(Teknik Pengawetan)
Oleh :
Adinda Valentina
J1A116206
Kelas : Gizi
Oleh :
ISRAWATI WAELAN
J1A116210
Kelas : Gizi
A. Pengawetan Kimia
Cara Pengawetan Kimia dengan menggunakan bahan-bahan kimia, seperti gula
pasir, garam dapur, nitrat, nitrit, natrium benzoat, asam propionat, asam sitrat,
garam sulfat, dan lain-lian.
Pengeringan baik parsial maupun penuh tidak membunuh semua mikroba yang
ada dalam bahan pangan yang dikeringkan. Pengeringan ternyata dapat
mengawetkan mikroba, seperti halnya mengawetkan bahan pangan. Selain itu,
produk pangan kering umumnya tidak steril. Oleh karena itu, meskipun bakteri
tidak dapat tumbuh pada makanan kering, tetapi jika makanan tersebut dibasahkan
kembali, maka pertumbuhan mikroba akan kembali terjadi, kecuali jika makanan
tersebut segera dikonsumsi atau segera disimpan pada suhu rendah.
Ada 2 istilah yang dipakai untuk pengeringan yaitu :
1. Drying : suatu proses kehilangan air yang disebabkan oleh daya atau kekuatan
alam, misalnya matahari (dijemur) dan angin (diangin-anginkan).
2. Dehydration (dehidrasi) : suatu proses pengeringan dengan panas buatan,
dengan menggunakan peralatan/alat-alat pengering.
Bahan pangan yang diawetkan dengan cara pengeringan misalnya :
1. Buah-buahan : kismis, kurma, pisang, kesemek, apel, salak
2. Sayur-sayuran : jamur, kentang (untuk dibuat keripik), sawi asin, wortel ,
bawang daun
3. Umbi-umbian : singkong , ubi jalar
Tujuan Pengeringan
Tujuan pengeringan bahan pangan yaitu :
1. Mengurangi risiko kerusakan karena kegiatan mikroba. Mikroba memerlukan
air untuk pertumbuhannya. Bila kadar air bahan berkurang, maka aktivitas
mikroba dihambat atau dimatikan.
2. Menghemat ruang penyimpanan atau pengangkutan.Umumnya bahan pangan
mengandung air dalam jumlah yang tinggi, maka hilangnya air akan sangat
mengurangi berat dan volume bahan tersebut.
3. Untuk mendapatkan produk yang lebih sesuai dengn penggunaannya.
Misalnya kopi instant.
4. Untuk mempertahankan nutrien yang berguna yang terkandung dalam bahan
pangan, misalnya mineral, vitamin, dsb.
Macam-Macam Pengeringan
Bahan pangan dapat dikeringkan dengan cara :
Alami , yaitu menggunakan panas alami dari sinar matahari, caranya dengan
dijemur (sun drying) atau diangin-anginkan
Buatan (artificial drying), yaitu menggunakan panas selain sinar matahari ,
dilakukan dalam suatu alat pengering
1. Pengeringan dengan sinar matahari
Pengeringan dengan sinar matahari merupakan jenis pengeringan tertua, dan
hingga saat ini termasuk cara pengeringan yang populer di kalangan petani
terutama di daerah tropis. Teknik pengeringan dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung (dikeringanginkan), dengan rak-rak maupun lantai
semen atau tanah serta penampung bahan lainnya.
2. Pengeringan dengan pemanas buatan
Pengeringan dengan pemanas buatan mempunyai beberapa tipe alat dimana
pindah panas berlangsung secara konduksi atau konveksi, meskipun beberapa
dapat pula dengan cara radiasi. Alat pengering dengan pindah panas secara
konveksi pada umumnya menggunakan udara panas yang dialirkan, sehingga
enersi panas merata ke seluruh bahan. Alat pengering dengan pindah panas
secara konduksi pada umumnya menggunakan permukaan padat sebagai
penghantar panasnya.
C. Pengawetan Penggaraman
Istilah penggaraman yang lebih akrab dikenal dengan sebutan pengasinan,
merupakan cara pengawetan ikan yang produknya paling gampang ditemui
diseluruh pelosok Indonesia. Ada beberapa alasan yang menyebabkan teknologi
penggaraman ini merupakan cara yang paling banyak dilakukan untuk
mengawetkan ikan, yaitu :
1. Teknik penggaraman merupakan teknologi yang sangat sederhana dan
dapatdilakukan oleh semua orang
2. Teknologi yang menggunakan garam ini merupakan cara pengawetan
palingmurah
3. Hasil olahan yang dikombinasikan dengan cara pengeringan mempunyai
dayatahan lama, sehingga dapat disimpan atau didistribusikan ke daerah yang
jauhtanpa memerlukan perlakukan khusus.
4. Produk ikan asin harganya murah, sehingga dapat terjangkau oleh
semualapisan masyarakat
Secara umum pengertian penggaraman adalah suatu rangkaian kegiatan
yangbertujuan untuk mengawetkan produk hasil perikanan dengan menggunakan
garam. Garam yang digunakan adalah jenis garam napur (NaCl), baik berupa
kristal maupun larutan. Mekanisme pengawetan ikan melalui proses penggaraman
adalah sebagaiberikut
1. Garam menyerap air dari dalam tubuh ikan melalui proses osmosa. Akibatnya
kandungan air dalam tubuh ikan yang menjadi media hidup bakteri
menjadiberkurang. Kekurangan air dilingkungan tempat bakteri hidup
mengakibatkan proses metabolisme dalam tubuh bakteri menjadi terganggu.
Dengan demikian proses kemunduran mutu ikan oleh bakteri dapat dihambat
atau dihentikan.
2. Selain menyerap kandungan air dari tubuh ikan, garam juga menyerap air
daridalam tubuh bakteri sehingga bekteri akan mengalami plasmolisis
(pemisahaninti plasma) sehingga bakteri akan mati.
Teknologi penggaraman biasanya tidak digunakan sebagai metodepengawetan
tunggal, biasanya masih dilanjutkan dengan proses pengawetan lainseperti
pengeringan ataupun dengan perebusan. Sehingga kita bisa menjumpai tiga
macam produk ikan asin, yaitu : ikan asin basah, ikan asin kering dan ikan asin
rebus(ikan pindang)
Pengawetan Kimia
Pengeringan merupakan salah satu cara pengawetan bahan pangan secara fisik.
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian
air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung
melalui penggunaan energi panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di
kurangi sampai batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di
dalamya. Pengeringan dapat pula diartikan sebagai suatu penerapan panas dalam
kondisi terkendali , untuk mengeluarkan sebagian besar air dalam bahan pangan
melalui evaporasi (pada pengeringan umum) dan sublimasi (pada pengeringan
beku).
Pengeringan baik parsial maupun penuh tidak membunuh semua mikroba yang
ada dalam bahan pangan yang dikeringkan. Pengeringan ternyata dapat
mengawetkan mikroba, seperti halnya mengawetkan bahan pangan. Selain itu,
produk pangan kering umumnya tidak steril. Oleh karena itu, meskipun bakteri
tidak dapat tumbuh pada makanan kering, tetapi jika makanan tersebut dibasahkan
kembali, maka pertumbuhan mikroba akan kembali terjadi, kecuali jika makanan
tersebut segera dikonsumsi atau segera disimpan pada suhu rendah.
Ada 2 istilah yang dipakai untuk pengeringan yaitu :
3. Drying : suatu proses kehilangan air yang disebabkan oleh daya atau kekuatan
alam, misalnya matahari (dijemur) dan angin (diangin-anginkan).
4. Dehydration (dehidrasi) : suatu proses pengeringan dengan panas buatan,
dengan menggunakan peralatan/alat-alat pengering.
Bahan pangan yang diawetkan dengan cara pengeringan misalnya :
4. Buah-buahan : kismis, kurma, pisang, kesemek, apel, salak
5. Sayur-sayuran : jamur, kentang (untuk dibuat keripik), sawi asin, wortel ,
bawang daun
6. Umbi-umbian : singkong , ubi jalar
Tujuan Pengeringan
Tujuan pengeringan bahan pangan yaitu :
5. Mengurangi risiko kerusakan karena kegiatan mikroba. Mikroba memerlukan
air untuk pertumbuhannya. Bila kadar air bahan berkurang, maka aktivitas
mikroba dihambat atau dimatikan.
6. Menghemat ruang penyimpanan atau pengangkutan.Umumnya bahan pangan
mengandung air dalam jumlah yang tinggi, maka hilangnya air akan sangat
mengurangi berat dan volume bahan tersebut.
7. Untuk mendapatkan produk yang lebih sesuai dengn penggunaannya.
Misalnya kopi instant.
8. Untuk mempertahankan nutrien yang berguna yang terkandung dalam bahan
pangan, misalnya mineral, vitamin, dsb.