Oleh :
Oleh :
Riwayat Pendidikan :
Terimakasih tiada terkira saya haturkan kepada Ayah (Siswardi) dan Ibu
(Pidriati) telah menjadi orangtua terbaik yang pernah ada, yang disetiap shalatnya
selalu terucap namaku dan selalu memberikan dukungan terbaik yang pernah ada.
Terimakasih telah dengan ikhlas mendengar segala keluh kesah yang sering aku
lontarkan, telah sabar menghadapiku dengan segala sifat dan sikap yang jauh dari
kata sempurna ini. Terimakasih atas semua keringat, kerja keras, dan pengorbanan
yang telah ayah dan ibu lakukan untuk ku yang tidak pernah lelah mencari rezeki
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kami, yang terkadang sampai
mengorbankan keinginan ayah dan ibu sendiri. Ribuan bahkan jutaan terimakasih
untuk semua yang telah ayah dan ibu berikan, yang tak akan selesai jika dituliskan
dengan kata-kata.
Kalian sangatlah berarti untukku dan aku sangatlah bersyukur menjadi anak ayah
dan ibu. Semoga Allah SWT membalas semua yang telah ayah dan ibu berikan
dengan pahala yang berlipat ganda serta kebahagiaan di dunia dan akhirat dan
semoga aku bisa membahagiakan ayah dan mama kelak. Aamiin Ya Rabbal’Alamin
ABSTRAK
Tujuan Penelitian
Terminal Tipe-A Simpang Aur Kuning sangat padat akan transportasi yang
berpotensi menyumbang Nitrogen Dioksida (NO2) pada 115 pedagang yang
berjualan di terminal sehingga bisa berdampak terhadap gangguan pernafasan.
Tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat risiko pajanan NO2 pada pedagang di
Terminal Simpang Aur Kuning Bukittinggi tahun 2020.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL).
Penelitian dilakukan pada bulan Januari-September 2020. Subjek Penelitian ini
adalah pedagang yang berjualan di Terminal Simpang Aur Kuning. Pengambilan
sampel menggunakan accidental sampling sebanyak 60 reponden. Objek Penelitian
adalah sampel udara ambien di empat titik menggunakan alat impinger
Hasil
Konsentrasi rata-rata NO2 di Terminal Simpang Aur Kuning adalah 0.1667575
mg/m3. Waktu pajanan rata-rata pedagang adalah 10,28 jam/hari. Berat badan rata-
rata pedagang 59,02 Kg. Frekuensi pajanan pedagang dengan nilai median 358
hari/tahun. Durasi pajanan dengan nilai median 6,5 tahun. Nilai intake realtime rata-
rata 0.0051232 mg/kg-hari. Sedangkan nilai intake lifetime rata-rata sebesar
0.0236454 mg/kg-hari. Tingkat risiko lifetime yang didapatkan adalah RQ > 1.
Keluhan kesehatan yang dirasakan responden ialah batuk (71,7%) sakit kepala
(56,7%), iritasi mata (51,7%), pilek (50%), badan panas (43,3%), nyeri tenggorokan
(31,7%), sesak nafas (20%), sesak nafas disertai nyeri dada (3,3%), dan asma (1,7%).
Kesimpulan
Konsentrasi NO2 secara lifetime di Terminal Simpang Aur Kuning berpotensi
menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan. Diharapkan adanya kajian lebih
lanjut dan adanya kerjasama berbagai pihak agar pajanan NO2 tidak berisiko bagi
pedagang untuk jangka waktu 30 tahun.
i
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
ANDALAS UNIVERSITY
ABSTRACT
Objective
The Simpang Aur Kuning Type-A Terminal is known for its crowded of
transportation which can be potentially affect the 115 merchant’s respiratory health
disorder due to exposure of Nitrogen Dioxide (NO2). The aim of this study is to
analyze the merchant’s exposure risk level of NO2 at Simpang Aur Kuning Terminal
in Bukittinggi 2020.
Method
This study used environmental health risk assessment method. The study was
conducted from January until September 2020. The subject of this study is merchants
around Simpang Aur Kuning terminal. The study was consisted of 60 respondents
obtained using accidental sampling technique. The study was used an impinger to
assess air ambient at four points on Simpang Aur Kuning terminal.
Results
Average concentration of NO2 on Simpang Aur Kuning terminal is 0.1667575
mg/m3. Merchant’s average exposure time is 10,28 hours/day. Merchant’s average
weight is 59,02 kg. The frequency of merchant’s exposure in median is NO2 is 358
day/year. The duration of merchant’s exposure in median is 6,5 years. The average
score of intake realtime is 0.0051232 mg/kg-day, whilst the average score of intake
lifetime is 0.0236454 mg/kg-day. The risk level got from this research is RQ>1.
Health complaints be perceived by respondents were cough (71.7%), headache
(56.7%), eye irritation (51.7%), runny nose (50%), body fever (43.3%), sore throat
(31.7%), shortness of breath (20%), shortness of breath accompanied by chest pain
(3.3%), asthma (1.7%).
Conclusion
Lifetime concentration of NO2 on Simpang Aur Kuning terminal has detrimental
impact on health. It is expected that there are further studies to work on this topic and
recommend for future cooperation within all parties to solve exposure NO2 effects on
merchant’s not risky to 30 years time.
References : 55 (1948-2019)
Keywords : EHRA, NO2, Merchant, Simpang Aur Kuning Terminal
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang tiada hentinya
melimpahkan rahmat dan karunia kepada semua makhluk-Nya. Atas rahmat dan
kesehatan yang diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Hasil penelitian yang berjudul “Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pajanan
Gas Nitrogen Dioksida (NO2) Pada Pedagang di Terminal Simpang Aur Kuning
Kota Bukittinggi tahun 2020”. Hasil penelitian ini diajukan sebagai bagian dari
skripsi dalam rangka menyelesaikan studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas.
Dalam penyusunan hasil penelitian ini, peneliti banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dorongan, petunjuk, serta sumbangan gagasan dan pikiran dari berbagai
pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Yuliandri SH., MH. Selaku Rektor Universitas Andalas
2. Bapak Defriman Djafri, SKM., MKM., PhD. Selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat
3. Ibu Dr. Mery Ramadani, SKM.,MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Andalas
4. Ibu Septia Pristi Rahmah, SKM., MKM. Selaku dosen pembimbing I
yang telah memberikan bimbingan, pemikiran, arahan dan masukan
kepada peneliti dalam penulisan hasil penelitian ini.
5. Ibu Fea Firdani, SKM., MKM. Selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pemikiran, masukan dan arahan kepada peneliti
dalam penulisan hasil penelitian ini.
6. Ibu Azzyati Ridha Alfian, SKM., MKM. Selaku penguji I yang telah
memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan hasil penelitian ini.
7. Ibu Putri Nilam Sari, SKM., M.Kes. selaku penguji II yang telah
memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan hasil penelitiaan ini.
8. Ibu Trisfa Augia, S.Si., Apt., M.Sc. selaku penguji III yang telah
memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan hasil penelitian ini.
9. Bapak dan ibu dosen FKM unand yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat kepada peneliti selama peneliti menjalani masa perkuliahan.
iii
10. Seluruh pegawai dan staff FKM unand, serta teman-teman yang baik
secara langsung maupun tidak langsung telah membantu peneliti dalam
menyusun hasil penelitian ini.
11. Orang tua dan keluarga besar tercinta yang terus memberikan dukungan
dan semangat kepada peneliti selama menempuh pendidikan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat
12. Bapak dan ibu Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah III Sumbar
dan Satuan Pelayanan Terminal simpang Aur Kuning Kota Bukittinggi
13. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan hasil penelitian ini
Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
hasil penelitian ini dikarenakan peneliti masih dalam proses pembelajaran,
maka dari itu peneliti mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan
hasil penelitian ini. Akhir kata, semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua
pihak. Amin.
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK .................................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................................. ii
v
1.4.3 Manfaat Praktis ........................................................................................... 9
vi
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................................ 39
vii
4.4.1 Identifikasi Bahaya.................................................................................... 53
Kesehatan Pedagang............................................................................................... 64
viii
6.2 Saran ................................................................................................................. 78
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sumber Bahan Pencemar yang Menghasilkan Bahan Pencemar Udara.....12
Tabel 4.7 Nilai Risk Quotient Life Time pada Setiap Titik ........................................ 56
Tabel 4.8 Nilai Risk Quotient Realtime pada Setiap Titik ......................................... 57
Tabel 4.9 Penentuan Batas Aman pada Strategi Pengelolaan Risiko ........................ 58
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
5. Dt : Durasi pajanan
6. fE : Frekuensi pajanan
7. I : Intake
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 12 Manuskrip
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
Udara merupakan unsur yang sangat penting di muka bumi, karena udara
Komposisi udara normal terdiri dari gas nitrogen 78,1%, oksigen 20,93% dan karbon
dioksida 0,03%, sementara selebihnya beruga gas argon, neon, krypton, xenon dan
helium.(1) Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora, dan sisa tumbuh-
sudah tercemar.(2)
dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga
mutu udara ambien turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien
dan menengah di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik memiliki beban terkait polusi
udara terbesar pada tahun 2012 dengan total 3,3 juta kematian prematur akibat polusi
udara dalam ruangan dan 2,6 juta kematian prematur yang berhubungan dengan
polusi udara di luar ruangan.(4) Berdasarkan data World Health Organization (WHO)
pada tahun 2016 polusi udara luar ruangan menyebabkan 4,2 juta kematian prematur
dan polusi udara dalam ruangan menyebabkan 3,8 juta kematian prematur dan
diprediksi terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Pada tahun 2016 polusi
1
2
terjadi peningkatan kematian prematur akibat polusi udara dalam ruangan maupun
Berdasarkan dari studi literatur digambarkan bahwa secara global sektor transportasi
sebagai tulang punggung aktivitas manusia mempunyai kontribusi yang cukup besar
bermotor. Setiap kendaraan bermotor memerlukan bahan bakar minyak (BBM) untuk
SO2, CO, debu SPM (Suspended Particulate Metter), VOC (Volatile Organic
bahwa jumlah kendaraan pada tahun 2016 di Indonesia sebanyak 129.281.079 unit,
tahun 2017 sebanyak 138.556.669 unit, dan pada tahun 2018 sebanyak 146.282.720
unit. Berdasarkan data statistik di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah kendaraan
kesehatan adalah Nitrogen Dioksida (NO2). Nitrogen dioksida merupakan zat yang
3
sangat toxic bagi manusia. Kadar NOx di udara perkotaan biasanya 10-100x lebih
tinggi dari pada daerah pedesaan. Didaerah perkotaan 80% Nitrogen Dioksida
bersumber dari kendaraan bermotor. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas penduduk
dimana sumber NOx utama ialah aktivitas kendaraan. Emisi kendaraan menghasilkan
Dioksida (NO2)(9).
Efek dari NO tergantung pada tingkat dan lama paparannya. Paparan NO2
sebesar 50 ppm dapat mengakibatkan batuk, hemoptisis, dispena dan nyeri dada. Jika
terpapar NO2 lebih dari 100 ppm, dapat menyebabkan endema paru yang berakibat
penyakit paru kronis, termasuk infeksi dan penyakit paru obstruktif. Inhalasi NO2
dapat menyebabkan gangguan paru dan saluran pernafasan, kemudian dapat masuk
ke dalam peredaran. Nitrogen Dioksida (NO2) dapat dengan mudah melewati trakea,
bronkus, dan sampei ke alveoli dikarenakan kelarutannya dalam air rendah. Pada saat
NO2 berada di dalam saluran pernafasan NO2 akan terhidrolisis membentuk asam
nitrit (HNO2) dan asam nitrat (HNO3) yang memiliki sifat korosif terhadap mukosa
NO2 seperti batuk, mengi atau kesulitan bernafas. paparan dalam waktu yang lama
kerentanan terhadap infeksi pernafasan. Orang dengan asma, anak-anak serta orang
tua umumnya memiliki resiko lebih besar terhadap efek kesehatan jika terpapar
4
NO2.(11) Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran NO2 adalah paru-paru.
negara dalam waktu satu tahun didapat bahwa konsentrasi NO2 di Argentina sebesar
846 µg/m3, Canada 400 µg/m3, Bolivia 400 µg/m3, Costa Rika 400 µg/m3, Mexico
395 µg/m3, Brazil 320 µg/m3, Thailand 320 µg/m3, Australia 302 µg/m3, New
Zealand 300 µg/m3, Brunei 300 µg/m3, China 120 µg/m3 dan Cuba 85 µg/m3. Dari
hasil tersebut didapat bahwa kadar NO2 di kota-kota besar pada 10 negara dari 12
negara yang diteliti sudah melewati nilai yang ditetapkan oleh WHO dan UE sebesar
ditemukan sebanyak 8% dari semua kasus diabetes di Jerman terkait paparan NO2 di
udara luar. Ditemukan juga 6000-8000 kematian prematur yang berkaitan dengan
NO2(15). Pada tahun 2015 Brussel menyeret Inggris ke pengadilan karena melanggar
batas emisi polutan beracun Nitrogen dioxide (NO2) di pembangkit listrik tenaga
batu-bara Aberthaw di Wales yang diduga bertanggung jawab atas 1600 kematian
prematur dan kerugian kesehatan terkait sistem pernafasan senilai 2,7 miliar Euro.(16)
yang terbagi dalam 5 kawasan yaitu terminal angkutan darat, pusat perniagaan,
perumahan dekat jalan raya, tempat stasiun monitoring kementrian lingkungan hidup,
dan perumahan sepi jauh dari jalan raya didapatkan hasil bahwasanya kadar NO2
tertinggi berada di kawasan terminal yaitu di Kota Palembang sebesar 442,5 µg/m3,
5
Bandung sebesar 27,1 µg/m3, Semarang sebesar 39,1 µg/m3 dan Makasar sebesar 8,7
µg/m3, Banjarmasin 0,4 µg/m3. Sedangkan nilai NO2 di kawasan terminal di kota
Medan sebesar 48,2 µg/m3, Jakarta 27,5 µg/m3, Yogyakarta 15,4 µg/m3, dan
Gadung didapatkan bahwa konsentrasi rata-rata NO2 sebesar 0,07141 mg/m3 dan
masih dibawah baku mutu yang ditetapkan sebesar 0,4 mg/m3. Untuk RQ realtime
didapat sebanyak 12 orang Pedagang Kaki Lima (PKL) memiliki risiko di atas 1
sedangkan untuk RQ lifetime didapat 13 orang PKL memiliki tingkat risiko di atas 1.
Dari hasil rata-rata nilai RQ lifetime dan realtime di Terminal Pulo Gadung
menyatakan bahwa PKL di Terminal Pulo Gadung akan berisiko non kanker akibat
Baku mutu NO2 sudah diatur oleh Peraturan Pemerintah No 41 tahun 1999
yaitu untuk 1 jam pengukuran baku mutunya sebesar 400 µg/Nm3 (0,4 mg/m3),
pengukuran 24 jam sebesar 150 µg/Nm3 (0,15 mg/m3), dan pengukuran 1 tahun
sebesar 100 µg/Nm3 (0,1 mg/m3). Apabila kadar NO2 sudah melebihi nilai baku mutu
dilakukan oleh Darmawan (2018) yang menyatakan bahwa Kadar NO2 di gerbang tol
1 Dupak Surabaya sudah tidak aman bagi petugas pemungut karcis tol (RQ > 1)
dimana keluhan Kesehatan yang dirasakan oleh responden adalah batuk 82,3%, mata
merah 70,5%, perih pada mata 64,7%, pusing 53% serta sesak nafas 47%. (3, 18)
penumpang terbagi menjadi tiga tipe yaitu terminal penumpang tipe A berfungsi
melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar provinsi dan/atau
angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan
umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan/atau angkutan
Terminal merupakan salah satu lokasi yang tinggi pencemaran udaranya. Hal
ini tak lepas dari banyaknya kendaraan sebagai jasa transportasi yang ada diterminal.
Selain itu terminal merupakan tempat beraktivitas manusia diantaranya penyedia jasa
Bukittinggi. Bukittinggi memiliki salah satu terminal besar dengan kriteria tipe A
yang terletak dikawasan Aur Kuning atau disebut juga dengan Terminal Simpang
Aur Kuning. Terminal ini merupakan salah satu terminal terpadat dan tersibuk di
Sumatera Barat. Dibangun pada tahun 1982 dan mulai dioperasikan pada tahun 1983
dengan luas 4Ha. Namun seiring perkembangan waktu serta pengaruh Central
terminal. Hal ini dikarenakan pembangunan tidak hanya memanfaatkan lahan kosong
7
tetapi juga memanfaatkan lahan terminal sehingga luas terminal sekarang hanya
Aur Kuning memberikan peluang resiko terpaparnya bahaya gas buang kendaraan
bermotor, salah satunya NO2 terhadap pegadang yang berjualan terminal. Pedagang
yang berjualan tepat dibelakang knalpot kendaraan berpeluang lebih besar terpapar
NO2 ketika mesin kendaraan dalam keadaan hidup, ditambah dengan kurangnya area
hijau di terminal seperti sangat kurangnya tumbuhan yang dapat mendispersikan zat
pencemar. Oleh karena itu, pedagang merupakan salah satu populasi yang beresiko
terhadap pajanan NO2 yang dihasilkan dari aktivitas kendaraan bermotor di Terminal
tahun 2015 didapatkan bahwa kadar NO2 di Terminal Simpang Aur kuning sebesar
8,58 µg/Nm3. Pada tahun 2018 hasil pengukuran NO2 di lokasi transportasi di Kota
yakni sebesar 14,1 µg/m3, bahkan angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
rata-rata tahunan NO2 di Bukittinggi sebesar 9,1 µg/m3. Kadar NO2 Belum
melampaui baku mutu nasional. Kendati demikian jika masyarakat terus terpapar gas
pernah mengalami nyeri tenggorokan, 5 pedagang pernah mengalami sesak nafas dan
penelitian ini ialah pedagang yang berjualan di area terminal sedangkan penelitian
Selanjutnya pada penelitian ini juga ditanyakan keluhan kesehatan jangka panjang
akibat polusi udara seperti penyakit jantung dan juga ditanyakan keluhan kesehatan
spesifik yang berkaitan dengan NO2 seperti asma sedangkan pada penelitian
Dioksida (NO2) pada Pedagang di Terminal Simpang Aur Kuning Kota Bukittinggi
1.3 Tujuan
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko kesehatan lingkungan
pajanan Nitrogen Dioksida (NO2) pada pedagang di Terminal Simpang Aur Kuning
Bukittinggi
9
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi baru bagi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan informasi baru bagi
penelitian untuk menganalisis risiko pajanan gas NO2 terhadap pedagang yang
10
prakiraan terhadap aman atau tidaknya risk agent (NO2) dengan kategori beresiko
atau tidak beresiko dilihat dari hasil akhir RQ. Penelitian ini dilakukan dengan dua
tahap yaitu pengukuran dan wawancara. Parameter yang diukur ialah konsentrasi
NO2 di udara ambien Terminal Simpang Aur Kuning menggunakan alat ukur
sebanyak 60 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai September
2020.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
(25)
mengelilingi bumi yang memiliki komponen gas yang tidak sehat selalu konstan
Udara merupakan campuran mekanis yang terdiri dari berbagai macam gas.
Komposisi normal udara terdiri atas gas nitrogen 78,1%, oksigen 20,93%, dan
karbon dioksida 0,03%, selebihnya ialah gas argon, neon, kripton, xenon, dan
helium. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora, dan sisa tumbuhan.
Jika terjadi perubahan pada komposisi di atas maka udara dikatakan tercemar. (1)
dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga
mutu udara ambien turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien
pencemaran udara yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999.
yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak dapat
Sumber pencemaran udara umumnya terbagi dalam dua kategori yaitu secara
alamiah dan yang disebabkan oleh aktivitas kegiatan manusia. Sumber pencemar
alamiah berasal dari aktivitas gunung berapi, kebakaran hutan dan lain sebagainya.
11
12
Sumber pencemar yang berasal dari kegiatan manusia contohnya berupa sisa
seperti industri kimia, tambang, dan pupuk, sisa pembakaran dari gas alam, batu
Berdasarkan tabel 2.1 salah satu bahan pencemar udara ialah Nitrogen
Dioksida (NO2). Sumber pencemaran Nitrogen Dioksida (NO2) berasal dari proses
bakar minyak, bahan bakar kayu, insinerator, dan kebakaran hutan. (26)
aktivitas sumber emisi. Pada parameter nitrogen oksida, aktivitas pembakaran batu
sebesar 39,5 gram/liter solar dan sepeda motor mengemisikan polutan sebesar 7,1
gram/liter bensin.(27)
13
berakibat pada berbagai sendi kehidupan. Setiap parameter yang berubah selalu
lainnya akan selalu melakukan adaptasi diri demi terwujudnya keseimbangan yang
baru dan ini terjadi pada semua komponen lingkungan biotik, abiotik dan culture.
mubulnya gas berupa SO2 dan NO2 yang berlebih. Selain itu disebabkan juga
hutan, serta limbah gergajian kayu jika dalam konsentrasi tinggi dapat
tekanan udara, angin, kelembapan, awan juga berubah, hal ini dapat
2. Hujan Asam.
fosil (bensin, batubara) akan menghasilkan cemaran primer NO2 dan SO2
secara berlebihan. Dalam konsentrasi yang tinggi di udara, NO2 dan SO2
14
akan bereaksi dengan H2O membentuk H2SO4 dan HNO3 dengan konsentrasi
sangat asam. saat peristiwa hujan asam terjadi dimana pH air < 5,5 maka
kesuburan tanah menurun sehingga tanaman menjadi layu dan mati. Dampak
Efek rumah kaca sangat dibutuhkan oleh bumi agar bumi tidak terlalu
dingin. Tampa efek rumah kaca suhu di bumi bisa mencapai -180C. Hal ini
diserap oleh atmosfer(gas rumah kaca), radiasi yang mencapai bumi akan
dipantulkan kembali ke atmosfer sebagai sinar infra merah lalu di serap oleh
suhu bumi menjadi hangat. Ketika konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer
4. Perubahan Ekosistem
yang terjadi setelah manusia terpajan secara langsung ialah iritasi mata,
hidung dan tenggorokan, sakit kepala, mual nyeri otot, asma, hiper
sensitivitas, flu, dan penyakit lainnya. Pada saat manusia terpajan dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan penyakit paru, jantung dan
menggunakan wahana yang digerakkan oleh mesin, hewan, dan manusia dari satu
aktivitas manusia. Salah satu transportasi yang ramai digunakan ialah kendaraan
bermotor. Kendaraan bermotor ialah kendaraan yang digerakkan oleh kegiatan oleh
peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu. Sepeda motor, mobil penumpang,
mobil bus dan mobil barang merupakan kendaraan bermotor(30). Pesatnya kemajuan
transportasi salah satunya polusi udara. polusi udara terjadi karna adanya emisi hasil
dari gas buang kendaraan. Umumnya bahan bakar yang digunakan untuk
terdiri dari nitrik okside (NO) dan Nitrogen dioksida (NO2). Walaupun ada bentuk
lain dari nitrogen oksida namun yang paling banyak ditemui di udara ialah NO dan
NO2. NO mempunya sifat tidak berbau dan tidak berwarna sementara NO 2 memiliki
warna coklat kemerahan dan berbau tajam dan akan berubah menjadi cairan
berwarna kuning pada suhu di bawah 21,20C. Gas ini memiliki bau yang khas bahkan
Nitrik okside memiliki jumlah yang lebih besar dari pada nitrogen dioksida di
atmosfer. Pembentukan NO dan NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen
di udara sehingga membentuk NO, yang mana bereaksi lebih lanjut membentuk NO2.
N2 + O2 2NO
2NO + O2 2NO2.
Dewasa ini udara terdiri dari 20% oksigen, dan 80% nitrogen. Kedua gas tersebut
memiliki kecenderungan bereaksi satu sama lain pada suhu kamar. Pada suhu yang
lebih tinggi (diatas 12100C) keduanya dapat bereaksi membentuk NO dalam jumlah
pembakaran, suhu yang digunakan biasanya mencapai 1210-1765 0C. Oleh karena itu
Dioksida (NO2). Aktivitas tersebut diantaranya ialah pembakaran bahan bakar fosil
17
(batubara, gas dan minyak), terutama bensin yang banyak digunakan oleh kendaraan
bermotor. Di daerah perkotaan, 80% NO2 dihasilkan oleh kendaraan bermotor. NO2
juga dihasilkan dari pengelasan dan penggunaan bahan peledak, pembuatan asam
pengolahan komersial, penyulingan bensin dan logam, dan sumber alaminya yaitu
pembakran stasioner sebesar 48,5%, proses industri sebesar 1%, pembuangan limbah
komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang
Dioksida (NO2) telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999
tentang pengendalian pencemaran udara dimana pada waktu pengukuran 1 jam nilai
18
baku mutunya sebesar 400 ug/Nm3 (0,4 mg/m3), pada pengukuran 24 jam nilai baku
mutunya sebesar 150 ug/Nm3 (0,15 mg/m3) dan waktu pengukuran 1 tahun nilai baku
mutunya 100 ug/Nm3 (0,1 mg/m3)(3). Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Nitrogen
kemudian dapat masuk ke dalam peredaran darah dimana darah akan mengalir ke
seluruh tubuh dan dapat menimbulkan akibat di organ tubuh lain. Nitrogen Dioksida
(NO2) dapat dengan mudah melewati trakea, bronkus, dan sampei ke alveoli
dikarenakan kelarutannya dalam air rendah. Pada saat NO2 berada di dalam saluran
pernafasan NO2 akan terhidrolisis membentuk asam nitrit (HNO2) dan asam nitrat
(HNO3) yang memiliki sifat korosif terhadap mukosa permukaan saluran nafas.(10)
NO2 seperti batuk, mengi atau kesulitan bernafas. paparan dalam waktu yang lama
kerentanan terhadap infeksi pernafasan. Orang dengan asma, anak-anak serta orang
tua umumnya memiliki resiko lebih besar terhadap efek kesehatan jika terpapar
Hal ini memberikan efek di luar paru-paru termasuk memblokir agregasi platelet
19
adanya hubungan antara paparan NO2 dengan kematian kardiovaskuler. Para peneliti
jam dan penerimaan rumah sakit untuk penyakit jantung, gagal jantung dan jantung
iskemik.(35)
b. Dampak lingkungan
Nitrogen dioksida (NO2) dan NOx lainnya berinteraksi dengan air, oksigen,
dan bahan kimia lainnya di atmosfer sehingga membentuk hujan asam. hujan asam
merusak ekosistem sensitif seperti danau dan hutan. Partikel nitrat yang dihasilkan
dari NOx membuat udara menjadi kabur sehingga sulit untuk melihat, selain itu NOx
1-2 ppm
20
sekunder. Konsentrasi NO2 pada saat ini dapat mencapai 0,5 ppm
5. Jika intensitas energi solar (energi matahari) menurun pada sore hari (jam 5 -
konsentrasi O3.
Di atmosfer secara alami NO2 menjalani siklus dengan bantuan sinar matahari,
siklus tersebut disebut dengan siklus fotolitik NO2 yang meliputi proses(25) :
kemudian dapat masuk ke dalam peredaran darah dan menimbulkan akibat di organ
tubuh lain. Kelarutan NO2 dalam air rendah sehingga dapat mudah melewati trakea,
brongkus, dan sampai ke alveoli. Di dalam saluran pernafasan NO2 akan terhidrolisis
membentuk asam nitrit (HNO2) dan asan nitrat (HNO3) yang bersidat korosif
(10)
terhadap mukosa permukaan saluran nafas. ketika sampai pada bronkus dapat
21
menyebabkan peradangan pada bronkus. Jika dalam konsentrasi yang tinggi dapat
penyakit kardiovaskuler seperti sakit jantung. Salah satu gas yang dapat
Dioksida. Hal ini memberikan efek di luar paru-paru termasuk memblokir agregasi
adanya hubungan antara paparan NO2 dengan kematian kardiovaskuler. Para peneliti
jam dan penerimaan rumah sakit untuk penyakit jantung, gagal jantung dan jantung
iskemik(35).
(NO2) di udara ambien dapat dilakukan dengan metode Griess Saltman. Alat yang
digunakan ialah spektrofometer. Prisip kerjanya berupa gas Nitrogen Dioksida (NO2)
dijerap ke dalam larutan Griess Saltzman sehingga membentuk suatu senyawa azo
berikut:(37)
C12H16CL2N2);
1. Larutkan 0,1 g NEDA dngan iar suling ke dalam labu ukur 100 ml,
homogenkan
dilemari pendingin.
e) Aseton (C3H6O)
stirrer sambil ditambahkan dengan air suling hingga kurang lebih 800
ml
gelap dan simpan dalam lemari pendingin. Hal ini bisa membuat
1. Keringkan natrium nitrit (NaNO2) dalam oven selama 2 jam pada suhu
ke dalam labu ukur 100 mL dengan air suling, tambahkan air suling
pendingin
a) Peralatan pengambilan contoh uji NO2 seperti pada gambar dimana setiap
kebocoran
c) Pipet mikro 0,0 mL; 0,1 mL, 0,2 mL; 0,4 mL; 0,6 mL; 0,8 mL; dan 1,0 mL
f) Tabung uji 25 mL
i) Oven
k) Desikator
m) Kaca arloji
botol penjerap. Atur botol penjerap agar terlindung dari hujan dan sinar
matahari langsung.
c) Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir 0,4 L/menit,
d) Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat terperatur dan
tekanan udara
e) Setelah 1 jam catat laju alir akhir (F2) dan kemudian matikan pompa
penghisap
b) Masukkan masing-masing 0,0 mL; 0,1 mL, 0,2 mL; 0,4 mL; 0,6 mL; 0,8
mL; dan 1,0 mL larutan standar nitrit menggunakan pipet volumetrik atau
c) Tambahkan larutan penjerap sampai tanda tera. Kocok dengan baik dan
lalu ukur intensitas warna merah muda yang terbentuk pada panjang
gelombang 550 nm
Jumlah NO2 (mg) tiap 1 mL larutan standar yang digunakan dapat dihitung
NO2 = x x x x 106
keterangan
2.6 Pedagang
Menurut undang-undang Nomor 29 tahun 1948, yang dimaksud dengan
pedagang ialah orang atau badan membeli, menerima atau menyimpan barang
penting dengan maksud untuk diserahkan, atau dikirim kepada orang atau badan lain,
baik yang masih berwujud barang penting asli, maupun yang sudah dijadikan barang
lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pedagang dibagi atas dua yaitu
pedagang besar dan pedagang kecil. Pedagang kecil adalah pedagang yang menjual
barang dagangan dengan modal kecil.(38) Istilah kaki lima berasal dari zaman Rafles,
Gubernur Jenderal pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu kata five feet yang berarti
jalur pejalan kaki di pinggir jalan selebar lima meter. Ruang yang digunakan untuk
kegiatan berjualan pedagang kecil sehingga disebut dengan pedagang kaki lima. (39)
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima , Pedagang Kaki Lima (PKL)
sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah dan/atau swasta yang
masalah lingkungan yang telah dikenal dan melibatkan penetapan risiko pada
jawaban tentang risiko yang dapat diterima atau ditoleransi dalam bentuk
Proses risk analisis meliputi 3 komponen yaitu risk assessment, pengelolaan risiko
dan pengendalian risiko. ARKL merupakan sebuah proses yang dimaksud untuk
Analisis Risiko
Identifikasi Bahaya
Identifikasi Sumber
Karakterisasi Risiko
Pengelolaan Risiko
Komunikasi Risiko
28
Bahaya adalah sifat yang melekat pada suatu agen atau situasi yang
terhadap jenis dan sifat kemampuan yang melekat pada suatu agen risiko yang
pertama dalam ARKL yang digunakan untuk mengetahui secara spesifik agen
berbahaya dengan daftar zak toksik yang ada. Zak toksik biasanya
Analisis dosis respon adalah analisis hubungan antara jumlah total suatu agen
yang diberikan, diterima, atau diserap oleh suatu oeganisme, sistim, atau
sub/populasi dengan perubahan yang terjadi pada suatu organisme, sistim, atau
untuk jalur inhalasi), dan/atau CSF (Cancer Slope Factor) dari agen risiko yang
menjadi fokus ARKL, serta memahami efek yang memungkinkan timbul oleh
agen risiko terhadap manusia. Analisis dosis respon dapat dilakukan dengan
merujuk pada literatur yang tersedia tanpa harus melakukan penelitian percobaan
sendiri.(41)
a. Mengetahui jalur pajanan (pathways) dari suatu agen risiko yang masuk ke
peningkatan konsentrasi atau dosis agen risiko yang masuk ke dalam tubuh
Dosis Referensi (RfD), Konsentrasi Referensi (RfC) dan Slope Factor (SF):(41)
a) Dosis referensi (RfD) dan konsentrasi referensi (RfC) adalah nilai yang
dijadikan referensi untuk nilai aman pada efek non karsinogenik suatu
manusia
c) Untuk mengatur RfD, RfC, dan SF suatu agen risiko dapat dilihat pada
www.epa.gov/iris.
d) Jika tidak ada RfD, RfC, dan SF, maka nilai dapat diturunkan dari dosis
jalur pajanan agen risiko agar jumlah asupan yang diterima individu dalam
populasi dapat dihitung. Asupan setiap agen harus dihitung untuk semua jalur
berisiko. Secara umum terdapat dua jalur pajanan yaitu secara inhalasi dan
ingensti.
karsinogenik ialah(41) :
Ink =
menetukan apakah agen risiko pada konsentrasi tertentu yang dianalisis pada
tingkat risiko adalah intake (yang didapat dari analisis pajanan) dan dosis
referensi (RfD) / konsentrasi referensi (RfC) yang didapat dari literatur yang
ada.(41)
Karakterisasi risiko dibagi menjadi dua, yaiu untuk tingkat risiko non
RQ =
RQ = karakterisasi risiko
I = intake /asupan
pajanan. Jika nilai RQ > 1 maka dapat berisiko menimbulkan kerugian kesehatan dan
5. Pengelolaan Risiko
Pengelolaan risiko dilakukan jika nilai RQ > 1 dinyatakan tidak aman dan
dengan strategi pengelolaan risiko yaitu berupa mencari batas aman dari
konsentrasi agen risiko (C aman), waktu pajanan (tE aman), frekuensi pajanan
aman (fE aman), dan durasi pajanan aman (Dt aman). Batas aman yang dimaksud
disini adalah batas/nilai terandah yang menyebabkan tingkat risiko menjadi tidak
aman. Jadi nilai yang aman ialah nilai yang berada di bawah batas amannya.
Cnk aman =
tEnk aman =
fEnk aman =
ialah metode yang dapat digunakan untuk mencapai nilai aman. Dalam
institusional.(41)
6. Komunikasi Risiko
33
(populasi yang berisiko), pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan. Dalam
34
dan E, serta pembagian
masker N95.
4 Ani Masito Analisis Risiko 2018 Deskriptif dengan RQ NO2 RQ NO2 >1. Konsentrasi NO2 maksimal
Kualitas Udara pendekatan cross RQ SO2 RQ SO2 <1 sebesar 1,25 dan sangat
Ambien (NO2 dan SO2) sectional dan data tidak aman bagi masyarakat
dan Gangguan dianalisis yang bermukim di sana
Pernafasan Pada menggunakan sementara konsentrasi SO2
Masyarakat di Wilayah metode ARKL masih berada di bawah batas
Kalianak Surabaya aman sehingga diperlukan
pengendalian untuk
parameter pencemar NO2.
Sebanyak 64,8 responden
mengalami penurunan fungsi
paru
5 Isa Ma’rufi Analisis Risiko 2017 Penelitian RQ SO2 RQ SO2 >1 Seluruh lokasi jalan utama di
Kesehatan lingkungan Dskriptif dengan RQ H2S RQ H2S >1 Surabaya tidak aman untuk
(SO2, H2S, NO2 dan metode ARKL RQ NO2 RQ NO2 >1 dijadikan tempat tinggal.
TSP) Akibat RQ TSP RQ TSP >1 sehingga diperlukan
Transportasi pengendalian risiko.
Kendaraan Bermotor di Pengendalian yang
Kota Surabaya memungkinkan ialah
menggalakan program langit
biru, menanam pohon di
pinggian jalan dan melarang
masyarakat untuk bertempat
tinggal di sepanjang jalan
utama
6 Silvana Analisis Risiko 2016 Deskriptif analitik RQ SO2 RQ SO2 <1 Hasil pemantauan diketahui
Mutiara Pajanan SO2 dan NO2 (Analisis Risiko RQ NO2 RQ NO2 < 1 belum menimbulkan risiko
pada pedagang kaki Kesehatan bagi pedagang kaki lima dan
lima di Pasar Raya Lingkungan) dinyatakan masih aman
Padang
35
36
Berdasarkan permasalah sistematis yang ada, maka perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah :
1. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2020
2. Lokasi Penelitian yaitu penelitian ini dilaksanakan di Terminal Simpang Aur
Kuning Kota Bukittinggi.
3. Permasalahan peneliti yaitu Analisis Risiko Kesehatan Pajanan Nitrogen
Dioksida (NO2) pada Pedagang di Terminal Simpang Aur Kuning Kota
Bukittinggi
2.9 Kerangka Teori
Identifikasi Eksperimen
Faktor antropometri bahaya terhadap hewan dan
Aktivitas - Berat badan manusia
gunung berapi - Laju asupan
Intake/Asupan (I)
𝐶𝑥𝑅𝑥𝑡𝐸 𝑥𝑓𝐸 𝑥Dt
Population I=
Industri udara Inhalasi 𝑊𝑏 𝑥𝑡𝑎𝑣𝑔
at risk
Aktivitas
Manusia
Pembangkit
Pengelolaan Karakterisasi Risiko
listrik 𝐼 RQ ≤ 1
Risiko RQ =
𝑅𝑓𝑐
Pembakaran
sampah / Komunikasi
pertanian Risiko RQ > 1
37
38
Konsentrasi NO2 di
Terminal Simpang Aur
Kuning Kota Bukittinggi
Pola Aktivitas :
Antropometri Individu :
- Frekuensi pajanan (fE)
- Berat badan (Wb)
- Durasi pajanan (Dt)
- Laju asupan (R)
- Waktu pajanan (tE)
Intake
I= C x R x te x fe x Dt
Wb x tavg
RfC
RQ ≤ 1(aman)
Pengelolaan Risiko
Komunikasi Risiko
b. Populasi objek
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah gas NO2 udara ambien
39
3.3.2 Sampel
a. Sampel subyek
n= Z2.N.p.q
d2 (N-1) + Z2 p.q
Keterangan:
n = Besar sampel minimal yang dibutuhkan
Z2 = Standar deviasi normal untuk 1.96 dengan CI 95 %
N = Total populasi
p = Proporsi target populasi, ditetapkan 50% (0,5)
q = Proporsi tanpa Atribut 1-p=0.5
d2 = Derajat ketepatan yang digunakan (90% atau 0,1) atau persen
kelonggaran. ketelitian karena kesalahan penarikan sampel
Perhitungan yang didapat berdasarkan rumus adalah:
n= Z2. N. p.q
d2 (N-1) + Z2 .p.q
n= 1,962. 115. 0,5.0,5
0,12 (115-1) + 1,962 .0,5.0,5
n = 53
Untuk mencegah terjadinya drop out pengambilan data maka jumlah sampel
ditambah ± 10% dari jumlah sebenarnya, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan
jumlah sampel, pengambilan sampel diambil pada setiap titik pengukuran dengan
Kriteria sampel :
41
baik.
b. Sampel objek
Sampel objek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gas NO2 di udara
sampling terhadap pedagang yang berjualan di Terminal Simpang Aur Kuning Kota
Bukittinggi.
NO2 secara langsung di Terminal Simpang Aur. Data ini diambil dengan
2. Data Sekunder
data mengenai Terminal Simpang Aur kuning dan data lain yang dirasa
perlu.
analisis data agar data yang dianalisis dapat menghasilkan informasi valid. Terdapat
a. Editing
b. Coding
c. Entry data
d. Cleaning
sebelum analisis.
e. Processing
gas sampler impinger yang digunakan untuk mengukur konsentrasi NO2, timbangan
untuk data antropometri, dan wawancara kuesioner. Data yang dikumpulkan oleh
peneliti dari responden menggunakan kuesioner yang diadopsi dan dimodifikasi dari
penelitian Ade Putra(44). Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang harus diisi
46
minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata pada semua variabel yang diteliti.
Variabel tersebut adalah konsentrasi NO2 di udara, frekuensi pajanan, lama pajanan,
waktu/durasi pajanan, berat badan dan laju asupan. Untuk melihat normalitas data
maka nilai yang digunakan ialah nilai mean. Jika data tidak berdistribusi normal
maka nilai yang digunakan ialah nilai median. Hasil analisis tersebut akan disajikan
dalam bentuk diagram atau tabel yang akan didiskripsikan dalam hasil penelitian.
analisis risiko yaitu dengan cara menghitung jumlah intake NO2 yang diterima
individu per kilogram berat badan perharinya. Perhitungan intake dilakukan dengan
rumus perhitungan analisis risiko menggunakan nilai konsentrasi pajanan NO2 yang
terukur, nilai-nilai antropometri dan pola aktivitas individu. Nilai intake kemudian
akan dibandingkan dengan nilai RfC yang akan menghasilkan nilai risk quotient
atau tidak berisiko. Jika nilai RQ > 1 maka pajanan dikatakan berisiko dan perlu
berada di wilayah Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Kota
Bukittinggi Sumatera Barat. Terminal Simpang Aur Kuning merupakan salah satu
terminal tersibuk dan terpadat di Sumatera Barat karena berada di kawasan Pasar Aur
Kuning. Terminal Simpang Aur kuning dibangun Pada tahun 1982 dan mulai
dioperasikan 1983. Saat ini luas terminal Simpang Aur Kuning seluas 12.548 m2.
Terminal Simpang Aur Kuning berada di bawah Balai Pengelola Transportasi Darat
(BPTD) Dirjen Perhubungan Darat Wilayah III Sumatera Barat. Jenis angkutan yang
terdapat di terminal terdiri dari Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP), angkutan
Kota Dalam Provinsi (AKDP), angkutan kota dan angkutan desa. Jumlah kedatangan
kendaraan di terminal Simpang Aur Kuning dimulai dari 1 Januari - 7 Agustus tahun
2020 sebanyak 26.064 unit kendaraan dan penumpang berjumlah 95.902 orang
47
48
memberikan peluang risiko terpaparnya bahaya gas buang kendaraan bermotor, salah
satunya NO2 terhadap pegadang yang berjualan di terminal. Pedagang yang berjualan
tepat dibelakang knalpot kendaraan berpeluang lebih besar terpapar NO2 disaat
kendaraan dalam keadaan hidup. Area terminal juga sangat minim lahan hijau seperti
Pedagang yang berjualan di terminal rata rata ialah Pedagang Kaki Lima (PKL) serta
pedagang toko atau kios. Mayoritas dagangan pedagang ialah makanan. Rata-rata
pedagang di terminal Simpang Aur Kuning berdagang rata-rata selama 10,28 jam
responden ialah pedagang yang berada dan terdekat dengan empat titik pengukuran
49
gas NO2 yaitu jalur masuk terminal, seberang Kantor Satuan Pelayanan Terminal,
belakang Kantor Satuan Pelayanan Terminal dan area jalur keluar terminal.
masuk terminal, seberang kantor Satuan Pelayanan Terminal, belakang kantor Satuan
Pelayanan Terminal dan area jalur keluar terminal. Pengukuran dilakukan di 4 titik
selama 1 jam pengukuran pada setiap titiknya menggunakan alat impinger. Titik
Baku
mutu
berada di belakang kantor satuan pelayanan terminal sebesar 188,01 µg/m3 dan
konsentrasi NO2 terendah berada di area jalur keluar terminal sebesar 147,65 µg/m3.
Konsentrasi NO2 rata-rata sebesar 166,76 µg/m3. Konsentrasi NO2 diperoleh melalui
berdasarkan pedoman SNI 19-71 19-2 2005 di Laboratorium Kualitas Udara Teknik
Lingkungan Unand. Nilai Konsentrasi NO2 di Terminal Aur Kuning masih dibawah
nilai baku mutu sesuai PP No.41 tahun 1999 untuk pengukuran NO2 1 jam sebesar
400 µg/m3.
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas didapatkan bahwa suhu tertinggi berada di titik
2 yaitu 35,250C dengan pengambilan sampel pada jam 14.00-15.00 sedangkan suhu
terendah berada pada titik 4 sebesar 30,620C dengan pengambilan sampel pada jam
16.30-17.30
dikumpulkan ialah umur, berat badan, frekuensi pajanan dalam satu tahun, lama
pajanan dalam satu hari dan durasi pajanan atau lama berdagang di Terminal
responden terbanyak ialah SMA sebesar 60% dan terendah ialah tidak tamat SD
sebesar 1,7%.
82 Kg, lama pajanan(tE) yang diterima responden rata-rata 10,28 jam setiap harinya.
responden selama berjualan di Terminal Simpang Aur rata-rata 8,33 tahun tersingkat
didapatkan data yang terdisribusi normal ialah berat badan dan lama pajanan dalam
satu hari. Sedangkan frekuensi pajanan dan durasi pajanan data terdistribusi tidak
normal.
berjualan selama 8,33 tahun ialah batuk sebesar 71,7%, sakit kepala sebesar 56,7%,
iritasi mata sebesar 51,7%, pilek sebesar 50%, badan panas sebesar 43,3%, nyeri
tenggorokan sebesar 31,7%, sesak nafas sebesar 20%, sesak nafas disertai nyeri dada
sebesar 3,3%, asma sebesar 1,7%. Tidak terdapat responden yang mengalami sakit
jantung dan sebanyak 8,3% responden memiliki riwayat penyakit. Riwayat penyakit
yang dialami responden ialah maag, hipertensi, tukak lambung dan asam urat.
53
memberikan peluang risiko terpaparnya bahaya gas buang kendaraan salah satunya
NO2. Pada penelitian ini, sumber gas Nitrogen Dioksida (NO2) adalah pembakaran
bahan bakar fosil akibat penggunaan bahan bakar solar dan bensin dari aktivitas
kendaraan di Terminal Simpang Aur Kuning. Pajanan NO2 terhadap pedagang yang
yang dihasilkan dari aktivitas kendaraan dapat terakumulasi di udara ambient yang
dapat masuk kedalam tubuh melalui jalur inhalasi atau pernafasan. Pada saat NO2
berada di saluran pernafasan akan terhidrolisis membentuk asam nitrit dan asam
nitrat yang memiliki sifat korosif terhadap mukosa permukaan saluran nafas. Gejala-
gejala yang ditimbulkan akibat menghirup NO2 seperti batuk, mengi atau kesulitan
bernafas. paparan dalam waktu yang lama dapat berkontribusi pada pengembangan
asma(11)
penyakit kardiovaskuler seperti sakit jantung. Salah satu gas yang dapat
Dioksida. Hal ini memberikan efek di luar paru-paru termasuk memblokir agregasi
adanya hubungan antara paparan NO2 dengan kematian kardiovaskuler. Para peneliti
54
jam dan penerimaan rumah sakit untuk penyakit jantung, gagal jantung dan jantung
iskemik(35).
NO2 yang dapat dilakukan dengan merujuk pada nilai default konsentrasi referensi
NO2 dari US EPA Integrated Risk Informasi System. Nilai Referensi Konsentrasi
(RfC) bertujuan untuk mencari nilai aman pada efek non karsinogenik dari agen
Ink =
Intake yang dihitung adalah intake lifetime dan realtime. Intake lifetime
Dalam perhitungan intake realtime, variabel yang digunakan ialah umur, berat badan
(Wb), lama pajanan (tE), Frekuensi pajanan (fE), durasi pajanan (Dt), untuk nilai
yang digunakan ialah mean atau median. Konsentrasi NO2 yang digunakan
merupakan konsentrasi di setiap titik. Data yang terdistribusi normal ialah berat
badan (Wb) dan lama pajanan (tE) sedangkan frekuensi pajanan (fE) dan durasi
pajanan (Dt) data terdistribusi tidak normal. Nilai masing-masing variabel yang
digunakan dalam intake adalah berat badan (Wb) 59,02 Kg, lama pajanan (tE) 10,28
jam/hari, frekuensi pajanan (fE) 358 hari/tahun dan Durasi pajanan (Dt) 6,5 tahun.
55
Laju inhalasi (R) yang digunakan adalah 0,083 m3/jam. Nilai Periode waktu rata-rata
mg/kg-hari hari
2 Seberang Kantor Satuan 5447992 x 10 2514458 x 10-8 mg/kg-
-9
tiga sebesar 5776107 x 10-9 mg/kg-hari dan intake lifetime tertinggi juga berada di
titik tiga sebesar 26658955 x 10-9 mg/kg-hari. Nilai intake realtime terendah berada
pada titik empat sebesar 4533388 x 10-9 mg/kg-hari dan nilai intake lifetime terendah
Untuk intake realtime setiap responden dapat dilihat pada tabel perhitungan intake
realtime yang tercantum pada lampiran dan untuk intake lifetime setiap responden
dapat dilihat pada tabel perhitungan intake lifetime yang tercantum pada lampiran.
tertinggi pengukuran yaitu 0,18801, lama pajaran tertinggi yaitu 14 jam/hari, berat
badan terendah yaitu 43 Kg, frekuensi pajanan tertinggi 363 hari/tahun dan durasi
kemungkinan intake lifetime (Dt 30 tahun) paling berisiko dengan menggunakan data
jam/hari, berat badan terendah yaitu 43 Kg, frekuensi pajaran tertinggi 363 hari/tahun
dan durasi pajanan (Dt default) yaitu 30 tahun sebesar 50528032 x 10-9 mg/kg-hari.
risiko adalah intake yang didapat dari analisis pajanan dan dosis konsentrasi referensi
RQ =
Jika RQ > 1 maka dinyatakan tidak aman dan berisiko dapat menimbulkan efek
merugikan bagi kesehatan. Namun jika RQ < 1 maka dinyatakan aman dan tidak
Tabel 4.7 Nilai Risk Quotient Life Time pada Setiap Titik
kesehatan untuk pedagang dengan berat badan rata-rata 59,02 kg, telah terpajan 358
hari dengan waktu pajanan 10,28 jam per hari untuk jangka waktu hingga 30 tahun.
57
Sehingga diperlukan upaya preventif agar NO2 dapat aman untuk pedagang untuk
jangka waktu 30 tahun dengan melakukan manajemen dan pengelolaan risiko. Untuk
sebesar 2.526401595.
titik penelitian sehingga dinyatakan bahwa agen risiko NO2 pada pajanan realtime
dikatakan aman dan tidak berisiko menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan bagi
pedagang dengan berat rata-rata 59,02 kg dengan yang telah terpajan 358 hari dengan
memiliki RQ > 1 yang berarti agen risiko NO2 dikatakan aman dan tidak berisiko
sebesar 2,189548049.
risk agent pada individu atau populasi berisiko (RQ > 1). Pengelolaan risiko
dilakukan dengan strategi pengelolaan risiko yaitu mancari batas aman dari
Cnk aman =
tEnk aman =
fEnk aman =
berisiko. Konsentrasi gas NO2 aman untuk pedagang dengan berat badan 43 kg,
waktu pajanan 14 jam/hari, frekuensi pajanan 363 hari/tahun dan telah berdagang
selama 26 tahun sebesar 0,085867035 mg/m3. Waktu pajanan gas NO2 yang aman
untuk pedagang dengan berat badan 43 kg, konsentrasi NO2 0,18801 mg/m3,
frekuensi pajanan 363 hari/tahun dan durasi pajanan selama 26 tahun sebesar 6,39
jam/hari. Frekuensi Pajanan aman untuk pedagang dengan berat badan 43 kg,
konsentrasi NO2 sebesar 0,18801 mg/m3 waktu pajanan 14 jam/hari dengan durasi
Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan juga nilai aman untuk RQ Lifetime paling
berisiko (Dt 30 tahun). konsentrasi gas NO2 aman untuk pedagang dengan berat
badan 43 kg, waktu pajanan 14 jam/hari, frekuensi pajanan 363 hari/tahun untuk
jangka waktu 30 tahun sebesar 0,074418097 mg/m3. Waktu pajanan gas NO2 yang
aman untuk pedagang dengan berat badan 43 kg, konsentrasi NO2 0,18801 mg/m3,
frekuensi pajanan 363 hari/tahun untuk jangka waktu 30 tahun sebesar 5,54 jam/hari.
Frekuensi Pajanan aman untuk pedagang dengan berat badan 43 kg, konsentrasi NO2
sebesar 0,18801 mg/m3 waktu pajanan 14 jam/hari untuk jangka waktu 30 tahun
gas Nitrogen Dioksida (NO2) pada populasi yang berisiko atau pedagang yang
Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah III Sumbar, dan pihak terkait
lainnya.
Darat (BPTD) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdar) Wilayah III
Sumatera Barat secara lisan maupun tertulis (laporan) dengan metode diskusi dan
tanya jawab pada tanggal 09 September 2020. Pada kesempatan ini peneliti
61
NO2, hingga hasil penelitian bahwa NO2 tidak aman dan berisiko menimbulkan efek
dalam pengelolaan risiko. Pada kesempatan ini diketahui bahwa sudah ada peraturan
yang mengatur tentang kendaraan di terminal seperti usia bus yang boleh beroperasi
hanya 30 tahun.
menyampaikan risiko pajanan gas NO2 yang bersumber dari aktivitas kendaraan di
terminal terhadap kesehatan pedagang, serta upaya yang dapat dilakukan oleh
shif kerja, pedagang diharapkan mengatur tata letak dagangannya sehingga tidak
langsung terpapar gas NO2 yang dihasilkan saat mobil ngetem dan menunggu
penumpang di terminal.
Komunikasi risiko yang dapat dilakukan pada Perusahaan Oto bus seperti
yang berlaku di Terminal Simpang Aur Kuning seperti batas usia kendaraan yang
boleh beroperasi maksimal 30 tahun, melaksanakan uji kir pada semua kendaraan
2. Frekuensi pajanan yang dipakai ialah frekuensi pajanan dalam keadaan normal
pasca adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka memutus
Kuning selama 45 hari (25 April - 8 Juni 2020) yang mengakibatkan terjadinya
Kualitas Udara Teknik Lingkungan Unand pada tanggal 12 Agustus 2020 pada 4 titik
pada setiap titiknya. Konsentrasi NO2 pada titik pertama sebesar 154,13 µg/Nm3, titik
kedua sebesar 177,33 µg/Nm3, titik ketiga sebesar 188,01 µg/Nm3, dan titik empat
sebesar 147,56 µg/Nm3. Konsentrasi rata-rata NO2 di Terminal Simpang Aur Kuning
62
63
Konsentrasi NO2 pada titik 1 dan titik 4 tidak berbeda jauh hal ini
dikarenakan titik 1 dan titik 4 merupakan area jalur masuk dan area jalur keluar
titik 2 dan titik 3 yaitu seberang kantor satuan pelayanan terminal dan belakang
kantor satuan pelayanan terminal. Titik 2 dan titik 3 merupakan tempat kendaraan
µg/Nm3 (47)
. Hal ini menandakan bahwa konsentrasi rata-rata NO2 di Terminal
Simpang Aur Kuning tidak berbeda jauh dibandingkan dengan konsentrasi rata-rata
NO2 tertinggi di Terminal Pulo Gadung sebesar 100 µg/Nm3. Angka ini jauh lebih
Pencemaran Udara, nilai baku mutu untuk pengukuran NO2 selama 1 jam
pengukuran sebesar 400 µg/Nm3(3). Hasil Konsentrasi NO2 baik nilai konsentrasi
tertinggi maupun nilai konsentrasi rata-rata di Terminal Aur Kuning tidak melebihi
nilai baku mutu. Hal ini sejalan dengan penelitian Gita Arista (2015) yang
Terminal Ampera Palembang tidak melebihi nilai baku mutu berdasarkan PP No.41
tahun 1999.(48)
terendah berada pada titik 1 sebesar 43% dan kelembaban tertinggi berada pada titik
4 sebesar 63%. Suhu tertinggi berada pada titik 2 yaitu seberang kantor satuan
pelayanan terminal sebesar 34oC sedangkan suhu terendah berada pada titik 4 yaitu
area jalur keluar terminal sebesar 30,62 oC. Perbedaan suhu dan kelembaban masing-
masing titik pengukuran terjadi karena adanya perbedaan lokasi dan waktu
pengukuran masing-masing titik dari siang hingga sore atau petang hari.
fotolitik Nitrogen Dioksida (NO2). Pengukuran pada titik 3 dilakukan pada sore hari
yaitu jam 15.15 – 16.15 dimana pada saat jam tersebut matahari sudah jauh berada ke
arah barat. Nitrogen Dioksida (NO2) mengabsorbsi sinar Ultra Violet (UV) dari sinar
O akan bereaksi dengan O2 di atmosfer membentuk Ozon (O3). Pada sore hari disaat
posisi matahari sudah jauh berada ke arah barat Ozon tersebut bereaksi dengan NO
antropometri terdiri dari berat badan dan umur sedangkan pola aktivitas terdiri dari
65
lamanya pajanan dalam jam per hari, frekuensi pajanan dalam hari per tahun dan
durasi pajanan.
Berdasarkan hasil penelitian, berat badan pedagang yang didapat dimulai dari
43-82 kg, dengan berat badan rata-rata 59,02 kg. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Silvana Mutiara (2016) pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Raya Padang
Berat badan digunakan dalam perhitungan Intake NO2. semakin kecil berat
badan seseorang makan semakin besar dosis internal yang diterima(50). Menurut
berat badan standar dewasa orang indonesia yaitu sebesar 55 kg.(41) Berat badan rata-
rata responden lebih tinggi dibandingkan dengan berat badan standar dewasa
indonesia.
Selain berat badan pola aktivitas pajanan seperti waktu pajanan, durasi
analisis pajanan. Waktu pajanan responden berkisar 6-14 jam sehari. Semakin lama
waktu pajanan maka akan semakin besar laju asupan/intake yang diterima individu.
sehingga nilai yang digunakan ialah nilai mean sebesar 10,28 jam/hari. Berdasarkan
penelitian Deli Syaputri (2013) lama waktu pajanan pegadang kali lima di Terminal
Terpadu Amplas Kota Medan sebesar 11 jam/hari(51). Hal ini menunjukan bahwa
waktu pajanan pada penelitian ini lebih rendah dibandingan dengan penelitian Deli
Syaputri.
pajanan pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan penelitian Gita Atista. Waktu
66
pajanan pedagang lebih tinggi dari nilai default pajanan pada lingkungan kerja
lama pajanan maka akan semakin besar intake yang diterima. Berdasarkan hasil uji
normalitas data berdistribusi tidak normal sehingga nilai yang digunakan ialah nilai
median sebesar 358 hari/tahun. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
default untuk pajanan lingkungan kerja sebesar 250 hari(41). Pada penelitian Gita
Arista (2015) frekuensi pajanan pedagang kaki lima di Terminal Ampera Palembang
sebesar 362 hari.(48) Hal ini menunjukan bahwa frekuensi pajanan pada penelitian ini
lebih rendah dibandingkan dengan penelitian Gita Arista. Penelitian yang dilakukan
Terminal Pulo Gadung sebesar 335 hari/tahun dengan rata-rata frekuensi pajanan
Durasi pajanan responden berkisar selama 2-26 tahun dengan durasi rata-rata
8,33 tahun. Semakin besar durasi pajanan maka akan semakin besar intake yang
diterima. Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa data tidak terdistribusi
normal sehingga nilai yang digunakan ialah median sebesar 6,5 tahun. Nilai default
untuk durasi pajanan sebesar 30 tahun.(41) Hal ini menujukan bahwa durasi pajanan
batuk sebesar 71,7%, sakit kepala sebesar 56,7%, iritasi mata sebesar 51,7%, pilek
sebesar 50%, badan panas sebesar 43,3%, nyeri tenggorokan sebesar 31,7%, sesak
nafas sebesar 20%, sesak nafas disertai nyeri dada sebesar 3,3%, asma sebesar 1,7%.
67
Tidak terdapat responden yang mengalami sakit jantung dan sebanyak 8,3%
mengalami batuk, sakit kepala dan iritasi mata. Keluhan paling tinggi dirasakan oleh
responden ialah batuk. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang dirasakan oleh responden ialah batuk sebanyak 94%(47). Selain batuk keluhan
lain yang dirasakan responden di terminal purabaya ialah sesak nafas sebesar 35,3%.
Hal ini tidak jauh beda dengan hasil peneliti yaitu sebanyak 20% responden pernah
Nitrogen Dioksida merupakan salah satu zat pencemar yang terdapat dalam
komponen udara. Menghirup udara dengan konsentrasi NO2 yang tinggi dapat
mengiritasi saluran pernafasan. Secara inhalasi NO2 dapat mudah masuk kedalam
peredaran darah. Karena kelarutan yang rendah NO2 akan terhidrolisis membentuk
asam nitrit dan asam nitrat yang bersifat korosif terhadap mukosa permukaan saluran
nafas. Gejala yang timbul dapat berupa batuk dan kesulitan bernafas. Dalam waktu
terpapar NO2. Keluhan yang dirasakan responden tidak serta merta disebabkan oleh
NO2 semata mengingat masih terdapat banyak zat pencemar lain yang ada di udara.
Untuk itu disarankan kepada pedagang untuk selalu menjaga kesehatan dan memakai
masker saat berdagang hal ini bisa mengurangi dampak paparan zat pencemar udara
bahan bakar fosil akibat penggunaan bahan bakar solar dan bensin dari aktivitas
kendaraan di Terminal Simpang Aur Kuning. Pajanan NO2 terhadap pedagang yang
yang dihasilkan dari aktivitas kendaraan dapat terakumulasi di udara ambient yang
Nitrogen Dioksida (NO2) adalah kelompok gas nitrogen yang memiliki warna
coklat kemerahan dan berbau tajam dan akan berubah menjadi cairan berwarna
kuning pada suhu di bawah 21,20C. NO2 merupakan gas yang sangat toxic bagi
manusia. NO2 termasuk salah satu bahan polutan udara. Salah satu sumber NO2
Secara teori, NO2 dapat masuk melalui inhalasi bagi manusia. Inhalasi NO2
kedalam darah dan menimbulkan akibat di organ tubuh lain. Kelarutan NO2 dalam
air sangat rendah sehingga dapat mudah melewati trakea, broonkues hingga sampai
nitrit (HNO2) dan asan nitrat (HNO3) yang bersifat korosif terhadap mukosa
peradangan pada bronkus. Jika dalam konsentrasi yang tinggi dapat meningkatkan
asma. Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat menghirup NO2 seperti batuk, mengi
atau kesulitan bernafas. paparan dalam waktu yang lama dapat berkontribusi pada
pernafasan. Orang dengan asma memiliki resiko lebih besar terhadap efek kesehatan
jika terpapar NO2(11). Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran NO2
penyakit kardiovaskuler seperti sakit jantung. Salah satu gas yang dapat
Dioksida. Hal ini memberikan efek di luar paru-paru termasuk memblokir agregasi
adanya hubungan antara paparan NO2 dengan kematian kardiovaskuler. Para peneliti
jam dan penerimaan rumah sakit untuk penyakit jantung, gagal jantung dan jantung
iskemik(35).
NO2 yang dapat dilakukan dengan merujuk pada nilai default konsentrasi referensi
NO2 dari US EPA Integrated Risk Informasi System. Nilai Referensi Konsentrasi
(RfC) bertujuan untuk mencari nilai aman pada efek non karsinogenik dari agen
risiko. Pada penelitian ini nilai RfC yang digunakan merujuk pada literatur yang
sudah ada yaitu sebesar 0,02 mg/kg-hari(46). Penelitian yang dilakukan oleh Deli
Syaputri (2013)(51), Gita Arista (2015)(48), Silvana Mutiara (2016)(49), Ade Putra
70
(2017)(44), Ani Masito (2018)(52) dan Alchamdani (2019)(53) juga mengambil nilai
RfC untuk NO2 sebesar 0,02 mg/kg-hari yang diambil dari US EPA.
agen risiko dengan membedakan pajanan durasi realtime dan lifetime. Intake pajanan
realtime memberikan gambaran besaran pajanan yang telah di terima responden dari
awal berdagang sampai pada saat penelitian. Intake pajanan lifetime memberikan
gambaran estimasi besaran pajanan yang diterima berdasarkan faktor aktivitas rata-
hari. Dengan intake rata-rata sebesar 0,00512318 mg/kg-hari. Hasil ini menunjukan
keseluruhan intake setiap titik masih dibawah nilai referensi konsentrasi (RfC) yaitu
Pada intake realtime setiap individu atau pedagang di dapatkan tidak ada
responden memiliki nilai intake lebih besar dari nilai referensi. Intake paling berisiko
mg/kg-hari yang diambil dari nilai konsentrasi NO2 Tertinggi, waktu pajanan
terlama, frekuensi pajanan terlama, durasi pajanan terlama dan berat badan terendah.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai intake lifetime dari setiap titik diperoleh
intake lifetime tertinggi 0,026658955 mg/kg-hari. Nilai intake lifetime lebih besar
dari nilai RfC sebesar 0,02 mg/kg-hari. Berdasarkan hasil penelitian Ani Masito
(2018) didapatkan bahwa nilai intake lifetime untuk NO2 tertinggi melebihi nilai RfC
sebesar 0,02 mg/kg-hari.(52) hal ini menunjukan intake lifetime penelitian ini sama
terendah lebih besar dari nilai RfC sebesar 0,02 mg/kg-hari. hal ini berbeda dengan
hasil penelitian Ani Masito (2018) yang menyatakan bahwa nilai intake lifetime
intake lifetime rata-rata lebih besar dari nilai RfC sebesar 0,02 mg/kg-hari. hal ini
berbeda dengan hasil penelitian Ani Masito yang menyatakan bahwa nilai intake
0,050528023 mg/kg-hari. nilai intake lifetime jauh lebih tinggi dari nilai RfC sebesar
0,02 mg/kg-hari. Berdasarkan hasil penelitian seluruh nilai intake lifetime lebih besar
dari nilai RfC. Hal ini menandakan bahwa pajanan NO2 sudah melebihi nilai aman
kesehatan.
besar dari nilai RfC sedangkan hanya 11 responden yang memiliki nilai intake
Nilai intake berbanding lurus dengan nilai konsentrasi NO2, lama pajanan,
frekuensi pajanan dan durasi pajanan. Semakin besar nilai konsentrasi NO2 maka
semakin besar intake yang diterima. Sedangkan nilai intake berbanding terbalik
dengan berat badan responden dan periode waktu rata-rata (Tavg) dimana semakin
besar berat badan responden maka akan semakin kecil nilai intake nya.
72
membatasi pola aktivitas pedagang seperti mengurangi lama berdagang dan frekuensi
berdagang.
konsentrasi 0,02 mg/kg-hari. Semakin besar nilai intake maka semakin besar risiko
yang diperoleh. Jika nilai RQ > 1 maka dikatakan berisiko dan berpotensi dapat
merugikan kesehatan sedangkan jika nilai RQ ≤ 1 maka dikatakan tidak berisiko atau
Berdasarkan hasil nilai pajanan lifetime (Dt 30 tahun) diperoleh RQ > 1 pada
paling berisiko sebesar 2,526401595. Hal ini menunjukan bahwa pajanan NO2 tidak
aman dan berisiko menimbulkan gangguan keluhan kesehatan pada pedagang untuk
jangka waktu 30 tahun. Ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Romi
Darmawan (2018) didapatkan bahwa konsentrasi NO2 tidak aman untuk jangka
ini berarti jika pedagang bekerja hingga 30 tahun maka diperkirakan 49 dari 60
Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Nur Ikhasani
Rahmatika (2017) didapatkan bahwa sebanyak 88 dari 213 responden memiliki nilai
RQ lifetime > 1 yang berarti paparan NO2 tidak aman untuk masyarakat di Kota
Magelang untuk jangka waktu 30 tahun(54). Hal ini juga sejalan dengan Penelitian
yang dilakukan oleh Annisa Amaliana (2016) di Terminal Pulo Gadung Jakarta
73
> 1.(17)
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Romi Darmawan (2018) yang
kendati kadar NO2 masih di bawah baku mutu.(18). Penelitian ini juga tidak sejalan
dengan penelitian Annisa Amaliana (2016) di Terminal Pulo Gadung Jakarta Timur
> 1 kendati kadar NO2 masih di bawah baku mutu.(17) Berdasarkan intake paling
jangka waktu 30 tahun. Tingginya tingkat risiko pada intake paling berisiko dapat
diatasi dengan melakukan pengelolaan risiko dengan strategi pengelolaan dan cara
dengan cara mencari batas aman nilai konsentasi, waktu pajanan aman dan frekuensi
pajanan aman. Pengelolaan Risiko bukan termasuk langkah ARKL, melainkan tindak
74
lanjut yang harus dilakukan bila mana hasil karakterisasi risiko menunjukan tingkat
penelitian. Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam pengelolaan risiko adalah
mengurasi konsentrasi NO2 di terminal dengan nilai batas aman 0,074 mg/m3,
mengurangi waktu pajanan pedagang hingga dibawah waktu pajanan aman sebesar
Selain itu juga penanaman pohon penjerap gas polutan di terminal Simpang
Aur Kuning seperti yang tercantum pada Permen PU No.5 tahun 2008 seperti pohon
glodokan, mahoni, asam jawa, angsana, dan tumbuhan lain yang memiliki
yang sudah tua. Selain itu juga dapat dilakukannya kerjasama institusional dengan
pemantauan dan mengontrol emisi gas buang kendaraan dan melaksanakan uji KIR
Dengan dilakukannya pengelolaan risiko diharapkan agen risiko NO2 tetap dalam
batas aman dan tidak berpotensi menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan untuk
pajanan NO2 kepada para pedagang yang berjualan di Terminal Simpang aur
(BPTD) Wilayah III Sumbar, Perusahaan Oto Bus dan pihak terkait lainnya.
75
terjadinya risiko. Bahasa yang digunakan haruslah bahasa umum dan mudah
dipahami dan dapat dilakukan dengan metode diskusi interaktif, ceramah dan lainnya
serta dapat menggunakan media komunikasi seperti televisi, radio dan media
komunikasi lainnya.(41)
Darat (BPTD) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdar) Wilayah III
Sumatera Barat secara lisan maupun tertulis (laporan) dengan metode diskusi dan
tanya jawab pada tanggal 09 September 2020. Pada kesempatan ini peneliti
NO2, hingga hasil penelitian bahwa NO2 tidak aman dan berisiko menimbulkan efek
merugikan terhadap kesehatan untuk jangka waktu 30 tahun serta upaya-upaya yang
bisa dilakukan agar pajanan NO2 tidak berisiko terhadap kesehatan pedagang untuk
jangka waktu 30 tahun seperti melakukan penataan terminal, mengatur tata letak
PKL yang berjualan di terminal sehingga tidak langsung terpapar gas NO2 yang
menyampaikan risiko pajanan gas NO2 yang bersumber dari aktivitas kendaraan di
terminal terhadap kesehatan pedagang, serta upaya yang dapat dilakukan oleh
shif kerja, pedagang diharapkan mengatur tata letak dagangannya sehingga tidak
langsung terpapar gas NO2 yang dihasilkan saat mobil ngetem dan menunggu
penumpang di terminal.
Komunikasi risiko yang dapat dilakukan pada Perusahaan Oto bus seperti
yang berlaku di Terminal Simpang Aur Kuning seperti batas usia kendaraan yang
boleh beroperasi maksimal 30 tahun, melaksanakan uji kir pada semua kendaraan
lanjut oleh pedagang, Satuan Pelayanan terminal, Balai Pengelola Transportasi Darat
Wilayah III Sumbar, dan Perusahaan Oto bus agar pajanan NO2 tidak berpotensi
tahun. Adanya kerja sama dari pihak-pihak terkait sangat diperlukan agar pajanan
6.1 Kesimpulan
1) Hasil pengukuran Konsentrasi NO2 di Terminal Simpang Aur Kuning Kota
2) Berat badan (Wb) rata-rata responden ialah 59,02 Kg, lama pajanan (tE) yang
adalah 358 hari/tahun dan durasi pajanan (Dt) responden sebesar 6,5 tahun.
Frekuensi pajanan dan durasi pajanan diambil dari nilai median dikarenakan
batuk, iritasi mata dan sakit kepala. Sebagian kecil responden mengalami
3) Nilai Intake realtime dan intake lifetime tertinggi terdapat pada titik ke 3 yaitu
77
menimbulkan risiko terhadap kesehatan pada 81,67% pedagang jika terpapar
selama 30 tahun.
risiko seperti menentukan batas aman dari konsentrasi NO2 di udara ambien,
frekuensi pajanan aman dan waktu pajanan aman. Pengeloaan risiko juga
dan institusional.
6.2 Saran
1) Perusahaan Oto Bus
2) Bagi Pedagang
melakukan uji emisi dan uji KIR kendaraan secara berkala terutama
bagi kendaraan yang sudah beroperasi cukup lama dan tergolong tua
kawasan terminal.
80
81
22. Balai Pengelolaan Transportasi Darat Wilayah III Provinsi Sumatera Barat.
https://bptdwil3sumbar.com/simpang-aur/ diakses pada tanggal 6 Januari
2020 pukul 16.17 WIB.
23. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Buku Laporan Status Lingkungan
Hidup Daerah Tahun 2015. 2015.
24. Dinas Lingkungan Hidup. Laporan Pengukuran NO2 di Kota Bukittinggi.
2019.
25. Fardiaz S. Polusi Air dan Udara. Kanisius Yogyakarta.1992.
26. Mukono HJ. Aspek Kesehatan Pencemaran Udara: Airlangga University
Press; 2011.
27. Kementerian lingkungan hidup. Memprakirakan Dampak Lingkungan
Kualitas Udara. Deputi Tata Lingkungan. Jakarta.2007.
28. Cahyono T. Penyehatan Udara. Yogyakarta: Penerbit Andi; 2017.
29. Andriansyah. Manajemen Transportasi Dalam Kajian dan Teori. Jakarta:
Fispol Universitas Prof.Dr. Moestopo Beragama; 2015.
30. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan
Pengemudi, (1993).
31. Aly SH. Emisi Transportasi Kuntitas Emisi Berdasarkan Marni Model.
Jakarta: Penebar Plus; 2015.
32. Ministry of the Environment. 2009.
33. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia
di Tempat Kerja, (2011).
34. Weinberger B LD, Heck DE, Laskin JD. Forum The Toxicologi of Inhaled
Nitric Oksida. Toxicological Sciences 2001;59 6-16.
35. Chen TM GJ, Shoffer S, Kuschner WG. Outdoor Air Pollution : Nitrogen
Dioxide, Sulfur Dioxide, and Carbon Monoxide health effects. The
American Journal of the medical sciensces. 2007;333(4).
36. Mukono HJ. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan
Saluran Pernafasan: Airlangga University Press; 2008.
37. Badan Standarisasi Nasional. Cara Uji Kadar Nitrogen Dioksida (NO2)
dengan Metode Griess Saltzman menggunakan Spektrofotometer. SNI. 19-
7119.2-2005.
38. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1948 Tentang Pemberantasan
Penimbunan Barang Penting, (1948).
39. Retno W. Penataan Fisik Kegiatan PKL Pada Kawasan Komersial di Pusat
Kota (Studi Kasus: Simpang Lima Semarang). Tesis: ITB; 2002.
40. Peraturan Daerah kota Bukittinggi Nomor 8 Tahun 2004 Tentang Penataan
dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, (2004).
41. Direktorat Jenderal PP dan PL. Pedoman Analisis Risiko Kesehatan
Lingkungan (ARKL). 2012.
42. Louvar JF, Louvar BD. Health and Environental Risk Analysis :
Fundamentals with Application: Prentice Hall PPTR; 1998.
43. Peta Terminal Type-A Simpang Aur Kuning Kota Bukittinggi
https://www.google.co.id/maps/search/terminal+simpang+aur+bukittinggi/
@-0.3135453,100.3858381,196m/data=!3m1!1e3?hl=id diakses pada
tanggal 27 Maret 2020.
44. Putra A. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Paparan Nitrogen Dioksida
Pada Petugas Parkir di Basement Plaza Andalas Kota Padang Tahun 2017
[Skripsi]. Padang; FKM Unand.2017.
82
45. Satuan Pelayanan Terminal. Peta Terminal Simpang Aur kuning Kota
Bukittinggi. 2020.
46. IRIS. Integrated Risk Information System List of Substance. diakses di
http://www.epa.gov/iris/subst/index.html.
47. Hikmiah AF. Analisis Kadar Debu dan Nitrogen Dioksida (NO2) di Udara
Ambien Serta Keluhan Pernafasan Pada Pekerja Penyapu Jalan di Terminal
Purabaya Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
2018;2(2):138-48.
48. Arista G, Sunarsih E, Tutahar R. Analisis Risiko Kesehatan Paparan
Nitrogen Dioksida (NO2) dan Sulfur Dioksida (SO2) Pada Pedagang Kaki
Lima di Terminal Ampera Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2015;6(2)
49. Mutiara S. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Paparan Sulful Dioksida
(SO2) dan Nitrogen Dioksida (NO2) pada Pedagang Kaki Lima di Pasar
Raya Padang. 2016.
50. Rahman A. Prinsip-Prinsip Dasar Analisis Risiko Kesehatan Laingkungan.
Seri Bahan Pengajar ARKL : Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan
Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2007.
51. Syaputri D. Analisis Risiko Pajanan Gas SO2 dan NO2 Sumber
Transportasi Terhadap Gangguan Pernafasan Pada Pedagang Kaki Lima di
Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan:
Universitas Sumatera Utara; 2013.
52. Masito A. Analisis Risiko Kualitas Udara Ambien NO2 dan SO2 dan
Gangguan Pernafasan Pada Masyarakat di Wilayah Kalianak Surabaya.
Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2018;10(4). 394-401.
53. Alchamdani. Paparan NO2 dan SO2 Terhadap Risiko Kesehatan Petugas
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Kendari. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. 2019;11(4) 319-30.
54. Rahmatika NI. Analisis Risiko Paparan Nitrogen Dioksida (NO2) dari
Polutan Ambien Terhadap Kesehatan Masyarakat Kota Magelang Tahun
2015 [Skripsi]: Uin Syarif Hidayatullah Jakarta; 2017.
55. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyediaan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan,
(2008).
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Dengan Hormat,
Kami Mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas Andalas,
Kami sedang melakukan penelitian tentang “Analisis Risiko Kesehatan
Lingkungan Pajanan NO2 (Nitrogen Dioksida) Pada Pedagang di Terminal
Simpang Aur Kuning Kota bukittinggi tahun 2020”
Kami sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibuk untuk menjadi responden
dan mengisi formulir kuesioner ini, karena sangat berguna bagi ilmu pengetahuan,
khususnya bagi pemerintah dalam mengatasi masalah pencemaran udara.
Kuesioner ini tidak berpengaruh terhadap Bapak/Ibuk. Perlu kami jelaskan
bahwa :
1) Kami menjamin kerahasiaan identitas pribadi serta jawaban yang
Bapak/Ibuk berikan
2) Jawaban jujur dari Bapak/Ibuk sangat kami harapkan dan bermanfaat
untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan kesehatan
3) Setelah penelitian ini selesai, kuesioner ini akan kami musnahkan.
Dalam penelitian ini ketenangan dan waktu Bapak/Ibu mungkin akan terganggu
karena kami akan menanyakan beberapa data antropometri seperti berat badan, pola
aktivitas (lama pajanan, frekuensi pajanan dan jumlah hari terpajan selama 1 tahun ),
keluhan kesehatan serta demografi (umur dan jenis kelamin). Kami mengharapkan
kerja sama bapak/Ibuk untuk menjelaskan hal-hal yang kami butuhkan dengan
sejujurnya dan serinci-rincinya. Penelitian ini insya allah bermanfaat bagi kita
semua. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas partisipanya sebagai
responden.
Pewawancara Responden
No. Responden :
Titik :
Tanggal wawancara :
Petunjuk Pengisian :
- Bacalah dengan cermat dan teliti
- Lingkari dan silang jawaban yang baik dan benar
I. Data Umum
1. Nama responden :
2. Jenis Kelamin :
3. Pendidikan Terakhir : 1. Tidak tamat SD 4. SMA
2.SD 5. D3
3.SMP 6. S1/S2/S3
I = 0,0218549 mg/kg-hari
I = 0,02514458 mg/kg-hari
I = 0,026658955 mg/kg-hari
I = 0,02092333 mg/kg-hari
I = 0,023645448 mg/kg-hari
Intake pajanan realtime dihitung menggunakan durasi pajanan yang
terminal.
I = 0,004735234 mg/kg-hari
I = 0,005447992 mg/kg-hari
I = 0,005776107 mg/kg-hari
I = 0,004533388 mg/kg-hari
I = 0,00512318 mg/kg-hari
Hasil Perhitungan Intake Realtime dan RQ Realtime Masing-Masing Titik
Hasil Perhitungan Intake dan RQ real time per titik
Titik C NO2 (mg/m3) R (m3/jam) WB (Kg) tE (jam/hari) fE (hari/tahun) Dt (tahun) T Avg (30 tahun x 365 hari) Intake RfC RQ
1 0.15413 0.83 59.02 10.28 358 6.5 10950 0.004735234 0.02 0.2367617
2 0.17733 0.83 59.02 10.28 358 6.5 10950 0.005447992 0.02 0.272399612
3 0.18801 0.83 59.02 10.28 358 6.5 10950 0.005776107 0.02 0.28880534
4 0.14756 0.83 59.02 10.28 358 6.5 10950 0.004533388 0.02 0.226669411
Rata-rata 0.1667575 0.83 59.02 10.28 358 6.5 10950 0.00512318 0.02 0.256159016
No Titik C NO2 (mg/m3) R (m3/jam) WB (kg) tE (jam/hari) fE (hari/tahun) Dt_real (tahun) T Avg (30 tahun x 365 hari) Intake RfC RQ
1 1 0.15413 0.83 63 9 353 5 10950 0.002945763 0.02 0.147288156
2 1 0.15413 0.83 53 11 308 18 10950 0.013442845 0.02 0.672142246
3 1 0.15413 0.83 50 8.5 311 4 10950 0.002470702 0.02 0.123535125
4 1 0.15413 0.83 43 10 309 3 10950 0.002518619 0.02 0.125930937
5 1 0.15413 0.83 78 9 349 13 10950 0.006116005 0.02 0.305800254
6 1 0.15413 0.83 70 9.5 304 9 10950 0.004338033 0.02 0.216901629
7 1 0.15413 0.83 60 10 358 4 10950 0.002788322 0.02 0.139416098
8 1 0.15413 0.83 56 10 311 3 10950 0.001946457 0.02 0.09732284
9 1 0.15413 0.83 45 8.5 311 2 10950 0.001372612 0.02 0.068630625
10 1 0.15413 0.83 82 8 363 5 10950 0.00206873 0.02 0.103436525
11 1 0.15413 0.83 53 9 361 8 10950 0.005729477 0.02 0.28647385
12 1 0.15413 0.83 57 10 333 4 10950 0.002730112 0.02 0.136505618
13 1 0.15413 0.83 59 9 343 6 10950 0.003667643 0.02 0.183382135
14 1 0.15413 0.83 61 11 363 8 10950 0.006118016 0.02 0.305900804
15 1 0.15413 0.83 54 9 363 4 10950 0.002827265 0.02 0.14136325
16 2 0.17733 0.83 78 12 363 4 10950 0.003002614 0.02 0.15013068
17 2 0.17733 0.83 49 9 285 3 10950 0.002110857 0.02 0.10554283
18 2 0.17733 0.83 45 11.5 363 2 10950 0.002493837 0.02 0.12469187
19 2 0.17733 0.83 59 11 363 21 10950 0.019103493 0.02 0.955174643
20 2 0.17733 0.83 67 10 363 14 10950 0.010195442 0.02 0.509772085
21 2 0.17733 0.83 80 12 353 7 10950 0.004982074 0.02 0.24910371
22 2 0.17733 0.83 58 9 324 8 10950 0.005406245 0.02 0.270312236
23 2 0.17733 0.83 63 10 309 10 10950 0.006592712 0.02 0.32963561
24 2 0.17733 0.83 66 10 353 25 10950 0.017972851 0.02 0.898642533
25 2 0.17733 0.83 55 11 363 2 10950 0.001951699 0.02 0.097584942
26 2 0.17733 0.83 51 11 363 8 10950 0.008419093 0.02 0.420954651
27 2 0.17733 0.83 69 11 363 20 10950 0.01555702 0.02 0.777850986
28 2 0.17733 0.83 57 12 363 14 10950 0.014380939 0.02 0.71904694
29 2 0.17733 0.83 55 6 363 6 10950 0.003193689 0.02 0.15968445
30 2 0.17733 0.83 65 11 353 7 10950 0.005620802 0.02 0.281040083
31 3 0.18801 0.83 78 11 349 26 10950 0.018236512 0.02 0.911825607
32 3 0.18801 0.83 48 9 347 3 10950 0.002781614 0.02 0.139080719
33 3 0.18801 0.83 47 11 363 4 10950 0.00484291 0.02 0.242145482
34 3 0.18801 0.83 59 7.5 333 7 10950 0.00422276 0.02 0.211138024
35 3 0.18801 0.83 53 9 353 3 10950 0.002562758 0.02 0.128137878
36 3 0.18801 0.83 51 10 359 6 10950 0.006018946 0.02 0.300947299
37 3 0.18801 0.83 55 11 331 11 10950 0.010377568 0.02 0.518878411
38 3 0.18801 0.83 63 10 363 10 10950 0.008211283 0.02 0.410564129
39 3 0.18801 0.83 60 12 333 8 10950 0.007592926 0.02 0.379646275
40 3 0.18801 0.83 68 11 363 22 10950 0.018410179 0.02 0.920508928
41 3 0.18801 0.83 52 9 333 5 10950 0.004106751 0.02 0.205337529
42 3 0.18801 0.83 49 10 353 3 10950 0.003079958 0.02 0.153997903
43 3 0.18801 0.83 47 9 358 6 10950 0.005861704 0.02 0.293085178
44 3 0.18801 0.83 59 9 360 9 10950 0.007043369 0.02 0.352168441
45 3 0.18801 0.83 56 11 361 4 10950 0.00404219 0.02 0.202109524
46 4 0.14756 0.83 65 12 363 20 10950 0.014991225 0.02 0.749561263
47 4 0.14756 0.83 53 10 363 4 10950 0.003064244 0.02 0.153212208
48 4 0.14756 0.83 65 14 363 7 10950 0.006121417 0.02 0.306070849
49 4 0.14756 0.83 61 12 363 6 10950 0.004792277 0.02 0.239613846
50 4 0.14756 0.83 57 11 362 9 10950 0.007032367 0.02 0.351618352
51 4 0.14756 0.83 78 14 363 16 10950 0.011659842 0.02 0.582992093
52 4 0.14756 0.83 59 11 353 5 10950 0.003680595 0.02 0.184029738
53 4 0.14756 0.83 54 10 358 10 10950 0.007415183 0.02 0.370759161
54 4 0.14756 0.83 66 12 333 3 10950 0.002031587 0.02 0.101579348
55 4 0.14756 0.83 52 12 360 3 10950 0.002787625 0.02 0.139381227
56 4 0.14756 0.83 80 8.5 361 15 10950 0.00643517 0.02 0.321758496
57 4 0.14756 0.83 49 11 361 4 10950 0.003625738 0.02 0.1812869
58 4 0.14756 0.83 56 10 363 6 10950 0.004350132 0.02 0.217506616
59 4 0.14756 0.83 51 12 333 11 10950 0.009640079 0.02 0.482003967
60 4 0.14756 0.83 49 10 353 7 10950 0.005640392 0.02 0.282019598
Mean 0.16676 59.02 10.28 348.25 8.33 0.006378721 0.318936056
Median 0.16573 57 10 358 6.5 0.004912492 0.245624596
Modus 0.15413 59 11 363 4
Min 0.14756 43 6 285 2 0.001372612 0.068630625
Max 0.18801 82 14 363 26 0.019103493 0.955174643
Hasil Perhitungan intake dan RQ lifetime responden
No Titik C NO2 (mg/m3) R (m3/jam) WB (kg) tE (jam/hari) fE (hari/tahun) Dt_real (tahun) T Avg (30 tahun x 365 hari) Intake RfC RQ
1 1 0.15413 0.83 63 9 353 30 10950 0.017674579 0.02 0.883728937
2 1 0.15413 0.83 53 11 308 30 10950 0.022404742 0.02 1.120237077
3 1 0.15413 0.83 50 8.5 311 30 10950 0.018530269 0.02 0.926513435
4 1 0.15413 0.83 43 10 309 30 10950 0.025186187 0.02 1.259309369
5 1 0.15413 0.83 78 9 349 30 10950 0.014113858 0.02 0.705692894
6 1 0.15413 0.83 70 9.5 304 30 10950 0.014460109 0.02 0.723005431
7 1 0.15413 0.83 60 10 358 30 10950 0.020912415 0.02 1.045620735
8 1 0.15413 0.83 56 10 311 30 10950 0.019464568 0.02 0.973228398
9 1 0.15413 0.83 45 8.5 311 30 10950 0.020589187 0.02 1.029459372
10 1 0.15413 0.83 82 8 363 30 10950 0.012412383 0.02 0.620619147
11 1 0.15413 0.83 53 9 361 30 10950 0.021485539 0.02 1.074276937
12 1 0.15413 0.83 57 10 333 30 10950 0.020475843 0.02 1.023792134
13 1 0.15413 0.83 59 9 343 30 10950 0.018338213 0.02 0.916910674
14 1 0.15413 0.83 61 11 363 30 10950 0.02294256 0.02 1.147128014
15 1 0.15413 0.83 54 9 363 30 10950 0.021204488 0.02 1.060224377
16 2 0.17733 0.83 78 12 363 30 10950 0.022519602 0.02 1.125980099
17 2 0.17733 0.83 49 9 285 30 10950 0.021108566 0.02 1.055428302
18 2 0.17733 0.83 45 11.5 363 30 10950 0.037407561 0.02 1.870378053
19 2 0.17733 0.83 59 11 363 30 10950 0.027290704 0.02 1.364535205
20 2 0.17733 0.83 67 10 363 30 10950 0.021847375 0.02 1.092368753
21 2 0.17733 0.83 80 12 353 30 10950 0.021351747 0.02 1.067587329
22 2 0.17733 0.83 58 9 324 30 10950 0.020273418 0.02 1.013670884
23 2 0.17733 0.83 63 10 309 30 10950 0.019778137 0.02 0.98890683
24 2 0.17733 0.83 66 10 353 30 10950 0.021567421 0.02 1.07837104
25 2 0.17733 0.83 55 11 363 30 10950 0.029275483 0.02 1.463774129
26 2 0.17733 0.83 51 11 363 30 10950 0.031571599 0.02 1.578579943
27 2 0.17733 0.83 69 11 363 30 10950 0.02333553 0.02 1.166776479
28 2 0.17733 0.83 57 12 363 30 10950 0.030816297 0.02 1.540814872
29 2 0.17733 0.83 55 6 363 30 10950 0.015968445 0.02 0.798422252
30 2 0.17733 0.83 65 11 353 30 10950 0.02408915 0.02 1.2044575
31 3 0.18801 0.83 78 11 349 30 10950 0.021042129 0.02 1.052106469
32 3 0.18801 0.83 48 9 347 30 10950 0.027816144 0.02 1.390807194
33 3 0.18801 0.83 47 11 363 30 10950 0.036321822 0.02 1.816091116
34 3 0.18801 0.83 59 7.5 333 30 10950 0.018097545 0.02 0.904877245
35 3 0.18801 0.83 53 9 353 30 10950 0.025627576 0.02 1.281378778
36 3 0.18801 0.83 51 10 359 30 10950 0.03009473 0.02 1.504736495
37 3 0.18801 0.83 55 11 331 30 10950 0.028302459 0.02 1.41512294
38 3 0.18801 0.83 63 10 363 30 10950 0.024633848 0.02 1.231692387
39 3 0.18801 0.83 60 12 333 30 10950 0.028473471 0.02 1.423673532
40 3 0.18801 0.83 68 11 363 30 10950 0.025104789 0.02 1.255239448
41 3 0.18801 0.83 52 9 333 30 10950 0.024640503 0.02 1.232025171
42 3 0.18801 0.83 49 10 353 30 10950 0.030799581 0.02 1.53997903
43 3 0.18801 0.83 47 9 358 30 10950 0.029308518 0.02 1.465425889
44 3 0.18801 0.83 59 9 360 30 10950 0.023477896 0.02 1.173894804
45 3 0.18801 0.83 56 11 361 30 10950 0.030316429 0.02 1.515821427
46 4 0.14756 0.83 65 12 363 30 10950 0.022486838 0.02 1.124341894
47 4 0.14756 0.83 53 10 363 30 10950 0.022981831 0.02 1.149091559
48 4 0.14756 0.83 65 14 363 30 10950 0.026234644 0.02 1.31173221
49 4 0.14756 0.83 61 12 363 30 10950 0.023961385 0.02 1.198069232
50 4 0.14756 0.83 57 11 362 30 10950 0.023441223 0.02 1.172061172
51 4 0.14756 0.83 78 14 363 30 10950 0.021862203 0.02 1.093110175
52 4 0.14756 0.83 59 11 353 30 10950 0.022083569 0.02 1.104178427
53 4 0.14756 0.83 54 10 358 30 10950 0.02224555 0.02 1.112277484
54 4 0.14756 0.83 66 12 333 30 10950 0.02031587 0.02 1.015793484
55 4 0.14756 0.83 52 12 360 30 10950 0.027876245 0.02 1.393812266
56 4 0.14756 0.83 80 8.5 361 30 10950 0.01287034 0.02 0.643516993
57 4 0.14756 0.83 49 11 361 30 10950 0.027193035 0.02 1.35965175
58 4 0.14756 0.83 56 10 363 30 10950 0.021750662 0.02 1.087533082
59 4 0.14756 0.83 51 12 333 30 10950 0.026291125 0.02 1.314556274
60 4 0.14756 0.83 49 10 353 30 10950 0.024173108 0.02 1.208655421
Mean 0.16676 59.02 10.28 348.25 30.00 0.023470351 1.173517532
Median 0.16573 57 10 358 30 0.022731081 1.136554057
Modus 0.15413 59 11 363 30
Min 0.14756 43 6 285 30 0.012412383 0.620619147
Max 0.18801 82 14 363 30 0.037407561 1.870378053
Lampiran 3 Master Tabel
No Titik Nama JK Pendidikan Umur C NO2 (mg/m3) R (m3/jam) WB (kg) tE (jam/hari) fE (hari/tahun) Dt_real (tahun) T Avg (30 tahun x 365 hari) Intake RfC RQ
1 1 LI P SMA 33 0.15413 0.83 63 9 353 5 10950 0.002945763 0.02 0.147288156
2 1 YN P D3 45 0.15413 0.83 53 11 308 18 10950 0.013442845 0.02 0.672142246
3 1 RD L SMA 24 0.15413 0.83 50 8.5 311 4 10950 0.002470702 0.02 0.123535125
4 1 DA P SMP 24 0.15413 0.83 43 10 309 3 10950 0.002518619 0.02 0.125930937
5 1 AR L SMA 36 0.15413 0.83 78 9 349 13 10950 0.006116005 0.02 0.305800254
6 1 IH L SMA 28 0.15413 0.83 70 9.5 304 9 10950 0.004338033 0.02 0.216901629
7 1 HE L SMA 42 0.15413 0.83 60 10 358 4 10950 0.002788322 0.02 0.139416098
8 1 AF P SMA 26 0.15413 0.83 56 10 311 3 10950 0.001946457 0.02 0.09732284
9 1 GN P SMA 23 0.15413 0.83 45 8.5 311 2 10950 0.001372612 0.02 0.068630625
10 1 IM L SMA 24 0.15413 0.83 82 8 363 5 10950 0.00206873 0.02 0.103436525
11 1 FI P SMA 44 0.15413 0.83 53 9 361 8 10950 0.005729477 0.02 0.28647385
12 1 DN L SMA 26 0.15413 0.83 57 10 333 4 10950 0.002730112 0.02 0.136505618
13 1 NA P D3 31 0.15413 0.83 59 9 343 6 10950 0.003667643 0.02 0.183382135
14 1 BE L SMA 33 0.15413 0.83 61 11 363 8 10950 0.006118016 0.02 0.305900804
15 1 AR L SMA 27 0.15413 0.83 54 9 363 4 10950 0.002827265 0.02 0.14136325
16 2 RE L SMA 51 0.17733 0.83 78 12 363 4 10950 0.003002614 0.02 0.15013068
17 2 EL P SMA 33 0.17733 0.83 49 9 285 3 10950 0.002110857 0.02 0.10554283
18 2 LI P SMP 19 0.17733 0.83 45 11.5 363 2 10950 0.002493837 0.02 0.12469187
19 2 MA P SD 60 0.17733 0.83 59 11 363 21 10950 0.019103493 0.02 0.955174643
20 2 NU P SMP 46 0.17733 0.83 67 10 363 14 10950 0.010195442 0.02 0.509772085
21 2 EL P SMA 41 0.17733 0.83 80 12 353 7 10950 0.004982074 0.02 0.24910371
22 2 TI P SMP 31 0.17733 0.83 58 9 324 8 10950 0.005406245 0.02 0.270312236
23 2 YN P SMA 47 0.17733 0.83 63 10 309 10 10950 0.006592712 0.02 0.32963561
24 2 IW L SMA 44 0.17733 0.83 66 10 353 25 10950 0.017972851 0.02 0.898642533
25 2 RI P S1 26 0.17733 0.83 55 11 363 2 10950 0.001951699 0.02 0.097584942
26 2 SR P SMA 43 0.17733 0.83 51 11 363 8 10950 0.008419093 0.02 0.420954651
27 2 EL P SMP 50 0.17733 0.83 69 11 363 20 10950 0.01555702 0.02 0.777850986
28 2 YA P SMP 49 0.17733 0.83 57 12 363 14 10950 0.014380939 0.02 0.71904694
29 2 AR L SMP 38 0.17733 0.83 55 6 363 6 10950 0.003193689 0.02 0.15968445
30 2 YM P SD 43 0.17733 0.83 65 11 353 7 10950 0.005620802 0.02 0.281040083
31 3 IN P Tidak Tamat SD 62 0.18801 0.83 78 11 349 26 10950 0.018236512 0.02 0.911825607
32 3 RA P SMP 26 0.18801 0.83 48 9 347 3 10950 0.002781614 0.02 0.139080719
33 3 RS P SMA 33 0.18801 0.83 47 11 363 4 10950 0.00484291 0.02 0.242145482
34 3 SA P SMA 41 0.18801 0.83 59 7.5 333 7 10950 0.00422276 0.02 0.211138024
35 3 MA P SMA 28 0.18801 0.83 53 9 353 3 10950 0.002562758 0.02 0.128137878
36 3 SN P SMP 47 0.18801 0.83 51 10 359 6 10950 0.006018946 0.02 0.300947299
37 3 TI P SMP 41 0.18801 0.83 55 11 331 11 10950 0.010377568 0.02 0.518878411
38 3 IY P SMA 52 0.18801 0.83 63 10 363 10 10950 0.008211283 0.02 0.410564129
39 3 BA L SMA 33 0.18801 0.83 60 12 333 8 10950 0.007592926 0.02 0.379646275
40 3 HB L SMA 70 0.18801 0.83 68 11 363 22 10950 0.018410179 0.02 0.920508928
41 3 JN P SMA 26 0.18801 0.83 52 9 333 5 10950 0.004106751 0.02 0.205337529
42 3 DI P SMA 39 0.18801 0.83 49 10 353 3 10950 0.003079958 0.02 0.153997903
43 3 ST P SMP 37 0.18801 0.83 47 9 358 6 10950 0.005861704 0.02 0.293085178
44 3 FR P SMA 41 0.18801 0.83 59 9 360 9 10950 0.007043369 0.02 0.352168441
45 3 AN L SMP 54 0.18801 0.83 56 11 361 4 10950 0.00404219 0.02 0.202109524
46 4 GS L SMA 45 0.14756 0.83 65 12 363 20 10950 0.014991225 0.02 0.749561263
47 4 LL P SMA 29 0.14756 0.83 53 10 363 4 10950 0.003064244 0.02 0.153212208
48 4 RK P S1 32 0.14756 0.83 65 14 363 7 10950 0.006121417 0.02 0.306070849
49 4 OK P SMP 29 0.14756 0.83 61 12 363 6 10950 0.004792277 0.02 0.239613846
50 4 NU P SMA 39 0.14756 0.83 57 11 362 9 10950 0.007032367 0.02 0.351618352
51 4 RI L SD 32 0.14756 0.83 78 14 363 16 10950 0.011659842 0.02 0.582992093
52 4 AB L SMA 39 0.14756 0.83 59 11 353 5 10950 0.003680595 0.02 0.184029738
53 4 RM P SMA 47 0.14756 0.83 54 10 358 10 10950 0.007415183 0.02 0.370759161
54 4 HE L SMA 38 0.14756 0.83 66 12 333 3 10950 0.002031587 0.02 0.101579348
55 4 NH P SMA 22 0.14756 0.83 52 12 360 3 10950 0.002787625 0.02 0.139381227
56 4 YN P SMP 35 0.14756 0.83 80 8.5 361 15 10950 0.00643517 0.02 0.321758496
57 4 RN P SMA 33 0.14756 0.83 49 11 361 4 10950 0.003625738 0.02 0.1812869
58 4 AR L SMP 23 0.14756 0.83 56 10 363 6 10950 0.004350132 0.02 0.217506616
59 4 EA P SMP 37 0.14756 0.83 51 12 333 11 10950 0.009640079 0.02 0.482003967
60 4 ZA P SMA 27 0.14756 0.83 49 10 353 7 10950 0.005640392 0.02 0.282019598
Mean 37.07 0.16676 59.02 10.28 348.25 8.33 0.006378721 0.318936056
Median 36.5 0.16573 57 10 358 6.5 0.004912492 0.245624596
Modus 33 0.15413 59 11 363 4
Min 19 0.14756 43 6 285 2 0.001372612 0.068630625
Max 70 0.18801 82 14 363 26 0.019103493 0.955174643
Lampiran 4 Output Tabel
Lampiran 5 Izin Pengambilan Data dari Pembimbing
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian dari Fakultas
Lampiran 7 Surat Izin Melaksanakan Penelitian dari BPTD
Lampiran 8 Surat Telah Melaksanakan Penelitian dari BPTD
Lampiran 9 Hasil Pengukuran Konsentrasi NO2 di Terminal Simpang Aur
Kuning
Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 11 Hasil Cek Similarity
Lampiran 12 Manuskrip
ABSTRAK
Tujuan Penelitian
Terminal Tipe-A Simpang Aur Kuning sangat padat akan transportasi yang
berpotensi menyumbang Nitrogen Dioksida (NO2) pada 115 pedagang yang
berjualan di terminal sehingga bisa berdampak terhadap gangguan pernafasan.
Tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat risiko pajanan NO2 pada pedagang di
Terminal Simpang Aur Kuning Bukittinggi tahun 2020.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
(ARKL). Penelitian dilakukan pada bulan Januari-September 2020. Subjek Penelitian
ini adalah pedagang yang berjualan di Terminal Simpang Aur Kuning. Pengambilan
sampel menggunakan accidental sampling sebanyak 60 reponden. Objek Penelitian
adalah sampel udara ambien di empat titik menggunakan alat impinger
Hasil
Konsentrasi rata-rata NO2 di Terminal Simpang Aur Kuning adalah
0.1667575 mg/m3. Waktu pajanan rata-rata pedagang adalah 10,28 jam/hari. Berat
badan rata-rata pedagang 59,02 Kg. Frekuensi pajanan pedagang dengan nilai
median 358 hari/tahun. Durasi pajanan dengan nilai median 6,5 tahun. Nilai intake
realtime rata-rata 0.0051232 mg/kg-hari. Sedangkan nilai intake lifetime rata-rata
sebesar 0.0236454 mg/kg-hari. Tingkat risiko lifetime yang didapatkan adalah RQ >
1. Keluhan kesehatan yang dirasakan responden ialah batuk (71,7%) sakit kepala
(56,7%) iritasi mata (51,7%) pilek (50%) badan panas (43,3%) nyeri tenggorokan
(31,7%) sesak nafas (20%), sesak nafas disertai nyeri dada (3,3%) dan asma (1,7%).
Kesimpulan
Konsentrasi NO2 secara lifetime di Terminal Simpang Aur Kuning berpotensi
menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan. Diharapkan adanya kajian lebih
lanjut dan adanya kerjasama berbagai pihak agar pajanan NO2 tidak berisiko bagi
pedagang untuk jangka waktu 30 tahun.
Objective
The Simpang Aur Kuning Type-A Terminal is known for its crowded of
transportation which can be potentially affect the 115 merchant’s respiratory health
disorder due to exposure of Nitrogen Dioxide (NO2). The aim of this study is to
analyze the merchant’s exposure risk level of NO2 at Simpang Aur Kuning Terminal
in Bukittinggi 2020.
Method
This study used environmental health risk assessment method. The study was
conducted from January until September 2020. The subject of this study is merchants
around Simpang Aur Kuning terminal. The study was consisted of 60 respondents
obtained using accidental sampling technique. The study was used an impinger to
assess air ambient at four points on Simpang Aur Kuning terminal.
Results
Average concentration of NO2 on Simpang Aur Kuning terminal is
0.1667575 mg/m3. Merchant’s average exposure time is 10,28 hours/day. Merchant’s
average weight is 59,02 kg. The frequency of merchant’s exposure in median is NO2
is 358 day/year. The duration of merchant’s exposure in median is 6,5 years. The
average score of intake realtime is 0.0051232 mg/kg-day, whilst the average score of
intake lifetime is 0.0236454 mg/kg-day. The risk level got from this research is
RQ>1. Health complaints be perceived by respondents were cough (71.7%) headache
(56.7%) eye irritation (51.7%) runny nose (50%) body fever (43.3%) ) sore throat
(31.7%) shortness of breath (20%), shortness of breath accompanied by chest pain
(3.3%) asthma (1.7%).
Conclusion
Lifetime concentration of NO2 on Simpang Aur Kuning terminal has
detrimental impact on health. It is expected that there are further studies to work on
this topic and recommend for future cooperation within all parties to solve exposure
NO2 effects on merchant’s not risky to 30 years time.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
(ARKL). Penelitian dilakukan pada bulan Januari-September 2020. Subjek Penelitian
ini adalah pedagang yang berjualan di Terminal Simpang Aur Kuning. Pengambilan
sampel menggunakan accidental sampling sebanyak 60 reponden. Objek Penelitian
adalah sampel udara ambien di empat titik menggunakan alat impinger. Data
penelitian dikumpulkan melalui pengukuran langsung dilapangan dan wawancara
dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik
Kolmogrov-Smirnov dan ARKL
Hasil
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa konsentrasi NO2 tertinggi berada di
belakang kantor satuan pelayanan terminal sebesar 188,01 µg/m3 dan konsentrasi
NO2 terendah berada di area jalur keluar terminal sebesar 147,65 µg/m3. Konsentrasi
NO2 rata-rata sebesar 166,76 µg/m3. Konsentrasi NO2 diperoleh melalui pembacaan
dengan alat spektofotometer dengan panjang gelombang 550 nm berdasarkan
pedoman SNI 19-71 19-2 2005 di Laboratorium Kualitas Udara Teknik Lingkungan
Unand. Nilai Konsentrasi NO2 di Terminal Aur Kuning masih dibawah nilai baku
mutu sesuai PP No.41 tahun 1999 untuk pengukuran NO2 1 jam sebesar 400 µg/m3.
Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa suhu tertinggi berada di titik 2 yaitu
35,250C dengan pengambilan sampel pada jam 14.00-15.00 sedangkan suhu terendah
berada pada titik 4 sebesar 30,620C dengan pengambilan sampel pada jam 16.30-
17.30
Berdasarkan tabel 3 didapatkan bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan 68,3%, laki-laki sebesar 31,7%. Tingkat pendidikan responden
terbanyak ialah SMA sebesar 60% dan terendah ialah tidak tamat SD sebesar 1,7%.
Berdasarkan tabel 4 diketahui rata-rata umur responden sebesar 37 tahun,
berat badan(Wb) rata-rata responden adalah 59,02 Kg, lama pajanan(tE) yang
diterima responden rata-rata 10,28 jam setiap harinya. frekuensi pajanan(fE)
responden rata-rata 348,25 hari/tahun dan durasi pajanan responden selama berjualan
di Terminal Simpang Aur rata-rata 8,33 tahun tersingkat 2 tahun dan terlama 26
tahun. Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov didapatkan data yang
terdisribusi normal ialah berat badan dan lama pajanan dalam satu hari. Sedangkan
frekuensi pajanan dan durasi pajanan data terdistribusi tidak normal.
Berdasarkan tabel 5 didapat bahwa keluhan kesehatan yang dialami
responden pada saat berjualan selama berjualan di terminal dengan rata-rata
berjualan selama 8,33 tahun ialah batuk sebesar 71,7%, sakit kepala sebesar 56,7%,
iritasi mata sebesar 51,7%, pilek sebesar 50%, badan panas sebesar 43,3%, nyeri
tenggorokan sebesar 31,7%, sesak nafas sebesar 20%, sesak nafas disertai nyeri dada
sebesar 3,3%, asma sebesar 1,7%. Tidak terdapat responden yang mengalami sakit
jantung dan sebanyak 8,3% responden memiliki riwayat penyakit. Riwayat penyakit
yang dialami responden ialah maag, hipertensi, tukak lambung dan asam urat.
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa intake realtime tertinggi berada di titik
tiga sebesar 5776107 x 10-9 mg/kg-hari dan intake lifetime tertinggi juga berada di
titik tiga sebesar 26658955 x 10-9 mg/kg-hari. Nilai intake realtime terendah berada
pada titik empat sebesar 4533388 x 10-9 mg/kg-hari dan nilai intake lifetime terendah
berada pada titik empat sebesar 2092333 x 10-8 mg/kg-hari.
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa nilai RQ lifetime > 1 di semua titik
pengukuran sehingga dikatakan berisiko dan dapat menimbulkan efek merugikan
kesehatan untuk pedagang dengan berat badan rata-rata 59,02 kg, telah terpajan 358
hari dengan waktu pajanan 10,28 jam per hari untuk jangka waktu hingga 30 tahun.
Sehingga diperlukan upaya preventif agar NO2 dapat aman untuk pedagang untuk
jangka waktu 30 tahun dengan melakukan manajemen dan pengelolaan risiko. Untuk
RQ lifetime masing-masing responden didapatkan RQ tertinggi 1.870378053 dan RQ
lifetime responden terendah 0.620619147. RQ lifetime kemungkinan paling berisiko
sebesar 2.526401595. Berdasarkan hasil RQ lifetime (Dt 30 tahun) masing-masing
responden didapatkan bahwa sebanyak 49 responden mempunyai RQ > 1, sehingga
diperlukan manajemen pengelolaan risiko dan komunikasi risiko.
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa nilai keseluruhan RQ < 1 pada setiap
titik penelitian sehingga dinyatakan bahwa agen risiko NO2 pada pajanan realtime
dikatakan aman dan tidak berisiko menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan bagi
pedagang dengan berat rata-rata 59,02 kg dengan yang telah terpajan 358 hari dengan
durasi pajanan 6,5 tahun. Untuk RQ realtime masing-masing responden, tidak
terdapat responden yang memiliki RQ > 1 yang berarti agen risiko NO2 dikatakan
aman dan tidak berisiko menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan seluruh
pedagang.
Pengelolaan risiko dilakukan dengan menurunkan konsentrasi NO2 hingga
batas aman, mengurangi waktu pajanan hingga batas aman, mengurangi frekuensi
pajanan hingga batas aman. Komunikasi risiko dapat dilakukan kepada pedagang,
Kantor Satuan Pelayanan Terminal, Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah III
Sumbar, dan PO bus. Untuk mengurangi tingkat risiko, beberapa langkah yang bisa
di terapkan ialah memakai masker saat berdagang, melakukan penanaman pohon
atau tanaman penyerap polutan, melaksanakan uji kir pada setiap mobil angkutan dan
mengatur tata letak pedagang sehingga tidak langsung terpapar NO2.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan oleh Tim Analis Laboratorium
Kualitas Udara Teknik Lingkungan Unand terdapat perbedaan konsentrasi NO2 pada
setiap titiknya. Konsentrasi NO2 pada titik pertama sebesar 154,13 µg/Nm3, titik
kedua sebesar 177,33 µg/Nm3, titik ketiga sebesar 188,01 µg/Nm3, dan titik empat
sebesar 147,56 µg/Nm3. Konsentrasi rata-rata NO2 di Terminal Simpang Aur Kuning
sebesar 166,75 µg/Nm3. Penelitian yang dilakukan Amanda Hikmiyah (2018)
didapatkan konsentrasi rata-rata NO2 di Terminal Purabaya Kabupaten Sidoarjo
sebesar 165,93 µg/Nm3(13). Hal ini menandakan bahwa konsentrasi rata-rata NO2 di
Terminal Simpang Aur Kuning tidak berbeda jauh dibandingkan dengan konsentrasi
rata-rata NO2 di Terminal Purabaya Kabupaten Sidoarjo.
Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Amalia (2016) didapatkan konsentrasi
NO2 tertinggi di Terminal Pulo Gadung sebesar 100 µg/Nm3(14). Angka ini jauh lebih
rendah jika dibandingkan dengan konsentrasi tertinggi yang peneliti dapatkan di
Terminal Simpang Aur Kuning sebesar 188,01 µg/Nm3.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara, nilai baku mutu untuk pengukuran NO2 selama 1 jam
pengukuran sebesar 400 µg/Nm3(11). Hasil Konsentrasi NO2 baik nilai konsentrasi
tertinggi maupun nilai konsentrasi rata-rata di Terminal Aur Kuning tidak melebihi
nilai baku mutu. Hal ini sejalan dengan penelitian Gita Arista (2015) yang
menyatakan bahwa konsentrasi NO2 tertinggi dan kosentrasi NO2 rata-rata di
Terminal Ampera Palembang tidak melebihi nilai baku mutu berdasarkan PP No.41
tahun 1999(15).
Konsentrasi NO2 pada titik 1 dan titik 4 tidak berbeda jauh hal ini
dikarenakan titik 1 dan titik 4 merupakan area jalur masuk dan area jalur keluar
terminal. Padatnya aktivitas kendaraan menyebabkan tingginya konsentrasi NO2 pada
titik 2 dan titik 3 yaitu seberang kantor satuan pelayanan terminal dan belakang
kantor satuan pelayanan terminal. Titik 2 dan titik 3 merupakan tempat kendaraan
angkutan parkir, ngetem, menunggu penumpang dan menaik turunkan barang
penumpang. Perilaku supir kendaraan yang menghidupkan kendaraan disaat masih
menunggu penumpang atau menunggu giliran keberangkatan memperparah
konsentrasi NO2 pada titik 2 dan 3. Secara keseluruhan pengukuran NO2 dilakukan
pada siang hingga sore hari dengan suhu rata-rata 33,24 0C dan kelembaran rata-rata
51,96% .
Tingginya hasil pengukuran konsentrasi NO2 di titik 3 disebabkan oleh siklus
fotolitik Nitrogen Dioksida (NO2). Pengukuran pada titik 3 dilakukan pada sore hari
yaitu jam 15.15 – 16.15 dimana pada saat jam tersebut matahari sudah jauh berada ke
arah barat. Nitrogen Dioksida (NO2) mengabsorbsi sinar Ultra Violet (UV) dari sinar
mahatari dimana energi UV memecahkan NO2 menjadi NO dan O. Selanjutnya atom
O akan bereaksi dengan O2 di atmosfer membentuk Ozon (O3). Pada sore hari disaat
posisi matahari sudah jauh berada ke arah barat Ozon tersebut bereaksi dengan NO
membentuk NO2 dan O2 sehingga meningkatkan kadar NO2 di udara ambient
terminal pada sore hari.
Berat badan pedagang yang didapat dimulai dari 43-82 kg, dengan berat
badan rata-rata 59,02 kg. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Silvana Mutiara
(2016) pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Raya Padang didapatkan berat rata-rata
pedagang 59,51 Kg(16). Semakin kecil berat badan seseorang makan semakin besar
dosis internal yang diterima(17). Berat badan rata-rata responden lebih tinggi
dibandingkan dengan berat badan standar dewasa indonesia menurut Dirjen P2PL
sebesar 55 Kg.
Waktu pajanan responden berkisar 6-14 jam/hari dengan rata-rata 10,28
jam/hari. Semakin lama waktu pajanan maka akan semakin besar laju asupan/intake
yang diterima individu. Berdasarkan penelitian Deli Syaputri (2013) lama waktu
pajanan pegadang kali lima di Terminal Terpadu Amplas Kota Medan sebesar 11
jam/hari(18). Hal ini menunjukan bahwa waktu pajanan pada penelitian ini lebih
rendah dibandingan dengan penelitian Deli Syaputri. Berdasarkan penelitian Gita
Arista (2015) waktu pajanan rata-rata pedagang di Terminal Ampera palembang
sebesar 8 jam/hari(15). Hal ini menunjukkan waktu pajanan pada penelitian ini lebih
tinggi dibandingkan penelitian Gita Atista. Waktu pajanan pedagang lebih tinggi dari
nilai default pajanan pada lingkungan kerja sebesar 8 jam/hari(19). Hal ini
dikarenakan pedagang merupakan pekerja informal dimana waktu kerjanya
ditentukan oleh pedagang itu sendiri.
Frekuensi pajanan pedagang berkisar dari 285-363 hari/tahun dengan nilai
median 358 hari/tahun. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai default untuk
pajanan lingkungan kerja sebesar 250 hari(19). Pada penelitian Gita Arista (2015)
frekuensi pajanan pedagang kaki lima di Terminal Ampera Palembang sebesar 362
hari(15). Hal ini menunjukan bahwa frekuensi pajanan pada penelitian ini lebih rendah
dibandingkan dengan penelitian Gita Arista. Penelitian yang dilakukan Annisa
Amaliana (2016) didapatkan frekuensi pajanan (nilai median) pedagang di Terminal
Pulo Gadung sebesar 335 hari/tahun(14). Berdasarkan hasil tersebut frekuensi pajanan
pedagang di Terminal Aur lebih tinggi dibandingkan dengan pedagang di Terminal
Pulo Gadung.
Durasi pajanan responden berkisar selama 2-26 tahun dengan durasi rata-rata
8,33 tahun. Semakin besar durasi pajanan maka akan semakin besar intake yang
diterima. Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa data tidak terdistribusi
normal sehingga nilai yang digunakan ialah median sebesar 6,5 tahun. Nilai default
untuk durasi pajanan sebesar 30 tahun(19). Hal ini menujukan bahwa durasi pajanan
responden jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai default.
Lebih dari separuh responden pernah mengalami batuk, sakit kepala dan
iritasi mata. Keluhan paling tinggi dirasakan oleh responden ialah batuk. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amanda Hikmiah (2018) di Terminal
Purabaya didapatkan keluhan paling tinggi yang dirasakan oleh responden ialah
batuk sebanyak 94%(13). Selain batuk keluhan lain yang dirasakan responden di
terminal purabaya ialah sesak nafas sebesar 35,3%. Hal ini tidak jauh beda dengan
hasil peneliti yaitu sebanyak 20% responden pernah mengalami sesak nafas.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai intake realtime pada setiap titik didapati
keseluruhan nilai intake realtime setiap titik masih dibawah nilai referensi
konsentrasi (RfC) yaitu sebesar 0,02 mg/kg-hari. Intake paling berisiko berdasarkan
data responden, didapatkan perhitungan intake sebesar 0,043790961 mg/kg-hari yang
diambil dari nilai konsentrasi NO2 Tertinggi, waktu pajanan terlama, frekuensi
pajanan terlama, durasi pajanan terlama dan berat badan terendah. Berdasarkan hasil
perhitungan nilai intake lifetime dari setiap titik didapati nilai intake lifetime semua
titik lebih besar dari nilai RfC sebesar 0,02 mg/kg-hari. Berdasarkan hasil penelitian
Ani Masito (2018) didapatkan bahwa nilai intake lifetime untuk NO2 tertinggi
melebihi nilai RfC sebesar 0,02 mg/kg-hari(20). Hal ini menunjukan intake lifetime
penelitian ini sama dengan penelitian Ani Masito yang melebihi nilai RfC.
Berdasarkan nilai pajanan realtime diperoleh RQ realtime ≤ 1 pada semua
titik pengukuran begitu pula dengan masing-masing responden. Berdasarkan hasil
nilai pajanan lifetime (Dt 30 tahun) diperoleh RQ > 1 pada semua titik pengukuran
dengan nilai RQ tertinggi 1,332947725 dan RQ lifetime paling berisiko sebesar
2,526401595. Didapatkan sebanyak 49 dari 60 responden (81,67%) memiliki RQ > 1
dengan RQ lifetime tertinggi sebesar 1,870378053 dan RQ terendah sebesar
0,620619147. Hal ini berarti jika pedagang bekerja hingga 30 tahun maka
diperkirakan 49 dari 60 pedagang memiliki tingkat risiko kesehatan akibat terpapar
NO2
Pengelolaan risiko dilakukan dengan menurunkan konsentrasi NO2 hingga
batas aman, mengurangi waktu pajanan hingga batas aman, mengurangi frekuensi
pajanan hingga batas aman. Komunikasi risiko dapat dilakukan kepada pedagang,
Kantor Satuan Pelayanan Terminal, Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah III
Sumbar, dan PO bus. Komunikasi risiko yang dapat dilakukan kepada BPTD seperti
melakukan penataan terminal, mengatur tata letak PKL yang berjualan di terminal
sehingga tidak langsung terpapar gas NO2 yang dihasilkan dari kendaraan,
menegakkan peraturan yang berlaku di terminal seperti batas usia kendaraan
angkutan maksimal 30 tahun, serta dapat melakukan penanaman tanaman pohon
penyerap polusi di Terminal Simpang Aur Kuning.
Komunikasi risiko yang dapat dilakukan pada pedagang di terminal ialah
menyampaikan risiko pajanan gas NO2 yang bersumber dari aktivitas kendaraan di
terminal terhadap kesehatan pedagang, serta upaya yang dapat dilakukan oleh
pedagang seperti mengurangi waktu pajanan frekunsi pajanan seperti menerapkan
shif kerja, pedagang diharapkan mengatur tata letak dagangannya sehingga tidak
langsung terpapar gas NO2 yang dihasilkan saat mobil ngetem dan menunggu
penumpang di terminal.
Komunikasi risiko yang dapat dilakukan pada Perusahaan Oto bus seperti
mobil disarankan mematikan mesin saat menunggu penumpang atau disaat
menunggu giliran keberangkatan, PO Bus disarankan mematuhi semua peraturan
yang berlaku di Terminal Simpang Aur Kuning seperti batas usia kendaraan yang
boleh beroperasi maksimal 30 tahun, melaksanakan uji kir pada semua kendaraan
angkutan yang beroperasi di terminal.
Kesimpulan
Hasil pengukuran Konsentrasi NO2 di Terminal Simpang Aur Kuning Kota
Bukittinggi yang dilakukan di 4 titik lokasi pengukuran menunjukkan masih di
bawah baku mutu berdasarkan PP No.41 tahun 1999 tentang pencemaran udara
sebesar 400 µg/m3.
Nilai Intake realtime dan intake lifetime tertinggi terdapat pada titik ke 3
yaitu belakang Kantor Satuan Pelayanan Terminal sebesar 0,005776107 mg/kg-hari
dan 0,026658955 mg/kg-hari. Nilai intake realtime paling berisiko didapat sebesar
0,043790961 mg/kg-hari. Nilai intake lifetime paling berisiko didapatkan sebesar
0,050528031 mg/kg-hari.
Hasil perhitungan RQ realtime untuk semua titik pengukuran adalah kecil
dari 1, demikian pula dengan RQ realtime masing-masing responden. Apabila RQ <
1, pajanan NO2 dikatakan tidak berisiko terhadap kesehatan. Hasil perhitungan RQ
lifetime pada semua titik adalah besar dari 1. Sebanyak 49 responden (81,67%)
memiliki RQ > 1. RQ lifetime paling berisiko didapatkan sebesar 2,526401595. Hal
ini menunjukkan bahwa NO2 berpotensi menimbulkan risiko terhadap kesehatan
pada 81,67% pedagang jika terpapar selama 30 tahun.
Pengelolaan risiko dilakukan dengan menggunakan strategi pengelolaan
risiko seperti menentukan batas aman dari konsentrasi NO2 di udara ambien,
frekuensi pajanan aman dan waktu pajanan aman. Pengeloaan risiko juga dilakukan
dengan beberapa pendekatan seperti teknologi, sosial-ekonomis, dan institusional.
Komunikasi risiko dilakukan pada pedagang di Terminal Simpang Aur
Kuning, Kantor Satuan Pelayanan terminar, Balai Pengelola Transportasi Darat
(BPTD) Wilayah III Sumbar serta pihak terkait lainnya. Untuk mengurangi tingkat
risiko, beberapa langkah yang bisa di terapkan ialah memakai masker saat
berdagang, melakukan penanaman pohon atau tanaman penyerap polutan,
melaksanakan uji kir pada setiap mobil angkutan dan mengatur tata letak pedagang
sehingga tidak langsung terpapar NO2.
Penghargaan / Pengakuan
Penulis mengucapkan puji syukur kepada allah SWT yang sudah memberikan
nikmat, rahmat, karunia dan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di
Universitas Andalas hingga selesai studi. Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Dekan fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Andalas, kepada dosen
pembimbing dan penguji yang telah memberikam bimbingan, masukan dan saran
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada seluruh dosen dan civitas
akademika Fakultas Kesehatan Masyarakat, kepada Balai Pengelola Trnasportasi
Darat Wilayah III Sumbar, Satuan Pelayanan Terminal dan pedagang di Terminal
Simpang Aur Kuning yang telah berpartisipasi dan membantu dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
hari
2 Seberang Kantor 5447992 x 10-9 mg/kg- 2514458 x 10-8 mg/kg-
Satuan Pelayanan hari hari
Terminal
3 Belakang Kantor 5776107 x 10-9 mg/kg- 26658955 x 10-9 mg/kg-
Satuan Pelayanan hari hari
Terminal
4 Area jalur keluar 4533388 x 10-9 mg/kg- 2092333 x 10-8 mg/kg-
terminal hari hari
Rata-Rata 512318 x 10-8 mg/kg- 23645448 x 10-9 mg/kg-
hari hari
Paling Berisiko 43790961 x 10 mg/kg- 50528032 x 10-9 mg/kg-
-9
hari hari
Tabel 7 Nilai Risk Quotient Life Time pada Setiap Titik
Titik Sampling Intake lifetime RQ Risiko
Jalur masuk terminal 218549 x 10-7 1.092746305 Berisiko
Seberang Kantor Satuan 2514458 x 10-8 1.257228978 Berisiko
Pelayanan terminal
Belakang Kantor Satuan 26658955 x 10-9 1.332947725 Berisiko
Pelayanan Terminal
Area jalur keluar terminal 2092333 x 10-8 1.046166514 Berisiko
Rata-Rata 23645448 x 10-9 1.182272381 Berisiko
Paling Berisiko 50528032 x 10-9 2.526401595 Berisiko