Anda di halaman 1dari 9

KETERSEDIAAN PRASARA SARANA DALAM MENDUKUNG KAWASAN

MINAPOLITAN DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN


Liwe Brian Lamia¹, Michael M. Rengkung, ST, MSi² & Esli D. Takumansang, ST, MT³.
1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi
Manado
2&3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak. Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi
utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan,
pelayanan jasa dan kegiatan pendukung lainnya. Tujuan dari pengembangan kawasan
Minapolitan adalah untuk mendorong percepatan pengembangan wilayah dengan kegiatan
perikanan sebagai kegiatan utama dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat dengan mendorong keterkaitan Desa dan Kota dan berkembangnya sistem dan
usaha minabisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan, berkelanjutan (tidak merusak
lingkungan) dan terdesentralisasi (wewenang berada di pemerintah daerah dan masyarakat) di
kawasan Minapolitan. Kabupaten Minahasa Selatan merupakan wilayah pesisir, dengan
memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 168,59 Km dari Kecamatan Sinonsayang sampai
ke Kecamatan Tatapaan. Hal ini terlihat dalam kebijakan pemerintah pusat dalam
pengembangan kawasan pesisir Indonesia yang memiliki potensi yang sangat besar, berdasar
keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 35/KEPMEN-KP/2013
Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan di seluruh wilayah Indonesia. Dimana keputusan
tersebut Kabupaten Minahasa Selatan ditetapkan dua Kecamatan yaitu Kecamatan Tatapaan dan
Kecamatan Tumpaan. Hasil produksi perikanan tangkap Kecamatan Tatapaan dan Tumpaan
pada tahun 2015 sebesar 7.855,00 ton dan 7.892,00 ton. Kabupaten Minahasa Selatan yang
dimana masyarakatnya sebagian besar petani dan juga nelayan yang masih jauh dari tingkat
kesejakteraan sebagian nelayan yang miskin, maka daerah ini perlu adanya penangan khusus
untuk meningkatkan hasil perikanan yang ada agar dapat mendorong laju pertumbuhan
ekonomi lokal di daerah tersebut. Namun kendala yang dialami dalam pengembangan kawasan
Minapolitan dalam lingkup Kecamatan yaitu keterbatasan ketersediaan Prasarana Sarana dalam
pengembangan kawasan Minapolitan Kabupaten Minahasa Selatan. Maka dari itu ketersediaan
Prasara Sarana Kawasan Minapolitan sangatlah dibutuhkan.

Kata Kunci : Prasarana Sarana Kawasan Minapolitan, Tingkat Ketersediaan.


PENDAHULUAN dapat di manfaatkan oleh masyarakat secara
maksimal.
Kawasan pesisir Indonesia dikenal Kabupaten Minahasa Selatan
sebagai ekosistem perairan yang memiliki merupakan salah satu Kabupaten di
potensi sumberdaya yang sangat besar, Sulawesi Utara yang kaya akan sumberdaya
keanekaragaman hayati, potensi budidaya alam, terutama hasil pertanian, perkebunan,
perikanan serta potensi wisata bahari yang dan perikanan. Kabupaten Minahasa
dapat dijumpai hampir di setiap sudut Selatan merupakan wilayah pesisir, dengan
daerah. Besarnya sumberdaya kelautan memiliki garis pantai sepanjang kurang
Indonesia tersebut berupa potensi lebih 168,59 Km dari Kecamatan
sumberdaya ikan yang tersebar di seluruh Sinonsayang sampai ke Kecamatan
perairan Indonesia, tercatat sebagai salah Tatapaan.
satu penghasil produk kelautan dan Kegiatan pariwisata merupakan
perikanan terbesar di dunia, dengan kegiatan yang strategis untuk
memiliki jumlah luas wilayah laut dikembangkan di Kecamatan Tomohon
mencapai 75% dari total luas wilayah yaitu Timur Kota Tomohon, dalam upaya
5,8 juta km2, dan memiliki garis pantai meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
terpanjang di dunia yakni mencapai 81.000 (PAD), dan memperluas lapangan usaha
km. Potensi perikanan di Indonesia dan kesempatan kerja masyarakat yang ada
memiliki peluang yang sangat besar untuk di Kota Tomohon.
dikembangkan, karena didukung oleh Kecamatan Tatapaan dan
keanekaragaman biota laut yang tinggi dan Kecamatan Tumpaan merupakan wilayah
19
pesisir di Kabupaten Minahasa Selatan perlengkapan kerja dan fasilitas yang
yang dimana masyarakatnya sebagian besar berfungsi sebagai alat utama/pembantu
sebagai petani dan sebagian besar juga dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga
nelayan yang masih jauh dari tingkat dalam rangka kepentinganyang sedang
kesejatreraan sebagian nelayan yang miskin, berhubunagan dengan organisasi kerja.
maka daerah ini perlu adanya penangan Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir,
khusus untuk meningkatkan hasil jelas member arah bahwa prasarana sarana
perikanan yang ada agar dapat mendorong adalah merupakan seperangkat alat yang
laju pertumbuhan ekonomi lokal di daerah digunakan dalam suatu proses kegiatan baik
tersebut. Namun kendala yang dialami alat tersebut adalah merupakan peralatan
dalam pengembangan kawasan Minapolitan pembantu maupun peralatan utama, yang
dalam lingkup Kecamatan yaitu keduanya berfungsi untuk mewujudkan
keterbatasan penyediaan prasarana sarana tujuan yang hendak dicapai.
penunjang dalam pengembangan kawasan
Minapolitan Kabupaten Minahasa Selatan, Kawasan Minapolitan
selain itu perkembangan kehidupan nelayan Minapolitan terdiri dari kata mina
dan petani yang amat bergantung pada dan kata politan (polis). Mina berarti ikan
kondisi lingkungan atau rentan terhadap dan Politan berarti kota, sehingga
kerusakan, khususnya pencemaran dan Minapolitan dapat diartikan sebagai kota
degresi kualitas lingkungan dan perikanan atau kota di daerah lahan
ketergantungan terhadap perubahan musim. perikanan atau perikanan di daerah kota.
Tujuan melaksanakan penelitian ini Minapolitan adalah kota perikanan yang
adalah Menganalisis Ketersediaan tumbuh dan berkembang karena
Prasarana Sarana dalam mendukung berjalannya sistem dan usaha perikanan
Kabupaten Minahasa Selatan sebangai serta mampu melayani, mendorong,
Kawasan Minapolitan. menarik kegiatan pembangunan ekonomi
daerah sekitarnya. Dalam Peraturan Menteri
TINJAUAN PUSTAKA Kelautan Dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor 35/KEPMEN-KP/2013
Pengembangan Wilayah telah dijelaskan mengenai prasara sarana
penunjang Kawasan Minapolitan.
Perwilayahan atau regionalisasi Program Minapolitan merupakan
adalah pembagian wilayah nasional dalam program rumpun Agropolitan yang secara
satuan geografi (atau daerah administrasi) fungsional bertumpu pada kegiatan sektor
sehingga setiap bagian mempunyai sifat perikanan dengan basis pengembangan
tertentu yang khas (Gitlin dalam Jayadinata, komoditas unggulan baik pada kegiatan
1991:174). Ini dimaksudkan pula untuk budidaya laut, air payau maupun air
pemerataan pembangunan. Pengembangan tawar, termasuk produk-produk olahan
wilayah atau regional planning adalah dan jasa lingkungan perairan dalam suatu
semua usaha yang dengan sadar cluster kawasan yang terdiri dari beberapa
merencanakan pengembangan daerah desa atau kecamatan, sebagai upaya
ditinjau dari berbagai segi sebagai satu mewujudkan kesejajaran antara kota
kesatuan, yang bertujuan untuk dengan desa.
menciptakan keseimbangan hubungan
manusia dan alamnya (Nurzaman 19xx:2). Prasarana Penunjang

Prasarana Sarana Kawasan Minapolitan a. Jaringan Jalan merupakan salah satu


prasarana yang sangat penting. Dengan
Secara umum prasarana dan sarana adanya transportasi jalan maka
adalah alat penunjang keberhasilan suatu masyarakat dapat melakukan
proses upaya yang dilakukan di dalam aktivitasnya dengan baik.
pelayanan publik, kerana apabila kedua hal b. Jaringan listrik merupakan utilitas yang
ini tidak tersedia maka semua kegiatan berfungsi untuk penerangan rumah
yang dilakukan tidak akan dapat mencapai tangga, jalan maupun untuk kegiatan
hasil yang diharapakan sesuai dengan lainnya.
rencana. Moenir (1992) mengemukakan c. Jaringan air bersih utilitas untuk
bahwa sarana adalah segala jenis peralatan, memenuhi kebutuhan hidup. Setiap
20
kawasan perlu penyediaan sumber air h. Gudang pengepakkan/pengolahan
bersih, pelayanan sumber air bersih merupakan sarana untuk
baik dari pelayanan PDAM dan dapat penyimpanan dan pengolah
menyediakan sendiri melalui sumur gali komoditi unggulan yang akan di
dan bor. ekspor.
d. Jaringan telekomunikasi prasarana ini i. Penyediaan Benih merupakan
berfungsi melakukan komunikasi untuk sarana menyediakan benih.
mengetahui informasi . j. Cold room/cold strorage,
e. Jaringan irigasi merupakan merupakan merupakan sarana yang berfungsi
sistem pengairan, yang berfungsi untuk untuk mendinginkan hasil tangkap
menyuplai air seperti sawah dan agar hasil produksi tetap awet.
tambak. k. Docking Bengkel, untuk perawatan
f. Dermaga merupakan prasarana yang dan perbaikan mesin kapal dan
berfungsi sebagai tempat labuh, kapal-kapal nelayan .
bertambatnya kapal penangkap ikan
dan membongkar hasil muat hasil METODOLOGI
tangkapan dan mengisi bahan
perbekalan untuk menangkap ikan di Teknik Pengumpulan Data
laut.
Teknik pengumpulan data dalam
Sarana Penunjang penelitian ini melalui :
a. Lembaga masyarakat (kelompok 1 Studi Kepustakaan ( Library Research ),
tani/nelayan) merupakan tempat dimana pada studi ini pengumpulan
berdiskusi tentang hal-hal yang data dengan mempelajari literatur serta
berkaitan dengan perikanan. karya ilmiah yang berkaitan dengan
b. Tempat pelelangan ikan topik yang dibahas.
(TPI) pusat pelayanan pembinaan 2 Studi Lapangan ( Field Research ),
dan pemasaran hasil perikanan baik dimana pengumpulan data ini melalui
tangkap maupun budidaya tinjauan langsung pada lokasi penelitian
perikanan serta tempat yang berada di Kecamatan Tatapaan
pengembangan industri perikanan/ dan Kecamatan Tumpaan.
pelayanan ekspor. Dalam penelitian ini pengumpulan
c. Industri pengolahan perikanan ialah data di dapat melalui dua jenis data yaitu :
usaha pengolahan perikanan yang 1. Data primer, sumber data yang
merupakan industri kecil dan diperoleh yang dari pemerintah
rumah tangga, adapun hasil Kabupaten Minahasa Selatan dan hasil
pengolahannya yaitu ikap asap, observasi di lokasi penelitian
ikan kering/ asin dan abon. Kecamatan Tatapaan dan Kecamatan
d. Lapangan penjemuran jala/ikan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan.
merupakan sarana yang digunakan 2. Data sekunder, sumber data yang
sebagai tempat untuk menjemur diperoleh dari instansi seperti Bapedda,
jala yang sudah di pakai agar tidak BPS, Kecamatan Tatapaan, Kecamatan
bau amis dan tempat penjemuran Tumpaan dan beberapa instansi yang
ikan. terkait dan refrensi.
e. Pabrik es merupakan sarana yang
berfungsi untuk kebutuhan es, agar Variabel Penelitian
dapat mempertahankan mutu
produksi selama proses panen dan Variabel adalah gejala yang
didistribusikan. menjadi fokus peneliti untuk diamati yang
f. Bank dan koperasi merupakan dapat diukur secara kuantitatif ataupun
lembaga keuangan yang berfungsi kualitatif. Variabel dipakai dalam proses
sebagai tempat peminjaman uang identifikasi, ditentukan berdasarkan kajian
bagi nelayan teori yang dipakai. Semakin sederhana
g. SPBU / SPDN ; sarana untuk suatu rancangan penelitian semakin sedikit
memenuhi kebutuhan akan bahan variabel penelitian yang di gunakan.
bakar bagi masyarakat khususnya Variabel dalam penelitian ini yaitu sarana
bagi para nelayan. dan prasarana penunjang kawasan
21
Minapolitan, adapun sarana dan prasarana Gambaran Umum Lokasi
Minapolitan serta pendukung sebagai
berikut : Minahasa Selatan adalah salah satu
a) Prasarana Penunjang Minapolitan Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara.
 Jaringan jalan Secara geografis kabupaten Minahasa
 Jaringan listrik Selatan terletak antara 0˚,47’ - 1˚,24’
 Jaringan air bersih Lintang Utara dan 124˚,18’ - 124˚45’ Bujur
 Jaringan telekomunikasi Timur. Ibukota Kabupatennya adalah
 Jaringan irigasi Amurang, berjarak sekitar 64 km dari
 Dermaga Manado. Letak geografis kabupaten
b) Sarana Penunjang Minapolitan Minahasa Selatan terletak pada posisi
 Lembaga masyarakat (Kelompok strategis karena berada pada jalur lintas
tani/nelayan) darat trans sulawesi yang menghubungkan
 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) jalur jalan seluruh provinsi di Pulau
 Industri pengolahan ikan (kecil Sulawesi. Pada pesisir jalur laut bagian
dan rumah tangga) utara merupakan daerah yang strategis
 Lapangan penjemuran jala/ikan untuk pengembangan produksi perikanan di
 Pabrik es Kawasan Timur Indonesia serta daerah
 Lembaga keuangan (Bank dan perlintasan (transit) sekaligus stop over arus
Koperasi) penumpang, barang dan jasa pada kawasan
 SPBU/SPDN Indonesia tengah dan kawasan timur
 Gudang pengolahan/pengepakan Indonesia bahkan untuk kawasan Asia
 Penyediaan Benih Pasifik Batas wilayahnya :
 Lemari pendingin (cold room) - Sebelah Utara dengan Kabupaten
 Docking bengkel (bengkel Minahasa;
perahu) - Sebelah Timur dengan Kabupaten
Minahasa Tenggara;
Metode Analisis Data - Sebelah Selatan dengan Kabupaten
Analisis Kuantitatif Bolaang Mongondow;
Analisis di gunakan untuk - Sebelah Barat dengan Laut Sulawesi.
menjelaskan ketersediaan sarana dan .
prasarana pada kawasan Minapolitan Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten
Kecamatan Tumpaan dan Kecamatan Minahasa Selatan
Tatapaan, maka pendekatan yang dilakukan Sumber :Penulis 2017
adalah membandingkan sarana dan
prasarana yang tersedia dengan standar
pelayanan minimum. Untuk mendapatkan
penilaian dengan memberi bobot pada
masing-masing pada sarana dan prasarana.
Adapun hasil penilaian berdasrkan tingkat
ketersediaan yang digunakakn sebagai
berikut :
1. Kategori tinggi diberi nilai 5 (Jika 80 %
- 100 % tingkat ketersediaan sarana dan
prasarana)
2. Kategori sedang diberi nilai 3 (Jika 50
– 79 % tingkat ketersediaan sarana dan Kecamatan Tomohon Kecamatan
prasarana) Tumpaan dan Kecamatan Tatapaan
3. Kategori rendah diberi nilai 1 (Jika < ditetapkan sebagai kawasan Minapolitan
50 % tingkat ketersediaan sarana dan adalah Kecamatan yang berada di
prasarana Kabupaten Minahasa Selatan yang
wilayahnya sebagian daerah pesisir dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
secara administrasi memiliki 10 Desa/
Kelurahan di Kecamatan Tumpaan dan 11
Bagian ini membahas gambaran umum
Desa/ Kelurahan di Kecamatan Tatapaan
lokasi penelitian serta analisis – analisis
yang dijelaskan pada bagian metodologi.
22
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian . 8
Kecamatan Tatapaan dan Tumpaan 11 Amurang 9,133 8,721 17,85
. 4
12 Amurang 8,065 7,723 15,78
. Barat 8
13 Amurang 7,683 7,200 14,88
. Timur 3
14 Tareran 6,411 6,051 12,46
. 2
15 Sulta 3,800 3,579 7,379
.
16 Tumpaan 8,583 8,052 16,63
. 5
Sumber :Penulis 2017 17 Tatapaan 4,735 4,420 9,155
.
Topografi Wilayah Jumlah 105,8 99,153 204,9
Kabupaten Minahasa Selatan 30 83
mempunyai topografi wilayah berupa bukit- Sumber: Kabupaten Minahasa Selatan
bukit/ pegunungan, berpantai dan sebagian Dalam Angka, 2016
kecil dataran bergelombang dengan posisi
dari daerah pantai (0 meter) sampai pada Potensi Perikan di Kabupaten Minahasa
ketinggian 1.500m dari permukaan laut. Selatan
Beberapa gunung yang terdapat di
Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu gunung Keanekaragaman sumberdaya
Lolombulan (1.780m), gunung perikanan yang dimiliki Kabupaten
Manimporok (1.661m), gunung Tagui Minahasa Selatan sangat sesuai dan layak
(1.550m), gunung Lumedon (1.425m). untuk kegiatan pengembangan kawasan
Minapolitan.
Tabel 1.Jumlah Penduduk Menurut Pada produksi Perikanan Tangkap
Jenis Kelamin di Kabupaten Minahasa di laut tahun 2015, Kecamatan Tumpaaan
Selatan, 2016 memproduksi 7.892,00 ton dan Kecamatan
Tatapaan memproduksi 7.855,00 ton.
N Kecamat Jenis Kelamin (ribu) Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2
sebagai berikut :
o. an Laki- Peremp Juml
Laki uan ah Tabel 2 Produksi Perikanan Tangkap
Menurut Kecamatan di Kabupaten
(1 (2) (3) (4) (5) Minahasa Selatan, 2015
)
1. Modoindi 6,318 5,950 12,26
ng 8 Perikanan
2. Tompaso 6,239 5,727 11,96 No Kecamatan Laut (ton)
Baru 6
3. Maesaan 5,112 4,886 9,998
(1) (2) (3)
4. Ranoyapo 6,442 5,929 12,37
1
5. Motoling 3,768 3,547 7,315 1 Modoinding 0,00
6. Kumelem 3,423 3,126 6,549
buai 2 Tompaso Baru 0,00
7. Motoling 4,037 3,771 7,808
Barat 3 Maesaan 0,00
8. Motoling 4,882 4,413 9,295
Timur 4 Ranoyapo 0,00
9. Sinonsaya 7,982 7,497 15,47
ng 9
10 Tenga 9,217 8,561 17,77 5 Motoling 0,00

23
Gambar 3. Peta Distribusi Aliran Barang
6 Kumelembuai 0,00 (perikanan) Kawasan Minapolitan Kab.
Minahasa Selatan
7 Motoling Barat 0,00

8 Motoling Timur 0,00

9 Sinonsayang 5.600,00

10 Tenga 6.021,00

11 Amurang 7.764,00
Sumber : Penulis, 2017
12 Amurang Barat 6.478,00
Analisis Kebijakan Pembangunan
13 Amurang Timur 5.802,00
Kebijakan pemerintah dalam
pengembangan pada sektor perikanan di
14 Tareran 0,00
Kabupaten Minahasa Selatan yaitu dengan
menyusun beberapa tahap pengembangan
15 Sulta 0,00 Kawasan Minapolitan diantaranya
“Pemilihan dan penetapan lokasi
16 Tumpaan 7.892,00 pengembangan kawasan Minapolitan,
penyusunan PokJa (kelompok keja)
17 Tatapaan 7.855,00 Minapolitan dan penyusunan masterplan
Minapolitan Kabupaten Minahasa Selatan
47.412,00 yang merupakan rencana pembangunan
Jumlah ton jangka panjang daerah (RPJP) 20 tahun
Sumber : Kabupaten Minahasa Selatan kedepan. Dengan menetapkan kawasan
Dalam A ngka, 2016 strategis Minapolitan pada 2 (dua) wilayah
Kecamatan pesisir di Kabupaten Minahasa
Pemasaran Hasil Tangkap Selatan.

Dalam hal pemasaran hasil tangkap, Analisis Ketersediaan Sarana dan


nelayah menjual kepasar dan ada juga yang Prasarana Kebutuhan Kawasan
dijual kepengempul untuk di distribusikan Minapolitan di Kabupaten Minahasa
ke Kota Manado untuk dipasarkan disana Selatan
dan ke Kota Bitung untuk di Ekspor jika Dalam menilai tingkat keterisian
jenis ikannya Tuna dan ikan yang prasarana sarana menggunakan
berukuran besar lain. perhitungan sebagai berikut :
Pola pemasaran yang ada didaerah
ini sebagai berikut : Desa-desa dalam
Kecamatan Tatatapaan dan Tumpaan dan Pk = Presentase Ketersediaan
daerah sekitarnya → Pengempul→
Pasar→Kota Manado→Kota Bitung→ Luar e = eksisting
Provinsi dan luar negeri. s = Standar
Untuk lebih jelas dapat dilihat peta aliran Adapun hasil penilaian
barang berikut ; berdasrkan tingkat ketersediaan yang
digunakakn sebagai berikut :
1 Kategori tinggi diberi nilai 5 (Jika 80 %
- 100 % tingkat ketersediaan sarana dan
prasarana)

24
2 Kategori sedang diberi nilai 3 (Jika 50 11. Bengkel Perahu 1 Rendah
– 79 % tingkat ketersediaan sarana dan Sumber : Hasil Analisis, 2017
prasarana)
3. Kategori rendah diberi nilai 1 (Jika < Tabel 5. Rekapitulasi Kategori
50 % tingkat ketersediaan sarana dan Ketersediaan Prasarana Kebutuhan
prasarana di Kawasan Minapolitan Kecamatan
Tatapaan
Tabel 3. Rekapitulasi Katagori No Variabel Nilai Kategori
Ketersediaan Prasarana kebutuhan di
kawasan Minapolitan Kecamatan 1. Jaringan Jalan 1 Rendah
Tumpaan Jaringan
2. 5 Tinggi
No Variabel Nilai Kategori Listrik
1. Jaringan Jalan 3 Sedang Jaringan Air
3. 5 Tinggi
2. Jaringan Listrik 5 Tinggi Bersih
Jaringan Air Jaringan
3. 5 Tinggi
Bersih
4. Telekomunikas 3 Sedang
Jaringan
4. 5 Tinggi i
Telekomunikasi
5. Jaringan Irigasi 1 Rendah 5. Jaringan Irigasi 1 Rendah
6. Dermaga 1 Rendah
6. Dermaga 1 Rendah
Sumber : Hasil Analisis, 2017
Sumber : Hasil Analisis, 2017
Tabel 4. Rekapitulasi Kategori
Ketersediaan Sarana Kebutuhan Tabel 6. Rekapitulasi Kategori
di Kawasan Minapolitan Kecamatan Ketersediaan Sarana Kebutuhan
Tumpaan di Kawasan Minapolitan Kecamatan
Nilai Tatapaan
Katego Nilai
No Variabel Kate N Kateg
ri Variabel Kateg
gori o ori
Lembaga ori
Masyarakat Lembaga
1. 1 Rendah Masyarakat Renda
(Kelompok 1. 1
tani/nelayan) (Kelompok h
Tempat tani/nelayan)
2. Pelelangan Ikan 3 Sedang Tempat
Renda
(TPI) 2. Pelelangan Ikan 1
h
Industri (TPI)
3. 1 Rendah Industri Renda
Pengolahan Ikan 3. 1
Lapangan Pengolahan Ikan h
4. Penjumuran 1 Rendah Lapangan
Renda
Jala/Ikan 4. Penjumuran 1
h
Jala/Ikan
5. Pabrik Es 1 Rendah
Renda
Lembaga 5. Pabrik Es 1
6. 5 Tinggi h
Keuangan Lembaga Renda
6. 1
7. SPBU/SPDN 1 Rendah Keuangan h
Gudang Renda
7. SPBU/SPDN 1
8. Pengolahan/Peng 1 Rendah h
epakan Gudang
Renda
Penyediaan 8. Pengolahan/Penge 1
9. 1 Rendah h
benih pakan
Lemari Renda
10. 1 Rendah 9. Penyediaan benih 1
Pendingin h
25
1 Renda untuk prasarana yang dibutukan yaitu
Lemari Pendingin 1
0. h jaringan air bersih pada desa matani
1 Renda yang rusak, jaringan telekomunikasi
Bengkel Perahu 1 untuk tower signal selain telkomsel dan
1. h
Sumber : Hasil Analisis, 2017 kebutuhan dermaga yang belum ada.
Sedangkan sarana yaitu kebutuhan
lembaga masyarakat (kelompok
PENUTUP tani/nelayan), untuk TPI hanya
diperlukan perbaikan infrastruktur,
Kesimpulan pengembangan industry pengolahan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ikan, lapangan penjemuran jala/ikan,
di Kecamatan Tatapaan dan Kecamatan pabrik es, gudang pengolahan/
Tumpaan yang diarahkan sebagai kawasan pengepakkan, penyediaan benih, lemari
Minapolitan Kabupaten Minahasa Selatan, pendingin dan bengkel perahu.
maka dapat disimpulkan :
1. Hasil analisis rekapitulasi kategori
ketersediaan prasarana sarana Saran
kebutuhan pada kawasan Minapolitan Dengan hasil dari kesimpulan yang
di Kecamatan Tatapaan dapat diketahui ada melalui analisis, maka penulis
bahwa tingkat ketersediaan untuk mengemukakan saran sebagai berikut :
prasarana dikategorikan sedang dan 1. Untuk pemerintah daerah Kabupaten
sarana dikategori rendah dikarenakan Minahasa Selatan dalam rangka
prasarana sarana ada yang saat ini pada mendukung pengembangan kawasan
lokasi penelitian masih dalam tahap Minapolitan di Kecamatan Tatapaan
pengembangan dalam mendukung dan Tumpaan agar kiranya
kawasan Minapolitan sedangkan untuk melakukan peningkatan
ketersediaan prasarana sarana pembangunan prasarana sarana.
kebutuhan pada kawasan Minapolitan 2. Perlu adanya regulasi dari pemerintah
di Kecamatan Tumpaan dapat diketahui sebagai payung hukum dalam
bahwa tingkat ketersediaan untuk memperkuat posisi Kecamatan
prasarana dikategori sedang dan sarana Tatapaan sebagai daerah
dikategori rendah dikarenakan juga pengembangan kawasan Minapolitan
prasarana sarana ada saat ini pada di Kabupaten Minahasa Selatan
lokasi penelitian masih dalam tahap 3. Sebaiknya masyarakat yang bergerak
pengembangan dalam mendukung dalam bidang perikanan diberi
kawasan Minapolitan di Kabupaten peluang dalam mengembangkan
Minahasa Selatan. usahanya, hal ini sejalan dengan
2. Prasarana sarana yang dibutuhkan pengembangan kawasan Minapolitan
dalam mendukung pengembangan yang mampu mengakselerasi
kawasan Minapolitan Kecamatan perekonomian masyarakat dibidang
Tatapaan untuk prasarana yang perikanan.
dibutukan yaitu pembangunan jaringan 4. Untuk penelitian selanjutnya agar
jalan dapat dikembangkan pada jalan kira melakukan strategi pelaksanaan
tani, untuk jaringan telekomunikasi pengembangan prasarana sarana
perlu ditambah tower untuk jarinagan kedepan pada kawasan Minapolitan
hp pada beberapa desa, untuk jarinagn di Kecamatan Tatapaan dan
irigasi diperlukan perbaikan bendungan Tumpaan .
yang rusak dan kebutuhan dermaga
yang belum ada. Sedangkan sarana DAFTAR PUSTAKA
yaitu kebutuhan lembaga masyarakat
(kelompok tani/nelayan), TPI, industri Anonim, 2016. Badan Pusat Statistik (BPS).
pengolahan ikan, lapangan penjemuran, (2016). Kabupaten Minahasa Selatan
pabrik es, lembaga keuangan, Dalam Angka. 2016.
SPBU/SPDN, gedung
pengolahan/pengepakkan, penyediaan , 2016. Badan Pusat Statistik (BPS).
benih, lemari pendingin dan bengkel (2016). Kecamatan Tumpaan Dalam
perahu. Dan pada Kecamatan Tumpaan Angka. 2016.
26
, 2016. Badan Pusat Statistik (BPS).
(2016). Kecamatan Tatapaan Dalam
Angka. 2016

, 2013. Menteri Kelautan dan


Perikanan Republik Indonesia Nomor
35/KEPMEN-KP/ 2013 Tentang
Penetapan Kawasan Minapolitan di seluruh
wilayah Indonesia

, 2010. Peraturan Menteri Kelautan


Dan Perikanan Republik Indonesia, 2010.
Nomor Per.29/Men/2009 Tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Bidang Kelautan Dan
Perikanan.

, 2014. Rencana Tata Ruang


Wilayah (RTRW), Kabupaten Minahasa
Selatan

, 2007. Undang – Undang Republik


Indonesia. No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.

, Departemen Kelautan dan


Perikanan. Jakarta, 2009. Pedoman Umun
Perencanaan Pengembangan
Kawasan Minapolitan,

Joni kriswanto, 2013. Studi Pengembangan


Kec. Mattiro Sompe Sebagai Kawasan
Minapolitan Kab.Pinrang. (Jurnal)
http://jonikriswanto.blogspot.com/ .
Diakses pada Tanggal 10 Oktober
2016

Rahardjo Adisasmita. Buku tentang


Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.
Bandung.

Yulidhin Khoirul Aswanah, Anthon Efani,


Agus Tjahjono, 2013. Evaluasi Terhadap
Implementasi Program
Pengembangan Kawasan Minapolitan
Perikanan Tangkap Di Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Brondong
Kabupaten Lamongan Jawa Timur.
(Jurnal)

27

Anda mungkin juga menyukai