Anda di halaman 1dari 3

Mohamad Naufal Abdul Haris

143060019538 / 23
Kelas 3K D-III Akuntansi
Politeknik Keuangan Negara STAN

5.1.2 PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG


1. Pemerataan dan Penanggulangan Kemiskinan
Kerangka kebijakan untuk pemerataan dan penanggulangan
kemiskinan adalah menurunkan tingkat kemiskinan dengan target 9-10
persen, tingkat ketimpangan sebesar 0,39, dan tingkat pengangguran
terbuka sebesar 5,2-5,5 persen. Arah kebijakan dalam upaya pemerataan
dan penanggulangan kemiskinan adalah membangun landasan yang kuat
agar ekonomi tumbuh menghasilkan kesempatan kerja yang berkualitas,
penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif, pengembangan
penghidupan berkelanjutan, perluasan dan peningkatan pelayanan dasar.
Untuk merealisasikan arah kebijakan dan mendukung pencapaian sasaran
tersebut, strategi tahun 2016 akan difokuskan pada:
1. Peningkatan akses bagi masyarakat kurang mampu kepada
lapangan kerja yang berkualitas dengan melalui beberapa langkah
diantaranya penataan peraturan ketenagakerjaan, penyediaan
fasilitas informasi pasar kerja di daerah, peningkatan akses
masyarakat, infrastruktur, juga pelatihan keterampilan, dan
perumahan untuk buruh. Titik sasarannya adalah lebih ke
masyarakat yang kurang mampu.
2. Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif lewat
Pengembangan dan perluasan cakupan skema uang elektronik
(UNIK), program perlindungan sosial dan bantuan tunai bersyarat,
pengembangan Pusat Kesejahteraan Sosial dan Desa Sejahtera
Mandiri, aksi nasional hak asasi manusia, Jaminan Kesehatan
Nasional dan Ketenagakerjaan, penguatan peran lembaga sosial,
dan perbaikan program Raskin.
3. Pengarusutamaan pengembangan penghidupan berkelanjutan
dengan terus mengembangkan konsep penghidupan berkelanjutan
berbasis pemberdayaan masyarakat untuk yang kurang mampu
yaitu pengarusutamaan berbagai sektor dan pengembangan
potensi-potensi lokal, pembinaan dan pendampingan yang intensif,
pengembangan Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM),
penguatan kapasitas masyarakat miskin untuk mengoptimalkan
pendayagunaan sumber daya.
4. Penyempurnaan efektivitas perluasan pelayanan dasar bagi
masyarakat miskin dan rentan dengan cara penguatan koordinasi
kelembagaan dan peningkatan kapasitas pemerintah daerah,
pengembangan insentif kinerja bagi pemerintah daerah, sistem data
real time dan terpadu di tingkat layanan dasar, pengembangan
mekanisme akuntabilitas antara masyarakat, penyedia layanan dan
pemerintah dengan basis data terpadu.
2. Perubahan Iklim

Penanganan perubahan iklim dilakukan melalui pelaksanaan mitigasi,


dan pelaksanaan adaptasi yaitu untuk peningkatan ketahanan masyarakat
dan wilayah yang rentan perubahan iklim, antara lain petani dan nelayan
serta wilayah yang rentan terkena kekeringan serta upaya peningkatan
kesehatan atas berbagai gangguan kesehatan akibat dampak perubahan
iklim. Target yang hendak dicapai adalah menurunnya emisi GRK pada
lima sektor prioritas: kehutanan dan lahan gambut, pertanian, energi dan
transportasi, industri dan limbah. Selain itu, meningkatnya ketahanan
masyarakat terhadap dampak perubahan iklim, dan tersusunnya strategi
adaptasi di 4 daerah percontohan pelaksanaan RAN-API. Arah Kebijakan
untuk pelaksanaan penanganan Perubahan Iklim pada tahun 2016 adalah:
1. Peningkatan upaya mitigasi melalui pelaksanaan RAN/RAD-GRK,
dengan strategi penguatan dalam peningkatan kegiatan penurunan
emisi pada sektor utama, diantaranya pelaksanaan kegiatan
pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan, pencegahan
penurunan dan peningkatan serapan karbon di bidang kehutanan,
pemanfaatan energi terbarukan, diversifikasi bahan bakar, efisiensi
dan konservasi energi, serta pengelolaan sampah domestik,
peningkatan kontribusi swasta dan masyarakat, penerapan insentif
fiskal dan kualitas pengelolaan pendanaan hibah untuk penanganan
perubahan iklim, peningkatan inventarisasi GRK dan peningkatan
pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
RAN/RAD-GRK,
2. Penguatan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan
Iklim (RAN-API) secara sinergis, dan pelaksanaan upaya adaptasi di
4 (empat) daerah percontohan, dengan strategi penguatan
pelaksanaan rencana aksi adaptasi perubahan iklim secara
terkoordinasi,
pengembangan
indikator
kerentanan,
sistem
informasi dan database kerentanan, dan memperkuat proyeksi dan
sistem informasi iklim dan cuaca, penguatan kapasitas daerah, dan
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan adaptasi, pusat
dan daerah.
3. Revolusi Mental
Pembangunan karakter dan jati diri bangsa melalui Revolusi Mental
pada tahun 2016 diarahkan untuk meningkatkan kemandirian bangsa.
Sasaran yang akan dicapai diantaranya Kedaulatan politik, Kemandirian
ekonomi, dan kepribadian & kebudayaan. Arah kebijakan dan strategi
dalam implementasinya adalah:
1. Kedaulatan Politik, melalui peningkatan kualitas peran dan fungsi
lembaga-lembaga
demokrasi,
peningkatan
kepatuhan
dan
penegakan hukum serta reformasi peradilan secara konsisten dan
berintegritas, serta peningkatan kontribusi dan kualitas peran
kebijakan luar negeri Indonesia dalam berbagai forum internasional.
2. Kemandirian Ekonomi, melalui peningkatan kemandirian ekonomi
nasional, pemberdayaan pelaku usaha kecil menengah, ekonomi
dan industri kreatif, ekonomi rakyat dan ekonomi subsisten,
penguatan nilai-nilai persaingan usaha yang sehat di kalangan
pelaku ekonomi, dan peningkatan pemasyarakatan budaya
produksi.
3. Kepribadian dalam Kebudayaan, melalui peningkatan kualitas
pendidikan, peningkatan peran keluarga sebagai basis utama dan
pertama pembentukan karakter dan kepribadian anak, peningkatan

kesadaran masyarakat akan kemajemukan, dan (d) pengembangan


karakter dan jati diri bangsa yang tangguh, berbudaya, dan
beradab, serta berdaya saing dan dinamis.
Sedangkan Kebijakan Perkuatan pada tahun 2016 adalah:
1. Peningkatan kualitas penyelenggaraan birokrasi pemerintahan dan
layanan perizinan yang ditandai oleh tumbuhnya budaya pelayanan
(service culture), yang berorientasi pada pelayanan prima dan
transparan, yang berdampak pada peningkatan efisiensi dan
kepuasan masyarakat.
2. Peningkatan sosialisasi dan advokasi guna meningkatkan kesadaran
dan pemahaman masyarakat mengenai kebijakan dan hukum
persaingan usaha khususnya pelaku usaha dalam rangka
meningkatkan semangat persaingan usaha yang sehat, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan daya saing perekonomian bangsa dan
kesejahteraan rakyat.
3. Pembenahan
mekanisme
perumusan
kebijakan
melalui
implementasi daftar periksa kebijakan persaingan (competition
checklist) dalam penyusunan kebijakan dan regulasi pemerintah
pusat dan daerah yang dilakukan secara mandiri maupun dengan
bekerjasama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
4. Penyempurnaan kurikulum dan pengajaran mata kuliah terkait
persaingan usaha di perguruan tinggi atau universitas sebagai mata
kuliah wajib.

Anda mungkin juga menyukai