Gambar 2.1
Sistem Transportasi Nasional
Pelabuhan laut berjumlah 1.887 unit dengan rincian pelabuhan umum (dikelola oleh
PT. Pelindo) sebanyak 111 unit, pelabuhan umum (dikelola oleh UPT Ditjen Hubla) 614
unit, pelabuhan khusus 450 unit, dan pelabuhan untuk kepentingan sendiri (DUKS)
sebanyak 712 unit. Jumlah pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri saat
ini: 141 unit pelabuhan. Dan sesuai Amanat INPRES Nomor 6tahun 2007 sedang dilakukan
kajian optimalisasi peran & fungsi pelabuhan, jumlah pelabuhan terbuka untuk
perdagangan luar negeri akan dikurangi menjadi 25 pelabuhan.
Hingga tahun 2009 (dalam periode 2005 – 2009) program pengembangan bandara
yang mampu didarati oleh pesawat hercules di daerah rawan bencana dan perbatasan
dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2
Program Pengembangan Bandara Dephub RI.
Komposisi alokasi anggaran Dephub tahun 2008 menurut fungsi pelayanan (belanja
modal dan belanja barang tidak mengikat) diketahui 48,33% untuk peningkatan
keselamatan, 35,43% untuk peningkatan kapasitas angkutan, 8,47% untuk peningkatan
aksesibilitas, dan sisanya untuk pengembangan SDM dan disain. Tingginya alokasi
anggaran untuk masalah keselamatan dipicu oleh angka kecelakaan untuk semua moda
transportasi yang cenderung cukup tinggi dengan angka kehilangan nyawa total 17.827
orang.
2.2.1 Geografis
Berdasarkan letaknya Propinsi Maluku terletak antara 2 030 ' - 90 Lintang Selatan
124 0 - 1360 Bujur Timur . Propinsi Maluku terdiri dari 13 Kabupaten dengan batas –
batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Seram
Sebelah Selatan : Lautan Indonesia dan Laut Arafuru
Sebelah Barat : Pulau Sulawesi
Sebelah Timur : Pulau Irian
Gambar 2.3
Konsep Trans MALUKU
Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan wilayah serba pulau, “Laut Pulau”
(wilayah kepulauan) dengan luas 125.422,4 km2, terdiri dari luas wilayah laut 110.838,4
km2 (88,37%) dan luas wilayah darat 14.584 km2 (11,63%) yang terkonsentrasi pada 4
(empat) gugus pulau yaitu :
Gugus Pulau Tanimbar luas daratan 5.936 km2
Gugus Pulau-pulau Babar luas daratan 2.456 km2
Gugus Pulau-pulau Terselatan luas daratan 4.686 km2
Gugus Pulau-pulau Leti, Moa, Lakor luas daratan 1.506 km2
Tabel 2.2
Pembagian Kawasan Hutan
LUAS
No. PEMBAGIAN KAWASAN
(Ha)
1. Kawasan Budidaya Hutan 821.722,04
Hutan Produksi Terbatas 191.420
Hutan Produksi Tetap 170.388,46
Hutan Produksi yang dapat dikonversi 459.913,58
2. Kawasan hutan lindung/konservasi 164.123,66
hutan suaka alam/konservasi 122.736,66
hutan lindung 41.388,00
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MTB Tahun 2012-2032
B. Bahan Galian
Terdapat berbagai jenis bahan galian di Kab. MTB antara lain dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.3
Potensi bahan galian
JENIS BAHAN GALIAN
PULAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Wetar
Romang
Damar
Kisar
Leti
Moa
Lakor
Babar
Wetar
Dawera
Dawelor
Masela
Sermata
Gugus Pulau Tanimbar
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MTB
Keterangan :
1. Emas 6. Lumpur Belerang 11. Batu Gamping Kotal
2. Tembaga 7. Batuan Lava 12. Batu Gamping Malih
3. Timah Hitam 8. Breksi 13. Minyak Bumi
4. Seng 9. Marmer
5. Belerang Murni 10. Bijih Besi Laterit (Magnesit)
Potensi bahan galian kabupaten MTB dapat dilihat pada Tabel 2.3 di atas, yang
menunjukan sebaran bahan galian per pulau. Bahan galian yang terdapat di Kabupaten
Maluku Tenggara Barat tidak dijumpai di semua pulau dan jenisnya pun terbatas.
Berdasarkan data-data hasil peneliti terdahulu, bahan galian yang terdapat di kabupaten ini
adalah bahan galian logam yaitu emas, tembaga, bijih besi laterit, belerang, dan beberapa
bahan galian golongan C.
Tabel 2.5
Jumlah Kepadatan Penduduk Tahun 2013
Kecamatan Luas area Jumlah penduduk Kepadatan Penduduk
Tanimbar Selatan 825,69 32.567 39,4
Wertamrian 1.298,45 10.015 7,7
Wermaktian 2.941,16 11.249 3,8
Selaru 826,26 12.636 15,3
Tanimbar Utara 1.075,74 13.644 12,7
Yaru 79,42 4.962 62,5
Wuarlabobar 654,74 7.357 11,2
Molu Maru (sedang direvisi) 2.862 -
Nirunmas 1.468,30 7.265 4,9
Kormomolin 933,16 6.108 6,5
Jumlah total 10.102,92 108.665 10,8
Sumber : MTB Dalam Angka 2014
Masyarakat Maluku Tenggara Barat dalam menjalin hubungan memiliki nilai-nilai adat
yang kuat. Hubungan antara pemerintah dengan rakyat didasarkan atas aturan adat yang
melekat di masyarakat antara lain adat duan lolat. Adat ini merupakan salah satu adat suku
Tanimbar di antara masyarakat Adat lain yang dijadikan pranata formal oleh beberapa
masyarakat Maluku di tingkat desa termasuk masyarakat di Maluku Tenggara Barat yaitu
adat sasi. Adat ini mengatur jangka waktu memanen sumber daya tertentu (hayati laut dan
darat).
Berdasarkan data kegiatan utama penduduk umur 10 tahun ke atas di Maluku
Tenggara Barat pada tahun 2013 terdapat 42% penduduk Maluku Tenggara Barat
melakukan kegiatan utamanya dengan bekerja, 28% bersekolah, 18% mengurus rumah
tangga, 8% tidak memiliki kegiatan utama, dan 4% melakukan kegiatan lainnya. Presentase
penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha utama berdasarkan data tahun 2008 yaitu
67.57% bekerja pada sektor pertanian, 0.12% bekerja pada sektor pertambangan dan
galian; 1.53% bekerja pada sektor industri; 0.24% bekerja pada sektor listrik, gas, dan air;
1.97% bekerja pada sektor konstruksi; 3.36% bekerja pada sektor perdagangan; 5.30%
bekerja pada sektor transportasi dan komunikasi; 1.67% bekerja pada sektor keuangan;
dan 18.24% bekerja pada sektor jasa.
Lapangan pekerjaan utama yang banyak dijadikan sebagai mata pencaharian
penduduk di Maluku Tenggara Barat menurut data penduduk 10 tahun ke atas yang bekerja
tahun 2010 adalah sektor pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan yaitu sebesar
72,84% disusul sektor jasa-jasa sebesar 21,87% dan sektor Industri sebesar 5,29%. Sektor
pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air minum; bangunan; serta sektor
angkutan, pergudangan dan komunikasi hanya menjadi mata pencaharian penduduk laki-
laki di Maluku Tenggara Barat (100%) sementara sektor perdagangan lebih banyak
dijadikan mata pencaharian penduduk berjenis kelamin perempuan dengan perbandingan
54.12% tenaga kerja perempuan dan 45.88% tenaga kerja laki-laki.
Jumlah angkatan kerja pada periode 2007-2008 mengalami peningkatan dari
73.131 orang menjadi 35.346 orang atau berkurang 37.785 orang namun pada periode
2008-2009 jumlah angkatan kerja berbertambah menjadi 1.255 dan selanjutnya pada
periode 2009-2010 mengalami peningkatan kembali jumlah angkatan kerja menjadi
10.295. Laju jumlah angkatan kerja selama periode 2007-2010 sebesar 25.76% atau
mengalami peningkatan sebesar 6,44% setiap tahun.
Gambar 2.4
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, 2009-2013
Tabel 2.7
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (juta rupiah), 2009 – 2013
Berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten MTB dapat terlihat bahwa
PDRB Kab.MTB dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 PDRB atas
dasar harga berlaku Kab.MTB mencapai 813.911 juta rupiah dengan penyumbang terbesar
terletak pada sektor pertanian sebesar 425.124 juta rupiah dan sektor perdagangan, hotel,
dan restoran sebesar 215.945 juta rupiah.
Tabel 2.8
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (juta rupiah), 2009 – 2013
Menurut data PDRB atas harga konstan 2000 Kab. MTB dapat diketahui jika setiap
tahunnya terjadi peningkatan. Pada tahun 2013 PDRB atas harga konstan 2000 Kab. MTB
mencapai 340.018 juta rupian dengan penyumbang sektor tertinggi terdapat pada pertanian
sebesar 182.794 juta rupiah dan sektor perdagangan, perhotelan, dan restoran sebesar
79.572 jua rupiah.
Berdasarkan data PDRB atas dasar harga berlaku dan harga konstan dapat diketahui
beberapa sektor penyumbang terbesar di Kab. MTB, berikut merupakan penjelasan dari
sektor pertanian yang merupakan penyumbang PDRB terbesar di Kab. Maluku Tenggara
Barat.
A. Pertanian
Pertanian di Kabupaten Maluku tenggara Barat terdiri atas tanaman pangan, tanaman
holtikultura, dan tanaman perkebunan.
Tanaman pangan
Tanaman pangan yang terdapat di Kabupaten Malutu Tenggara Barat adalah jenis
tanaman padi dan tanaman palawija. Tanaman ini meliputi padi ladang, jagung, ketela
pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau dll nya.
Tabel 2.9
Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Ladang Menurut Kecamatan
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, 2011 – 2013
Tabel 2.10
Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas jagung Menurut Kecamatan
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, 2011 – 2013
Luas Tanam Luas Panen Produksi Produktivitas
Kecamatan
(Ha) (Ha) (ton) (kuintal/ha)
Tanimbar Selatan 85 81 283 34.9
Wertamrian 90 86 257 29.8
Wermaktian 110 105 261 24.9
Selaru 198 188 527 28.0
Tanimbar utara 102 97 291 30.0
Yaru 45 43 86 19.9
Wuarlabobar 60 57 137 24.0
Nirunmas 190 181 542 29.9
Komomolin 130 124 321 25.9
Molu maru 15 14 24 17.4
2013 1.025 976 2.727 27.9
2012 675 634 1.534 24.2
2011 625 588 881 15.0
Sumber : Profil Maluku Tenggara Barat,2014
Tabel 2.11
Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kacang Tanah
Menurut Kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, 2011 – 2013
Luas Tanam Luas Panen Produksi Produktivitas
Kecamatan
(Ha) (Ha) (ton) (kuintal/ha)
Tanimbar Selatan 32 29 43 14.9
Wertamrian 28 25 35 13.9
Wermaktian 30 27 32 11.9
Selaru 54 49 92 18.8
Tanimbar utara 95 86 171 19.9
Yaru 18 16 19 11.9
Wuarlabobar 25 22 29 13.0
Nirunmas 21 19 28 14.8
Komomolin 15 13 17 13.1
Molu maru 8 7 7 9.9
2013 326 293 473 16.1
2012 259 226 292 12.9
2011 224 205 226 11.0
Sumber : Profil Maluku Tenggara Barat,2014
Tabel 2.12
Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Ubi Kayu
Menurut Kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, 2011 – 2013
Luas Tanam Luas Panen Produksi Produktivitas
Kecamatan
(Ha) (Ha) (ton) (kuintal/ha)
Tanimbar Selatan 69 62 994 160.3
Wertamrian 50 45 624 138.6
Wermaktian 52 47 442 94.0
Selaru 62 56 753 134.5
Tanimbar utara 41 37 513 138.6
Yaru 28 25 248 99.0
Wuarlabobar 37 34 438 128.7
Nirunmas 60 57 855 150.0
Komomolin 43 39 368 94.3
Molu maru 20 18 144 80.2
2013 262 420 5.378 128.0
2012 329 283 1.729 61.1
2011 306 253 1.439 56.9
Sumber : Profil Maluku Tenggara Barat,2014
Penghasil ubi kayu pada tahun 2013 mencapai 5.378 ton dengan produktivitas
mencapai 128.0 kuintal/ha dan luas panen mencapai 420 ha.
Tabel 2.13
Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Ubi Jalar
Menurut Kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, 2011 – 2013
Luas Tanam Luas Panen Produksi Produktivitas
Kecamatan
(Ha) (Ha) (ton) (kuintal/ha)
Tanimbar Selatan 24 22 131 59.4
Wertamrian 33 30 190 63.4
Wermaktian 36 33 176 53.5
Selaru 47 43 277 64.3
Tanimbar utara 43 39 232 59.4
Yaru 32 29 144 49.5
Wuarlabobar 30 27 152 56.4
Nirunmas 64 57 385 67.5
Komomolin 40 36 189 52.5
Molu maru 13 12 59 49.5
2013 362 328 1.935 59.0
2012 290 255 1.673 65.6
2011 276 265 1.520 57.4
Sumber : Profil Maluku Tenggara Barat,2014
Penghasil ubi jalar pada tahun 2013 mencapai 1.935 ton dengan produktivitas
mencapai 59.0 kuintal/ha dan luas panen mencapai 328 ha.
Holtikultura
Tanaman holtikultura yang banyak terdapat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat ini
berupa sayuran dan buah – buahan.
Tabel 2.14
Produksi buah – buahan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat 2013
Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa komoditi buah di Kab MTB adalah
mangga, jeruk, pisang, pepaya, nanas, jambu, sukun, dan nangka. Rata-rata semua
jenis buah ini dapat tumbuh di keseluruhan wilayah MTB kecuali jeruk yang hanya
tumbuh subur di wilayah Yaru dengan produksi 3401 ton. Komoditi tertingi adalah
buah jeruk dan buah pisang. Hampir semua wilayah dapat ditanami pisang tetapi
produksi pisang terbesar di Kecamatan Tanimbar utara 844,52 ton.
Jenis sayuran yang dapat tumbuh di MTB ada berbagai jenis diantaranya bawang
merah, cabe besar, cabe rawit, kubis,wortel, petsai, kacang panjang, buncis, bayam,
kangkung, tomat, ketimun, dan terong. Untuk sayuran produksi tertinggi adalah
kangkung 217.80 ton, terong 145.40 ton, bawang merah dengan produksi 130.50 ton,
bayam 120.60 taon, kubis 115.70 ton.
Tanaman perkebunan
Hasil perkebunan yang terdapat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah kelapa,
kopi, coklat, dan jambu mete.
Tabel 2.15
Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, 2011 – 2013
Berdasarkan tabel tersebut dapat terlihat bahwa produk ungulan Kabupaten Maluku
Tenggara Barat dari sektor perkebunan adalah Kelapa dan Jambu Mete. Setiap
kecamatan rata – rata menghasilkan kelapa diatas 4000 ton setiap tahunnya.
Sedangkan untuk Jambu mete penghasilan terbanyak terdapat di kecamatan
wertamrian dengan produksi 1534.60 ton setiap tahunnya.
B. Perikanan
Jumlah potensi Perikanan di Laut Banda dan Laut Arafura yaitu sekitar 1.034.174 ton,
dengan jenis ikan yang bervariasi antara lain cakalang, tongkol, tuna, marlin, ikan
pedang, tenggiri, ikan karang, lobster, udang, udang, dan cumi-cumi. Dari potensi
tersebut yang baru di produksi sebesar 6.895 ton atau sebesar 0,66 %.
C. Peternakan
Ternak umumnya dimiliki oleh masyarakat di seluruh wilayah Maluku Tenggara Barat.
Jenis – jenis ternak yang diusahakan antara lain kerbau Moa, Sapi, kambing Lakor,
domba Kisar, babi dan kuda serta jenis unggas. Ternak yang di usahakan di wilayah
Maluku Tenggara Barat mencapai 144.550 ekor dengan potensi terbesar adalah
kambing, babi, kerbau dan sapi sementara populasi ternak unggas mencapai 3.030.236
ekor dan Itik 167.903 ekor.
Pertumbuhan dan penyebaran aktivitas ekonomi Kabupaten MTB saat ini terpusat
di kota Saumlaki sebagai wilayah transit dan wilayah jasa potensial. Namun situasi
ini memberikan konsekuensi jarak yang dalam perkembangannya menjadi item
kelemahan bagi wilayah lain di Kabupaten MTB khususnya dengan keberadaan
wilayah-wilayah terbelakang dan terisolasi di hampir seluruh wilayah kabupaten ini.
Wilayah Maluku secara khusus Kabupaten MTB berpotensi menjadi wilayah transit
bagi seluruh angkutan udara dan laut yang memakai wilayah navigasi penerbangan
dan pelayaran Kabupaten MTB khususnya untuk trafik utara-selatan (North-South)
dunia baik untuk penumpang (melalui udara) dan kargo curah kering serta kontainer
khususnya untuk barang-barang angkutan dari dan ke benua Australia. Karenanya,
posisi pulau-pulau terselatan MTB memiliki ruang perbatasan yang menentukan
khususnya dengan negara tetangga yaitu Timor Leste dan Australia. Secara khusus
untuk kontak perdagangan dengan Timor Leste, bila pertimbangan potensi
perdagangan baik yang bersifat kompetitif dan komparatif diambil, maka
diperkirakan adanya peluang terbentuknya pola dan blok perdagangan baru yang
dapat distimulasi antara masyarakat di Selatan Kabupaten MTB dengan masyarakat
di Timor Leste