Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI DAN DAMPAK PENGEMBANGAN

USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BERBASIS MINAPOLITAN


(Studi pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi)

Akbar Khamarullah, Abdul Juli Andi Gani, Riyanto


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: akhamarullah@gmail.com

Abstrak: Strategy and Impact of Development Micro, Small, and Medium Enterprises Based
Minapolitan (Studies in the Department of Marine and Fisheries Banyuwangi Regency). Minapolitan
intended to optimize the potential of marine and a fisheries which can be a contributor to regional
economic development in order to improve the welfare of society equally, especially through micro,
small, and medium enterprises (SMEs) in the field of aquaculture is still experiencing various kinds of
obstacles in its development that requires attention from the local government. The results of this study
indicate that the SME development strategy undertaken Department of Marine and Fisheries Banyuwangi
regency, namely empowerment of human resources, venture capital assistance, and development of fish
seed center. In this case the development of SMEs can improve the economic welfare of farmers and can
create jobs that exist around the farming environment, regardless of the existence of enabling and
inhibiting factors in the process.

Keywords: Minapolitan, SMEs, development strategy

Abstrak: Strategi dan Dampak Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berbasis
Minapolitan (Studi pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi). Minapolitan
ditujukan untuk mengoptimalkan potensi perikanan dan kelautan yang dapat menjadi penyumbang
pembangunan perekonomian daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang merata
khususnya melalui sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang budidaya perikanan yang
saat ini masih mengalami berbagai macam hambatan dalam pengembangannya sehingga membutuhkan
perhatian dari pemerintah daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan
UMKM yang dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi, yaitu pemberdayaan
sumber daya manusia, bantuan permodalan usaha, dan pengembangan Balai Benih Ikan. Dalam hal ini
pengembangan UMKM mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi pembudidaya serta mampu
menyerap tenaga kerja yang ada disekitar lingkungan usaha budidaya, terlepas dari adanya faktor
pendukung dan penghambat dalam prosesnya.

Kata kunci: Minapolitan, UMKM, strategi pengembangan

Pendahuluan
Salah satu indikator keberhasilan pemerintah daerah dapat mengoptimalkan
pembangunan khususnya pada negara potensi-potensi yang dimiliki. Salah satu ruang
berkembang seperti Indonesia dapat dilihat atau wilayah yang banyak memiliki potensi
dari keberhasilan pembangunan ekonominya. untuk dikembangkan bagi pembangunan
Pembangunan sendiri ditujukan untuk ekonomi daerah terdapat pada wilayah pesisir.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka mengoptimalkan potensi
Dalam pelaksaannya, pembangunan ekonomi pesisir tersebut pemerintah menerapkan
di Indonesia terus mengalami perubahan konsep pembangunan kelautan dan perikanan
menyesuaikan dengan sistem pemerintahan berbasis wilayah dengan menggunakan
yang berjalan. Ditetapkannya UU No. 32 konsep Minapolitan. Menurut Nugroho dan
Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, Dahuri (2012, h.285) Minapolitan secara
kewenangan penyelenggaraan pembangunan bebas diartikan sebagai kota perikanan.
ekonomi diserahkan pada pemerintah daerah Minapolitan ditujukan guna percepatan
melalui otonomi daerah. pembangunan ekonomi berbasis kelautan dan
UU No. 32 Tahun 2004 mengisyaratkan perikanan khususnya bagi daerah pedesaan
agar pembangunan yang dilakukan oleh yang pada umumnya lambat dalam

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, Hal. 591-596 | 591


perkembangannya, dengan menggunakan contoh guna menarik minat masyarakat untuk
pendekatan cepat tumbuh layaknya sebuah memulai usaha budidaya perikanan sehingga
kota. Salah satu daerah yang menjadi pilot menumbuhkan wirausahawan-wirausahawan
project pengembangan kawasan Minapolitan baru dibidang budidaya perikanan. Selain itu,
di Indonesia adalah Kabupaten Banyuwangi pengembangan usaha mikro, kecil, dan
yang wilayah inti pengembangannya terletak menengah juga dapat mempercepat tercapainya
di Kecamatan Muncar. tujuan kawasan Minapolitan, serta dapat
Dalam rangka mengembangkan kawasan menjadi sebuah langkah konservasi dengan
Minapolitan yang berdasarkan pada asas mengurangi intensitas penangkapan ikan
demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan dilautan. Oleh sebab itu penulis mengambil
yang prorakyat, pengembangan kawasan judul penelitian tentang strategi dan dampak
Minapolitan di Kecamatan Muncar pengembangan usaha mikro, kecil, dan
dilaksanakan melalui pengembangan usaha menengah berbasis Minapolitan (studi pada
mikro, kecil, dan menengah khususnya dibidang Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
budidaya perikanan sebagai wujud nyata Banyuwangi).
terselenggaranya pembangunan perekonomian
masyarakat yang merata. Pemilihan Usaha Tinjauan Pustaka
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) 1. Minapolitan
sendiri, didasari pada peranan sektor ini Minapolitan merupakan sebuah konsep
dalam mendinamisasi perekonomian secara pembangunan khususnya di bidang ekonomi
makro maupun mikro, dikutip dari situs yang ditujukan untuk mengoptimalkan potensi
http://depkop.go.id pada tahun 2011 jumlah sektor kelautan dan perikanan. Penggerak
UMKM yang tercatat sebanyak 55,2 juta atau utama ekonomi di Kawasan Minapolitan dapat
99,99% dari total jumlah jenis usaha dan berupa sentra produksi dan perdagangan
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 104,6 perikanan tangkap, perikanan budidaya,
juta jiwa atau 97,24% dari total angkatan kerja pengolahan ikan, atau pun kombinasi kedua hal
yang ada. Namun, umumnya UMKM tersebut. Menurut Nugroho dan Dahuri (2012,
mengalami berbagai macam hambatan termasuk h.286) pada sektor perikanan tangkap yang
UMKM budidaya perikanan di kecamatan dapat dijadikan penggerak utama ekonomi di
Muncar. Saat ini UMKM budidaya perikanan di kawasan minapolitan terletak pada pelabuhan
Kecamatan Muncar masih didominasi oleh perikanan dan lingkungan sekitarnya, penggerak
usaha skala mikro yang umumnya banyak utama perikanan budidaya adalah sentra
mengalami berbagai macam hambatan seperti produksi dan perdagangan perikanan di lahan-
mainset pembudidaya yang belum mengelola lahan budidaya produktif, selain itu sentra
usahanya secara professional, rendahnya produksi pengolahan ikan dan perdagangan
kapasitas SDM, dan Lemahnya aspek yang berada di sekitar pelabuhan perikanan,
permodalan yang berdampak pada lambatnya juga dapat dijadikan penggerak utama ekonomi
pengembangan usaha. Oleh karenanya di kawasan Minapolitan.
dibutuhkan peranan aktif dari Dinas Kelautan Konsep Minapolitan berdasarkan pada
dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
strategi-strategi pengembangan UMKM. Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2011
Menurut Marrus (dikutip dari Umar, 2003, h.31) Tentang Pedoman Umum Minapolitan,
mendefinisikan strategi sebagai suatu proses pelaksanaan Minapolitan didasarkan pada tiga
penentuan rencana para pemimpin puncak yang azaz yaitu 1) demokratisasi ekonomi kelautan
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, dan perikanan pro rakyat, 2) pemberdayaan
disertai dengan penyusunan suatu cara atau masyarakat dan keberpihakan dengan intervensi
upaya untuk mencapai tujuan tersebut, disini negara secara terbatas, 3) penguatan daerah
strategi erat kaitannya dengan tujuan, sarana dengan prinsip daerah kuat-bangsa dan negara
dan cara mengembangkan UMKM kuat. Tiga prinsip tersebut menjadi landasan
Adanya strategi pengembangan yang dalam perumusan kebijakan dan kegiatan
dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan pembangunan sektor kelautan dan perikanan
ditujukan untuk mereduksi hambatan-hambatan agar pemanfaatan sumber daya kelautan dan
yang ada sehingga nantinya UMKM mampu perikanan digunakan untuk kesejahteraan rakyat
berkembang menjadi usaha yang kuat dan dan menempatkan daerah pada posisi sentral
mandiri. Selain itu, berkembangnya UMKM, pada proses pembangunannya.
nantinya juga akan berdampak kepada
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat
secara umum serta diharapkan mampu menjadi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, Hal. 591-596 | 592


2. Strategi interrelasi yang harus tetap tumbuh dan
Strategi umumnya berkaitan dengan istilah terpelihara dalam mengelola jalannya
yang digunakan dalam peperangan, ini roda organisasi, sehingga akan
dikarenakan peperangan sering menggunakan mengurangi atau bahkan menghilangkan
term atau istilah strategi yang diartikan sebagai kemungkinan timbulnya konflik antara
suatu cara dalam memenangkan peperangan, berbagai pihak tekait. Dengan demikian
namun saat ini strategi tidak hanya terbatas pada strategi dapat berjalan sesuai dengan hal
kegiatan militer saja tetapi telah mencakup yang ditetapkan.
aspek-aspek lain yang lebih luas. Siagian (2002,
h.102-103) dalam merumuskan strategi ada tiga 3. Pengembangan UMKM
hal penting yang perlu diperhatikan yaitu: Usaha mikro, kecil, dan menengah atau
a. Strategi yang dirumuskan harus konsisten UMKM merupakan salah satu sektor usaha
dengan situasi yang dihadapi organisasi. yang mampu memberikan kesejahteraan yang
b. Strategi harus mampu memperhitungkan merata bagi masyarakat karena setiap
secara realistic kemampuan suatu masyarakat memiliki kesempatan yang sama
organisasi dalam menyediakan berbagai dalam berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
daya, sarana, prasarana dan dana yang Oleh karenanya UMKM harus terus dapat
diperlukan untuk menjalankan strategi dikembangkan oleh pemerintah. Adapun
tersebut. pengembangan usaha mikro, kecil, dan
c. Strategi yang ditentukan dilaksanakan menengah menurut Kartasasmita (1996, h.5)
secara teliti. Tolak ukur efektif tidaknya harus meliputi aspek-aspek, diantaranya:
suatu strategi bukan terlihat pada proses a. Peningkatan akses kepada asset
perumusannya namun mencakup juga produktif, terutama modal, di samping
pada pelaksanaannya. teknologi, manajemen, dan segi lainnya.
Strategi ditetapkan oleh organisasi sebagai
b. Pelatihan mengenai pengetahuan dan
keberlanjutan dari perencanaan kegiatan yang
ketrampilan yang diperlukan untuk
dilakukan dan tentunya tidak terlepas dari
berusaha teramat penting. Namun,
rangkaian kegiatan yang akan dicapai pada
bersamaan juga perlu ditanamkan
masa yang akan datang. Siagian (2002, h.206-
semangat jiwa wirausaha.
209) secara implisit mengungkapkan manfaat
dari penetapan strategi pada organisasi antara c. Kelembagaan ekonomi dalam arti luas
lain: adalah pasar. Maka memperkuat pasar
a. Memperjelas makna dan hakikat suatu sangatlah penting, hal tersebut harus
perencanaan melalui identifikasi rincian disertai dengan pengendalian agar proses
yang lebih spesifik tentang bagaimana berjalannya pasar tidak keluar dari apa
organisasi harus mengelola bidang- yang diinginkan yang nantinya justru
bidang yang ada di masa mendatang. mengakibatkan kesenjangan. Untuk itu
diperlukan intervensi-intervesi yang tepat
b. Merupakan langkah-langkah atau cara
dan tidak bertentangan dengan kaidah-
efektif untuk implementasi kegiatan
kaidah yang mendasar dalam suatu
dalam rangka penetapan sasaran atau
ekonomi bebas, tetapi tetap menjamin
tujuan yang telah ditetapkan.
terjadinya pemerataan sosial (social
c. Sebagai penuntun atau rambu-rambu dan equity).
arahan pelaksanaan kegiatan di berbagai
d. Kemitraan usaha merupakan jalur yang
bidang.
penting dan strategis dan telah terbukti
d. Dapat mengetahui secara kongkret dan berhasil bagi pengembangan usaha
jelas tentang berbagai cara untuk ekonomi rakyat.
mencapai sasaran atau tujuan serta
prioritas pembangunan pada bidang Metode Penelitian
tertentu berdasarkan kemampuan yang Jenis penelitian yang dipakai dalam
dimiliki. penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif
e. Sebagai rangkaian proses pengambilan dengan pendekatan kualitatif. Fokus dalam
keputusan dalam menyelesaikan berbagai penelitian ini yaitu:
macam permasalahan. 1. Strategi pengembangan UMKM berbasis
f. Mempermudah koordinasi bagi semua Minapolitan:
pihak agar mempunyai partisipasi dan a. Pemberdayaan sumber daya
persepsi yang sama tentang bentuk serta manusia;
sifat interaksi, interpendensi, dan b. Bantuan permodalan usaha;

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, Hal. 591-596 | 593


c. Pengembangan Balai Benih Ikan 1. Strategi pengembangan usaha mikro,
(BBI). kecil, dan menengah berbasis
2. Dampak pengembangan UMKM berbasis Minapolitan.
Minapolitan:
a. Meningkatnya kesejahteraan ekonomi a. Pemberdayaan sumber daya manusia
pembudidaya; Dalam rangka mengembangkan UMKM
b. Meningkatnya sosial ekonomi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
masyarakat. menerapkan beberapa strategi diantaranya
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah strategi Pemberdayaan Sumber daya
pengembangan UMKM berbasis manusia melalui pemberian pembinaan dan
Minapolitan: pelatihan. Pemberdayaan yang dilakukan oleh
a. Faktor penghambat; DKP terhadap SDM dalam UMKM dilakukan
b. Faktor pendukung. secara kolektif melalui pembentukkan
Situs penelitian ini adalah Dinas Kelautan kelompok usaha bersama. Dengan adanya
dan Perikanan khususnya pada Bidang kelembagaan dalam bentuk kelompok usaha
Perikanan Budidaya serta Kelompok bersama (KUB), proses pemberdayaan yang
Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) yang ada di dilakukan dapat berjalan lebih efektif. Setelah
Kecamatan Muncar yang merupakan daerah inti terbentuknya kelompok, selanjutnya Dinas
pengembangan kawasan Minapolitan di Kelautan dan Perikanan mulai memberikan
Kabupaten Banyuwangi. Situs penelitian pelatihan dan pembinaan. Dengan adanya
tersebut didasarkan bahwa dari tempat-tempat Pembinaan dan pelatihan nantinya akan
tersebut akan diperoleh validitas data yang mempengaruhi kemampuan dan keahlian yang
berhubungan dengan penelitian. Kemudian data dimiliki pelaku usaha guna pengelolaan usaha
yang diperoleh dianalisa menggunakan metode yang dijalankan. Untuk pembinaan dan
analisis Miles dan Huberman (dikutip dari pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Kelautan
Sugiyono, 2011, h.247-253) yaitu peneliti dan Perikanan sudah cukup baik, karena sudah
dituntut untuk melakukan kegiatan mencakup aspek manajemen usaha dan teknik
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, budidaya yang nantinya dapat diterapkan dalam
dan penarikan kesimpulan. pengembangan usaha budidaya. Hasil dari
pelatihan teknik terhadap UMKM budidaya
Pembahasan perikanan mampu meningkatkan hasil produksi
Diterapkannya kebijakan otonomi daerah dengan mengurangi jumlah produksi yang gagal
menjadi salah satu trigger atau pemicu panen, serta meningkatkan kualitas produksi.
terjadinya pembangunan besar-besaran di
daerah. Mengacu pada UU No. 32 Tahun 2004 b. Pemberian bantuan modal usaha
Tentang Pemerintah Daerah, pelaksanaan Sebagai usaha perseorangan, UMKM
pembangunan diharapkan mengoptimalkan budidaya perikanan memiliki sumber
potensi yang dimiliki daerah. Didasari hal permodalan yang terbatas. Dalam rangka
tersebut, pemerintah daerah Kabupaten penguatan sumber permodalan UMKM, Dinas
Banyuwangi berupaya mengembangkan Kelautan dan Perikanan menyediakan bantuan
potensi-potensi yang dimiliki khususnya pada permodalan berupa peralatan atau pun sarana
wilayah pesisir melalui pegembangan kawasan penunjang produksi seperti bantuan bibit atau
Minapolitan yang terletak di Kecamatan benih dan pakan, serta adanya program-program
Muncar. Pada prosesnya, pengembangan unggulan seperti program 10000 kolam
kawasan Minapolitan di Kecamatan Muncar pekarangan dan program revitalisasi tambak.
yang salah satunya dilaksanakan melalui Berdasarkan hasil temuan di lapangan, terjadi
pengembangan usaha mikro, kecil, dan peningkatan hasil produksi setelah adanya
menengah khususnya di bidang budidaya bantuan permodalan tersebut, sebelum adanya
perikanan yang saat ini masih mengalami bantuan rata-rata produksi satu unit usaha
berbagai hambatan dalam pengembangannya. budidaya hanya mampu menghasilkan produksi
Adapun strategi-strategi pengembangan UMKM antara 350-450 kg per siklusnya dan jumlah
budidaya perikanan yang dilakukan oleh Dinas tersebut meningkat cukup signifikan setelah
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi adanya program bantuan modal usaha
antara lain: pemberdayaan sumber daya khususnya program 10000 kolam pekarangan
manusia, pemberian bantuan modal usaha, dan yang mana produksi yang dihasilkan dalam satu
pengembangan Balai Benih Ikan. siklus meningkat antara 1000-1300 kg.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, Hal. 591-596 | 594


c. Pengembangan Balai Benih Ikan (BBI)
Balai benih ikan memiliki peranan penting b. Meningkatnya sosial ekonomi
sebagai ujung tombak pengembangan usaha masyarakat
budidaya perikanan dalam hal penyediaan bibit Dampak lain yang ditimbulkan akibat
atau benih unggul sebagai bahan baku utama adanya pengembangan usaha mikro, kecil, dan
usaha budidaya perikanan. Dinas Kelautan dan menengah berbasis Minapolitan yaitu mampu
Perikanan Kabupaten Banyuwangi saat ini mengangkat perekonomian masyarakat yang
memiliki dua Balai Benih Ikan yaitu BBI ada di sekitar usaha budidaya tersebut.
Genteng dan BBI Pakistaji. Dalam Banyaknya pembudidaya yang berhasil dalam
pengembangannya produksi kedua BBI tersebut mengembangkan usahanya, mampu menarik
terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 minat masyarakat untuk ikut terjun dalam
total produksi kedua BBI mencapai 2.798.820 bidang budidaya perikanan ini. Hal ini didukung
ekor meningkat sebanyak 16% dari tahun 2010 hasil temuan pada Laporan Tahunan Dinas
yang produksinya hanya mencapai 2.326.500. Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi
Oleh karenanya Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 mengenai jumlah unit usaha
Kabupaten Banyuwangi terus melakukan budidaya perikanan di Kecamatan Muncar yang
pengembangan agar produksi BBI mampu jumlahnya terus mengalami peningkatan.
memenuhi permintaan bahan baku usaha Pada 2010 jumlah unit UMKM budidaya
budidaya yang jumlahnya terus meningkat tiap perikanan di Kecamatan Muncar sebanyak 121
tahunnya. unit yang tergabung kedalam 17 kelompok
usaha bersama (KUB), selanjutnya jumlah
2. Dampak pengembangan UMKM UMKM budidaya perikanan pada tahun 2011
berbasis Minapolitan sebanyak 131 unit usaha dalam 18 kelompok
usaha bersama. Pada tahun 2012 jumlah
a. Meningkatnya kesejahteraan ekonomi tersebut meningkat menjadi 141 unit usaha yang
tergabung dalam 19 kelompok usaha bersama,
pembudidaya
dan pada tahun 2013 jumlah unit usaha mikro,
Adanya program pengembangan UMKM kecil, dan menengah budidaya perikanan di
budidaya perikanan dari Dinas Kelautan dan Kecamatan Muncar mengalami peningkatan
Perikanan Kabupaten Banyuwangi seperti yang cukup signifikan mencapai 436 unit usaha
pembinaan dan pelatihan, pemberian bantuan yang tergabung kedalam 30 kelompok usaha
paket modal usaha, serta pengembangan Balai bersama (KUB). Selain itu, pengembangan
Benih Ikan (BBI), disambut baik oleh pelaku UMKM budidaya perikanan juga mampu
usaha budidaya perikanan di Kecamatan menyerap tenaga kerja, Berdasarkan hasil
Muncar. Adanya strategi pengembangan usaha observasi rata-rata satu unit usaha budidaya
mikro, kecil, dan menengah yang dilakukan dengan kolam sebanyak lima buah, mampu
oleh Dinas Kelautan dan Perikanan tentunya mempekerjakan 2-3 orang tenaga kerja, jumlah
berdampak pada usaha budidaya perikanan yang tersebut dapat bertambah jika pelaku usaha
ada di Kecamatan Muncar. Dampak yang terjadi melakukan deversivikasi usaha.
akibat diterapkannya strategi pengembangan
UMKM adalah dampak positif, salah satunya 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadi peningkatan kesejahteraan ekonomi pengembangan usaha mikro, kecil, dan
pembudidaya yang salah satu indikatornya menengah berbasis Minapolitan
dapat dilihat dari tingkat pendapatan. Setelah
adanya pengembangan yang dilakukan oleh a. Faktor penghambat
Dinas Kelautan dan Perikanan terjadi yang menjadi faktor penghambat dalam
peningkatan produksi yang nantinya juga pengembangan UMKM berbasis Minapolitan
mempengaruhi peningkatan pendapatan antara lain yaitu:
pembudidaya. Hasil observasi pada pelaku 1) Minimnya jumlah petugas lapang yang
usaha budidaya perikanan di Kecamatan mengakibatkan proses pembinaan dan
Muncar ditemukan bahwa pendapatan pelatihan tidak dapat berjalan secara
pembudidaya mengalami peningkatan. optimal.
Sebelumnya pendapatan rata-rata pembudidaya 2) Terbatasnya akses kepada sumber
dari hasil produksi 80-100 kg hanya berkisar permodalan khususnya dari lembaga
Rp. 250.000-450.000 meningkat menjadi Rp. perbankan yang mengakibatkan UMKM
2.200.000-2.600.000 dari hasil produksi yang sulit untuk dapat mengembangkan
mencapai 1000-1300 kg dalam satu siklus usahanya secara mandiri.
panen.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, Hal. 591-596 | 595


3) Masih lemahnya koordinasi antar KUB pengembangan Balai Benih Ikan (BBI).
yang mana sangat dibutuhkan sebagai Pemberdayaan manusia dilaksanakan secara
upaya sinergi dalam mengembangkan kolektif guna efektifitas dan efesiensi proses
usaha budidaya perikanan. pelatihan dan pembinaan yang akan diberikan
4) Masih terbatasnya sarana dan prasarana bagi pelaku usaha budidaya perikanan yang ada
seperti masih minimnya produksi BBI di Kecamtan Muncar. Namun, pencapaian
yang belum mampu memenuhi pemberdayaan ini masih belum optimal karena
kebutuhan pembudidaya yang jumlahnya terhambat dengan minimnya jumlah tenaga
terus bertambah. lapang yang ada dalam memberikan pelatihan
yang mengakibatkan minimnya intensitas
b. Faktor pendukung pelatihan yang diberikan.
Adapun faktor-faktor pendukung yang Pemberian bantuan modal usaha sudah
dapat dimanfaatkan oleh Dinas Kelautan dan cukup baik bagi pengembangan UMKM, namun
Perikanan dalam rangka perbaikan dari strategi dalam pengembangan usaha jangka panjang
pengembangan UMKM berbasis Minapolitan tetap membutuhkan modal produktif yang saat
sebelumnya, antara lain: ini masih sulit diakses oleh pelaku usaha
1) Masih besarnya potensi lahan yang dapat budidaya khususnya pada lembaga perbankan.
dikembangkan untuk usaha budidaya Dengan tersedianya akses pada sumber
perikanan. pemodalan produktif UMKM dapat berkembang
2) Adanya dukungan dari pemerintah baik secara mandiri tanpa harus terus bergantung
dari pusat maupun pemerintah daerah pada pemerintah.
berupa program-program bantuan dan Pengembangan Balai Benih Ikan masih
pelatihan. harus terus dikembangkan agar mampu
3) Adanya kemitraan dengan pihak swasta memenuhi kebutuhan UMKM budidaya
dalam hal penyediaan pakan murah yang perikanan yang jumlahnya terus meningkat tiap
tentunya dapat menekan biaya produksi. tahunnya. Adapun yang menjadi dampak dari
4) Adanya peluang diversivikasi usaha diterapkannya strategi pengembangan UMKM
melalui pengolahan hasil perikanan yang berbasis Minapoltan diantaranya adalah
dapat meningkatkan nilai jual produk. meningkatnya perekonomian pembudidaya
akibat meningkatnya hasil produksi yang
Kesimpulan nantinya juga mempengaruhi meningkatnya
Dari pembahasan diatas diatas dapat pendapatan pembudidaya. Selain itu, dampak
ditarik kesimpulan sebagai berikut: lainnya mampu meningkatkan perekonomian
Pengembangan usaha mikro, kecil, dan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan
menengah berbasis Minapolitan khususnya di usaha budidaya. Keberhasilan usaha budidaya
bidang budidaya perikanan dilaksanakan oleh yang ada mampu menarik minat masyarakat
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten untuk mulai beralih profesi dengan harapan
Banyuwangi melalui tiga starategi utama yaitu memperbaiki perekonomiannya dan usaha
pemberdayaan sumber daya manusia, budidaya juga mampu menyerap tenaga kerja
pemberian bantuan modal usaha, dan yang ada.

Daftar Pustaka
Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013. Dinas
Kelautan dan Perikanan. (2013). Banyuwangi.
Kartasasmita, Ginandjar. (1996). Pemberdayaan Masyarakat Konsep Pembelajaran Yang Berakar
Pada Masyarakat. Jakarta, BAPPENAS.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Kep.18/MEN/2011
Tentang Pedoman Umum Minapolitan. Jakarta, Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia.
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (2011) Perkembangan Data
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar Tahun 2010-2011. [internet],
Available from: <http://www.depkop.go.id> [Accessed 20 Januari 2014].
Siagian, Sondang P. (2002). Manajemen Stratejik. Jakarta, Bumi Aksara.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung, Alfabeta.
Umar, Husein. (2003). Strategik Management In Action. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (c.7). Jakarta, Direktorat
Jenderal Otonomi Daerah.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, Hal. 591-596 | 596

Anda mungkin juga menyukai