Anda di halaman 1dari 14

EPIDEMIOLOGI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

KELAS EPIDEMIOLOGI

OLEH
KELOMPOK 4 :

APRIDA NUR AULIA J1A116161


SRI AYU ANDINI PUSPITA SARI J1A116163
ZULVI ZUMALA ANDRIANI J1A116190
NORLINA J1A116209
RIZKI ANANDITA ARRAZIT J1A116228

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI


2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan pada kami, sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya. Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, sahabat, keluarga, hingga kita sebagai umatnya sampai
akhir zaman.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua, khususnya
pada penyusun sendiri dan para pembaca pada umumnya.

Kendari, 11 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 2
1.3 TUJUAN PENULISAN ..................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 SURVEILANS DALAM EPIDEMIOLOGI ................................................ 4


2.2 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) ............................ 5
2.3 SURVEILANS KESEHATAN KERJA ........................................................ 7

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................... 9


3.2 SARAN ................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pembangunan di semua sektor kegiatan industri dan


jasa semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan tersebut ternyata tidak hanya memberikan dampak positif,
tetapi juga memberikan dampak negatif yaitu memberikan pengaruh dan
risiko terhadap kesehatan dan keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto,
2001).

Kompetisi dan tuntutan akan standar internasional menyebabkan


masalah kesehatan dan keselamatan kerja menjadi isu global dan sangat
penting. Banyak negara semakin meningkatkan kepeduliannya terhadap
masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dikaitkan dengan
isu perlindungan tenaga kerja dan hak asasi manusia serta kepedulian
terhadap lingkungan hidup.

Penyelenggaraan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


adalah merupakan salah satu bentuk perlindungan kepada tenaga kerja
yang bertujuan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal serta
melindungi tenaga kerja dari risiko yang membahayakan kesehatan dan
keselamatannya. Sebagaimana Undang – Undang No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan, bahwa tempat kerja wajib menyelenggarakan upaya
kesehatan kerja apabila tempat kerja tersebut memiliki risiko bahaya
kesehatan dan atau mempunyai pekerja paling sedikit 10 orang. Dalam
penyelenggaraan program K3 di industri atau jasa tidak terlepas dari
peranan manajemen melalui pendekatan yang berbentuk kebijakan pihak
pengelola dalam penerapan K3 (Metrison, 2000).

Pelaksanaan upaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di dunia


kerja didasarkan atas tiga alasan penting, yaitu Hak Asasi Manusia (HAM)

1
untuk perlindungan pekerja, kewajiban pemberi kerja yang diatur dalam
peraturan perundang – undangan, dan alasan ekonomi, yaitu untuk
mencapai sustainable development suatu organisasi. Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu upaya untuk mengelola hazard
di tempat kerja agar tercapai pekerja yang sehat, selamat, sejahtera,
produktif dan kompetitif serta organisasi yang sustain, melalui konsep
manajemen terhadap risiko yang ditimbulkan hazard di tempat kerja.

Hazard atau faktor risiko di tempat kerja dapat berupa (1) hazard
lingkungan, meliputi faktor fisik, kimia, dan biologi; (2) hazard ergonomi,
meliputi faktor postur janggal, beban, durasi, dan frekuensinya; (3) hazard
somatik, meliputi faktor antara lain antropometri, status kesehatan, status
kebugaran, ataupun penyakit; (4) hazard perilaku, meliputi antara lain
kebiasaan merokok, makanan padat energi tinggi lemak kurang serat,
sedentary lifestyle (kurang aktivitas fisik); dan (5) hazard
pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja, berupa faktor stres kerja.

Dalam rangka mengenal atau rekognisi hazard dan risiko K3,


diperlukan analisis data. Epidemiologi yang salama ini banyak dianggap
sulit bahkan oleh para akademisi, kenyataannya di lapangan sudah banyak
dimanfaatkan oleh praktisi keselamatan dan kesehatan kerja, dalam
membantu manajemen di perusahaan atau otoritas yang terikait dengan
kegiatan K3. Hal ini sejalan dengan kegiatan epidemiologi yaitu (1)
melihat besar masalah; (2) menilai hubungan sebab akibat; (3)
membandingkan kondisi sebelum dan sesudah intervensi; dan (4)
melakukan evaluasi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa maksud surveilans dalam epidemilogi K3?
b. Apa sajakah unsur yang terdapat dalam surveilans epidemiologi k3?
c. Apa konsep dasar surveilans epidemiologi k3?
d. Apa tujuan dari surveilans epidemiologi k3?

2
e. Apa sajakah kegunaan surveilans epidemiologi k3?

1.3 Tujuan Penulisan


Bila dihadapkan masalah kesehatan dan keselatan di tempat kerja,
mahasiswa mampu mejelaskan dan menyusun program pencegahan
berbasis penilaian risiko dengan pendekatan surveilans dalam rangka
mencegah dan mengendalikan penyakit atau cedera di tempat kerja.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Surveilans dalam Epidemiologi

Surveilens merupakan suatu proses pengamatan terus menerus dan


sistematik terhadap terjadinya penyebaran penyakit serta kondisi yang
memperbesar risiko penularan dengan melakukan pengumpulan data,
pengolahan dan analisa, interpretasi dan penyebaran interpretasi serta
tindak lanjut perbaikan dan perubahan (WHO). Secara ringkas surveilans
adalah pengumpulan data untuk melakukan tindakan (surveillance for
action).

Surveilens epidemiologi adalah kegiatan pengumpulan data yang


sistematik dan menghasilkan informasi epidemiologik untuk perencanaan,
implementasi dan penilaian pemberantasan penyakit (WHO, 1968).

Surveilens atau surveilens epidemiologi adalah kegiatan analisis


secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah – masalah kesehatan
tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengelolaan dan penyebaran
informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan
(Menkes RI 2003).

Surveilans berfungsi sebagai otak dan sistem saraf untuk program


pencegahan dan pemberantasan penyakit (Henderson, 1976).

1. Unsur – unsur dalam kegiatan surveilens


a. Kegiatan pengamatan, merupakan kegiatan pengamatan yang
dilakukan terhadap penyakit dan masalah kesehatan serta faktor
determinan.

4
b. Sistematis, merupakan proses pengumpulan, pengolahan dan
analisis data serta penyebarluasan informasi epidemiologi
c. Terus – menerus, menunjukan kegiatan surveilens dilakukan setiap
saat sehingga informasi epidemiologis tersedia secara terus
menerus.
2. Konsep dasar surveilans epidemiologi
a. Pengumpulan data
b. Pengolahan data
c. Analisis dan penyajian data
d. Penyebarluasan informasi
3. Tujuan dan manfaat surveilens
a. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan informasi epidemiologi
tentang masalah kesehatan meliputi gambaran masalah kesehatan
menurut waktu, tempat dan orang, diketahuinya determinan, faktor
risiko dan penyebab langsung terjadinya masalah kesehatan
b. Manfaat umum dari surveilens yaitu untuk perencanaan,
implementasi, dan evaluasi kegiatan kesehatan masyarakat
4. Kegunaan surveilens
a. Mengamati kecenderungan dan memperkirakan besarmasalah
kesehatan
b. Mendeteteksi serta memprediksi adanya KLB
c. Memonotor kecenderungan penyakit endemik
d. Mengamati kemajuan suatu program pencegahan dan
pemberantasan penyakit yang dilakukan
e. Memperkirakan dampak program intervensi yang ada
f. Mengevaluasi program intervensi
g. Mempermudah perencanaan program pemberantasan
h. Memperkirakan dampak penyakit di masa yang akan datang

5
2.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kesehatan dan
keselamatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi
baik jasa maupun industri.
1. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan


mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungannya serta cara – cara melakukan
pekerjaan. Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :

a. Sasarannya adalah lingkungan kerja


b. Bersifat teknik

Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bermacam –


macam, ada yang menyebutnya Hygiene Perusahaan dan Kesehatan
Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah
asing dikenal Occupational Safety and Health.

2. Kesehatan Kerja
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi
fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit
atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan
untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Paradigma
baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat
dan bukan sekadar mengobati, merawat, atau menyembuhkan
gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama di

6
bidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap
kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan
seoptimal mungkin. Status kesehatan seseorang menurut Blum (1981)
ditentukan oleh empat faktor sebagai berikut :
a. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia
(organik atau anorganik, logam berat, debu), biologik (virus,
bakteri, mikroorganisme), dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan,
pekerjaan)
b. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku
c. Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan,
pencegahan kecacatan
d. Rehabilitasi
e. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia

Definisi kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan


atau kedokteran beserta praktiknya yang bertujuan agar pekerja atau
masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi – tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial dengan
usaha – usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit – penyakit atau
gangguan – gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor – faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit – penyakit
umum. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin berubah, bukan
sekadar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga
mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam
melakukan pekerjaannya (total health of all at work).

Keselamatan kerja sama dengan hygiene perusahaan. Kesehatan


kerja memiliki sifat sebagai berikut :

a. Sasarannya adalah manusia


b. Bersifat medis

7
2.3 Surveilans Kesehatan Kerja

Surveilans sangat penting untuk perencanaan implemetasi dan


evaluasi program kesehatan kerja serta dalam upaya pencegahan penyakit
akibat kerja dan kecelakaan kerja, juga dalam peningkatan dan pencegahan
kesehatan pekerja.

Dalam rangka pemantauan hazard dan risiko yang ada di tempat


kerja, maka hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan surveilans
K3. Surveilans K3 terdiri dari strategi – strategi fan metode untuk
mendeteksi dan menilai secara sistematis dampak dari suatu pekerjaan K3.

Dengan surveilans, maka dilakukanlah pengumpulan, analisis dan


interpretasi, dan penyebaran info agar dapat diambil tindakan segera yang
diyakini untuk mencegah dari penyakit akibat kecelakaan kerja. Step awal
dalam kegiatan ini adalah dengan melakukan rekognisi, faktor resiko,
kemudian melaukan analisis, diseminasi, serta komunikasi data, kesehatan
dan keselamatan program kerjra. Adapun metode yang digunakan untuk
pelaksaan program occupational health surveilans adalah dengan
melakukan identifikasi faktor risiko di tempat kerja dan identifikasi
pekerja di populasi yang beresiko. Adapun untuk objek surveilans sendiri
adalah pekerja, lingkungan kerja, dan pekerjaan. Surveilans juga dilakukan
untuk meminimalisir kejadian penyakit akibat kerja (PAK) maupun
kecelakaan kerja. Disini surveilans yang melakukan upaya pemantauan
terus menerus terhadap pekerja ( worker ) sehingga dapat terciptanya
pekerja yang sehat dan lingkungan kerja yang bagus yang semua itu dapat
diperoleh dengan melakukan serveilans kesehatan kerja.

Adapun tujuan surveilans K3 yaitu sebagai berikut :

a. Untuk pencegahan dan mendeteksi dini gejala penyakit akibat kerja (


PAK
b. Mengidentifikasi faktor yang berisiko
c. Mengukur besarnya masalah kesehatan dan pajanan

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Surveilens epidemiologi adalah kegiatan pengumpulan data yang
sistematik dan menghasilkan informasi epidemiologik untuk perencanaan,
implementasi dan penilaian pemberantasan penyakit
2. Unsur – unsur dalam kegiatan surveilens
a. Kegiatan pengamatan
b. Sistematis
c. Terus – menerus
3. Konsep dasar surveilans epidemiologi
a. Pengumpulan data
b. Pengolahan data
c. Analisis dan penyajian data
d. Penyebarluasan informasi
d. Tujuan dan manfaat surveilans epidemiologi
a. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan informasi epidemiologi tentang
masalah kesehatan
b. Manfaat umum dari surveilens yaitu untuk perencanaan, implementasi,
dan evaluasi kegiatan kesehatan masyarakat
e. Manfaat surveilans
a. Mengamati kecenderungan dan memperkirakan besar masalah
kesehatan
b. Mendeteteksi serta memprediksi adanya KLB
c. Memonotor kecenderungan penyakit endemik

9
3.2 Saran

Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penyusun akan lebih detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M.N.2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta

Bisma, Murti. Surveilans Kesehatan Masyarakat. Fk.uns.ac.id

Hasyim, H., 2005. Manajemen Hiperkes dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
(Tinjauan Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Institusi Sarana
Kesehatan). Jurnal Manajemen Hiperkes dan Keselamatan Kerja Vol 8
No. 2 Juni 2005

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


432/Menkes/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit

.Restuputri,Dian Palupi.Resti Prima Dyan Sari. 2015. Analisis Kecelakaan Kerja.


Dengan Menggunakan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP). .
Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Vol:14.

Umamah,A’Izzatul.dkk.2015. Analisis Upaya Pencegahan Dan Pengendalian


Kecelakaan Kerja Pada Sebuah Pabrik Semen di Tuban.e-journal
kesehatan masyarakat.http://e-journal-s1.undip.ac.id/index.pmp/jkm.

Mayaut, J.D. 2004. Analisis Kesiapan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja Pada Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.M. Haulussy Ambon. Skripsi. Universitas Diponegoro

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.: PER.05/MEN/1996Tentang Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

11

Anda mungkin juga menyukai