari cara merespons peristiwa
adanya bencana. Perencanaan ini dibuat menurut bencana yang sudah
pernah terjadi serta bencana lain yang kemungkinan akan terjadi.
Tujuannya ilah untuk meminimalkan korban jiwa serta kerusakan
sarana-sarana dari pelayanan umum.
2. Tahap Mitigasi (Respons)
Maksudnya disini ialah respon dalam upaya untuk meminimalkan
dari bahaya yang diakibatkan oleh bencana. Pada tahap ini dijalankan
dengan sesaat sesudah terjadinya suatu bencana. Rencana
penanggulangan bencana diselenggarakan secara fokus dalam usaha
pertolongan korban bencana serta antisipasi dalam kerussakan yang
dialami akibat bencana.
3. Tahap Mitigasi (Pemulihan)
Yang dimaksud pada taham ini adalah upaya dalam
mengembalikan keadaan masyarakat seperti kondisi semula. Di tahap
ini, yakni lebih fokus mengarah pada penyediaan tempat tinggal yang
sementara bagi korban bencana dan membangun kembali sarana
prasarana yang sudah rusak.
4. Tahap Mitigasi (Evaluasi)
Pada tahap ini mengevaluasi terhadap langkah dalam
menanggulangi bencana yang dilakukan. Tahap tersebut dijalankan
suatu program rekontruksi sebagai tanggung jawaab dari Pemerintah
daerah di suatu daerah yang terkena musbiah bencana atau Pemerintah
Pusat.
d. Jenis-Jenis Mitigasi
1. Mitigasi Strutural
Adalah suatu usaha untuk mengurangi risiko bencan dengan
menjalankan pembangunan prasaran fisik yakni caranya dengan teretnu
dan memanfaatkan sebuah teknologi.
2. Mitigasi Non-Strutural
Adalah upaya dalam mengurangi dampak bencana lewat
kebijakan/peraturan pemerintah tertentu.

Anda mungkin juga menyukai