Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH TENTANG SYARAT, EFEK DAN UPAYA

PENGENDALIAN BEKERJA PADA TEKANAN


UDARA RENDAH DAN TINGGI

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Implementasi K3

Oleh :
Nama : Rosita Dwi Lufyana
NIM : 101711123052
Kelas : Alih Jenis 2017

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
TEKANAN UDARA EKSTRIM

Tekanan udara ekstrim merupakan tekanan udara yang lebih tinggi atau tekanan
udara yang lebih rendah dari tekanan udara normal yaitu 1 atm. Bekerja di dalam
lingkungan kerja yang tekanan udaranya lebih besar dari tekanan udara normal telah
dikenal sejak adanya pekerjaan yang dilakukan pada lingkungan di bawah tekanan
udara yang lebih besar dari 1 atm. Pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan para
penyelam di perairan (di laut) jika kedalamannya lebih dari 10 meter, para pekerja
tambang yang dalam, juga para pekerja yang bekerja dalam pembuatan terowongan di
bawah tanah, maupun terowongan di bawah air (Soeripto, 2008)

Pekerjaan yang tekanan udaranya kurang dari 1 atm antara lain pilot pesawat
terbang, pramugari, industri yang ada di dataran tinggi, pendaki gunung dan masyarakat
yang bekerja menjadi petani di dataran tinggi.

Tekanan udara tinggi (Pekerjaan Penyelaman)


1. Syarat Pekerjaan Pada Tekanan Udara Tinggi

a. Memiliki kondisi fisik dan mental yang baik


b. Memiliki sertifikat selam, Sangat dianjurkan memiliki sertifikat selam
"Penyelani bebas" (skin diver) sebelum anda menjadi penyelani "scuba". Hal ini
akan sangat membantu penghayatan dan keamanan
c. Mempunyai keterampilan PPPK khususnya yang berhubungan dengan
kemungkinan kecelakaan penyelaman.
d. Menguasailah teknik bantuan penyelaman (life saving)
e. Mampu berkomunikasi lewat bahasa isyarat saat di dalam air

f. Mengenali peralatan yang digunakan dan batas maksimal pemakaian


g. Mengetahui teknik-teknik penyelaman
2. Dampak Bekerja Pada Tekanan Udara Tinggi
Dampak penyelaman di perairan yang dalam (di laut) dan lingkungan udara
bertekanan tinggi terhadap tubuh manusia antara lain :
a. Penyempitan Pebuluh Darah
Suhu air yang lebih dingin, akan menyebabkan penyelam kehilangan panas
tubuh secara konduksi yang lebih banyak sehingga menyebabkan refleks yang
berlebihan dan penyempitan pembuluh darah di seluruh tubuh sehingga timbul
perasaan sakit kepala dan pusing yang berbahaya bagi penyelam (Soeripto,
2008).
b. Tekanan Hidrostatik Air
1. Tekanan tidak langsung
Setiap kedalaman > 10 Terjadi proses “saturasi” tekanan N2
meter, tekanan udara + dalam jaringan tubuh untuk
1 atm menyeimbangkan tekanan

Penyelam tiba-tiba naik Penyelam naik perlahan-lahan


ke permukaan

Terjadi proses “super saturasi” Aman

Udara terlarut dalam jaringan akan


gelembung gas tersangkut
menjadi gas berupa gelembung gas
dalam aliran darah

Caisson disease

2. Tekanan Langsung
Kerusakan jaringan tubuh sebagai akibat langsung dari tekanan yang
dikenal dengan nama “BAROTRAUMA.”
c. High Pressure Neurological Syndrome (HPNS atau sindroma neurologis akibat
tekanan tinggi)
d. Keracunan gas O2, CO, CO2, dan N2 yang ada pada alat bantu pernapasan
e. Serangan binatang berbahaya
f. Tenggelam

3. Upaya Pengendalian Pekerjaan Pada Tekanan Udara Tinggi


a. Upaya Promotif
1) Memberikan penyuluhan terkait potensi bahaya pada pekerjaan penyelaman
yang dapat mengakibatkan sakit
2) Memberikan sosialisasi terkait dengan tata cara melakukan penyelaman yang
benar (SOP Penyelaman)
3) Memberikan informasi terkait penyakit yang diakibatkan oleh menyelam
b. Upaya Preventif
1) Menjaga kesehatan dan tidur yang cukup
2) Memastikan cairan tubuh cukup atau tidak dehidrasi
3) Menggunakan dive computer atau alat khusus yang dapat membantu
penyelam mengukur kedalaman hingga durasi penyelaman yang tersisa
4) Jangan menggunakan peralatan seadanya (seperti kompresor dengan selang
untuk pernafasan)
5) Terapkan safety stop atau berhenti beberapa menit di kedalaman tertentu
(umumnya 4-5 meter), sebelum kembali ke permukaan
6) Menghindari mengkonsumsi alkohol sebelum dan sesudah menyelam
7) Menghindari sauna atau mandi dengan air panas setelah menyelam
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ini ditujukan pada seseorang yang sudah terkena penyakit,
jika terdapat nelayan atau penyelam yang menunjukan gejala dekompresi
sehabis menyelam harus segera di bawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
Recompression Chamber untuk mendapatkan terapi penurunan tekanan dalam
tubuhnya.

Tekanan udara rendah

1. Syarat Pekerjaan Pada Tekanan Udara Rendah


Pekerja yang bekerja pada tekanan udara rendah akan mendapatkan suplay
oksigen yang sangat sedikit sehingga mereka mungkin akan mengalami kesusahan
dalam bernafas. Sesorang yang akan bekerja yang udaranya bertekanan rendah perlu
memperhatikan kebugaran jasmani, riwayat penyakit yang dimiliki, ketrampilan
dalam bekerja dan mengetahui cara meggunakan PPPK yang benar jika terjadi hal
yang tidak diinginkan, serta untuk pramugari dan pilot harus mempunyai lisensi.

2. Dampak Bekerja Pada Tekanan Udara Rendah


Tenaga kerja atau orang yang bekerja di lingkungan yang udaranya bertekanan
rendah, juga dapat menjadi subyek terhadap kekurangan oksigen, dan berpengaruh
buruk terhadap pernafasan dan penglihatan.
Penyakit-penyakit atau pengaruh buruk oleh karena kekurangan oksigen ini
sangat penting bagi mereka yang bekerja di suatu ketinggian, seperti bagi para
penerbang maupun mereka yang bekerja di tempat-tempat yang tinggi di atas
permukaan laut spserti mereka yang bekerja di gunung-gunung serta para pendaki
gunung (Soeripto, 2008).
Udara normal mengandung kira-kira 21% oksigen. Tanda-tanda fisiologis yang
pertama oleh karena kekurangan oksigen (anoxia) adalah meningkatnya kecepatan
bernafas dalam (menghirup udara dalam-dalam). Kadar oksigen kurang dari 16%
mengakibatkan kepusingan, detak jantung menjadi cepat dan sakit kepala. Atmosfer
yang kekurangan oksigen dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk bergerak dan
menjadi setengah sadar.
Dalam hal masuk ke tempat yang kandungan oksigennya sedikit atau sama
sekali tidak mengandung oksigen, seseorang umumnya tidak mengalami gejala-
gejala peringatan, namun segera kehilangan kesadarannya dan tidak dapat
mengingat peristiwanya, jika ia tertolong dan sadar kembali (Soeripto, 2008).
Acute Mountain Sickness atau sering disebut Monsick merupakan suatu
penyakit yang banyak menyerang para pendaki gunung. Penyakit ini terjadi
terutama pada pendakian lebih dari 2400 meter. Tidak jarang, pendaki gunung
meninggal karena mountain sickness. Penyakit yang juga disebut altitude sickness
ini terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk beradaptasi dengan kondisi alam di
pegunungan yang berbeda dibandingkan dataran rendah. Didaerah pegunungan,
tekanan udara dan kadar oksigen lebih rendah dibanding dengan dataran rendah, hal
ini menyebabkan tubuh kekurangan oksigen.

3. Upaya Pengendalian Pekerjaan Pada Tekanan Udara Rendah


a. Memberikan penyuluhan terkait potensi bahaya pada pekerjaan di daerah
ketinggian yang dapat mengakibatkan sakit
b. Memberikan sosialisasi SOP setiap pekerjaan yang berada ditempat degan
tekanan udara rendah
c. Memberikan informasi terkait penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan yang
terpapar tekanan rendah.
d. Menjaga kesehatan dan tidur yang cukup agar tubuh tetap bugar
e. Memastikan intake cairan cukup agar tidak dehidrasi
f. Menghindari mengkonsumsi alkohol sebelum dan sesudah bekerja

Anda mungkin juga menyukai