Anda di halaman 1dari 12

RTRW KABUPATEN PESISIR

SELATAN, SUMATERA BARAT


KELOMPOK 2
Kelompok 2
• Vika Ena M. 230210160005

• Rizki Naufal S. 230210160042

• Mumuh Abdul M. 230210160047

• Zianita Anna S. 230210160049

• Annisa Putri F. 230210160062

• M. Agung Seno P. 230210160067

• Fazar Dwi 230210160073

• Puteri Emya 230210160081

• Rifqi Ananda Tufail 230210160086

• Manggar Wangi 230210160052


RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(RTRW)

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) adalah hasil


perencanaan ruang pada wilayah yang merupakan kesatuan
geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
(Permen PU No. 16/PRT/M/2009).

Rencana tata ruang dibuat karena pada dasarnya ruang


memiliki keterbatasan

Dibutuhkan peraturan untuk mengatur dan


merencanakan ruang agar dapat dimanfaatkan
secara efektif
Produk atau hasil dari perencanaan tata ruang
wilayah dituangkan dalam bentuk dokumen berupa
peta rencana tata ruang wilayah
Fungsi RTRW
• Mengefektifkan pemanfaatan ruang
• Mencegah terjadinya konflik antar fungsi dalam
proses pemanfaatan ruang
• Melindungi masyarakat sebagai pengguna ruang
dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin
timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada
lokasi yang tidak sesuai peruntukan.
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Kabupaten
Pesisir Selatan
merupakan salah
satu dari 19
kabupaten / kota
di Propinsi
Sumatera Barat
KABUPATEN PESISIR SELATAN
Luas wilayah 5.749,89 Km2
Memiliki 57 pulau, dialiri 18
sungai dengan 11 sungai
Panjang garis pantai 234 Km
besar dan 7 sungai kecil
70,54% hutan lebat

13,37% hutan belukar Penduduk Kabupaten


Pesisir Selatan tahun 2008
lahan sawah 6,07% berjumlah 433.181 jiwa

perkebunan 2,30%
Laju Pertembuhan penduduk
Sisanya adalah perkampungan, sebesar 1,29 % pertahun
kebun campuran dan kebun
rakyat lainnya.
Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan No. 7 Tahun 2011
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2010 – 2030
Yang berkaitan dengan RTRW untuk pesisir dan
laut adalah sebagai berikut:

BAB Pasal Ayat Isi


Peningkatan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis pangan
dan kelautan sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi
II 3 -
tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah
lingkungan
II 3 - Pembangunan kawasan wisata alam dan laut melalui penetapan
kawasan wisata sebagai kawasan unggulan, dikelola dengan ramah
lingkungan
II 4 - Mengembangan energi alternative sebagai sumber listrik, seperti
pembangkit listrik mikro hidro, tenaga uap, surya, gelombang laut
dan lain-lain
II 4 - Menetapkan kawasan industry pengelolaan hasil pertanian dan
kelautan
BAB Pasal Ayat Isi

II 4 - Mengembangkan penelitian dan pengeelolaan sumber daya kelautan


dan perikanan sehingga menjadi kekuatan utama ekonomi masyarakat
pesisir
II 4 - Strategi untuk membangun kawasan wisata alam dan laut melalui
penetapan wisata alam dan bahari (pesisir) sebagai kawasan unggulan
V 13 (1) Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi meliputi sistem
transportasi darat dan laut
V 13 (3) Sistem jaringan transportasi laut terdiri dari tatanan kepelabuhan dan
angkatan laut dan keselamatan pelayaran
V 16 (1) Pengembangan sistem transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam
pasal 13 ayat (1) ditujukan untuk mendukung sistem produksi, sistem
pergerakan penumpang dan barang dengan kegiatan sistem
perekonomian antar kawasan maupun regional
V 16 (2) Pengembangan sistem transportasi laut dilakukan melalui
pengembangan dan/atau pembangunan pengumpan dan pelabuhan
pengumpul serta pembangunan pelabuhan baru
BAB Pasal Ayat Isi
VI 33 (1) Kawasan suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut terdapat di
Pulau Penyu seluas kurang lebih 450 ha di Kecamatan IV Jural

VI 33 (1) Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya terdapat di Pulau
Beringin berbatasan dengan provinsi Bengkulu

VIII 46 (2) Salah satu perwujudan kawasan lindung yaitu kawasan cagar alam laut

VIII 46 (7) Pengelolaan kawasan suaka alam sebagaimana dimaskud pada ayat (2)
bertujuan untuk perlindunga keanekaragaman biota, tpe ekosistem,
gejala keunikan alam di kawasan suaka alam dan kawasan suaka alam
laut dan perairan lainnya untuk kepentingan plasma nutfah, keperluan
pariwisata, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya

VIII 47 (1) Salah satu perwujudan budidaya adalah pengembangan kawasan


budidaya perikana dan kelautan

VIII 47 (2) Pengembangan kawasan pemukiman pedesaat yang diantaranya


pemngembangan dan pengamanan pulau-pulau kecil dan kawasan
perbatasan laut
Pelaksanaan RTRW di
Kabupaten Pesisir Selatan
Pada Perda Pasal 3 ayat (a), (b), dan (c)
menitikberatkan pengelolaan wilayah alam
terbuka kawasan lindung Taman Nasional
Kerinci Seblat sebagai semestinya, yaitu daerah
konservasi.

Kenyataannya, seperti yang dilansir oleh


detik.com pata hari Rabu,19 Desember 2018,
Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat terus
tergerus oleh kegiatan Tambang dan Kebun.

Hal ini tidak sesuai karena 436 desa yang


berbatasan dengan taman nasional ini terus
membuka perkebunan, aktivitas pertambangan,
dan perburuan tak berizin.
Pembangunan pariwisata kelautan terus
ditingkatkan semenjak adanya Perda

Bukti: dikembangkannya 15 daerah wisata


laut dan air di Kabupaten Pesisir Selatan
yang meningkatkan pendapatan daerah
kabupaten Pesisir Selatan

Perlu diadakan pemetaan rawan bencana


yang jelas sehingga pelaksanaan mitigasi
bencana dapat secara tepat dilakukan

Itikad baik sudah dilakukan oleh pemerintah


setempat melalui “Perubahan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2018” yang melibatkan Tenaga ahli
tata ruang dan tenaga ahli pemetaan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai