Anda di halaman 1dari 83

Sistem Penyediaan Air Minum

BAB 3
DASAR - DASAR PERENCANAAN

Menurut PP no 18 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan


Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, air baku untuk air
minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum. Air minum adalah air minum
rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
Perencanaan pengembangan SPAM terdiri dari :
1.) Rencana Induk Pengembangan SPAM, pada pasal 5
Rencana induk pengembangan SPAM adalah suatu rencana
jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau
tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan
dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi
kebutuhan air minum 6 pada satu periode yang dibagi
dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama
sistem beserta dimensi-dimensinya.
2.) Studi Kelayakan Pengembangan SPAM, pada pasal 15 Studi
kelayakan pengembangan SPAM adalah suatu studi untuk
mengetahui tingkat kelayakan usulan pembangunan sistem
penyediaan air minum di suatu wilayah pelayanan ditinjau
dari aspek teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya,
ekonomi, kelembagaan, dan finansial.
3.) Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM, pada pasal 21
Perencanaan teknis terinci pengembangan SPAM yang
selanjutnya disebut perencanaan teknis adalah suatu
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

rencana rinci pembangunan SPAM di suatu kota atau


kawasan meliputi unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, dan unit pelayanan.
4.) Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana Sanitasi, pada
pasal 27 Penyelenggaraan pengembangan SPAM
dilaksanakan secara terpadu dengan pengembangan
prasarana dan sarana sanitasi baik air limbah maupun
persampahan sejak dari penyiapan rencana induk
pengembangan SPAM sampai dengan operasi dan
pemeliharaan sebagai salah satu upaya perlindungan dan
pelestarian air.

Komponen Sistem Penyediaan Air Minum Jaringan Pipa (PP


Nomor 16 tahun 2005) meliputi:
Air Baku
- Sumber Air Baku
- Bangunan Sadap
Unit Produksi
- Bangunan pengolahan dan perlengkapannya;
- Jaringan Transmisi;
- Alat pengukur;
- Alat pemantauan;
- Bangunan penampungan air minum.
Unit Distribusi
- Sistem perpompaan;
- Jaringan distribusi;
- Bangunan penampungan;
- Alat ukur;
- Peralatan pemantauan.
Unit Pelayanan
- Sambungan Rumah (SR);
- Hidran Umum (HU);
- Hidran Kebakaran (HK).

3.1 Sistem Sumber


Sistem sumber atau sumber air baku memegang peranan
yang sangat penting dalam industri air minum atau dalam sistem
penyediaan air minum. Air baku atau raw water merupakan awal
dari suatu proses dalam penyediaan dan pengolahan air bersih.
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

Dalam system penyediaan air bersih, sumber air merupakan satu


komponen yang mutlak harus ada, karena tanpa sumber air
system penyedian air tidak akan berfungsi. Dengan mengetahui
karakteristik masing-masing sumber air serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya, diharapkan dapat membantu di dalam
pemilihan air baku untuk suatu system penyediaan air bersih,
serta mempermudah tahapan selanjutnya di dalam pemilihan
tipe dari pengolahan untuk menghasilkan air yang memenuhi
standar kualitas secara fisik, kimiawi dan bakteriologis.
Sesuai pengertian PP 18 tahun 2007 air baku adalah air
yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum.
3.1.1 Air permukaan
Air permukaan berasal dari air hujan yang meliputi
campuran dari air limpahan permukaan air dalam tanah yang
keluar segera ke permukaan tanah dan air keluar dari dalam
tanah dengan waktu lama. Air permukaan tersebut mengisi lekuk
tanah yang selanjutnya mengalir ke daerah yang lebih rendah
permukaannya dan akhirnya bermuara ke laut. Pada umumnya
air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama
pengalirannya, misalnya lumpur, batang-batang kayu, daun-
daun, kotoran industri kota, limbah domestik rumah tangga, dan
sebagainya. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran
fisik, kimia dan bakteriologi. Air permukaan merupakan sumber
air yang relatif cukup besar, akan tetapi karena kualitasnya
kurang baik maka perlu pengolahan.
Air permukaan adalah sumber air yang terdapat pada
permukaan bumi, contohnya sumber air permukaan adalah air
sungai. Di daerah hulu, pemenuhan kebutuhan air secara
kuantitas dan kualitas dapat disuplai oleh air sungai, tetapi di
daerah hilir kebutuhan air tidak dapat disuplai lagi baik kuantitas

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

maupun kualitas, hal tersebut karena kerusakan lingkungan


seperti sedimentasi dan ulah manusia sendiri sehingga sumber
tercemar. Sumber air baku tersebut sebelum digunakan perlu
diolah agar memenuhi syarat baik dari segi fisika, kimia maupun
biologi.
Zat-at pencemar tersebut antara lain Total Suspended Solid
(TSS), yang berpengaruh terhadap kekeruhan, zat-zat organik
sebagai KMnO4, logam berat dari air limbah industri misalnya
industri baterai yang menghasilkan Pb (timbal). Kontinuitas dan
kuantitas dari air permukaan dapat dianggap tidak menimbulkan
masalah yang besar untuk penyediaan air bersih yang memakai
bahan baku air permukaan.
3.1.1.1 Air Sungai
Menurut PP 18 tahun 2007 umumnya memerlukan
pengolahan untuk menghasilkan air minum, sehingga sumber air
sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya
apabila lokasi bangunan penyadap (intake) terletak dekat
dengan daerah pelayanan. Air sungai adalah air hujan yang jatuh
ke permukaan bumi dan yang tidak meresap, ke dalam tanah
akan mengalir secara grafitasi searah dengan kemiringan
permukaan tanah dan mengalir melewati aliran sungai. Sebagai
salah satu sumber air minum, air sungai harus mengalami
pengolahan secara sempurna karena pada umumnya memiliki
derajat pengotoran yang tinggi. Sedangkan debit yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya
dapat mencukupi.

3.1.1.2 Danau atau rawa


Menurut PP 18 tahun 2007 pengisiannya (inflow) umumnya
berasal dari satu atau beberapa sungai. Alternatif sumber danau
dapat diperbandingkan dengan air permukaan sungai apabila
volume air danau jauh lebih besar dari aliran sungai-sungai yang
bermuara kedalamnya, sehingga waktu tinggal yang lama (long
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

detention time) dari aliran sungai ke danau menghasilkan suatu


proses penjernihan alami (self purification).
Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal
dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam
sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga disebut air
permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah
terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran,
maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
Kebanyakan air rawa berwarna yang disebabkan oleh
adanya zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam
humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning
coklat. Dengan adanya pembusukan, kadar zat organis tinggi
maka kadar Fe dan Mn akan tinggi dan kelarutan O2 kurang
sekali (anaerob). Oleh karena itu unsur Fe dan Mn akan larut, jadi
untuk pengambilan air sebaiknya pada kedalaman tertentu di
tengah-tengah agar endapan endapan Fe dan Mn tidak
terbawa.
3.1.2 Air Laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar
garam NaCl dalam air laut 3%, dengan keadaan ini maka air laut
jarang digunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum
karena tidak memenuhi syarat untuk air minum.
3.1.3 Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam
zone jenuh dimana tekanan hidrstatiknya sama atau lebih besar
dari tekanan atmosfer. Air tanah adalah air yang bergerak dalam
tanah terdapat dalam ruangan antara butir tanah yang terbentuk
lapisan tanah di dalam retakan batu dan rongga dalam tanah. Air
tanah merupakan salah satu sumber daya air yang
keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat
mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit
dilakukan. Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga
mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk


kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk
kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan
pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai 70%.
Air tanah adalah air permukaan yang meresap ke dalam
tanah sehingga mengalami penyaringan secara alami oleh tanah,
batu-batuan, maupun pasir. Ciri-ciri air tanah yaitu memiliki
suspended solids tinggi. Permasalahan pada air tanah yang
mungkin timbul adalah tingginya angka kandungan total disolved
solid (TDS), besi, mangan, dan keadahan tanah. Air tanah dapat
dimanfaatkan setelah proses penggalian atau pengeboran,
misalnya sumur gali dan sumur bor.
Air tanah dan air permukaan merupakan sumber air yang
mempunyai ketergantungan satu sama lain, Air tanah adalah
sumber persediaan air yang sangat penting, terutama di daerah-
daerah di mana musim kemarau atau kekeringan yang panjang
menyebabkan berhentinya aliran sungai.
Banyak sungai di permukaan tanah yang sebagian besar
alirannya berasal dari air tanah, sebaliknya juga aliran air sungai
merupakan sumber utama untuk imbuhan air tanah.
Pembentukan air tanah mengikuti siklus peredaran air di bumi
yang disebut daur hidrologi, yakni proses alamiah yang
berlangsung pada air di alam, yang mengalami perpindahan
tempat secara berurutan dan terus menerus.
Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang
terlarut pada saat air melalui lapisan-lapisan tanah. Secara
praktis air tanah adalah bebas dari polutan karena berada
dibawah permukaan tanah. Tetapi tidak tertutup kemungkinan
bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-zat yang mengganggu
kesehatan seperti kandungan Fe, Mn, kesadahan yang terbawa
oleh aliran permukaan tanah.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Dari segi kuantitas, apabila air tanah dipakai sebagai


sumber air baku air bersih adalah relatif cukup. Tetapi bila dilihat
dari segi kontinuitasnya maka pengambilan air tanah harus
dibatasi, karena dikhawatirkan dengan pengambilan secara terus
menerus akan mengakibatkan penurunan muka air tanah. Karena
air di alam merupakan rantai yang panjang menurut siklus
hidrologi, maka jika terjadi penurunan muka air tanah
kemungkinan kekosongannya akan diisi oleh air laut. Peristiwa ini
biasa disebut intrusi air laut.

Air tanah dibagi menjadi 2 yaitu :


3.1.3.1 Air Tanah Dangkal
Menurut PP no 18 tahun 2007 Yang dimaksud dengan air
tanah bebas atau air tanah dangkal adalah air tanah yang
terdapat di dalam suatu lapisan pembawa air (akuifer) yang di
bagian atasnya tidak tertutupi oleh lapisan kedap air
(impermeable). Tipe air tanah bebas atau dangkal ini seperti
pada sumur-sumur gali penduduk.
Mempunyai kualitas lebih rendah dibanding kualitas air
tanah dalam. Hal ini disebabkan air tanah dangkal lebih mudah
mendapat kontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai
penyaring lebih sedikit. Terjadi karena daya proses peresapan air
dari permukaan tanah. Air tanah lebih banyak mengandung zat
kimia berupa garam-garam terlarut meskipun kelihatan jernih
karna sudah melewati lapisan tanah yang masing-masing
mempunyai unsur-unsur kimia tertentu. Meskipun lapisan tanah
disini berfungsi sebagai sarinagn namun pengotoran juga masi
terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat denagn
muka tanah.

3.1.3.2 Air Tanah Dalam


Menurut PP no 18 tahun 2007 Air tanah dalam, dapat
diajukan sebagai alternatif sumber air dalam hal air permukaan
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

(sungai) telah terkontaminasi berat, mengingat kualitas air tanah


secara bakteriologis lebih aman daripada air permukaan.
Air tanah dalam yaitu, air tanah dalam terdapat setelah
lapis rapat yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak
semudah pada air tanah dangkal.Kualitas dari air tanah dalam
lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih
sempurna dan bebas dari bakteri.
3.1.4 Air Hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum,
tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu,
agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan
kalsium didalamnya. Cara menjadikan air hujan sebagai air
minum hendaknya jangan saat air hujan baru mulai turun, karena
masih mengandung banyak kotoran. Air hujan juga mempunyai
sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-
baik reservoir sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya
korosi atau karatan. Air hujan juga mempunyai sifat luna
sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
Air hujan jumlahnya sangat terbatas dipengaruhi antara
lain oleh musim, jumlah, intensitas, dan distribusi hujan. Hal
tersebut juga dipengaruhi oleh letak geografis suatu daerah.
Kulitas air hujan sangat dipengaruhi oleh kualitas udara di daerah
tersebut. Pencemaran yang mungkin timbul antara lain berupa
debu, dan beberapa gas yang mempengaruhi kualitas air. Secara
alami kualitas air hujan relatif baik, namun jarang mengandung
mineral dan sifatnya seperti air suling. Air hujan biasanya
dimanfaatkan apabila kita mengalami kesulitan memperoleh air
tanah atau air permukaan.

Air hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa sifat


kualitas dari air hujan adalah sebagai berikut :
Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-
zat mineral.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih.


Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat
di udara seperti NH3, CO2 agresif, ataupun SO2. Adanya
kosentrasi SO2 yang tinggi di udara yang bercampur dengan air
hujan akan menyebabkan terjadinya hujan asam (acid rain).
Dari segi kuantitas, air hujan bergantung pada besar
kecilnya curah hujan. Sehingga air hujan tidak mencukupi untuk
persediaan umum karena jumlahnya berfluktuasi. Begitu pula
bila dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat diambil
secara terus menerus, karena tergantung pada musim. Pada
musim kemarau kemungkinan air akan menurun karena tidak
ada penambahan air hujan.

3.1.5 Mata Air


Menurut PP 18 Tahun 2007, sering dijumpai mengandung
CO2 agresif yang tinggi yang walaupun tidak banyak
berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh pada
bahan pipa (bersifat korosif).
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang
muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini bila
belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum
langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum
tercemar lebih baik diteliti lokasi sekitarnya. Mata air adalah air
tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tana dengan
hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitasnya
sama dengan air dalam.
Mata Air, dari segi kualitas, mata air sangat baik jika
dipakai sebagai air baku, karena berasal dari dalam tanah yang
muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, sehingga belum
terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Biasanya lokasi mata air
merupakan daerah terbuka, sehingga mudah terkontaminasi oleh
lingkungan sekitar. Contohnya banyak ditemui bakteri E-coli pada
air mata air.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Dilihat dari segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata


air sangat terbatas sehingga hanya mampu memenuhi
kebutuhan sejumlah penduduk tertentu. Begitu pula bila mata air
tersebut terus menerus kita ambil semakin lama akan habis dan
terpaksa penduduk mencari sumber mata air yang baru.

Sedangkan dari jenisnya, ada beberapa macam mata air di


antaranya adalah :
1. Mata air panas yang biasanya memiliki kadar garam tinggi serta
sering kali dijumpai di daerah vulkanis.
2. Mata air besar dengan tingkat kesadahan yang tinggi yang
umumnya dijumpai di daerah yang berkapur.
3. Mata air kecil dengan tingkat kesadahan rendah yang keluar dari
celah batudan kerikil atau batu kristal yang karena ukurannya
kecil maka mata air jenis ini lebih dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya.
4. Mata air Depresi ( Depression Spring )
Mata air yang disebabkan karena permukaan tanah memotong
muka air tanah (water table).
5. Mata air Kontak (Contact Spring )
Mata air akibat kontak antara lapisanakifer dengan lapisan
impermeabel pada bagian bawahnya.
6. Mata air Rekahan ( Fracture Spring )
Mata air yang dihasilkan oleh akifer tertekan yang terpotong oleh
struktur impermeabel.
7. Mata air Pelarutan (Solution Tubular Spring )
Mata air yang terjadi akibat pelarutan batuan oleh air tanah.

3.2 Intake
Bangunan penyadap atau intake adalah suatu unit yang
berfungsi untuk menyadap atau mengambil air baku dari badan
air sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengolahan.
Bangunan intake adalah suatu bangunan pada bendung yang
berfungsi sebagai penyadap aliran sungai, mengatur pemasukan
air dan sedimen serta menghindarkan sedimen dasar sungai dan

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

sampah masuk ke intake. Selain itu, intake juga merupakan


suatu konstruksi yang berguna untuk mengambil air dari sumber
air di permukaan tanah seperti reservoir, sungai, danau atau
kanal.
Bangunan intake terdiri dari lantai/ambang dasar, pintu,
dinding banjir, pilar penempatan pintu, saringan sampah,
jembatan pelayan, rumah pintu, dan perlengkapan lainnya.
Variasi kualitas air permukaan sangat berarti dalam menentukan
titik pengambilan air. Dimana terdapat adanya variasi yang
konstan (tidak berfluktuasi), di tempat seperti inilah merupakan
titik pengambilan yang diharapkan.
Analisa kualitas air permukaan pada setiap bagian
penampang di titik yang dinilai cocok untuk pengambilan air
sangat penting bagi penetapan lokasi intake, terutama intake
langsung. Dan analisa kualitas pada bagian air permukaan
horisontal sangat pokok untuk menetapkan titik pengambilan
semua jenis intake. Intake merupakan bangunan/alat untuk
mengambil air dari sumbernya. Intake yang dibangun harus
memenuhi beberapa persyaratan antara lain kehandalan dalam
menyediakan air secara kontiniu, keamanan dalam
beroperasidan pembiayaan yang minimum. Kapasitas intake
harus mampu melayanikebutuhan maksimum harian.

Dalam merencanakan intake, ada beberapa hal yang perlu


diperhatikan,yaitu :

1. Intake sebaiknya terletak ditempat dimana tidak ada aliran


deras yang bisa membahayakan intake.
2. Tanah disekitar intake seharusnya cukup stabil dan tidak mudah
terkenaerosi.
3. Inlet, sebaiknya berada di bawah permukaan badan air untuk
mencegahmasuknya benda-benda terapung. Disamping itu inlet
sebaiknya terletak cukup di atas air.
4. Intake seharusnya terletak jauh sebelum sumber kontaminasi.
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

5. Intake sebaiknya terletak di hulu sungai suatu kota.


6. Intake sebaiknya dilengkapi dengan saringan kasar yang selalu
dibersihkan. Ujung pipa pengambilan air yang berhubungan
dengan pompa sebaiknya juga diberi saringan (strainer).
7. Untuk muka air yang berfluktuasi, inlet yang ke sumur
pengumpul sebaiknya dibuat pada beberapa level.
8. Jika permukaan badan air selalu konstan dan tebing sungai
terendam air,maka intake dibuat di dekat sungai.

Menurut PP 18 tahun 2007


Dalam merencanakan intake, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan,yaitu :
1. Penempatan bangunan penyadap (intake) harus aman terhadap
polusi yang disebabkan pengaruh luar (pencemaran oleh
manusia dan mahluk hidup lain).
2. Penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang
memudahkan dalam pelaksanaan dan aman terhadap daya
dukung alam (terhadap longsor dan lain-lain).
3. Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir
air sungai, terhadap gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa
dan gaya angkat air (up-lift);
4. Penempatan bangunan pengambilan disusahakan dapat
menggunakan sistem gravitasi dalam pengoperasiannya.
5. Dimensi bangunan pengabilan harus mempertimbangkan
kebutuhan maksimum harian.
6. Dimensi inlet dan outlet dan letaknya harus memperhitungkan
fluktuasi ketinggian muka air.
7. Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan
karakteristik sumber air baku.
8. Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur
pakai (lifetime) minimal 25 tahun.
9. Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan
menggunakan material lokal atau disesuaikan dengan kondisi
daerah sekitar.

3.2.1 Jenis-jenis Intake


Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

Jenis-jenis intake menurut sumber air Jenis-jenis intake menurut


sumber air yaitu:
1.Brouncaptering untuk mata air
2. Sumur dangkal
3. Sumur dalam
4. Sumur artesis
5. Desinfiltration gallery atau pipa bawah tanah

Jenis-jenis intake untuk air permukaan Jenis-jenis intake untuk air


permukaan yaitu :
1. Intake tower
Dibangun sedekat mungkin ke pinggiran sungai, tetapi dengan
kedalaman minimum 3 meter. Puncak intake (ruangan pompa)
berada 1,5 meter di atas muka air tertinggi.

2. Shore tower
Shore intake memiliki variasi bentuk yang tergantung kepada
situasi lapangan, tetapi yang pasti terletak di pinggiran sungai.
Jenis-jenis shore intake yang umum digunakan antara lain
adalah.
a. Siphone well intake
Ciri khas dari intake ini adalah memiliki saluran air masuk ke
bangunan intake berupa pipa, sehingga tekanan air yang
berfluktuasi tidak memberi pengaruh pada interior intake.
b. Floating intake
Struktur intake yang ringkas diletakkan di atas sebuah
pelampung yang terapung dan bergerak naik turun mengikuti
fluktuasi muka air.
c. Suspended intake
Memiliki karakteristik dimana pipa hisap dibenamkan ke dalam
sumber air tanpa menggunakan bangunan pelindung dan
langsung tercampur dengan aliran sumber air.
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

Beberapa jenis intake dalam kaitannya dengan tinjauan kuantitas


air permukaan adalah sebagai berikut :
1. Impounding resevoir intake
Intake ini diterapkan apabila aliran air permukaan pada
musimkemarau kurang mencukupi kebutuhan air. Dengan
mempertimbangkan adanya kehilangan air dengan berbagai
cara, maka kapasitas impounding reservor harus mencukupi
kebutuhan air hari maksimum pada kemarau, disamping adanya
kehilangan air tersebut. Dalam aplikasinya, impounding reservoir
perlu diperhatikan mengenailokasi, area penangkapan air dan
penyiapan lahan untuk memberikan proteksi bahaya
pencemaran dan problem lainnya.

2. Kanal intake
Air permukaan dapat diambil dari kanal sebagai intake,
dimana pengambilan airnya ditampung dalam sebuah
penampung (chamber). Dari penampung ini air dialirkan menuju
instalasi pengolahan dengan pipa yang dilengkapi dengan bell
mouth atau penyaring mulut lonceng.

3. Intake langsung
Intake ini diterapkan di sungai dengan kedalaman air cukup
dalam. Intake ini lebih murah dibandingkan intake lainnya,
karena air langsung diambil melalui pipa. Disamping air cukup
dalam, juga tebing harus tahan terhadap erosi, sebagai faktor
yang harus diperhatikan untuk intake langsung. Akhirnya, untuk
semua sumber air permukaan, penempatan titik/pipai ntake
harus selalu di bawah muka air minimum, paling tidak 1 m.
Bagian-bagian dari intake langsung yakni :
a. Bell mouth strainer
b. Pipa gravitasi air baku
c. Gate valve
d. Suction well
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

e. Foot valve
f. Pipa suction

Jenis-jenis intake menurut letaknya


1. Intake biasa, yaitu intake dengan pintu berlubang satu atau lebih
dan dilengkapi dengan pintu dinding banjir, lebar satu pintu tidak
lebih dari 2,5 m dan diletakkan dibagian udik.
2. Intake gorong gorong, yaitu intake tanpa pintu dibagian udik,
pintu pintu diletakkan dibagian hilir gorong gorong, lubang
intake lebih dari dengan lebar masing masing lubang tidak
kurang dari 2,5 m.
3. Intake frontal diletakkan ditembok pangkal, jauh dari bangunan
pembilas/bendung.

Macam-macam Bangunan Intake Bangunan intake terdiri dari 4


(empat) macam yaitu :
1. Reservoir intake (intake tower)
Intake Tower terletak pada bagian pelimpahan atau dekat sisi
bendungan. Pondasi menara (tower) terpisah dari bendungan
dan dibangun pada bagian hulu. Menara terdiri atas beberapa
inlet yang terletak pada ketinggian yang bervariasi untuk
mengantisipasi fluktuasi tinggi muka air dapat mengalir secara
gravitasi ke fasilitas penjernihan air, maka intake tower tidak
diperlukan.

Gambar 3.1 Intake Tower

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Sumber : ( google.co.id)
2. River intake
River Intake terdiri atas sumur beton berdiameter 3 6 m
yang dilengkapi 2 atau lebih pipa besar yang disebut
penstock. Pipa-pipa tersebut dilengkapi dengan katup
sehingga memungkinkan air memasuki intake secara
berkala. Air yang terkumpul dalam sumur kemudian
dipompa dan dikirim ke dalam instalasi pengolahan. River
Intake terletak pada bagian hulu kota untuk menghidari
pencemaran oleh air buangan.

Gambar 3.2 River intake


Sumber: google.co.id
3. Lake intake
Lake Intake terdiri atas satu atau lebih pipa bell-mouthed yang
dipasang didasar danau. Bell-mouthed ditutup dengan saringan
(screen). Sebagai penyangga pipa dibuat jembatan yang
menghubungkan pipa dari danaumenuju tempat pengolahan air.

Gambar 3.3 Lake intake

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Sumber (www.thinkorthwim.com)

4. Canal intake
Canal Intake terdiri atas sumur beton yang dilengkapi dengan
pipa bell mouthed yang terpasang menghadap ke atas. Terdapat
saringan halus pada bagian atas untuk mencegah masuknya
ikan-ikan kecil dan benda-bendaterapung. Ruangan juga dilapisi
dengan saringan dari kerikil.

Gambar 3.4 Canal intake


sumber: www.iecca.net
3.2.2 Bagian Pelengkap atau Bagian-bagian Intake
Bagian-bagian dari suatu intake pada umumnya tergantung pada
kebutuhan dan kondisi dimana intake tersebut didirikan,
umumnya elemen-lemen intake
terdiri atas :
1. Bangunan intake
Umumnya memiliki konstruksi beton bertulang ( reinforced
concrete) agar memiliki ketahanan yang baik terhadap
kemungkinan hanyut oleh arus sungai.
2. Inlet intake
Inlet intake dapat berupa saluran segi empat atau bundar yang
dilengkapi dengan bar screen untuk menyaring material kasar.
3. Saringan halus (strainer)
Berfungsi untuk menyaring material yang mengapung dan ikan-
ikan kecil yang dapat menghambat penghisapan air baku pada
ujung pipa.
4. Suction well (intake well)

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Adalah bangunan penampung air baku yang akan dihisap oleh


pompa atau dialiri secara gravitasi. Intake well harus cukup
lebar agar mudah dimasuki oleh operator saat melakukan
pembersihan. Waktu detensi yang dianjurkan adalah kurang dari
20 menit.
5. Pipa backwash
Berfungsi untuk melakukan pengurasan intake well saat endapan
pasir dan material lain sudah menumpuk, biasanya dilengkapi
dengan valve penguras.
6. Pipa hisap dan ruangan pompa
Berada diatas sumur intake dengan jarak minimal 1,5 m dari
muka air. Ruangan pompa harus cukup lebar dan nyaman untuk
dimasuki oleh operator saat melakukan pengontrolan dan
pembersihan.

3.3 Reservoir Transmisi


Sistem Transmisi adalah salah satu komponen sistem
penyediaan air bersih yang berfungsi untuk mengalirkan air dari
sumber air kereservoir air dan instalasi pengolahan air, serta dari
reservoir air kereservoir air lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatiakn dalam menentukan sistem
transmisi adalah sebagai berikut:
a Tipe Penggalian Pipa Transmisi
Tipe penggalian pipa transmisi yang meliputi sistem
perpompaan, sistem gravitasi, dan sisitem gabungan
perpompaan dan gavitasi. Sistem perpompaan diterapkan pada
kondisi ndimana elevasi dari bangunan intake lebih rendah dari
dari bangunan pengolahan. Sebaliknya sistem gravitasi
diterapkan pada kondisi dimana elevasi letak bangunan
penangkap air relatif tinggi atau sama dengan bangunan
pengolahan air. Sistem gabungan diterapkan pada kondisi

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

topografi bangunan intake ke banguna pengolahan yang naik


turun.

b Menentukan Tempat Bak Pelepasan Tekan


Bak pelepas tekan dibuat untuk menghindari tekanan yang
tinggi, sehingga tidak akan merusak sistem perpipaan yang ada.
Bak ini dibuat ditempat dimana tekanan tertinggi mungkin terjadi
atau pada boaster pump sepanjang jalur pipa transmisi.
c Menghitung Panjang dan Diamater Pipa
Panjang pipa dihitung berdasarkan jarak dari bangunan
penangkap air ke banguna npengolahan, sedangkan diameter
sesuai dengan debit hari maksimum.
d Menentukan Jalur Pipa
Jalur pipa sebaiknya mengikuti jalan raya dan dipilih jalur yang
tidak memerlukan banyak pelengkapan. Berikut adalah contoh-
contoh dari skema yang umum digunakan:

Gambar 3.5 Sistem Transmisi 1


Sumber: personal.ftsl.itb.ac.id/iqbal/files/2012/09/sistem transmisi.pdf

Pada Gambar 3.5 ini diperlihatkan lokaswi katup udara (air


valve) di puncak tanah dan katup pengurud (drain valve) di
bagian rendah sistem transmisi. Tampak juga HGL yang miring
menuju BPT (break preassure tank) dan dari BPT ini ada HGL dari
static head baru. Bergantung pada beda tinggi antara daerah
distribusi dan sumber airnya, jumlah BPT bisa lebih dari satu.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Gambar 3.6 Sistem Transmisi 2


Sumber: personal.ftsl.itb.ac.id/iqbal/files/2012/09/sistem transmisi.pdf

Tampak sistem transmisi gabungan anatar salauran terbuka


(open channel, free-flow conduit) dan saluran tertup bertekanan
atau pipa (pressure conduit). Bagaian saluran yang bertekanan
berupa sifon karemna melintasi sungai dengan posisi HGL seperti
pada Gambar 3.6

Gambar 3.7 Sistem Transmisi 3


Sumber: personal.ftsl.itb.ac.id/iqbal/files/2012/09/sistem transmisi.pdf

Inilah distribusi tekanan yang terjadi pada pipa transmisi secra


gravitsi. Reservoir (waduk) sebgai sumber air. Tekanan statis
dimulai di permukaan air yang tidak mengalir . Ini berkaitan
dengan kekuatan pipa menrima tekanan terbesar dari air yang
diasumsikan terjadi pada jarak 2,8 km dari sumber air seperti
pada Gamabar 3.7

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Gambar 3.8 Sistem Transmisis 4

Sumber: personal.ftsl.itb.ac.id/iqbal/files/2012/09/sistem transmisi.pdf

Apabila sistem transmisinya menggunakan pompa maka skema


sebaran tekanannya seperti Gambar 3.8 ini. Pemompaan
dilaksanakan dua tahapo sehingga masing-masing memiliki
karakteristik HGL yang khas.

3.3.1 Pemilihan Jalur Pipa Transmisi


Jalur pipa sebaiknya mengikuti jalan raya dan dipilih jalur
yang tidak memerlukan banyak perlengkapan untuk mengurangi
biaya konstruksi dan pemeliharaan. Pemilihan jalur transmisi
semestinya ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jalur
transmisi, yaitu :
1 Kondisi topografi sepanjang jalur yang akan dilalui saluran
transmisi, sedapatmungkin yang tidak banyak memerlukan
bangunan perlindungan.
2 Panjang jalur antara lokasi sumber air dan lokasi yang dituju
diusahakan sependek mungkin.
3 Kualitas tanah sepanjang jalur sehubungan dengan
perlindungan saluran, misalnya perlindungan terhadap
bahaya korosi.
4 Struktur tanah sehubungan dengan pemasangan saluran.
5 Pelaksanaan dan pemeliharaan dipilih yang semudah mungkin
baik dalam konstruksi pelaksanaan maupun pemeliharaannya.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Sedangkan untuk penempatan dan pemasanagan pipa perlu


diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Kedalaman galian
Kedalaman timbunan
Bentuk parit
Material timbunan
Material pendukung yang diperlukan baik untuk
pemasangan pipa di bawah tanah maupun pipa yang
terekspos di atas tanah
Kemiringan pipa yang dipasang.

2 Pemilihan Jenis Pipa dan Perlengkapan Sistem Transmisi


3.3.2.1 Ketentuan-ketentuan dalam sistem transmisi
Ketentuan-ketentuan pemilihan jenis pipa dalam sistem transmisi
adalah sebgai berikut:
Apabila pipa transmisi berada di bawah jalan raya,
digunakan pipa PVC dengan kedalaman minimum sekitar
100 s/d 120 cm.
Bila tidak memungkinkan, maka pipa transmisi dapat
dipasang di atas permukaan tanah. Untuk keperluan ini,
digunakan pipa besi/steel/GIP.
Panjang pipa transmisi tergantung dari jarak antara sumber
air dan reservoir air.
Tekanan pada pipa transmisi dibatasi sampai 100 meter.
Faktor hari maksimum (F max) : 1,10 1,25
Kecepatan : kecepatan minimumnya 0,3 m/s, kecepatan
maksimumnya 3,0 m/s untuk pipa PVC, dan 6,0 m/s untuk
pipa DCIP.
Kecepatan saluran terbuka : 0,6 m/s (minimum), dan 1,5 m/s
(maksimum)
Kemiringan dan tinggi bebas saluran terbuka : 0,5-1 dan
15 cm (minimum)
Kemiringan tebing terhadap dasar saluran : 450

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Pada saata memasang pipa transmis, ada beberapa kriteria yang


harus diperhatikan. Kriteria tersebut dilihat pada Tabel 3.1.
kriteria pipa transmisi dibawah ini:
Tabel 3.1 Kriteria Pipa Transmisi

N
Uraian Notasi Kriteria
o

Kebutuhan air hari


Q maksimum
1 Debit perencanaan
maks Q max = Fmax x Q rata-
rata
2 Faktor hari maksimum F maks 1,10-1,50
Pipa atau saluran
3 Jenis saluran -
terbuka*
4 Kecepatan aliran air dalam pipa
a) Kecepatan minimum V min 0,3-0,6 m/det
b) Kecepatan maksimum
- Pipa PVC V maks 3,0-4,5 m/det
- Pipa DCIP V maks 6,0 m/det
5 Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum H min 1 atm
b) Tekanan maksimum
H
Pipa PVC 6-8 atm
maks
Pipa DCIP 10 atm
Pipa PE 100 12,4 Mpa
Pipa PE 80 9,0 Mpa
6 Kecepatan saluran terbuka
a) Kecepatan minimum V min 0,6 m/det
b) Kecepatan maksimum V maks 1,5 m/det
7 Kemiringan saluran terbuka S (0,5-1) 0/00
8 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm (minimum)
Kemiringan tebing terhadap 45o (untuk bentuk
9 -
dasar saluran trapezium)
Sumber : PERMEN PU no. 18 Tahun 2007

3.3.3 Sistem Tekanan


3.3.3.1 Tekanan
1 Saluran tanpa tekanan
Jenis-jenis slauran yang umum digunakan:
Canal

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Flumes dan Aqueduct


Gravity Conduits
Grade Tunnels
Pressure Conduits
Pertimbangan penting dalam mendisain saluran transmisi tanpa
tekanan adalah:
Hidrolika
Melindungi kualitas air.
Kontrol erosi
Meminimalkan kehilangan air akibat evaporasi atau peresapan.
2 Saluran bertekanan
Mengalir pada saluran tertutup
Mengalir pada tekanan lebih tinggi dari HGL

3.3.3.2 Perhitungan HGL atau EGL


1 Hydraulic Grade Line (HGL)
Hydraulic Grade Line (HGL) adalah garis yang menunjukkan efek
dari gesekan yang terjadi di dalam pipa, perubahan kecepatan
dan perubahan energi dalam pipa tersebut. Sehingga HGL
merupakan garis yang jarak vertikalnya dari sentroid aliran di
suatu titik pada saluran tertutup proporsional terhadap tekanan
pada pipa pada titik tersebut. Jika tekanan di dalam pipa kurang
dari tekanan atmosfer maka garis HGL akan terletak di bawah
garis jalur pipa. Hal ini menunjukkan terjadinya tekanan negatif.

P
HGL= +Z
g

2 Energy Grade Line (EGL)


Energy Grade Line (EGL) adalah pernyataan grafis dari energi
tiap bagian. Garis energi akan turun dalam arah aliran kecuali
bila ada energi yang ditambahkan oleh alat-alat mekanik seperti
pompa, atau jika profil muka tanah naik.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

2
P V
EGL= + +Z
g 2 g

Kedua garis tersebut menunjukkan pengaruh kehilangan tekan


dan perubahan kecepatan terhadap tekanan dan energi dalam
pipa. Penempatan perlengkapan pipa pada pipa distribusi akan
mengakibatkan penurunan HGL dan EGL pada perletakannya.
Perhitungan HGL dan EGL pada jalur pipa dilakukan dengan
perhitungan berdasarkan kehilangan tekan yang terjadi.

Gambar 3.9 Profil Hidrolis Aliran Dalam Pipa


Sumber: environment.uii.ac.id

3.3.4 Kriteria Desain


Panjang pipa transmisi tergantung dari jarak antara sumber
air dan reservoir air. Bisa 50 m sampai dengan 50 km. Tekanan
pada pipa transmisi dibatasi sampai 100 m. Kalau beda tinggi
antara sumber air dan reservoir terlalu besar (diatas 100 m),
makaharus dibuat bak pelepas tekan. Dalam satu jalur pipa
transmisi bisa saja ada beberapa bak pelepas tekan kalau beda
tinggi terlalu besar.
Perencanaan pipa Transmis
Membawa daftar rencana survey.
Menentukan jalur pipa.
Perkirakan kebutuhan untuk air valve, scour valve, stop valve,
jembatan pipa transmisi dan lain-lain.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

3.4 Sistem Transmisi


Sistem Transmisi adalah salah satu komponen sistem
penyediaan air bersih yang berfungsi untuk mengalirkan air dari
sumber air ke reservoir air dan instalasi pengolahan air, serta
dari reservoir air ke reservoir air lainnya. Fungsi transmisi
(transmission) adalah mengalirkan air dari sumbernya (collection
system) ke awal sistem distribusi. Jarak antara sumber air dan
sistem distribusi boleh jadi berkilo-kilometer tetapi bisa juga
dekat, hanya satu dua kilometer. Kualitas air yang
ditransmisikannya bisa berupa air baku, bisa juga air bersih
(olahan, baik setengah diolah maupun sudah selesai diolah).
Jenis salurannya dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
saluran terbuka (open channel, free-flow conduit), saluran
tertutup (aquiduct, closed conduit), dan pipa. Sepanjang jalurnya
disediakan fasilitas bangunan pelengkap seperti jembatan pipa,
sifon, terowongan (tunnel), pintu air, beragam jenis valve, dll.
Secara fungsi, saluran terbuka selalu digunakan untuk
mengalirkan air baku sedangkan saluran tertutup bisa untuk air
baku bisa juga untuk air bersih tapi dengan pengamanan.
Adapun pipa dapat digunakan untuk menyalurkan air baku dan
air bersih.
Ditinjau dari cara pengalirannya transmisi air dapat
dilakukan secara gravitasi dengan saluran terbuka, saluran
tertutup, dan pipa dan bisa juga dengan pemompaan yang
menggunakan pipa atau saluran tertutup bertekanan. Yang patut
diperhatikan dalam sistem transmisi ialah kecepatan alirannya
agar jangan terlalu tinggi. Caranya dengan menghitung beda
ketinggian antara sumber air dan daerah distribusinya. Beda
tinggi ini disebut tekanan yang tersedia (potential atau available
head). Apabila menggunakan pompa, maka kecepatan air
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

haruslah yang ekonomis dengan mempertimbangkan harga pipa


per satuan diameter dan harga pompa per satuan daya. Di
antara dua cara tersebut, sistem gravitasi jauh lebih unggul,
murah, dan mudah dalam operasi-rawatnya.
Penempatan sistem transmisi, alur pipa atau trace menjadi
hal penting selanjutnya. Yang terbaik adalah dengan meletakkan
sistem sealur dengan topografi tanah setempat tetapi tetap
mempertimbangkan biaya investasi dan kemudahan
perawatannya tanpa mengorbankan tekanan air. Umumnya tepi
jalan dan sepanjang jalur jalan raya menjadi pilihan utama
karena mudah dikontrol dan cepat dapat diperbaiki kalau terjadi
kerusakan. Upayakan memilih lokasi yang sedikit memerlukan
perlengkapan sistem transmisi dan sedapat mungkin dicarikan
lokasi untuk pengurasan pipa di dekat sungai. Semua itu
hendaklah mengacu pada biaya investasi yang rendah dengan
cara membuat jalur pipa yang sependek-pendeknya.

3.4.1 Cara penyaluran sistem air bersih sebagai berikut :


A. Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi adalah sistem pengaliran air dari sumber ke
tempat reservoir dengan cara memanfaatkan energi potensial
gravitasi yang dimiliki air akibat perbedaan ketinggian lokasi
sumber dengan lokasi reservoir.

B. Sistem Pompa
Sistem pompa pada prinsipnya adalah menambah energi pada
aliran sehingga dapat mencapai tempat yang lebih tinggi. Hal ini
dengan pertimbangan bahwa antara lokasi distribusi dan lokasi
sumber tidak mempunyai perbedaan ketinggian yang cukup
untuk mengalirkan air.
C. Sistem Gabungan
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

Sistem gabungan yaitu sistem pengaliran air dari sumber


ketempatreservoir dengan cara menggabungkan dua sistem
transmisi yaitu sistem pompa dan sistem gravitasi secara
bersama bersama.

Kendala utama dalam penyediaan air bersih adalah memenuhi


tinggi tekanan yang cukup pada titik terjauh ,sehingga kadang
ketersediaan air secara kontinyu menjadi terganggu. Maka untuk
menjaga tekanan akhir pipa di seluruh daerah layanan, pada titik
awal distribusi diperlukan tekanan yang lebih tinggi agar dapat
mengimbangi kehilangan tekanan yang antara lain dipengaruhi
oleh:
1. Ketinggian bangunan tertinggi yang harus dicapai oleh air.
2. Jarak titik awal distribusi dari reservoir.
3. Tekanan untuk hidran kebakaran yang dibutuhkan.
Untuk menentukan jalur pipa transmisi yang akan dipilih, maka
harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Dari Segi Tinjauan Hidrolis
Cara pengaliran diusahakan secara gravitasi dengan
menggunakan tekanan yang tersedia semaksimal mungkin dan
diakhir transmisi harus terdapat sisa tekan (residual head) yang
dapat menaikkan air ke atas reservoir distribusi sehingga proses
dapar berjalan dengan sistem gravitasi secara keseluruhan.
b. Dari Segi Ekonomis
Jalur tersebut diusahakan panjang dan penggunaan
diameter yang seminimum mungkin. Sebaiknya pula dihindari
penggunaan perlengkapan yang terlalu banyak. Perlu pula
diperhatikan umur pipa, jika dana yang digunakan untuk
membangun sistem penyediaan air minum dana pinjaman, maka
akan jauh lebih mudah untuk memperhitungkan sampai berapa
besar yang harus diperoleh setiap tahunnya untuk memelihara
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

jaringan, operasi serta kalau mungkin untuk pengadaan jaringan


yang baru.
c. Dari Segi Teknis dan Operasional
Hindari penggalian dan penimbunan tanah yang terlalu
banyak, diusahakan juga bahwa penempatan pipa mudah
dikerjakan dan mudah untuk dilaksanakan pengawasan.

Pertimbangan-pertimbangan penting dalam merencanakan


sistem transmisi dalam sistem penyediaan air bersih dengan
sumber mata air antara lain:
1. Menentukan Bak Pelepas Tekan (BPT)
Sistem gravitasi diterapkan bila beda tinggi yang tersedia
antara sumber air dan lokasi bangunan pengolahan mencukupi.
Namun bila beda tinggi (tekanan) yang tersedia berlebihan maka
memerlukan bangunan yang disebut bak pelepas tekan (BPT).
Bak pelepas tekan dibuat untuk menghindari tekanan yang
tinggi, sehingga tidak akan merusak sistem perpipaan yang ada.
Idealnya bak ini dibuat bila maksimal mempunyai beda tinggi 60-
70 m, namun kadang sampai beda tinggi 100 m tergantung dari
kualitas pipa transmisinya. Bak ini dibuat di tempat di mana
tekanan tertinggi mungkin terjadi atau pada stasiun penguat
(boaster pump) sepanjang jalur pipa transmisi.
2. Menghitung panjang dan diameter pipa
Panjang pipa dihitung berdasarkan jarak dari bangunan
pengolahan air ke reservoir induk, sedangkan diameter pipa
ditentukan sesuai dengan debit hari maksimum. Diameter pipa
minimal 10 cm untuk pipa transmisi. Ukuran diameter pipa
disesuaikan dengan ukuran standar dan alasan secara ekonomi.
3. Jalur pipa
Jalur pipa sebaiknya mengikuti jalan raya dan dipilih jalur
yang tidak memerlukan banyak perlengkapan untuk mengurangi
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

biaya konstruksi dan pemeliharaan. Pemilihan jalur transmisi


semestinya ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jalur
transmisi, yaitu :
1. Kondisi topografi sepanjang jalur yang akan dilalui saluran
transmisi, sedapat mungkin yang tidak banyak memerlukan
bangunan perlindungan.
2. Panjang jalur antara lokasi sumber air dan lokasi yang dituju
diusahakan sependek mungkin.
3. Kualitas tanah sepanjang jalur sehubungan dengan perlindungan
saluran, misalnya perlindungan terhadap bahaya korosi.
4. Struktur tanah sehubungan dengan pemasangan saluran.
5. Pelaksanaan dan pemeliharaan dipilih yang semudah mungkin
baik dalam konstruksi pelaksanaan maupun pemeliharaannya.

Sedangkan untuk penempatan dan pemasanagan pipa perlu


diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Kedalaman galian
2. Kedalaman timbunan
3. Bentuk parit
4. Material timbunan
5. Material pendukung yang diperlukan baik untuk pemasangan
pipa di bawah tanah maupun pipa yang terekspos di atas
tanah
6. Kemiringan pipa yang dipasang.

3.4.2 Sistem Pengaliran atau Jenis-jenis saluran


Dalam sistem transmisi ada beberapa cara pengaliran yang
dapat dilakukan, antara lain:
3.4.2.1 Sistem Saluran Terbuka

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Dengan menggunakan saluran terbuka (open channel) air


harus diolah terlebih dahulu (kualitasnya masih buruk) dan
memungkinkan terjadinya pencurian air serta mudah
terkontaminasi dari luar. Sistem ini hanya memperhatikan
ketinggian tanah serta konstruksi saluran untuk dapat
mengalirkan air dengan kapasitas besar sehingga biaya
pembuatan saluran serta operasionalnya murah. Saluran yang
terbuka sangat sensitif terhadap faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi kualitas air yang akan dialirkan.
Keuntungannya:
Biaya relatif lebih murah sebab hanya memperhitungkan segi
konstruksi saluran dimensi saluran bebas.
Tidak mengikuti dimensi saluran seperti pada saluran tertutup
atau pipa.
Dapat mengalirkan air dalam jumlah atau kapasitas yang cukup
besar dibandingkan dengan saluran tertutup atau pipa.
Kerugiannya:
Harus mengikuti HGL sebab pengalirannya secara gravitasi.
Kecepatan bergantung pada slope muka tanah.
Kapasitas yang dibawa sebaiknya harus melebihi dari kebutuhan
sebab terjadinya kehilangan air lebih besar, akibat penguapan,
rembesan ke dalam tanah dan adanya pengotoran serta
gangguan dari masyarakat sepanjang pengaliran.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Gambar 3.10 Sistem Saluran Terbuka


Sumber : http://www.citarum.org/node/1186

3.4.2.2 Sistem Saluran Tertutup (Perpipaan)


Dengan menggunakan pipa (pipe line) untuk mengalirkan air
yang kualitasnya sudah baik untuk menghindari kontaminasi
atau yang dialirkan dengan tekanan. Pada sistem ini, aliran tidak
tergantung pada profil tanah. Kualitas air tidak mudah
dipengaruhi oleh faktor dari luar. Selain itu, operasi dan
pemeliharaannya cukup mudah. Akan tetapi, biaya
pembuatannya lebih mahal jika dibandingkan dengan sistem
saluran terbuka dan saluran tertutup.

Keuntungan:
Pengaliran tidak tergantung pada profil muka tanah;
Memperkecil kemungkinan adanya atau terjadinya gangguan;
Dimensi saluran relatif lebih besar;
Biaya perawatan dan pemeliharaan relatif lebih murah.
Kerugiannya:
Harga pipa dan perlengkapan lainnya relatif mahal.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Gambar 3.11 Sistem Saluran Tertutup (Perpipaan)


Sumber : http://pdamkotasamarinda.co.id

3.4.3 Perlengkapan sistem transmisi


Perlengkapan yang ada pada sistem transmisi perpipaan
air bersih antara lain washout, berfungsi untuk penggelontor
sedimen atau endapan yang ada pada pipa, air valve, berfungsi
untuk mengurangi tekanan pada pipa sehingga pipa tidak pecah,
blow off, gate valve, berfungsi untuk mengatur debit aliran, dan
pompa. Untuk memperpanjang umur pipa, dalam pemasangan
pipa harus diperhatikan peralatan pipa yang diperlukan serta
faktor keamanaan antara lain:

1. Katup udara (air valve)


Katup udara berfungsi untuk melepaskan udara yang
terperangkap dalam pipa, hal ini dapat mengganggu jalannya
air dalam pipa. Katup udara ini biasanya diletakkan pada
tempat-tempat di titik-titik yang tertinggi seperti jembatan
pipa dan pada jalur utama yang berada pada topografi
tertinggi.
2. Penguras

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Perlengkapan penguras diperlukan untuk mengeluarkan


kotoran/endapan yang terdapat di dalam pipa. Biasa dipasang
di tempat yang paling rendah pada sistem perpipaan dan pada
jembatan pipa.
3. Stop/Gate Valve
Dalam suatu daerah perencanaan yang terbagi atas blok-blok
pelayanan, tergantung dari kondisi topografi dan prasarana
yang ada, perlu dipasang gate valve. Perlengkapan ini
diperlukan untuk melakukan pemisahan/melokalisasi suatu
blok pelayanan/jalur tertentu yang sangat berguna pada saat
perawatan. Biasanya gate valve dipasang pada setiap
percabangan pipa selain itu perlengkapan ini biasa dipasang
sebelum dan sesudah jembatan pipa, siphon, dan
persimpangan jalan raya.

4. Perkakas (fitting)
Perkakas (tee, bend, reducer, dan lain-lain) perlu disediakan
dan dipasang pada perpipaan distribusi sesuai dengan
keperluan di lapangan. Apabila pada suatu jalur pipa terdapat
lengkungan yang memiliki radius yang sangat besar,
penggunaan perkakas belokan (bend) boleh tidak dilakukan
selama defleksi pada sambungan pipa tersebut masih sesuai
dengan yang disyaratkan untuk jenis pipa tersebut.
5. Thrust Block
Dalam perencanaan jaringan distribusi, thrust block diperlukan
pada pipa yang mengalami beban hidrolik yang tidak
seimbang, misalnya pada pergantian diameter, akhir pipa dan
belokan. Gayagaya ini akan mengeser jaringan pipa dan
kedudukan semula, jika hal ini dibiarkan, lama-lama dapat
merusak jaringan pipa dan sambungan-sambungannya. Oleh
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

karena itu gaya gaya tersebut harus ditahan dengan cara


memasang thrust block pada sambungan pipanya, menjaga
agar fitting tidak bergerak. Pada hakekatnya lebih praktis
memasang thrust block setelah saluran ditimbun dengan
tanah yang dipadatkan sehingga menjamin kemampuan
menahan gaya hidrolik atau beban lainnya. Thrust block
hendaknya dipasang pada sisi parit untuk menahan gaya
geser atau menggali sebuah lubang masuk kedalam dinding
parit. Gaya-gaya yang dibebankan pada thrust block antara
lain:
a. Tumpukan belokan
Selain harus dapat menahan gaya berat pipa dan isinya, juga
harus dapat menahan gaya yang berasal dari perubahan
momentum fluida yang membelok.
b. Tumpuan sebelum dan sesudah katup
Karena aliran zat cair menimbulkan gaya pada katup maka
dapat diletakkan pipa dekat katup. Pipa di dekat katup harus
dapat menahan berat pipa, berat katup, berat fluida dalam
pipa dan katup serta gaya F yang ditimbulkan tekanan zat cair.
Tempat tempat kritis pada jaringan pipa yang memerlukan
pemasangan thrust block adalaah :
Tempat di mana pipa berubah arah.
Tempat di mana pipa berubah diameter.
Tempat di mana pipa berakhir.
Tempat di mana diperkirakan timbul gaya dorong, misalnya pada
sambungansambungan,katup-katup.
6. Bangunan Perlintasan Pipa
Bangunan ini diperlukan bila jalur pipa harus memotong pipa
untuk keamanan dan kelancaran pipa yang dikarenakan
adanya lintasan kereta api, sungai, maupun kondisi tanah yang
tidak rata. Bila melintasi rel kereta api, maka perencanaan dan

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

pelaksanaan harus dikoordinasikan dengan Perusahaan Kereta


Api. Bila melintasi sungai, konstruksi yang biasa digunakan
ialah :
a. Pipa diletakkan pada jembatan ( Pipe Supported on Bridge )
Konstruksi ini digunakan bila jembatan yang tersedia
mendukung untuk jalur pipa. Bila jembatan eksisting tidak
tersedia, maka harus dibangun jembatan pipa sendiri. Dalam
hal ini air valve thrust block, flexible joint penting untuk
dipasang.
b. Jembatan Pipa ( Pipe Beam Bridge)
Bila rentangan jembatan kecil dan panjang pipa dapat
merintangi sungai, maka pipa itu sendiri dapat digunakan
sebagai jembatan. Hal ini harus mendapat persetujuan dari
kantor pemerintah yang bersangkutan. Hal penting yang harus
diperhatikan :
Sebaiknya menggunakan pipa baja.
Pipa harus didukung pada struktur bagian atas pinggir sungai.
Semua belokan pipa disarankan sudutnya lebih kecil dari 45o dan
belokan
harus dipasang thrust block.
Tembok penahan diperlukan pada upstream dan down stream
dari jembatan pipa. Serta dipasang pelindung pipa pagar agar
pipa aman.
Tempat pejalan kaki harus dibangun sepanjang jembatan pipa
untuk pemeriksaan dan perbaikan.

7. Sambungan
Sambungan dan kelengkapan pipa yang sering digunakan untuk
penyambungan pipa antara lain :
a. Bell and Spigot
Spigot dari suatu pipa dimasukkan kedalam suatu bell (socket)
pipa lainnya. Untuk menghindari kebocoran, menahan pipa
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

serta kemungkinan defleksi (sudut sambungan berubah), maka


sambungan dilengkapi dengan gasket.
b. Flange joint.
Biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi, untuk
sambungan yang dekat dengan instalasi pipa. sebelum kedua
flange disatukan dengan mur baut maka antar flange
disisipkan packing untk mencegah kebocoran.
c. Ball joint
Digunakan untuk sambungan dan pipa dalam air.
d. Increaser dan reducer
Increaser digunakan untuk menyambung pipa dari diameter
kecil ke diameter besar (arah aliran dari diameter kecil ke
besar). Reducer untuk menyambung dari diameter besar ke
diameter kecil.
e. Bend dan Tee
Bend merupakan belokan dengan sudut belokan pipa sebesar
900, 450, 22,50 dan 11,50, sedangkan tee untuk menyambung
pipa pada percabangan.
f. Tapping Bend
Dipasang pada pipa yang perlu disadap untuk dialihkan ke
tempat lain. Dalam hal ini pipa distribusi dibor dan tapping
dipasang dengan baut disekeliling dengan memeriksa agar
cincin melingkar penuh pada sekeliling lubang dan tidak
menutup lubang tapping. Apabila dimensi penyadapan terlalu
besar, maka pipa distribusi dapat dipotong selanjutnya
dipasang tee atau perlengkapan yang sesuai.
8. Tekanan dan kecepatan dalam pipa
Menurut Al-Layla (1978) tekanan dalam pipa distribusi
sebaiknya berada diantara 1,8 x 105 2,8 x 105 N/m2 (1,8 -
2,8 kg/cm2). Sedangkan kecepatan dalam pipa distribusi
sebaiknya berada dalam range 0,6 1,2 m/det (Al-Layla,
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

1978). Tekanan yang kurang mengakibatkan aliran air sampai


ke konsumen tidak mengalir, sedangkan tekanan air yang
berlebih dapat menimbulkan terjadinya pukulan air yang dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan pada alat-alat perpipaan
(Morimura, 1984). Morimura (1984) juga menjelaskan
kecepatan aliran air yang rendah dapat menyebabkan
terjadinya pengendapan sedimen dalam pipa, menimbulkan
efek korosi dalam pipa, sedangkan bila kecepatan aliran air
yang terlalu tinggi menyebabkan terjadinya penggerusan pipa
sehingga mempercepat usia pipa.

3.5 Sistem Distribusi


Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau
pembagian air melalui sistem perpipaan dari bangunan
pengolahan (reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen). Dalam
perencanaan sistem distribusi air bersih, beberapa faktor yang
harus diperhatikan
3.5.1 Pola Sistem Distribusi
Bisa dikatakan, inilah sistem yang padat modal, mahal
investasinya karena mencapai 70% dari sistem keseluruhan. Ada
dua bentuk dasar sistem distribusi. Kerangka, layout atau pattern
ini dinamai sesuai dengan pola koneksi antar pipa dan node-nya.

Pola Cabang
Pada kerangka ini ada bagian pipa utama atau pokok dan ada
bagian pipa cabang. Ciri khasnya, ujung-ujung pipa berupa titik-
titik mati (dead end) dan aliran airnya hanya menuju ke satu
arah, tidak bisa berbalik arah. Pola ujung mati ini bisa dibagi
menjadi banyak sektor dan subsektor yang pasokan airnya
dilayani oleh satu pipa cabang. Karena pasokan airnya per sektor
atau subsektor maka perhitungan diameter pipanya menjadi

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

sederhana, hanya ditentukan oleh jumlah penduduk (populasi) di


sektor tersebut.
Keunggulan : Sistem ini ialah sederhana dalam pemasangan dan
mudah dihitung dimensi pipanya, lebih ekonomis
karena diameter pipanya lebih kecil daripada sistem
lain dan pipanya lebih pendek. Apabila ada perluasan
jaringan pipa, pola cabang ini dapat diubah menjadi
pola lingkaran atau campuran. Selain beberapa
keunggulan tersebut, kerangka sistem ini pun
memiliki kelemahan. Dalam keadaan darurat,
misalnya pipa bocor atau putus, seluruh daerah di
hilirnya akan putus pasokan airnya. Dapat terjadi
rebutan air antara satu sektor dan sektor lainnya,
terutama ketika jam puncak atau terjadi kebakaran.
Karena alirannya searah, maka endapan di ujung-
ujung pipa menjadi banyak dan memadat. Ujung pipa
ini harus dilengkapi dengan katup penguras sehingga
perlu banyak blow off atau wash out dan harus
diposisikan di dekat selokan atau sungai. Endapan
harus dibersihkan secara periodik.

Dalam branch
SIstem ini reservoir diletakkan di bagian tertinggi daerah
distribusi atau bisa juga di bagian tengah untuk daerah yang
relatif datar. Sangat ideal diterapkan di daerah yang topografinya
menurun secara teratur dengan slope kecil. Setiap titik cabang
perlu dilengkapi dengan valve (katup) untuk mengatur aliran di
percabangan dan juga untuk menutup aliran ketika terjadi
kerusakan atau reparasi pipa.
Merencanakan diameter pipa.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Debit yang digunakan adalah debit jam puncak. Ada faktor


puncak yang harus dikalikan dengan debit rerata dan ini
bergantung pada jumlah penduduknya. Jumlah penduduk
mempengaruhi keserempakan penggunaan air di suatu daerah
dalam satu sistem perpipaan di seluruh sektor. Keserempakan ini
berbanding terbalik dengan jumlah penduduk. Makin banyak
penduduknya, faktor keserempakan pun mengecil.

Sistem cincin, lingkaran.


Disebut juga sistem tertutup, closed system atau ring,
circle system. Ciri khasnya berbentuk lingkaran dan tiada titik
mati karena semua pipa saling berhubungan. Air yang mengalir
keluar dari reservoir akan bertemu di suatu titik di dalam pipa.
Arah alirannya dapat berubah-ubah bergantung pada besar-
kecilnya pemakaian air di suatu sektor. Dengan demikian,
kekurangan air di suatu sektor dapat dipasok oleh sektor lainnya.
Dalam kondisi darurat, misalnya ada pipa bocor, putus atau
diperbaiki, sektor yang lain dapat terus mengalirkan air yang
berasal dari sektor-sektor lainnya yang tidak putus/bocor.
Selain keunggulan, ada juga kelemahan sistem
cincin/lingkaran ini. Sistem cincin perlu pipa lebih panjang
daripada sistem cabang tetapi diameternya bisa sama
ukurannya. Jadi, biaya investasinya lebih mahal. Sistem hanya
cocok untuk daerah yang relatif datar agar aliran airnya bisa
bolak-balik. Dengan kata lain, sistem tertutup ini belum tentu
dapat diterapkan di sembarang daerah dengan topografi naik
turun secara acak, terjal dan luas. Ini berbeda dengan sistem
cabang yang dapat dipasang di daerah yang datar maupun yang
miring atau menurun (terutama yang kecil slope-nya).

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Untuk merencanakan diameter pipa, semua daerah


diasumsikan berada dalam kondisi jam puncak dengan satu
faktor puncak (peak factor). Setiap titik (node) berada dalam
kondisi setimbang (balanced). Umumnya digunakan formula
Hardy Cross tetapi bukan untuk menentukan diameter pipanya
secara langsung melainkan untuk mengatur kesetimbangan
tekanannya (balanced energy). Diameter pipanya ditentukan
dengan anggapan bahwa seluruh sektor atau daerah layanan
dalam kondisi aliran puncak. Seperti pada sistem cabang, katup
juga harus dilengkapi di dalam sistem ini tetapi tidak selalu di
ujung pertemuan pipa atau titik akhir. Bisa juga dipasang di
tengah-tengah pipa atau di bagian terendah jaringan.

Layout Pipa Distribusi


Ada tiga metode dalam jaringan pipa yaitu (Al Layla,1980) :
1. Sistem cabang
Sistem ini sama seperti cabang pada pohon dengan pipa
utama, pipa sekunder yang dihubungkan dengan gedung.
2. Sistem gridiron
Pada metode ini semua pipa tersambung dan tidak ada yang
terputus pada ujungnya. Air dapat menjangkau lebih seluruh
tempat.
3. Sistem melingkar
Loop dapat menambah tekanan pada daerah pelayanan. Pada
daerah yang strategis seperti kota sehingga tekanannya dapat
bertambah.

3.5.2 Perpipaan
Selain reservoir distribusi, pipapun menjadi perhatian paling
utama dalam menyalurkan air minum, yang perlu diperhatikan
dalam perpipaan, yaitu:
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

3.5.2.1 Sistem Perpipaan


Menurut hierarki pipa, sistem perpipaan yang digunakan dalam
jaringan sistem distribusi ini adalah:

a Pipa induk, merupakan pipa distribusi jaringan terluar yang


menghubungkan blok-blok pelayanan dalam kota, dari reservoir
keseluruh jaringan utama. Pipa ini tidak bisa dipakai untuk
melayani taping kerumah-rumah. Pipa yang digunakan sebagai
pipa induk haruslah jenis pipa yang memiliki ketahanan tinggi
tehadap tekanan.
b Pipa cabang, dipakai untuk menyadap air langsung dari pipa
induk untuk dialirkan ke suatu blok pelayanan. Pipa yang
digunakan sebagai pipa cabang mutunya sama dengan pipa
induk. Pipa ini berhubungan dengan pipa pelayanan dan
diameternya dapat ditentukan berdasarkan banyaknya pipa
pelayanan yang masuk dalm pipa cabang tersebut.
c Pipa pelayanan, pipa yang melayani langsung konsuman ke
rumah-rumah. Pipa ini berhubungan dangan pipa cabang dan
mengalirkan air ke rumah-rumah dengan diameter tertentu.

Sistem perpipaan pada jaringan distribusi adalah rangkaian pipa


yang berhubungan dan digunakan untuk mengalirkan air ke
konsumen. Tata letak distribusi ditentukan oleh kondisi topografi
daerah layanan dan lokasi instalasi pengolahan biasanya
diklasifikasikan sebagai:

a Sistem Cabang (Branch)

Bentuk cabang dengan jalur buntu (dead-end) menyerupai


cabang sebuah pohon. Pada pipa induk utama, tersambung pipa
induk sekunder, dan pada pipa induk sekunder tersambung pipa
pelayanan utama yang terhubung dengan penyediaan air minum

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

dalam gedung. Dalam pipa dengan jalur buntu, arah aliran air
selalu sama dan suatu areal mendapat suplai air dari satu pipa
tunggal.

Gambar 3.12 Sistem Cabang

b Sistem Gridiron

Pipa induk utama dan pipa induk sekunder terletak dalam kotak,
dengan pipa induk utama, pipa induk sekunder serta pipa
pelayanan utama saling terhubung. Sistem ini paling banyak
digunakan.

Gambar 3.13 Sistem Gridiron

c. Sistem Melingkar (Loop)

Pipa induk utama terletak mengelilingi daerah pelayanan.


Pengambilan dibagi menjadi dua dan masing-masing mengelilingi
batas daerah pelayanan, dan keduanya bertemu kembali di

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

ujung. Pipa perlintasan menghubungkan kedua pipa induk utama,


di dalam daerah layanan, pipa pelayanan utama terhubung
dengan pipa induk utama. Sistem ini paling ideal.

Gambar 3.14 Sistem Loop

3.5.2.2 Jalur Perpipaan

Perencanaan jalur perpipaan jalur distribusi yang dibuat untuk


melayani daerah tertentu harus dirancang sedemikian rupa
sehingga didapat kondisi yang seoptimum mungkin dimana
diharapkan:

Pemakaian energi diusahakan seminimal mungkin dalam


pengoperasiannya;
Mudah dari segi pemasangan dan pengawasannya.
Biaya yang diigunkan seminimum mungkin dalam hal panjang
dan diameter pipa yang digunakan.
Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat keuntungan.

Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan:

Hindari dari belokan tajam (horizontal dan vertikal) dan siphon


pada aliran air diatas garis hidrolik.
Hindari tempat-tempat yang mengakibatkan terjadinya
kontaminasi pengaliran.
Hindari tempat yang kurang stabil yang dapat merubah tekanan
dari luar terhadap pipa, agar pipa tidak cepat rusak dan pecah.
Usahakan menghindari rel kereta api, melintasi sungai agar
mudah dalam pengerjaannya.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Usahakan jalur pipa pada tanah pemerintah atau di pinggir jalan


umum.

3.5.3 Sistem Pengaliran


Sistem distribusi air bersih dapat dilakukan dengan cara
gravitasi, pemompaan, ataupun kombinasi dari kedua cara
tersebut. Berikut penjelasan dan gambar dari masing masing
sistem pengaliran distribusi air bersih (Al Layla,190) :
1. Cara Gravitasi
Cara gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air
mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah
pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan. Sistem ini digunakan bila elevasi sumber air
baku atau pengolahan jauh berada diatas elevasi daerah
pelayanan dan sistem ini dapat memberikan energi potensial
yang cukup tinggi hingga pada daerah pelayanan terjauh.
Sistem ini merupakan yang paling menguntungkan karena
pengoperasian dan pemeliharaannya mudah dilakukan.
2. Cara Pemompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan
yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir
distribusi ke konsumen. Sistem ini digunakan bila beda elevasi
antara sumber air atau instalasi dengan daerah pelayanan
tidak dapat memberikan tekanan air yang cukup, sehingga air
yang akan didistribusikan dipompa langsung ke jaringan
distribusi. Kelemahan sistem ini yaitu dalam hal biaya yang
besar karena dibutuhkan pompa untuk pengalirannya.
3. Cara Gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk
mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat


terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Karena reservoir
distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode
pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat
dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata. Sistem ini
merupakan sistem pengaliran dimana air baku dari sumber air
atau instalasi pengolahan dialirkan ke jaringan pipa distribusi
dengan menggunakan pompa atau reservoir distribusi, baik
dioperasikan secara bergantian ataupun bersama-sama dan
disesuaikan dengan keadaan topografi daerah pelayanan.

3.5.4 Perlengkapan Pipa


Macam-macam perlengkapan pipa yang mendukung sistem
distribusi air minum antara lain :
a. Gate valve
Berfungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa assesoris
ini dapat menutup suplay air jika diinginkan dan membagi
aliran ke bagian lain.
b. Air release valve
Berfungsi untuk melepaskan udara yang ada di dalam
aliran air. Dipasang pada setiap jalur pipa tinggi dan
mempunyai tekanan lebih dari 1 atm.
c. Blow off valve
Adalah gate valve yang dipasang pada setiap dead end
atau titik terendah dari setiap jalur pipa.
d. Check valve
Valve ini dipasang bila pengaliran di dalam pipa diinginkan
satu arah. Alat ini dipasang pada pipa tekan antara
pompa dan gate valve. Tujuannya, bila pompa mati maka
pukulan akibat aliran balik tidak merusak pompa.
e. Fire hydrant
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

Berfungsi untuk memberikan air bila terjadi kebakaran.


Alat ini dipasang pada area yang frekuensi kebakarannya
cenderung tinggi dan tergantung pada :
Kepadatan penduduk dan aktivitasnya
Luas daerah pelayanan
Setiap persimpangan jalan yang cukup padat sehingga
memudahkan tugas pemadam kebakaran
f. Manhole/valve chamber
Sebagai tempat pemeriksaan atau perbaikan bila terjadi
gangguan pada valve. Penempatannya pada tempat
assesoris yang penting dan pada jalur pipa setiap jarak
300-600 meter, terutama pada pipa berdiameter besar.
Ukuran manhole ini biasanya 60 cm x 60 cm.
g. Bangunan perlintasan pipa
Diperlukan bila pipa harus memotong sungai, rel kereta api
dan jalan agar keamanan pipa dapat terjamin.
h. Thrust block
Diperlukan pada pipa yang mengalami beban hidrolik yang
tidak seimbang, misalnya pada pergantian diameter pipa,
akhir pipa dan belokan. Gaya ini harus ditahan oleh thrust
block untuk menjaga agar fitting tidak bergerak. Umumnya
lebih praktis memasang thrust block ini setelah saluran
ditimbun tanah dan dipadatkan, sehingga menjamin
mampu menahan getaran/gaya hidrolik atau bebam lain.
Thrust block hendaknya dipasang pada sisi parit, maka dari
itu perlu untuk meratakan sisi parit atau menggali sebuah
lobang masuk ke dalam dinding parit untuk menahan gaya
geser.
i. Meter tekanan
Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya
tekanan kerja pompa. Kontrol perlu dilakukan untuk

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

menjaga keamanan distribusi dari tekanan kerja pompa


dan menjaga kontinuitas aliran.

j. Meter air
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian
air dan juga sebagai alat pendeteksi kebocoran. Meter air
terpasang pada setiap sambungan yang dipasang secara
kontinu.
k. Sambungan pipa dan perlengkapannya
Sambungan pipa dan perlengkapannya yang sering
digunakan meliputi :
i. Bell dan spigot
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam bell (socket)
pipa lainnya. Untuk menghindari kebocoran, menahan
pipa serta memungkinkan defleksi (sudut sambungan
berubah) maka
dilengkapi dengan gasket.
ii. Flange joint
Biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi dan
untuk sambungan yang letaknya dekat dengan instalasi
pompa. Sebelum kedua flange disatukan dengan mur
dan baut, maka diantara flange disisipkan packing untuk
mencegah kebocoran.
iii. Ball joint
Digunakan untuk sambungan dua pipa dalam air.
iv. Reducer-increaser
Increaser untuk menyambung pipa dari diameter kecil
ke diameter besar sedangkan reducer untuk
menyambung dua pipa dari diameter besar ke diameter
kecil.
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

v. Bend
Merupakan assesoris untuk belokan pipa. Sudut belokan
pipa yang umumnya digunakan 900, 450,22.50, dan
11.250.
vi. Tee
Untuk menyambung pipa pada percabangan.
vii. Tapping band
Dipasang pada tempat yang perlu disadap dan untuk
dialirkan ke tempat lain. Dalam hal ini, pipa distribusi di
bor dan tapping band dipasang dengan baut disekeliling
pipa dengan memeriksa agar cincin melingkar penuh
pada keliling lubang dan tidak menutupi lubang
tapping. Apabila dimensi penyadapan terlalu besar,
maka pipa distribusi dapat dipotong selanjutnya
dipasang tee atau perlengkapan lain yang sesuai.

3.6 Reservoir Distribusi


Reservoir distribusi mempunyai fungsi penting bagi sistem
penyediaan air bersih di suatu kota. Perbedaan kapasitas pada
jaringan transmisi yang menggunakan kebutuhan maksimum per
hari dengan kebutuhan pada jam puncak untuk sistem distribusi,
menyebabkan dibutuhkannya reservoir distribusi. Saat
pemakaian air berada di bawah rata-rata, reservoir akan
menampung kelebihan air untuk digunakan saat pemakaian
maksimum. Beberapa fungsi reservoir yang lain diantaranya
yaitu:
Mengumpulkan air bersih.
Menyimpan air untuk mengatasi fluktuasi pemakaian air
yang berubah tiap jam.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Meratakan aliran dan tekanan air bila pemakaian air


daerah pelayanan bervariasi.
Mendistribusikan air ke daerah pelayanan.
Menyimpan cadangan air untuk pemadam kebakaran

3.6.1 Reservoir
Dalam suatu sistem perencanaan penyediaan air minum
diperlukan adanya suatu perhitungan reservoir karena reservoir
merupakan yang sangat penting dalam suatu sistem.

3.6.2 Kriteria Desain Reservoir


Dalam suatu distribusi reservoir memegang peranan
penting, instalasi pengolahan air memberikan kapasitas
berdasarkan kebutuhan air maksimum per hari, sedangkan
sistem distribusi direncanakan dengan berdasarkan pada debit
puncak perjam. Dalam hal ini ada persediaan yang besar antara
kapasitas yang satu dengan yang lainnya. Untuk
menyeimbangkan perbedaan tersebut diperlukan suatu tempat
penampungan air yaitu reservoir distribusi. Kelebihan air yang
diakibatkan oleh pemakaian air yang tidak maksimal disimpan
dalam reservoir.
3.6.3 Fungsi Reservoir
Fungsi reservoir antara lain:
1. Equalizing Flows
yaitu untuk menyeimbangkan aliran-aliran, sedangkan debit
yang keluar bervariasi atau berfluktuasi, unsur ini diperlukan
suatu penyeimbangan aliran yang selain melayani fluktuasi juga
dapat digunakan untuk menyimpan cadangan air untuk keadaan
darurat.
2. Equalizing pressure

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

atau menyeimbangkan tekanan, pemerataan tekanan diperlukan


akibat bervariasinya pemakaian air di daerah distribusi.
3. Sebagai distributor, pusat atau sumber pelayanan. Sistem
distribusi mencakup aliran secara gravitasi penggunaan pompa
bertekanan, dan suatu kombinasi aliran secara gravitasi dan
dengan pompa. Perhitungan kapasitas reservoir distribusi
dilakukan berdasarkan pemakaian air dari jam ke jam yang selalu
berbeda, selain itu metode pengaliran juga mempengaruhi
besarnya kapasitas reservoir yang harus disediakan.

Variasi reservoir disesuaikan sistem pengaliran, yaitu:


1.Reservoir tinggi, yaitu pengaliran distribusi dilakukan secara
gravitasi,reservoir ini bisa berupa ground tank (reservoir), atau
berupa reservoir menara (roof tank ) yang ketinggiannya harus
diperhitungkan agar pada titik kritis masih ada sisa tekan.
2.Reservoir rendah yaitu pengaliran distribusi dilakukan
dengan pemompaan, reservoirnya berupa ground tank.
3.Penggunaan reservoir pembantu, misalkan karena adanya
batasan konstruksi, sehingga volume yang keluar dari reservoir
tidak mencukupi.
3.6.4 Kapasitas Reservoir
Kapasitas reservoir ditentukan dari grafik fluktuasi
pemakaian air selama sehari penuh (24 jam) dengan mengambil
jumlah persentase dari surplus maksimum dan defisit minimum.
Ditambah dengan sejumlah cadangan untuk keperluan
mendadak yang nantinya dapat dipakai untuk mengatasi bahaya
kebakaran. Kapasitas reservoir ini juga harus mampu mengatasi
kebutuhan air di saat puncak. Besarnya suplai ke reservoir
merupakan debit rata-rata yaitu sebesar 4,17 %, sehingga disaat
pemakaian berada di bawah rata-rata reservoir akan

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

menampung kelebihan air untuk digunakan saat pemakaian


maksimum.
Namun bila data fluktuasi pemakaian air tidak tersedia,
maka perhitungan kapasitas reservoir dapat langsung dihitung
dengan memperkirakannya sebesar 15%-30% (Steel, Ernest W.,
1989) atau 15%-20% (Hammer, Mark J., 1986) dari debit rata-
rata. Kapasitas reservoir dihitung sebesar: (15%-30%).

3.6.5 Kriteria Teknis


Peletakkan reservoir distribusi perlu diperhatikan dalam
suatu sistem jaringan distribusi. Reservoir distribusi dapat
ditempatkan di lokasi yang relatif tinggi pada daerah
perencanaan dan sedapat mungkin terletak di pusat atau di
lokasi yang terdekat dengan daerah pelayanan. Jika sistem
distribusi air tidak dapat dilakukan secara gravitasi akibat tidak
adanya lokasi yang tidak cukup memadai, maka tipe reservoir
yang dipilih dapat merupakan kombinasi antara reservoir yang
ditempatkan di dalam tanah (ground reservoir) dengan menara
air (elevated reservoir) yang terletak di atas permukaan tanah
dengan ketinggian tertentu.
Beberapa kriteria perencanaan untuk reservoir distribusi seperti
yang direncanakan oleh Sukarmadijaya, H.,et. all, diantaranya
adalah:
Ambang Bebas dan Dasar Bak
Diperlukan ambang bebas minimum 30 cm di atas
permukaan air tertinggi.
Dasar bak minimum 15 cm dari muka air terendah.
Kemiringan dasar bak sebaiknya antara 1/100 hingga 1/500 ke
arah pipa pengurasan.
Inlet dan Outlet

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan


pertimbangan bentuk dan struktur tangki sehingga tidak ada
daerah aliran yang mati.
Pipa outlet dilengkapi dengan saringan (screen) dan
diletakkan minimal 10 cm di atas lantai atau pada muka air
terendah.
Perlu diperhatikan penempatan pipa yang melalui
dinding reservoir, karena harus dapat dipastikan dindingnya
kedap air dan diberi flexible joint.
Pipa inlet dan outlet dilengkapi dengan gate valve.
Pipa peluap dan penguras memiliki diameter yang
mampu mengalirkan debit air maksimum dengan secara
gravitasi dan saluran outlet harus terjaga dari kontaminasi dari
luar.
Ventilasi dan Manhole
Reservoir harus dilengkapi dengan ventilasi,
manhole, dan alat ukur tinggi muka air.
Tinggi ventilasi lebih kurang 50 cm dari atap bagian
dalam.
Ukuran manhole harus cukup besar agar mudah
dimasuki petugas dan konstruksinya harus kedap air agar tidak
terjadi rembesan air dari luar.
Ventilasi harus mampu memberikan sirkulasi udara yang cukup
ke dalam reservoir sesuai dengan volumenya.
Kapasitas Standar
Reservoir bawah (ground reservoir) memiliki kapasitas standar
diantaranya sebesar 100, 300, 500, 750, dan 1000 m3.
Reservoir atas (elevated reservoir) memiliki kapasitas standar
diantaranya sebesar 300, 500, dan 750 m3 dengan muka air
maksimum sekitar 20-25 m dari permukaan tanah.

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

3.6.6 Lokasi Reservoir


Reservoir distribusi harus diletakkan secara terpusat dalam
area yang dilayani, atau setidaknya pada pusat daerah
pelayanan yang dimaksud. Reservoir tersebut juga harus
memiliki elevasi yang cukup untuk menjamin terpenuhinya
tekanan yang diperlukan untuk pengaliran air. Alasan
penempatan pada titik pusat daerah pelayanan yaitu untuk
mereduksi kehilangan tekanan akibat aliran dalam pipa distribusi
dengan cara meminimalkan jarak yang ditempuh oleh aliran.
Lokasi reservoir akan memberikan pengaaruh yang cukup besar
pada fluktuasi tekanan air di beberapa bagian sistem distribusi.
Penempatan reservoir harus diperhatikan agar dapat menjamin
tekanan pada seluruh sistem distribusi.

3.6.7 Perhitungan Volume Reservoir


Untuk menghitung kapasitas reservoir ini, maka reservoir
ditinjau dari fungsinya sebagaiequalizing flow. Reservoir
diperlukan untuk menyeimbangkan fluktuasi permukaan air
harian, sehingga kebutuhan maksimum per jam dapat terpenuhi.
Kapasitas reservoir ini dapat ditentukan bila diketahui fluktuasi
pemakaian air harian di kota tersebut: Berikut ini adalah contoh
perhitungan fluktuasi pemakaian air:
Kolom 1
Waktu pemakaian air
Kolom 2
Jumlah jam pada waktu pemakaian air
24.00 05.00 = 5 jam
Kolom 3 Supply air per jam dalam % dari sistem transmisi
100% / 24 jam = 4.17%

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Kolom 4 Diketahui dari survey/penelitian terhadap fluktuasi


pemakaian air = 0,75%
Kolom 5 Total Supply air (%) = jumlah jam x supply air per jam
= (2) x (3)
= 5 jam x 4.17 % = 20.85 %
Kolom 6 Total pemakaian (%) = jumlah jam x pemakain per jam
(%) = (2) x (4)
= 5 jam x 0.75 % = 3,75%

Kolom 7 Supply demand (surplus) = Supply total (%)


Pemakaian total (%)
= 20,85% - 3,75%
= (+) 17,1% (jika nilai
positif)
Kolom 8 Supply demand (deficit) = Supply total (%)
pemakaian total (%)
= 4,17% - 6 %
= (-) 1,83 % (jika nilai
negatif)

Untuk mencari volume reservoir perlu dihitung terlebih dahulu


besarnya permukaan yang lebih besar dari debit yang
disediakan ( defisit ) dari supply rata-rata harian reservoir selama
pengaliran 24 jam, supply rata-rata tiap jamnya adalah : 100 % /
24 jam = 4,17 % Untuk menghitung volume reservoir, maka
digunakan nilai rata-rata dari jumlah persentasi di atas karena
perbedaan diantara kedua jumlah tersebut sebenarnya hanya
untuk menghitung kapasitas reservoir dan perbedaan diantara
kedua jumlah tersebut sebenarnya hanya merupakan
pembulatan. Dengan demikian maka diperoleh harga rata-rata
kapasitas reservoir adalah sebesar :

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

27,70+ 27,62
Z= 2

= 27.66
Volume reservoir adalah volume yang digunakan untuk
menampung sejumlah air yang dipergunakan apabila pemakaian
debit melebihi dari pemakaian rata-rata atau untuk memenuhi
kebutuhan puncak.

Untuk mengantisipasi adanya keperluan mendadak maka volume


reservoir ditambah 10 % dari volume reservoir.

Untuk mencari dimensi reservoir, diasumsikan reservoir memiliki


kedalaman 10 meter dengan perbandingan panjang dan lebar
adalah 2 : 1, sehingga didapat dimensi reservoir sebagai berikut :

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

3.6.8 Perlengkapan pada reservoir


Pada reservoir ini harus diperlengkapi dengan sistem
perpipaan yang terdiri dari pipa masuk dan pelampung, output,
peluap dan penguras serta manhole dan ventilasi. Variasi dari
perlengkapan aksesoris dapat dipasang pada reservoir yang
tergantung pada kebutuhan.
1. Pipa Masuk dan Keluar.
Pada reservoir menara biasanya pipa masuk dan keluar
melalui pipa yang disebut sebagai Pendaki (riser). Reservoir
menara dengan diameter pendaki diatas 200 mm dapat
mempunyai jeruji pengaman untuk mencegah kemungkinan
orang masuk ke lubang pada saat pembersihan/pencucian
reservoir.
Reservoir di tanah (ground reservoir) biasanya mempunyai
jalur masuk dan keluar yang terpisah. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan sirkulasi aliran di dalam tangki mempunyai
kualitas yang terjamin. Silt Stop yang dipasang di pipa keluar
dimaksudkan untuk mencegah endapan terbawa ke pelanggan.
Seringkali silt stop tersebut dapat digerakan sehingga endapan
dapat dengan mudah dibuang pada saat pencucian.
2. Pipa Peluap.
Pipa peluap diperlukan terutama pada saat alat pengukur
ketinggian dalam keadaan rusak. Pipa ini ditarik ke bawah
sampai kira-kira 0,3 m (1 ft) dan pada saat pelimpahan tidak
boleh langsung dituangkan ke atas tanah melainkan harus
ditahan dengan lempengan plat atau sistem inlet drainase agar

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

tidak terjadi gerusan pada tanah. Pipa pelimpah tidak boleh


langsung ditambangkan ke saluran air kotor atau aliran air hujan
tanpa penyelangan udara.
3. Pipa Drainase.
Pipa Drainase dipakai untuk menguras tangki dan pipa ini
dibuat pengamanan yang sama seperti pada pipa peluap.
4. Alat Monitor
Ketinggian muka air di dalam tangki dapat diukur baik
dengan pengukur tekanan yang diletakan di dasar tangki atau
sensor ketinggian yang terletak di dalam tangki. Sensor-sensor
tersebut perlu dihubungkan dengan pusat operasi sehingga
dapat diketahui ketinggian air di dalam tangki. Di banyak sistim,
sensor ketinggian air akan mengontrol bekerjanya pompa
sekaligus memberikan tanda alarm yang menunjukan tinggi
rendahnya permukaan air.
5. Katup
Katup sangat berperan terhadap kinerja suatu sistem
distribusi, fungsi katup itu sendiri, fungsi katup itu sendiri
bervariasi tergantung kondisi fisik dan hidrolis pada reservoir
material dan standart dari katup (valve) umumnya tergantung
dari jenis fluida, kualitas air, kondisi kerja dan kondisi lingkungan
dimana katup ditempatkan.

6. Ventilasi Udara
Ventilasi udara harus dipasang pada reservoir untuk keluar
masuknya udara pada saat air turun dan naik. Ventilasi harus
dipasang dengan saringan kawat 13 mm (1/2) agar burung atau
hewan lain tidak masuk ke dalamnya. Kontaminasi akibat dari

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

serangga jarang sekali terjadi, karena itu saringan serangga tidak


diperlukan.
7. Lubang Ventilator
Reservoir harus dilengkapi dengan lorong-lorong jalur keluar
masuk pada saat pencucian dan pemeliharaan. Lubang lorong itu
harus dibuat sedemikian rupa sehingga air genangan tidak dapat
ikut masuk ke dalam tangki. Untuk masalah keamanan maka
lubang lorong dan manhole harus dikunci. Apabila reservoir
sedang dicat maka perlu dibuat lorong baru terdapat ventilasi
untuk membuang uap cat.
8. Tangga.
Tiga jenis tangga harus disiapkan untuk menjaga keamanan
dan kemudahan akses ke beberapa bagian yaitu tangga naik,
tangga luar tangki dan tangga atap. Tangga naik dengan rel sisi
harus diperpanjang dari 2,5 m diatas tanah samapai dengan titik
yang menghubungkan dengan balkon. Tangga naik yang
beberapa meter diatas tanah dimaksudkan untuk mencegah
kejahatan dan pengguna yang bukan hak, tapi tangga ini
memerlukan tangga lain untuk dapat mencapainya.
Dalam semua kasus, diperlukan tangga luar (dengan rel sisi)
yang ditempatkan diluar tangki menghubunkan dengan balkon
ataupun dengan tangga menara (jika balkon tidak ada). Tangga
luar tangki ini dapat dihubungkan dengan tangga atap.
Jalur jalan perlu dibuat untuk mencapai semua lubang lorong dan
ventilasi. Tangga atap harus dapat dicapai baik dari tangga luar
maupun dari tangga pendaki dalam hal tangki silinder. Peralatan
pengamanan yang harus tersedia pada tangga antara lain
pengaman sangkar (agar orang tidak jatuh), lantai tempat
berhenti sejenak ataupun rel tangan untuk tangga atap.
Persyaratan untuk ini diatur dalam persyaratan nasional ataupun
local. Tangga juga mungkin juga harus disiapkan di dalam
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

reservoir itu sendiri yang dapat dicapai baik dari manhole (yang
biasanya) terkunci disisi dinding ataupun melalui atap menuju
bagian atas.
9. Pengecatan / Pelapisan.
Semua tangki baja dan beberapa tangki beton perlu
dilindungi terhadap karat dengan cat atau lapisan. Pemilihan
jenis cat harus teliti dari beberapa bahan yang tersedia (alkyd,
epoxy, vinil, petroleum wax, dll). Pertimbangannya adalah
memakai bahan yang efektif, tidak menyebabkan bau dan rasa
terhadap air. Disarankan agar meminta saran dari pabrik untuk
memilih cat yang sesuai dengan standard an harus mendapat
persetujuan dari dinas kesehatan yang ditunjuk.
10. Cathodic Protection.
Disamping sistem pengecatan yang baik untuk bagian
dalam dan luar, maka perlindungan terhadap kemungkinan karat
dibagian yang terendam air (untuk tangki baja) perlu dilakukan.
Catodhic protection adalah suatu sistem yang membalikan
pengaliran arus yang cendrung untuk mengalirkan besi dari
permukaanya sebagai penyebab karat dan kerusakan. Dengan
menempatkan elektroda di dalam air dan dihubungkan dengan
tangki baja, maka arus listrik akan mengalir melalui tangki dan
menyebabkan korosi pada elektroda, tapi bukan pada tangki
baja. Pada kenyataannya sangat sulit untuk mengosongkan
reservoir dan mengecat ulang, maka penggunaan cathodic
protection merupakan salah satu penyelesaian untuk
perlindungan terhadap karat.
11. Lampu
Tergantung lokasi dan ketinggian dari tangki, maka lampu
pengaman perlu dipasang sehingga dapat member peringatan
kepada kapal udara. Terlebih lagi pada daerah berbahaya, maka
papan cek warna kuning dan putih mungkin diperlukan.
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

12. Sekat
Sekat-sekat ini gunanya supaya tidak ada tempat dimana
air tidak bergerak jadi diusahakan seluruh air bergerak terus
menerus.

BAB 4

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

PROYEKSI PENDUDUK DAN KEBUTUHAN AIR


BERSIH

4.1 Proyeksi Jumlah Penduduk


Proyeksi jumlah penduduk merupakan perkiraan jumlah
penduduk di masa datang. Perhitungan proyeksi jumlah
penduduk sangat penting dilakukan untuk memprediksi
kebutuhan air minum suatu wilayah dalam kurun waktu
perencanaan. Dalam melakukan perhitungan harus
memperhatikan perkembangan jumlah penduduk masa lampau
kecenderungan arahan tata guna lahan dan ketersediaan lahan
untuk menampung perkembangan jumlah penduduk.
Proyeksi penduduk adalah prediksi (ramalan) yang
didasarkan pada asumsi rasional tertentu yang dibangun untuk
kecenderungan masa yang akan datang dengan menggunakan
peralatan statistik atau perhitungan matematik. Disisi lain,
peramalan penduduk bisa saja dengan atau tanpa asumsi
dan/atau kalkulasi. Tanpa kondisi/syarat tertentu atau
pendekatan tertentu. Dalam memproyeksikan perlu diperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penduduk, seperti
angka kematian (mortalitas), angka kelahiran (natalitas), dan
erpindahan penduduk (migrasi).
Proyeksi penduduk ini sangat penting dalam penentuan
kebutuhan air untuk periode perencanaan sistem penyediaan air
minum di daerah yang bersangkutan. Karena dalam perencanaan
sistem penyediaan air minum ini tahap penentuan kebutuhan air
sangat berperan penting. Proyeksi jumlah penduduk dapat
dilakukan dengan tiga metode, yakni metode linier atau
aritmatika, metode geometrik, dan metode parabolik atau least

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

square. Sebelum memproyeksikan jumlah penduduk, harus


diperoleh data populasi penduduk minimal 10 tahun terakhir di
daerah yang bersangkutan. Data populasi penduduk Kabupaten
Majalengka sepuluh tahun terakhir tercantum pada Tabel 4.1
berikut:
Tabel 4.1 Populasi Penduduk di Kabupaten Majalengka Tahun
2004-2013

Tahun Jumlah Penduduk

2004 1160583
2005 1169337
2006 1179605
2007 1188189
2008 1196811
2009 1206702
2010 1165795
2011 1171478
2012 1176117
2013 1180774

BPS Jawa Barat

4.1.1 Proyeksi Penduduk


Perhitungan proyeksi penduduk untuk 25 tahun, dapat
dihitung dengan formula metode aritmatik, metode geometrik
dan metode least square.

4.1.1.1 Metode Aritmatik


Metode aritmatik atau metode rata-rata hilang biasanya
digunakan apabila laju pertumbuhan populasi penduduk relatif
konstan setiap tahun. Kondisi ini dapat terjadi pada kota dengan
luas wilayah yang kecil, tingkat pertumbuhan ekonomi kota
renda, dan perkembangan kota tidak terlalu pesat. Metode
Aritmatika merupakan metode proyeksi penduduk dimana

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

populasi diasumsikan meningkat atau bertambah secara konstan


dari tahun ke tahun. Biasanya metode ini digunakan untuk
proyeksi yang cukup pendek. Metode ini didasarkan pada angka
kenaikan jumlah penduduk rata-rata setiap tahunnya yang
sangat luas atau kota kecil yang tidak terdapat industri dan
daerah agraris. Sehingga dapat disebutkan bahwa grafik metode
ini berbentuk linier. Kriteria penggunaan metode aritmatika ini
adalah:
Pertumbuhan penduduk yang relatif konstan;
Cocok digunakan untuk kota tua yang tidak berkembang
lagi;
Grafik pertumbuhan penduduk linear;
Memiliki daerah yang luas;
Dapat juga digunakan untuk kota kecil yang tidak terdapat
industri dan daerah agraris.
Metode ini mempunyai formula:
Pn = Po + (.n)
Dimana:
Pn : jumlah penduduk tahun ke-n yang diproyeksikan (jiwa)
Po : jumlah penduduk tahun awal data yang ada (jiwa)
: rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk (jiwa) dengan
rumus
a = Pn (Pn-1)
contoh peritungan pada tahun 2005 dengan metoda aritmatik
Pn = Po + (.n)
a = Pn (Pn-1)
= 1.169.337 1.160.583
= 8.754
Pn = 1.160.583+ (2.243 x 1)
= 1.160.583+ 2.243
= 1.162.826
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Metode Aritmatik

Tahun Jumlah Penduduk n a Pn

2004 1.160.583 0 8.754 1.160.583


2005 1.169.337 1 10.268 1.162.826
2006 1.179.605 2 8.584 1.165.070
2007 1.188.189 3 8.622 1.167.313
2008 1.196.811 4 9.891 1.169.557
2009 1.206.702 5 (40.907) 1.171.800
2010 1.165.795 6 5.683 1.174.044
2011 1.171.478 7 4.639 1.176.287
2012 1.176.117 8 4.657 1.178.531
2013 1.180.774 9 1.180.774
Jumlah 20.191 11.706.785
Rata-rata 2.243 1.170.679
Sumber : perhitungan 2015

4.1.1.2 Metoda Geometrik


Metode geometrik di gunakan bila data jumlah penduduk
menunjukan peningkatan yang pesat dari waku ke waktu.
Metode Geometri merupakan metode proyeksi penduduk dimana
pertambahan penduduk sebanding dengan angka penduduk
saati itu dan bersifat logaritmis secara grafis. Dengan kata lain,
metode ini berdasarkan pada rasio pertumbuhan penduduk rata-
rata tahunan. Metode ini cocok digunakan untuk kota tua dengan
pertumbuhan lambat sekitar 20-30% pertahun. Jika digunakan
untuk kota muda dengan pertumbuhan indsutri cepat, maka
hasilnya akan melebihi perkiraan. Kriteria penggunaan metode
geometri ini adalah:
Didasarkan atas rasio pertambahan penduduk rata-rata
tahunan yang sama;
Kota tua dengan pertumbuhan lambat.
Secara matematis, metode ini dapat dituliskan sebagai
berikut : (Anonim 2,2010)
Pn = Po (1 + r rata rata )n
Dimana:
Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072
Sistem Penyediaan Air Minum

Pn : jumlah penduduk tahun ke-n yang diproyeksikan (jiwa)


Po : jumlah penduduk tahun awal data yang ada (jiwa)
r : rasio laju pertumbuhan penduduk dengan rumus
Pn(Pn1)
Pn

n : selang waktu tahun dari data penduduk yang ada


contoh peritungan pada tahun 2005 dengan metoda geometrik
Pn(Pn1)
r = Pn

20052004
= 2005

11693371160583
= 1169337

= 0,007486294
Pn = Po (1 + r rata rata )n
= 1.160.583 (1 + 0,001829594)1
= 1.162.706
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Metode Geometri

Tahun Jumlah Penduduk n r Pn

2004 1.160.583 0 0,007486294 1.160.583


2005 1.169.337 1 0,008704609 1.162.706
2006 1.179.605 2 0,00722444 1.164.834
2007 1.188.189 3 0,007204145 1.166.965
2008 1.196.811 4 0,008196721 1.169.100
2009 1.206.702 5 -0,03508936 1.171.239
2010 1.165.795 6 0,004851137 1.173.382
2011 1.171.478 7 0,003944335 1.175.529
2012 1.176.117 8 0,003944023 1.177.679
2013 1.180.774 9 1.179.834
Jumlah 0,016466344 11.701.850
Rata-rata 0,001829594 1.170.185
Sumber : perhitungan 2015

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

4.1.1.3 Metoda Least Square/ Bunga Majemuk


Metode Bunga Majemuk (Least Square) biasa digunakan
untuk pertumbuhan penduduk yang konstan dan relatif kecil.
Hampir seperti perhitungan aritmatika, hanya saja metode least
square digunakan untuk kota tua yang mana pertumbuhannya
mendekati jenuh. Kriteria penggunaan metode least square ini
adalah:
Bukan kota muda;
Pertumbuhan kota relatif konstan dan relatif kecil.
Metode ini mempunyai formula:
Pn = Po.en
Dimana:
Pn : jumlah penduduk tahun ke-n yang diproyeksikan (jiwa)
Po : jumlah penduduk tahun awal data yang ada (jiwa)
: rata-rata rasio laju pertumbuhan penduduk
n : selang waktu tahun dari data penduduk yang ada
e : 2,718
contoh peritungan pada tahun 2005 dengan metoda Least
Square
Pn = Po.en
= 1.160.583 x 2,7180,001829594 x 1 = 1.162.708
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Metode Least Square

Tahun Jumlah Penduduk n Pn

2004 1.160.583 0 1.160.583


2005 1.169.337 1 1.162.708
2006 1.179.605 2 1.164.837
2007 1.188.189 3 1.166.970
2008 1.196.811 4 1.169.107
2009 1.206.702 5 1.171.248
2010 1.165.795 6 1.173.392

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Tahun Jumlah Penduduk n Pn

2011 1.171.478 7 1.175.541


2012 1.176.117 8 1.177.693
2013 1.180.774 9 1.179.850
Jumlah 11.701.929
Rata rata 1.170.193
Sumber : perhitungan 2015

4.2 Perhitungan Faktor Korelasi dan Standar Deviasi


Perhitunganm faktor korelasi dan standar deviasi menentukan
untuk penentuan metode terbaik yang digunakan.
4.2.1 Faktor Korelasi
Uji korelasi adalah metode pengujian yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang datanya
kuntitatif. Selain dapat mengetahui derajat keeratan hubungan
korelasi juga dapat digunakan untuk mengetahui arah hubungan
dua variabel numerik, misalnya apakah hubungan berat badan
dan tinggi badan mempunyai derajat yang kuat atau lemah dan
juga apakah kedua variabel tersebut berpola positif atau negatif.
Rumus korelasi sederhana adalah :

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

xy
y
x .



x2
x




y2
y



n .
n .

n .

FK =

Keterangan
r : Koefisiensi relasi Pearson
n : Jumlah sampel
Koefisien korelasi sederhana dilambangkan (r) adalah suatu
ukuran arah dan kekuatan hubungan linier antara dua variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y), dengan ketentuan nilai r
berkisar dari harga (-1 r +1). Apabila nilai r = -1 artinya
korelasinya negatif sempurna (menyatakan arah hubungan
antara X dan Y adalah negatif dan sangat kuat), r = 0 artinya
tidak ada korelasi, r = 1 berarti korelasinya sangat kuat dengan
arah yang positif. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan
dengan tabel. Menurut Sugiyono (2007) pedoman tabel untuk
memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 4.5 interpretasi koefisien korelasi

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

No R Interpretasi
1 0 Tidak Berkolerasi
2 0,01 0,20 Korelasi Sangat Rendah
3 0,21 0,40 Korelasi Rendah
4 0,41 - 0,60 Korelasi Agak Rendah
5 0,61 0,80 Korelasi Cukup Kuat
6 0,81 0,99 Korelasi Tinggi
7 1 Korelasi Sangat Tinggi

sumber : Sugiyono, 2007

4.2.1.1 Metoda Aritmatik


Perhitungan untuk mendapatkan nilai faktor korelasi dari
hasil proyeksi jumlah penduduk metode aritmatikaa yaitu seperti
dibawah ini:
xy
y
.
x



x2
x




y2
y



n .
n .

n .

FK =

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

(10 x 64572401,67 )(55 x 11706785)


( 10 x 385 ) 3025 x ( 10 x 13705296729668 )137048815036225
Untuk perhitungan nilai faktor korelasi pada metode
aritmatikaa selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.6
dibawah ini:
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Faktor Korelasi Menggunakan
Metode Aritmatik
No x y x2 y2 xy x2 y2 n
1.160.5 13469528998
1 1 1 1160583 10
83 89
1.162.8 13521653398 2325652,
2 2 4 10
26 99 889
1.165.0 13573878459 3495209,
3 3 9 10
70 96 667
1.167.3 13626204181 4669253,
4 4 16 10
13 78 333
1.169.5 13678630564 5847783,
5 5 25 10
57 46 889
1.171.8 13731157608 7030801,
6 6 36 10
00 00 333
1.174.0 13783785312 8218305,
7 7 49 10
44 40 667
1.176.2 13836513677 9410296,
8 8 64 10
87 66 889
1.178.5 13889342703
9 9 81 10606775 10
31 78
1 1.180.7 10 13942272390
10 11807740 10
0 74 0 76
Jumla 5 117067 38 13705296729 64572401 302
137048815036225
h 5 85 5 668 ,67 5
Sumber : perhitungan 2015

4.2.1.2 Metode Geometrik


Perhitungan untuk mendapatkan nilai faktor korelasi
dari hasil proyeksi jumlah penduduk metode geometri yaitu
seperti dibawah ini:

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

xy
y
x .



x2
x




y2
y



n .
n .

n .

FK =

( 10 x 64.536 .645 )(55 x 11.701 .850)


( 10 x 385 ) 3025 x ( 10 x 13.693.707 .944 .188 )136.933 .304 .799.087
= 0,999997327
Untuk perhitungan nilai faktor korelasi pada metode
geometri selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 dibawah
ini:
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Faktor Korelasi Menggunakan
Metode Geometrik

No x y x2 y2 xy x2 y2 n
1.160.5 1.346.952.899 1.160.5 1
1 1 1
83 .889 83 0
2 2 1.162.7 4 1.351.886.162 2.325.4 1
06 .060 13 0

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

No x y x2 y2 xy x2 y2 n
1.164.8 1.356.837.492 3.494.5 1
3 3 9
34 .477 01 0
1.166.9 1.361.806.957 4.667.8 1
4 4 16
65 .315 59 0
1.169.1 1.366.794.622 5.845.5 1
5 5 25
00 .991 00 0
1.171.2 1.371.800.556 7.027.4 1
6 6 36
39 .168 33 0
1.173.3 1.376.824.823 8.213.6 1
7 7 49
82 .751 73 0
1.175.5 1.381.867.492 9.404.2 1
8 8 64
29 .890 29 0
1.177.6 1.386.928.630 10.599. 1
9 9 81
79 .980 114 0
1 1.179.8 10 1.392.008.305 11.798. 1
10
0 34 0 .667 340 0
Jumla 5 11.701. 38 13.693.707.94 64.536. 3.0 136.933.304.7
h 5 850 5 4.188 645 25 99.087
Sumber : perhitungan 2015

4.2.1.3 Metode Least Square


Perhitungan untuk mendapatkan nilai faktor korelasi
dari hasil proyeksi jumlah penduduk metode Bunga Majemuk
(Least Square) yaitu seperti dibawah ini:

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

xy
y
x .



x2
x




y2
y



n .
n .

n .

FK =

(10 x 64.537 .220 )(55 x 11.701 .929)


( 10 x 385 ) 3025 x ( 10 x 13.693.891 .812.762 ) 136.935.137 .311 .283
= 0,999997323
Untuk perhitungan nilai faktor korelasi pada metode bunga
majemuk selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 dibawah
ini:
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Faktor Korelasi Menggunakan Least
Square
No x y x2 y2 xy x2 y2 n
1.160.58 1.346.952.899. 1.160.58
1 1 1 10
3 889 3
1.162.70 1.351.890.168. 2.325.41
2 2 4 10
8 970 6
1.164.83 1.356.845.535. 3.494.51
3 3 9 10
7 660 1
4 4 1.166.97 16 1.361.819.066. 4.667.88 10
0 294 0

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

1.169.10 1.366.810.827. 5.845.53


5 5 25 10
7 454 4
1.171.24 1.371.820.885. 7.027.48
6 6 36 10
8 964 5
1.173.39 1.376.849.308. 8.213.74
7 7 49 10
2 892 6
1.175.54 1.381.896.163. 9.404.32
8 8 64 10
1 554 6
1.177.69 1.386.961.517. 10.599.2
9 9 81 10
3 511 40
1 1.179.85 10 1.392.045.438. 11.798.4
10 10
0 0 0 573 98
Jumla 5 11.701.9 38 13.693.891.812 64.537.2 3.02 136.935.137.311
h 5 29 5 .762 20 5 .283
Sumber : perhitungan 2015

4.2.2 Standar Deviasi


Standar deviasi menunjukkan seberapa jauh nilai yang ada
terhadap nilai reratanya. Semakin kecil standar deviasi maka
data tersebut makin mendekati harga yang sebenarnya, dan
semakin besar nilai standar deviasi maka data tersebut makin
jauh dari harga sebenarnya.
Rumus :


n
1
SD= (X X )
n1 i=1 i

Dimana:
n : banyaknya data dikurangi 1 tahun
x : jumlah penduduk
X1,X2. Xn : banyak penduduk setiap tahun
SD : nilai standar deviasi
4.2.2.1 Metode Aritmatik
Perhitungan untuk mendapatkan nilai standar deviasi dari hasil
proyeksi jumlah penduduk metode aritmatika yaitu seperti
dibawah ini:

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum


( xix )
n
SD = 1
.
n1 i=1

= 1
101
x 41.522.605

= 2148
SD
CV = Xbar

2148
= 1.170 .679

= 0,001834777
Untuk perhitungan nilai standar deviasi pada metode aritmatika
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 dibawah ini:
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Standar Deviasi Menggunakan
Metode Aritmatik

Tahun x Xbar x-Xbar (x-Xbar)2

2004 1.160.583 -10095,5 101.919.120


2005 1.162.826 -7852,1 61.654.776
2006 1.165.070 -5608,6 31.456.519
2007 1.167.313 -3365,2 11.324.347
2008 1.169.557 -1121,7 1.258.261
1.170.679
2009 1.171.800 1121,7 1.258.261
2010 1.174.044 3365,2 11.324.347
2011 1.176.287 5608,6 31.456.519
2012 1.178.531 7852,1 61.654.776
2013 1.180.774 10095,5 101.919.120
Jumlah 415.226.045
Rata-rata 41.522.605
SD 2148
cv 0,001834777
Sumber : perhitungan 2015

4.2.2.2 Metode Geometrik

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Perhitungan untuk mendapatkan nilai standar deviasi dari


hasil proyeksi jumlah penduduk metode geometri yaitu seperti
dibawah ini:

( xix )
n
SD = 1
.
n1 i=1

= 1
101
x 37.746 .428

= 2048
SD
CV = Xbar

2048
= 1.170 .185

= 0,001750097
Untuk perhitungan nilai standar deviasi pada metode
geometri selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10
dibawah ini:
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Standar Deviasi Menggunakan
Metode Geometrik

Tahun x Xbar x-Xbar (x-Xbar)2

2004 1.160.583 -9602,0 92.199.338


2005 1.162.706 -7478,7 55.930.253
2006 1.164.834 -5351,4 28.637.190
2007 1.166.965 -3220,2 10.369.690
2008 1.169.100 -1085,1 1.177.504
1.170.185
2009 1.171.239 1053,8 1.110.599
2010 1.173.382 3196,7 10.219.152
2011 1.175.529 5343,6 28.553.557
2012 1.177.679 7494,3 56.164.423
2013 1.179.834 9649,0 93.102.575
Jumlah 377.464.280

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Rata-rata 37.746.428
SD 2048
CV 0,001750097
Sumber : perhitungan 2015

4.2.2.3 Metode Least Square


Perhitungan untuk mendapatkan nilai standar deviasi dari hasil
proyeksi jumlah penduduk metode Bunga Majemuk (Least
Square) yaitu seperti dibawah ini:

( xix )
n
SD = 1
.
n1 i=1

= 1
101
x 37.808 .163

= 2050
SD
CV = Xbar

2050
= 1.170 .193

= 0,001751516
Untuk perhitungan nilai standar deviasi pada metode Bunga
Majemuk (least square) selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
4.11 dibawah ini:
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Standar Deviasi Menggunakan
Metode Least Square

Tahun x Xbar x-Xbar (x-Xbar)2

2004 1.160.583 1.170.193 -9609,9 92.349.767


2005 1.162.708 -7484,8 56.021.633
2006 1.164.837 -5355,8 28.684.060

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

2007 1.166.970 -3222,8 10.386.711


2008 1.169.107 -1086,0 1.179.457
2009 1.171.248 1054,7 1.112.388
2010 1.173.392 3199,3 10.235.804
2011 1.175.541 5347,9 28.600.223
2012 1.177.693 7500,4 56.256.376
2013 1.179.850 9656,9 93.255.214
Jumlah 378.081.634
Rata-rata 37.808.163
SD 2050
CV 0,001751516
Sumber : perhitungan 2015

4.2.3 Pemilihan Metode Terbaik


Penentuan metode terpilih ini dilakukan untuk mengetahui
metode yang tepat untuk memproyeksikan populasi penduduk di
Kabupaten Majalengka. Penentuan metode terpilih ini dilakukan
dengan cara membandingkan faktor-faktor matematis dari data
yang telah didapatkan. Selain dilakukan dari segi matematis,
dilakukan juga penentuan berdasarkan segi kondisi kota atau
daerah.
Setelah diperoleh hasil proyeksi dari ketiga metode
tersebut, maka selanjutnya ketiga metode tersebut dibandingkan
dengan data eksisting yang ditampilkan dalam bentuk grafik.
Maka akan dihasilkan seperti pada Gambar 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12 Hasil Perbandingan Data Eksisting dengan ketiga
metode

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

1,220,000
1,210,000
1,200,000
1,190,000
1,180,000
Existing
Jumlah Penduduk 1,170,000
Aritmatik
1,160,000 Geometrik
1,150,000 Least Square
1,140,000
1,130,000
2000 2010 2020

Tahun

Sumber : perhitungan 2015

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Data Eksisting dengan ketiga


metode

Least
Tahun Data Aritmatik Geometrik
Square
2004 1.160.583 1.160.583 1.160.583 1.160.583
2005 1.169.337 1.162.826 1.162.706 1.162.708
2006 1.179.605 1.165.070 1.164.834 1.164.837
2007 1.188.189 1.167.313 1.166.965 1.166.970
2008 1.196.811 1.169.557 1.169.100 1.169.107
2009 1.206.702 1.171.800 1.171.239 1.171.248
2010 1.165.795 1.174.044 1.173.382 1.173.392
2011 1.171.478 1.176.287 1.175.529 1.175.541
2012 1.176.117 1.178.531 1.177.679 1.177.693
2013 1.180.774 1.180.774 1.179.834 1.179.850
Jumlah 11.795.391 11.706.785 11.701.850 11.701.929
Rata-rata 1.179.539 1.170.679 1.170.185 1.170.193
SD 4.523 2.148 2.048 2.050
CV 0,003834885 0,001834777 0,001750097 0,001751516
FK 1 0,999997327 0,999997323
Sumber : perhitungan 2015

Dalam menentukan metode terpilih untuk


memproyeksikan jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka
pada tahun yang akan datang, maka perlu dicari terlebih dahulu

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

nilai dari standar deviasi, koefisien variasi dan faktor korelasi


sebagai parameter dalam menentukan metode yang terbaik
dalam memproyeksikan jumlah penduduk.

4.2.4 Metode Terbaik


Setelah melakukan perhitungan diantara ketiga metode
proyeksi, maka terpilih metode Aritmatik karena setelah
dilakukan perhitungan data eksisting lebih tepat diproyeksikan
dengan metode ini dengan melihat pertimbangan kepada kriteria
nilai rata-rata, standar deviasi, koefisien variasi (CV), dan faktor
korelasi. Metode Aritmatik ini memenuhi tiga kriteria dari empat
kriteria pembanding tersebut.
Dilihat dari faktor segi matematis Kabupaten Majalengka
memenuhi tiga kriteria dari empat kriteria yaitu, nilai rata-rata
sama dengan nilai rata-rata data eksisting, standar deviasi yang
mendekati nilai standar deviasi data eksisting dan nilai korelasi
yang mendekati satu. Jika dilihat dari segi kondisi keadaan
Kabupaten Majalengka ini lebih tepat menggunakan metode
Aritmatik, sehingga memiliki Kabupaten Majalengka termasuk
Pertumbuhan penduduk yang relatif konstan;
Cocok digunakan untuk kota tua yang tidak berkembang
lagi;
Grafik pertumbuhan penduduk linear;
Memiliki daerah yang luas;
Dapat juga digunakan untuk kota kecil yang tidak terdapat
industri dan daerah agraris.
Karena telah ditentukan bahwa Kabupaten Majalengka ini
lebih tepat dilakukan proyeksi menggunakan metode Aritmatik
maka jumlah penduduk Kabupaten Majalengka untuk 25 tahun
mendatang dapat dilihat pada Tabel 4.14 dibawah ini:

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Proyeksi Penduduk dalam 25 tahun


ke depan menggunakan metoda Aritmatik

Tahun n a Pn

2014 10 8754 1183017


2015 11 10268 1185261
2016 12 8584 1187504
2017 13 8622 1189748
2018 14 9891 1191991
2019 15 -40907 1194235
2020 16 5683 1196478
2021 17 4639 1198722
2022 18 4657 1200965
2023 19 1203208
2024 20 20191 1205452
2025 21 2243,444 1207695
2026 22 1209939
2027 23 1212182
2028 24 1214426
2029 25 1216669
2030 26 1218913
2031 27 1221156
2032 28 1223399
2033 29 1225643
2034 30 1227886
2035 31 1230130
2036 32 1232373
2037 33 1234617
2038 34 1236860
Sumber : perhitungan 2015

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072


Sistem Penyediaan Air Minum

Tugas Besar PAM / Yurry Ardisanyah P 25-2013-072

Anda mungkin juga menyukai