Anda di halaman 1dari 6

KESEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN DAN PERKOTAAN

1. Pengertian Air Bersih


Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air
bersih adalah zat atau unsur penting yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup di
bumi dan digunakan untuk melayani kebutuhan manusia terhadap air bersih sehari-
hari. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan akan menjadi air minum setelah dimasak
terlebih dahulu.
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik
dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Air merupakan
senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini.
Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air
yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini
terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri.
Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang
diakibatkan oleh dehidrasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405/Menkes/Sk/XI/2002,
bahwa air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Mengingat
betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut
harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1) Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa, suhu antara 10o – 25o C (sejuk).
2) Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun,
tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, pH air
antara 6,5 – 9,2.
3) Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti
disentri, kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit.

2. Jenis Air Bersih


a) PDAM
PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) merupakan salah satu unit usaha milik
daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. Air yang
dikonsumsi masyarakat umumnya didistribusikan melalui sistem perpipaan. Biasanya
air yang didistribusikan berasal dari sumber mata air, danau, maupun air yang sudah
dikelola oleh pemerintahan ataupun pihak swasta (PDAM).
b) Sumur Gali
Sumur gali merupakan satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas
dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah
perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah.
Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relative dekat dari
permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi melalui
rembesan. Keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan
sumber kontaminasi, misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air
dengan timba. Selain pengambilan dengan timba, cara pengambilan air pada sumur
dilakukan dengan penambahan pompa mesin pada sumur. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah masyarakat dalam mempergunakan air pada sumur.
c) Sumur Bor
Sumur bor adalah jenis sumur dengan cara pengeboran lapisan tanah yang
melebihi dalam ataupun lapisan tanah yang jauh dari permukaan tanah permukaan
dapat dicapai sehingga sedikit dipengaruhi kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari
pengotor mikrobiologi dan secara langsung dapat dipergunakan sebagai air minum.
Air tanah ini dapat diambil dengan pompa tangan maupun pompa mesin
d) Sumur Pompa Tangan
Sumur pompa tangan adalah sarana air bersih yang mengambil atau
memanfaatkan air tanah dengan membuat lubang di tanah dengan menggunakan alat
bor.
e) Penampungan Air Hujan
Penampungan air hujan (PAH) adalah tangki untuk menampung Dn menyimpan
air hujan yang akan dipergunakan sebagai sumber air bersih selama musim kemarau.
Pemanfaatan air bersih dari solusi teknis PAH dapat langsung 19 dari bak penampung
atau disalurkan menggunakan hydrant umum. PAH merupakan sarana air bersih yang
memanfaatkan air hujan untuk pengadaan air rumah tangga. Air hujan yang jatuh
diatas atap rumah atau bangunan penangkap yang lain, melalui saluran/talang rumah
dialirkan dan di tampung di dalam PAH.

3. Air bersih pada pemukiman

Air bersih di permukiman merupakan suatu prasarana yang sangat penting


untuk menunjang keberlangsungan suatu permukiman tersebut untuk berkembang.
Pesatnya pembangunan serta tingginya laju pertumbuhan penduduk menyebabkan
meningkatnya kebutuhan permukiman dengan prasarana yang mendukungnya.
Sejalan dengan meningkatnya permukiman, maka kebutuhan untuk air bersih pun
meningkat, baik dalam kualitas maupun kuantitas. Air bukan lagi sebagai barang
yang tersedia secara melimpah dan bebas digunakan, melainkan telah menjadi
komoditi ekonomi yang makin langka, sehingga diperlukan pengelolaan yang tepat.
Penyediaan air bersih yang ada dalam suatu permukiman harus dapat diakses
oleh semua penghuninya. Penghuni permukiman dapat dikatakan dapat akses atau
tidaknya, dapat diukur dengan jumlah air bersih yang diperoleh, jarak untuk
mendapatkannya dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan air bersih serta
biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat air bersih. Karena dengan akses air
bersih di permukiman yang sulit akan mengganggu kehidupan penghuninya.
Pemenuhan kebutuhan air bersih di lingkungan hunian merupakan prioritas
utama. Penyediaan air bersih di kota dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) dengan memanfaatkan air baku. Air baku bersumber dari air tanah, air
permukaan, air hujan, dan mata air. Pemanfaatan air tanah sebagai suplai air bersih
terutama di daerah yang tidak terjangkau oleh pelayanan jaringan induk PDAM Kota.
Akan tetapi, tidak semua daerah memiliki potensi air tanah yang layak.
Pada perumahan yang berada di luar jalur distribusi air minum kota, suplai air
bersih dan sistem distribusi yang efisien dan efektif menjadi tantangan tersendiri.
Penyediaan air minum di lingkungan perumahan ini umumnya memanfaatkan air tanah
dalam maupun sumber mata air yang berada di wilayah. Pada unit hunian di perumahan
yang dibangun oleh pengembang, penyediaan air bersih direncanakan oleh
pengembang. Terdapat dua sistem penyediaan air bersih yang direncanakan oleh
pengembang, diantaranya: Pertama, suplai air bersih sistem mandiri, di masing-masing
unit hunian dilengkapi dengan sumur bor dan disediakan unit pompa; Kedua, suplai air
bersih sistem kolektif, yaitu penyediaan air bersih secara terpusat dan diperuntukkan
beberapa unit hunian dengan menggunakan sistem distribusi jaringan perpipaan air
bersih ke seluruh unit jaringan air bersih pada setiap unit hunian yang terhubung. Saat
ini, sistem kedua banyak diterapkan oleh pengembang perumahan yaitu penyediaan air
bersih pada perumahan sistem klaster yang dibangun dengan menggunakan sistem
terpusat atau kolektif. Penyediaan air minum sistem kolektif disebut juga sebagai
sistem perpipaan. Jaringan perpipaan adalah perpipaan transmisi yang berfungsi
sebagai penyalur air bersih dari unit produksi menuju titik awal jaringan distribusi
(Karya, 2007). Berdasarkan sistem pengalirannya, suplai air melalui jaringan distribusi
pemipaan terdiri dari dua alternatif, antara lain: (1) Continuous System, yaitu sistem
berkelanjutan yang mensuplai air kepada konsumen selama 24 jam; (2) Intermittent
system, yaitu suplai dan distribusi air bersih dilakukan hanya selama beberapa jam
dalam satu hari (Rivai et al., 2004).

3. Sumber Air Bersih di Perumahan

Sumber air bersih adalah salah satu komponen dalam penyediaan air bersih,
sumber air merupakan tempat air baik alami maupun buatan yang terdapat pada atas
maupun di bawah.
Penyediaan air bersih dapat dilakukan dengan sambungan rumah tangga, pipa
umum, sumur gali, dan air hujan (Howard dan Bartram, 2003). Sedangkan menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 2005 tentang Penyediaan
Air Minum bahwa Penyediaan air bersih yang dilakukan PDAM dilakukan dengan
dua cara yaitu :
1) Penyediaan Air Bersih dengan Perpipaan
Sistem perpipaan dimana air sampai pada tujuan dengan memakai pipa,
meliputi sambungan rumah tangga atau perkantoran, hidran umum dan
hidran kebakaran. Dalam buku penjelasan Program Perbaikan Lingkungan
Perumahan Kota (PLPK/KIP) diterangkan bahwa standar untuk pelayanan
hidran umum yaitu: Setiap kampung terdiri dari 3-10 unit hidran untuk
melayani masyarakat antara 30-50 ltr/org/hr. Jarak antar kran 100 s.d 150 m
disesuaikan kondisi, satu kran umum/ ha dapat melayani 300-400 orang.
2) Penyediaan Air Bersih Non-perpipaan
Sistem non perpipaan, dimana air didapatkan melalui sumur dangkal, sumur
pompa tangan, bak penampungan air hujan, mobil tangki air dan bangunan
perlindungan mata air. Memanfaatkan sumur air tanah dan menggunakan air
sungai masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Berikut beberapa sumber air bersih pada suatu bangunan:


1) Sumber Air PDAM
Sumber air PDAM sudah melewati tahapan klinis sehingga memenuhi standart
kebutuhan air bersih. Sumber air PDAM juga memiliki sifat kontinuitas atau
teresus menerus dapat menyuplai kebutuhan air bersih selama 24 jam. Sumber
air ini dapat langsung ditampung pada tangki air bawah (Ground Water Tank)
yang kemudian akan dipompakan ke tangki air atas (roof tank).
2) Sumber Air Deep Wheel
Sumber air dari deep wheel tidak bersifat kontinu seperti pada PDAM. Deep
wheel didapat dari pengeboran yang harus dilakukan pemeriksaan terlebih
dahulu apakah telah memenuhi syarat air bersih. Apabila belum memenuhi
persyaratan maka air tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum ditampung
oleh tangki air bawah (Ground Water Tank). Namun apabila air dari deep
wheel telah memenuhi persyaratan maka dapat langsung ditampung pada
tangki air bawah.
3) Sumber Air angkasa / air atmosfer
Air atmosfer adalah air yang dalam keadaan murni sangat bersih tetapi karena
adanya pengotoran udara yang disebabkan kotoran-kotoran dan debu, maka
untuk menjadikan ait hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu
menampung hujan jangan dimulai pada saat hujan turun, karena masih
mengandung banyak kotoran. Disamping itu air hujan mempunyai sifat agresif
terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal
ini akan mempercepat terjadinya korosi.
4) Sumber Air permukaan
Air permukaan merupakan air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada
umumnya air ini akan mengalami pengotoran selama pengalirannya. Beban
pengotoran ini untuk tiap air permukaan berbeda tergantung daerah pengaliran
air permukaan. Macam- macam air permukaan antara lain.
a) Air sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 km³ air diperoleh dari sungai-sungai didunia.
Ketersediaan ini (Sama dengan lebih dari 7.000 m³ setiap orang).
b) Air rawa.
Pada umumnya air rawa bewarna karena adanya zat-zat organik yang telah
membusuk. Dengan banyaknya zat organik menyebabkan kadar O2 yang
terlarut dalam air sedikit, sehingga kadar Fe dan Mn yang terlarut dalam
air menjadi tinggi. Pada permukaan air ini akan tumbuh algar (lumut)
karena adanya sinar matahari dan oksigen (O2). Untuk mengambil air ini,
sebliknya pada bagian tengah agar endapan-endapan besi (Fe) dan
Mangan (Mn) serta lumut tak terbawa.
c) Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di
bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air
Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang
sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan
bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk
kepentingan industri.
d) Air tanah dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Lumpur akan tahan, demikian juga dengan sebagian
bakteri seingga air tanah ini akan jernih tetapi akan lebih banyak
mengandung zat-zat kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah.
Lapisan tanah disini berfungsi sebagai saringan.
e) Air tanah dalam
Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Untuk
mengambil air ini diperlukan bor karena adanya kedalamannya yang cukup
dalam (100-300 m). Jika tekanan air tanah ini besar, maka air akan
menyembur kepermukaan sumur. Sumur ini disebut sumur atesis. Jika air
tidak dapat keluar dengan sendirinya maka diperlukan pompa.
f) Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin karena mengandung garam NaCl. Kadar
garam dalam air laut kurang lebih 3%. Dengan keadaan ini maka air laut
mempunyai syarat untuk air minum apabila diolah terlebih dahulu. Air laut
jarang digunakan sebagai air baku untuk air minum karena pengolahan
untuk menghilangkan kadar garamnya membutuhkan biaya yang cukup
besar.
Daftar Pustaka

Absari, Yuliyus Dewi. 2020. Gambaran Kondisi Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Permata Sukarame Kota Bandar Lampung Tahun 2020.
Diploma thesis, Poltekkes Tanjungkarang.

Andrew, A., Mananoma, T., & Sumarauw, J. S. 2018. Perencanaan Sistem Penyediaan Air
Bersih di Desa Rambunan Amian Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Jurnal Sipil
Statik. 6(12): 1055-1064.

Hakim, Didin Lukmanul. 2010. “Aksesibilitas Air Bersih Bagi Masyarakat di


Permukiman Linduk Kecamatan Pontang Kabupaten Serang”. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.

http://eprints.polsri.ac.id/1563/3/BAB%20II.pdf. Diakses pada 19 September 2021, pukul


13:00
http://repository.unimus.ac.id/373/3/BAB%20II.pdf. Diakses pada 19 September 2021, pukul
13:00
Karya, C. (2007). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Prasarana Air Minum Sederhana.
http://ciptakarya.pu.go.id/dok/hukum/pedoman/juknis_pelaksanaan_prasarana_air_min
um_seder hana.pdf

Menteri Kesehatan RI. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.

Rivai, Y., Masduki, A., & Marsono, B. D. (2004). Evaluasi sistem distribusi dan rencana
peningkatan pelayanan air bersih pdam kota gorontalo. SmartEk, 126–134.

Sari, Ririn Lutfita. 2018. Perencanaan Sistem Plambing Dan Sistem Pemadam Kebakaran
Pada Rumah Susun Snvt Jawa Timur Paket Kota Pasuruan. Undergraduate (S1) thesis.
Universitas Muhammadiyah Malang.

Anda mungkin juga menyukai