Anda di halaman 1dari 48

BAB VI

STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN,


DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Untuk mewujudkan keselarasan dan sinergitas pembangunan, serta arahan


dan amanat regulasi dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN
(Sistem Perencanan Pembangungan Nasional) terkait sinergitas dokumen
perencanaan pembangunan daerah maka perlu untuk mengkaji dan memerhatikan
strategi dan arah kebijakan pembangunan yang termuat dalam RPJMN 2015-2019,
RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018, RTRW Provinsi Jawa Tengah tahun
2009-2029, RPJPD Kabupaten Jepara Tahun 2005-2025, RTRW Kabupaten Jepara
Tahun 2011-2031, RTRW kabupaten sekitar (Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan
Kabupaten Demak) hingga kemudian dirumuskan strategi dan kebijakan Kabupaten
Jepara Tahun 2017-2022 dengan menggunakan analisis SWOT. Selengkapnya masing
masing strategi dan arah kebijakan pada dokumen perencanaan tersebut dijelaskan
sebagai berikut:

6.1. Telaah Dokumen Perencanaan


6.1.1 Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015-2019.
Strategi Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019 untuk mencapai Visi Misi
Pembangungan menggariskan hal-hal sebagai berikut:
a. Norma Pembangunan yang diterapkan dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai
berikut:
1) Membangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat.
2) Setiap upaya meningkatkan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak
boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar yang dapat merusak
keseimbangan pembangunan.
3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung
lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
b. Tiga Dimensi Pembangunan
1) Dimensi pembangunan manusia dan masyarakat.
Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kualitas manusia dan
masyarakat yang menghasilkan manusia-manusia Indonesia unggul dengan
meningkatkan kecerdasan otak dan kesehatan fisik melalui pendidikan,
kesehatan dan perbaikan gizi. Manusia Indonesia unggul tersebut
diharapkan juga mempunyai mental dan karakter yang tangguh dengan
perilaku yang positif dan konstruktif. Karena itu pembangunan mental dan
karakter menjadi salah satu prioritas utama pembangunan, tidak hanya di

VI-1
birokrasi tetapi juga pada seluruh komponen masyarakat, sehingga akan
dihasilkan pengusaha yang kreatif, inovatif, punya etos bisnis dan mau
mengambil risiko; pekerja yang berdedikasi, disiplin, kerja keras, taat aturan
dan paham terhadap karakter usaha tempatnya bekerja; serta masyarakat
yang tertib dan terbuka sebagai modal sosial yang positif bagi
pembangunan, serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi sesama.
2) Dimensi pembangunan sektor unggulan dengan prioritas:
a. Kedaulatan pangan. Indonesia mempunyai modal yang cukup untuk
memenuhi kedaulatan pangan bagi seluruh rakyat, sehingga tidak boleh
tergantung secara berlebihan kepada negara lain.
b. Kedaulatan energi dan ketenagalistrikan. Dilakukan dengan
memanfaatkan sebesar-besarnya sumber daya energi (gas, batu-bara,
dan tenaga air) dalam negeri.
c. Kemaritiman dan kelautan. Kekayaan laut dan maritim Indonesia harus
dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan nasional dan
kesejahteraan rakyat.
d. Pariwisata dan industri. Potensi keindahan alam dan keanekaragaman
budaya yang unik merupakan modal untuk pengembangan pariwisata
nasional. Sedangkan industri diprioritaskan agar tercipta ekonomi yang
berbasiskan penciptaan nilai tambah dengan muatan iptek,
keterampilan, keahlian, dan SDM yang unggul.
3) Dimensi pemerataan dan kewilayahan.
Pembangunan bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk seluruh
masyarakat di seluruh wilayah. Karena itu pembangunan harus dapat
menghilangkan/memperkecil kesenjangan yang ada, baik kesenjangan
antarkelompok pendapatan, maupun kesenjangan antarwilayah, dengan
prioritas:
a. Wilayah desa, untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, karena
penduduk miskin sebagian besar tinggal di desa;
b. Wilayah pinggiran;
c. Luar Jawa;
d. Kawasan Timur.
c. Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan yang stabil diperlukan sebagai
prasyarat pembangunan yang berkualitas.
Kondisi tersebut antara lain:
1) Kepastian dan penegakan hukum;
2) Keamanan dan ketertiban;
3) Politik dan demokrasi; dan
4) Tatakelola dan reformasi birokrasi.
d. Quickwins (hasil pembangunan yang dapat segera dilihat hasilnya).

VI-2
Pembangunan merupakan proses yang terus menerus dan membutuhkan
waktu yang lama. Karena itu dibutuhkan output cepat yang dapat dijadikan
contoh dan acuan masyarakat tentang arah pembangunan yang sedang
berjalan, sekaligus untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat.
Arah kebijakan umum pembangunan jangka menengah nasional tahun 2015-
2019 yang perlu diperhatikan yaitu:
1). Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkelanjutan merupakan
landasan utama untuk mempersiapkan Indonesia lepas dari posisi
sebagai negara berpendapatan menengah menjadi negara maju.
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan ditandai dengan terjadinya
transformasi ekonomi melalui penguatan pertanian, perikanan dan
pertambangan, berkembangnya industri manufaktur di berbagai wilayah,
modernisasi sektor jasa, penguasaan iptek dan berkembangnya inovasi,
terjaganya kesinambungan fiskal, meningkatnya daya saing produk
ekspor non-migas terutama produk manufaktur dan jasa, meningkatnya
daya saing dan peranan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan
koperasi, serta meningkatnya ketersediaan lapangan kerja dan
kesempatan kerja yang berkualitas.
2). Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah Sumber Daya Alam (SDA)
yang Berkelanjutan.
Arah kebijakan peningkatan pengelolaan dan nilai tambah SDA adalah
dengan meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan
produktivitas dan perluasan areal pertanian, meningkatkan daya saing
dan nilai tambah komoditi pertanian dan perikanan, meningkatkan
produktivitas sumber daya hutan, mengoptimalkan nilai tambah dalam
pemanfaatan sumber daya mineral dan tambang lainnya, meningkatkan
produksi dan ragam bauran sumber daya energi, meningkatkan efisiensi
dan pemerataan dalam pemanfaatan energi, mengembangkan ekonomi
kelautan yang terintegrasi antarsektor dan antarwilayah, dan
meningkatnya efektivitas pengelolaan dan pemanfaatan keragaman hayati
Indonesia yang sangat kaya.
3). Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan
Pemerataan.
Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas
nasional untuk mencapai kese-imbangan pembangunan, mempercepat
penyediaan infrastruk-tur perumahan dan kawasan permukiman (air
minum dan sanitasi) serta infrastruktur kelistrikan, menjamin ketahanan
air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan
mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan. Kesemuanya

VI-3
dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran
kerjasama Pemerintah-Swasta.
4). Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup, Mitigasi Bencana Alam dan
Penanganan Perubahan Iklim.
Arah kebijakan peningkatan kualitas lingkungan hidup, mitigasi bencana
dan perubahan iklim adalah melalui peningkatan pemantauan kualitas
lingkungan, pengendalian pencemaran dan kerusakan ling-kungan hidup,
penegakan hukum lingkungan hidup; mengurangi risiko bencana,
meningkatkan ketangguhan pemerintah dan masyarakat terhadap
bencana, serta memperkuat kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim.
5). Penyiapan Landasan Pembangunan yang Kokoh.
Landasan pembangunan yang kokoh dicirikan oleh meningkatnya
kualitas pelayanan publik yang didukung oleh birokrasi yang bersih,
transparan, efektif dan efisien; meningkatnya kualitas penegakan hukum
dan efektivitas pencegahan dan pemberantasan korupsi, semakin
mantapnya konsolidasi demokrasi, semakin tangguhnya kapasitas
penjagaan pertahanan dan stabilitas keamanan nasional, dan
meningkatnya peran kepemimpinan dan kualitas partisipasi Indonesia
dalam forum internasional.
6). Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Rakyat
yang Berkeadilan.
Sumberdaya manusia yang berkualitas tercermin dari meningkatnya
akses pendidikan yang berkualitas pada semua jenjang pendidikan
dengan memberikan perhatian lebih pada penduduk miskin dan daerah
3T; meningkatnya kompetensi siswa Indonesia dalam Bidang Matematika,
Sains dan Literasi; meningkatnya akses dan kualitas pelayanan
kesehatan, terutama kepada para ibu, anak, remaja dan lansia;
meningkatnya pelayanan gizi masyarakat yang berkualitas, meningkatnya
efektivitas pencegahan dan pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan, serta berkembangnya jaminan kesehatan.
7). Mengembangkan dan Memeratakan Pembangunan Daerah.
Pembangunan daerah diarahkan untuk menjaga momentum
pertumbuhan wilayah Jawa-Bali dan Sumatera bersamaan dengan
meningkatkan kinerja pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua; menjamin pemenuhan
pelayanan dasar di seluruh wilayah bagi seluruh lapisan masyarakat;
mempercepat pembangunan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan;
membangun kawasan perkotaan dan perdesaan; mempercepat penetapan

VI-4
Rencana Tata Ruang Wilayah; dan mengoptimalkan pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah.

Dengan demikian, strategi yang akan dirumuskan dalam RPJMD Kabupaten


Jepara Tahun 2017-2022 harus selaras dan mempedomani RPJMN Tahun 2015-2019
khususnya terkait langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan
pembangunan dan/atau isu strategis nasional yang relevan dengan kondisi
Kabupaten Jepara, antara lain: meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dan
mempercepat pembangunan infrastruktur.

6.1.2 Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018.
Sebagai arahan implementasi sektoral dalam mendukung perwujudan tujuan
pengembangan wilayah di Jawa Tengah, maka ditetapkan program indikatif
pengembangan wilayah. Adapun strategi yang relevan dalam konteks Kabupaten
Jepara adalah sebagai berikut:
1. Strategi 1: Peningkatan pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah yang merata dan berhierarki
a. Pemantapan fungsi-fungsi pusat kegiatan, baik Pusat Kegiatan Nasional
(PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) maupun
pusat pegiatan perdesaan, dengan:
1) Pengembangan dan peningkatan fungsi kota;
2) Revitalisasi fungsi pusat kegiatan sesuai hierarki;
3) Pengembangan ekonomi kota secara terintegrasi;
4) Fasilitasi dukungan penyediaan sarana dan prasarana di perdesaan.
b. Peningkatankapasitas pelayanan prasarana sarana dasar wilayah, dengan:
1) Peningkatan kualitas prasarana dan sarana dasar wilayah;
c. Pengembangan interkoneksi antara pusat kegiatan dan hinterland, dengan:
1) Peningkatan jaringan distribusi perdagangan dan jasa;
2) Pengembangan jaringan dan konektivitas antar dan inter wilayah;
3) Pengembangan transportasi perdesaan (angkutan perdesaan).
d. Pemantapan perkembangan kawasan di sepanjang Pantai Utara dan
mempercepat pertumbuhan kawasan di sepanjang Pantai Selatan Jawa
Tengah, dengan :
1) Pengendalian ijin pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi di wilayah
pantura;
2) Peningkatan penanganan infrastruktur banjir dan rob di wilayah
Pantura;

VI-5
2. Strategi 3: Pemeliharaan dan pemulihan fungsi kawasan lindung
a. Rehabilitasi dan konservasi kawasan yang berfungsi lindung baik hutan
maupun non hutan berbasis DAS, dengan:
1) Optimalisasi upaya rehabilitasi lahan dan hutan;
2) Peningkatan pengawasan terhadap perusakan hutan dan lahan.
b. Peningkatan luas Ruang Terbuka Hijau di kawasan perkotaan yang merata,
dengan:
1) Pengendalian alih fungsi RTH;
2) Pengembangan insentif dan disinsentif untuk mendorong partisipasi
masyarakat dalam peningkatan RTH;
3) Optimalisasi sebaran RTH.
c. Peningkatan rehabilitasi pada lahan-lahan kritis, dengan:
1) Pengembangan rekayasa teknologi pada penanganan lahan kritis;
2) Pengembangan pertanian lahan kering pada lahan kritis.
d. Merehabilitasi daerah resapan air guna mempertahankan ketersediaan air,
dengan:
1) Optimalisasi upaya rehabilitasi daerah resapan air;
2) Pengembangan imbal jasa lingkungan antara daerah hulu dengan hilir.
3. Strategi 4: Pengentasan kemiskinan dan pembangunan kualitas hidup
masyarakat terutama di kabupaten/kota dengan tingkat kemiskinan dan
pengangguran tinggi serta IPM rendah
a. Peningkatan akses penduduk miskin terhadap pangan, pendidikan,
kesehatan, dan rumah layak huni, dengan:
1) Peningkatan sarana kesehatan dan pendidikan di wilayah perdesaan,
wilayah tertinggal, dan wilayah perbatasan;
2) Pembangunan perumahan layak huni bagi penduduk miskin di
perdesaan dan perkotaan.
b. Pengembangan ekonomi padat karya untuk mengurangi pengangguran,
dengan:
1) Pengembangan industri kecil menengah;
2) Pengembangan UMKM.
4. Strategi 5: Pengembangan ekonomi wilayah berbasis potensi unggulan daerah,
terutama pada daerah-daerah yang memiliki sumberdaya alam tinggi tetapi nilai
PDRB per kapita-nya rendah
a. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dalam arti luas, dengan:
1) Pengembangan agribisnis;
2) Pengembangan teknologi pertanian;
3) Peningkatan kualitas dan kuantitas alsintan.
b. Pengendalian konversi lahan sawah, dengan:
1) Optimalisasi implementasi lahan pertanian pangan berkelanjutan;

VI-6
2) Pengendalian izin pemanfaatan lahan pertanian menjadi lahan non
pertanian.
c. Pengembangan kawasan berdasarkan potensi unggulan baik di perdesaan
maupun perkotaan, dengan :
1) Pengembangan kawasan agropolitan dan minapolitan secara optimal;
2) Pengembangan klaster pariwisata, pertanian, dan industri.
d. Pengembangan industri unggulan daerah, baik skala kecil, menengah,
maupun besar, dengan :
1) Penetapan kawasan industri;
2) Peningkatan investasi;
3) Pengembangan sarana prasarana penunjang industri;
4) Penyiapan SDM.
e. Mendorong fasilitasi akses permodalan untuk pengembangan usaha tani dan
UMKM di wilayah perdesaan, dengan:
1) Pengembangan kelembagaan pengelola bantuan modal;
2) Penguatan institusi permodalan;
3) Peningkatan kerjasama dengan lembaga keuangan untuk permodalan.
5. Strategi 6: Mendorong percepatan pembangunan daerah dengan pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan per kapita relatif rendah dan kawasan perbatasan
a. Peningkatan akses masyarakat terhadap lahan dan pemanfaatan sumber
daya alam terutama di perdesaan dan di kawasan perbatasan, dengan :
1) Inventarisasi lahan untuk reforma agraria;
2) Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas lahan
pertanian;
3) Pengembangan kelembagaan penguatan redistribusi lahan dan/atau
akses masyarakat terhadap lahan.
b. Peningkatan ketersediaan infrastruktur pelayanan dasar di desa-desa
tertinggal, dengan:
1) Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau;
2) Peningkatan pelayanan pendidikan;
3) Peningkatan sarana dan prasarana penyediaan energi listrik,
telekomunikasi, irigasi, dan air bersih;
4) Peningkatan konektivitas antar daerah untuk membuka aksesibilitas
dengan pusat pertumbuhan.
6. Strategi 7: Penguatan kerjasama antar daerah/wilayah/regional dan antar
pihak
a. Memfasilitasi pengembangan kerjasama antar wilayah/daerah, dengan:
1) Pengembangan kerjasama antar wilayah/daerah;
2) Fasilitasi pengembangan kerjasama antar wilayah/daerah;
3) Fasilitasi pengembangan kelembagaan kerjasama antar wilayah/ daerah.

VI-7
b. Pemantapan skema kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam
meningkatkan sumber pembiayaan pembangunan, dengan:
1) Penerapan skema Public Private Partnership (PPP) untuk pembiayaan
pembangunan infrastruktur;
2) Pengembangan kerjasama dengan lembaga keuangan dan swasta
lainnya untuk pembangunan sektor lainnya.
7. Strategi 8: Penanggulangan bencana yang difokuskan pada upaya pengurangan
risiko dan kerentanan bencana
a. Penanggulangan risiko bencana dengan :
1) Peningkatan kesiapsiagaan bencana;
2) Pencegahan dan mitigasi bencana;
3) Penguatan penanganan tanggap darurat;
4) Rehabilitasi dan rekonstruksi.
b. Memperkecil faktor kerentanan terhadap bencana dengan:
1) Pengurangan kerentanan fisik terhadap prasarana dasar, kontruksi dan
bangunan;
2) Pengurangan kerentanan ekonomi terhadap kemiskinan, penghasilan
dan nutrisi;
3) Pengurangan kerentanan sosial terhadap pendidikan, kesehatan, politik,
hukum, dan kelembagaan;
4) Pengurangan kerentanan lingkungan terhadap sumber daya air,
tanaman, hutan dan lahan.
c. Penguatan kelembagaan dan manajemen bencana dengan :
1) Pembentukan dan pengembangan kelembagaan formal dan non formal;
2) Peningkatan peran masyarakat dalam penanggulangan bencana;
3) Peningkatkan sinkronisasi dan keterpaduan lintas pelaku dan
pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana.
Lebih lanjut, dalam dokumen RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-
2018 juga telah merinci arah kebijakan tahunan, di mana arah kebijakan tahunan
adalah arah kebijakan tahun 2017, tahun 2018 dan pengembangan kewilayahan yang
diuraikan sebagai berikut:

1. Arah Kebijakan Tahun 2017


Pembangunan daerah pada Tahun 2017 ditujukan untuk “Meningkatkan
Ketahanan Pangan dan Energi Berkelanjutan, Serta Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan dan Pengangguran, Guna Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat dan
Kemandirian Wilayah” dengan arah kebijakan meliputi :
a. Peningkatan ketahanan pangan dan energi melalui pembangunan pertanian
dalam arti luas serta pengembangan dan pemanfaatan energi secara
berkelanjutan;

VI-8
b. Percepatan penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui upaya
pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin, peningkatan
pendapatan masyarakat miskin, dan pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil
untuk masyarakat miskin;
c. Peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia diberbagai
bidang dan layanan sosial dasar masyarakat secara berkelanjutan;
d. Penguatan potensi ekonomi kerakyatan berbasis komoditas lokal, industri
kreatif dan sentra/klaster untuk pengurangan pengangguran;
e. Pemantapan pembangunan infrastruktur dengan memerhatikan
keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta pengurangan
risiko bencana;
f. Pemantapan implementasi reformasi birokrasi menuju penyelenggaraan tata
kelola pemerintahan yang bersih dan baik.

2. Arah Kebijakan Tahun 2018


Tahun 2018 merupakan tahun terakhir atau tahun kelima pelaksanaan
RPJMD, ditujukan untuk “Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Yang Berkeadilan
dan Berdikari”, dengan arah kebijakan meliputi :
a. Penguatan daya saing ekonomi daerah yang berbasis pada potensi unggulan
daerah dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan;
b. Penguatan percepatan penanggulangan kemiskinan melalui upaya
pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan, dan
pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil untuk masyarakat miskin;
c. Penguatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia diberbagai bidang
dan cakupan layanan sosial dasar;
d. Penguatan ketahanan pangan dan energi yang didukung pembangunan
pertanian dalam arti luas serta pengembangan dan pemanfaatan energi
secara berkelanjutan;
e. Pemantapan pembangunan infrastruktur dengan memerhatikan
keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan serta pengurangan resiko
bencana;
f. Pemantapan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang bersih dan
baik.

3. Arah Pembangunan Kewilayahan


Kabupaten Jepara masuk dalam Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Wanarakuti
yang terdiri dari Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati dengan
Arah Pengembangan Potensi Wanarakuti adalah sebagai PKW dan PKL dengan simpul
utama di Kabupaten Kudus dengan potensi regional:
 sektor primer berupa perikanan;

VI-9
 sektor sekunder meliputi: furniture, pengolahan tembakau, dan ikan; dan
 sektor tersier berupa pariwisata
Selanjutnya, untuk Kabupaten Jepara, arah pengembangan industri
unggulannya adalah tenun dan mebel. Adapun arah pengembangan klaster untuk
Kabupaten Jepara adalah pengembangan tenun troso, mebel, kacang tanah dan
pengembangan pariwiasata
Secara khusus, sasaran yang diharapkan dapat dicapai Kabupaten Jepara
terkait pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan TPT tahun 2017-2018 adalah
sebagaimana tercantum dalam Tabel 6.1.
Tabel 6.1
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi, Angka Kemiskinan, dan TPT
Kabupaten Jepara Tahun 2017-2018
No Indikator 2017 2018
1 Pertumbuhan Ekonomi 5,10 – 5,50 5,50 – 5,90
2 Angka Kemiskinan 7,77 7,41
3 TPT 5,42 5,38
Sumber: RPJMD Jawa Tengah 2013-2018

Memperhatikan potensi dan keunggulan wilayah Wanarakuti yang telah


diuraikan pada bagian sebelumnya, serta memperhatikan arah pengembangan
wilayah Jawa Tengah ke depan, maka ditetapkan konsep pengembangan wilayah
Wanarakuti adalah Pengembangan Wilayah Wanarakuti yang Lestari Berbasis
Industri, Pariwisata, dan Agrominapolitan. Potensi industri pengolahan yang berada
di Kudus dan Pati dapat memberikan kontribusi terhadap ekonomi wilayah dan
memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sedangkan pariwisata yang ada di
Kudus maupun Jepara, dimana saat ini Jepara sebagai destinasi wisata nasional
bahkan akan bertaraf internasional. Agrominapolitan merupakan konsep
penggabungan antara potensi perikanan yang ada disepanjang pesisir Wanarakuti
terutama di wilayah Pati bagian utara dan pertanian yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi bahan pokok industri pengolahan, pertanian ini berada di
Jepara dan Pati bagian selatan.
Guna mendukung konsep tersebut maka arah kebijakan dan strategi
pengembangan wilayah Wanarakuti sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6.2
Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Wanarakuti
Konsep
Aspek Kebijakan Strategi
Pengembangan
Pengembangan Ekonomi Kebijakan yang Mengembangkan
Wilayah Wanarakuti mengatur koordinasi industry pengolahan
yang Berbasis lintas sektor percepatan dengan sistem hulu
Industri pariwisata pembangunan ekonomi; hilir
dan Agrominapolitan dengan
pengoptimalan
potensi lokal
(pertanian,
perikanan)
VI-10
Konsep
Aspek Kebijakan Strategi
Pengembangan
Memanfaatkan jalur
pantura sebagai
embrio
pertumbuhan wilayah
dan
kegiatan ekonomi
Melengkapi
kebutuhan
sarana pendukung
pariwisata
Program Mengembangkan
Pengembangan sektor
perekonomian lokal UMKM, dan industri
yang fokus pada sektor pengoalahan hasil
unggulan; pertanian, perikanan
untuk mendukung
sektor
pariwisata;
Meningkatkan potensi
pertanian dan
perikanan
Pengembangan wilayah Memeratakan
yang diselenggarakan pertumbuhan wilayah
dengan memperhatikan dengan
potensi dan peluang mengoptimalkan
keunggulan potensi pariwisata,
sumberdaya di setiap pertanian, perikanan
wilayah, serta dan
memperhatikan prinsip sektor UMKM
pembangunan Meningkatkan
berkelanjutan dan daya pertumbuhan PDRB
dukung lingkungan melalui
pengembangan
idnsutri pengolahan
hasil
pertanian, perikanan,
UMKM dan pariwisata
Fisik Program Peningkatan Merencanakan
(Infrastruktur, konektifitas, sarana pembangunan sarana
Konektivitas, dan prasarana prasarana penunjang
Alam) pendukung ekonomi kawasan industri
antara wilayah pengolahan dan
perdesaan dan penunjang pariwisata;
perkotaan Membangun sarana dan
prasarana dasar di
seluruh desa dengan
kualitas yang sama di
perkotaan;
Meningkatkan sarana
penghubung antara
selatan dan utara
Kabupaten Pati dengan
peningkatan
infrastruktur
jalan dan sarana
transportasi umum;
Mengurangi dampak
banjir dan longsor pada
kawasan budidaya
Meningkatkan sarana
dan
prasarana pertanian

VI-11
Konsep
Aspek Kebijakan Strategi
Pengembangan
Sosial Program Peningkatan Mengoptimalan sumber
kapasitas SDM dengan daya manusia dan
cara merumuskan dan tenaga
mengembangkan kerja untuk
kebijakan; peningkatan
pengembangan ekonomi dan
keahlian dan kesejahteraan
keterampilan teknis masyarakat
dan peningkatan Meningkatkan kualitas
penerapan manajemen dan kuantitas sarana
modern. pendidikan di seluruh
wilayah Wanarakuti
Lingkungan Terwujudnya wilayah Menjaga kondisi dan
Hidup Wanarakuti yang fungsi kawasan hulu
ramah lingkungan dan (Muria) dan kawasan
berkelanjutan Kars
(Kendeng, Sukolilo)
sebagai kawasan
lindung
Menertibkan
pembangunan tidak
berijin pada kawasan
lindung
Menjaga
kelestarian
wilayah pesisir
sebagai
daerah lindung
luapan air
laut
Menertibkan
penambangan liar
Menjaga
kelestarian DAS
Tata Program peningkatan Membentuk badan yang
Kelola efisiensi dan efektivitas mengatur dan
kinerja melalui tata mensinkronkan rencana
laksana organisasi yang daerah di wilayah
baik (good governance); Wanarakuti

Sumber: RPJMD Jawa Tengah Tahun 2013-2018

6.1.3 Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2005-2025.
Arah kebijakan pembangunan jangka panjang Kabupaten Jepara seperti
termuat dalam RPJPD Kabupaten Jepara Tahun 2005-2025 perlu untuk ditelaah
mengingat arahan dan amanat regulasi. Adapun tahapan pembangunan dalam
RPJPD Kabupaten Jepara Tahun 2005-2025, yang terdiri dari:
1. Tahapan Pertama (2005-2009)
2. Tahapan Kedua (2010-2014)
3. Tahapan Ketiga (2015-2019)
4. Tahapan Keempat (2020-2024)
Berdasarkan tahapan tersebut, penyusunan RPJMD Kabupaten Jepara Tahun
2017-2022 masuk ke dalam 2 tahapan yaitu Tahapan Ketiga (Tahun 2015-2019) dan
VI-12
Tahapan Keempat (Tahun 2020-2024). Adapun prioritas pembangunan pada masing
masing tahapan pembangunan tersaji pada tabel berikut:
Tabel 6.3
Prioritas Pembangunan dalam RPJPD Kabupaten Jepara
Tahun 2005-2025
Tahapan
No
Misi I II III IV
2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024
1 Peningkatan Peningkatan Pemerataan Sarana dan Peningkatan
Kualitas SDM kualitas SDM pendidikan/ prasarana mutu
tenaga beasiswa pendidikan Pendidikan
Pendidik
2 Peningkatan Sarana dan Pengembangan Fasilitasi Jaringan
Ekonomi prasarana sektor basis permodalan pemasaran dan
Masyarakat Ekonomi dan teknologi perdagangan
3 Tata Pemberantasan SDM aparatur Peningkatan Peningkatan
Pemerintahan KKN dan sarana kualitas kualitas
Yang Baik prasarana pelayanan pelayanan

4 Sarana dan Rehab sarana Pembangunan Rehab sarana Rehab dan


Prasarana dan prasarana sarana dan dan prasarana pembangunan
Penunjang prasarana sarana
prasarana
5 Perlindungan Pemantapan Penanganan Pembangunan Pemantapan
Sosial politik lokal, penyandang sarana dan kondisi
ketertiban dan masalah sosial prasarana ketertiban dan
keamanan sosial keamanan
6 Peningkatan Pemantapan Penanganan Pengendalian, Pemantapan
Kualitas perencanaan lingkungan monitoring dan pelestarian
Lingkungan lingkungan hidup dan tata evaluasi lingkungan
dan Tata hidup dan tata ruang lingkungan hidup dan tata
Ruang ruang hidup dan tata ruang
ruang
Sumber: RPJPD Kabupaten Jepara Tahun 2005-2025

Dengan demikian, maka strategi yang akan dirumuskan dalam RPJMD


Kabupaten Jepara Tahun 2017-2022 harus berpedoman pada upaya untuk
mewujudkan program-program prioritas pembangunan yang ada dalam Tahapan III
dan IV RPJPD Kabupaten Jepara Tahun 20105-2025.

6.1.4 Strategi dan Arah Kebijakan Penataan Ruang RTRW Kabupaten Jepara
Tahun 2011-2031.
Kebijakan dan strategi penataan ruang Kabupaten Jepara telah ditetapkan
melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Jepara Tahun 2011-2031 dimana dalam dokumen
tersebut dijelaskan bahwa kebijakan dan strategi penataan ruang Kabupaten Jepara
meliputi:
1. pengembangan dan pemberdayaan industri mikro, kecil dan menengah dengan
titik berat pada pengolahan hasil pertanian, kehutanan, bahan dasar hasil
tambang, dan perikanan, dengan strategi:
a. mengembangkan industri mebel ukir, tenun ikat, konveksi, perhiasan,
makanan, keramik dan rokok;
VI-13
b. mengembangkan klaster-klaster industri;
c. mendorong peningkatan kegiatan koperasi, usaha mikro, kecil dan
menengah;
d. mengembangkan pusat pengolahan hasil pertanian dan perikanan; dan
e. mengembangkan wilayah industri.
2. pengembangan pertanian untuk mendukung pengembangan perekonomian
kabupaten dengan strategi:
a. menetapkan kawasan lahan pertanian panganberkelanjutan;
b. mengembangkan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan;
c. mengembangkan sistem agropolitan;
d. mengembangkan fasilitas sentra produksi-pemasaran;
e. meningkatkan prasarana dan sarana pertanian;
f. meningkatkan nilai tambah produk pertanian dengan pengolahan hasil;
g. mengembangkan produk unggulan dengan perluasan jaringan pemasaran;
h. mengembangkan sistem informasi, infrastruktur dan teknologi.
3. pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dengan bertumpu pada budaya
lokal dengan strategi:
a. mengembangkan wisata bahari, religi, alam dan buatan;
b. mengembangkan kawasan perkotaan dengan potensi pariwisata sebagai
PKLp;
c. mempercepat pembangunan simpul pariwisata; dan
d. mengembangkan obyek wisata andalan.
4. pengembangan pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
yang merata dan berhierarki dengan strategi:
a. mengembangkan sistem pusat kegiatan PKL, PKLp, PPK dan PPL;
b. memantapkan fungsi pusat kegiatan dan menetapkan wilayah
pelayanannya;
c. mengembangkan sarana sosial ekonomi;
d. mengembangkan aksesibilitas wilayah;
e. mengembangkan jaringan jalan;
f. meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan
perdesaan; dan
g. mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi non pertanian di perdesaan.
5. pengembangan prasarana dan sarana transportasi kabupaten yang terkoneksi
dengan prasarana dan sarana transportasi nasional, regional, dan lokal untuk
mendukung potensi wilayah dengan strategi:
a. menata sistem transportasi yang membentuk sistem jaringan pergerakan
antar pusat kegiatan dan wilayah pelayanannya;
b. mengembangkan terminal;

VI-14
c. menetapkan jalan sesuai dengan fungsi, kapasitas dan tingkat
pelayanannya;
d. menata sistem transportasi kabupaten dengan simpul-simpul transportasi
regional dan nasional;
e. mengembangkan sistem transportasi kawasan perdesaan – perkotaan;
f. mengembangkan prasarana dan sarana pengangkutan barang;
g. mengembangkan prasarana dan sarana transportasi wisata.
6. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana energi,
telekomunikasi, sumber daya air, dan lingkungan yang dapat mendukung
peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat, serta pelestarian
lingkungan dengan strategi:
a. meningkatkan ketersediaan energi listrik;
b. mengembangkan jaringan telekomunikasi di wilayah kegiatan ekonomi baru
dan wilayah terpencil;
c. menjaga keseimbangan ketersediaan air;
d. meningkatkan cakupan wilayah pelayanan, pengelolaan, pengembangan dan
rehabilitasi Daerah Irigasi;
e. mengendalikan pencemaran air tanah dan udara;
f. meningkatkan cakupan wilayah pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum
Perpipaan dan Non Perpipaan;
g. mengembangkan dan mengoptimalkan sistem pengelolaan sampah;
h. mengembangkan, meningkatkan dan menangani sistem pengolahan limbah
industri kecil dan rumah tangga;
i. melakukan pembangunan sistem drainase yang terpadu; dan
j. mengembangkan, meningkatkan dan menangani sanitasi di wilayah
perkotaan dan perdesaan.
7. pengembangan manajemen resiko berbasis masyarakat pada kawasan rawan
bencana dengan strategi:
a. menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan Pemerintah
Daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencanaterhadap usaha
penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan
darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara;
b. menetapkan standaridsasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana;
d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
e. melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya;
f. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala
daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam
kondisi darurat bencana;

VI-15
g. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;
h. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran pendapatan dan belanja
daerah;
i. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
8. pemantapan kawasan lindung untuk mendukung perkembangan kabupaten
secara berkelanjutan dengan strategi:
a. meningkatkan dan mengendalikan fungsi kawasan lindung;
b. meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung tanpa mengabaikan fungsi
perlindungan;
c. mengatur pola penggunaan lahan di sekitar kawasan lindung;
d. mengembangkan program pengelolaan kawasan lindung bersama
masyarakat;
e. meningkatkan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan kawasan lindung;
f. mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan
lindung;
g. meningkatkan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan.
9. pengembangan kawasan budi daya untuk mendukung perkembangan dan
pertumbuhan kabupaten sesuai daya dukung lingkungan dengan strategi:
a. mempertahankan luas sawah beririgasi melalui pengendalian alih fungsi
lahan;
b. mengembangkan hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi tetapi tetap
memiliki fungsi perlindungan kawasan;
c. meningkatkan produktivitas, diversifikasi tanaman, dan pengolahan hasil
hutan dan pertanian;
d. mengembangkan perikanan tangkap dan budi daya disertai pengolahan hasil
ikan;
e. meningkatkan kualitas ekosistem pesisir untuk menjaga mata rantai
perikanan laut;
f. mengembangkan kegiatan pertambangan yang ramah lingkungan;
g. mengembangkan dan mengarahkan kegiatan industri pada industri
pengolahan yang ramah lingkungan;
h. mengembangkan dan meningkatkan pariwisata alam dan buatan secara
terintegrasi;
i. mengembangkan kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan; dan
j. meningkatkan kualitas prasarana dan sarana permukiman.
10. penetapan dan pengembangan kawasan strategis untuk mendukung
perkembangan kabupaten yang merata dan berkelanjutan dengan strategi:
a. mengembangkan kawasan strategis untuk kepentingan pertumbuhan
ekonomi;

VI-16
b. mengembangkan kawasan strategis untuk kepentingan pendayagunaan
sumber daya alam;
c. mengembangkan kawasan strategis untuk kepentingan sosial budaya; dan
d. memantapkan dan mengembangkan kawasan strategis untuk kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan.

Dengan demikian, strategi yang dirumuskan dalam RPJMD Kabupaten Jepara


Tahun 2017-2022 akan fokus pada strategi untuk mewujudkan program-program
pembangunan yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Jepara Tahun 2011-
2031, khususnya pada periode II dan III.

6.1.5 Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Kabupaten sekitar Kabupaten


Jepara
Arah kebijakan pengembangan wilayah kabupaten di sekitar Kabupaten
Jepara dimaksudkan untuk melihat sinergitas arah kebijakan pembangunan
kewilayahan, utamanya dengan daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Jepara. Sehingga dalam mewujudkan sinkronisasi dan sinergitas pembangunan
jangka menengah kedepan serta keterpaduan struktur dan pola ruang dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) antar kabupaten di wilayah yang berdekatan
dan memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan
di Kabupaten Jepara, maka perlu dilakukan penelaahan RTRW terhadap kabupaten
yang berbatasan yaitu Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Demak.
Berdasarkan batas wilayah administratif, Kabupaten Jepara berbatasan
dengan Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Demak, sehingga perlu
melihat arah kebijakan pengembangan kewilayahannya, yang masing masing
diuraikan sebagai berikut:
a. Kabupaten Kudus
Merujuk kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 2012 Tentang Batas Daerah Kabupaten Kudus Dengan Kabupaten Jepara
Provinsi Jawa Tengah yang menjelaskan bahwa desa/ kecamatan Kabupaten Jepara
yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut:
1. Desa Dorang Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara berbatasan dengan
Desa Blimbing Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus;
2. Desa Blimbingrejo Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara berbatasan
dengan Desa Sidorekso Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus.
3. Desa Tunggul Pandean Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara berbatasan
dengan Desa Papringan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus.
4. Desa Papringan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus dengan Desa
Nalumsari Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara;

VI-17
5. Desa Getassrabi Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan Desa
Nalumsari Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara;
6. Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan Desa Daren
Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara;
7. Desa Karangnongko Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara yang
berbatasan dengan Desa Gondosari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus;
8. Desa Ngetuk Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara yang berbatasan
dengan Desa Kedungsari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus;
9. Desa Kedungsari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan Desa Ngetuk
Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara;
10. Desa Kedungsari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan Desa
Bategede Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara;
11. Desa Bategede Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara yang berbatasan
dengan Desa Menawan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus;
12. Desa Menawan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus yang berbatasan
dengan Desa Bategede Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara;
13. Desa Rahtawu Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan Desa Somosari
Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara;
14. Desa Rahtawu Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan Desa Somosari
Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara;
15. Desa Rahtawu Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan Desa Tempur
Kecamatan Keling Kabupaten Jepara;
16. Desa Rahtawu Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan Desa Tempur
Kecamatan Keling Kabupaten Jepara;
17. Desa Rahtawu Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan Desa Tempur
Kecamatan Keling Kabupaten Jepara dan Desa Siti Luhur Kecamatan
Gembong Kabupaten Pati.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terdapat dua kecamatan yaitu
Kecamatan Kaliwungu dan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dimana sebagian
desa diwilayah tersebut berbatasan dengan tiga kecamatan di wilayah Kabupaten
Jepara yaitu Kecamatan Nalumsari, Kecamatan Batealit dan Kecamatan Keling.
Lebih lanjut, merujuk kepada Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 16
Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kudus Tahun 2012-
2032, dimana arah kebijakan pengembangan wilayah Kecamatan Kaliwungu adalah:
1. Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan yang ditetapkan sebagai
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, seluas kurang lebih 25.334 Ha (dua
puluh lima ribu tiga ratus tiga puluh empat hektar) meliputi: Kecamatan
Kaliwungu dengan luas kurang lebih 1.047 Ha (seribu empat puluh tujuh
hektar);
2. Kawasan peruntukan perkebunan tanaman tebu dan tanaman kapas

VI-18
3. Kawasan peruntukan peternakan besar yakni sapi perah, kuda.
4. Kawasan peruntukan peternakan unggas yakni ayam ras pedaging.
5. Kawasan peruntukan industri besar direncanakan berkembang di sisi luar
badan jalan dengan jarak terluar batas lahan pengembangan kurang lebih
500 (lima ratus) meter ke kiri dan/atau ke kanan diukur dari as jalan
meliputi : a. jalan Jekulo – Pati; dan b. jalan Kaliwungu – Jepara.
6. Kawasan peruntukan industri menengah direncanakan berkembang pada
lokasi meliputi: a. Kecamatan Mejobo; b. Kecamatan Jati; c. Kecamatan
Kaliwungu d. Kecamatan Bae; dan Kecamatan Gebog
Arah kebijakan pengembangan wilayah Kecamatan Gebog adalah
1. Kawasan resapan air dengan luas sama dengan luas hutan lindung kurang
lebih 1.473 ha (seribu empat ratus tujuh puluh tiga hektar) meliputi: a.
Kecamatan Gebog; dan b. Kecamatan Dawe.
2. Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas dengan luas keseluruhan
kurang lebih 1.008 Ha (seribu delapan hektar).
3. Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan luas kurang lebih 2.285 Ha (dua
ribu dua ratus delapan puluh lima hektar) meliputi: a. Kecamatan Gebog; b.
Kecamatan Dawe; c. Kecamatan Undaan; dan d. Kecamatan Jekulo.
4. Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan yang ditetapkan sebagai
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, seluas kurang lebih 25.334 Ha (dua
puluh lima ribu tiga ratus tiga puluh empat hektar) dimana Kecamatan
Gebog kurang lebih 3.081 Ha (tiga ribu delapan puluh satu hektar);
5. Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan yang ditetapkan sebagai
Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan, seluas kurang lebih 531
Ha (lima ratus tiga puluh satu hektar), dimana Kecamatan Gebog kurang
lebih 261 Ha (dua ratus enam puluh satu hektar);
6. Kawasan peruntukan perkebunan tanaman tebu dan tanaman kopi,
tanaman cengkeh, tanaman mete, tanaman kemiri, dan tanaman aren.
7. Kawasan peruntukan peternakan besar yakni sapi perah, dan kuda.
8. Kawasan peruntukan peternakan unggas yakni ayam ras pedaging, ayam ras
petelur.
9. Kawasan peruntukan industri menengah direncanakan berkembang pada
lokasi meliputi: a. Kecamatan Mejobo; b. Kecamatan Jati; c. Kecamatan
Kaliwungu d. Kecamatan Bae; dan Kecamatan Gebog
10. Kawasan peruntukan pariwisata alam yaitu Kawasan Wisata Gunung Muria
berada di Kecamatan Dawe dan Kecamatan Gebog; dan
11. Kawasan Peruntukan Pariwisata Buatan yaitu Kawasan Wisata Industri
berada di Kecamatan Kota, dan Kecamatan Gebog;
12. Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi: a.
Kecamatan Gebog; dan b. Kecamatan Dawe.

VI-19
b. Kabupaten Pati
Merujuk kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2013 Tentang Batas Daerah Kabupaten Jepara Dengan Kabupaten Pati
Provinsi Jawa Tengah yang menjelaskan bahwa desa/kecamatan Kabupaten Jepara
yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pati adalah sebagai berikut:
1. Desa Tempur Kecamatan Keling Kabupaten Jepara yang berbatasan dengan
Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati;
2. Desa Tempur Kecamatan Keling Kabupaten Jepara yang berbatasan dengan
Desa Medani Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati;
3. Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara yang berbatasan
dengan Desa Medani Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati;
4. Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara yang berbatasan
dengan Desa Sirahan Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati;
5. Desa Sirahan Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati yang berbatasan dengan
Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara;
6. Desa Kelet Kecamatan Keling Kabupaten Jepara dengan Desa Mojo
Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati;
7. Desa Mojo Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati yang berbatasan dengan Desa
Blingoh Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara;
8. Desa Blingoh Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara dengan Desa Mojo
Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati;
9. Desa Mojo Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati yang berbatasan dengan Desa
Blingoh Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara
10. Desa Jugo Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara yang berbatasan dengan
Desa Karangsari Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati;
11. Desa Sumberejo Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara yang berbatasan
dengan Desa Wedusan Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati;
12. Desa Puncel Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati yang berbatasan dengan
Desa Sumberejo Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara;
13. Desa Puncel Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati yang berbatasan dengan
Desa Clering Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terdapat tiga kecamatan yaitu
Kecamatan Gunungwungkal, Kecamatan Cluwak dan Kecamatan Dukuhseti
Kabupaten Pati dimana sebagian desa diwilayah tersebut berbatasan dengan dua
kecamatan di wilayah Kabupaten Jepara yaitu Kecamatan Keling dan Kecamatan
Donorojo
Lebih lanjut, merujuk kepada Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 5
Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati Tahun 2010-2030,
dimana arah kebijakan pengembangan wilayah Kecamatan Gunungwungkal adalah

VI-20
1. Kawasan Hutan lindung dengan luas kurang lebih 1.578 Ha (seribu lima
ratus tujuh puluh delapan hektar) meliputi Kecamatan Cluwak, Kecamatan
Gembong, Kecamatan Gunungwungkal , dan Kecamatan Tlogowungu.
2. Kawasan resapan air di lereng Gunung Muria dimana Kecamatan
Gunungwungkal dengan luas kurang lebih 177 Ha (seratus tujuh puluh
tujuh hektar);
3. Pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi dengan luas 21.586 Ha
(dua puluh satu ribu lima ratus delapan puluh tujuh hektar), Hutan
produksi dibagi menjadi hutan produksi terbatas dengan luas kurang lebih
1.695 Ha (seribu enam ratus sembilan puluh lima hektar) dan hutan
produksi tetap dengan luas 19.891 hektar (sembilan belas ribu delapan
ratus sembilan puluh satu hektar), yang meliputi Kecamatan Cluwak,
Kecamatan Dukuhseti, Kecamatan Gembong, Kecamatan Gunungwungkal ,
Kecamatan Jaken, Kecamatan Kayen, Kecamatan Margorejo, Kecamatan
Pucakwangi, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Tambakromo, Kecamatan
Tayu, Kecamatan Trangkil, Kecamatan Tlogowungu, dan Kecamatan Winong.
4. Pengembangan pertanian lahan basah (sawah) dengan luas kurang lebih
59.332 Ha (lima puluh sembilan ribu tiga ratus tiga puluh dua hektar)
dimana Kecamatan Gunungwungkal dengan luas kurang lebih 1.627 Ha
(seribu enam ratus dua puluh tujuh hektar);
5. Pengembangan pertanian hortikultura dengan luas kurang lebih 26.418 Ha
(dua puluh enam ribu empat ratus delapan belas hektar) dimana Kecamatan
Gunungwungkal dengan luas kurang lebih 2.072 Ha (dua ribu tujuh puluh
dua hektar);
6. Pengembangan kawasan peruntukan perkebunan dengan luas kurang lebih
2.249 Ha dimana Kecamatan Gunungwungkal dengan luas kurang lebih 21
Ha (dua puluh satu hektar);
7. Potensi bahan tambang sirtu terdapat di Kecamatan Cluwak, Kecamatan
Tayu, Kecamatan Gunungwungkal , Kecamatan Gembong, Kecamatan
Tlogowungu dan Kecamatan Winong dengan luas kurang lebih 334,3 Ha (tiga
ratus tiga puluh empat koma tiga hektar).
8. Rencana pengembangan pariwisata alam meliputi kawasan agrowisata
berada di sepanjang lereng Gunung Muria bagian timur meliputi Kecamatan
Tlogowungu, Kecamatan Gembong, Kecamatan Gunungwungkal dan
Kecamatan Cluwak; kawasan pariwisata Air Terjun Nggrenjengan Sewu
berada di Kecamatan Gunungwungkal.
Arah kebijakan pengembangan wilayah Kecamatan Cluwak adalah
1. Kawasan Hutan lindung dengan luas kurang lebih 1.578 Ha (seribu lima
ratus tujuh puluh delapan hektar) meliputi Kecamatan Cluwak, Kecamatan
Gembong, Kecamatan Gunungwungkal , dan Kecamatan Tlogowungu.

VI-21
2. Kawasan resapan air di lereng Gunung Muria dimana Kecamatan Cluwak
dengan luas kurang lebih 137 Ha (seratus tiga puluh tujuh hektar).
3. Pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi dengan luas 21.586 Ha
(dua puluh satu ribu lima ratus delapan puluh tujuh hektar), Hutan
produksi dibagi menjadi hutan produksi terbatas dengan luas kurang lebih
1.695 Ha (seribu enam ratus sembilan puluh lima hektar) dan hutan
produksi tetap dengan luas 19.891 hektar (sembilan belas ribu delapan
ratus sembilan puluh satu hektar), yang meliputi Kecamatan Cluwak,
Kecamatan Dukuhseti, Kecamatan Gembong, Kecamatan Gunungwungkal ,
Kecamatan Jaken, Kecamatan Kayen, Kecamatan Margorejo, Kecamatan
Pucakwangi, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Tambakromo, Kecamatan
Tayu, Kecamatan Trangkil, Kecamatan Tlogowungu, dan Kecamatan Winong.
4. Pengembangan pertanian lahan basah (sawah) dengan luas kurang lebih
59.332 Ha (lima puluh sembilan ribu tiga ratus tiga puluh dua hektar)
dimana Kecamatan Cluwak dengan luas kurang lebih 1.344 Ha (seribu tiga
ratus empat puluh empat hektar);
5. Pengembangan pertanian hortikultura dengan luas kurang lebih 26.418 Ha
(dua puluh enam ribu empat ratus delapan belas hektar) dimana Kecamatan
Cluwak dengan luas kurang lebih 2.381 Ha (dua ribu tiga ratus delapan
puluh satu hektar);
6. Pengembangan kawasan peruntukan perkebunan dengan luas kurang lebih
2.249 Ha dimana Kecamatan Cluwak dengan luas kurang lebih 241 Ha (dua
ratus empat puluh satu hektar);
7. Potensi bahan tambang sirtu terdapat di Kecamatan Cluwak, Kecamatan
Tayu, Kecamatan Gunungwungkal, Kecamatan Gembong, Kecamatan
Tlogowungu dan Kecamatan Winong dengan luas kurang lebih 334,3 Ha (tiga
ratus tiga puluh empat koma tiga hektar).
8. Potensi bahan tambang tras terdapat di Kecamatan Tlogowungu dan
Kecamatan Cluwak dengan luas kurang lebih 81,5 Ha (delapan puluh satu
koma lima hektar).
9. Rencana pengembangan pariwisata alam meliputi kawasan agrowisata
berada di sepanjang lereng Gunung Muria bagian timur meliputi Kecamatan
Tlogowungu, Kecamatan Gembong, Kecamatan Gunungwungkal dan
Kecamatan Cluwak.
Arah kebijakan pengembangan wilayah Kecamatan Dukuhseti adalah
1. Pengembangan kawasan pantai berhutan bakau di sepanjang pesisir pantai
dimana Kecamatan Dukuhseti dengan luas kurang lebih 45 Ha (empat puluh
lima hektar);
2. Pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi dengan luas 21.586 Ha
(dua puluh satu ribu lima ratus delapan puluh tujuh hektar), Hutan

VI-22
produksi dibagi menjadi hutan produksi terbatas dengan luas kurang lebih
1.695 Ha (seribu enam ratus sembilan puluh lima hektar) dan hutan
produksi tetap dengan luas 19.891 hektar (sembilan belas ribu delapan
ratus sembilan puluh satu hektar), yang meliputi Kecamatan Cluwak,
Kecamatan Dukuhseti, Kecamatan Gembong, Kecamatan Gunungwungkal ,
Kecamatan Jaken, Kecamatan Kayen, Kecamatan Margorejo, Kecamatan
Pucakwangi, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Tambakromo, Kecamatan
Tayu, Kecamatan Trangkil, Kecamatan Tlogowungu, dan Kecamatan Winong.
3. Pengembangan pertanian lahan basah (sawah) dengan luas kurang lebih
59.332 Ha (lima puluh sembilan ribu tiga ratus tiga puluh dua hektar)
dimana Kecamatan Dukuhseti dengan luas kurang lebih 2.063 Ha (dua ribu
enam puluh tiga hektar).
4. Pengembangan pertanian hortikultura dengan luas kurang lebih 26.418 Ha
(dua puluh enam ribu empat ratus delapan belas hektar) dimana Kecamatan
Dukuhseti dengan luas kurang lebih 2.004 Ha (dua ribu empat hektar);
5. Pengembangan kawasan peruntukan perkebunan dengan luas kurang lebih
2.249 Ha dimana Kecamatan Dukuhseti dengan luas kurang lebih 913 Ha
(sembilan ratus tiga belas hektar);
6. Rencana pengembangan perikanan budidaya tambak dimana Kecamatan
Dukuhseti dengan luas kurang lebih 1.317 Ha (seribu tiga ratus tujuh belas
hektar);
7. Rencana pengembangan pengolahan ikan meliputi di Kecamatan Dukuhseti;
Kecamatan Tayu; Kecamatan Juwana; Kecamatan Batangan.
8. Potensi bahan tambang besi terdapat di Kecamatan Dukuhseti dan
Kecamatan Tayu dengan luas kurang lebih 0,35 Ha (nol koma tiga puluh
lima hektar).
9. Rencana pengembangan pariwisata alam meliputi kawasan pariwisata bahari
Banyutowo berada di Kecamatan Dukuhseti;

c. Kabupaten Demak
Merujuk kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2013 Tentang Batas Daerah Kabupaten Jepara Dengan Kabupaten Demak
Provinsi Jawa Tengah yang menjelaskan bahwa desa/ kecamatan Kabupaten Jepara
yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Demak adalah sebagai berikut:
1. Desa Gempolsongo Kecamatan Mijen Kabupaten Demak yang berbatasan
dengan Desa Dorang Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara;
2. Desa Gedangan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara yang berbatasan
dengan Desa Mijen Kecamatan Mijen Kabupaten Demak;
3. Desa Kedungsarimulyo Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara yang
berbatasan dengan Desa Pecuk Kecamatan Mijen Kabupaten Demak;

VI-23
4. Desa Jleper Kecamatan Mijen Kabupaten Demak yang berbatasan dengan
Desa Kedungsarimulyo Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara;
5. Desa Ngegot Kecamatan Mijen Kabupaten Demak yang berbatasan dengan
Desa Guwosobokerto Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara;
6. Desa Karanganyar Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara yang berbatasan
dengan Desa Rejosari Kecamatan Mijen Kabupaten Demak;
7. Desa Ujungpandan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara dengan Desa
Rejosari Kecamatan Mijen Kabupaten Demak;
8. Desa Ujungpandan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara dengan Desa
Jungpasir Kecamatan Wedung Kabupaten Demak;
9. Desa Ujungpandan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara dengan Desa
Jungpasir Kecamatan Wedung Kabupaten Demak;
10. Desa Mutihkulon Kecamatan Wedung Kabupaten Demak yang berbatasan
dengan Desa Ujungpandan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara;
11. Desa Tenunan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak yang berbatasan
dengan Desa Tedunan Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara;
12. Desa Karangaji Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara yang berbatasan
dengan Desa Tedunan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak;
13. Desa Kedungmalang Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara yang berbatasan
dengan Desa Kedungmutih Kecamatan Wedung Kabupaten Demak;
14. Desa Kedungmutih Kecamatan Wedung Kabupaten Demak yang berbatasan
dengan Desa Kedungmalang Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara;
15. Desa Kedungmalang Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara yang berbatasan
dengan Desa Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terdapat dua kecamatan yaitu
Kecamatan Mijen dan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak dimana sebagian desa
diwilayah tersebut berbatasan dengan tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Jepara
yaitu Kecamatan Nalumsari; Kecamatan Welahan dan Kecamatan Kedung.
Lebih lanjut, merujuk kepada Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6
Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati Tahun 2011-2031,
dimana arah kebijakan pengembangan wilayah Kecamatan Mijen dan Wedung masuk
dalam SWP (Satuan Wilayah Pembangunan) III dan SWP IV, dimana:
1. SWP III dengan pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Wedung meliputi
Kecamatan Wedung dan Kecamatan Bonang dengan fungsi pengembangan:
pertanian, perikanan, perdagangan dan jasa, peternakan, industri dan
pariwisata.
2. SWP IV dengan pusat pengembangan di ibukota Kecamatan Gajah meliputi
Kecamatan Gajah, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Mijen dengan
fungsi pengembangan Pertanian, Perdagangan dan Jasa, Perikanan,
Peternakan dan Industri.

VI-24
Berdasarkan uraian atas kebijakan pembangungan di kabupaten sekitar
Kabupaten Jepara maka perlu untuk menetapkan arah kebijakan terkait:
1. Keterpaduan dalam pembangunan dan penataan infrastruktur di kawasan
perbatasan.
2. Keterpaduan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di
kawasan perbatasan.
3. Kerjasama pengembangan wilayah di kawasan perbatasan.

6.2. Strategi dan Arah Kebijakan


Menurut Permendagri No. 86 Tahun 2017 disebutkan bahwa Strategi adalah
langkah berisikan program-program sebagai prioritas pembangunan
Daerah/Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran. Sedangkan, Arah Kebijakan
adalah rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan
permasalahan pembangunan dan mengantisipasi isu strategis Daerah/ Perangkat
Daerah yang dilaksanakan secara bertahap sebagai penjabaran strategi.
Dalam pencapaian tujuan dan sasaran pemerintah daerah, strategi akan
dijabarkan dalam arah kebijakan yang merupakan program prioritas dalam
pencapaian pembangunan daerah. Arah kebijakan merupakan pengejawantahan dari
strategi pembangunan daerah yang difokuskan pada prioritas-prioritas pencapaian
tujuan dan sasaran pelaksanaan misi pembangunan. Strategi dan arah kebijakan
akan merumuskan perencanaan yang komprehensif, sinkron, konsisten, dan selaras
dengan visi misi kepala daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran perencanaan
pembangunan daerah. Selain itu, strategi dan arah kebijakan merupakan sarana
untuk melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja pemerintah daerah
dalam melaksanakan setiap program-program kegiatan baik internal maupun
eksternal, pelayanan maupun pengadministrasian, serta perencanaan, monitoring,
maupun evaluasi
Selanjutnya, strategi dan arah kebijakan yang dirumuskan dalam
pembangunan Kabupaten Jepara 5 (lima) tahun ke depan adalah sebagaimana
tercantum dalam Tabel 6.4.
Tabel 6.4
Starategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Jepara Tahun 2017-2022

No. STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


1 Meningkatkan aksessibilitas 1.1 Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
dan kualitas pendidikan bagi prasarana pendidikan secara bertahap untuk
seluruh masyarakat memenuhi Standar Nasional Pendidikan
1.2 Peningkatan kompetensi dan kualifikasi sumberdaya
pendidik dan tenaga kependidikan secara bertahap
1.3 Perluasan cakupan pemberian beasiswa
2 Meningkatkan budaya baca 2.1 Peningkatan cakupan pelayanan Perpustakaan
bagi masyarakat

VI-25
No. STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
3 Meningkatkan derajat 3.1 Peningkatan kesadaran masyarakat dalam Pola Hidup
kesehatan kesehatan Bersih Sehat
masyarakat 3.2 Peningkatan cakupan pelayanan Jaminan Kesehatan
3.3 Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan
3.4 Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana kesehatan secara bertahap untuk
memenuhi standard
4 Mengendalikan pertumbuhan 4.1 Pengendalian angka Total Fertility Rate (TFR)
penduduk 4.2 Peningkatan peserta KB aktif dan KB mandiri
5 Meningkatkan kualitas hidup 5.1 Peningkatan UPPKS
perempuan dan anak 5.2 Pembentukan Desa/Kelurahan Layak Anak dan
Kecamatan Layak Anak

6 Meningkatkan even/gelaran 6.1 Peningkatan even/gelaran seni/budaya berskala


seni/budaya nasional maupun regional
6.2 Peningkatan pembinaan dan pemberian apresiasi pada
kelompok seni/budaya

7 Meningkatkan kualitas 7.1 Peningkatan pengendalian pencemaran dan perusakan


lingkungan hidup yang lestari lingkungan hidup.
7.2 Peningkatan perlindungan dan konservasi sumber
daya alam.
7.3 Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan
prasarana persampahan
7.4 Peningkatan kuantitas dan kualitas ruang terbuka
hijau publik
7.5 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelestarian
lingkungan hidup
8 Meningkatkan kualitas SDM 8.1 Peningkatan produktivitas dan kompetensi tenaga
Tenaga Kerja kerja
8.2 Pengembangan balai tenaga kerja
8.3 Perluasan jejaring penempatan tenaga kerja
9 Meningkatkan kualitas 9.1 Peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan
Koperasi dan UMKM koperasi dan UMKM
9.2 Pengembangan OVOP
10 Meningkatkan kinerja 10.1 Pengembangan sentra IKM
perindustrian, perdagangan, 10.2 Peningkatan fasilitasi kemudahan penyediaan bahan
dan investasi baku dan teknologi produksi.
10.3 Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana perdagangan
10.4 Peningkatan nilai ekspor
10.5 Peningkatan sarana prasarana penunjang investasi.
10.6 Peningkatan partisipasi dalam berbagai event promosi
investasi.
11 Meningkatkan produktivitas 11.1 Peningkatan mutu dan pemasaran produk/ komoditas
pertanian secara berkelanjutan pertanian dalam arti luas

VI-26
No. STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
11.2 Pengembangan usaha pertanian yang berkelanjutan
11.3 Peningkatan SDM penyuluh pertanian dan petani
11.4 Pemberdayaan dan peningkatan partisipasi petani
12 Meningkatkan produktivitas 12.1 Peningkatan kapasitas SDM pelaku perikanan
perikanan secara 12.2 Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan
berkelanjutan prasarana perikanan
12.3 Perluasan akses permodalan di bidang perikanan
12.4 Pengembangan pemanfaatan teknologi perikanan yang
ramah lingkungan
13 Meningkatkan kualitas 13.1 Pengembangan destinasi wisata unggulan yang
destinasi dan investasi berkelanjutan
pariwisata 13.2 Peningkatan sarana dan prasarana kepariwisataan
13.3 Pengembangan jejaring informasi kepariwisataan
14 Mengurangi jumlah rumah 14.1 Peningkatan jangkauan program penanganan RTLH
tidak layak huni
15 Mengurangi kawasan 15.1 Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
permukiman kumuh prasarana di kawasan permukiman kumuh.
16 Meningkatkan cakupan 16.1 Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan
pelayanan sanitasi layak bagi prasarana sanitasi layak
masyarakat
17 Meningkatkan cakupan 17.1 Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan
pelayanan air minum/bersih prasarana air minum/bersih layak
layak bagi masyarakat
18 Meningkatkan kualitas dan 18.1 Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan
kuantitas jalan dan jembatan
19 Meningkatkan kualitas dan 19.1 Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi
kuantitas jaringan irigasi
20 Meningkatkan kapasitas dan 20.1 Peningkatan kapasitas dan kompetensi ASN
kompetensi ASN khususnya dalam bidang pengelolaan keuangan
daerah, dan kualitas pelayanan publik
21 Mengembangkan sistem dan 21.1 Pengembangan sistem dan prosedur pengawasan
prosedur pengawasan

Keterkaitan antara tujuan, sasaran, strategi, dan arah kebijakan Kabupaten


Jepara Tahun 2017-2022 adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 6.5. di bawah
ini :

VI-27
Tabel 6.5
Keterkaitan antara Misi, Tujuan, Sasaran, dan Strategi Kabupaten Jepara Tahun 2017-2022
MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Memperkuat Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan aksessibilitas Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
Potensi Sumber Kualitas Pelayanan aksesibilitas dan dan kualitas pendidikan bagi prasarana pendidikan secara bertahap untuk
Daya Manusia Pendidikan dan kualitas pendidikan seluruh masyarakat memenuhi Standar Nasional Pendidikan
yang Berkualitas, Kesehatan yang bagi seluruh Peningkatan kompetensi dan kualifikasi sumberdaya
Religius dan menyeluruh kepada masyarakat, baik pendidik dan tenaga kependidikan secara bertahap
Berbudaya masyarakat formal maupun non Perluasan cakupan pemberian beasiswa
formal Meningkatkan budaya baca bagi Peningkatan cakupan pelayanan Perpustakaan
masyarakat
Meningkatnya Meningkatkan derajat Peningkatan kesadaran masyarakat dalam Pola Hidup
derajat kesehatan kesehatan kesehatan Bersih Sehat
masyarakat masyarakat Peningkatan cakupan pelayanan Jaminan Kesehatan
Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana kesehatan secara bertahap untuk
memenuhi standard
Mengendalikan pertumbuhan Pengendalian angka Total Fertility Rate (TFR)
penduduk Peningkatan peserta KB aktif dan KB mandiri
Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan kualitas hidup Peningkatan UPPKS
kualitas kualitas hidup perempuan dan anak
pembangunan gender perempuan dan Pembentukan Desa/Kelurahan Layak Anak dan
anak Kecamatan Layak Anak
Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan even/gelaran Peningkatan even/gelaran seni/budaya berskala
partisipasi partisipasi kelompok seni/budaya nasional maupun regional
masyarakat dalam seni/budaya lokal Peningkatan pembinaan dan pemberian apresiasi
pelestarian dalam even/gelaran pada kelompok seni/budaya
seni/budaya asli seni budaya
Jepara
Pendayagunaan Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan kualitas Peningkatan pengendalian pencemaran dan
Sumberdaya Alam kualitas kualitas hidup yang lingkungan hidup yang lestari perusakan lingkungan hidup.
yang Seimbang pendayagunaan dan lestari Peningkatan perlindungan dan konservasi sumber
untuk pengelolaan daya alam.
Kesejahteraan lingkungan, Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan
Masyarakat sumberdaya alam prasarana persampahan

VI-28
MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
yang berkelanjutan Peningkatan kuantitas dan kualitas ruang terbuka
dan ramah hijau publik
lingkungan serta Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
dapat mengurangi pelestarian lingkungan hidup
intensitas dan
cakupan bencana
Mewujudkan Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan kualitas SDM Peningkatan produktivitas dan kompetensi tenaga
Perekonomian pertumbuhan kualitas SDM dan Tenaga Kerja kerja
Daerah yang perekonomian angkatan kerja yang Pengembangan balai tenaga kerja
Progresif dan masyarakat yang kreatif, inovatif, dan Perluasan jejaring penempatan tenaga kerja
Mandiri mantap dan berdaya berdaya saing
saing
Meningkatnya Meningkatkan kualitas Koperasi Peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan
kualitas, kuantitas dan UMKM koperasi dan UMKM
dan daya saing Pengembangan OVOP
koperasi serta UMKM

Meningkatnya Meningkatkan kinerja Pengembangan sentra IKM


kinerja perindustrian, perdagangan, Peningkatan fasilitasi kemudahan penyediaan bahan
perindustrian, dan investasi baku dan teknologi produksi.
perdagangan dan Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
investasi daerah prasarana perdagangan
Peningkatan nilai ekspor
Peningkatan sarana prasarana penunjang investasi.
Peningkatan partisipasi dalam berbagai event promosi
investasi.

Meningkatnya Meningkatkan produktivitas Peningkatan mutu dan pemasaran produk/


produksi pertanian pertanian secara berkelanjutan komoditas pertanian dalam arti luas
yang berkelanjutan Pengembangan usaha pertanian yang berkelanjutan
dengan melibatkan Peningkatan SDM penyuluh pertanian dan petani
partisipasi petani Pemberdayaan dan peningkatan partisipasi petani
Meningkatnya Meningkatkan produktivitas Peningkatan kapasitas SDM pelaku perikanan
produksi perikanan, perikanan secara berkelanjutan Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan
baik perikanan prasarana perikanan
tangkap maupun Perluasan akses permodalan di bidang perikanan

VI-29
MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
budidaya yang Pengmbangan pemanfaatan teknologi perikanan yang
berkelanjutan ramah lingkungan
Meningkatnya Meningkatkan kualitas destinasi Pengembangan destinasi wisata unggulan yang
kualitas destinasi dan investasi pariwisata berkelanjutan
dan investasi Peningkatan sarana dan prasarana kepariwisataan
pariwisata Pengembangan jejaring informasi kepariwisataan

Mewujudkan Meningkatkan Meningkatnya Mengurangi jumlah rumah tidak Peningkatan jangkauan program penanganan RTLH
Pemerataan cakupan pemenuhan ketersediaan rumah layak huni
Pembangunan infrastruktur dasar layak huni bagi Mengurangi kawasan Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
yang Berkeadilan untuk kesejahteraan masyarakat dan permukiman kumuh prasarana di kawasan permukiman kumuh.
masyarakat pengurangan
kawasan kumuh

Meningkatnya Meningkatkan cakupan Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan


kualitas kondisi pelayanan sanitasi layak bagi prasarana sanitasi layak
sanitasi dan masyarakat
pemenuhan air Meningkatkan cakupan Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan
minum layak bagi pelayanan air minum/bersih prasarana air minum/bersih layak
seluruh masyarakat layak bagi masyarakat

Meningkatnya Meningkatkan kualitas dan Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan
kualitas jalan dan kuantitas jalan dan jembatan
jembatan melalui
pembangunan serta
rehabilitasi jalan dan
jembatan
Meningkatnya Meningkatkan kualitas dan Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi
kualitas dan kuantitas jaringan irigasi
kuantitas jaringan
irigasi

VI-30
MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Meningkatkan Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan kapasitas dan Peningkatan kapasitas dan kompetensi ASN
Tatakelola kualitas aparatur kapasitas dan kompetensi ASN khususnya dalam bidang pengelolaan keuangan
Pemerintahan pemerintah daerah akuntabilitas kinerja daerah, dan kualitas pelayanan publik
yang baik (good dalam birokrasi Mengembangkan sistem dan Pengembangan sistem dan prosedur pengawasan
governance) dan menyelenggaran prosedur pengawasan
Pelayanan Publik pelayanan publik
yang Profesional yang profesional serta
peningkatan kualitas
tata kelola
pemerintahan yang
baik

VI-31
6.3. Tahapan Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Jepara Tahun 2017-
2022
Tahapan pelaksanaan pembangunan merupakan sebuah mekanisme
pemilihan fokus pembangunan pada masing-masing tahun fiskal yang akan
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Pentahapan pelaksanaan pembangunan
bertujuan untuk memberikan nuansa dan arah pembangunan dalam rangka
pencapaian visi dan misi kepala daerah yang kemudian akan terorganisir melalui
Rencana Kerja Pembangunan Daerah.
Tahapan implementasi strategi dan arah kebijakan tahun 2017 – 2022 dalam
rangka pencapaian visi dan misi disusun secara berkesinambungan selama periode 5
(lima) tahun dan dapat diuraikan sebagai berikut :

2017
2018
2019 2020
Peningkatan 2021
Ekonomi Optimalisasi
Optimalisasi
2022
Masyarakat Pembangunan Penguatan
Infrastruktur pembangunan Penguatan
Dalam Upaya kualitas SDM Penguatan
dan infrastruktur industri Kreatif
Percepatan untuk sektor
Pengembangan pariwisata berbasis potensi
Pengurangan mendukung pertanian,
Industri didukung oleh unggulan serta
Pengangguran tumbuhnya perkebunan
Pariwisata pengembangan pengembangan
Dan industri kreatif dan perikanan
Guna kualitas SDM sektor pertanian,
Kemiskinan berbasis dalam rangka
Meningkatkan yang berdaya perkebunan dan
potensi meningkatkan
Daya Saing saing perikanan yang
unggulan kualitas hidup
Daerah memerhatikan
kelestarian masyarakat
Berbasis yang sejahtera
Potensi lingkungan
Unggulan
Daerah

Adapun arah kebijakan dalam tiap tahapan adalah sebagaimana terlihat


dalam Tabel 6.6 di bawah ini :

VI-32
Tabel 6.6
Pemetaan Waktu Arah Kebijakan
TEMA PEMBANGUNAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Peningkatan Optimalisasi Optimalisasi Penguatan Penguatan Penguatan
Ekonomi Pembangunan pembangunan kualitas SDM industri Kreatif sektor
Masyarakat Infrastruktur infrastruktur untuk berbasis potensi pertanian,
Dalam Upaya dan pariwisata mendukung unggulan serta perkebunan dan
Percepatan Pengembangan didukung oleh tumbuhnya pengembangan perikanan dalam
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Pengurangan Industri pengembangan industri kreatif sektor rangka
Pengangguran Pariwisata Guna kualitas SDM berbasis potensi pertanian, meningkatkan
Dan Kemiskinan Meningkatkan yang berdaya unggulan perkebunan dan kualitas hidup
Daya Saing saing perikanan yang masyarakat
Daerah Berbasis memerhatikan yang sejahtera
Potensi kelestarian
Unggulan lingkungan
Daerah
Meningkatkan Peningkatan
aksessibilitas kualitas dan
dan kualitas kuantitas sarana
pendidikan dan prasarana
bagi seluruh pendidikan secara
masyarakat bertahap untuk
memenuhi Standar
Nasional
Pendidikan
Peningkatan
kompetensi dan
kualifikasi
sumberdaya
pendidik dan
tenaga
kependidikan
secara bertahap

VI-33
TEMA PEMBANGUNAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Peningkatan Optimalisasi Optimalisasi Penguatan Penguatan Penguatan
Ekonomi Pembangunan pembangunan kualitas SDM industri Kreatif sektor
Masyarakat Infrastruktur infrastruktur untuk berbasis potensi pertanian,
Dalam Upaya dan pariwisata mendukung unggulan serta perkebunan dan
Percepatan Pengembangan didukung oleh tumbuhnya pengembangan perikanan dalam
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Pengurangan Industri pengembangan industri kreatif sektor rangka
Pengangguran Pariwisata Guna kualitas SDM berbasis potensi pertanian, meningkatkan
Dan Kemiskinan Meningkatkan yang berdaya unggulan perkebunan dan kualitas hidup
Daya Saing saing perikanan yang masyarakat
Daerah Berbasis memerhatikan yang sejahtera
Potensi kelestarian
Unggulan lingkungan
Daerah
Perluasan cakupan
pemberian
beasiswa
Meningkatkan Peningkatan
budaya baca cakupan pelayanan
bagi Perpustakaan
masyarakat
Meningkatkan Peningkatan
derajat kesadaran
kesehatan masyarakat dalam
kesehatan Pola Hidup Bersih
masyarakat Sehat
Peningkatan
cakupan pelayanan
Jaminan Kesehatan
Peningkatan
kuantitas dan
kualitas tenaga
kesehatan
Peningkatan
kualitas dan
kuantitas sarana
VI-34
TEMA PEMBANGUNAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Peningkatan Optimalisasi Optimalisasi Penguatan Penguatan Penguatan
Ekonomi Pembangunan pembangunan kualitas SDM industri Kreatif sektor
Masyarakat Infrastruktur infrastruktur untuk berbasis potensi pertanian,
Dalam Upaya dan pariwisata mendukung unggulan serta perkebunan dan
Percepatan Pengembangan didukung oleh tumbuhnya pengembangan perikanan dalam
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Pengurangan Industri pengembangan industri kreatif sektor rangka
Pengangguran Pariwisata Guna kualitas SDM berbasis potensi pertanian, meningkatkan
Dan Kemiskinan Meningkatkan yang berdaya unggulan perkebunan dan kualitas hidup
Daya Saing saing perikanan yang masyarakat
Daerah Berbasis memerhatikan yang sejahtera
Potensi kelestarian
Unggulan lingkungan
Daerah
dan prasarana
kesehatan secara
bertahap untuk
memenuhi
standard
Mengendalikan Pengendalian
pertumbuhan angka Total Fertility
penduduk Rate (TFR)
Peningkatan
peserta KB aktif
dan KB mandiri
Meningkatkan Peningkatan
kualitas hidup UPPKS
perempuan Pembentukan
dan anak Desa/Kelurahan
Layak Anak dan
Kecamatan Layak
Anak

Meningkatkan Peningkatan
even/gelaran even/gelaran
VI-35
TEMA PEMBANGUNAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Peningkatan Optimalisasi Optimalisasi Penguatan Penguatan Penguatan
Ekonomi Pembangunan pembangunan kualitas SDM industri Kreatif sektor
Masyarakat Infrastruktur infrastruktur untuk berbasis potensi pertanian,
Dalam Upaya dan pariwisata mendukung unggulan serta perkebunan dan
Percepatan Pengembangan didukung oleh tumbuhnya pengembangan perikanan dalam
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Pengurangan Industri pengembangan industri kreatif sektor rangka
Pengangguran Pariwisata Guna kualitas SDM berbasis potensi pertanian, meningkatkan
Dan Kemiskinan Meningkatkan yang berdaya unggulan perkebunan dan kualitas hidup
Daya Saing saing perikanan yang masyarakat
Daerah Berbasis memerhatikan yang sejahtera
Potensi kelestarian
Unggulan lingkungan
Daerah
seni/budaya seni/budaya
berskala nasional
maupun regional
Peningkatan
pembinaan dan
pemberian
apresiasi pada
kelompok
seni/budaya
Meningkatkan Peningkatan
kualitas pengendalian
lingkungan pencemaran dan
hidup yang perusakan
lestari lingkungan hidup.
Peningkatan
perlindungan dan
konservasi sumber
daya alam.
Peningkatan
kuantitas dan
kualitas sarana
dan prasarana
VI-36
TEMA PEMBANGUNAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Peningkatan Optimalisasi Optimalisasi Penguatan Penguatan Penguatan
Ekonomi Pembangunan pembangunan kualitas SDM industri Kreatif sektor
Masyarakat Infrastruktur infrastruktur untuk berbasis potensi pertanian,
Dalam Upaya dan pariwisata mendukung unggulan serta perkebunan dan
Percepatan Pengembangan didukung oleh tumbuhnya pengembangan perikanan dalam
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Pengurangan Industri pengembangan industri kreatif sektor rangka
Pengangguran Pariwisata Guna kualitas SDM berbasis potensi pertanian, meningkatkan
Dan Kemiskinan Meningkatkan yang berdaya unggulan perkebunan dan kualitas hidup
Daya Saing saing perikanan yang masyarakat
Daerah Berbasis memerhatikan yang sejahtera
Potensi kelestarian
Unggulan lingkungan
Daerah
persampahan
Peningkatan
kuantitas dan
kualitas ruang
terbuka hijau
publik
Peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam
pelestarian
lingkungan hidup
Meningkatkan Peningkatan
kualitas SDM produktivitas dan
Tenaga Kerja kompetensi tenaga
kerja
Pengembangan
balai tenaga kerja
Perluasan jejaring
penempatan tenaga
kerja
Meningkatkan Peningkatan
kualitas kapasitas SDM dan
VI-37
TEMA PEMBANGUNAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Peningkatan Optimalisasi Optimalisasi Penguatan Penguatan Penguatan
Ekonomi Pembangunan pembangunan kualitas SDM industri Kreatif sektor
Masyarakat Infrastruktur infrastruktur untuk berbasis potensi pertanian,
Dalam Upaya dan pariwisata mendukung unggulan serta perkebunan dan
Percepatan Pengembangan didukung oleh tumbuhnya pengembangan perikanan dalam
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Pengurangan Industri pengembangan industri kreatif sektor rangka
Pengangguran Pariwisata Guna kualitas SDM berbasis potensi pertanian, meningkatkan
Dan Kemiskinan Meningkatkan yang berdaya unggulan perkebunan dan kualitas hidup
Daya Saing saing perikanan yang masyarakat
Daerah Berbasis memerhatikan yang sejahtera
Potensi kelestarian
Unggulan lingkungan
Daerah
Koperasi dan kelembagaan
UMKM koperasi dan
UMKM
Pengembangan
OVOP
Meningkatkan Pengembangan
kinerja sentra IKM
perindustrian, Peningkatan
perdagangan, fasilitasi
dan investasi kemudahan
penyediaan bahan
baku dan teknologi
produksi.
Peningkatan
kualitas dan
kuantitas sarana
dan prasarana
perdagangan
Peningkatan nilai
ekspor
Peningkatan
sarana prasarana
VI-38
TEMA PEMBANGUNAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Peningkatan Optimalisasi Optimalisasi Penguatan Penguatan Penguatan
Ekonomi Pembangunan pembangunan kualitas SDM industri Kreatif sektor
Masyarakat Infrastruktur infrastruktur untuk berbasis potensi pertanian,
Dalam Upaya dan pariwisata mendukung unggulan serta perkebunan dan
Percepatan Pengembangan didukung oleh tumbuhnya pengembangan perikanan dalam
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Pengurangan Industri pengembangan industri kreatif sektor rangka
Pengangguran Pariwisata Guna kualitas SDM berbasis potensi pertanian, meningkatkan
Dan Kemiskinan Meningkatkan yang berdaya unggulan perkebunan dan kualitas hidup
Daya Saing saing perikanan yang masyarakat
Daerah Berbasis memerhatikan yang sejahtera
Potensi kelestarian
Unggulan lingkungan
Daerah
penunjang
investasi.
Peningkatan
partisipasi dalam
berbagai event
promosi investasi.
Meningkatkan Peningkatan mutu
produktivitas dan pemasaran
pertanian produk/ komoditas
secara pertanian dalam
berkelanjutan arti luas
Pengembangan
usaha pertanian
yang berkelanjutan
Peningkatan SDM
penyuluh pertanian
dan petani
Pemberdayaan dan
peningkatan
partisipasi petani
Meningkatkan Peningkatan
produktivitas kapasitas SDM
VI-39
TEMA PEMBANGUNAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Peningkatan Optimalisasi Optimalisasi Penguatan Penguatan Penguatan
Ekonomi Pembangunan pembangunan kualitas SDM industri Kreatif sektor
Masyarakat Infrastruktur infrastruktur untuk berbasis potensi pertanian,
Dalam Upaya dan pariwisata mendukung unggulan serta perkebunan dan
Percepatan Pengembangan didukung oleh tumbuhnya pengembangan perikanan dalam
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Pengurangan Industri pengembangan industri kreatif sektor rangka
Pengangguran Pariwisata Guna kualitas SDM berbasis potensi pertanian, meningkatkan
Dan Kemiskinan Meningkatkan yang berdaya unggulan perkebunan dan kualitas hidup
Daya Saing saing perikanan yang masyarakat
Daerah Berbasis memerhatikan yang sejahtera
Potensi kelestarian
Unggulan lingkungan
Daerah
perikanan pelaku perikanan
secara Peningkatan
berkelanjutan kuantitas dan
kualitas sarana
dan prasarana
perikanan
Perluasan akses
permodalan di
bidang perikanan
Pengembangan
pemanfaatan
teknologi perikanan
yang ramah
lingkungan
Meningkatkan Pengembangan
kualitas destinasi wisata
destinasi dan unggulan yang
investasi berkelanjutan
pariwisata Peningkatan
sarana dan
prasarana
kepariwisataan
VI-40
TEMA PEMBANGUNAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Peningkatan Optimalisasi Optimalisasi Penguatan Penguatan Penguatan
Ekonomi Pembangunan pembangunan kualitas SDM industri Kreatif sektor
Masyarakat Infrastruktur infrastruktur untuk berbasis potensi pertanian,
Dalam Upaya dan pariwisata mendukung unggulan serta perkebunan dan
Percepatan Pengembangan didukung oleh tumbuhnya pengembangan perikanan dalam
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Pengurangan Industri pengembangan industri kreatif sektor rangka
Pengangguran Pariwisata Guna kualitas SDM berbasis potensi pertanian, meningkatkan
Dan Kemiskinan Meningkatkan yang berdaya unggulan perkebunan dan kualitas hidup
Daya Saing saing perikanan yang masyarakat
Daerah Berbasis memerhatikan yang sejahtera
Potensi kelestarian
Unggulan lingkungan
Daerah
Pengembangan
jejaring informasi
kepariwisataan
Mengurangi Peningkatan
jumlah rumah jangkauan program
tidak layak penanganan RTLH
huni
Mengurangi Peningkatan
kawasan kualitas dan
permukiman kuantitas sarana
kumuh dan prasarana di
kawasan
permukiman
kumuh.
Meningkatkan Peningkatan
cakupan kuantitas dan
pelayanan kualitas sarana
sanitasi layak dan prasarana
bagi sanitasi layak
masyarakat
Meningkatkan Peningkatan
cakupan kuantitas dan
VI-41
TEMA PEMBANGUNAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Peningkatan Optimalisasi Optimalisasi Penguatan Penguatan Penguatan
Ekonomi Pembangunan pembangunan kualitas SDM industri Kreatif sektor
Masyarakat Infrastruktur infrastruktur untuk berbasis potensi pertanian,
Dalam Upaya dan pariwisata mendukung unggulan serta perkebunan dan
Percepatan Pengembangan didukung oleh tumbuhnya pengembangan perikanan dalam
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Pengurangan Industri pengembangan industri kreatif sektor rangka
Pengangguran Pariwisata Guna kualitas SDM berbasis potensi pertanian, meningkatkan
Dan Kemiskinan Meningkatkan yang berdaya unggulan perkebunan dan kualitas hidup
Daya Saing saing perikanan yang masyarakat
Daerah Berbasis memerhatikan yang sejahtera
Potensi kelestarian
Unggulan lingkungan
Daerah
pelayanan air kualitas sarana
minum/bersih dan prasarana air
layak bagi minum/bersih
masyarakat layak

Meningkatkan Pembangunan dan


kualitas dan pemeliharaan jalan
kuantitas jalan dan jembatan
dan jembatan
Meningkatkan Pembangunan dan
kualitas dan pemeliharaan
kuantitas jaringan irigasi
jaringan irigasi
Meningkatkan Peningkatan
kapasitas dan kapasitas dan
kompetensi kompetensi ASN
ASN khususnya dalam
bidang pengelolaan
keuangan daerah,
dan kualitas
pelayanan publik
Mengembangka Pengembangan
VI-42
TEMA PEMBANGUNAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Peningkatan Optimalisasi Optimalisasi Penguatan Penguatan Penguatan
Ekonomi Pembangunan pembangunan kualitas SDM industri Kreatif sektor
Masyarakat Infrastruktur infrastruktur untuk berbasis potensi pertanian,
Dalam Upaya dan pariwisata mendukung unggulan serta perkebunan dan
Percepatan Pengembangan didukung oleh tumbuhnya pengembangan perikanan dalam
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Pengurangan Industri pengembangan industri kreatif sektor rangka
Pengangguran Pariwisata Guna kualitas SDM berbasis potensi pertanian, meningkatkan
Dan Kemiskinan Meningkatkan yang berdaya unggulan perkebunan dan kualitas hidup
Daya Saing saing perikanan yang masyarakat
Daerah Berbasis memerhatikan yang sejahtera
Potensi kelestarian
Unggulan lingkungan
Daerah
n sistem dan sistem dan
prosedur prosedur
pengawasan pengawasan

VI-43
1. Tahun 2017
Prioritas kebijakan pembangunan Kabupaten Jepara tahun 2017 telah
terjabarkan dalam RKPD Tahun 2017 yaitu difokuskan kepada Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Dalam Upaya Percepatan Pengurangan Pengangguran Dan Kemiskinan.
Fokus pembangunan tahun 2017 merupakan penjabaran dari Misi Pembangunan
Pemerintah periode sebelumnya. Pada tahap ini, pembangunan diarahkan pada:
1) Peningkatan kinerja ekonomi yang berbasis pada ekonomi lokal serta sektor-
sektor unggulan daerah dalam upaya percepatan pengurangan pengangguran;
2) Percepatan Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat;
3) Ketersediaan kebutuhan bahan pangan bagi masyarakat, dengan sasaran daerah;
4) Peningkatan kualitas penyediaan fasilitas umum/infrastruktur;
5) Peningkatan kualitas dan kompetensi sumberdaya manusia di berbagai bidang
dan layanan sosial dasar mesyarakat secara berkelanjutan;
6) Pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati secara demokratis yang
dilaksanakan serentak;
7) Peningkatan Pelayanan publik dan penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan
yang adil, bersih dan bertanggungjawab.

2. Tahun 2018
Prioritas kebijakan pembangunan Kabupaten Jepara tahun 2018 telah
terjabarkan dalam RKPD Tahun 2018 yaitu difokuskan kepada Optimalisasi
Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Industri Pariwisata Guna
Meningkatkan Daya Saing Daerah Berbasis Potensi Unggulan Daerah. Tema
pembangunan tahun 2018 merupakan penjabaran dari Misi ke 3 yaitu Mewujudkan
Perekonomian Daerah yang Progresif dan Mandiri, dan Misi ke 4 Mewujudkan
Pemerataan Pembangunan yang Berkeadilan. Kendati tidak secara eksplisit
tercantum dalam fokus pembangunan, pencapaian Misi 1 Memperkuat Potensi
Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Religius dan Berbudaya sangat erat
kaitannya dalam penjabaran fokus pembangunan Tahun 2018. Pada tahap ini,
pembangunan diarahkan pada:
1) Pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dan kesehatan;
2) Peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah berbasis pada industri pertanian
dan pariwisata;
3) Pengembangan tata pemerintahan yang baik didukung dengan kompetensi dan
profesionalitas aparatur dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan
pelayanan publik;
4) Peningkatan prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan kawasan

VI-44
(wilayah) berbasis pada kemampuan dan potensial lokal;
5) Pengembangan kehidupan sosial budaya dalam rangka mendukung terciptanya
kondisi daerah yang tertib, aman, demokratis dan kondusif;
6) Peningkatan kualitas lingkungan hidup didukung dengan pengelolaan tata ruang
dan sumber daya alam secara berkesinambungan.

3. Tahun 2019
Prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun 2019 diarahkan
untuk mendukung pencapaian Misi ke-3 Mewujudkan Perekonomian Daerah yang
Progresif dan Mandiri, Misi ke-4 Mewujudkan Pemerataan Pembangunan yang
Berkeadilan, dan Misi ke-1 Memperkuat Potensi Sumber Daya Manusia yang
Berkualitas, Religius dan Berbudaya. Pencapaian terhadap Misi ke-5 Meningkatkan
Tatakelola Pemerintahan yang baik (good governance) dan Pelayanan Publik yang
Profesional dilakukan secara mainstream dan melekat pada masing-masing tahun
fiskal pembangunan mulai dari tahun 2017-2022. Fokus pembangunan pada tahun
2019 adalah Optimalisasi pembangunan infrastruktur pariwisata yang didukung oleh
pengembangan kualitas SDM yang berdaya saing. Pada tahap ini, pembangunan
diarahkan pada:
1) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana penunjang industri pariwisata,
pembangunan akses jalan yang memadai serta penyiapan SDM kepariwisataan
yang berkualitas;
2) Penguatan potensi ekonomi kerakyatan berbasis komoditas lokal, industri kreatif
dan sentra/klaster;
3) Penguatan SDM pelaku usaha industri dan komoditas potensial di Kabupaten
Jepara dalama pemanfaatan teknologi, baik dalam proses produksi maupun
pemasaran;
4) Penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan
kompentensi dan kualifikasi sumberdaya pendidik dan tenaga kependidikan;
5) Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pendidikan;
6) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan aksesibilitas masyarakat
terhadap fasilitas layanan kesehatan tingkat pertama;
7) Pengembangan tata pemerintahan yang baik didukung dengan kompetensi dan
profesionalitas aparatur dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan
pelayanan publik.

4. Tahun 2020
Prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun 2020 diarahkan
untuk mendukung pencapaian Misi ke-3 Mewujudkan Perekonomian Daerah yang
Progresif dan Mandiri, Misi ke-4 Mewujudkan Pemerataan Pembangunan yang
Berkeadilan, dan Misi ke-1 Memperkuat Potensi Sumber Daya Manusia yang
VI-45
Berkualitas, Religius dan Berbudaya. Arah pembangunan tahun 2020 adalah
Penguatan kualitas SDM untuk mendukung tumbuhnya industri kreatif berbasis
potensi unggulan. Pada tahap ini, pembangunan diarahkan pada:
1) Penguatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia diberbagai bidang dan
cakupan layanan sosial dasar;
2) Penguatan daya saing ekonomi daerah yang berbasis pada potensi unggulan
daerah dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan;
3) Pemantapan pembangunan infrastruktur dengan memerhatikan keberlanjutan
sumberdaya alam dan lingkungan serta pengurangan resiko bencana;
4) Pemantapan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik;
5) Pengembangan tata pemerintahan yang baik didukung dengan kompetensi dan
profesionalitas aparatur dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan
pelayanan publik.

5. Tahun 2021
Prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun 2021 diarahkan
kepada Penguatan industri Kreatif berbasis potensi unggulan serta pengembangan
sektor pertanian, perkebunan dan perikanan yang memerhatikan kelestarian
lingkungan. Arah pembangunan tersebut berfokus untuk mendukung pencapaian
Misi ke-2 yaitu Pendayagunaan Sumberdaya Alam yang Seimbang untuk
Kesejahteraan Masyarakat, Misi ke-3 Mewujudkan Perekonomian Daerah yang
Progresif dan Mandiri, Misi ke-4 Mewujudkan Pemerataan Pembangunan yang
Berkeadilan, dan Misi ke-1 Memperkuat Potensi Sumber Daya Manusia yang
Berkualitas, Religius dan Berbudaya. Pada tahap ini, pembangunan diarahkan pada:
1) Peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia diberbagai bidang
dan layanan sosial dasar masyarakat secara berkelanjutan;
2) Penguatan ketahanan pangan dan pertanian yang didukung oleh peningkatan
kapasitas pelaku usaha pertanian, distribusi sarpras pertanian, pengembangan
usaha pertanian serta pemanfaatan teknologi tepat guna;
3) Peningkatan kapasitas, keterampilan teknis pelaku perikanan, fasilitasi akses
permodalan, penyediaan sarpras penunjang serta pemanfaatan teknologi
perikanan budidaya dan tangkap tepat guna;
4) Pembanguan sarana dan prasarana penunjang pengelolaan persampahan,
peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dan peningkatan
cakupan pengangkutan sampah perkotaan;
5) Pengembangan tata pemerintahan yang baik didukung dengan kompetensi dan
profesionalitas aparatur dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan
pelayanan publik.

VI-46
6. Tahun 2022
Tahun 2022 merupakan Penguatan sektor pertanian, perkebunan dan
perikanan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang sejahtera di
masa akhir jabatan kepala daerah.
1) Peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia diberbagai bidang
dan layanan sosial dasar masyarakat secara berkelanjutan;
2) Penguatan ketahanan pangan dan pertanian yang didukung oleh peningkatan
kapasitas pelaku usaha pertanian, distribusi sarpras pertanian, pengembangan
usaha pertanian serta pemanfaatan teknologi tepat guna;
3) Peningkatan kapasitas, keterampilan teknis pelaku perikanan, fasilitasi akses
permodalan, penyediaan sarpras penunjang serta pemanfaatan teknologi
perikanan budidaya dan tangkap tepat guna;
4) Pembanguan sarana dan prasarana penunjang pengelolaan persampahan,
peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dan peningkatan
cakupan pengangkutan sampah perkotaan;
5) Percepatan penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui upaya
pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin, peningkatan pendapatan
masyarakat miskin, dan pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil untuk
masyarakat miskin;
6) Pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati secara demokratis yang
dilaksanakan serentak.

6.4. Program Pembangunan Daerah


Program pembangunan Daerah adalah program strategis Daerah yang
dilaksanakan oleh Perangkat Daerah sebagai instrumen arah kebijakan untuk
mencapai sasaran RPJMD. Program pembangunan Daerah dirumuskan berdasarkan
arah kebijakan dan diselaraskan dengan program strategis nasional. Selain itu,
Program pembangunan Daerah merupakan program-program yang diharapkan
mampu untuk mewadahi kegiatan yang merupakan prioritas dari Bupati dan Wakil
Bupati sebagai bagian pemenuhan janji politik. Beberapa kegiatan prioritas tersebut,
antara lain: peningkatan kesejahteraan guru GTT/PTT dan guru madin,
terselenggaranya pembinaan pelaksanaan SNP dan pendidikan budi pekerti
(pendidikan budi pekerti dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal sekolah di Kab
Jepara), beasiswa siswa kelas ukir, pelayanan gratis Kelas III di Puskesmas dan
Jaringannya serta RS untuk Penduduk Jepara yang belum mempunyai Jaminan
Kesehatan, penanganan Rumah Tidak Layak Huni, penataan dan pengembangan
Kawasan Daya Tarik Wisata (DTW)/Obyek Wisata Kabupaten.
Selengkapnya program pembangunan Daerah yang disertai dengan pagu
indikatif sebagaimana tercantum dalam Tabel 6.7. di bawah ini :

VI-47
Tabel 6.7
Program Pembangunan Daerah yang Disertai Pagu Indikatif
Kabupaten Jepara Tahun 2017-2022

VI-48

Anda mungkin juga menyukai