Anda di halaman 1dari 12

1.

Kondisi Matra, adalah:


A. Kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti
tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan
B. Kondisi lingkungan, habitat, wahana, yang berbeda bermakna dengan kondisi
lingkungan atau habitat, wahana kesehariannya
C. Keadaan fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium untuk menunjang
berlangsungnya kehidupan organisme tersebut
D. Komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup
E. segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung

2. Visi Kesehatan Matra:


A. Menggerakkan dan menggalakkan deseminasi informasi
B. Mendorong kesehatan matra terjangkau dan bermutu
C. Individu, kelompok/ masyarakat yang terpapar dalam kondisi matra tetap sehat
D. Mendorong kemandirian masyarakat untuk tetap sehat dalam kondisi matra
E. Merumuskan legislasi untuk memastikan implementasi prosedur-prosedur
pengendalian

3. Tidak termasuk ruang lingkup Kesehatan Matra antara lain:


A. Upaya kesehatan haji
B. Upaya kesehatan transmigrasi
C. Upaya kesehatan penanggulangan korban akibat bencana
D. Upaya kesehatan Lansia
E.Upaya kesehatan di bumi perkemahan

4. Tujuan penyelenggaraan kesehatan haji, antara lain:


A. Menggerakkan dan menggalakkan deseminasi informasi
B. Mendorong kesehatan haji terjangkau dan bermutu
C. Individu, kelompok/ masyarakat dalam kondisi haji tetap sehat
D. Mendorong kemandirian masyarakat untuk tetap sehat dalam kondisi haji
E. Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah,
sampai tiba kembali ditanah air

5. Tidak termasuk Kebijakan Pemerintah berkaitan dengan kesehatan haji:


A. Meningkatkan kemampuan Teknis Medis petugas pemeriksa kesehatan calon jemaah
haji ditingkat Puskesmas dan Rumah Sakit
B. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan Rumah sakit dengan
menerapkan standar pelayanan bagi calon jemaah haji
C. Melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu bagi calon jemaah haji di Puskesmas,
Rumah sakit dan Embarkasi.
D. Melaksanakan Pembinaan kesehatan sejak dini bagi calon jemaah haji Resiko Tinggi
di tanah air.
E. Melaksanakan perekrutan tenaga kesehatan non-profesional secara transparan
6. Penyebab tertinggi kematian jema’ah haji Indonesia tahun 1429 H/2008 M adalah:
A. Sistem Pernafasan D. Neoplasma
B. Sistem Sirkulasi E. Lainnya
C. Sistem Persarafan

7. Semua variabel yang berperan dalam timbulnya penyakit, disebut:


A. Faktor resiko D. Etiologi
B. Faktor predisposisi E. Vektor
C. Faktor presipitasi

8. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah adalah:


A. Upaya pemeliharaan lingkungan sehingga tercapai kualitas lingkungan yang
diinginkan sesuai peruntukkannya untuk menjamin agar kualitas lingkungan tetap
dalam kondisi alamiahnya
B. Kegiatan kesehatan yang tidak hanya mengaitkan diri pada pengetahuan, sikap dan
praktik kesehatan saja tetapi juga memperbaiki lingkungan
C. Usaha untuk memahami, mencari solusi yang terbaik dan mengadakan peramalan
keadaan dan perkembangan lingkungan hidup, yang dapat memberikan kejelasan,
rincian dan ketelitian analisis dan perkiraan yang dapat dijadikan alat penunjang dalam
proses pengambilan keputusan dalam manajemen lingkungan hidup
D. Penguraian suatu soal atau permasalahan lingkungan menjadi bagian-bagian untuk
memahami sifat, fungsi, serta hubungan lingkungan dengan yang lain
E. Upaya tatalaksana penyakit yang dilaksanakan secara simultan bersama
pengendalian faktor risiko penyakit berkenaan, berdasar fakta (evidences)
dalam satu wilayah

9. Pengamatan, pengukuran dan pengendalian emisi pencemaran udara (mobil, industri, dll)
sumber pencemaran air (rumah tangga, industri dll) sumber penyakit menular (penderita
Thypus, penderita malaria dll) atau sumber perubahan alamiah, misalnya gunung berapi,
dapat diketahui melalui informasi simpul:
A. Simpul 1 D. Simpul 4
B. Simpul 2 E. Simpul 5
C. Simpul 3

10. Pengamatan, pengukuran dan pengendalian Prevalensi korban keracunan, prevalensi penderita
kanker paru akibat asap rokok, kanker kulit akibat sinar Ultraviolet, ataupun penderita
penyakit menular lainnya, dapat diketahui melalui informasi simpul:
A. Simpul 1 D. Simpul 4
B. Simpul 2 E. Simpul 5
C. Simpul 3

11. Pengamatan, pengukuran dan pengendalian bila komponen lingkungan tersebut sudah berada
disekitar manusia, (contoh : komponen konsentrasi pencemaran udara, kadar kandungan
residu pestisida dalam sayur-mayur, bakteri E. Coli dalam air minum, dll), dapat diketahui
melalui informasi simpul:
A. Simpul 1 D. Simpul 4
B. Simpul 2 E. Simpul 5
C. Simpul 3

12. Jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu tertentu (satu tahun)
dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan dalam
persen, disebut:
A. Angka Kematian Kasar
B. Angka Kematian Bayi
C. Angka Kematian Ibu
D. Angka Insiden
E. Angka Prevalensi

13. Jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan nifas dalam satu tahun dibagi dengan
jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dalam persen, disebut:
A. Angka Kematian Kasar
B. Angka Kematian Bayi
C. Angka Kematian Ibu
D. Angka Insiden
E. Angka Prevalensi

14. Adalah jumlah seluruh kematian bayi (umur dibawah 1 tahun) pada satu jangka waktu tertentu
dibagi dengan jumlah seluruh kelahiran hidup dalam persen, disebut:
A. Angka Kematian Kasar
B. Angka Kematian Bayi
C. Angka Kematian Ibu
D. Angka Insiden
E. Angka Prevalensi

15. Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada jangka waktu
tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
dalam persen, disebut:
A. Angka Kematian Kasar D. Angka Insiden
B. Angka Kematian Bayi E. Angka Prevalensi
C. Angka Kematian Ibu

16. Jumlahnya relatif sedikit, memiliki gejala klinis jelas, perlu tindakan segera dan sering
diklasifikasikan sebagai kecelakaan. Misalnya penderita keracunan pestisida dosis besar dan
penderita demam Thypus. Menurut klasisifikasi Manifestasi Klinik Gangguan Kesehatan
Akibat Lingkungan, disebut:
A. Kelompok Penderita Akut
B. Kelompok Penderita Subklinik
C. Kelompok Penderita dengan Gejala Samar
D. Kelompok Sehat
E. Kelompok Seimbang
17. Jumlahnya relatif banyak, memiliki gejala klinis tidak jelas namun memiliki tanda (indikator)
laboratorium khas, sering dihubungkan dengan penyakit yang diperoleh dari tempat
pekerjaan:
A. Kelompok Penderita Akut
B. Kelompok Penderita Subklinik
C. Kelompok Penderita dengan Gejala Samar
D. Kelompok Sehat
E. Kelompok Seimbang

18. Jumlahnya amat besar gejalanya tidak khas baik secara klinik maupun secara laboratorika,
akibat pemaparan pada komponen lingkungan dalam intensitas rendah atau dosis kecil:
A. Kelompok Penderita Akut
B. Kelompok Penderita Subklinik
C. Kelompok Penderita dengan Gejala Samar
D. Kelompok Sehat
E. Kelompok Seimbang

19. Sebuah puskesmas melakukan pengamatan epidemiologi tentang penderita sakit yang
jumlahnya amat besar gejalanya tidak khas baik secara klinik maupun secara laboratorika,
akibat pemaparan pada komponen lingkungan dalam intensitas rendah atau dosis kecil seperti
bahan pewarna sintesis berbahaya
Apa Klasifikasi manifestasi klinik gangguan kesehatan tersebut?
A. Kelompok Penderita Akut
B. Kelompok Penderita Subklinik
C. Kelompok Penderita dengan Gejala Samar
D. Kelompok Penderita Kronik
E. Kelompok Penderita Klinik

20. Penelitian sebuah puskesmas diperoleh data, dari 200 orang pengunjung puskesmas, secara
tiba-tiba 20 orang diantaranya menderita gastro enteritis (muntah berak) setelah jajan bakso
dipinggir jalan.
Berapa Angka Serangannya?
A. 4% D. 12,5%
B. 10% E. 20%
C. 11%

21. Penelitian sebuah puskesmas diperoleh data, dari 200 orang pengunjung puskesmas, secara
tiba-tiba 20 orang diantaranya menderita gastro enteritis (muntah berak) setelah jajan bakso
dipinggir jalan. Tiga hari kemudian 40 orang pengunjung lainnya terkena muntah berak
Berapa Angka Serangan Sekundernya?
A. 4% D. 12,5%
B. 10% E. 20%
C. 11%
22. Menurut Depkes, manajemen pemberantasan penyakit berbasis wilayah pada hakikatnya
merupakan upaya tata laksana pemberantasan dan pengendalian penyakit dengan cara
mengendalikan sumber penyakit dan/atau berbagai faktor resiko penyakit secara paripurna,
dalam satu perencanaan dan tindakan yang terintegrasi berdasarkan fakta yang dikumpulkan
secara sistematik, periodik, terpercaya dalam satu wilayah
Mengapa perlu manajemen penyakit dimaksud?
A. Kejadian penyakit adalah inti permasalahan kesehatan masyarakat
B. Untuk mengukur kinerja kegiatan pengendalian penyakit
C. Upaya Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencegahan dan Perawatan
D. Usaha Peningkatan Sumber Daya Manusia
E. Untuk Penelitian dan Pengembangan Program

23. Sebuah dinas kesehatan melakukan upaya pengamatan, pengukuran dan pengendalian emisi
pencemaran udara (mobil, industri), sumber pencemaran air (rumah tangga, industri), sumber
penyakit menular (penderita Thypus, penderita malaria), dan sumber perubahan alamiah
gunung berapi.
Pada simpul berapa informasi itu didapatkan?
A. Simpul 1
B. Simpul 2
C. Simpul 3
D. Simpul 4
E. Simpul 5
24. Sebuah dinas kesehatan melakukan upaya Pengamatan, pengukuran kadar Timbal dalam darah
penduduk, kadar Merkuri dalam rambut, kadar COHb dalam darah, kadar DDT dalam lemak
tubuh ataupun Plasmodium spp dalam darah.
Pada simpul berapa informasi itu didapatkan?
A. Simpul 1
B. Simpul 2
C. Simpul 3
D. Simpul 4
E. Simpul 5

25. Sebuah dinas kesehatan melakukan upaya pengamatan, pengukuran dan pengendalian
komponen lingkungan yang berada disekitar manusia, yakni komponen konsentrasi
pencemaran udara, kadar kandungan residu pestisida dalam sayur-mayur, bakteri E. Coli
dalam air minum.
Pada simpul berapa informasi itu didapatkan?
A. Simpul 1
B. Simpul 2
C. Simpul 3
D. Simpul 4
E. Simpul 5

26. Menurut WHO, setiap tahun, jumlah kematian akibat diare pada balita, bayi bawah lima tahun,
di negara-negara berkembang sebanyak 1,5 juta jiwa. Akibat perilaku masyarakat yang
membuang kotoran secara sembarangan. Perlu upaya pengendalian penyakit
Apa jenis sumber penularan menurut diagram F penyakit?
A. Faeces D. Fluid
B. Field E. Food
C. Flies

27. Menurut WHO, setiap tahun, jumlah kematian akibat diare pada balita, bayi bawah lima tahun,
di negara-negara berkembang sebanyak 1,5 juta jiwa. Akibat lingkungan yang kotor. Perlu
upaya pengendalian penyakit
Apa jenis sumber penularan menurut diagram F penyakit?
A. Faeces D. Fluid
B. Field E. Food
C. Flies

28. Menurut WHO, setiap tahun, jumlah kematian akibat diare pada balita, bayi bawah lima tahun,
di negara-negara berkembang sebanyak 1,5 juta jiwa. Akibat masyarakat mengkonsumsi
makanan yang tidak hygienis. Perlu upaya pengendalian penyakit
Apa jenis sumber penularan menurut diagram F penyakit?
A. Faeces D. Fluid
B. Field E. Food
C. Flies

29. Menurut Depkes, Kondisi Matra merupakan kondisi lingkungan, habitat, wahana, yang
berbeda bermakna dengan kondisi lingkungan atau habitat, wahana kesehariannya. Karena
tidak sama setiap harinya maka diperlukan upaya pengendalian penyakit atau perlindungan
kesehatan
Apa Visi kondisi kesehatan tersebut?
A. Individu, kelompok atau masyarakat yang terpapar dalam kondisi tersebut tetap
sehat
B. Menggerakkan dan menggalakkan deseminasi informasi
C. Mendorong kondisi kesehatan terjangkau dan bermutu
D. Mendorong kemandirian masyarakat untuk tetap sehat dalam kondisi tersebut
E. Mendorong Peningkatan Sumber Daya Manusia

30. Menurut data Kementerian Kesehatan penyebab kematian calon jemaah haji terbanyak karena
Sistem Sirkulasi 66,4 %. Secara epidemiologi perlu upaya pengendalian penyakit untuk
menurunkan angka kematian
Informasi Simpul 1 yang dapat ditemukan adalah?
A. Istito’ah Kesehatan D. Sehat Prima
B. Upaya Kesehatan E. Faktor Resiko
C. Kegiatan Fisik

31. Menurut data Kementerian Kesehatan penyebab kematian calon jemaah haji terbanyak karena
Sistem Sirkulasi 66,4 %. Ada kaitan juga dengan lokasi wafat. Secara epidemiologi perlu
upaya pengendalian penyakit untuk menurunkan angka kematian
Dimana umumnya lokasi terbanyak jemaah haji wafat?
A. Pesawat D. Bandara
B. Ambulan E. Perjalanan
C. Pemondokan

32. Menurut Depkes, berkemah merupakan kegiatan di alam terbuka yang penuh dengan muatan
pendidikan yang akan mengembangkan secara efektif dan efisien atas proses pendidikan
mental, moral, pisik, intelektual, emosi dan sosial. Karena tidak dilakukan setiap hari maka
diperlukan upaya pengendalian penyakit atau perlindungan kesehatan
Apa yang harus diperhatikan pada kondisi tersebut?
A. Adanya program kegiatan yang dipersiapkan dengan baik
B. Tidak terlalu dekat dengan jalan raya dan perkampungan penduduk
C. Tidak terlalu jauh dari pasar, pos keamanan, pos kesehatan
D. Perkemahan putera terpisah dengan perkemahan puteri
E. Pemandangan disekitar lokasi menarik

33. Menurut Depkes, berkemah merupakan kegiatan di alam terbuka yang penuh dengan muatan
pendidikan yang akan mengembangkan secara efektif dan efisien atas proses pendidikan
mental, moral, pisik, intelektual, emosi dan sosial. Karena tidak dilakukan setiap hari maka
diperlukan upaya pengendalian penyakit atau perlindungan kesehatan
Apa yang harus dilakukan pengaturan pada kondisi tersebut?
A. Adanya program kegiatan yang dipersiapkan dengan baik
B. Tidak terlalu dekat dengan jalan raya dan perkampungan penduduk
C. Tidak terlalu jauh dari pasar, pos keamanan, pos kesehatan
D. Perkemahan putera terpisah dengan perkemahan puteri
E. Pemandangan disekitar lokasi menarik

34. Menurut Depkes, berkemah merupakan kegiatan di alam terbuka yang penuh dengan muatan
pendidikan yang akan mengembangkan secara efektif dan efisien atas proses pendidikan
mental, moral, pisik, intelektual, emosi dan sosial. Karena tidak dilakukan setiap hari maka
diperlukan upaya pengendalian penyakit atau perlindungan kesehatan
Informasi Simpul 1 yang dapat ditemukan adalah?
A. Lintas Alam D. Kondisi Sehat
B. Lokasi Kemah E. Faktor Resiko
C. Perkampungan

35. Menurut Departemen Kesehatan, daerah wisata merupakan sumber potensial penularan
penyakit. Jalur transportasi harus diawasi dan dikontrol sebagai media transmisi penularan
penyakit. Setiap jalur transportasi memiliki tipe khas jenis penyakit khususnya melalui jalur
darat.
Apa dampak sakit melalui jalur transportasi tersebut?
A. Tekanan udara kabin
B. Kelembaban kabin
C. Dehidrasi, radiasi sinar kosmis
D. Transmisi penyakit infeksi
E. Tenggelam
36. Umur harapan hidup didaerah-daerah di indonesia masih memiliki range yang lebar, hal ini
dihubungkan dengan faktor-faktor:
1. Perbedaan tingkat keberhasilan sosial ekonomi menurut heterogenitas wilayah
2. Perbedaan tingkat keberhasilan upaya kesehatan menurut heterogenitas wilayah
3. Perbedaan kondisi lingkungan di masing-masing wilayah
4. Perbedaan tingkat keberhasilan pembangunan sektor-sektor yang mempunyai
kaitan baik langsung maupun tidak langsung dengan kualitas hidup, seperti
keberhasilan pendidikan, pertanian, perhubungan

37. Perlunya Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, karena:


1. Kejadian penyakit adalah inti permasalahan kesehatan masyarakat
2. Derajat kesehatan masyarakat inti kualitas sumberdaya manusia
3. Kebutuhan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (khususnya
masyarakat miskin), bukan hanya pelayanan kuratif
4. Tanpa pengendalian faktor risiko penyakit kejadian penyakit akan terus berulang

38. Dalam kaitan Penyakit Berbasis Wilayah, yang dimaksud wilayah adalah:
1. Wilayah ekosistem
2. Wilayah antar negara
3. Wilayah administratif
4. Wilayah antar benua

39. Faktor resiko Penyakit Berbasis Wilayah adalah:


1. Wilayah ekosistem
2. Komponen Lingkungan
3. Penyebaran penyakit
4. Kependudukan

40. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah bermakna pula:


1.Upaya Manajemen Kejadian Penyakit (kejadian bersifat kompleks)
2.Upaya Manajemen (pencegahan agar) kejadian penyakit (itu) tidak terjadi.
3.Sebagai instrumen untuk mengatasi Disparitas antar wilayah
4. Upaya Pencegahan pada 6 tingkat pencegahan

41. Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu waktu tertentu disekelompok manusia, yang termasuk Insiden adalah:
1. Angka Insiden
2. Angka Serangan
3. Angka Serangan Sekunder
4. Angka Prevalensi Point

42. Berkaitan dengan Kesehatan Bumi Perkemahan, Agar berkemah dapat berfungsi sebagai
media pendidikan, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Adanya program kegiatan yang dipersiapkan dengan baik
2. Pemilihan lokasi perkemahan yang tepat
3. Pengaturan perkampungan perkemahan
4. Perlengkapan perkemahan yang memadai

43. Paradigma Kesehatan Wisata berkaitan Dampak Sakit melalui jalur transportasi udara antara
lain:
1. Tekanan udara kabin
2. Kelembaban kabin, dehidrasi
3. Radiasi sinar kosmis
4. Transmisi penyakit infeksi

44. Manajemen Kesehatan Wisata melalui jalur transmisi darat, antara lain:
1. Memiliki asuransi yang meliputi keseluruhan risiko atas sakit, cedera dan kecelakaan.
2. Memiliki surat izin mengemudi internasional setidaknya berlaku untuk nasional.
3. Mendapatkan informasi mengenai peraturan lalulintas negara terkait dan perawatan
mesin pada negara yang akan dikunjungi.
4. Tidak mengemudi pada jalanan yang tidak dikenal dengan baik.

45. Komponen lingkungan berperan dalam patogenesis penyakit Malaria, karena dapat
memindahkan agent penyakit. Komponen lingkungan yang lazim dikenal sebagai media
transmisi adalah:
1. Udara, Air
2. Makanan
3. Binatang
4. Manusia Secara Langsung.

46. Manajemen Penyakit Malaria pada Simpul 1:


1. penyehatan lingkungan
2. Penggunaan kelambu, kawat kasa, repellent, mempengaruhi angka kesakitan malaria
3. Menghilangkan sumber atau deteksi kasus secara tepat, dan pengobatan secara baik
dapat dianggap sebagai upaya pencegahan yang efektif
4. Disarankan mendapatkan perawatan di rumah sakit

47. Ruang Lingkup Kesehatan Matra:


1. Upaya Kesehatan Penanggulangan Akibat Gangguan Kamtibmas
2. Upaya Kesehatan Lintas Alam
3. Upaya Kesehatan Bawah Tanah
4. Upaya Kesehatan Wisata

48. UU RI no. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal 6 menyebutkan
Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan
menyediakan:
1. layanan administrasi
2. bimbingan Ibadah Haji
3. Akomodasi, Transportasi
4. Pelayanan Kesehatan dan keamanan
49. Menurut Departemen Kesehatan, daerah wisata merupakan sumber potensial penularan
penyakit. Jalur transportasi harus diawasi dan dikontrol sebagai media transmisi penularan
penyakit. Setiap jalur transportasi memiliki tipe khas jenis penyakit khususnya melalui jalur
udara.
Apa dampak sakit melalui jalur transportasi tersebut?
A. Kecelakaan
B. Cedera
C. Radiasi sinar kosmis
D. Transmisi penyakit infeksi
E. Tenggelam

50. Menurut Depkes, Informasi yang lengkap mengenai penyakit spesifik endemik, status
kesehatan dan lokasi rawan penyakit merupakan prasyarat untuk mengendalikan penularan
penyakit. Upaya terintegrasi dan secara global diperlukan untuk melakukan tindakan
pencegahan penularan penyakit melalui daerah wisata khususnya untuk jalur transportasi air.
Bagaimana manajemen kesehatan wisata melalui jalur transmisi tersebut?
A. Praktekkan perilaku aman, menggunakan jaket pelampung, perhatikan arus dan
kecuraman
B. Memiliki surat izin mengemudi internasional setidaknya berlaku untuk nasional.
C. Mendapatkan informasi mengenai peraturan lalulintas negara terkait dan perawatan
mesin pada negara yang akan dikunjungi.
D. Tidak mengemudi pada jalanan yang tidak dikenal dengan baik
E. Memakai pelembab kulit atau memakai kacamata dibandingkan dengan memakai
lensa kontak

51. Menurut Depkes, Informasi yang lengkap mengenai penyakit spesifik endemik, status
kesehatan dan lokasi rawan penyakit merupakan prasyarat untuk mengendalikan penularan
penyakit. Upaya terintegrasi dan secara global diperlukan untuk melakukan tindakan
pencegahan penularan penyakit melalui daerah wisata.
Apa informasi Simpul 1 yang dapat ditemukan?
A. Hewan, tumbuhan, manusia, virus, bakteri, cacing, parasit
B. Udara, air, tanah, makanan, minuman, serangga, atau vektor
C. Pemeriksaan biomarker pada darah, urin, tinja, atau tindakan pencegahan melalui
vaksinasi
D. Kelompok orang-orang yang berada pada kondisi sehat dan menjadi populasi yang
berrisiko
E. Dampak sakit jalur transportasi udara, darat dan laut

52. Menurut Pedoman Interim WHO, Infeksi malaria bisa terjadi hanya dengan satu gigitan
nyamuk. Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.
Apa Agent penyebab penyakit tersebut?
A. Parasit Plasmodium
B. Mycobacterium Anthracis
C. Mycobacterium Leprae
D. Bordetella Pertusis
E. Cutaneus Anthrax
53. Menurut penelitian seorang Ahli Kesehatan Masyarakat, gigitan nyamuk malaria lebih sering
terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya gigitan, parasit akan masuk ke dalam aliran
darah. Penyebaran penyakit malaria juga bisa terjadi melalui transfusi darah atau melalui
pemakaian jarum suntik secara bergantian
Apa informasi Simpul 2 yang dapat ditemukan?
A. Parasit Plasmodium yang hanya disebarkan olehnyamuk Anopheles betina
B. Tingkat kesadaran masyarakat
C. Udara, air, makanan, binatang, dan manusia secara langsung
D. Kebiasaan berada di luar rumah sampai larut malam
E. Kegiatan-kegiatan manusia yang mengakibatkan perubahan lingkungan yang
menguntungkan penularan malaria

54. Menurut penelitian seorang Ahli Kesehatan Masyarakat, gigitan nyamuk malaria lebih sering
terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya gigitan, parasit akan masuk ke dalam aliran
darah. Media penyebaran Udara, air, makanan, binatang, dan manusia secara langsung
Bagaimana manajemen penyakit Malaria pada media tersebut?
A. Memodifikasi atau membenahi lingkungan, sehingga terbentuk lingkungan yang tidak
cocok untuk perindukan dan perkembangan nyamuk malaria
B. Tes darah massal dan memberikan obat antimalaria secara gratis di daerah endemik
malaria
C. Disarankan mendapatkan perawatan di rumah sakit
D. Mengkonsumsi makanan cair, baru kemudian dalam masa pemulihan, makan sayuran
hijau dan buah-buahan
E. Penggunaan kelambu, kawat kasa, repellent, mempengaruhi angka kesakitan malaria

55. Menurut studi WHO, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman penyakit tuberkulosis,
disebut juga sebagai global emergency dan setiap detiknya ada satu orang yang terinfeksi
penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Penentuan diagnostik lebih akurat
dengan pemeriksaan sputum (dahak), perlu upaya penaggulangan penyakit.
Apa agent penyakit tersebut?
A. Mycobacterium Anthracis
B. Bacillus Anthracis
C. Bordetella Pertusis
D. Mycobacterium Tuberculosa
E. Mycobacterium Leprae

56. Menurut Centers for Disease Control (CDC), suatu penyakit pertama kali ditemukan di pulau
Makonde dengan gejala demam lebih dari 39°C, ptekiae atau makulopapular rash di badan,
tungkai, lengan. Diperlukan upaya pencegahan penyakit untuk perlindungan kesehatan
Apa agent penyakit tersebut?
A. Mycobacterium Anthracis
B. Virus Chikungunya
C. Campylobacter jejun
D. Entamoeba histolytica
E. Giardia lamblia
57. Tujuan penyelenggaraan kesehatan haji:
1.Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan
2.Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah, sampai tiba
kembali ditanah air
3. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar / masuk
oleh jemaah haji
4. Meningkatkan kemampuan Teknis Medis petugas pemeriksa kesehatan calon
jemaah haji ditingkat Puskesmas dan Rumah Sakit

58. Kecendrungan lingkungan strategik kesehatan haji berkaitan dengan Profil Calon Jemaah
Haji/Jemaah Haji:
2. Umur 3. Jenis Kelamin
3. Pendidikan 4. Kesakitan

59. Pemeriksaan Kesehatan Haji dapat dilakukan di:


2. Puskesmas 3. Embarkasi Haji
3. Kabupaten/Kota 4. Pemondokan

60. Misi kesehatan Matra:


1. Menggerakkan dan menggalakkan deseminasi informasi
2. Mendorong kesehatan matra terjangkau dan bermutu
3. Individu, kelompok/ masyarakat yang terpapar dalam kondisi matra tetap sehat
4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk tetap sehat dalam kondisi matra

Anda mungkin juga menyukai