Anda di halaman 1dari 10

Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kecamatan


Berbah, Kabupaten Sleman
Rukmono Marham (1), Dewi Sawitri Tjokropandojo(2)
(1)
Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),
ITB.
(2)
Kelompok Keahlian Pengembangan Wilayah dan Perdesaan, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
(SAPPK), ITB.

Abstrak

Kawasan Minapolitan di Kecamatan Berbah adalah merupakan salah satu dari kawasan yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat dalam mendorong akselerasi pembangunan di daerah melalui
pengembangan sektor perikanan budidaya. Pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab atas
keberhasilan pengembangan Kawasan Minapolitan di Kecamatan Berbah. Kawasan Minapolitan
membutuhkan persyaratan teknis maupun non teknis untuk dapat berfungsi sebagai penggerak
perekonomian lokal. Beberapa persyaratan yang dibutuhkan tersebut terkait dengan syarat-syarat
keberadaan Minapolitan itu sendiri maupun syarat-syarat kawasan tersebut dapat berkembang dan
berfungsi seperti yang diharapkan. Dengan demikian maka potensi pengembangan sebuah kawasan
minapolitan akan diketahui dari terpenuhinya syarat-syarat yang dibutuhkan tersebut. Kawasan
Minapolitan di Kecamatan Berbah dinilai lambat berkembang yang diindikasikan dari belum
berfungsinya komponen-komponen yang telah diinisiasi setelah ditetapkannya Kecamatan Berbah
sebagai kawasan Minapolitan di tahun 2010 sehingga dikhawatirkan Kawasan Minapolitan di
Kecamatan Berbah ini tidak mampu mendorong pengembangan ekonomi lokal seperti yang
diharapkan. Dari hasil yang didapatkan, beberapa dukungan dasar keberadaan Kawasan Minapolitan
yaitu: sumberdaya alam, sumberdaya manusia budidaya, dan dukungan pasar di Kawasan
Minapolitan Kecamatan Berbah telah cukup mendukung. Akan tetapi dalam beberapa dukungan yaitu
dukungan sumberdaya manusia wirausahadan dukungan kelembagaan internal pembudidaya ikan
terdapat beberapa komponen yang belum mendukung. Kelemahan dari beberapa dukungan tersebut
berakibat tidak berjalannya sistem Minapolitan sesuai dengan konsep Minapolitan yang seharusnya.

Kata-kunci: dukungan, ekonomi lokal, Kecamatan Berbah, Minapolitan, perkembangan, syarat

Pendahuluan (ILO 2007) (Blakely, 1994). Pemerintah Republik


Indonesia dalam melaksanakan pengembangan
Pengembangan ekonomi wilayah adalah kunci ekonomi wilayah mengadopsi beberapa konsep
keberhasilan pengembangan wilayah. pembangunan yang telah ada. Kementerian
Pernyataan tersebut didasari karena Kelautan dan Perikanan sebagai agen dari
perkembangan wilayah akan sangat Pemerintah, menetapkan program minapolitan
membutuhkan pengembangan ekonomi sebagai sebagai suatu cara untuk melaksanakan
modal untuk mencapai tujuan yang akan dicapai pembangunan di sektor perikanan. Menurut
sekaligus sebagai indikator dalam keberhasilan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
pengembangan wilayah tersebut. Beberapa no 18 tahun 2011 tentang pedoman umum
tujuan dalam pengembangan wilayah antara Minapolitan, disebutkan bahwa program
lain: meningkatkan perkembangan sosial minapolitan diharapkan dapat dilaksanakan
ekonomi, mengurangi kesenjangan, serta sebisa dengan prinsip-prinsip terintegrasi, efisien,
mungkin diusahakan untuk menjaga kelestarian berkualitas, dan berakselerasi tinggi. Prinsip
lingkungan hidup (Blakely dan Leigh, 2010) terintegrasi yang dimaksud yaitu pengembangan

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1 | 179


Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan

Kawasan Minapolitan ini diharapkan dapat dalam mendorong perekonomian lokal


mendorong agar pengalokasian sumberdaya merupakan suatu hal yang penting. Dengan
pembangunan direncanakan dan dilaksanakan mengetahui potensi pengembangan Kawasan
secara menyeluruh atau holistik. Pengembangan Minapolitan maka, penentuan sasaran dari
yang dilakukan tersebut, mempertimbangkan pengembangan kawasan ini akan lebih jelas. Hal
kepentingan dan dukungan stakeholders, baik ini juga dapat digunakan untuk mengetahui
instansi sektoral, pemerintahan pusat dan daerah, kemungkinan kendala dan hambatan yang akan
kalangan dunia usaha maupun masyarakat. dihadapi serta kemungkinan solusi serta
Prinsip efisiensi yaitu pembangunan sektor intervensi yang dilakukan supaya pengembangan
kelautan dan perikanan harus dilaksanakan Kawasan Minapolitan ini berjalan pada jalur yang
secara efisien agar pembangunan dapat tepat.
dilaksanakan dengan biaya murah namun
mempunyai daya guna yang tinggi. Sedangkan Konsep Minapolitan sebenarnya mengacu kepada
prinsip berkualitas, pelaksanaan pembangunan konsep kawasan Agropolitan yang mengacu pada
sektor kelautan dan perikanan harus berorientasi pedoman umum pengembangan kawasan
pada kualitas, baik sistem produksi secara Agropolitan dan pedoman rintisan program
keseluruhan, hasil produksi, teknologi maupun Agropolitan yang diterbitkan oleh Kementerian
sumberdaya manusia. Kemudian prinsip Pertanian. Secara harfiah Istilah Minapolitan
berakselerasi tinggi mengandung pengertian berasal dari kata “mina” yang berarti Ikan
bahwa percepatan diperlukan untuk mendorong dan “polis” yang artinya kota sehingga dapat
agar target produksi dapat dicapai dalam waktu diartikan bahwa Minapolitan adalah Kota
cepat, melalui inovasi dan kebijakan terobosan. Perikanan. Menurut Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum tahun
Kawasan Minapolitan di Kecamatan Berbah 2012, Minapolitan didefinisikan sebagai Kota
adalah merupakan salah satu dari kawasan yang Perikanan yang tumbuh dan berkembang
ditetapkan oleh pemerintah pusat dalam karena berjalannya sistem dan usaha minabisnis
mendorong akselerasi pembangunan di daerah sehingga mampu melayani, mendorong, menarik
melalui pengembangan sektor perikanan ataupun menghela pembangunan perikanan
budidaya. Kawasan Minapolitan Kecamatan melalui minabisnis di wilayah sekitarnya.
Berbah ini telah ditetapkan melalui keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan RI nomor 32
tahun 2010 tentang penetapan Kawasan
Minapolitan dan diperbaharui dalam keputusan
Menteri kelautan dan Perikanan RI nomor 35
tahun 2013. Sejak tahun 2010 telah banyak
kegiatan dalam rangka pembangunan yang
telah dilaksanakan di Kecamatan Berbah terkait
Minapolitan. Pembangunan infrastruktur dan
pelatihan yang telah dilaksanakan antara lain
pembangunan pasar ikan, jalan usaha tani,
revitalisasi saluran irigasi serta demplot dan
pelatihan budidaya ikan. Hal tersebut tentu saja
telah menyerap dana pemerintah yang tidak Gambar 1. Model Kawasan Minapolitan
sedikit. Dengan demikian maka pemerintah (Sumber: Sunoto, 2010)
daerah mempunyai tanggung jawab atas
keberhasilan pengembangan Kawasan Dalam keputusan Menteri Kelautan dan
Minapolitan di Kecamatan Berbah. Oleh sebab Perikanan nomor 18 tahun 2011 tentang
itu maka kajian mengenai prospek Kawasan Pedoman Umum Minapolitan secara konseptual,
Minapolitan di masa mendatang serta Minapolitan mempunyai dua unsur utama yaitu,
kemampuan usaha-usaha perikanan yang ada 1) Minapolitan sebagai konsep pembangunan

180 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1


Rukmono Marham
sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah perikanan guna mewujudkan sinergisitas semua
dan 2) Minapolitan sebagai kawasan ekonomi pelaku usaha perikanan dari hulu ke hilir.
unggulan dengan komoditas utama produk Dengan demikian peningkatan sarana dan
kelautan dan perikanan. Konsep Minapolitan prasarana yang mendukung berlangsungnya
didasarkan pada tiga asas, yaitu: (1) kegiatan ekonomi tersebut mutlak diperlukan.
Demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan Selain itu penataan ruang Kawasan Minapolitan
pro rakyat (2) Keberpihakan pemerintah pada terkait dengan kawasan budidaya dan
rakyat kecil melalui pemberdayaan masyarakat, permukiman pelaku usaha yang terlibat dalam
dan, (3) Penguatan peran ekonomi daerah aktivitas ekonomi juga memerlukan koordinasi
dengan prinsip daerah kuat – bangsa dan secara konsisten antara berbagai pihak. Dengan
negara kuat. demikian maka pengembangan Kawasan
Minapolitan dengan bertumpu pada potensi lokal
Ketiga prinsip tersebut menjadi landasan yang ada diharapkan akan dapat
perumusan kebijakan dan kegiatan mengembangkan dan melindungi budaya sosial
pembangunan sektor kelautan dan perikanan lokal yang secara tidak langsung juga akan
agar pemanfaatan sumberdaya kelautan dan meningkatkan daya saing terkait kekhasan dari
perikanan benar-benar untuk kesejahteraan suatu lokus kawasan pengembangan.
rakyat dan menempatkan daerah pada posisi
sentral dalam pembangunan. Dengan konsep Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya
Minapolitan diharapkan pembangunan sektor Kementerian Pekerjaan Umum (2012:53)
kelautan dan perikanan apat dilaksanakan secara pengembangan Kawasan Minapolitan harus
terintegrasi, efisien, berkualitas, dan bersinergi dan mengedepankan pengembangan
berakselerasi tinggi. kawasan andalan yang telah tertuang didalam
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Ide dasar pembangunan Minapolitan adalah (RTRWN). Dalam Peraturan tersebut,
penguatan sinergi antara pertumbuhan ekonomi diamanatkan bahwa pengembangan Kawasan
dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta Minapolitan sebagai kawasan andalan tidak bisa
upaya penemuan teknologi ramah lingkungan terlepas dari pengembangan sistem pusat
berikut instrumen-instrumen yang dapat kegiatan baik tingkat Nasional, Provinsi maupun
menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup Kabupaten.
untuk merumuskan strategi yang tepat bagi
pengembangan ekonomi kerakyatan (Musiyam Perkembangan Kecamatan Berbah yang telah
dkk, 2011: 1). Pengembangan Kawasan ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan pada
Minapolitan bertujuan untuk meningkatkan tahun 2010, dinilai masih belum dapat
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
melalui percepatan pengembangan wilayah dan perekonomian kawasan. Hal ini ditandai dengan
peningkatan keterikatan desa dan kota. Hal ini belum berfungsinya koperasi mina yang
dapat terwujud melalui pengembangan sistem harusnya sudah berjalan pada tahun ketiga
dan usaha minabisnis yang berdaya saing, setelah penetapan Kawasan Minapolitan. Selain
berbasis kerakyatan, berkelanjutan, dan itu Pasar minapolitan yang telah dibangun di
terdesentralisasi di Kawasan Minapolitan. dusun Dawukan, Desa Sendangtirto, Kecamatan
Berbah, belum dapat berfungsi secara optimal.
Pengembangan Kawasan Minapolitan juga Dilihat dari sisi lokasi, pasar minapolitan tersebut
dilakukan dengan cara meningkatkan berada di tempat yang sangat strategis yaitu di
diversifikasi ekonomi pedesaan melalui Jalan Wonosari.
peningkatan daya saing melalui inovasi dan
teknologi sehingga menghasilkan diversifikasi Pembangunan infrastruktur pendukung seperti,
produk yang kompetitif. Selain itu peningkatan jalan usaha tani, saluran irigasi, dan pasar yang
akses pelaku perikanan terhadap sumberdaya telah disebutkan sebelumnya telah dilaksanakan
produktif dan permodalan sangat dibutuhkan dari tahun 2010 sampai dengan saat ini. Dari
dalam pengembangan perekonomian pelaku hasil evaluasi yang telah dilaksanakan,
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1 | 181
Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan

pembangunan infrastruktur dan berbagai Dabson Dalam meningkatkan daya saing


(2007:28) ekonomi perdesaan, kewirausahaan
bantuan tersebut kurang memberikan dampak
adalah merupakan faktor kunci. Salah
secara signifikan., sehingga dikhawatirkan tidak satu alasannya adalah bahwa bagian
mampu mendorong pengembangan ekonomi utama dari struktur usaha pedesaan
lokal. terdiri dari perusahaan dan pengusaha
kecil.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap Yulisti dan Peran kelembagaan sangat penting
secara jelas potensi pengembangan Kawasan Trianti (2010) dalam kegiatan budidaya pada skala
menengah dan kecil. Kelembagaan
Minapolitan, dengan cara mengidentifikasikan yang dimaksud adalah kelembagaan
kemampuan perkembangan Kawasan formal (memiliki badan hukum) dan
Minapolitan di masa mendatang, sesuai syarat- kelembagaan informal (berupa
kelompok masyarakat)
syarat kehidupan Kawasan Minapolitan. Sehingga
dari beberapa tinjauan literatur yang ada syarat-
syarat perkembangan kawasan minapolitan Sehingga dari telaah literatur tersebut untuk
dapat dirangkum dan disintesiskan dari berbagai melakukan identifikasi kesesuaian syarat-syarat
sumber sebagai berikut perkembangan minapolitan akan dilihat dari
empat aspek dukungan perkembangan Kawasan
Tabel 1. Syarat-Syarat Kawasan Minapolitan Minapolitan yang seperti pada tabel berikut ini.
menurut telah pustaka
Tabel 2. Syarat Perkembangan Kawasan
Uraian Teori Syarat-syarat Kawasan Minapolitan Minapolitan
Keputusan • Mempunyai kesuaian lokasi,
Menteri Kelautan sumberdaya alam, kelayakan Syarat Kawasan Keterangan
dan Perikanan lingkungan, sumberdaya manusia Minapolitan
Nomor 18 Tahun untuk mendukung produksi. Dukungan
2011 tentang • Mempunyai kelembagaan pelaku produksi
Sumberdaya Terdiri atas syarat dukungan sumberdaya
Pedoman Umum usaha perikanan yang baik serta
alam lahan (Pedoman Umum
Minapolitan didukung oleh komitmen daerah.
Minapolitan, 2010), dan sumberdaya
• Tersedianya fasilitas pendukung
Air (Anonim, 2006; Stickney, 2000;
berupa aksesibilitas terhadap pasar,
dan Lekang, 2007).
permodalan, sarana dan prasarana
produksi, pengolahan, dan/atau Sumberdaya Terdiri atas Sumberdaya manusia budidaya
pemasaran, keberadaan lembaga- manusia (Pedoman Umum Minapolitan, 2010),dan
lembaga usaha dan fasilitas Sumberdaya manusia Wirausaha (Dabson,
penyuluhan dan pelatihan. 2007:28)
• Mempunyai mata rantai produksi
pengolahan, dan/atau pemasaran Dukungan Kemampuan permodalan dalam melakukan
Pendanaan usaha (Pedoman Umum Minapolitan, 2010).
Sunoto (2010:9) Persyaratan minapolitan meliputi:
Komoditas Unggulan, Letak Geografis, Dukungan Dukungan stakeholders, baik instansi
Sistem dan Mata rantai Produksi: Hulu Lembaga sektoral, pemerintahan di tingkat pusat dan
dan Hilir, Fasilitas Pendukung Utama, daerah, kalangan dunia usaha maupun
Kelayakan lingkungan, dan Komitmen masyarakat. Artinya kelembagaan
Daerah. masyarakat dan pemerintah harus solid dan
sinergis (Pedoman Umum Minapolitan,
Wiadnya (2011) Syarat pengembangan Kawasan
2010; Yulisti dan Triyanti, 2010)
Minapolitan yaitu kawasan yang
mempunyai cadangan sumber daya Dukungan Tersedianya fasilitas pendukung berupa
ikan atau kapasitas produksi ikan yang Infrastruktur aksesibilitas terhadap pasar, permodalan,
mampu menjadi penggerak ekonomi sarana dan prasarana produksi,
wilayah serta harus melibatkan instansi pengolahan, dan/atau pemasaran,
dari tingkat pusat dan daerah maupun keberadaan lembaga- lembaga usaha, dan
instansi lintas sektor. fasilitas penyuluhan dan pelatihan
(Pedoman Umum Minapolitan, 2010).
Kesiapan Dukungan pasar (Pedoman Umum
dukungan pasar Minapolitan, 2010).

182 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1


Rukmono Marham
Dukungan produksi, lembaga, infrastruktur, serta dipasarkan. Kemampuan pasar dalam menyerap
dukungan pasar. Dalam dukungan produksi produk perikanan akan dilihat dari jumlah
terdapat tiga dukungan utama yaitu dukungan serapan pasar terhadap produk yang dihasilkan.
SDM, SDA dan dukungan dana. Dukungan SDA Peluang pemasaran akan diidentifikasi dari
akan diidentifikasi dari dukungan lahan dan jangkauan pemasaran produk yang dihasilkan
dukungan sumberdaya air. Dukungan lahan serta kondisi pesaing dari produk-produk sejenis.
dilihat dari kecukupan dan kesesuaian lahan yang
dilihat dari syarat lahan untuk budidaya ikan Kemudian pada tahapan berikutnya dilakukan
serta kesesuaian dalam tata ruang yang telah identifikasi komponen. Komponen dari
ada. Dukungan SDM dibagi menjadi dua yaitu pengembangan ekonomi lokal akan
SDM budidaya dan SDM wirausaha. Kesiapan diidentifikasikan dari efek usaha-usaha perikan
SDM budidaya akan diidentifiksi dari kemauan yang dilakukan dalam hal; peningkatan standar
yang dilihat dari minat dan kemampuan yang hidup, pengurangan kesenjangan, dan
dilihat dari tingkat pendidikan dan ketrampilan keberlanjutan lingkungan. Peningkatan standar
yang dimiliki oleh pelaku usaha budidaya ikan. hidup dilihat dari peningkatan pendapatan dan
Sedangkan SDM wirausaha akan diidentifikasi peningkatan kepemilikan aset. Peningkatan
dari jiwa wirausaha yang dimiliki oleh pelaku pendapatan dilihat dari adanya pelaku usaha
usaha perikanan yang dilihat dari kemampuan budidaya ikan yang memiliki penghasilan
memasarkan produk perikanan, inovasi yang meningkat. Peningkatan kepemilikan aset dilihat
dilakukan, serta jaringan usaha yang dimiliki. dari penambahan aset yang dimiliki oleh
Kemudian dukungan Dana akan diidentifikasi dari pembudidaya akibat usaha yang dilakukan.
kesiapan pendanaan pribadi, kelompok/koperasi Pengurangan kesenjangan dilihat dari pengaruh
maupun akses perbankan. usaha perikanan yang dilakukan di Kawasan
Minapolitan ini untuk dapat memberikan
Dukungan kelembagaan dibagi menjadi dua lapangan pekerjaan, serta mempunyai dampak
yaitu kelembagaan internal dan eksternal yang positif terhadap perkembangan ekonomi
pembudidaya dan pelaku usaha perikanan. Kecamatan Berbah.
Dukungan kelembagaan internal akan
diidentifikasi dari kesiapan kelembagaan Sedangkan keberlanjutan lingkungan akan
kelompok dan paguyuban dan koperasi diidentifikasi dari dampak dampak yang
pembudidaya ikan dalam mendukung ditimbulkan oleh usaha-usaha perikanan yang
minapolitan, yang dilihat dari keberadaan dan dilakukan terhadap lingkungan. Hal ini dilihat
fungsi dari organisasi tersebut dalam mendukung dari kesesuaian peruntukan lahan yang
minapolitan. Dukungan kelembagaan eksternal digunakan, penggunaan bahan-bahan yang
akan diidentifikasi dari kesiapan kelembagaan ramah lingkungan dalam budidaya perikanan
pemerintah dalam mendukung minapolitan, yang dan penerapan cara-cara budidaya ikan yang
dilihat dari keberadaan dan fungsi organisasi baik atau sesuai standar yang telah ditetapkan
pemerintah dalam mendukung minapolitan. melaui peraturan yang berlaku. Selain itu juga
Dukungan infrastruktur akan diidentifikasi dari dilihat penggunaan sumberdaya air yang ada
kesiapan infrastruktur yang telah ada maupun apakah sudah sesuai dengan norma tata guna
yang masih dalam rencana dalam mendukung air.
fungsi-fungsi kawasaan minapolitan.
Metode
Dukungan Pasar akan diidentifikasi dari kesiapan
pasar yang ada maupun peluang pemasaran Penelitian ini menggunakan metode gabungan
yang mendukung minapolitan. Kesiapan pasar kualitatif dan kuantitatif dengan sifat penelitian
diidentifikasi dari kemampuan pasar dalam secara deskriptif. Pemilihan metode ini dilakukan
menyerap produk-produk perikanan yang untuk mengidentifikasi kondisi yang ada dengan
dihasilkan. Sedangkan peluang pemasaran ini kondisi yang seharusnya sebagai syarat-syarat
akan dilihat dari sampai sejauh mana perkembangan Kawasan Minapolitan tersebut.
kemampuan produk yang dihasilkan dapat Pemilihan pendekatan gabungan kualitatif dan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1 | 183
Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan

kuantitatif di maksudkan untuk meningkatkan digunakan kuisioner yang disebarkan dengan


validitas hasil yang didapat dan mengatasi cara sampling acak berkelompok dengan
kelemahan-kelemahan yang ada dalam kedua proporsi. Dalam kuisioner tersebut mencakup
pendekatan tersebut. Pendekatan kualitatif indikator-indikator yang akan diinterpretasikan
memiliki ketajaman analisa yang sangat baik secara kuantitatif. Pertanyaan-pertanyaan yang
sehingga banyak diaplikasikan pada ilmu-ilmu diajukan dalam kuesioner yang dibagikan
sosial. Analisis yang terlalu mendalam dengan berkisar mengenai kondisi dukungan dukungan
tidak memperhatikan kualitas sampel yang yang diperlukan dalam pengembangan kawasan
diambil dapat menyebabkan hasil penelitian minapolitan yaitu dukungan produksi,
yang salah arah. Demikian juga dengan dukungan kelembagaan, dukungan infrastruktur
pendekatan kuantitatif, pendewaan angka- dan dukungan pasar. Pertanyaan tersebut
angka dalam pendekatan ini juga hanya mampu diajukan kepada responden yang merupakan
mengungkapkan sebagian realita kehidupan saja masyarakat Kecamatan Berbah sehingga dalam
dan tidak mampu memahami realita kehidupan pertanyaan yang diajukan akan lebih bersifat
nyata yang sangat kompleks (Yunus, 2010:350- praktis dan implementatif, sedangkan
351). penyebaran kuesioner terhadap masyarakat di
kecamatan Berbah tersebut dilakukan secara
Proporsi kedua pendekatan tersebut akan sampling acak berkelompok secara proporsional
ditentukan oleh objek kajian sehingga dalam dengan tingkat ketidaktelitian sampel sebesar
penelitian ini, proporsi pendekatan kualitatif dan 10%.
kuantitatif akan tergantung pada objek atau
sasaran yang diamati. Pendekatan kuantitatif Wawancara yang dilakukan meliputi SKPD yang
akan digunakan dalam mengukur fenomena- berhubungan dengan Kawasan Minapolitan
fenomena yang ada berdasarkan parameter dan antara lain Dinas P2K, BAPPEDA dan Kelompok
indikator yang telah ditentukan. Sedangkan Kerja Minapolitan. Wawancara yang dilakukan
pendekatan kualitatif akan digunakan untuk menggunakan pedoman wawancara semi
menentukan makna dari fenomena-fenomena terstruktur. Tujuannya adalah supaya
yang timbul dari objek penelitian. Sehingga wawancara yang dilakukan lebih dapat menggali
dalam penelitian ini kedua pendekatan tersebut informasi yang lebih lengkap tentang Kawasan
diupayakan berjalan secara beriringan, sehingga Minapolitan di Kecamatan Berbah. Dalam
didapatkan hasil yang diinginkan. pedoman wawancara tersebut, secara garis
besar menggali pertanyaan tentang kebijakan
Metode Pengumpulan Data pelaksanaan program minapolitan di Kabupaten
Sleman secara umum serta kecamatan Berbah
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam secara khusus. Selain itu wawancara juga
penelitian ini mengacu kepada pendekatan dilakukan secara spontan terhadap pelaku usaha
kualitatif dan kuantitatif. Dalam pendekatan budidaya ikan yang ditemui terkait kondisi yang
kualitatif yang dilaksanakan dalam penelitian ini terjadi di lapangan. Sedangkan Observasi
menggunakan wawancara semi terstruktur dilaksankan secara proporsional di tempat-
dengan pedoman wawancara dengan bantuan tempat yang menjadi simpul-simpul kegiatan
alat perekam suara ditambah dengan observasi perikanan yang mendukung minapolitan untuk
secara langsung dengan menggunakan alat membantu menerjemahkan makna dari hasil
perekam gambar untuk memadukan tentang wawancara yang telah dilakukan. Dalam
pemahaman akan makna yang telah didapatkan pengumpulan data sekunder, data-data
sebelumnya melalui wawancara. Selain data mengenai dukungan-dukungan perkembangan
primer yang didapatkan di lapangan, penelitian Kawasan Minapolitan ini diperoleh dari instansi-
ini juga mengumpukan data-data sekunder yang instansi pemerintah seperti BPS, Dinas teknis,
berasal dari laporan tahunan dan data-data BAPPEDA, dan pemerintah Kecamatan Berbah.
terkait Minapolitan di Kecamatan Berbah.
Dalam pendekatan kuantitatif yang dilakukan,

184 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1


Rukmono Marham
Metode Pengumpulan Data dengan peraturan dan perundangan yang
berlaku dalam pemanfaatan ruang. Hal ini untuk
Proses analisis yang dilakukan dalam penelitian mengindari penggunaan lahan yang tidak sesuai
ini dimulai dengan merumuskan katagori dari dengan peruntukannya. Menurut wawancara
dukungan syarat-syarat perkembangan dari yang dilakukan dengan Kasubbid Tata Ruang
suatu Kawasan Minapolitan berdasarkan teori Perdesaan BAPPEDA Sleman, Kecamatan Berbah
mengenai minapolitan serta pengembangan telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan
ekonomi lokal. Langkah berikutnya adalah pengembangan Minapolitan. Dalam Rencana
menganalisis data yang diperoleh baik dari Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman,
survey data primer maupun sekunder dengan Kawasan Minapolitan Kecamatan Berbah secara
cara mengelompokkannya dalam katagori- legal sudah mengikuti peraturan perundang-
katagori yang telah ditetapkan sebelumnya undangan yang berlaku. Selain itu
kemudian mencocokkannya dengan kategori pengembangan Kawasan Minapolitan ini telah
yang telah ditentukan berdasarkan teori awal. diatur dalam masterplan pengembangan
Kawasan Minapolitan yang telah disusun oleh
Data yang diperoleh dari responden melalui BAPPEDA.
kuesioner dilakukan analisis deskreptif dengan
metode proporsi. Sedangkan data yang diperoleh
dari wawancara diinterpretasikan dan
dikelompokkan menurut katagori yang telah
ditetapkan. Kemudian dari kedua jenis data
tersebut diinterpretasikan secara utuh dengan
memperhatikan data-data sekunder yang
didapatkan serta hasil observasi yang dilakukan
sebelumnya.

Analisis dan Interpretasi

Dari dukungan sumberdaya alam, baik dari


sumberdaya lahan maupun sumberdaya air,
Kecamatan Berbah sangat sangat mendukung
perkembangan kawasan minapolitan. Hal ini
diketahui dari hasil wawancara dengan Kasi
Ekobang Kecamatan Berbah bahwa sebagian
besar wilayah di Kecamatan Berbah sangat
potensial sebagai kawasan pengembangan usaha Gambar 2. Proporsi Penggunaan Lahan di
perikanan. Hal ini juga didukung oleh kondisi Kecamatan Berbah. Sumber: BPS Kabupaten
lahan di Kecamatan Berbah sebagian Sleman, 2013
mempunyai kondisi tanah yang dapat menahan
Dari dukungan Sumberdaya air, hasil
air. Selain itu, dilihat dari kecukupan lahan,
pemantauan kantor Lingkungan Hidup
pemanfaatan luas lahan pembudidayaan ikan di
kabupaten Sleman mengenai kualitas air sungai
Kecamatan Berbah mencapai 50,36 ha. yang
yang ada di Kecamatan Berbah pada tahun 2013,
terdiri atas kolam pembesaran seluas 47,24 ha
Sumber air di kecamatan Berbah mempunyai
dan kolam pembenihan seluas 3,12 ha.
katagori kelas II. Hal ini menunjukkan kualitas
Sehingga dilihat dari potensi pengembangan
air di Kecamatan Berbah sangat mendukung
lahan perikanan di Kecamatan Berbah
untuk budidaya perikanan karena kondisi kelas
mencapai 141,1 ha. Sehingga pemanfaatan
kualitas air yang di persyaratkan untuk perikanan
lahan yang sudah dikembangkan baru mencapai
berada pada kelas III. Dilihat dari dukungan
35,69%. (Anonim, 2013). Selain dari aspek
sumberdaya manusia budidaya, Kecamatan
teknis, lahan yang digunakan untuk
Berbah mendukung perkembangan kawasan
pengembangan Minapolitan ini harus sesuai
minapolitan. Hal ini diindikasikan dari Dari hasil
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1 | 185
Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan

yang didapatkan 73 % responden mengaku Seperti Demplot, penyuluhan yang terus


berminat berusaha di perikanan dan mereka menerus maupun dan bantuan peralatan
sudah mempunyai usaha budidaya perikanan pembudidayaan ikan. Dari sisi kelembagaan
(kolam). Sedangkan 17% lagi, menyatakan pembudidaya ikan, dari kelembagaan kelompok
berminat berusaha di perikanan akan tetapi pembudidaya ikan sudah mendukung
belum mempunyai usaha perikanan karena perkembangan minapolitan akan tetapi dari
terkendala beberapa alasan yaitu modal dan kelembagaan koperasi mina dan Kelompok kerja
lahan. Selain itu, dari usia pembudidaya ikan minapolitan belum mendukung perkembangan
yang didapatkan dari jawaban responden minapolitan. Hal ini menyebabkan kolektivitas
diketahui bahwa pembudidayaan ikan di diantara pembudaya ikan menjadi kurang solid.
kecamatan Berbah dilakukan oleh kelompok usia Hal ini menyebabkan tidak berjalannya sistem
produktif. Kemudian dilihat dari tingkat minapolitan seperti yang diharapkan. Dari
pendidikan pembudidaya ikan yang ada sebagian dukungan infrastruktur baik yang ada maupun
besar memiliki pendidikan SLTA. Tingkat yang dalam perencanaan di Kecamatan Berbah,
pendididkan dari pembudidaya ikan menentukan sangat mendukung perkembangan Minapolitan.
kemampuan dari pembudidaya ikan tersebut Hal ini diindikasikan dari pembangunan dan
untuk dapat memahami tata cara dan standar revitalisasi infrastruktur pendukung Minapolitan
pembudidayaan ikan yang baik dan benar. yang dilakukan dan dianggarkan terus menerus.
Selain itu, dalam skala ekonomi yang lebih besar Dari dukungan pasar Kecamatan Berbah sangat
diperlukan kemampuan manajemen usaha yang mendukung perkembangan minapolitan baik dari
sistematis. Akan tetapi, dari sumberdaya kesiapan maupun peluang pasar. Hal ini
manusia wirausaha belum mendukung diketahui dari data statistik yang dikeluarkan
perkembangan kawasan minapolitan. Hal ini oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY,
terlihat pada pemasaran yang dilakukan masih setiap tahunnya kebutuhan ikan yang ada di
tergantung kepada pedagang serta tidak adanya wilayah Provinsi DIY selalu kekurangan. Hal ini
produk olahan yang ditemukan sehingga nilai dibuktikan dengan masuknya produk perikanan
tambah dari produk yang dihasilkan kecil. dari jawa tengah ke pasar-pasar di wilayah
Provinsi DIY sangat besar. Menurut Laporan
Dari kesiapan dukungan dana, Kecamatan Data Pokok Perikanan dan Kelautan Provinsi DIY
Berbah belum sepenuhnya mendukung syarat- (2009), setiap harinya Ikan masuk di wilayah
syarat perkembangan minapolitan. Hal ini DIY lebih dari 6 ton. Hal ini berarti pasar untuk
disebabkan karena pembudidaya ikan di produk perikanan dari Kecamatan Berbah ini
Kecamatan Berbah belum memiliki akses sebenarnya sudah mempunyai pasar yang
perbankan yang baik. Sebagian besar potensial. Lokasi strategis Kecamatan Berbah
pembudidaya ikan di Kecamatan Berbah hanya yang berada di perbatasan kabupaten
mengandalkan dari dana pribadi dan dana gunungkudul, bantul dan kota yogyakarta, akan
pemerintah melalui kelompok. Ketidakmmpuan sangat menguntungkan apabila Kawasan
mengakses dana perbankan tersebut Minapolitan di Kecamatan Berbah terbentuk
menyebabkan skala usaha yang dijalankan dengan baik. Selain itu dari hasil wawancara
terbatas, hal ini akan berakibat pada tingginya dengan salah satu pengurus Pokja Minapolitan,
ongkos produksi karena faktor-faktor produksi pasar produk perikanan di kecamatan Berbah
yang diperlukan diperoleh dalam skala kecil masih sangat terbuka. Hal ini dilihat dari
sehingga tidak efisien. permintaan yang setiap harinya selalu ada.

Dari kesiapan dukungan lembaga pemerintah Potensi kawasan minapolitan untuk dapat
dari sisi keberadaan maupun program kegiatan mendorong perekonomian lokal akan sangat
yang ada telah mendukung perkembangan terbuka apabila beberapa kelemahan dari
minapolitan. Hal ini dilihat dari program dan dukungan perkembangan Minapolitan tesebut
kegiatan yang telah dilaksanakan untuk dapat diatasi. Pengembangan Ekonomi Lokal
mendukung minapolitan di Kecamatan Berbah. stidaknya memiliki tiga syarat utama yaitu
186 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1
Rukmono Marham
mampu meningkatkan standar hidup, mampu menyebabkan perkembangan kawasan
mengurangi kesenjangan dan usaha yang minapolitan menjadi lambat.
dilakukan mampu berlanjut dengan menjaga
keberlanjutan lingkungan. Selain kemampuan wirausaha, ternyata
kemampuan manajemen dari kelembagaan yang
Dari peningkatan standar hidup yang dilihat dari ada belum sepenuhnya memenuhi syarat
peningkatan pendapatan dan peningkatan perkembangan Kawasan Minapolitan. Hal ini
kepemilikan aset, usaha budidaya perikanan di menyebabkan tidak berjalannya sistem
kecamatan Berbah mampu meningkatkan koordinasi yang baik dalam lingkup Minapolitan.
pendapatan dan kepemilikan aset walaupun Hal ini tentu saja berdampak tidak sinergisnya
jumlahnya kecil. Kemudian dari potensi faktor-faktor produksi dan faktor-faktor
pengurangan kesenjangan, dilihat dari pemasaran yang menyebabkan perkembangan
penyerapan tenaga kerja lokal dan perluasan kawasan minapolitan ini menjadi terhambat.
lapagan kerja. Dari penyerapan tenaga kerja
dan perluasan lapangan kerja usaha perikanan Dengan memperhatikan kondisi yang ada di
di Kecamatan Berbah hanya mampu menyerap lapangan, Kawasan Minapolitan di Kecamatan
tenaga kerja sebagai sambilan, belum dapat Berbah ini mempunyai kelemahan pada
menyerap tenaga kerja lokal dan memperluas faktor- faktor pendorong pertumbuhan dan
lapangan kerja secara langsung. Dari sisi perkembangan kawasan, sehingga Kawasan
keberlanjutan lingkungan, usaha perikanan di Minapolitan Kecamatan Berbah ini hanya
kecamatan Berbah cukup ramah lingkungan mampu bertahan secara subsisten dan belum
dengan penerapan standar Cara Budidaya Ikan dapat berkembang seperti yang diharapkan.
yang Baik (CBIB). Penelitian yang dilakukan ini mempunyai
banyak kekurangan yaitu: Penelitian yang
Kesimpulan dilakukan tidak secara mendalam sehingga
penyebab presepsi dan prefrensi responden
Dari beberapa dukungan dasar keberadaan tidak dapat diketahui secara pasti; Sampel yang
Kawasan Minapolitan yaitu; sumberdaya alam, diambil memiliki ketidaktelitian 10% sehingga
sumberdaya manusia budiaya, dan dukungan dari sampel itu sendiri sudah ada kesalahan
pasar di Kawasan Minanapolitan Kecamatan sekitar 10%; Identifikasi dukungan
Berbah telah cukup mendukung. Akan tetapi Kelembagaan Pemerintah tidak dilakukan
beberapa dukungan yaitu dukungan sumberdaya secara mendalam, sehingga efektifitas dari
manusia wirausaha, dukungan kelembagaan lembaga, program dan kegiatan yang
internal pembudidaya ikan ada beberapa dilaksanakan tidak dapat diketahui secara pasti.
komponen yang belum mendukung. Penelitian lanjutan yang akan dilakukan supaya
lebih mendalam, dengan derajat error yang
Kelemahan dari beberapa dukungan tersebut lebih rendah misalnya 5% atau 1%.
mempunyai akibat tidak berjalannya sistem
minapolitan sesuai dengan konsep minapolitan Ucapan Terima Kasih
yang ada. Hal ini disebabkan karena dukungan
kemampuan kewirusahaan dan manajemen Artikel ini merupakan ringkasan laporan Tesis
merupakan hal yang penting terhadap Program Studi Magister Perencanaan Wilayah
perkembangan minapolitan ini. Dengan dan Kota, SAPPK ITB. Ucapan terima kasih
lemahnya kemampuan wirausaha akan diberikan kepada pembimbing, Dr. Ir. Dewi
meyebabkan daya saing dari produk yang Sawitri Tjokropandjojo, MT.
dihasilkan menjadi rendah hal ini akan
menyebabkan peningkatan nilai tambah dari Daftar Pustaka
produk yang dihasilkan juga kecil. Dengan
Anonim. (2006). Warung Informasi Teknologi.
demkian maka pertumbuhan ekonomi yang
Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
dihasilkan juga keci. Hal tersebut akhirnya

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1 | 187


Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan

www.warintek.ristek.go.id/Diakses 18 januari Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.


2015. 35/KEPMEN-KP/2013, tentang penetapan
Anonim. (2009). Laporan Data Pokok Perikanan Kawasan Minapolitan.
dan Kelautan Provinsi DIY. Yogyakarta: Dinas Lekang, O.I. (2007). Aquaculture Engineering.
Perikanan dan Kelautan. Oxford: Blackwell Publishing.
Anonim. (2012). Agropolitan dan Minapolitan: Musiyam M., Muhtadi, Suharjo, dan
Konsep Kawasan Menuju Keharmonisan. Wijianto. (2011). Model Pengembangan
Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kawasan Minapolitan Sebagai Upaya dalam
Kementerian Pekerjan Umum. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Anonim. (2013). Kecamatan Berbah Dalam Kabupaten Pacitan. Publikasi UMS.
Angka. Sleman: Badan Pusat Statistik. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/ (diakses
Anonim. (2013). Profil Perikanan Sleman. tanggal 10 Oktober 2014)
Sleman: Dinas Pertanian, perikanan dan Nurzaman, Siti Sutriah. (2012). Perencanaan
Kehutanan. Wilayah Dalam Konteks Indonesia. Bandung:
Blakely, Edward J. (1994). Planning Local Penerbit ITB.
Economic Development, Theory and Practice. Sunoto. (2010). Arah Kebijakan Pengembangan
2nd ed. Los Angeles: Sage Publications. Konsep Minapolitan di Indonesia. Dalam
Blakely, Edward J. and Nancy Green Leigh. Buletin Tata Ruang edisi Maret-April. Jakarta:
(2010). Planning Local Economic Development, BKTRN.
Theory and Practice. 4th ed. Los Angeles: Wiadnya, D.G.R. (2011). Konsep Perencanaan
Sage Publications. Minapolitan Dalam Pengembangan Wilayah.
Dabson, Brian. (2007). Entrepreneurship as Makalah disajikan pada Workshop Penyiapan
Rural Economic Development Policy: A Peningkatan Kualitas Penataan Ruang di
Changing Paradigm, 21-37. In Walzer, N., Eds. Kabupaten. 22 – 23 November 2011 di Kampus
Enterpreneurship and Local Economic Institut Teknologi Malang. 8 halaman.
Development 286 pp., New York: Rowman Yulisti, M. dan R. Triyanti, R.. (2012). Peran
and Littlefield, Publisher, Inc. Kelembagaan Dalam Mendukung Program
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Minapolitan Budidaya di Kabupaten Sleman,
KEP. 32/MEN /2010, tentang penetapan D.I. Yogyakarta. Buletin Riset Sosek
Kawasan Minapolitan. Kelautan dan Perikanan Vol. 7 No. 1, 2012
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Yunus, H.S. (2010). Metodologi Penelitian
KEP.18/MEN/2011, tentang Pedoman Umum Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka
Kawasan Minapolitan. Pelajar.

188 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1

Anda mungkin juga menyukai