Anda di halaman 1dari 23

CAUSAL FACTORS

(Faktor Kausal)

Prof. Dr. Albiner Siagian


FAKTOR KAUSA (CAUSAL FACTORS)

Pengertian
Epidemiologi gizi modern memusatkan perhatian pd
riset etiologiriset epidemiologi yg bertujuan utk
mengetahui faktor2 penyebab (causal factors,
etiologic factors) penyakit terkait gizi, hub satu
penyebab dgn penyebab lainnya, serta besar
pengaruhnya thd penyakit.

Kausasi:
Meruapakan ciri/sifat hubungan antara faktor
penyebab/paparan (misalnya kurang vitamin A dan
faktor akibat/outcome (kebutaan)
Terdapat dua pendekatan dalam
mendefinisikan kausasi penyakit,
yaitu:

a. Pendekatan determinisme
b. Pendekatan probabilitas
Pendekatan determinisme:
menganggap hubungan antara variabel
dependen (penyakit) dan variabel independen
(faktor penelitian) berjalan sempurna, persis dg
yg digambarkan dg model matematis.

Contoh: definisi kausa menurut ponstulat


Henle-Koch menggunakan kerangka hubungan
“satu lawan satu”satu penyebab diperlukan
dan mencukupi untuk terjadinya akibat.
Pendekatan probabilitas:
memberikan ruang thd kemungkinan terjadinya
kesalahan2, baik kesalahan acak (random error)
maupun keselahan sistematis
(bias/confounding), yg dapat mempengaruhi
akibat dari penyebab.

Contoh:
Hubungan antara umur dan tekanan darah; orang2 yg
seumur belum tentu memiliki tekanan darah yg sama.
Tetapi dgn metode statistik dpt disimpulkan bhw, secara
rata2, tekanan darah meningkat dgn bertambahnya
umur.
Berdasarkan dua pendekatan kausa,
epidemiologi membedakan lima
definisi kausa, yi:
a.   produksi,
b.   necessary causes,
c.   sufficient component causes,
d.   probabilistic causes, dan
e.   counterfactual
1. Produksi 
Menurut definisi produksi, kausa adalah
suatu yg menciptakan atau menghasilkan
akibat (efek). Kausa dipandang sbg yg
mempengaruhi atau mengubah hasil. 

Contoh:
Kurang vitamin A merupakan sebab bagi
kebutaan (akibat)
2. Necessary causes (Diperlukan dan
Mencukupi) 

Kausa diperlukan (necessary cause)


adalah keadaan yg mutlak diperlukan
utk terjadinya suatu penyakit (akibat).
Tanpa keadaan tsb tdk akan ada
akibat. Artinya dia (kausa) mendahului
akibat.
X diperlukan dan mencukupi untuk
mengakibatkan Y:

Kurang Vit C Skorbut

X: Kekurangan vitamin C (kausa)


Y: skorbut (akibat) 

Y adalah satu2nya akibat X; hanya dgn X


(diperlukan) dpt terjadi Y; dan cukup X saja
(mencukupi) utk menimbulkan Y.
X diperlukan ttp tdk mencukupi utk mengakbtkn Y:

Micobacterium TBC
+
Gizi Buruk
+
Reaksi pada TBC
Umur Tgkt Seluler Klinis
+
Faktor Genetik
+
Faktor Lingk

Micobacterium adlh kausa yg diperlukan utk terjadinya TBC, ttpi sering kali itu tdk
dpt menimbulkan TBC tanpa ada faktor lain spt kemiskinan, gizi buruk, pddk padat,
perumahan kumuh, umur, atau genetik.
X tdk selalu diperlukan ttp mencukupi utk mengakibatkan Y:

Lutein

Menunda
atau timbulnya
katarak
Zeaxanthin

Y selalu ada pd setiap kehadiran X; tetapi X dapat ada atau


tidak ada pada setiap kehadiran Y, karena Y mempunyai
kausa lain.
X tdk diperlukan dan tdk mencukupi utk mengakibatkan Y:

Faktor X + Faktor Z

Faktor W + Faktor Z Penyakit

Faktor X + Faktor W

X dapat ada atau tidak ada untuk terjadinya Y. tetapi jika X hadir
dengan terjadinya Y, maka sejumlah faktor tambahan (kausa lain)
harus pula ada. Di sini X merupakan kausa peyumbang
(contributory cause).
3. Sufficient-component Causes 
Pd umumnya peny memiliki lbh dr satu penyebab (multikausa). Pd penyakit infeksi mis,
kehadiran mikroba patogen tdk selalu disertai oleh tanda atau gejala peny. Model
Kausa Kue Pie (The Causal Pie Model) Rothman menggambarkan bbgi komponen yg
ada (hadir) pd hadirnya akibat (mekanisme kausal yg mencukupi).

A E

B D
C
Sebuah kausa komponen

Sebuah mekanisme kausal


Kausa mencukupi dari sebuah penyakit menurut Rothman
4. Kausa Probabilistik

Kausa adlh faktor yg meningktkn probablilitas


(peluang, kemungkinan) tjdnya peny (akibat). Mnrt
pengertian ini, kejadian suatu peny pd ssorg, utk
sebagian, disbbkn oleh suatu kemungkinan (disebut
stokastik atau deterministik). Kausa probabilistik tdk
hrs diperlukan atau mencukupi bagi suatu peny.

Tetapi definisi ini tdk mengesampingkan adanya


kausa yg diperlukan atau mencukupi. Kausa yg
mencukupi disebut sbg faktor yg meningkatkan
probabilitas kejadian akibat menjadi 1, sedangkan
kausa yg diperlukan meningkatkan probabilitas
akibat dari keadaan awal 0.
5. Kontrafaktual
Konsep kontrafaktual (counterfactual) dapat
diterangkan dengan ilustrasi berikut.

Tuan X tidak sembuh setelah hanya minum segelas


air putih (fakta), kemudian kini sakit kepalanya lenyap
setelah minum dua butir aspirin (fakta lawan).
Argumen (balah) bahwa aspirin merupakan kausa
sembuhnya sakit kepala tuan X logis.
Kriteria Kausasi
a. Kekuatan asosiasi
RR atau OR

b. Konsistensi
Temuan dari studi yg direplikasi
pada berbagai populasi hrs memberi
bukti yg lebih kuat drpd studi tunggal
c. Spesifitas
Kiriteria spesifitas menegaskan bhw faktor
kausa menghasilkan hanya 1 penyakit dan
bhw penyakit itu dihasilkan oleh hanya
sebuah kausa (tunggal)
d. Hubungan Temporal
Untuk meyakini bhw sebuah faktor
merupakan kausa, hrs dipastikan bhw
paparan thd faktor itu berlangsung
sebelum terjadinya penyakit.
e. Efek dosis-respons
Perubahan intensitas paparan selalu
diikuti oleh perubahan frekuensi/
keparahan penyakit (efek)

f. Biological Plausibility
Hubungan sebab-akibat harus dpt
dijelaskan secara masuk akal oleh
mekanisme biologis.
g. Koherensi
Bukti yg tersedia ttg riwayat alamiah,
biologi, dan epidemiologi penyakit hrs
koheren satu dgn yg lainnya (membentuk
satu kesatuan pemahaman).
h. Bukti eksperimen
Eksperimen (misalnya: desain teracak,
doubble blinded), memberikan bukti yg
kuat ttg hub kausal.
i. Analogi
Faktor yang memiliki sifat yg sama dpt
memberi efek yg sama.
Model Kausasi
a. Segitiga Epidemiologi 
Secara klasik, peny digambarkan sbg segitiga epidemiologi, yi relasi dari
3 komp: pejamu (host), agen, dan lingkungan.

Agen

Vektor

Pejamu Lingkungan

Agen: biologis (parasit, bakteri, virus), bahan kimia (racun, alcohol), fisik (trauma, radiasi), atau
gizi (kek atau kelebihan). 
Lingkungan: suhu atau kelembaban 
Pejamu: manusia (atau organisme) yg rentan pengaruh agen. Faktor endogen: umur, jk, ras,
pekerjaan, genetik, st perkawinan, peny terdahulu, dan status imunitas.
Karakteristik agen (CDC, 2002):

 i.   Infektivitas: kemampuan agen untuk


mengakibatkan infeksi di dalam pejamu
rentan. 
     
ii.   Patogenesitas: kemampuan agen untuk
mengakibatkan penyakit di dalam pejamu. 

ii.   Virulensi: beratnya penyakit yang


diakibatkan agen di dalam pejamu.
b. Jala-jala Kausasi

Promotor Keadaan Bilogis awal Inhibitor


Promotor I Inhibitor I

Akibat I
Promotor II Inhibitor II

Akibat II
Promotor III Inhibitor III

Akibat III
(Manifestasi Klinis)

Model Jala-jala Kausasi


4. Model Roda

Lingkungan Biologis

Pejamu
Genetik

Lingkungan Fisik

Model roda untuk menggambarkan hubungan interaktif manusia


dengan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai