(Faktor Kausal)
Pengertian
Epidemiologi gizi modern memusatkan perhatian pd
riset etiologiriset epidemiologi yg bertujuan utk
mengetahui faktor2 penyebab (causal factors,
etiologic factors) penyakit terkait gizi, hub satu
penyebab dgn penyebab lainnya, serta besar
pengaruhnya thd penyakit.
Kausasi:
Meruapakan ciri/sifat hubungan antara faktor
penyebab/paparan (misalnya kurang vitamin A dan
faktor akibat/outcome (kebutaan)
Terdapat dua pendekatan dalam
mendefinisikan kausasi penyakit,
yaitu:
a. Pendekatan determinisme
b. Pendekatan probabilitas
Pendekatan determinisme:
menganggap hubungan antara variabel
dependen (penyakit) dan variabel independen
(faktor penelitian) berjalan sempurna, persis dg
yg digambarkan dg model matematis.
Contoh:
Hubungan antara umur dan tekanan darah; orang2 yg
seumur belum tentu memiliki tekanan darah yg sama.
Tetapi dgn metode statistik dpt disimpulkan bhw, secara
rata2, tekanan darah meningkat dgn bertambahnya
umur.
Berdasarkan dua pendekatan kausa,
epidemiologi membedakan lima
definisi kausa, yi:
a. produksi,
b. necessary causes,
c. sufficient component causes,
d. probabilistic causes, dan
e. counterfactual
1. Produksi
Menurut definisi produksi, kausa adalah
suatu yg menciptakan atau menghasilkan
akibat (efek). Kausa dipandang sbg yg
mempengaruhi atau mengubah hasil.
Contoh:
Kurang vitamin A merupakan sebab bagi
kebutaan (akibat)
2. Necessary causes (Diperlukan dan
Mencukupi)
Micobacterium TBC
+
Gizi Buruk
+
Reaksi pada TBC
Umur Tgkt Seluler Klinis
+
Faktor Genetik
+
Faktor Lingk
Micobacterium adlh kausa yg diperlukan utk terjadinya TBC, ttpi sering kali itu tdk
dpt menimbulkan TBC tanpa ada faktor lain spt kemiskinan, gizi buruk, pddk padat,
perumahan kumuh, umur, atau genetik.
X tdk selalu diperlukan ttp mencukupi utk mengakibatkan Y:
Lutein
Menunda
atau timbulnya
katarak
Zeaxanthin
Faktor X + Faktor Z
Faktor X + Faktor W
X dapat ada atau tidak ada untuk terjadinya Y. tetapi jika X hadir
dengan terjadinya Y, maka sejumlah faktor tambahan (kausa lain)
harus pula ada. Di sini X merupakan kausa peyumbang
(contributory cause).
3. Sufficient-component Causes
Pd umumnya peny memiliki lbh dr satu penyebab (multikausa). Pd penyakit infeksi mis,
kehadiran mikroba patogen tdk selalu disertai oleh tanda atau gejala peny. Model
Kausa Kue Pie (The Causal Pie Model) Rothman menggambarkan bbgi komponen yg
ada (hadir) pd hadirnya akibat (mekanisme kausal yg mencukupi).
A E
B D
C
Sebuah kausa komponen
b. Konsistensi
Temuan dari studi yg direplikasi
pada berbagai populasi hrs memberi
bukti yg lebih kuat drpd studi tunggal
c. Spesifitas
Kiriteria spesifitas menegaskan bhw faktor
kausa menghasilkan hanya 1 penyakit dan
bhw penyakit itu dihasilkan oleh hanya
sebuah kausa (tunggal)
d. Hubungan Temporal
Untuk meyakini bhw sebuah faktor
merupakan kausa, hrs dipastikan bhw
paparan thd faktor itu berlangsung
sebelum terjadinya penyakit.
e. Efek dosis-respons
Perubahan intensitas paparan selalu
diikuti oleh perubahan frekuensi/
keparahan penyakit (efek)
f. Biological Plausibility
Hubungan sebab-akibat harus dpt
dijelaskan secara masuk akal oleh
mekanisme biologis.
g. Koherensi
Bukti yg tersedia ttg riwayat alamiah,
biologi, dan epidemiologi penyakit hrs
koheren satu dgn yg lainnya (membentuk
satu kesatuan pemahaman).
h. Bukti eksperimen
Eksperimen (misalnya: desain teracak,
doubble blinded), memberikan bukti yg
kuat ttg hub kausal.
i. Analogi
Faktor yang memiliki sifat yg sama dpt
memberi efek yg sama.
Model Kausasi
a. Segitiga Epidemiologi
Secara klasik, peny digambarkan sbg segitiga epidemiologi, yi relasi dari
3 komp: pejamu (host), agen, dan lingkungan.
Agen
Vektor
Pejamu Lingkungan
Agen: biologis (parasit, bakteri, virus), bahan kimia (racun, alcohol), fisik (trauma, radiasi), atau
gizi (kek atau kelebihan).
Lingkungan: suhu atau kelembaban
Pejamu: manusia (atau organisme) yg rentan pengaruh agen. Faktor endogen: umur, jk, ras,
pekerjaan, genetik, st perkawinan, peny terdahulu, dan status imunitas.
Karakteristik agen (CDC, 2002):
Akibat I
Promotor II Inhibitor II
Akibat II
Promotor III Inhibitor III
Akibat III
(Manifestasi Klinis)
Lingkungan Biologis
Pejamu
Genetik
Lingkungan Fisik