Anda di halaman 1dari 4

Reviu Penyusunan Rencana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum


Kabupaten Kepulauan Sangihe

6.1 Potensi Air Permukaan


Keberadaan sumber air baku merupakan hal sangat utama dalam satu sistem pelayanan
pengelolaan air minum. Perencanaan teknis pengembangan unit air baku harus disusun berdasarkan
ketentuan di mana debit pengambilan harus lebih besar daripada debit yang diperlukan. Bilamana
kapasitas pengambilan air baku tidak dapat tercapai karena keterbatasan sumbernya akibat musim
kemarau, maka dilakukan konversi debit surplus pada musim hujan menjadi debit cadangan pada
musim kemarau. Debit cadangan ini harus melebihi kapasitas kebutuhan air minum. Air baku adalah
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang
memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi berupa air yang terdapat pada
sungai-sungai, parit, saluran irigasi, dan danau-danau. Air permukaan berada di permukaan tanah dan
dapat diketahui keberadaannya. Air permukaan yang tidak terlindungi dari kontaminasi dan tidak
berubah keadaannya harus diolah sebelum digunakan. Hal ini penting karena mungkin saja air
tersebut mengandung pencemar organik maupun anorganik, gas, dan juga mikroorganisme.
Air permukaan dapat dibagi dalam beberapa sumber, yaitu:
- Air hujan biasanya digunakan untuk daerah yang penduduknya sangat sedikit sekali atau
daerah yang tidak memiliki sumber air baku seperti pada daerah gurun.
- Sungai yang mengalir secara berlanjut sepanjang tahun dan disimpan selama banjir
setelah diolah kemudian didistribusikan.
- Danau terdapat purifikasi atau penjernihan alam sehingga kondisi fisiknya mengalami
perbaikan.
- Rawa merupakan perbatasan daerah daratan dengan lautan, rasanya agak payau dan
banyak mengandung garam oganik.
Air permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidak tercemar. Air permukaan
yang tertampung di danau-danau atau sungai dapat ditumbuhi berbagai macam algae, tumbuhan air,
dan berbagai ikan, terutama jika air tersebut mengandung banyak nutrien bagi pertumbuhannya. Air

Laporan Antara|6 - 1
Reviu Penyusunan Rencana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Kepulauan Sangihe

permukaan banyak mengandung unsur-unsur organik dan non-organik yang terlarut dalam aliran
danau atau sungai tersebut merupakan perwakilan dari unsur-unsur mineral yang ada dalam DAS atau
Sub-DAS.

6.1.1 Sungai
Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke
tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar. Arus
air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di daerah pegunungan) biasanya lebih deras
dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Air yang berada di permukaan daratan, baik air
hujan, mata air, maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju tempat yang
lebih rendah. Mula-mula saluran yang dilalui ini relatif sempit dan pendek. Namun, secara proses
alamiah aliran ini mengikis daerah- daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama
semakin lebar dan panjang, dan terbentuklah sungai.
Pertimbangan yang lebih penting terkait dengan sumber air adalah kuantitas (debit andalan),
kualitas, kontinuitas (keberlanjutan), dan konservasi (keberlangsungan) debit air yang akan
digunakan. Keberlangsungan aliran permukaan dan mata air sangat tergantung pada kondisi Daerah
Aliran Sungai (DAS) dari perubahan tata guna lahan. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu
kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang menampung, menyimpan dan mengalirkan curah
hujan ke anak sungai dan sungai utama yang bermuara ke danau atau laut. Potensi sumber air
permukaan masih merupakan andalan untuk men supply kebutuhan masyarakat dengan model
gravitasi. Tata guna lahan yang baik, dan menjaga konservasi wilayah hulu cathment area sangat
penting untuk menjaga kontinuitas debit yang ada pada sungai-sungai tersebut.

6.1.2 Mata Air


Mata air terjadi karena air yang berada di bawah lapisan-lapiran kedap air mendesak ke luar
atau karena gempa bumi lapisan tersebut retak sehingga air keluar dengan sendirinya. Untuk menjaga
agar air tetap bersih maka dibuat captering (penyadap) sehingga dapat langsung dialirkan ke
konsumen. Mata air biasanya mempunyai kualitas lebih baik daripada air permukaan tapi jika air
tersebut berasal dari rembesan air sungai yang baru menempuh jarak pendek kualitasnya tidak baik.
Sehingga untuk mempertahankan kualitas mata air maka kita harus melindungi mata air dan
sekitarnya dari kontaminasi kotoran manusia atau binatang dan bak pengumpul air pun harus
dibangun untuk menangkap mata air dan mencegah reruntuhan. Jenis mata air berdasarkan sumbernya
dapat dibedakan dalam empat jenis, yaitu:
1. Depression Spring yakni Mata air yang disebabkan karena permukaan tanah memotong
muka air tanah (Watar Tabel)
2. Contact Spring yakni Mata air akibat adanya kontak seperti lapisan akifer dengan lapisan
impermeable pada bagian bawahnya
3. Fracture Artesian Spring yakni Mata air yang dihasilkan oleh faktor akifer tertekan yang
terpotong oleh struktur
4. Solution Tubular Spring yakni Mata air yang terjadi akibat pelarutan batuan oleh air
tanah.
Potensi mata air di Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagian besar telah dimanfaatkan sebagai
sumber air baku oleh PDAM dan oleh pihak lainnya. Namun belum dimanfaatkan secara maksimal,
dan masih bisa dikembangkan sebagai penambahan kuantitas sumber air baku air minum untuk
meningkatkan tingkat pelayanan air minum di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Berdasarkan ketersediaan sumber air untuk kebutuhan pengembangan SPAM di Kabupaten
Kepulauan Sangihe, potensi sumber air baku diperoleh dengan pemanfaatan mata air dan sungai-

Laporan Antara|6 - 2
Reviu Penyusunan Rencana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Kepulauan Sangihe

sungai yang ada di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe bagian Utara, Barat, dan Selatan Pulau
Sangihe. Sumber – sumber air tersebut berpotensi untuk melayani wilayah perkotaan dan kecamatan-
kecamatan yang termasuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Sangihe.

6.2 Potensi Air Tanah


Air tanah berasal dari hujan yang masuk melalui pori-pori tanah. Biasanya dalam air tanah ini
mengandung unsur Fe, Mn, alkalinitas, dan unsur kimia lainnya, air tanah terbagi atas:

1. Air Tanah Dalam

Terdapat setelah lapisan rapat yang pertama. Pengambilan air tanah dalam harus menggunakan alat
yaitu bor dan memasukkan pipa ke dalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100
– 300 meter) akan didapatkan suatu lapisan air. Jika tekanan air tanah besar maka air akan
menyembur keluar dan dalam keadaan tersebut, sumur tersebut disebut sebagai sumur artesis. Jika
tidak dapat keluar dengan sendirinya maka menggunakan pompa untuk membantu mengeluarkan
air tanah dalam tersebut.

2. Air Tanah Dangkal

Terjadi karena adanya daya peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian
pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat-
zat kimia karena melalui lapisan tanah yang banyak mengandung zat-zat kimia. Air tanah ini
terdapat pada kedalaman 15 meter.

Peran air tanah semakin lama semakin penting dan strategis, karena menyangkut kebutuhan
pokok hajat hidup orang banyak dalam berbagai aktivitas hidupnya. Agar pemanfaatan air tanah dapat
dilakukan secara berkelanjutan, dalam penggunaannya harus memperhatikan potensi ketersediaan dan
perubahan-perubahan yang terjadi akibat pemanfaatannya yang tidak menimbulkan dampak negatif
yang berarti baik bagi air tanah maupun lingkungan di sekitarnya. Air tanah adalah air yang berada di
bawah permukaan tanah yang berasal dari air permukaan yang meresap masuk ke dalam tanah dan
membentuk siklus hidrologi. Kondisi air tanah dapat diketahui dari kondisi akifer. Akifer adalah suatu
lapisan batuan atau formasi geologi yang mempunyai struktur yang memungkinkan air untuk masuk
dan bergerak melaluinya dalam kondisi normal. Air tanah dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu
air tanah bebas dan air tanah tertekan/ dalam. Kedalaman air tanah tidak sama pada setiap tempat. Hal
itu tergantung pada tebal tipisnya lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah
tersebut. Volume air yang meresap ke dalam tanah tergantung pada jenis lapisan batuannya, yaitu
lapisan kedap air (permeable) dan lapisan tak kedap air (impermeable).
Potensi air tanah suatu wilayah dapat dipetakan dan dapat ditampilkan untuk mempermudah
mengetahui keberadaan air yang ada di dalam tanah. Keberadaan air tanah sangat penting untuk
diketahui mengingat semua makhluk hidup baik manusia, tumbuhan ataupun hewan sangat
bergantung pada air. Potensi air tanah dapat diketahui dengan mengetahui litologi batuan penyusun
daerah tersebut dengan dikalikan dengan jumlah curah hujan yang dapat meresap masuk ke dalam
akifer. Litologi batuan merupakan karakteristik fisik dari batuan. Litologi batuan perlu diketahui
untuk melihat kemampuan batuan dalam meloloskan air yang nantinya akan diketahui seberapa besar
potensi air yang masuk jika terdapat air (hujan) yang masuk.
Secara umum, air tanah dari lapisan jenuh air pada top soil dengan penyebarannya yang
sangat luas tidak dapat direncanakan pemanfaatannya karena cadangan yang relatif kecil dan sangat
tergantung pada curah hujan sehingga sumber air ini sering mengalami kekeringan pada musim

Laporan Antara|6 - 3
Reviu Penyusunan Rencana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Kepulauan Sangihe

kemarau. Sedangkan air tanah yang berasal dari lapisan akuifer dalam suatu cekungan air tanah
biasanya mempunyai cadangan yang cukup besar dan tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan musim
hujan atau kemarau sehingga pemanfaatannya dapat direncanakan secara berkelanjutan.
Potensi air tanah di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe banyak terdapat di kecamatan
yang berbasis kepulauan seperti Kecamatan Tatoareng, Kecamatan Nusa Tabukan, dan Kecamatan
Marore. Dengan luas pulau yang kecil, menjadikan potensi sumber air sungai atau air permukaan
lainnya tidak memungkinkan untuk dijadikan sumber air baku air minum dengan kuantitas yang
memadai. Beberapa potensi air tanah yang didapat dari sumur warga di Kecamatan Tatoareng, Nusa
Tabukan, dan Marore adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Sumber Air Tanah di Kecamatan Kepulauan di Kabupaten Kepulauan Sangihe


No Jenis sumber Kecamatan Pulau Desa
1 Sumur Gali Tatoareng Kalama Desa Soa
2 Sumur Gali Tatoareng Kahakitang Kahakitang
3 Sumur Gali Marore Marore Dusun 1
4 Sumur Gali Marore Marore Dusun 2
5 Sumur Gali Marore Marore Duala 1
6 Sumur Gali Marore Marore Duala 2
7 Sumur Gali Marore Kawio Kawio 1
8 Sumur Gali Marore Kawio Kawio 2
9 Sumur Bor Marore Matutuang Dusun 1
10 Sumur Gali Marore Matutuang Dusun 2
Sumber: Dokumen RISPAM Kabupaten Kepulauan Sangihe, 2012

6.3 Sumber Lain


Sumber air lain yang bisa digunakan adalah Air Hujan terutama untuk penyediaan air bersih
di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi, dapat dikembangkan Sistem Pemanfaatan Air Hujan
(SPAH) yang layak dikonsumsi oleh masyarakat. Sistem ini dapat dikembangkan secara bergotong
royong dan dikelola bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari atau bahkan
untuk dikomersialisasikan. Air hujan merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi makhluk
hidup. Air hujan sangat bermanfaat untuk mengisi sumber air guna keperluan pertanian, domestik dan
industri. Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) terdiri atas sistem Penampungan Air Hujan (PAH)
dan sistem pengolahan air hujan. PAH dilengkapi dengan talang air, saringan pasir, bak penampung
dan Sumur Resapan. Sumur resapan dapat digunakan untuk melestarikan air tanah dan mengurangi
resiko genangan air hujan atau banjir yang dilakukan dengan membuat sumur yang menampung dan
meresapkan curahan air hujan. Prinsip dasar PAH adalah mengalirkan air hujan yang jatuh di
permukaan atap melalui talang air untuk ditampung ke dalam tangki penampung. Kemudian limpasan
air yang keluar dari tangki penampung yang telah penuh disalurkan ke dalam sumur resapan.

Laporan Antara|6 - 4

Anda mungkin juga menyukai