Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kesehatan Lingkungan Permukiman dan Perkotaan

“Analisis Ruang Terbuka Hijau”

Dosen Pengampu :
Septia Pristi Rahmah, S.K.M., M.K.M

Dibuat oleh :
Nama : Annisa Alifha Putri
NIM : 1911212020
Peminatan : K3-Kesling

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau berdasarkan kebutuhan oksigen manusia dan
kebutuhan oksigen pada kendaraan.

A. Data terkait Ruang Terbuka Hijau di Lingkungan Rektorat Unand

a. Luas lahan kantor rektorat Unand : 10.500 m2

b. Luas RTH saat ini di kantor rektorat Unand : 3.500 m2

c. Jumlah pegawai dan yang masuk dan keluar di kantor rektorat Unand : 100 jiwa

d. Jumlah kendaraan bermotor di kantor rektorat Unand : 70 unit

B. Sistematika Proses Analisis Ruang Terbuka Hijau

1. Identifikasi sumber

a. Pohon Pelindung

Adalah pohon yang pertumbuhan batangnya mempunyai garis tengah


batang minimal 15 cm, berketinggian minimal 3 m sampai tajuk daun,
bercabang banyak, bertajuk lebar serta dapat memberikan perlindungan/
naungan terhadap sinar matahari, contoh : Trembesi, Bungur, Tanjung, Sono
Kembang, Sawo Kecik, Glodogan dan sebagainya. Adanya Ruang Terbuka
Hijau juga erat kaitannya dengan banyaknya pohon yang rindang. Semakin
banyak jumlah pohon yang rindang dalam suatu wilayah maka kualitas RTH
nya akan baik (Prasetya, 2012). Dengan kondisi Ruang Terbuka Hijua yang
baik maka suhu udara yang berada di tempat tersebut akan lebih terasa dingin.
Hal ini dikarenakan tanaman mampu menyerap energi sinar matahari dan
mampumenyerap CO2. Oleh karena, dengan jumlah tanaman yang banyak
dan rindang mampu menyerap energi sinar matahari dan menyerap CO2 maka
suhu udara di Lingkungan Rektorat Unand rendah.
b. Tanaman Perdu
Adalah tanaman yang yang pertumbuhan optimal batangnya
mempungay garis tengah 1 – 10 cm, dengan ketinggian mksimal 3 – 5 m,
contoh : Soko, Bunga Merak, Cassia Mas, Kemuning, Kembang Sepatu dan
sebagainya. Kembang sepatu terkenal dengan bisa menyerap nitrogen
sehingga membuat paru-paru menjadi bersih. Tetapi jangan pernah, menaruh
tanaman ini berdekatan dengan ruang radiografi, karena tanaman ini berfungsi
meneruskan radiasi, sehingga sangat berbahaya apabila ditanam berdekatan
dengan ruang radiografi.

c. Semak Hias
Adalah tanaman yang pertumbuhan optimal batangnya bergaris tengah
maksimal 5 cm, dengan ketinggian maksimal 2m, contoh : Philodendrom,
Plumbago, Heliconia, dan sebagainya. Tanaman hias memang dikenal
memiliki fungsi untuk mempercantik taman, suatu ruangan atau lingkungan
agar terkesan asri. Tapi ternyata tanaman hias juga menghasilkan banyak
oksigen dan tentunya bermanfaat untuk membersihkan kotoran di udara.

d. Rumput
Dapat dilihat sebagian besar tanah atau lapangan pada rektorat Unand
ditumbuhi dengan rumput hias. Dan sedikit yang hanya dibeton. Sehingga
tanaman hijau rumput ini juga bisa membantu dalam memperbaiki kualitas
udara.

2. Identifikasi proses kerja/ aktivitas

a. Aktivitas kendaraan bermotor

Oksigen yang dihasilkan kemudian akan dikonsumsi oleh manusia dan


hewan, serta dipergunakan dalam proses pembakaran mesin kendaraan
bermotor. Kebutuhan oksigen untuk kendaraan bermotor dikategorikan
menjadi 4 jenis yaitu kendaraan penumpang, kendaraan beban, bus dan sepeda
motor (Wisesa, 1998 dalam Ohira, 2012). Setiap jenis kategori kendaraan
membutuhkan oksigen yang berbeda-beda dalam proses pengoperasiannya,
dimana mobil penumpang membutuhkan 11,63 kg/jam (waktu operasi 3
jam/hari), mobil beban membutuhkan 22,88 kg/jam (waktu operasi 2
jam/hari), bus membutuhkan waktu 44,32 kg/jam (waktu operasi 2jam/hari)
dan sepeda motor 0,58 kg/jam (waktu operasi 1 jam/hari) dan diasumsikan
membutuhkan bahan bakar bensin sebesar 1,5 liter. Kendaraan bermotor
merupakan salah satu konsumen oksigen perkotaan yang menggunakan
oksigen dalam jumlah besar. Proses pembakaran yang terjadi saat kendaraan
dioperasikan membutuhkan oksigen, yang jumlah kebutuhannya tergantung
pada jenis bahan bakar yang digunakan. Kendaraan yang tergolong sepeda
motor adalah sepeda motor biasa, sepeda motor automatic.

b. Pembakaran sampah

Dikawasan sekitar rektorat Unand banyak terdapat banyak daun-daun


kering yang berjatuhan, terkadang petugas pembersih sampah membakar
tumpukan sampah tersebut. Sehingga bisa menimbulkan polusi udara, akibat
dari asap sisa pembakaran sampah tersebut. Proses pembakaran sampah
menghasilkan gas-gas berbahaya. Saat membakar tumpukan sampah, bagian
luar yang cukup mendapat oksigen akan menghasilkan karbon dioksida (CO2),
sementara bagian dalam tumpukkan sampah yang kekurangan oksigen akan
menghasilkan karbon monoksida (CO). Kehadiran gas-gas tersebut jangan
disepelekan.

3. Identifikasi toksin/ bahan kimia

 Timbal
Merupakan logam yang mudah dibentuk sehingga dapat dihasilkan dari gas
buang kendaraan. Logam timbal dapat mengendap dan terakumulasi di berbagai
permukaan benda, bahkan di dalam tubuh makhluk hidup, tumbuhan, dan air.
Paparan timbal pada seseorang menimbulkan reaksi pada aliran darah,
meningkatkan risiko anemia dan mengganggu kerja saraf dan otak. Pajanan
Timbal (Pb) pada seseorang menimbulkan reaksi pada aliran darah, meningkatkan
risiko anemia dan mengganggu kerja saraf dan otak. efek kesehatan yang timbul
pada pada seseorang dengan kadar timbal dalam darah (10 µL/dL -µL/dL 19)
antara lain adalah kemungkinan aborsi spontan, berat bayi lahir rendah (BBLR),
perubahan tekanan darah dan gangguan ginjal (AOEC,2007)

 SO2
SO2 juga mampu bereaksi dengan senyawa kimia lain membentuk partikel
sulfat yang jika terhirup dapat terakumulasi di paru-paru dan menyebabkan
kesulitan bernapas, penyakit pernapasan, dan bahkan kematian (EPA, 2007).

 CO ( Karbon Monoksida)
Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak dberasa, dan
pada suhu udara normal membentuk gas tidak berwarna serta mempunyai potensi
bersifat racun yang berbahaya. Sumber CO selain dari alam juga banyak
dihasilkan oleh kendaraan bermotor berbahan bakar bensin. Menghirup karbon
monoksida dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, muntah, dan mual. Jika kadar
karbon monoksida cukup tinggi, kamu mungkin pingsan atau mati. Paparan
karbon monoksida tingkat sedang dan tinggi dalam jangka waktu yang lama juga
dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

 CO2 (Karbon Dioksida)


U.S Forest Service menyebut bahwa asap hasil pembakaran mengandung
karbon monoksida (CO). Ini merupakan gas beracun yang tidak bisa dilihat atau
dicium baunya. Setiap kali sesuatu dibakar (terutama yang mengandung karbon),
maka akan melepaskan sejumlah karbon monoksida, terang laman Centers for
Disease Control and Prevention. Menghirup karbon monoksida bisa menyebabkan
pusing, sakit kepala, mual dan muntah. Ngerinya, jika kadar karbon monoksida
sangat tinggi, bisa menyebabkan seseorang pingsan bahkan meninggal! Kelompok
orang yang paling berisiko adalah bayi, orang tua (manula), orang dengan
penyakit jantung kronis dan anemia. Terlalu tingginya kadar karbon dioksida
dalam tubuh bisa menyebabkan keracunan karbon dioksida. Karbon dioksida yang
teralu tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, yaitu asidosis. Kondisi
ini bisa menyebabkan oksigen dalam darah sulit untuk dilepaskan ke dalam sel
tubuh, sehingga tubuh kekurangan oksigen
 NO2
Nitrogen dioksida merupakan gas berwarna coklat kemerahan dan berbau
tajam, tidak seperti nitrogen monoksida (NO) yang tidak berwarna dan berbau.
Dampak kesehatan yang bisa terjadi bila menghirup nitrogen oksida dalam jangka
pendek: Iritasi pada sistem pernapasan, mata, dan kulit. Gangguan pernapasan,
terutama asma. Batuk dan tersedak Sedangkan paparan jangka panjang terhadap
nitrogen dioksida tingkat rendah, dapat menyebabkan asma dan infeksi
pernapasan.

 Benzene
Merupakan senyawa aromatik sebagai campuran dasar pada bahan bakar, dan
ikut dikeluarkan bersamaan dengan gas buang dari kendaraan. Benzena sangat
mudah masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dan permukaan kulit.
Kadar benzena yang terlalu banyak pada aliran darah dapat menyebabkan
gangguan pembentukan sel darah merah dengan cara merusak sumsum
tulang.Pajanan Benzene bisa mengakibatkan depresi pada sumsum tulang
sehingga menimbulkan penurunan kadar eritrosit (anemia), penurunan kadar
leukosit (leukopenia), dan/atau penurunan kadar trombosit (thrombocytopenia).
(Aksoy, 1991).

4. Analisis RTH

Luas RTH yang seharusnya di Lingkungan Rektorat Unand :

1. Kebutuhan Oksigen manusia (X)

Rumus :

X = P x 4420,8 liter/hari/orang x 1,2 kg/m3

X = 100 x 4420,8 x 1,2

X = 530.496

2. Kebutuhan oksigen pada kendaraan (Z)

Z = 0,014 x jumlah BBM bensin

= 0,014 x 80 unit
= 1,12

3. Kebutuhan RTH (L)

X+ Z
L= x m2
(54 )(0,9375)

5 30.496+1,12
L= x m2
(54)(0,9375)

5 30.497,12m 2
L=
50,625 m2

L=¿ 10.478,96

Kenyataannya : 3.500 m2

Kurang : 10.478,96 – 3.500 = 6.978,96 m2

Atau kurang : 6.978,96/10.478,96 = 66,6 %

Anda mungkin juga menyukai