Anda di halaman 1dari 50

PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI

PROVINSI RIAU

BAB IV
TANGGAPAN DAN
SARAN TERHADAP KAK

4.1. TANGGAPAN TERHADAP DOKUMEN PELAKSANAAN


PEKERJAAN

Setelah membaca dan mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) dari pekerjaan
Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau, pihak konsultan bermaksud
menyampaikan beberapa tanggapan substansi pekerjaan sebagai berikut.

4.1.1. TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG

Pembangunan jangka panjang Indonesia dititikberatkan pada pertumbuhan


ekonomi dengan mempertimbangkan aspek pemerataan pembangunan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sektor industri menjadi salah satu prioritas. Industri
merupakan sektor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan dan kemajuan
ekonomi suatu daerah. Pembangunan industri merupakan bagian penting
pembangunan jangka panjang untuk meningkatkan struktur ekonomi yang lebih kokoh
dan seimbang antara pertanian dan industri. Namun, jalan untuk merealisasikan hal
tersebut menghadapi tantangan ketidakpastian global yang akan terus membayangi
yaitu perang dagang AS-Tiongkok dan disrupsi ekonomi global akibat pandemi Covid-
19.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-1
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Lahirnya UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah semakin mengukuhkan


pergerakan sistem pemerintahan Indonesia dari pola pemerintahan yang cenderung
sentralistis ke desentralistis. Dengan UU ini pemerintah daerah memiliki kewenangan,
atau secara tidak langsung kewajiban, yang lebih besar untuk merencanakan dan
mengatur pola pengembangan daerahnya. Agar dapat merencanakan dan
mengembangkan daerahnya, pemerintah daerah harus mengetahui dan mengerti
segala potensi yang ada di daerahnya, untuk kemudian menggunakan segala potensi
tersebut untuk membangun daerahnya secara berkesinambungan. Sumber daya alam
menjadi lebih penting lagi dengan adanya UU No. 25/1999 mengenai perimbangan
keuangan pemerintah daerah dan pusat. Undang-undang ini memberikan kesempatan
bagi daerah untuk dapat meningkatkan pendapatan daerahnya dari sumber daya alam
melalui mekanisme bagi hasil dan alokasi perimbangan keuangan pusat-daerah lainnya.
Karenanya, setiap daerah perlu tahu akan sumber daya alam yang ada di daerahnya
dan memahami sejauh mana sumber daya alam tersebut berpotensi untuk menjadi
motor pembangunan daerah. Perlu diingat bahwa karena pentingnya peran sumber
daya alam guna pembangunan daerah, maka setiap daerah perlu melakukan
pengelolaan sumber daya alam dengan baik. Pengelolaan yang baik menjamin
digunakannya sumber daya alam bagi kesejahteraan masyarakat secara
berkesinambungan.

Untuk dapat mengelola sumber daya alam dengan baik dan menggunakannya
sebagai motor pembangunan, di daerah perlu ada, sekurangnya, suatu standar
minimum informasi yang sistematis mengenai potensi sumber daya alam di daerahnya.
Selain itu, dengan dimiliki dan digunakannya informasi tersebut secara sistematis,
sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah, pemerintah daerah akan dapat
memenuhi tuntutan masyarakat saat ini, yaitu menerapkan prinsip transparansi,
akuntabilitas dan aksesabilitas setiap keputusan pemerintah. Informasi sumber daya
alam yang sistematis ini bisa dimiliki oleh pemerintah daerah, jika pemerintah daerah
mengetahui semua kegiatan pendataan sumber daya alam di daerahnya, mengetahui
dan mempelajari data apa saja mengenai sumber daya alam di daerah yang sudah ada,
serta secara efisien dapat mengakses keseluruh data yang ada. Untuk selanjutnya
pemerintah daerah melakukan kompilasi terhadap data sumber daya alam yang ada
hingga terbentuk, sekurangnya, suatu sistem informasi sumber daya alam yang
memenuhi standar minimum yang diperlukan untuk membuat perencanaan
pembangunan daerah.

Seandainya suatu standar minimum informasi sumber daya alam tidak dapat
dibentuk oleh pemerintah daerah, maka seyogyanyalah pemerintah daerah
memberikan prioritas yang tinggi terhadap upaya pendataan sumber daya alam guna
melengkapi data yang sudah ada. Dengan demikian, segera dapat terbentuk standar

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-2
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

minimum informasi sumber daya alam untuk daerahnya sehingga dapat


menggunakannya untuk mengembangkan beberapa alternatif rencana pembangunan
di wilayahnya. Dibantu dengan beberapa metoda analisis ekonomi (dan ekologi) yang
ada, pemerintah daerah dapat menetapkan rencana pembangunan yang sesuai untuk
daerahnya dan memberikan kesejahteraan pada penduduknya secara
berkesinambungan.

Potensi wilayah berkaitan dengan kebermanfaatan sumber daya bagi wilayah


bersangkutan maupun dalam kaitan dengan hubungan antarwilayah. Potensi wilayah
merupakan suatu sumber daya yang dapat dimanfaatkan bagi suatu wilayah tersebut
baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Dengan demikian selain
diperlukannya pengelolaan potensi sumberdaya alam, diperlukan juga sebuah sistem
pengelolaan sumber daya manusia yang kompeten untuk menunjang optimalisasi
potensi daerah yang ada. Potensi wilayah ini dapat berupa potensi dalam bidang
kehutanan (kayu dan rotan), Perkebunan, Pertanian, Tambang dan Migas, dan sumber
daya bahari serta wisata yang dimiliki.

Perekonomian Provinsi Riau baik secara langsung maupun tidak langsung


dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan eksternal dan internal. Sebagai salah satu
Provinsi di Pulau Sumatera sangat dipengaruhi oleh kebijakan perekonomian Pulau
Sumatera. Selain itu, perekonomian Provinsi Riau juga dipengaruhi oleh kondisi dan
dinamika perekonomian nasional. Berdasarkan kondisi tersebut, faktor eksternal yang
diidentifikasi mempengaruhi perekonomian Provinsi Riau adalah: pertama,
menguatnya globalisasi ekonomi dunia dan pembentukan zona ekonomi regional di
beberapa negara: China, Malaysia, India, Vietnam, Thailand, dan di banyak negara
lainnya; fenomena ini akan mengakibatnya kompetisi yang semakin ketat dalam hal
menarik investasi, perdagangan dan pariwisata antar negara. Kedua, kurang
ekspansifnya kebijakan fiskal dan moneter nasional, yang akan mempengaruhi aktivitas
sektor riil. Ketiga, masih adanya distorsi perdagangan antar daerah dan trans-nasional;
kegiatan ini sedikit banyak mempengaruhi kelancaran distribusi barang ke riau dan
pada gilirannya berdampak pada tingkat inflasi. Daerah keempat, keterbatasan
keuangan negara; kondisi ini akan mempengaruhi kemampuan pembiyaan
pembangunan daerah.

Sedangkan dari faktor internal, yang diidentifikasi mempengaruhi pertumbuhan


ekonomi Provinsi Riau adalah perkembangan investasi daerah. Investasi daerah
merupakan instrumen utama dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi sehingga
diperlukan upaya-upaya yang komprehensif dalam pengelolaan potensi investasi
daerah agar memiliki daya tarik dan daya saing yang kompetitif.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-3
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Pelaksanaan kegiatan ini secara umum mengidentifikasi potensi sumber daya yang
dapat dipergunakan secara maksimal dan dapat menarik investor (baik lokal maupun
internasional) serta permasalahan yang terjadi sehingga pemanfaatannya kurang
optimal sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan dalam mengembangkan sistem
informasi, khususnya potensi investasi di Provinsi Riau. Salah satu upaya membantu
calon investor mendapatkan data dan informasi potensi investasi, antara lain melalui
pemetaan potensi dan peluang investasi daerah. Selain itu, kegiatan pemetaan potensi
dan peluang investasi daerah juga merupakan upaya penting dalam mempromosikan
potensi dan peluang investasi daerah yang ready to invest yang sesuai ketersediaan
sumber daya alamnya, fasilitas dan infrastruktur pendukung, serta dukungan kebijakan
daerah dan pusat. Adanya peta potensi dan peluang investasi daerah tersebut
diharapkan menjadi salah satu faktor pendorong penting dalam meningkatkan
investasi di Provinsi Riau.

Berdasarkan penjelasan di atas, pihak konsultan telah memahami latar belakang pada
pekerjaan Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau bahwa UU no 22 tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah sudah diperbaharui pada UU No.23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Selain itu UU No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Derah dan Pusat juga sudah diperbaharui pada UU No.33 Tahun 2004. Berikut
pihak konsultan menggambarkan kerangka latar belakang kegiatan.

Gambar IV.1. Latar Belakang Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-4
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

4.1.2. TANGGAPAN TERHADAP REFERENSI HUKUM

Referensi hukum dalam pelaksanaan proses kegiatan pembangunan antara lain :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman


Modal;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria
dan Persyaratan Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka dengan
Persyaratan di Bidang Penanaman Modal;
4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Pedoman dan Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Iklim Penanaman Modal;
5. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 Tahun 2018 tentang Rencana Umum
Penanaman Modal Tahun 2019-2025;
6. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Provinsi Riau;
7. Peraturan Gubernur Riau Nomor 80 Tahun 2016 Tentang Uraian Tugas Pokok
Dan Fungsi Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
Riau;
8. Peraturan Gubernur Riau Nomor. 74 Tahun 2020 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau Tahun 2021.

Uraian Referensi Hukum di atas telah dipahami oleh pihak konsultan dan akan
dijadikan pedoman dalam Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau. Selanjutnya
pihak konsultan menambahkan beberapa dasar hukum lain yang sekiranya diperlukan
yaitu Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

4.1.3. TANGGAPAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan dari pekerjaan ini secara umum adalah memberikan kemudahan bagi publik,
khususnya calon investor dalam menentukan pilihan dari berbagai alternatif peluang
investasi yang ada di Provinsi Riau dengan berbagai keunggulannya dalam rangka
meningkatkan daya tarik investasi di setiap daerah/kabupaten. Data dan informasi

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-5
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

yang dihasilkan harus lengkap, akurat dan terkini secara memadai sebagai bahan
promosi investasi yang lebih fokus, sehingga mampu meningkatkan keuntungan
kompetitif daerah yang menarik untuk tujuan investasi dan mampu mengidentifikasi
kondisi objektif potensi investasi yang prioritas secara, akurat dan layak ditawarkan
kepada investor.

Kegiatan Pembuatan Peta Potensi Investasi Provinsi ini dimaksudkan untuk:

a. Menyediakan data dan informasi potensi Daerah Provinsi Riau


b. Menyediakan data dan informasi potensi Daerah Provinsi Riau dalam layanan
yang didapat oleh pemakai komputer yang terhubung ke internet (WEB)

Uraian maksud dan tujuan di atas telah dipahami oleh pihak konsultan dan akan
dijadikan pedoman dalam pekerjaan Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau.

4.1.4. TANGGAPAN TERHADAP SASARAN

Sasarannya adalah tersedianya suatu data dan informasi potensi Daerah Provinsi
Riau dalam layanan yang didapat oleh pengguna komputer yang terhubung ke internet
(WEB), dimana telah terintegrasi dengan Portal Investment Regional (PIR) BKPM RI.

Uraian sasaran diatas telah dipahami oleh pihak konsultan dan akan dijadikan
pedoman dalam pekerjaan Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-6
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-7
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.2. Tampilan Portal Investasi Regional BKPM RI

4.1.5. TANGGAPAN TERHADAP NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA


JASA

Pengguna Jasa Adalah :Pemerintah Provinsi Riau Satuan Kerja Dinas


Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP)

Alamat :Jl. Jend. Sudirman No. 460 Komplek Kantor


Gubernur. Gedung Menara Lancang Kuning Lantai 1 &
2. Telp/Fax. (0761) 39064 / (0761) 39117

Uraian Nama dan Organisasi Penggunan Jasa yang telah dicantumkan dalam KAK
kegiatan Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau telah dipahami oleh pihak
konsultan.

4.1.6. TANGGAPAN TERHADAP BIAYA DAN SUMBER DANA

1. Biaya Perencanaan Teknis

a) Dalam Biaya Perencanaan Teknis terdiri dari:

A. Honorarium tenaga ahli dan tenaga pendukung;

B. Pengadaan Peta Dasar;

C. Pembelian dan sewa peralatan kantor dan lapangan;

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-8
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

D. Sewa kendaraan;

E. Biaya rapat;

F. Perjalanan lokal maupun luar kota;

G. Biaya komunikasi;

b) Pembayaran biaya perencanaan teknis didasarkan pada pencapaian prestasi


atau kemajuan perencanaan setiap tahapan sesuai lingkup pekerjaan
perencanaan yang ditetapkan dalam KAK ini.

c) Tata cara pembayaran biaya perencanaan teknis sebagaimana tersebut diatas


diatur secara kontraktual sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sumber Dana
Untuk pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi perencanaan teknis ini dianggarkan
pagu dana sebesar Rp.720.000.000,- (tujuh ratus dua puluh juta rupiah). Sumber
dana melalui pembiayaan APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran 2021.

Uraian Biaya dan Sumber Pendanaan yang telah dicantumkan dalam KAK pekerjaan
Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau telah dipahami oleh pihak konsultan.

4.1.7. TANGGAPAN TERHADAP KUALIFIKASI PENYEDIA

Kualifikasi Penyedia untuk jasa Konsultansi Konstruksi meliputi :

a. syarat kualifikasi administrasi;

b. syarat kualifikasi teknis; dan

c. syarat kualifikasi kemampuan keuangan.

Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) Non
Konstruksi dengan:

a. Klasifikasi : Jasa Studi, Penelitian dan Bantuan Teknik (1.SI)

b. Sub Klasifikasi : Jasa Penelitian (1.SI.04)

Persyaratan kualifikasi Penyedia lainnya mempedomani ketentuan dalam Standar


dan Pedoman Pengadaan Jasa Konsultansi melalui Penyedia.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-9
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Uraian Klasifikasi Penyedia yang telah dicantumkan dalam KAK pekerjaan Penyusunan
Peta Potensi Investasi Provinsi Riau telah dipahami oleh pihak konsultan.

4.1.8. TANGGAPAN TERHADAP METODOLOGI PELAKSANAAN

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode “DESKRIPTIF ANALISIS”, untuk


memberikan gambaran mengenai kondisi, potensi, permasalahan, kebijakan kegiatan
terkait Pembuatan Peta Potensi Investasi Provinsi. Dan yang digunakan dalam analisis
ini adalah data sekunder dan untuk memperdalam analisis dilengkapi dengan data
primer. Data hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan statistik deskriptif, non
parametik, dan statistik parametik.
Secara garis besar, dua pendekatan akan digabungkan dalam rangkaian pekerjaan
Pembuatan Peta Potensi Investasi Provinsi, yaitu pendekatan bottom-up dan
pendekatan top-down terhadap usulan investasi.

Pendekatan bottom-up, yaitu menampung aspirasi dan permintaan Pemerintah


Daerah/Kabupaten terkait dengan potensi penanaman modal (investasi) di daerahnya.
Pendekatan top down, yaitu penetapan potensi investasi berdasarkan arahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan
Rencana Strategis setiap sektor yang terkait yang terkait dengan investasi di Provinsi
Riau. Kedua pendekatan di atas akan dipertemukan dalam Focus Group Discussion
(FGD) untuk menghasilkan daftar potensi dan peluang investasi daerah yang secara
perundangan sah untuk dilakukan, dan secara keekonomian layak untuk
dikembangkan. Pendekatan partisipatif dan multi-stakeholder juga dilakukan melalui
Focus Group Discussion (FGD) di daerah untuk menumbuhkan komitmen dan
dukungan daerah terhadap investasi yang akan dilakukan.

Pendekatan strategi promosi dilakukan untuk memudahkan calon investor


mengidentifikasi dan memilih potensi dan peluang investasi daerah yang sesuai
dengan tujuan investor, serta tindakan yang harus dilakukan dari investasi yang
dipromosikan.

Uraian Metodologi Pelaksanaan yang telah dicantumkan dalam KAK pekerjaan


Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau telah dipahami oleh pihak konsultan.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-10
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

4.1.9. TANGGAPAN TERHADAP LOKASI

Kegiatan dilaksanakan di 12 (dua belas) Kabupaten/Kota Provinsi Riau, antara lain:

1. Kota Pekanbaru 7. Kab. Kepulauan Meranti

2. Kota Dumai 8. Kab. Kuantan Singingi

3. Kab. Bengkalis 9. Kab. Pelalawan

4. Kab. Indragiri Hulu 10. Kab. Rokan Hulu

5. Kab. Indragiri Hilir 11. Kab. Rokan Hilir

6. Kab. Kampar 12. Kab. Siak

Lokasi pekerjaan yang tercantum dalam KAK pekerjaan Penyusunan Peta Potensi
Investasi Provinsi Riau telah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Adapun, di bawah ini
konsultan mencoba mendeskripsikan lebih lanjut mengenai kondisi wilayah Provinsi Riau
secara umum.

4.1.4.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

Provinsi Riau terletak antara 01005’ 00” Lintang Selatan sampai 02025’00” Lintang
Utara dan 100000’00” Bujur Timur sampai 105005’00” Bujur Timur serta memiliki luas
87.023,66 Km2. Provinsi Riau memiliki 10 Kabupaten yaitu Kuantan Singingi, Indragiri
Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan, Siak, Kampar, Rokan Hulu, Bengkalis, Rokan Hilir, dan
Kepulauan Meranti; dan 2 Kota yaitu Pekanbaru dan Dumai.
Tabel 4.1. Luas Kabupaten/Kota dan Persentase di Provinsi Riau
No Kota/Kabupaten Luas (Ha) Persentase terhadap Luasan
Provinsi (%)
(1) (2) (3) (4)
1 Bengkalis 852071,60 9,47%
2 Indragiri Hilir 1349521,66 15,00%
3 Indragiri Hulu 802475,94 8,92%
4 Kampar 1073903,19 11,94%
5 Kepulauan Meranti 365316,32 4,06%
6 Kota Dumai 227204,56 2,53%
7 Kota Pekanbaru 62628,55 0,70%
8 Kuantan Singingi 528970,09 5,88%
9 Pelalawan 1309992,79 14,56%
10 Rokan Hilir 917947,80 10,20%

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-11
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

No Kota/Kabupaten Luas (Ha) Persentase terhadap Luasan


Provinsi (%)
(1) (2) (3) (4)
11 Rokan Hulu 724027,45 8,05%
12 Siak 783460,91 8,71%
Riau 8997520,86 100,00%

Siak; 8.71% Bengkalis; 9.47%


Rokan Hulu;
8.05%

Indragiri Hilir; 15.00%


Rokan Hilir; 10.20%

Indragiri Hulu; 8.92%

Pelalawan; 14.56%

Kampar; 11.94%
Kuantan Singingi; 5.88%
Kota Pekanbaru; 0.70% Kota Dumai; 2.53% Kepulauan Meranti; 4.06%

Gambar IV.3. Diagram Luas Desa di Provinsi Riau


Sumber: Olah Data, 2021

Berdasarkan data pada tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa Kabupaten
Pelalawan menjadi wilayah paling luas, sedangkan Kota Pekanbaru menjadi wilayah
paling kecil.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-12
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.4. Peta Administrasi


Sumber: Olah Data, 2021

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-13
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.5. Peta Orientasi


Sumber: Olah Data, 2021

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-14
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

4.1.4.2. KONDISI FISIK

4.1.4.2.1. GEOLOGI DAN STRUKTUR TANAH

Formasi geologi di Provinsi Riau terdiri dari berbagai macam jenis geologi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2. Luas Geologi di Provinsi Riau
Jenis Geologi Luas Jenis Geologi Luas
(1) (2) (3) (4)
Alluvium 2299600,31 Formasi Lakat 63535,42
Alluvium Tua 2266612,10 Formasi Mentulu 72916,60
Aluvial 2898,21 Formasi Minas 804747,01
Andesit - Basal 350,32 Formasi Muara Enim 227546,97
Andesit Dari Gunung Talamau 85601,68 Formasi Ombilin 995,50
Anggota Tanjungpauh 35943,51 Formasi Palembang 10736,22
Batuan Gunungapi Rhyo-andesite 177,02 Formasi Papan 400,64
Batuan Terobosan 15597,39 Formasi Pematang 9156,46
Endapan Danau 1142916,45 Formasi Pengabuhan 49733,86
Formasi Air Benakat 2627,58 Formasi Petani 625069,36
Formasi Baong 126339,48 Formasi Sihapas 126289,40
Formasi Batuan Gunungapi Saligoro 1673,02 Formasi Talangakar 305,06
Formasi Bohorok 44534,67 Formasi Telisa 283843,68
Formasi Gangsal 22885,19 Formasi Telukkido 7948,44
Formasi Gumai 31580,27 Formasi Tuhur 14467,43
Formasi Gunungapi Kota Alam 282,85 Granit 984,24
Formasi Kasai 218410,10 Granit Akar 5418,45
Formasi Kelesa 34687,30 Granit Bergang 676,79
Formasi Kerumutan 108588,68 Granit Ulak 1793,94
Formasi Kuantan 246041,26 Granite Tak terpisahkan 150,36
Intrusi Rokan 3457,61
Sumber: Olah Data, 2021

Jenis tanah yang terdapat di Provinsi Riau terdiri dari berbagai macam jenis tanah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-15
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Tabel 4.3. Luas Jenis Tanah di Provinsi Riau


Jenis Tanah Luas (Ha) Jenis Tanah Luas (Ha)
(1) (2) (3) (4)
Aluvial Gleik 71266,49 Lateritik Haplik 3220,28
Aluvial Sulfidik 162152,01 Latosol Umbrik 548,22
Aluvial Sulfik 276057,62 Nitosol Kandik 19460,30
Galian/ Pertambangan 34716,65 Nitosol Kromik 52825,81
Gleisol Distrik 296266,83 Oksisol Haplik 236,55
Gleisol Fluvik 155199,45 Organosol Fibrik 680770,13
Gleisol Sulfik 115775,50 Organosol Hemik 677951,03
Kambisol Distrik 1765663,40 Organosol Saprik 2499966,24
Kambisol Eutrik 4059,46 Podsolik Haplik 570398,52
Kambisol Gleik 329255,81 Podsolik Humik 28691,24
Kambisol Humik 139721,70 Podsolik Kandik 867113,17
Kambisol Litik 0,14 Podsolik Kromik 115020,59
Kambisol Oksik 10596,88 Regosol Distrik 785,45
Lahan Rusak/ Sisa Erosi 54,80 Singkapan Batuan 197,30
Sumber: Olah Data, 2021

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-16
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.6. Peta Geologi


Sumber: Olah Data, 2021

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-17
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.7. Peta Jenis Tanah


Sumber: Olah Data, 2021

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-18
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

4.1.4.2.2. KLIMATOLOGI

Keadaan iklim di Provinsi Riau dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4. Kondisi Iklim di Provinsi Riau


Kota/ Curah Hujan (Ha)
Kabupaten 500-1000 1000-1500 1500-2000 2000- 2500- 3000-3500 3500-4000
mm mm mm 2500 mm 3000 mm mm mm
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Bengkalis 292410,48 546921,93 12739,19
Indragiri 2851,59 225153,08 1091751,95 29027,94 736,90
Hilir
Indragiri 17841,77 554174,32 223807,30 6652,74
Hulu
Kampar 29,54 115397,83 824720,83 125445,65 7383,86 925,48
Kepulauan 91074,92 266008,34 8233,06
Meranti
Kota Dumai 156624,20 70580,36
Kota 4319,91 58308,65
Pekanbaru
Kuantan 1634,11 18063,56 98742,99 242027,51 157085,35 11416,59
Singingi
Pelalawan 90062,23 1173308,30 46622,27
Rokan Hilir 43152,50 693847,23 160699,13 16069,96 3904,68 274,29
Rokan Hulu 5154,55 384204,62 313192,96 21475,39
Siak 15875,72 446294,73 310100,46 11189,92
Sumber: Olah Data, 2021

Siak
Rokan Hulu
Rokan Hilir
Pelalawan
Kuantan Singingi 500-1000 mm
1000-1500 mm
Kota Pekanbaru
1500-2000 mm
Kota Dumai 2000-2500 mm
2500-3000 mm
Kepulauan Meranti
3000-3500 mm
Kampar 3500-4000 mm
Indragiri Hulu
Indragiri Hilir
Bengkalis

0 500000 1000000 1500000


Gambar IV.8. Diagram Curah Hujan di Provinsi Riau

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-19
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.9. Peta Curah Hujan


Sumber: Olah Data, 2021

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-20
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

4.1.4.2.3. PENGGUNAAN LAHAN

Penggunaan lahan di Provinsi Riau paling luas adalah Perkebunan sebesar 3.957.745,47
ha sedangkan penggunaan lahan terkecil yaitu bandara seluas 725,29 ha. Berikut ini jenis
penggunaan lahan di Provinsi Riau.

Tabel 4.5. Penggunaan Lahan di Provinsi Riau


No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)
(1) (2) (3)
1 Badan Air 71422,77
2 Bandara / Pelabuhan 725,29
3 Belukar 37335,39
4 Belukar Rawa 536286,84
5 Hutan Lahan Kering Primer 161854,54
6 Hutan Lahan Kering Sekunder 260282,12
7 Hutan Mangrove Primer 3938,90
8 Hutan Mangrove Sekunder 161714,61
9 Hutan Rawa Primer 47154,11
10 Hutan Rawa Sekunder 902535,26
11 Hutan Tanaman 919291,16
12 Pemukiman 157612,47
13 Perkebunan 3957745,47
14 Pertambangan 38876,67
15 Pertanian Lahan Kering 142454,65
16 Pertanian Lahan Kering Campur 1186525,67
17 Rawa 26336,94
18 Sawah 131609,64
19 Tambak 2360,65
20 Tanah Terbuka 247501,22
21 Transmigrasi 3956,47
Sumber: Badan Informasi Geospasial, 2017

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-21
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

0.29% 1.46% 0.03% 2.75% 0.04% 0.79% 0.01% 0.41%


1.8 Badan Air

5.96% 0% 2.8 Bandara / Pelabuhan


9% Belukar
0.0
13.19% 4% Belukar Rawa
1.8
1.5 0% Hutan Lahan Kering Primer
8% 0.5
Hutan Lahan Kering Sekunder
2%
0.4
3% 10.03% Hutan Mangrove Primer

Hutan Mangrove Sekunder

Hutan Rawa Primer

Hutan Rawa Sekunder

Hutan Tanaman

Pemukiman
10.22% Perkebunan

Pertambangan

Pertanian Lahan Kering

Pertanian Lahan Kering Campur

Rawa
1.75
43.99% % Sawah

Tambak

Tanah Terbuka

Transmigrasi

Gambar IV.10. Diagram Luas Jenis Penggunaan Lahan di Provinsi Riau

Gambar IV.11. Penggunaan Lahan Perkebunan di Provinsi Riau

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-22
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.12. Penggunaan Lahan Pertambangan di Provinsi Riau

Gambar IV.13. Penggunaan Lahan Perkotaan di Provinsi Riau

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-23
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.14. Peta Penggunaan Lahan


Sumber: Olah Data, 2021

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-24
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

4.1.4.2.4. KEBENCANAAN

Di Provinsi Riau memiliki kerawanan terhadap bencana gempa bumi, banjir dan tanah
longsor. Di Provinsi Riau terbagi menjadi tiga kelas kerawanan yaitu rendah, menengah,
dan tinggi. Berikut merupakan tabel luas tingkat kerawanan di wilayah Provinsi Riau.
Tabel 4.1. Luas Tingkat Kerawanan Bencana Gempabumi
No Kota/Kabupaten Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi
Rendah Menengah Tinggi
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Bengkalis 444631,44 407440,16
2 Indragiri Hilir 343539,37 1005982,29
3 Indragiri Hulu 252778,85 549697,09
4 Kampar 54256,91 1001843,89 17802,39
5 Kepulauan Meranti 223749,84 141566,48
6 Kota Dumai 105960,16 121244,40
7 Kota Pekanbaru 62628,55
8 Kuantan Singingi 24223,02 504747,07
9 Pelalawan 412527,14 897465,66
10 Rokan Hilir 101461,87 816170,91 315,02
11 Rokan Hulu 558318,95 165708,50
12 Siak 186289,23 597171,69
Sumber: Olah Data Tahun 2021

Gambar IV.15. Dampak Bencana Gempabumi di Provinsi Riau

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-25
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.16. Dampak Bencana Banjir di Provinsi Riau

Gambar IV.17. Dampak Bencana Tanah Longsor di Provinsi Riau

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-26
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.18. Peta Kerawanan Bencana Gempa Bumi


Sumber: Olah Data, 2021

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-27
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.19. Peta Kerawanan bencana Banjir


Sumber: Olah Data, 2021

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-28
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.20. Peta Kerawanan Bencana Tanah Longsor


Sumber: Olah Data, 2021

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-29
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

4.1.4.3. KONDISI KEPENDUDUKAN

4.1.4.3.1. JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Provinsi Riau pada tahun 2020 adalah
5.538,37 ribu jiwa. Kota Pekanbaru sebagai kota dengan jumlah penduduk terbanyak
yaitu 897,77 ribu jiwa, sedangkan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai wilayah dengan
jumlah penduduk terkecil yaitu 176,29 ribu jiwa.
Tabel 4.6. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Provinsi Riau Tahun 2020
No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Luas wilayah Kepadatan Penduduk
(Ribu Jiwa) (Km2) (Jiwa/Km2)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kuantan Singingi 334,94 5.259,36 63,69
2 Indragiri Hulu 444,55 7.723,80 57,56
3 Indragiri Hilir 654,91 12.614,78 51,92
4 Pelalawan 390,05 12.758,45 30,57
5 Siak 457,94 8.275,18 55,34
6 Kampar 841,33 10.983,47 76,60
7 Rokan Hulu 561,38 7.588,13 73,98
8 Bengkalis 565,57 6.975,41 81,08
9 Rokan Hilir 637,16 8.881,59 71,74
10 Kepulauan Meranti 206,12 3.707,84 55,59
11 Pekanbaru 983,36 632,27 1555,28
12 Dumai 316,78 1.623,38 195,14
Sumber: Provinsi Riau dalam Angka Tahun 2021

Dumai ; 316.78 Kuantan Singingi; 334.94


Indragiri Hulu;
Pekanbaru ; 983.36 444.55
Indragiri Hilir;
654.91
Kepulauan
Meranti ; 206.12

Pelalawan ; 390.05
Rokan Hilir ; 637.16
Siak ; 457.94

Bengkalis ; 565.57
Kampar ; 841.33
Rokan Hulu; 561.38

Gambar IV.21. Diagram Jumlah Penduduk di Provinsi Riau Tahun 2020


Sumber: Olah Data, 2021

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-30
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Adapun dilihat dari kepadatannya, Provinsi Riau memiliki rata-rata kepadatan 73,48
jiwa/Km2 dengan wilayah terpadat berada di Kota Pekanbaru dan terendahnya di
Kabupaten Pelalawan. Berdasarkan klasifikasi SNI-03-1733-2004, angka kepadatan yang
ada di Provinsi Riau tergolong ke 4 jenis kepadatan.

Tabel 4.7. Klasifikasi Kepadatan Penduduk


Klasifikasi Kawasan Kepadatan
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
(2) (3) (4) (5) (6)
Kepadatan Penduduk < 150 jiwa/ha 151 – 200 jiwa/ha 201 – 400 jiwa/ha > 400 jiwa/ha
Sumber: SNI-03-1733-2004

Pelalawan ; 30.57
Dumai ; 195.14 Kuantan Singingi; 63.69 Indragiri Hulu; 57.56 Indragiri Hilir; 51.92
Siak ; 55.34
Kampar ; 76.6
Rokan Hulu; 73.98
Bengkalis ; 81.08
Rokan Hilir ; 71.74
Kepulauan Meranti ;
55.59

Pekanbaru ; 1555.28

Gambar IV.22. Diagram Kepadatan Penduduk di Provinsi Riau Tahun 2020


Sumber: Olah Data, 2021

4.1.4.3.2. STRUKTUR PENDUDUK

Struktur penduduk di Provinsi Riau dijabarkan menjadi penduduk menurut usia dan
jenis kelamin, serta penduduk menurut mata pencaharian atau pekerjaan.

A. Penduduk menurut Usia dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut kelompok usia dan jenis kelamin di wilayah


Provinsi Riau didominasi oleh penduduk usia produktif 15-<65 tahun dengan proporsi
68,38%. Pada tahun 2020 tercatat penduduk berjenis kelamin laki-laki atau pria
berjumlah 3.276.103 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan berjumlah
3.117.429 jiwa. Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa piramida penduduk di
Provinsi Riau pada tahun 2020 berbentuk stasioner.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-31
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

75+
70-75
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-24
25-29
20-24
15-19
10.-14
5.-9
0-4
-400000 -300000 -200000 -100000 0 100000 200000 300000 400000

Perempuan Laki-Laki
Gambar IV.23. Piramida Penduduk di Provinsi Riau
Sumber: Olah Data, 2021

B. Penduduk menurut Usia Produktif

Penduduk di Wilayah Provinsi Riau yang didominasi usia produktif yang


mencapai 68,38%.

4.1.4.4. KONDISI SOSIAL BUDAYA

4.1.4.4.1. PENDIDIKAN

Tabel 4.8. Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) di Provinsi
Riau Tahun 2019/2020
Jenjang Pendidikan Angka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Kasar
2019 2020 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5)
SD/MI/Sederajat 97,32 97,73 106,92 105,49
SMP/MTs/Sederajat 79,94 80,48 94,18 94,89
SMA/SMK/MA/Sederajat 63,35 64,01 83,87 84,61

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-32
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Tabel 4.9.Jumlah Sarana Pendidikan di Provinsi RiauTahun 2020/2021


Sekolah
Kabupaten/ Kota
TK RA SD MI SMP MTs SMA SMK MA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Kuantan Singingi 208 23 250 25 75 30 21 13 13 1
Indragiri Hulu 152 19 305 21 73 30 28 17 20 7
Indragiri Hilir 71 39 522 182 139 144 44 19 59 3
Pelalawan 139 25 227 8 76 26 26 17 11 2
Siak 201 27 233 31 110 46 36 26 27 1
Kampar 350 63 502 36 134 96 50 27 59 3
Rokan Hulu 214 52 363 25 131 46 35 39 30 2
Bengkalis 200 39 351 22 106 52 46 25 33 5
Rokan Hilir 222 128 380 67 128 79 64 26 32 2
Kepulauan Meranti 69 25 171 14 49 36 24 6 19 2
Kota Pekanbaru 290 92 303 33 144 36 59 61 22 43
Kota Dumai 106 18 107 7 37 19 15 17 10 8
Sumber: Provinsi Riau dalam Angka Tahun 2021

Gambar IV.24. Salah Satu Sarana Pendidikan di Provinsi Riau

4.1.4.4.2. KESEHATAN

Fasilitas kesehatan di Provinsi Riau terdiri dari Rumah Sakit (RS), RS Bersalin,
Poliklinik, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Apotek.

Tabel 4.10. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Provinsi Riau Tahun 2020

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-33
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Fasilitas Kesehatan
Kabupaten/Kota Puskesmas
RS RS Bersalin Poliklinik Puskesmas Apotek
Pembantu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kuantan Singingi 2 - 22 25 59 23
Indragiri Hulu 3 - 23 20 126 18
Indragiri Hilir 4 - 8 31 201 12
Pelalawan 4 - 26 14 37 15
Siak 3 - 27 16 93 31
Kampar 3 5 53 30 179 50
Rokan Hulu 4 - 30 22 87 40
Bengkalis 6 - 17 20 54 33
Rokan Hilir 5 1 31 22 87 37
Kepulauan Meranti 1 - 3 11 31 8
Kota Pekanbaru 22 5 55 19 30 62
Kota Dumai 2 - 17 10 12 16
Sumber: Provinsi Riau dalam Angka Tahun 2021

Gambar IV.25. Salah Satu Sarana Kesehatan di Provinsi Riau

4.1.4.4.3. AGAMA

Demi menunjang kebutuhan kegiatan ibadah, Provinsi Riau memiliki fasilitas rumah
ibadah untuk penduduk masing-masing agama. Berikut data persebaran rumah ibadah
pada setiap Kabupaten/Kota menurut kelompok agama.

Tabel 4.11. Jumlah Rumah Peribadatan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Riau


Tahun 2020

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-34
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Kabupaten/ Kota Masjid Mushola Gereja Protestan Gereja Katholik Pura Vihara
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kuantan Singingi 333 797 35 9 - 1
Indragiri Hulu 419 646 63 44 - 1
Indragiri Hilir 854 579 22 9 1 7
Pelalawan 408 465 251 18 - 3
Siak 478 606 276 24 2 4
Kampar 754 1.026 230 27 - 1
Rokan Hulu 674 710 223 25 - 2
Bengkalis 576 504 241 16 - 10
Rokan Hilir 458 288 255 44 3 7
Kepulauan Meranti 280 287 25 2 - 13
Kota Pekanbaru 854 429 182 10 1 37
Kota Dumai 230 207 92 16 1 8
Sumber: Provinsi Riau dalam Angka Tahun 2021

Gambar IV.26. Salah Satu Sarana Peribadatan di Provinsi Riau

4.1.4.5. KONDISI PEREKONOMIAN

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-35
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

4.1.4.5.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Tabel 4.12. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Riau Tahun 2021 Triwulan I
Jenis Lapangan Usaha PDRB (Juta Distribusi Laju
Rupiah) PDRB (%) Indeks (%)
(1) (2) (3) (4)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 54 573 569,00 27,35 5,80
B. Pertambangan dan Penggalian 40 337 385,00 20,21 23,14
C. Industri Pengolahan 56 306 656,00 28,22 2,16
D. Pengadaan Listrik dan Gas 152 022,00 0,08 -1,14
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 21 849,00 0,01 1,49
Daur Ulang
F. Konstruksi 17 303 421,00 8,67 1,60
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 18 392 359,00 9,22 0,39
Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan 1 352 494,00 0,68 0,61
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 962 644,00 0,48 0,54
J. Informasi dan Komunikasi 1 694 981,00 0,85 0,05
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1 931 457,00 0,97 1,96
L. Real Estate 1 662 939,00 0,83 0,07
M, N. Jasa Perusahaan 8 963,00 - 0,07
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 2 435 310,00 1,22 -1,96
Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 1 002 223,00 0,50 0,24
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 484 912,00 0,24 0,16
R, S, T, U. Jasa lainnya 922 732,00 0,46 0,13
PDRB 199 545 915,00 100,00 6,08
Sumber: Provinsi Riau dalam Angka Tahun 2021

4.1.4.6. POTENSI DAERAH

4.1.4.6.1. PERTANIAN PANGAN

Tabel 4.13. Luas Panen dan Produktivitas Padi di Provinsi Riau Tahun 2019 dan 2020
Luas panen (ha) Produktivitas (ku/ha)
Kabupaten/ Kota
2019 2020 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5)
Kuantan Singingi 5405,29 8091,00 35,73 33,01
Indragiri Hulu 1916,83 1927,95 40,91 45,54
Indragiri Hilir 19159,29 20255,15 36,61 38,99
Pelalawan 5063,64 7876,79 33,37 31,98
Siak 7740,66 6736,54 36,55 42,27
Kampar 3252,28 5364,23 29,42 36,83
Rokan Hulu 3287,46 3121,11 35,76 38,13
Bengkalis 5928,49 4091,20 36,39 41,61
Rokan Hilir 9422,43 9529,75 41,98 39,70
Kepulauan Meranti 1685,93 3422,44 28,67 34,52

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-36
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Luas panen (ha) Produktivitas (ku/ha)


Kabupaten/ Kota
2019 2020 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5)
Kota Pekanbaru 0,35 - 38,00 -
Kota Dumai 279,39 1216,20 39,06 28,45
Sumber: Provinsi Riau Dalam Angka Tahun 2021

Gambar IV.27. Hasil Panen Tanaman Padi di Provinsi Riau

4.1.4.6.2. HOLTIKULTURA

Tabel 4.14. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah di Provinsi Riau
Tahun 2019 dan 2020
Luas panen (ha) Produktivitas (ku/ha)
Jenis Tanaman
2019 2020 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5)
Bawang Merah 92 63 5067 2633
Cabai Besar 2091 1991 175129 167191
Cabai Rawit 1324 1373 81201 86005
Tomat 62 74 1165 1577
Kacang Panjang 1898 1955 92105 100287
Kangkung 2170 2487 2170 107537
Sumber: Provinsi Riau Dalam Angka Tahun 2021

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-37
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.28. Hasil Panen Tanaman Sayuran di Provinsi Riau

Tabel 4.15. Luas Panen dan Produksi Tanaman Biofarmaka di Provinsi Riau Tahun 2019-
2020
Luas panen (ha) Produksi (kg)
Jenis Tanaman
2019 2020 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5)
Jahe 617413 510583 1091840 1218466
Laos/ Lengkuas 295485 196255 1147484 756853
Kencur 197882 330910 598622 589397
Kunyit 218989 228178 850780 551243
Temulawak 55603 67944 157584 126122
Lempuyang 53069 64407 22403 163318
Sumber: Provinsi Riau Dalam Angka Tahun 2021

Gambar IV.29. Hasil Panen Tanaman Biofarmaka di Provinsi Riau

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-38
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

4.1.4.6.3. PERKEBUNAN

Tabel 4.16. Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan di Provinsi Riau Tahun 2019
dan 2020
Luas panen (ha) Produksi (ton)
Jenis Tanaman
2019 2020 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5)
Kelapa Sawit 2537375 2435540 7466260 6641338
Kelapa 421002 415516 417172 404284,15
Karet 494106 517317 373726 640294
Kopi 5068 4215,20 3019 2410
Kakao 6324 5639 1602 1591,30
Sumber: Provinsi Riau Dalam Angka Tahun 2021

Gambar IV.30. Hasil Panen Perkebunan Sawit di Provinsi Riau

4.1.4.6.4. PARIWISATA

Di Provinsi Riau terdapat berbagai macam destinasi pariwisata yang dapat


dikunjungi. Destinasi pariwisata ini juga bisa dijadikan potensi investasi di Provinsi
Riau. Berikut ini salah satu contoh destinasi wisata di Provinsi Riau.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-39
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.31. Salah satu Destinasi Wisata Air Terjun Lubuk Bingau

Gambar IV.32. Salah Satu Destinasi Wisata Istana Siak

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-40
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.33. Salah Satu Destinasi Wisata Danau Raja

Gambar IV.34. Salah satu Destinasi Wisata Pantai Marina di Bengkalis

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-41
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Gambar IV.35. Peta Pariwisata di Provinsi Riau

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-42
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

4.1.10. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN

A. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pengumpulan


data primer melalui pendataan langsung di lapangan baik melalui observasi
maupun wawancara dan pengumpulan data sekunder.

B. Tahap Analisa Data

Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis data adalah menganalisis data-data
primer maupun sekunder yang terkumpul dan terseleksi dan selanjutnya
digunakan sebagai bahan dalam kegiatan Pembuatan Peta Potensi Investasi
Provinsi tahun 2021.

C. Tahap Pelaporan

Hasil analisis yang telah dilakukan selanjutnya dituangkan dalam bentuk laporan
terstruktur yang secara substansial memuat hasil-hasil identifikasi, analisis dan
perumusan serta rekomendasi dalam kegiatan Pembuatan Peta Potensi Investasi
Provinsi Tahun 2021.

Lingkup Pekerjaan yang telah dicantumkan dalam KAK pekerjaan Penyusunan Peta
Potensi Investasi Provinsi Riau telah dipahami oleh pihak konsultan.

4.1.11. TANGGAPAN TERHADAP TANGGUNGJAWAB KONSULTAN

 Konsultan berkewajiban dan bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan


pekerjaan Pembuatan Peta Potensi Investasi Provinsi.

 Konsultan berkewajiban penuh untuk mengikuti ketentuan yang ada dan


berdasarkan kerangka acuan kerja.

 Konsultan berkewajiban penuh untuk selalu berkonsultasi dengan pihak-pihak


yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan ini.

 Setiap tahapan penyajian laporan, pihak konsultan berkewajiban untuk


melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan dan pihak-pihak
terkait serta melakukan revisi apabila ditemukan kekurangan dan kesalahan.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-43
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Tanggungjawab Konsultan yang telah dicantumkan dalam KAK kegiatan Penyusunan


Peta Potensi Investasi Provinsi Riau telah dipahami dan disanggupi oleh pihak konsultan.

4.1.12. TANGGAPAN TERHADAP JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanan penyusunan rencana teknis selama 4 (empat) bulan atau
120 (seratus dua puluh) hari kalender terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK).

Waktu pelaksanaan yang telah dicantumkan dalam KAK Kegiatan Penyusunan Peta
Potensi Investasi Provinsi Riau telah dipahami dan disanggupi oleh pihak konsultan dan
akan mengoptimalkan waktu yang tersedia.

4.1.13. TANGGAPAN TERHADAP PERSONIL

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak Penyedia Jasa Konsultansi harus
menyediakan personil dalam suatu struktur organisasi untuk menjalankan
kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang memiliki
Sertifikat Kompetensi Kerja yang diperoleh melalui proses uji kompetensi sesuai
dengan Standar Kompetensi Kerja.
Struktur Organisasi serta daftar Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung beserta
kualifikasinya, minimal sebagai berikut:
No Uraian Jumlah Latar Belakang Pendidikan Dan SKK
Pengelaman
A TENAGA AHLI
1 Team Leader 1 orang Manajemen Proyek/ S2 8 tahun atau Ahli Madya
Teknik Industri/ Teknik S1 15 tahun Perencanaan
Perencanaan Wilayah Wilayah
dan Kota/ Ekonomi
2 Ahli Manajemen/ 1 orang Ilmu Manajemen/ S2 5 tahun -
Ekonomi Ekonomi atau S1 12
tahun

3 Ahli 1 orang Teknik S2 5 tahun Ahli Madya


Perencanaan/ Perencanaan atau S1 12 Perencanaan
Pengembangan Wilayah dan tahun Wilayah
Wilayah Kota/ Planologi/
Geografi
4 Ahli Hukum/ 1 orang Ilmu Hukum S2 3 tahun -
Pertanahan atau S1 10
tahun

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-44
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

No Uraian Jumlah Latar Belakang Pendidikan Dan SKK


Pengelaman
5 Ahli Teknik 1 orang Teknik Industri S2 3 tahun -
Industri atau S1 10
tahun
6 Ahli Kehutanan/ 1 orang Perkebunan/ S2 3 tahun -
Pertanian/ Kehutanan/ atau S1 10
Perkebunan Pertanian tahun
7 Ahli Geologi/ 1 orang Geologi/ Mineral/ S2 3 tahun -
Mineral/ Pertambangan atau S1 10
Pertambangan tahun
8 Ahli Infrastruktur/ 1 orang Teknik Sipil/ S2 3 tahun -
Transportasi Transportasi atau S1 10
tahun
9 Ahli Pemetaan/ 1 orang Geografi/ S2 3 tahun -
GIS Geodesi atau S1 10
tahun
B TENAGA PENDUKUNG
1 Surveyor 6 orang Semua Jurusan D3 5 tahun atau S1 -
3 tahun
2 Operator GIS/CAD 2 orang Geodesi/ Geografi/ Teknik D3 8 tahun atau S1 -
Sipil 5 tahun
3 Administrasi/ Keuangan 1 orang Ekonomi/ Manajemen D3 3 tahun atau S1 -
1 tahun

Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli harus memiliki sertifikat Kompetensi
sesuai Keahlian yang diakui sesuai peraturan yang berlaku dan dibuktikan
keabsahannya pada saat Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia dan apabila penyedia
tidak dapat menunjukan keabsahannya Sertifikat Kompetensi tersebut, maka akan
dikenakan sanksi daftar hitam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
Uraian Tugas dan Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Konsultan Penyedia, diharapkan dapat menguraikan masing-masing tugas dan
tanggungjawab personil-personil yang ditentukan sesuai dengan jabatan dan profesi
personil tersebut serta menyusun jadwal penugasan personel sesuai dengan keluaran/
output pekerjaan sesuai dengan rencana penugasan personil yang ditentukan diatas.

Uraian Personil yang telah dicantumkan dalam KAK kegiatan Penyusunan Peta Potensi
Investasi Provinsi Riau telah dipahami dan disanggupi oleh pihak konsultan.

4.1.14. TANGGAPAN TERHADAP KELUARAN/PRODUK YANG DIHASILKAN

Secara lebih akurat dan komprehensif dalam konteks perkembangan potensi


investasi daerah, pelaksaan pekerjaan ini akan mengkaji variabel dan dimensi dari
investasi yang menjadi keluaran yakni berupa

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-45
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

1) Kajian potensi sumber daya alam 12 Kabupaten Kota

2) Kajian potensi sumber daya alam prospektif 12 Kabupaten/Kota (demand-supply)

3) Potensi Sektoral dan Kewilayahan

Potensi investasi secara sektoral dan kewilayahan merupakan modal dasar bagi
pengembangan investasi di Provinsi Riau, potensi tersebut dapat berupa:

a. Potensi fisik, antara lain: produksi fisik (kerajinan, perikanan, pertanian,


pariwisata, dan sebagainya), bentang alam, hutan, khas pertanaman,
perbukitan, persawahan, lingkungan yang unik pertanaman tertentu,
infrastruktur, dsb.

b. Potensi non fisik, antara lain, ketersediaan tenaga kerja, daya dukung
lingkungan, persepsi masyarakat, dan sebagainya.

4) Dukungan Ketersediaan Lahan


Ketersediaan lahan memerlukan prasyarat pokok dalam upaya meningkatkan
investasi daerah kepastian dalam hal jumlah dan status lahan akan memberikan
daya tarik dan daya saing investasi daerah yang lebih tinggi. Dukungan lahan
diwujudkan dalam untuk peruntukan pengolahan investasi secara komprehensif.

5) Dukungan sarana dan prasarana

Beberapa sarana dan prasarana penting pendukung yang diperlukan untuk


menunjang peningkatan investasi daerah antara lain: jalan, air bersih, telepon,
listrik, pembuangan limbah, terminal pembantu, dan lainnya, disesuaikan dengan
kebutuhan dan pola pengembangan kawasan.

6) Pelayanan Investasi

Berkaitan dengan peraturan dan kebijakan yang mendukung pengembangan dan


kemudahan investasi daerah sebagai bagian dari peningkatan daya saing investasi
daerah.

7) Rekomendasi

Dalam upaya peningkatan daya tarik investasi, diperlukan rekomendasi


administrasi yang berwujud program dan kegiatan berdasarkan kondisi riil dan
potensi investasi daerah, sehingga diharapkan dapat menjadi pedoman dan acuan
dalam mempercepat implementasi pengembangan investasi daerah.

8) Database Potensi

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-46
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Ketersediaan data dan informasi potensi Daerah Provinsi Riau dalam layanan yang
di dapat oleh pengguna komputer yang terhubung ke internet, dalam bentuk
website yang terhubung (link) dengan sistem Portal Investment Regional (PIR)
BKPM RI.

9) Expose digital + 6 menit – 10 menit

10) Ringkasan Eksekutif dalam Bahasa Inggris

Keluaran/ Produk yang Dihasilkan yang telah dicantumkan dalam KAK kegiatan
Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau telah dipahami dan disanggupi oleh pihak
konsultan.

4.1.15. TANGGAPAN TERHADAP KRITERIA

a. Kriteria Umum

Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau Tahun 2021 Pekerjaan yang
akan dilaksanakan oleh konsultan seperti yang dimaksud pada KAK harus
memperhatikan kriteria umum yang ditentukan dalam peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan perencanaan.

b. Kriteria Khusus

Konsultan pelaksana harus mampu menyajikan data dan informasi yang


minimal memuat:

a) Informasi Ekonomi, Informasi yang dapat dikelompokan ke dalam


kelompok ini adalah data ekonomi regional yang bersifat umum. Secara
garis besar dapat dikelompokan ke dalam tiga sub-kelompok ekonomi
yaitu: Makro ekonomi, PDRB menurut sektor dan pengeluaran, Tingkat
harga (inflasi), Investasi swasta.

b) Informasi Prasarana, Informasi yang masuk ke dalam kelompok ini adalah


data dasar yang berhubungan erat dengan data di kelompok informasi
ekonomi dan juga diperlukan untuk perencanaan pembangunan. Sebagai
contoh, untuk meningkatkan perdagangan maka perlu juga diketahui
kapasitas pelabuhan, jalan, jaringan listrik dan sebagainya. Secara umum,
data di dalam kelompok ini dapat dipecah menjadi dua sub-kelompok,
yaitu prasarana fisik dan sosial.

c) Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Informasi mengenai


sumber daya alam dan lingkungan secara umum memang sudah tercakup

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-47
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

dalam beberapa kelompok informasi lainnya, seperti informasi geografis


dan ekonomi.

c. Proses Perencanaan

a) Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang


diminta, Konsultan Penyedia harus menyusun jadwal pertemuan berkala
dengan Pengelola Kegiatan.

b) Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan


pokok yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran
yang ditetapkan dalam KAK ini.

c) Dalam pelaksanaan tugas, Konsultan Penyedia harus selalu


memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

d. Program Kerja
a) Penyedia jasa konsultan harus segera menyusun program kerja minimal
meliputi :

 Jadwal kegiatan secara detail sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan


yang akan dilaksanakan.

 Alokasi personil berisikan komposisi tim dan penugasan serta jadwal


penugasan. Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh penyedia jasa
konsultan harus memiliki kualifikasi sesuai yang dipersyaratkan pada
KAK ini.

 Konsep penanganan pekerjaan perencanaan terhadap pelaksanaan


pekerjaan sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

b) Sesuai data - data dan uraian personil yang telah diuraikan pada KAK ini,
maka penyedia jasa konsultan harus dapat menyusun program kerja yang
baik sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.

c) Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari


Pengguna Jasa, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh penyedia jasa
konsultan dan mendapatkan pendapat teknis dari Direksi Teknis Kegiatan.

Uraian Kriteria yang telah dicantumkan dalam KAK kegiatan Penyusunan Peta Potensi
Investasi Provinsi Riau telah dipahami dan disanggupi oleh pihak konsultan.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-48
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

4.1.16. TANGGAPAN TERHADAP LAPORAN HASIL PEKERJAAN

Hasil pekerjaan perencanaan berupa suatu bentuk Dokumen Laporan yang harus
diserahkan kepada pengguna jasa Sebagai Kontrol dan pertanggungjawaban dari
pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi perencanaan yaitu sebagai berikut :
a) Dokumen konsepsi perancangan (Laporan Pendahuluan) bobot output = 20%;
b) Dokumen pengembangan rancangan (Laporan Antara) bobot output = 40%;
c) Dokumen rancangan detail (Laporan Akhir) bobot output = 40%;
Laporan hasil pekerjaan sebagaimana tersebut diatas diserahkan kepada
pengguna jasa sesuai jumlah yang telah ditentukan dan dituangkan dalam suatu berita
acara serah terima dokumen perencanaan yang menjadi dasar selesainya keluaran/
produk yang dihasilkan. Sistimatika pelaporan dan tahapan penyerahan laporan
dijelaskan dalam uraian di bawah ini.
A. Sistematika Laporan

Sistematika laporan yang digunakan dalam pekerjaan Penyusunan Peta Potensi


Investasi Provinsi Riau Tahun 2021 sebagai berikut:
a. Laporan Pendahuluan
Laporan memuat perumusan gagasan awal secara menyeluruh, gambaran awal
tahapan penelitian, dan metode pendekatan dan kompilasi data. Laporan
Pendahuluan dipresentasikan kepada tim teknis.
Laporan pendahuluan memuat:

 Rencana Kerja

 Jadwal Waktu Pelaksanaan

 Metodologi Pekerjaan

 Deskripsi Awal Wilayah Studi

b. Laporan Antara
Laporan antara memuat tentang:

 Mencari sumber data, instrumen dan teknik pengumpulan data.

 Melakukan koordinasi dan konsolidasi ke Dinas/Unit terkait (sampling).

 Melakukan validasi data lapangan (sampling)

 Melakukan pengolahan data dan evaluasi terhadap data yang didapat.

c. Laporan Akhir

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-49
PENYUSUNAN PETA POTENSI INVESTASI
PROVINSI RIAU

Laporan akhir memuat tentang analisis hasil penelitian, kesimpulan serta


rekomendasi investasi yang berisikan masukan dan saran kepada Pemerintah
Provinsi Riau. Laporan akhir dipresentasikan di depan tim teknis. Laporan
diserahkan sebanyak 20 (dua puluh) eksemplar.
Laporan Akhir memuat:

 Pendahuluan

 Kondisi dan Potensi

 Analisis Potensi

 Rekomendasi

 Database WEB terintegrasi

 Expose Digital + 6 menit – 10 menit

B. Tahapan Penyerahan Laporan


Jenis Laporan Jumlah Bulan
1 2 3 4
Laporan 5 eks
Pendahuluan
Laporan Antara 5 eks
Laporan Akhir 5 eks

Uraian Laporan Hasil Pekerjaan yang telah dicantumkan dalam KAK kegiatan
Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau telah dipahami dan disanggupi oleh pihak
konsultan.

4.2. KESIMPULAN

Berdasarkan tanggapan yang telah dijabarkan sebelumnya, secara keseluruhan isi dari
KAK telah dimengerti dan dipahami oleh pihak penyedia jasa (konsultan).
Berbekal berbagai pengalaman perusahaan dan kualifikasi personil yang ditugaskan,
serta dengan dibekali niat dan keteguhan hati dari konsultan dengan penuh keyakinan
menyatakan kesiapannya dalam mengemban tugas untuk melaksanakan kegiatan
Penyusunan Peta Potensi Investasi Provinsi Riau dengan berpedoman pada kualitas,
efektivitas dan efisiensi waktu, serta manajemen dalam pelaksanaan yang optimal guna
mendapatkan hasil yang maksimal.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

IV-50

Anda mungkin juga menyukai