Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Terjadinya Penyakit
1. Segitiga Epidemiologi
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi
gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya
penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Segitiga epidemiologi merupakan
interaksi antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan).

Tipe :
a. Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan
Suatu keadaan terpengaruhnya agen penyakit secara langsung oleh lingkungan
yang menguntungkan agen penyakit. Terjadi pada saat prapatogenesis suatu
penyakit, misalnya viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin
yang terkandung dalam sayuran di dalam ruang pendingin dan penguapan bahan
kimia beracun oleh proses pemanasan global.

Gambar Ketidakseimbangan agen dan lingkungan


b. Interaksi antara pejamu (manusia) dan lingkungan

Suatu keadaan terpengaruhnya manusia secara langsung oleh lingkungannya


dan terjadi pada saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya udara dingin, hujan
dan kebiasaan membuat dan menyediakan makanan.

Gambar Ketidakseimbangan Pejamu dan lingkungan

c. Interaksi antara pejamu (manusia) dan agen penyakit


Suatu keadaan agen penyakit yang menetap, berkembang biak dan dapat
merangsang manusia untuk menimbulkan respons berupa tanda-tanda dan gejala
penyakit, misalnya demam, perubahan fisiologis jaringan tubuh dan pembentukan
kekebalan atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat
berupa sembuh sempurna, kecacatan atau kematian.

Gambar Ketidakseimbangan Agen dan pejamu


d. Interaksi agen penyakit, pejamu (manusia) dan lingkungan
Suatu keadaan saling mempengaruhi antara agen penyakit, manusia dan
lingkungan secara bersama-sama dan keadaan tersebut memperberat satu sama
lain sehingga memudahkan agen penyakit baik secara tidak langsung maupun
langsung masuk ke dalam tubuh manusia, misalnya pencemaran air sumur oleh

kotoran manusia akan dapat menimbulkan penyakit muntaber (water borne


diseases).

Gambar Ketidakseimbangan Agen, Pejamu dan Lingkungan


2. Konsep roda
Model ini menggambarkan hubungan manusia dan lingkungannya sebagai
roda. Roda tersebut terdiri atas manusia dengan substansi genetik pada bagian
intinya dan komponen lingkungan biologi, sosial, fisik mengelilingi penjamu.
Ukuran komponem roda bersifat relatif, tergantung problem spesifik penyakit
yang bersangkutan. Contoh pada penyakit herediter tentunya proporsi inti
genetikrelatif besar, sedang penyakit campak status imunitas penjamu dan
biologik lebih penting daripada faktor genetik. Peranan lingkungan sosial lebih
besar dari yang lainnya dalam hal stres mental, sebaliknya pada penyakit malaria
peran lingkungan biologis lebih besar.

3. Jaring-jaring sebab akibat

Teori jaring-jaring sebab akibat ini ditemukan oleh Mac Mohan dan Pugh
(1970). Teori ini sering disebut juga sebagai konsep multi factorial. Dimana teori
ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi dari hasil interaksi berbagai
faktor. Misalnya faktor interaksi lingkungan yang berupa faktor biologis, kimiawi
dan sosial memegang peranan penting dalam terjadinya penyakit.
Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah
keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertambah atau berkurangnya
penyakit yang bersangkutan. Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung
pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian
proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat
dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai pada berbagai titik. Model
ini cocok untuk mencari penyakit yang disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup
individu. (azwar, 1998)
Contoh Konsep Terjadinya Penyakit Anthrax

1. Konsep segitiga Epidemiologi

a. Agent

Pada penyakit antraks agent utamanya yaitu bakteri Bacillus anthracis. Bacillus
anthracis adalah organisme berbentuk batang yang sifatnya aerobik, gram positif,
tidak bergerak, dan mampu membentuk spora . Dalam kondisi tidak kondusif
untuk tumbuh dan memperbanyak diri, maka kuman akan mulai membentuk
spora. Untuk pembentukan spora diperlukan keberadaan oksigen bebas. Dalam
situasi alamiah, siklus vegetatif terjadi dalam lingkungan rendah oksigen dari
induk semang terinfeksi, dan dalam tubuh induk semang organisme tersebut
secara khas berada dalam bentuk vegetatif. Begitu berada di luar tubuh induk
semang, spora mulai terbentuk dengan terdedahnya bentuk vegetatif terhadap
udara. Bentuk spora esensialnya adalah fase eksklusif di lingkungan. Meskipun
belum pernah diteliti di Indonesia, lalat dianggap mempunyai peran penting dalam
menyebarkan antraks secara mekanis terutama pada situasi wabah hebat di daerah
endemis. Kebanyakan lalat pengigit (biting flies) dari spesies Hippobosca dan
Tabanus bertindak sebagai penular yang bertanggung jawab terhadap terjadinya
perluasan wabah besar di Zimbabwe pada 1978-1979, dimana lalat meloncat dari
satu komunitas ternak ke komunitas lainnya. Lalat makan cairan tubuh bangkai
ternak terjangkit antraks dan kemudian mendepositkan feses atau muntahan yang
mengandung kontaminan kuman dalam jumlah besar pada helai daun pepohonan
dan semak-semak di sekitarnya.
b. Host
Host pada penyakit antraks yaitu manusia dan hewan ternak itu sendiri. Manusia
yang terkena penyakit antraks ditularkan melaui Kontak langsung dengan hewan
sakit.
c. Lingkungan
Lingkungan yang kemungkinan penyebaran penyakita antraks lebih cepat yaitu
pada daerah peternakan dan pada iklim kering dan cuaca panas. Dalam hal ini,
iklim kemungkinan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung cara
bagaimana ternak kontak dengan spora antraks.
2. Konsep Roda

a. Host

Dalam hal ini yang menjadi host pada penyakit antraks yaitu manusia dan hewan
ternak itu sendiri. Manusia yang terkena penyakit antraks ditularkan melaui
Kontak langsung dengan hewan sakit.Menghirup spora dari hewan yang sakit,
spora antraks yang ada di tanah/rumput dan lingkungan yang tercemar spora
antraks maupun bahan-bahan yang berasal dari hewan yang sakit, seperti kulit,
daging, tulang, dan darah., Mengkonsumsi daging hewan yang sakit/mati dan
produknya karena antraks dan Pernah dilaporkan melalui gigitan serangga Afrika
yang telah memakan bangkai hewan yang tertular kuman Antraks, serta Penularan
dari manusia ke manusia jarang terjadi.
b. Lingkungan Fisik, biologis, dan lingkungan social

Lingkungan yang kemungkinan penyebaran penyakita antraks lebih cepat yaitu


pada daerah peternakan dan pada iklim kering dan cuaca panas. Dalam hal ini,
iklim kemungkinan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung cara
bagaimana ternak kontak dengan spora antraks. Sebagai contoh, selama periode
kering ternak merumput lebih dekat dengan tanah oleh karena kebanyakan
tanaman atau vegetasi menjadi layu dan juga meranggas, sehingga membuka lebih
besar kemungkinan spora antraks tertelan oleh ternak. Begitu juga pola perilaku
musim meningkatkan kemungkinan pendedahan terhadap spora antraks.
Terjadinya wabah antraks dilaporkan seringkali didahului dengan perubahan
ekologi atau iklim yang jelas, seperti banjir atau hujan yang diikuti dengan
kekeringan
3. Konsep Jaring-jaring sebab akibat

Antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri
Bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas. Manusia dapat terinfeksi bila
kontak dengan hewan yang terkena anthraks, dapat melalui daging, tulang, kulit,
maupun kotoran. Penularan penyakit antraks pada manusia pada umumnya karena
manusia mengonsumsi daging yang berasal dari ternak yang mengidap penyakit
tersebut. Meskipun hanya mengonsumsi dalam jumlah kecil. Terlebih pada saat
pertahanan tubuh manusia menjadi rendah akibat: kelaparan, defisiensi vitamin A,
keracunan (alkohol), kepayahan, iklim yang jelek (sangat dingin/panas) dan cekaman
(stres). Disamping itu penularan pada manusia dapat melalui luka. Anthrax dapat
memasuki tubuh manusia melalui usus, paru-paru (dihirup), atau kulit (melalui luka).
Anthrax tidak mungkin tersebar melalui manusia kepada manusia.Bakteri B.
anthracis
B. Konsep Sehat Sakit
1. Definisi Sehat :
- WHO ( 1947 )
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial
serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.. Mengandung tiga
karakteristik :
a. merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
b. memandang sehat dalam konteks lingkungan internal ataupun
eksternal
c. sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif
-

Presidents Communision On Health Need Of Nation Stated ( 1953 )


Sehat bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian,
bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan suatu proses. Proses adaptasi

individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka, tetapi terhadap lingkungan
sosialnya.
-

Pender ( 1982 )
Sehat aktualisasi ( perwujudan ) yang diperoleh individu melalui kepuasan
dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas sosial. Definisi sehat menurut Pender

ini mencakup stabilitas dan aktualisasi.


Payne ( 1983 )
Sehat fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri ( Self Care
Resources ) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( Self Care Action )
secara adekuat.
Self Care Resources mencakup pengetahuan,ketrampilan dan sikap
Self Care Action perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlakukan untuk
memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi, psikososial dan
spiritual.

Teori faktor yang mempengaruhi sehat antara lain:


1. The Traditional (acological) Models
a. Agent
b. Host
c. Environment
2. The Health Field Concept (HL Lamfraboise, 1973)
a. Environment
b. Life style
c. Biological
d. System of health service
3. The Environment of Health (HL Blum, 1974)
a. Environment
b. Behaviour (life style)
c. Health service
d. Hendity
4. Definisi Sakit
a. Parsors ( 1972 )
Sakit Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya
b. Baursams ( 1965 )
Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit

Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja ataupun


sekolah.

Teori faktor yang mempengaruhi sakit antara lain:


1. Epidemiologi Triagle (Ecological Models)
Dalam pandangan epidemiologi dikenal dengan istilah segitiga
epidemioIogi, yang digunakan untuk menganalisis terjadinya penyakit. Bahwa
Sakit terjadi karena interaksi antara agent, host and environment. Konsep ini
bermula dari upaya untuk menjelaskan proses timbulnya penyakit menular
dengan unsur-unsur mikrobiologi yang infektius sebagai agent, namun
selanjutnya dapat pula digunakan untuk menjelaskan proses timbulnya
penyakit tidak menular dengan memperluas pengertian agent. Dalam konsep
ini faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Agent penyakit (faktor etiologi)
Zat nutrisi: ekses (kolesterol)/defisiensi (protein)
Agen kimiawi : zat toksik/allergen (obat) antara lain

karbonmonoksida, pestisida, hg, arsen


Agen fisik: radiasi, air, udara
Agent infektius: virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa,
metazoa.

Selain itu sifat mikroorganisme sebagai agent penyakit dipengaruhi


oleh beberapa faktor antara lain:

lnfektivitas yaitu kemampuan daya serang ke dalam host


Patogenitas yaitu kemampuan agent untuk merusak host,

sehingga menimbulkan sakit


Virulensi yaitu kemampuan agent untuk menimbulkan

gejala berat
o Adapun syarat agent sebagai penyebab penyakit:
a. Dijumpai pada setiap kasus yang diteliti, pada keadaan yang sesuai
(necessary cause)
b. Agent hanya menyebabkan penyakit yang diteliti (specific effect)
c. Agent diisolasi sempuma, berulang ditumbuhkan, dan dibiakan
(sufficient cause)
2. Host/ pejamu
Faktor host (intrinsik) yang merupakan faktor risiko timbulnya
penyakit antara lain:
a. Genetik, misalnya penyakit herediter seperti hemophilia
b. Umur, misalnya usia lanjut berisiko penyakit jantung

c. Jenis kelamin, misalnya penyakit kelenjar gondok terutama pada


wanita, jantung & hipertensi pada laki-laki
d. Keadaan fisiologi., misalnya hamil & persalinan bisa menyebabkan
anemia, psikosis pascapartum
e. Kekebalan dan penyakit yang diderita sebelumnya
3. Faktor lingkungan
- Faktor lingkungan(ekstrinsik) sebagai penunjang terjadinya penyakit:
a. Lingkungan fisik antara lain: geografi & keadaan musim
b. Lingkungan biologis, yaitu semua makhluk hidup yang berada di sekitar
manusia
c. Lingkungan sosial
Ekonomi
Pekerjaan
Urbanisasi
Perkembangan ekonomi
Bencana alam
4. The Web Causation.
Menurut model ini, sesuatu penyakit tidak bergantung pada suatu
sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses
sebab dan akibat. Dengan demikian, maka timbulnya penyakit dapat dicegah
atau dihentikan dengan memotong rantai pada berbagai titik.
5. The Whell Causation
Menurut model ini, manusia menjadi sakit karena berbagai faktor dari
lingkungan, baik biologi, fisik maupun social.

DAFTAR PUSTAKA

http://noviastriana10.blogspot.co.id/2014/03/teori-terjadinya-penyakit.html

Anda mungkin juga menyukai