Industri
Keracunan Akibat Kerja
1
MATERI
PRESENTASI
1. PENGERTIAN DAN INFORMASI
DASAR TOKSIKOLOGI
3. INDIKATOR BIOLOGIS
2
-Toksikologi dalam kaitan
pekerjaan dan lingkungan
kerja
-Toksikologi hiperkes
(Industrial Hygiene Toxicology)
-Toksikologi okupasi
(Occupational Toxicology)
3
TOKSIKOLOGI
SARAF
&
PERILAKU
(TSP)
4
PENYEBAB
PENYAKIT AKIBAT
KERJA
- Faktor fisis;
- Faktor kimiawi;
- Faktor biologis;
- Faktor fisiologis/ergonomis;
- Faktor mental-psikologis.
5
Toksikologi
Hiperkes
Ilmu tentang racun yang dapat dipakai guna
melindungi kesehatan tenaga kerja dan orang
lainnya di tempat kerja dari pengaruh bahan
kimia yang dipergunakan, diolah, atau dipro-
duksi dalam pekerjaan di tempat kerja
TUJUAN
PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA 6
Konsep Dasar:
HIPERKES
Ilmu dan prakteknya yang bertujuan
mewujudkan tenaga kerja sehat dan
produktif dengan:
1. Kesehatan / kedokteran promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif
(Hiperkes medis).
2. Perlindungan tenaga kerja atas
pengaruh buruk pekerjaan dan atau
lingkungan kerja terhadap kesela-
matan dan kesehatan tenaga kerja
(Hiperkes teknis). (Toksikologi Hiperkes)
3. Kesesuaian/kecocokan antara tenaga
kerja dan pekerjaannya (Hiperkes
ergonomis). 7
Toksikologi
Industri
Ilmu tentang racun yang dipakai, diolah,
diproses dan dihasilkan dalam industri
TUJUAN
PERLINDUNGAN KONSUMEN
&
MASYARAKAT
PADA UMUMNYA
8
Spesialisasi
Toksikologi
-Toksikologi Klinik(Contoh: Kedokteran;
Farmakologi)
-Toksikologi Lingkungan dan Hiperkes
(Contoh:Hiperkes;Lingkungan Hidup)
-Toksikologi Dasar(Contoh: Metabo-
lisme Racun; Toksikologi Analitik)
-Toksikologi Organ Sasaran(Contoh:
Toksikologi Inhalasi; Hepatotoksi-
kologi
9
Pengertian
&
Konsep Dasar
- Toksikologi adalah ilmu tentang racun;
- Toksisitas adalah daya / kemampuan
untuk menyebabkan keracunan;
- Tidak ada bahan kimia yang sama
sekali tidak beracun;
- Toksisitas adalah masalah kualita-
tif dan kuantitatif.
10
Beracun
1. Melalui mulut LD 50 > 25 mg tetapi < 200
mg per kg berat badan
atau
2. Melalui kulit > 25 mg tetapi < 400 mg per
kg berat badan
atau
3. Melalui pernafasan > 0,5 mg tetapi < 2 mg
per liter udara
11
Sangat Beracun
12
MANFAAT
TOKSIKOLOGI:
1. Memungkinkan konsumen/pemakai bahan kimia terlin-
dung dari bahaya keracunan;
2. Membuat landasan yang kuat bagi upaya pemeliharaan
lingkungan hidup dari kemungkinan efek buruk penggu-
naan bahan kimia;
3. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada klinisi
untuk dapat menolong dengan tepat penderita yang
mengalami keracunan;
4. Menyebabkan penggunaan obat-obatan dengan lebih
tepat atas dasar pengetahuan tentang risiko bahaya
suatu bahan kimia yang berefek farmakologis;
5. Memahami dengan lebih mendalam tentang efek bahan
kimia kepada manusia atau mahluk hidup lainnya dan
mekanisme terjadinya efek yang bersangkutan. 13
SEJARAH
TOKSIKOLOGI:
1. Awal mulanya bagian dari Kedokteran Forensik;
2. Kemudian menjadi sub-disiplin Farmakologi;
3. Lalu sebagai disiplin yang berdiri sendiri melalui tahap
pengembangan pada:
a. Keselamatan makanan; persenjataan bahan kimia;
pertahanan; keselamatan produk (kosmetika; bahan
additif makanan; kimia industri);
b. Biologi radiasi dan riset pestisida;
c. Kualitas lingkungan;
d. Hiperkes / kedokteran kerja;
e. Metodologi epidemiologi dan penilaian risiko; ilmu
bahan dan biokomptabilitas; genetika molekuler dan
riset karsinogenesis;
f. Immunologi.
14
SEJARAH
TOKSIKOLOGI HIPERKES:
1. Sejak awal telah menggunakan konsep pemikiran toksi-
kologi;
2. Paracelcus. melaporkan ptisis pekerja tambang dan kera-
cunan air raksa;
3. Ramazzini menggambarkan aneka penyakit akibat kerja
yang disebabkan keracunan;
4. Thackrah melaporkan keracunan timah hitam;
5. Tahun 1775 Percical Pott melaporkan kanker skrotum
akibat kerja yang disebabkan jelaga cerobong asap
industri;
6. Tahun 1912 Yamagiwa dan Ichikawa melaporkan bahwa
produk tar batu bara menyebabkan kanker pada hewan
percobaan. 15
Lingkup
TOKSIKOLOGI
1. Terdapatnya bahan ybs. di alam;
2. Penggunaan dan kemanfaatannya;
3. Sifat fisik dan kiniawi bahan ybs.
4. Pintu masuk(porte d’entrée) ke dalam tubuh khususnya
dalam kaitan pekerjaan dan lingkungan kerja;
5. Metabolisme bahan ybs. yang meliputi absorpsi, distri-
busi, biotransformasi, retensi dan ekskresi;
6. Efek toksik bahan ybs. kepada manusia dan mahluk
hidup lainnya yang dihubungkan dengan tingkat dan
lamanya pemaparan;
7. Pencegahan efek toksik khususnya dengan penerapan
standar kadar yang aman dalam pekerjaan di tempat
kerja;
8. Diagnostik,pengobatan,dan manajemen kasus keracunan;
9. Aspek mediko-legal. 16
Kelompok
RACUN
I. BAHAN KIMIA INDUSTRI
1. Persenyawaan nitrogen 6. Zat korosif
2. Persenyawaan halogen hidrokarbon 7. Logam bearacun
3. Alkohol dan glikol 8. Sianida, sulfida dan
4. Ester, aldehida, keton dan ester karbonmonoksida
5. Hidrokarbon 9. Partikel dalam udara
II. BAHAN KIMIA PERTANIAN
1. Insektisida halogen
2. Pestisida inhibitor kolinesterase
3. Pestisida lainnya
III. HEWAN DAN TUMBUHAN
BERACUN
1. Reptil 3. Serangga 5. Tumbuhan
2. Laba-laba 4. Binatang laut
17
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SIFAT DAN
DERAJAT RACUN SUATU BAHAN
KIMIA
18
EFEK BURUK
TERHADAP KESEHATAN
1. Efek yang menunjukkan tingkat awal penyakit secara
klinis sampai dengan penyakit berat, cacat dan kematian;
2. Efek yang tidak cepat pulih dan menunjukkan penurunan
kemampuan tubuh dalam mempertahankan homeostasis;
3. Efek yang memudahkan kerentanan individu terhadap
efek buruk pengaruh lingkungan pada umumnya;
4. Efek yang menyebabkan hasil pengukuran yang bersang-
kutan berada di luar variasi ‘normal’,jika ukuran-ukuran
tsb. dipandang sebagai indikasi dini penurunan kemam-
puan fungsi;
5. Efek yang menunjukkan perubahan metabolisme dan
biokimiawi.
19
KERACUNAN AKIBAT
KERJA
(Keppres No. 22 Tahun 1993)
21
KERACUNAN AKIBAT
KERJA
(Keppres No. 22 Tahun 1993)
1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan
parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis
yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat dan ke-
matian.
2. Penyakit paru dan saluran pernafasan(bronkhopulmoner) yang di-
sebabkan oleh debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernaf asan(bronkhopulmoner) yang di-
sebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan
zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai
akibat penghirupan debu organik.
22
KERACUNAN
AKIBAT KERJA (LANJUTAN)
1. Iritasi primer
2. Pemeka (sensitisasi)
27
28
29
Karsinogen
CONTOH:
1. 4-Aminodifenil
2. Arsen
3. Benzidin
4. Debu kayu keras
5. bis-Kloro-metil-eter
6. Persenyawaan krom heksavalen
7. Uranium
8. Vanadium pentoksida
9. Vinil klorida
10. Seng kromat 30
Efek Reproduktif
CONTOH:
1. Air raksa
2. Arsen
3. DDT
4. Dioksin
5. Etil-etilen-glikol
6. Etilen oksida
7. Karbon disulfida
8. Karbonmonoksida
9. PCB
10. Timah hitam 31
PEMAPARAN KERJA
MONITORING
LINGKUNGAN DARAH ORGAN
SASARAN
TINJA
URIN
KERINGAT
EFEK DINI
MONITORING
BIOLOGIS
GANGGUAN KESEHATAN
Dr. Suma’mur PK
36
Contoh Ind. Biol. Pb
-Kadar normal: 100 – 250 mikrog./L
-Kadar < 400 mikrog./L tidak ada gejala
dan tanda keracunan
-Antara 400 dan 800 mikrog./L gejala
dan tanda keracunan ringan
-> 800 mikrog./L gejala dan tanda kera-
cunan berat;1000 mikrog./L ensefalopati
-> 600 mikrog./L hentikan pemaparan
-Pemeriksaan kesehatan 6 bulan sekali,
untuk kadar 400 mikrog./L; 2 bulan
untuk kadar > 400 mikrog./L
-Kembali ke pekerjaan kadar 400 mikrog./
37
L. Kadar udara 30 mikrog./L
KONSEP PERLINDUNGAN
KESEHATAN TENAGA KERJA
38
Nilai Ambang Batas
(NAB)
Standar faktor bahaya di tempat
kerja sebagai pedoman pengenda-
lian agar tenaga kerja dapat meng-
hadapinya tanpa mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan
pekerjaan sehari-hari untuk waktu
tidak lebih dari 8 (delapan) jam
sehari atau 40 jam seminggu 39
Nilai Ambang Batas
(NAB)
43
NAB Zat Korosif
Zat Kimia (bds)
NAB
( mg per m3 udara)
1. Amonia 25 17
2. Semen 10
3. Fluor (F2) 1 1,6
4. Asam fluorida (HF) 3 2,3
5. Asam formiat (HCOOH) 5 0,4
6. Brom (Br2) 0.1 0,66
7. Asam sulfat (H2SO4) 1
44
NAB Debu
Zat Kimia Debu NAB
1. Karbon monoksida
2. Hidrogen sianida
3. Hidrogen sulfida
4. Karbon dioksida
5. Metan 50
BATAS SEHAT
PEMAPARAN KERJA
(BSPK)
1. Pertimbangan semata-mata dari aspek
kesehatan
2. Harus diketahui intensitas/kadar tanpa/
respons buruk untuk organ kritis
51
BATAS PEMAPARAN
KERJA OPERASIONAL
(BPKO)
1. Standar operasional
2. Pertimbangan ekonomi dan
teknologi
52
BATAS SEHAT
PEMAPARAN KERJA
(BSPK)
SALAH SATU BENTUK PERLIN-
DUNGAN KESEHATAN TERHA-
DAP PEMAPARAN KERJA
53
GUNA PENENTUAN
BSPK Pb
1. Indikator pemaparan Pb darah;
indikator efek ZnPP sel darah
merah
2. Diteliti populasi yang terpapar
kepada Pb dan yang tidak.
3. Ditentukan kadar Pb darah pada
kadar ZnPP yang diterima seba-
gai batas sehat
54
Dr. Suma’mur PK.,Msc.
55
HASIL PENELITIAN
BSPK Pb
1. BSPK Pb 400 mikrogram /L darah untuk pria
dan 300 mikrogram / L untuk wanita
2. Kadar kemungkinan intoksikasi 700 mikrogram
untuk pria dan 600 mikrokram untuk wanita
3. Perlu upaya khusus bila kadar 500 mikrogram/L
4. Kadar Pb udara yang tidak boleh dilampaui 70
mikrogram per meter kubik
5. Kadar Pb udara debu respirabel < 30 mikrogram
per meter kubik udara agar tidak terjadi efek
negatif
56
PENILAIAN
TOKSISITAS
I. Review kepustakaan termasuk hasil pene-
litian;
II. Percobaan binatang atau percobaan bio-
logis lainnya;
1. Toksisitas Akut termasuk LD50 dan LC50;
2. Toksisitas Subakut;
3. Toksisitas Kronis termasuk pengujian sifat karsi-
nogenisitas dan teratogenisitas;
III. Penilaian efek pada pemakaian/pengguna-
an terbatas;
IV. Penelitian epidemiologis pada kelompok
terpapar dan kelompok kontrol;
V. Pencatatan dan analisis kasus baru kera-
cunan.
57
HUBUNGAN PEMAPARAN - EFEK DAN
HUBUNGAN PEMAPARAN - RESPONS
UNTUK
TOLUEN
58
59
HUBUNGAN PEMAPARAN - EFEK DAN
HUBUNGAN PEMAPARAN - RESPONS
UNTUK
MANGAN
60
61
62
HUBUNGAN PEMAPARAN - EFEK DAN
HUBUNGAN PEMAPARAN - REAKSI
UNTUK
SILIKA
63
64
BAGAN
PRODUKSI
SUATU
BAHAN KIMIA
65
66
Penatalaksanaan
1. Pengelolaan (chemical
handling)
2. Pengendalian kadar udara
67
Dokumen Pengendalian
2. Komposisi bahan
3. Identifikasi bahaya
4. Tindakan pertolongan pertama
5. Tindakan penanggulangan kebakaran
6. Tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan
7. Penyimpanan dan penanganan bahan
8. Pengendalian pemaparan dan alat pelindung diri
9. Sifat fisis dan kimiawi
10. Stabilitas dan reaktivitas bahan
11. Informasi toksikologi 69
12. Informasi ekologi
Label
1. Nama produk
2. Identifikasi bahaya
3. Tanda bahaya dan artinya
4. Uraian risiko dan penanggulangannya
5. Tindakan pencegahan
6. Instruksi dalam hal terkena atau terpapar
7. Instruksi dalam hal terjadi kebakaran
8. Instruksi jika terjadi tumpahan atau kebocoran
9. Instruksi tentang pengisian tempat penyimpanan
dan cara menyimpanannya 70
Lingkungan Kerja
1. Unit operasi sistem tertutup dengan local exhauster
2. Kanopi yang menutup rapat
3. Sejauh mungkin transportasi mekanis zat berbahaya
4. Tempat pengolahan tak tembus zat kimia dan cukup
air mengalir guna mencuci
5. Penghisap vakum guna mengambil tumpahan bubuk
6. Menyapu cara basah dengan air atau pelarut khusus
7. Pembuangan cairan yang tumpah sebagai limbah
71
8. Udara segar untuk ventilasi umum
Pekerja
1. Pendidikan, penyuluhan dan pelatihan
75