Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN PENERANGAN

DI TANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Implementasi K3


Dosen Pengampu: Dr. Noeroel Widajati, S.KM., M.Sc.

Oleh :
Kelompok III

Bagus Tejo Purnomo 101711123008


Hilfia Alifa Nurly 101711123015
Hendra Purbaya 101711123034
Dita Rahmawati 101711123039
Rosita Dwi Lufyana 101711123052

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

DAFTAR ISI
Halaman Sampul ................................................................................................ i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II Prosedur Pengukuran............................................................................. 3
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 3
2.2 Alat dan Bahan............................................................................... 3
2.3 Cara Kerja...................................................................................... 3
BAB III Hasil dan Pembahasan.......................................................................... 4
3.1 Hasil .............................................................................................. 4
3.2 Pembahasan.................................................................................... 14
BAB IV Penutup .............................................................................................. 16
4.1 Simpulan........................................................................................ 16
4.2 Saran .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cahaya merupakan bentuk dari radiasi elektromagnetik yang dapat ditangkap
oleh mata dan memiliki panjang gelombang dengan jangkauan 0.4 10− 0.75 10
cm. Intensitas Cahaya adalah lux cahaya per satuan sudut ruang yang dipancarkan
ke suatu arah tertentu. Besarnya intensitas cahaya diukur dalam satuan candela (cd).
Lumen disimbolkan dengan lm adalah unit satuan SI untuk mengukur keluaran
cahaya oleh suatu sumber cahaya. Satu lumen setara dengan besarnya cahaya yang
dipancarkan sumbeer cahaya secara seragam sebesar 1 candela pada 1 streadian
solid angle atau sudut ruang, sehingga dituliskan 1 lm = 1 cd sr.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan
bangunan. Bangunan yang dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik
apabila tidak disediakan akses pencahayaan yang memadai. Pencahayaan yang baik
akan membantu dalam mengerjakan setiap pekerjaan dan memunculkan rasa
kenyamanan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
Kondisi yang terlalu gelap karena kurangnya cahaya akan menciptakan
ketidaknyamanan bagi indera visual. Ketidaknyamanan ini juga akan
mempengaruhi persepsi visual manusia terhadap lingkungan visualnya (Manurung,
2012). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 Tahun 2002, penerangan
merupakan jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif.
Sumber pencahayaan dapat berasal dari cahaya alami yaitu sinar matahari
maupun cahaya buatan yaitu cahaya yang dihasilkan dari lampu. Pencahayaan yang
kurang akan mempengaruhi ketajaman penglihatan dimana ketajaman akan
menurun karena kelelahan mata. Kondisi tersebut disebabkan karena mata
berakomodasi secara terus menerus sehingga mengakibatkan kelelahan pada otot-
otot mata. Dalam melakukan kegiatan, kita selalu menggunakan suatu benda atau
alat dan berada pada kondisi lingkungan tertentu yang perlu dilihat untuk
menyelesaikan kegiatan, pencahayaan yang memadai sangat penting untuk

1
menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi dan memberikan kesan
pemandangan dan lingkungan yang menyegarkan.
Alat ukur pencahayaan adalah lux meter. Lux meter memiliki satuan lux,
yang didefinisikan sebagai satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan.
Lux meter memiliki range intensitas cahaya antara 1 – 100.000 Lux. Pengukuran
lumen pada dasarnya adalah pengukuran yang menggunakan pendekatan sumber
titik. Pengukuran lumen dilakukan dalam ruang gelap dimana tidak ada cahaya
pantul yang diterima sensor luxmeter. Terdapat tiga jenis pengukuran lumen yaitu
pengukuran umum, pengukuran lokal dan pengukuran reflektan atau pantulan.
Menurut KBBI, tangga merupakan tumpuan yang digunakan untuk naik turun
yang dibuat dari kayu, papan, batu dan sebagainya yang disusun berlenggek-
lenggek atau bertingkat-tingkat. Penerangan yang kurang memadai pada area
tangga dapat menyebabkan kecelakaan yang serius seperti terjatuh dan terpeleset
yang dapat menyebabkan patah tulang bahkan kematian. Oleh karena itu,
pengukuran pencahayaan pada tangga sangat penting dilakukan untuk mengurangi
risiko bahaya yang mungkin terjadi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pengukuran pencahayaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui jenis alat ukur pencahayaan.
2. Untuk mengetahui cara kerja alat ukur pencahayaan.
3. Untuk mengetahui intensitas pencahayaan pada tangga di Fakultas Kesehatan
Masyarakat UNAIR lantai 1 sampai dengan lantai 3.

2
BAB II
PROSEDUR PENGUKURAN

2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Nama Ruangan : Tangga FKM UNAIR.
Tanggal Pengukuran : 21 Februari 2019.
Waktu Pengukuran : 14.25-15.15 WIB.
Pelaksanaan Pengukuran : Sore hari.
Keadaan Cuaca : Cerah.

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada pengukuran ini adalah light meter merk Lutron
LX-103. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah kertas dan bolpoin.

2.3 Cara Kerja


1. Persyaratan Pengukuran
a. Tangga FKM dalam keadaan sesuai dengan kondisi tangga seperti hari-hari
biasanya.
b. Lampu yang ada di tangga dalam keadaan tidak dinyalakan sesuai dengan
kondisi tangga seperti hari-hari biasanya.
c. Pakaian surveyor hendaknya berwarna gelap, hal ini untuk mencegah
pantulan cahaya pakaian surveyor.
d. Pembacaan dilakukan pada saat area tangga sedang tidak dilalui orang
2. Cara Pengukuran
a. Sebelum pengukuran, tutup fotosel dengan bahan tidak tembus cahaya dan
memastikan bahwa jarum atau display menunjukkan angka “0”.
b. Sebelum pembacaan dilakukan pindahkan penutup dan biarkan sel terpapar
cahaya selama 5 menit.
c. Light meter harus diletakkan di lantai atau tempat injakan kaki pada anak
tangga dan boardest.
d. Pengukuran dan pembacaan pada area tangga dilakukan di area anak tangga
dengan estimasi jarak ± 1 meter.
e. Pengukuran dan pembacaan pada area tangga dilakukan juga pada area
boardest dengan estimasi jarak ± 1 meter.

3
f. Pengukuran dan pembacaan pantulan pada area tangga dilakukan di atas
handrail di setiap lantai dan juga lantai anak tangga.

3. Cara Pengukuran Berdasarkan Macam Penerangan


a. Penerangan Umum (Ruangan Tidak Teratur / Irreguler)
1) Light meter harus diletakkan di lantai atau tempat injakan kaki pada anak
tangga dan boardest.
2) Pengukuran dilakukan pada area depan anak tangga di lantai 1 (satu),
kemudian dilanjutkan ke anak tangga di lantai 1 hingga boardest kemudian
anak tangga di lantai 1 hingga ke lantai 2, dan seterusnya sampai anak
tangga menuju lantai 3 dan juga sekitar area depan tangga di lantai 3.
3) Pengukuran dan pembacaan di depan area tangga lantai 1, lantai 2 dan
lantai 3 masing-masing dilakukan dua kali dengan jarak antar pembacaan
adalah ± 1 meter.
4) Pengukuran dan pembacaan di anak tangga dilakukan dengan cara setiap
tiga anak tangga dilakukan satu kali pengukuran dan pembacaan dengan
estimasi jarak setiap tiga anak tangga adalah ± 1 meter.
5) Pengukuran di area boardest antara lantai 1 dan 2, boardest lantai 2 dan 3
masing-masing dilakukan dua kali dengan jarak antar pembacaan adalah ±
1 meter.
b. Pantulan
1) Pengukuran dan pembacaan pantulan pada area tangga dilakukan di atas
handrail di setiap lantai dan juga lantai anak tangga.
2) Hadapkan fotosel pada handrail kemudian fotosel perlahan diangkat
menjauh hingga angka atau jarum tetap.

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
1. Karakteristik Ruangan
Tabel 3.1 Karakteristik Tangga FKM UNAIR.

Keadaan Permukaan
Gambaran Lantai Bahan Warna
Bersih Sedang Ket.
Batu
1 Putih √ - -
Bata
Batu -
Dinding 2 Putih Kotor - √
Bata
Batu -
3 Putih Kotor - √
Bata

1 Beton Putih √ - -

Langit- √ -
2 Beton Putih -
Langit
3 Plafon Putih √ - -

1 Keramik Cream √ - -

Lantai 2 Keramik Cream √ - -

3 Keramik Cream √ - -

1 Keramik Cream √ - -

Permukaan √ -
2 Ubin Abu-abu -
Kerja
3 Ubin Abu-abu √ - -

1 Besi Ungu √ - -

Peralatan 2 Besi Ungu √ - -

3 Besi Cream √ - -

Sumber : Hasil Pengamatan Secara Langsung, 2019

5
Jenis Lampu : LED.
Spesifikasi Lampu : a. Lantai 1 : neon TL LED.
b. Lantai 2 : neon TL LED.
c. Lantai 3 : bohlam LED.
Jumlah Lampu Per Armatur : a. Lantai 1 : 2 buah.
b. Lantai 2 : 2 buah.
c. Lantai 3 : 1 buah.
Jumlah Armatur : a. Lantai 1 : 1 buah.
b. Lantai 2 : 1 buah.
c. Lantai 3 : 3 buah.
Banyaknya Deretan : a. Lantai 1 : 1 deret.
b. Lantai 2 : 1 deret.
c. Lantai 3 : 2 deret.
Jumlah Armatur Per Deret : a. Lantai 1 : 1 buah.
b. Lantai 2 : 1 buah.
c. Lantai 3 :
 Deret 1 = 1 buah.
 Deret 2 = 2 buah.
Tinggi Pemasangan : a. Lantai 1 : 3 m.
b. Lantai 2 : 3 m.
c. Lantai 3 : 3 m.
Jarak Pemasangan Antar Armatur : a. Lantai 1 : -
b. Lantai 2 : -
c. Lantai 3 : 100 cm.

6
2. Layout Pengukuran
a. Denah Tangga Tampak Samping.

Gambar 3.1 Denah Tangga FKM UNAIR Tampak Samping.


Sumber : Pengamatan Secara Langsung, 2019.

7
b. Denah Tangga Tampak Atas dan Bawah.

Gambar 3.2 Denah Tangga Lantai 1 FKM UNAIR Tampak Atas dan Bawah.
Sumber : Pengamatan Secara Langsung, 2019.

8
Gambar 3.3 Denah Tangga Lantai 2 FKM UNAIR Tampak Atas dan Bawah.
Sumber : Pengamatan Secara Langsung, 2019.

9
Gambar 3.4 Denah Tangga Lantai 3 FKM UNAIR Tampak Atas dan Bawah.
Sumber : Pengamatan Secara Langsung, 2019.

10
c. Denah Titik Pengukuran Pencahayaan.

Gambar 3.5 Denah Titik Pengukuran Pencahayaan Tangga FKM UNAIR.


Sumber : Pengamatan Secara Langsung, 2019.

11
3. Hasil Pengukuran
Tabel 3.2 Data Hasil Pengukuran Penerangan di Tangga FKM UNAIR.
Titik Pengukuran I Pengukuran II Rata-Rata
Lantai Keterangan
Pengukuran (Lux) (Lux) (Lux)
1 1 Lantai 1 8 7 7,5
2 1 Lantai 1 20 18 19
3 2 Tangga 3 12 13 12,5
4 2 Tangga 5 15 16 15,5
5 2 Tangga 7 16 17 16,5
6 2 Tangga 9 23 24 23,5
7 2 Tangga 11 58 57 57,5
8 2 Bordes 1 93 97 95
9 2 Bordes 1 85 80 82,5
10 2 Tangga 14 57 58 57,5
11 2 Tangga 16 55 50 52,5
12 2 Tangga 19 54 52 53
13 2 Tangga 21 55 58 56,5
14 2 Tangga 22 96 102 99
15 2 Lantai 2 128 131 129,5
16 2 Lantai 2 110 100 105
17 3 Tangga 25 60 62 61
18 3 Tangga 27 77 78 77,5
19 3 Tangga 29 80 77 78,5
20 3 Tangga 31 92 93 92,5
21 3 Tangga 33 142 142 142
22 3 Bordes 2 150 153 151,5
23 3 Bordes 2 143 150 146,5
24 3 Tangga 36 115 115 115
25 3 Tangga 38 110 120 115
26 3 Tangga 41 105 110 107,5
27 3 Tangga 44 250 245 247,5
28 3 Lantai 3 250 252 251
Sumber : Hasil Pengukuran Secara Langsung, 2019.

12
Tabel 3.3 Data Hasil Pengukuran Pantulan Cahaya di Tangga FKM UNAIR.

Intensitas Pantulan Intensitas Sumber


Titik
Lantai Keterangan Pengukuran Pengukuran Rata- Pengukuran Pengukuran Rata-
Pengukuran
I II Rata I II Rata
(Lux) (Lux) (Lux) (Lux) (Lux) (Lux)
1 1 Lantai 1 4 4 4 8 7 7,5
2 1 Lantai 1 9 10 9,5 20 18 19
3 2 Tangga 3 8 5 6,5 12 13 12,5
4 2 Tangga 5 6 5 5,5 15 16 15,5
5 2 Tangga 7 7 6 6,5 16 17 16,5
6 2 Tangga 9 9 9 9 23 24 23,5
7 2 Tangga 11 20 20 20 58 57 57,5
8 2 Hand Rail 1 6 6 6 22 22 22
9 2 Bordes 1 35 34 34,5 93 97 95
10 2 Bordes 1 29 28 28,9 85 80 82,5
11 2 Tangga 14 23 23 23 57 58 57,5
12 2 Tangga 16 19 17 18 55 50 52,5
13 2 Tangga 19 17 19 18 54 52 53
14 2 Tangga 21 23 21 22 55 58 56,5
15 2 Tangga 22 54 53 53,5 96 102 99
16 2 Hand Rail 2 23 21 22 45 50 47,5
17 2 Lantai 2 96 94 95 128 131 129,5
18 2 Lantai 2 66 71 68,5 110 100 105
19 3 Tangga 25 40 38 39 60 62 61
20 3 Tangga 27 43 42 42,5 77 78 77,5
21 3 Tangga 29 39 38 38,5 80 77 78,5
22 3 Tangga 31 38 44 41 92 93 92,5
23 3 Tangga 33 60 64 62 142 142 142
24 3 Hand Rail 3 47 44 45,5 90 88 89
25 3 Bordes 2 56 54 55 150 153 151,5
26 3 Bordes 2 69 72 70,5 143 150 146,5
27 3 Tangga 36 38 39 38,5 115 115 115
28 3 Tangga 38 42 36 39 110 120 115
29 3 Tangga 41 70 65 67,5 105 110 107,5
30 3 Tangga 44 103 115 109 250 245 247,5
31 3 Lantai 3 100 110 105 250 252 251
32 3 Hand Rail 4 51 50 50,5 110 115 112,5
Sumber : Hasil Pengukuran Secara Langsung, 2019.

13
Perhitungan dengan Rumus.
 Pencahayaan Umum dan Lokal.

 Pantulan.

3.2 Pembahasan
Pengukuran pencahayaan di area tangga FKM Unair dilakukan pada sore
hari tepatnya pada pukul 14.25-15.15 WIB, alat yang digunakan adalah Light
Meter. Pengukuran pencahayaan di area tangga ini meliputi pengukuran di anak
tangga, area depan tangga, boardest dan juga pengukuran pantulan yang meliputi
handrail dan juga lantai. Berdasarkan hasil yang didapat, intensitas pencahayaan
pada tangga di FKM Unair tertinggi adalah pada titik ke 28 dengan intensitas 251

14
lux (lantai 3) dan yang terendah adalah pada titik ke 1 yaitu 7,5 lux (lantai 1).
Sedangkan intensitas pencahayaan keseluruhan adalah 88,143 lux dengan tangga
laintai 1 ke 2 yaitu 51,83 lux dan lantai 2 ke 3 yaitu 130,038 lux. Berdasarkan
Permenkes No 70 Tahun 2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Industri intensitas pencahayaan pada tangga, eskalator dan travolator
adalah 150 lux. Berarti dapat dikatakan bahwa intensitas pencahayaan pada tangga
FKM UNAIR tidak memenuhi persyaratan, namun berdasarkan PMP No 7 Tahun
1964, area kegiatan pada tangga yang ada di dalam gedung minimal memiliki
tingkat pencahayaan sebesar 50 lux, berarti dapat dikatakan bahwa intensitas
pencahayaan pada tangga FKM UNAIR memenuhi persyaratan.
Sumber pencahayaan yang ada di tangga FKM UNAIR pada siang hari
adalah sumber alami yaitu dari sinar matahari. Pada tangga di lantai 3 ke 2
intensitas pencahayaan mungkin kurang dari standar namun masih bisa ditoleransi
karena cahaya matahari tidak ada halangan apapun sehingga masih cukup terang.
Tangga pada lantai 2 ke 1 cukup gelap hal ini dikarenakan dinding masih belum di
renovasi sehingga nampak gelap karena kotor dan cahaya matahari tidak dapat
masuk karena terdapat penghalang yaitu pohon, selain itu sumber cahaya kaca yang
digunakan tidak terlalu relevan karena jumlah cahaya yang dihasilkan tidak
seberapa terang dikarenakan kacanya terlalu tebal dan terhalang pohon.
Pengukuran pantulan dilakukan pada dua kategori yaitu lantai dan pada
handrail. Hasil yang didapatkan pada pengukuran pantulan pada lantai dan
handrail yaitu sebesar 45,8 %. Berdasarkan rekomendasi dari Illuminating
Engineering Society (IES) Tahun 1984, pantulan yang dianjurkan pada lantai yaitu
sebesar 20-40%. Hasil pengukuran yang didapat lebih besar dari rekomendasi IES
dikarenakan warna lantai yang cream kecoklatan dan abu-abu gelap sehingga dapat
memantulkan cahaya dengan baik.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
1. Intensitas pencahayaan keseluruhan adalah 88,143 lux dengan tangga lantai 1 ke
2 yaitu 51,83 lux dan lantai 2 ke 3 yaitu 130,038 lux. Terdapat dua standar, jika
intensitas pencahayaan <150 lux maka tidak memenuhi persyaratan (Permenkes
No 70 Tahun 2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Industri) dan minimal intensitas pencahayaan pada tangga yaitu ≤ 50 lux (PMP
No 7 Tahun1964)
2. Sumber pencahayaan yang ada di tangga FKM UNAIR pada siang hari adalah
sumber alami yaitu dari sinar matahari.
3. Pada tangga pada lantai 2 ke 1 cukup gelap hal ini dikarenakan dinding masih
belum di renovasi sehingga nampak gelap karena kotor dan cahaya matahari
tidak dapat masuk karena terdapat penghalang yaitu pohon.
4. Pengukuran pantulan dilakukan pada dua kategori yaitu lantai dan pada handrail.
Hasil yang didapatkan pada pengukuran pantulan pada lantai dan handrail yaitu
sebesar 45,8 %. Berdasarkan rekomendasi dari Illuminating Engineering Society
(IES) Tahun 1984, hasil pengukuran yang didapat lebih besar dari rekomendasi
IES dikarenakan warna lantai yang cream keputih-putihan sehingga dapat
memantulkan cahaya dengan baik.

4.2 Saran
1. Melakukan pengecatan pada dinding di tangga lantai 1 ke 2 dengan warna yang
cerah karena dapat memantulkan cahaya dengan baik. Berdasarkan PMK No 48
Tahun 2016, warna menentukan tingkat refleksi/pantulan sebagai berikut:
a. Warna putih memantulkan 75% atau lebih cahaya
b. Warna-warna terang/sejuk memantulkan 50%-70%
c. Warna-warna medium/terang hangat, memantulkan 20%-50%
d. Warna-warna gelap, 20% atau kurang
2. Menambah lampu pada langit-langit tangga di lantai 1, hal ini dikarenakan
lampu hanya dipasang di bordes sehingga tidak bisa maksimal dalam menerangi
anak tangga.

16
3. Sebaiknya pada siang hari lampu pada tangga lantai 1 ke 2 dinyalakan untuk
membantu menerangi, dikarenakan walaupun pohon yang menghalangi ditebang
tidak akan menambah sinar matahari yang masuk.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kaufman, J. E. danJ. F. Christensen. 1984. IES Lighting Handbook. New York:


Illuminating Engineering Society of North America.
Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 Tahun 2002 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
Manurung, Parmonangan. 2012. Pencahayaan Alami dalam Arsitektur. Yogyakarta :
ANDI Yogyakarta
Peraturan Menteri Kesehatan No 70 Tahun 2016 Tentang Standar Dan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Industri
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 Tentang
Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran
Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 Tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja

18

Anda mungkin juga menyukai