KRITERIA PERENCANAAN
Pn=Po(1+r )n
n . ∑ XY −∑ X . ∑ Y
r=
[(n . ∑ Y −(∑ Y ) )] . [(n . ∑ X −(∑ X ) )]
2 2 0,5 2 2 0,5
c. Pembuatan Zona
Pembuatan zona pelayanan dilakukan agar dapat mengetahui
daerah mana yang dapat dilayani oleh sebuah jalur pipa dan antisipasi
apabila data sekunder berupa peta tidak ada dimana harus melakukan
pemetaan sendiri dari hasil pengukuran di lapangan.
d. Perhitungan Kebutuhan Air
Dalam kehidupan sehari – hari penggunaan air sangat beragam
tergantung dari jenis pemakaiannya. Kebutuhan air total untuk suatu
daerah perencanaan merupakan penjumlahan dari kebutuhan air
domestik, non domestik ditambah sejumlah air untuk kehilangan air
(kebocoran), pemadam kebakaran, serta perkalian dengan faktor hari
maksimum atau faktor jam puncak.
1) Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik merupakan penggunaan air untuk
kebutuhan sehari-hari atau rumah tangga. Perkiraan kebutuhan air
domestik dapat dianalisa dari kriteria kebutuhan air atau pemakaian
air yang tercatat pada rekening air setiap bulannya dengan
mengambil sampel secara proporsional di suatu daerah pelayanan.
Kebutuhan air domestik terdiri dari kebutuhan sambungan rumah
(SR) dan hidran umum (HU).
2) Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air untuk
memenuhi sarana-sarana kota, seperti sarana sosial, sarana ibadah,
industri, niaga dan sarana umum lainnya (Dharmasetiawan 2004:III
18-19).
Dalam melakukan perhitungan kebutuhan air, digunakan
kriteria kebutuhan air domestik dan non domestik seperti tercantum
dalam Tabel 5 dan Tabel 6. Penentuan kriteria kebutuhan air
didasarkan atas jumlah penduduk daerah yang akan didistribusi.
(Perhitungan detail kebutuhan air pada lampiran 1)
Tabel 1. Kriteria Kebutuhan Air Domestik
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk ( Jiwa )
500.000 – 100.000 – 20.000 – <
No URAIAN > 1.000.000
1.000.000 500.000 100.000 20.000
METRO
BESAR SEDANG KECIL DESA
Konsumsi Unit Sambungan Rumah
1. 190 170 150 130 100
( L/orang/hari)
Konsumsi unit Hidran Umum
2. 30 30 30 30 30
(L/org/hari)
3. Konsumsi unit Non Domestik (%) 20 -30 20 – 30 20 – 30 20 – 30 10 – 20
4. Kehilangan Air (%) 20 – 30 20 – 30 20 – 30 20 – 30 20
5. Faktor Hari Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
0
2
2,63 0,54
Q ¿ 0,2785. C HW . D .S
Reservoir
Pipa Sekunder
Pipa Induk
Pipa Tersier
Persamaan persegi :
L1V 1²
ZA−hT =hf 1=f 1
D 12 g
L 2V 2 ²
ZB−hT =hf 2=f 2
D2 2 g
L3V 3²
hT −hf 3=f 3
D32g
Persamaan kontinuitas :
Q1 + Q2 = Q3
Dari persamaan di atas, jika ZA, ZB, dan sifat-sifat pipa diketahui maka
hT, Q1, Q2 dan Q3 dapat di hitung.(Triadmodjo 2003:84-85)
Reservoir
Pipa Induk
Pipa Sekunder
Pipa Tersier
Reservoir
Pipa Induk
Pipa Sekunder
Pipa Sekunder
Pipa Tersier
Pipa Induk
Pipa Tersier
Keterangan :
Saluran utama (Primer)
( )
1,85
Q
hf = 2,63 ×L
0,2785 ×Chw × D
Dimana : hf = major losses sepanjang pipa lurus (m)
Q = debit aliran (m3/detik)
Chw = koefisien hazen williams
D = diameter pipa (m)
L = panjang pipa (m) (Dharmasetiawan 2004:II-8)
- Darcy-Weisbach
L V2
hf =f . .
D 2g
Q=v×A