DISUSUN OLEH :
BALQIS MUTIARA RIZKY FADILLA
DARA VERANIKA
NOVA LISTA SILVIA
RIZAL APRIANSYAH
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karuniaNya, makalah ini dapat disusun. Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran dan
panduan kepada mahasiswa sebagai dasar mempelajari keilmuan sehingga mahasiswa dapat
memahami serta menerapkannya. Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan belajar bagi
mahasiswa dalam mencapai kompetensi pelaksanaan mata kuliah. Makalah ini tentunya masih
banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan yang
positif demi perbaikan makalah ini. Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
1.3. Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1. Konsep Validitas.............................................................................................................................5
2.1.1. Prosedur Validitas...................................................................................................................5
2.1.2. Persyaratan Kriteria Pengukuran..........................................................................................6
2.1.3. Jenis-jenis Pengujian Validitas...............................................................................................6
2.2. Konsep Reliabilitas.........................................................................................................................7
2.2.1. Jenis-Jenis Reliabilitas............................................................................................................8
2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas..................................................................8
2.3. Bias..................................................................................................................................................9
2.3.1. Pengukuran atau Pengumpulan Data Bias............................................................................9
2.3.2. Jenis-jenis Bias dalam Penelitian..........................................................................................10
2.4. Change...........................................................................................................................................11
2.5. Confouding....................................................................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................................15
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami konsep validitas, reliabilitas, bias, change, dan
confounding dalam epidemiologi K3
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan kata lain sebuah test dapat dikatakan valid hanya apabila interpretasi yang dibuat
berdasarkan hasil tes tersebut sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Validitas adalah informasi
yang menunjukkan sejauh mana sebuah alat ukur dapat dipertanggungjawabkan (sah, valid)
untuk tujuan pengukuran tertentu.
Relevan
Observable dan measurable
Reliabel
Independen (tidak dipengaruhi oleh hasil tes)
Tidak bias
Ukuran sejauh mana suatu tes valid jika digunakan untuk mengukur tingkah laku tertentu.
Validitas Isi (Content Validity) merupakan suatu pengujian sistimatis terhadap isi suatu tes untuk
menentukan apakah tes sudah mencakup sampel yang representatif dari ‘behavior domain’ yang
akan diukur. Validitas isi biasanya digunakan pada tes yang ditujukan untuk mengukur seberapa
jauh individu telah menguasai suatu keterampilan atau hasil belajar. Tujuannya untuk menilai
apakah item-item tes secara tepat menggambarkan domain atau konstruk yang hendak diukur.
Cara menguji:
Dibuat perbandingan antara hal-hal yang tercakup dalam tes/soal ujian (secara
proporsional) dengan cakupan isi/materi yang diajarkan (TIU/TIK, indikator tingkah
laku)
Dinilai oleh ahli à expert judgement
Pengukuran validitas isi suatu test dilakukan dengan membandingkan persentase hal-hal yang
sudah tercakup (secara proporsional) dalam test tersebut dengan persentase hal-hal yang
seharusnya tercakup
Menunjukkan efektivitas suatu tes dalam memprediksi performa individu pada aktivitas tertentu.
a. Predictive Validity (validitas peramalan):
Ukuran sejauh mana suatu test valid dalam mendiagnosa keadaan seseorang (dalam hal tertentu)
Ukuran sejauh mana sebuah tes mengukur suatu konstruk teoritis atau trait tertentu.
Konstruk adalah dimensi psikologis yang telah dirumuskan secara jelas, rinci dan
operasional
Tes yang valid untuk mengukur konstruk X belum tentu valid mengukur konstruk Y
Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama atau serupa untuk setiap orang atau setiap unit
yang diukur setiap saat anda mengukurnya. Reliabilitas ini menyangkut penggunaan indicator
yang sama, definisi operasional, dan prosedur pengumpulan data setiap saat, dan mengukurnya
pada waktu yang berbeda. Untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur
skornya haruslah sama atau hampir sama.
2. Reliabilitas Terwakili
Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan jenis ukuran yang berbeda pada
waktu yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu atau lebih indicator
yang berbeda, batasan-batasan operasional, peralatan pengumpulan data, dan / atau pengamat-
pengamat. Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang sama
bias menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut teknik belah-tengah.
Bias pengumpulan data terjadi dalam penelitian kualitatif ketika pertanyaan survei yang
tidak tepat diajukan selama wawancara tidak terstruktur. Pertanyaan survei yang buruk adalah
pertanyaan yang membuat orang yang diwawancarai membuat praduga. Subjek seringkali sangat
ragu-ragu untuk memberikan tanggapan sosial yang salah karena takut dikritik. Sebagai contoh,
sebuah topik dapat mencoba untuk tidak terlihat sebagai homofobia atau rasis dalam sebuah
wawancara.
2.4. Change
Theory of Change (ToC) adalah eksplorasi sistematis yang menjelaskan secara
komprehensif tentang bagaimana sebuah perubahan yang diinginkan terjadi atas suatu kondisi
tertentu. ToC menghubungkan antara aktivitas, hasil dan konteks. ToC sangat bermanfaat dalam
menyusun tujuan, rencana strategis dan evaluasi program dengan 3 elemen utama, yaitu:
masalah, solusi, dan perubahan yang diinginkan. Dalam menyusun ToC untuk sebuah program
(misalnya program A), selalu dimulai dengan pertanyaan mengenai “apa tujuan jangka panjang
(perubahan yang diinginkan) program A?” yang diikuti dengan pertanyaan berikutnya “kondisi
seperti apa yang sebaiknya terjadi sehingga tujuan jangka panjang program A tercapai?”
Secara umum, fitur Theory of Change adalah:
Jika keenam fase tersebut telah dilakukan dengan benar dan kita memiliki ToC yang lengkap
untuk program A, maka inilah manfaat yang diperoleh:
1. Hipotesis yang jelas dan dapat diuji tentang bagaimana perubahan akan terjadi yang tidak
hanya memungkinkan kita bertanggung jawab atas hasil, tetapi juga membuat hasil lebih
kredibel karena diprediksi akan terjadi dengan cara tertentu
2. Representasi visual dari perubahan yang ingin dilihat di dalam komunitas dan bagaimana
kita mengharapkannya terjadi
3. Cetak biru untuk evaluasi dengan indikator yang terukur dan keberhasilan yang
teridentifikasi
4. Kesepakatan di antara para pemangku kepentingan tentang apa yang menentukan
kesuksesan dan apa yang diperlukan untuk sampai ke sana
5. Alat komunikasi yang powerful dalam menangkap kompleksitas program A
Theory of Change milik kita (melalui program A) dapat digunakan:
Namun, jika membutuhkan informasi yang detail, tabel di bawah ini merangkum komponen
utama yang disarankan literatur dalam membuat ToC yang komprehensif. Mengidentifikasi
‘mengapa, apa, siapa, kapan, dan bagaimana’ yang menghubungkan setiap elemen dengan
intervensi yang lebih besar dapat menjadi cara yang berguna untuk lebih memahami proses
perubahan.
2.5. Confouding
Confounding adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan hubungan
secara keseluruhan maupun sebagian yang dapat mempengaruhi hasil dari studi yang sedang
dipelajari. Confounding atau pengganggu muncul ketika efek dari dua eksposur terkait belum
dipisahkan, sehingga dalam interpretasi, efek yang dipengaruhi oleh suatu variabel dapat
dipengaruhi juga dengan variabel-variabel lain. Dampak dari adanya pengaruh confounding ini
adalah bahwa estimasi hubungan tidak sama dengan efek sebenarnya.
1. Variabel terkait secara independen dengan hasil (yaitu menjadi faktor resiko).
2. Variabel harus dikaitkan dengan paparan yang diteliti dalam populasi sumber.
3. Seharusnya tidak terletak pada jalur kausal antara paparan dan penyakit.
Contoh confounding :
Misalnya suatu studi menemukan hubungan antara konsumsi alcohol terhadap resiko penyakit
jantung koroner. Namun merokok dapat menjadi variabel pengganggu (confouder) antara alcohol
dan penyakit jantung koroner. Misalkan merokok secara secara independen terkait dengan
penyakit jantung koroner (merupakan faktor resiko) dan juga berhubungan dengan konsumsi
alcohol (perokok cenderung mengkonsumsi alcohol lebih banyak disbanding bukan perokok).
Adanya efek pembaur (confounding) dari merokok mungkin sebenarnya menunjukkan tidak ada
hubungan antara konsumsi alcohol dan PJK.
Pengaruh dari confounding : Faktor confounding jika tidak dikontrol dapat menyebabkan bias
dalam estimasi dampak paparan yang sedang dipelajari. Efek dari confounding dapat
menghasilkan :
1. Adanya hubungan yang diamati pada populasi studi, padahal tidak ada hubungan yang
nyata.
2. Tidak adanya hubungan yang diamati pada populasi studi, padahal terdapat hubungan
yang nyata.
3. Menyalahkan efek yang sebenarnya berhubungan.
4. Membenarkan efek yang sebenarnya salah
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Validitas dan reliabilitas adalah konsep penting dalam penelitian
kuantitatif. Validitas mengacu pada sejauh mana instrumen penelitian benar-benar mengukur apa
yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas mengacu pada seberapa konsisten hasil penelitian
saat diulang dengan cara yang sama.Tidak ada penelitian yang sempurna. Hal yang terpenting
untuk dilakukan adalah bagaimana meminimalisir kesalahan (error) di dalam penelitian.
Kesalahan di dalam penelitian dapat terjadi secara random (chance) dan sistematis (bias).
Chance (random error) dapat dinilai dengan confident interval. Confident interval yang sempit
menunjukkan presisi yang baik. Chance dapat diminimalisir dengan memperbanyak sampel. Bias
dapat berupa bias seleksi dan bias informasi (pengukuran). Bias tidak dapat diminimalisir dengan
menambah jumlah sampel dan tidak dapat dianalisis dengan statistik. Identifikasi bias sebaiknya
dilakukan dari perencanaan desain penelitian. Pengenalan tentang chance dan bias dan cara
menghindari atau mengontrolnya diperlukan oleh peneliti untuk menilai hubungan (asosiasi).
Sehingga hasil penelitian yang diperoleh menggambarkan hal sebenarnya di populasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://lp2m.uma.ac.id/2022/06/30/mengenal-bias-penelitian-apa-itu-jenis-contohnya-bagi-
peneliti/#:~:text=Bias%20penelitian%20adalah%20teknik%20di,dan%20penilaian%20daripada
%20analisis%20data.
https://news.unair.ac.id/2020/07/26/confounding-variable-s-haruskah-dibuang-begitu-saja/?
lang=id
https://www.psikologimultitalent.com/2016/07/pengertian-konsep-validitas-dan-jenis.html
https://www.dosenpendidikan.co.id/reliabilitas/
https://andreaswoitilasukur.wordpress.com/2017/02/09/bias-dan-confounding-pada-penelitian-
epidemiologi/