Disusun Oleh :
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
1. Perencanaan Pembangunan
Kesimpulan Isi :
Dalam buku tersebut Sukarman Purba mengatakan bahwa perencanaan pembangunan
merupakan sebagai suatu proses perumusan kebijakan melalui berbagai alternative/pilihan
berdasarkan pada data, fakta dan informasi sebagai bahan untuk melaksanakan suatu
rangkaian kegiatan/aktivitas, dalam mencapai tujuan yang lebh baik secara efektif dan
efesien. Selain itu perencanaan pembangunan harus senantiasa dapat memperhitungkan
kesinambungannya hasil pembangunan yang dilakukan. Bila dikaitkan hubungannya dengan
daerah sebagai wilayah pembangunan, maka perencanaan pembangunan daerah adalah suatu
proses kegiatan/aktivitas yang dilakukan untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik
lagi suatu komunitas dalam suatu wilayah tertentu dengan memanfaatkan berbagai sumber
daya yang ada dan berorientasi secara menyeluruh, lengkap dan berprioritas.
Perencanaan pembangunan suatu wilayah atau daerah merupakan suatu usaha dan
tanggung jawab dari pemerintah daerah yang bertujuan untuk membangun daerahnya kearah
yang lebih baik, maju dan sejahtera dengan tetap memperhatikan segala potensi dan sumber
daya yang ada pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan merupakan suatu tahapan
awal dalam pembangunan sehingga akan menjadi acuan dasar bagi pelaksanaan kegiatan
pembangunan. Untuk itu, perencanaan pembangunan hendaknya bersifat implementatif
(dapat dilaksanakan) dan aplikatif (dapat diterapkan). Dalam proses penyusunan perencanaan
pembangunan harus memperhatikan kondisi keuangan daerah, tingkat pertumbuhan ekonomi,
tingkat kemiskinan, jumlah pengangguran, sumber daya manusia dan sebagainya.
Analisis:
Secara umum Perencanaan Pembangunan adalah cara atau teknik untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dalam proses pembangunan sehingga mampu mewujudkan
masyarakat yang maju, makmur dan sejahtera. Perencanaan pembangunan pada buku ini
lebih menekankan kepada aktivitas atau program pembangunan yang memanfaatkan sumber
daya yang ada, baik itu SDA ataupun SDM untuk mencapai tujuan yang efektif dan efesien.
Perencanaan pembangunan di Indonesia menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2004
mendefinisikan perencanaan pembangunan sebagai berikut “Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) adalah suatu kesatuan tata-cara perencanaan pembangunan
untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan
tahunan, yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat
dan daerah”, dengan adanya rencana-rencana pembangunan tersebut maka pembangunan
suatu daerah atau Negara akan terstruktur dan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Kesimpulan Isi:
Perkembangan sebuah daerah khususnya perbatasan yang memiliki potensi besar
mengenai sumberdaya adalah daerah yang harus di perhatikan keberadaanya, selain memilki
sumber daya besar daerah perbatasan yang letaknya berbatasan dengan negara lain juga
menjadi penguat sebuah negara terus mampu mempertahankan kesatuannya. Perkembangan
melalui banyak sistem yang mulanya menjalankan otonomi daerah berlanjut dengan sistem
penataan wilayah terus berkembang dengan naiknya perekonomian dan insfrastruktur dan
terakhir dengan cara melakukan perubahan pada potensi wilayah. Daerah perbatasan natuna
secara administratif berbatasan Utara dengan Vietnam dan Kamboja dan Selatan berbatasan
dengan Kepulauan Bintan serta sebelah Timur berbatasan dengan Malaysia Timur dan
Kalimantan Barat. Daerah perbatasan Provinsi Kepulauan Riau. terutama di Kabupaten
Natuna adalah daerah yang memiliki potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Pembahasan seputar masalah pembangunan dan pemberdayaan daerah perbatasan atau pulau
terdepan Indonesia, terutama di Natuna. Kabupaten Natuna memilki wilayah perairan yang
luas dan daratan yang berbentuk kepulauan, Wilayah perbatasan yang kaya akan pertanian
tanaman pangan, perkebunan, pertenakan, perikanan, perindustrian bahkan pertambangan.
Arahan kebijakan pemerintah dalam hal ini mengacu pada perkembangan potensi
sumberdaya yang dimilki Kabupaten Natuna sebagai daerah perbatasan. Pembangunan
Kabupeten Natuna sebagai daerah perbatasan yang memiliki potensi sumber daya alam
adalah tugas bagi setiap masyarakat, pemerintah bahkan investor agar natuna dapat menjadi
daerah yang berkembang pesat dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada di
sekitarnya.
Teori yang Mendukung:
Perencanaan pembangunan suatu daerah juga merupakan urusan pemerintah yang
menjadi kewenangan pemerintah daerah menurut Wasistiono (2008:76) “skenario pencapaian
kesejahteraan rakyat didaerah telah disusun lengkap dengan rambu-rambu yang mudah
terbaca oleh semua pihak, dituntut kecermatan pemerintah daerah untuk membuat sikap yang
konkret dalam menjabarkan rambu-rambu penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk
segera mengembangkan daya saing daerah dan daya saing di daerah”. Terdapat 8 (delapan)
urusan pilihan yaitu meliputi : 1. Kelautan dan Peikanan; 2. Pertanian; 3. Kehutanan; 4.
Energi dan Sumber Daya Mineral; 5. Pariwisata; 6. Industri; 7. Perdagangan; 8.
Ketransmigrasian.
Analisis:
Urusan pilihan satu daerah kabupaten tidak sama dengan urusan pilihan kota. Secara
umum kabupaten dengan ciri keunggulan daerahnya adalah pertanian atau perikanan,
sementara kota lebih kepada industri dan perdagangan. Posisi pengembangan daya saing
berbasis potensi daerah sesungguhnya terletak pada urusan pilihan. Artinya kalau pemerintah
daerah ingin mengembangkan daya saing maka harus berangkat dari potensi unggulan daerah
yang dimiliki daerah secara nyata.
Urutan prioritas pembangunan infrastruktur dan sumber daya alam tampak sebagai
berikut: 1. Pembangunan infrastruktur sebagai pembuka akses dengan daerah lain, serta
rehabilitasi atas bencana alam sebagai langkah prioritas utama. 2. Kondisi geografis
menentukan bentuk infrastruktur yang diperlukan, misalnya daerah
pantai,pegunungan,daratan rendah, ngarai, rawa, sungai. yang kesemuanya memerlukan
pembangunan sarana dan prasarana untuk optimalisasi potensi daerah yang secara nyata
dapat mendorong aktivitas perekonomian daerah. 3. Sumber daya alam, merupakan bagian
tak terpisahkan dari kondisi geografis. Pemanfaatan SDA untuk kesejahteraan masyarakat,
merupakan sasaran utama dari pengembangan daya saing berbasis potensi daerah.
Dengan pengembangan pada daerah perbatasan Natuna diharapkan dapat
memperkokoh dan memperkuat NKRI dari negara-negara lain yang ingin masuk serta
mengambil hak Indonesia terutama di wilayah perairan. Perkembangan wilayah akan
membawa perekonomian yang baik, dapat dilihat dari pola perkembangan infrastruktur dan
proses jual beli serta potensi alam. Dengan mengembangnkan potensi sumber daya yang
dimiliki diharapkan Kabupaten Natuna mampu berkembang pesat layaknya perkotaan. Selain
itu pola perubahan penataan wilayah dengan menjalankan sistem otonomi daerah mampu
mempercepat pesatnya perkembangan pada sebuah wilayah pada pola perkembangan
berikutnya adalah perubahan ekonomi dan infrastruktur baik darat maupun laut , perubahan
ekonomi dari masyarakat yang tadinya belum memilki usaha atau mata pencarian kini beralih
profesi hingga mampu menghasilkan lapangan pekerjaan buat orang lain, insfrastruktur
pelabuhan yang dulunya menggunakan perahu atau pompong kini beralih menjadi kapal pelni
dan sabuk, selain itu hasil alam yang dulunya tidak dikembangkan nyata nya mampu
menghasilkan sumber uang bagi para pengusaha. keindahan alam, luasnya laut beserta isinya
terjaga oleh negara dengan terus memperkuat NKRI.
Pola perubahan juga menghasilkan pengembangan pada potensi wiilayah kekayaan
alam Indonesia mampu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Transportasi keberadaanya meningkat
ada nya penambahan kapal laut dan bandara udara mampu menjadikan sebuah daerah
perbatasan berkembang baik. Namun dari berbagai perkembangan setidaknya tidak
menjadikan berpuas hati, diharapakan kedepannya Kabupaten Natuna mampu terus bertahan
dengan potensi sumber daya dan terus menjadikan wilayah perbatasan yang berkembang
dengan memperkokoh NKRI.
3. Partisipasi
Penulis : Dr. Adrian Tawai, S.Sos., M.Si. dan Dr. Muh. Yusuf, S.Sos., M.Si.
Judul Buku : Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Penerbit : Literacy Institute
Tahun : 2017
Kesimpulan Isi :
Adapun partisipasi masyarakat di Kecamatan Abeli Kota Kendari secara umum dapat
dikatakan cukup baik. Hal ini terlihat dari partisipasi masyarakat saat melakukan
perencanaan. Dimana masyarakat di Kecamatan Abeli jarang mengikuti rapat karena
padatnya aktivitas, kurangnya informasi, serta kurangnya kapasitas masyarakat. Selanjutnya
dari partisipasi pelaksanaan pembangunan, partisipasi masyarakat dalam memberikan
bantuan berupa pikiran, tenaga dan dana dalam kategori cukup. Kemudia partisipasi dalam
menikmati hasil pembangunan menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias dalam
menjaga dan memelihara hasil-hasil pembangunan walaupun sebagian masyarakat kurang
berpartisipasi saat perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Abeli Kota
Kendari.
Hal ini sejalan dengan teori dari Theodorson (2010) partisipasi merupakan
keikutsertaan seseorang di dalam kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan
masyarakat yang ada, di luar pekerjaannya. Menurut Idati (2016) partisipasi masyarakat
mengandung makna keikutsertaan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan,
mulai dari melakukan analisis masalah mereka, memikirkan bagaimana cara mengatasinya,
mendapatkan rasa percaya diri untuk mengatasi masalah, mengambil keputusan sendiri
tentang alternatif pemecahan masalah. Selain itu, menurut Enserink (2007) partisipasi
masyarakat banyak digunakan di negara maju sebagai pendekatan yang efektif pada
pelaksanaan program dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan proyek publik dan tata
kelola.
Analisis: