Anda di halaman 1dari 80

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021

KOTA SOLOK

ARAHAN KEBIJAKAN &


RENCANA STRATEGIS
INFRASTRUKTUR BIDANG
CIPTA KARYA KOTA SOLOK
3.1. ARAHAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
3.1.1 ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DALAM RPJMN
rahan Pembangunan Bidang Cipta Karya, berisikan arahan pembangunan
berdasarkan Perpres 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 dan Renstra
Ditjen Cipta Karya 2015-2019.

1. Membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola


pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;
2. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan;
3. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
4. Meningkatkan kualitas hidup manusia;
5. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;
6. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik;
7. Melakukan revolusi karakter bangsa
8. Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia;
Secara sederhana ketrkaitan Amanat RPJMN 3 (2015-2019 ) dan Nawacita dapat dilihat
pada ilustrasi gambar berikut

BAB III | 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Dari ilustrasi gambar tersebut dapat dilihat sasaran Sasaran Pembangunan


Infrastruktur Cipta Karya Dalam RPJMN 2015 - 2019

1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0% melalui


penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 hektar dan peningkatan
keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan.
2. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk
keserasiannya terhadap lingkungan melalui (i) pembinaan dan pengawasan
khususnya BGN; (ii) penyusunan NSPK dan penerapan penyelenggaraan
bangunan hijau; dan (iii) menciptakan building codes.
3. Tercapainya akses air minum yang aman menjadi 100% melalui penanganan
tingkat regional, kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan, baik di perkotaan
maupun di perdesaan.
4. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik,
sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 % pada tingkat kebutuhan dasar
melalui penanganan tingkat regional, kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan,
baik di perkotaan maupun di perdesaan.

BAB III | 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

A. “Visi dan Misi RPJMN 2015-2019”

Kerangka Visi Indonesia 2019 adalah:

“Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong


Royong”
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Dengan penjelasan sebagai berikut:
Indonesia yang Berdaulat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui
pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan
sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini
dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mandiri. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya,
bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi
manusia.
Berkepribadian berlandaskan Gotong – royong . Terwujudnya pembangunan yang adil
dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat
dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.

BAB III | 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

3.1.2 ARAHAN PENATAAN RUANG

3.1.2.1 Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia


(MP3EI)

Sesuai dengan Perpres No.32 Tahun 2011, dalam rangka pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan untuk melengkapi dokumen
perencanaan guna meningkatkan daya saing perekonomian nasional yang lebih solid,
diperlukan adanya suatu masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia yang memiliki arah yang jelas, strategi yang tepat, fokus dan terukur maka
perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.

MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan


ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011
sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005 – 2025 dan melengkapi dokumen perencanaan

Penjelasan umum koridor ekonomi :


1. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sumatera dengan tema “Sentra Produksi
dan pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional” adalah kelapa sawit, batu
bara, karet, dan besi baja. Selain itu ada tambahan satu kegiatan, yaitu
pengembangan kawasan strategis nasional yaitu pembangunan jembatan selat
sunda.
2. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Jawa dengan tema “Pendorong Industri dan
Jasa Nasional” adalah industri makanan dan minuman, tekstil, peralatan transportasi,
perkapalan, alutista, telematika, migas, pariwisata, besi baja, dan sektor lain.
3. Koridor Ekonomi Kalimantan adalah sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasl
Tambang dan Lumbung Energi Nasional.
4. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Bali-Nusa Tenggara dengan tema “Pintu
Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional” adalah: pariwisata,
peternakan, dan perikanan.
5. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sulawesi dengan tema “Pusat Produksi dan
Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas, dan Pertambangan
Nasional” adalah pariwisata, perikanan, dan peternakan.

BAB III | 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

6. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Maluku-Papua dengan tema “Pusat


Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan pertambangan Nasional” adalah
pertanian tanaman pangan, tembaga, nikel, migas, dan perikanan.

3.1.2.2 Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia


(MP3KI)

Dalam upaya menekan angka kemiskinan, pemerintah sejak 2009 mendesain program
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI).
Program ini langsung menyasar masyarakat bawah yang mengalami kemiskinan ekstrim
di Indonesia. Sebagai program andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk mengimbangi
rencana besar pembangunan ekonomi yang terintegrasi dalam Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

MP3EI digulirkan guna menjaga stabilitas makro-ekonomi, mendorong percepatan


pertumbuhan sektor riil, memperbaiki iklim investasi, mempercepat dan memperluas
pembangunan infrastruktur, menguatkan skema kerja sama pembiayaan investasi
dengan swasta, ketahanan energi, ketahanan pangan, reformasi birokrasi dan tata
kelola, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi teknologi.

Fokus kerja MP3KI tertuang dalam sejumlah program, pertama, penanggulangan


kemiskinan eksisting Klaster I, berupa bantuan dan jaminan/perlindungan sosial. Lalu di
Klaster II adalah pemberdayaan masyarakat, Klaster III tentang Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (KUMKM), dan Klaster IV adalah program prorakyat. Kedua,
transformasi perlindungan dan bantuan sosial. Ketiga, pengembangan livelihood,
pemberdayaan, akses berusaha & kredit, dan pengembangan kawasan berbasis potensi
lokal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

BAB III | 5
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tahapan pelaksanaan MP3KI menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu:


TAHAP 1 (Periode 2013-2014)
 Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% -10% pada tahun
2014;
 Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan program
penanggulangan kemiskinan yang berjalan selama ini, melalui cara “KEROYOKAN” DI
KANTONG-KANTONG KEMISKINAN, SINERGI LOKASI DAN WAKTU, SERTA
PERBAIKAN SASARAN (seperti : Program Gerbang Kampung di Menko Kesra);
 Sustainable livelihood sebagai penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin,
termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI;
 Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .

TAHAP 2 (Periode 2015 –2019)


 Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;
 Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal
coverage;
 Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;
 Penguatan sustainable livelihood.

TAHAP 3 (Periode 2020-2025)


 Pemantapan system penanggulangan kemiskinan secara terpadu;

BAB III | 6
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

 Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage.

3.1.2.3 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas
tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan
untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.
Kawasan Ekonomi Khusus dikembangkan untuk mempercepat pengembangan ekonomi
di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan
untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah dalam kesatuan ekonomi
nasional.

Dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional, diperlukan


peningkatan penanaman modal melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan
geoekonomi dan geostrategis. Kawasan tersebut dipersiapkan untuk memaksimalkan
kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi
tinggi. Pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepat perkembangan daerah dan
sebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi,
antara lain industri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan
pekerjaan.

BAB III | 7
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Sesuai Undang-undang No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, fungsi
KEK adalah untuk melakukan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa,
industri, pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan
telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdiri atas
satu atau beberapa Zona, antara lain Zona pengolahan ekspor, logistik, industri,
pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat ditujukan
untuk ekspor dan untuk dalam negeri.

Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK adalah
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu kawasan
lindung, adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam pengelolaan
KEK, terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai potensi sumber daya unggulan
di bidang kelautan dan perikanan, perkebunan, pertambangan, dan pariwisata, serta
mempunyai batas yang jelas, baik batas alam maupun batas buatan.

Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga penyelenggara KEK yang terdiri atas
Dewan Nasional di tingkat pusat dan Dewan Kawasan di tingkat provinsi. Dewan
Kawasan membentuk Administrator KEK di setiap KEK untuk melaksanakan pelayanan,
pengawasan, dan pengendalian operasionalisasi KEK. Kegiatan usaha di KEK dilakukan
oleh Badan Usaha dan Pelaku Usaha.

Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya saing agar lebih
diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri atas fasilitas fiskal, yang berupa
perpajakan, kepabeanan dan cukai, pajak daerah dan retribusi daerah, dan fasilitas
nonfiskal, yang berupa fasilitas pertanahan, perizinan, keimigrasian, investasi, dan
ketenagakerjaan, serta fasilitas dan kemudahan lain yang dapat diberikan pada Zona di
dalam KEK, yang akan diatur oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

3.1.2.4 Direktif Presiden

Melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2010 Tentang Program
Pembangunan Yang Berkeadilan, seluruh Badan/Lembaga negara, Gubernur dan Kepala
Daerah (Bupati/Walikota) untuk dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan
sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing, dalam rangka pelaksanaan

BAB III | 8
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

program-program pembangunan yang berkeadilan sebagaimana termuat dalam


Lampiran Instruksi Presiden ini, yang meliputi program :
1. Pro rakyat;
2. Keadilan untuk semua (justice for all);
3. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals -
MDG’s).

Dalam rangka pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud diatas:


1. Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada:
a. Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;
b. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;
c. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan
kecil;
2. Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:
a. Program keadilan bagi anak;
b. Program keadilan bagi perempuan;
c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan;
d. Program keadilan di bidang bantuan hukum;
e. Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan;
f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan.
3. Untuk program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium, memfokuskan pada:
a. Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan;
b. Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua;
c. Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
d. Program penurunan angka kematian anak;
e. Program kesehatan ibu;
f. Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya;
g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;
Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium.

Arahan spasial untuk Bidang Cipta Karya berdasarkan RTRW Provinsi dan RTRW Kota
dapat disimpulkan bahwa Kota Solok tidak merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN),

BAB III | 9
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

3.1.3 ARAHAN WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS

Dalam arahan wilayah pengembangan strategis, untuk Sumatera Barat berada di kota
Padang , Lubuk Alung (Kab Padang pariaman) dan Kota Pariaman atau PALAPA.
Namun dalam RTRW Kota Solok Arahan pengembangan Wilayah Kota Solok dapat
dilihat pada uraian berikut.

3.1.3.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah


Tujuan penataan ruang Kota Solok adalah :

“Mewujudkan Kota Solok sebagai Kota Perdagangan, Jasa dan Pendidikan berbasis
Agribisnis Melalui Optimasi Penyediaan Prasarana dan Sarana Perkotaan dengan Tetap
Memperhatikan Daya Dukung Lingkungan”
Adapun penjabaran dari tujuan penataan ruang Kota Solok tersebut adalah:
1) Menyediakan ruang yang berkualitas sebagai kota perdagangan dan jasa yang
modern;
2) Menyediakan ruang yang berkualitas sebagai kota pendidikan;
3) Mewujudkan pengembangan sektor perdagangan dan jasa yang berbasis
pertanian;
4) Mewujudkan optimasi penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang serasi dan
seimbang, sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan kemampuan daya dukung
wilayah;
5) Mewujudkan penataan ruang wilayah Kota Solok yang mampu mengakomodir
kebutuhan pengembangan wilayah sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di
Provinsi Sumatera Barat.

Kebijakan pengembangan Struktur Ruang di Kota Solok, meliputi :


1) Peningkatan pelayanan pusat kegiatan kawasan yang merata dan berhirarki,
dengan strategi sebagai berikut :
a) Mengoptimalkan fungsi pusat pelayanan kota untuk mendukung pusat
pengembangan perdagangan dan jasa yang modern;
b) Mengoptimalkan fungsi sub pusat pelayanan pada kawasan Simpang Rumbio;

BAB III | 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

c) Mengembangkan sub pusat pelayanan pada kawasan Laing dan kawasan


Tanah Garam sesuai daya dukung lahannya;
d) Meningkatkan keterkaitan antara pusat pelayanan dengan sub pusat
pelayanan dan pusat lingkungan;
2) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi,
telekomunikasi, energi/listrik, sumber daya air, serta prasarana dan sarana
perkotaan yang terpadu dan merata di seluruh wilayah kota, dengan strategi
sebagai berikut :
a) Meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan transportasi dan mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi regional dan lokal serta keterpaduan
antar moda;
b) Mengoptimalkan jaringan telekomunikasi telepon jaringan kabel dan
memfasilitasi pengembangan infrastruktur telekomunikasi nirkabel
c) Meningkatkan jaringan listrik dan mengembangkan alternatif sumber
pembangkit listrik lainnya
d) Meningkatkan kualitas prasarana dan mewujudkan keterpaduan sistem
jaringan sumber daya air
e) Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana perkotaan yang
meliputi air minum, air limbah, drainase, persampahan, jalur pejalan kaki
(pedestrian) dan jalur evakuasi bencana.
3) Pengembangan dan peningkatan kualitas pusat-pusat kegiatan perdagangan dan
jasa. Strategi yang akan dikembangkan adalah:
a) meningkatkan dan memantapkan kualitas pusat-pusat perdagangan dan jasa
yang sudah ada;
b) mengembangkan pusat-pusat kegiatan perdagangan dan jasa terutama yang
dapat mendukung kegiatan agribisnis meliputi distribusi serta pemasaran hasil
produksi pertanian wilayah Kota Solok dan wilayah sekitarnya; dan
c) mendorong pengembangan prasarana dan sarana pendukung bagi
pengembangan kegiatan perdagangan, dan jasa.
4) Peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana pendidikan. Strategi yang
akan dikembangkan adalah:
a) Meningkatkan kualitas pusat-pusat pendidikan yang sudah ada;
b) Mengembangkan pusat-pusat kegiatan pendidikan; dan

BAB III | 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

c) Mewujudkan pengembangan pendidikan terpadu dan sekolah berasrama


(boarding school).
Kebijakan pengembangan Pola Ruang di Kota Solok, meliputi :
A. Kebijakan Pengembangan Kawasan Lindung :
1) Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi kawasan lindung, dengan
strategi sebagai berikut :
a) Menetapkan kawasan lindung dan kawasan penyangga (buffer zone) pada
hutan lindung sesuai ketentuan yang berlaku;
b) Mempertahankan kawasan berfungsi lindung sesuai dengan kondisi
ekosistemnya;
c) Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun kualitasnya.
2) Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan kawasan lindung, dengan strategi sebagai berikut :
a) Mencegah tindakan yang secara langsung dapat mengakibatkan
terganggunya fungsi kawasan lindung;
d) Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat memberi nilai tambah
bagi masyarakat tanpa mengurangi fungsi kawasan lindung.
B. Kebijakan Pengembangan Kawasan Budidaya :
1) Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
budi daya, dengan strategi sebagai berikut :
a) Mengembangkan kawasan budidaya yang mendukung kegiatan sektor
perdagangan dan jasa, pariwisata serta industri dalam rangka mendorong
pengembangan perekonomian kota
b) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan prasarana dan sarana
perkotaan untuk mendukung fungsi Kota Solok sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah di Provinsi Sumatera Barat.
2) Perwujudan kawasan permukiman yang berbasis mitigasi bencana, dengan
strategi sebagai berikut :
a) Menetapkan pengaturan untuk pengembangan pembangunan fisik pada
kawasan rawan gempa sehingga dapat meminimalkan potensi kerugian
akibat bencana.
b) Mengarahkan pengembangan kawasan perumahan dengan Prasarana
Sarana dan Utilitas (PSU) yang memadai serta antisipatif terhadap gempa.

BAB III | 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

3) Perwujudan kawasan perdagangan dan jasa yang berdaya saing global,


dengan strategi sebagai berikut :
a) Mewujudkan kawasan perdagangan dan jasa yang mempunyai
aksesibilitas tinggi;
b) Mewujudkan kawasan perdagangan dan jasa yang mendukung
pengembangan kawasan agribisnis;
c) Menyediakan ruang, prasarana dan sarana untuk sektor informal dalam
mendukung usaha kecil dan menengah (UKM);
d) Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kawasan
perdagangan dan jasa.
4) Perwujudan kawasan pertanian yang dapat mendukung pengembangan
agribisnis di Kota Solok, dengan strategi sebagai berikut :
a) Mempertahankan kawasan pertanian lahan basah yang mempunyai
ketersediaan air terjamin;
b) Mengembangkan usaha tani di lahan kering dengan memperhatikan
potensi komoditi dan lahan;
c) Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kawasan pertanian.
5) Perwujudan kawasan pariwisata di Kota Solok, dengan strategi sebagai
berikut:
a) mengembangkan dan meningkatkan potensi wisata alam dan
sejarah/budaya
b) mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan pariwisata
yang ada di Kota Solok dan sekitarnya.
6) Pengembangan kawasan budidaya yang berbasis lingkungan, dengan strategi
sebagai berikut :
a) mengembangkan kawasan budidaya yang berbasis lingkungan;
b) mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya melalui
mekanisme perizinan dan mekanisme insentif dan disinsentif.
7) Penetapan kawasan strategis kota dari sudut kepentingan ekonomi dan daya
dukung lingkungan, dengan strategi sebagai berikut:
a) Menetapkan kawasan pusat kota sebagai kawasan strategis perdagangan
dan jasa;
b) Menetapkan dan melestarikan Kawasan Suaka Alam (KSA) di Kelurahan
Tanah Garam sebagai kawasan strategis kota;

BAB III | 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

c) Mendorong pengembangan kawasan wisata Pulau Belibis sebagai salah


satu pusat kegiatan di alam terbuka (outbond) di Provinsi Sumatera Barat.
8) Peningkatan fungsi kawasan untuk Pertahanan dan Keamanan Negara
dengan strategi sebagai berikut :
a) mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di sekitar kawasan
pertahanan dan keamanan;
b) turut serta memelihara dan menjaga aset-aset Pertahanan/ Tentara
Nasional Indonesia (TNI).

3.1.3.2. Rencana Struktur Ruang (Sistem Jaringan Prasarana Cipta Karya)


Rencana sistem pusat pelayanan
Rencana sistem pusat pelayanan Kota Solok adalah sebagai berikut :
1) Pusat Pelayanan Kota, yaitu : Kawasan Pusat Kota Solok yang berlokasi di
Kelurahan Pasar Pandan Air Mati, Kelurahan Koto Panjang dan Kelurahan Kampung
Jawa dengan skala pelayanan regional dan kota yang memiliki fungsi sebagai pusat
perdagangan dan jasa.
2) Sub Pusat Pelayanan Kota, bertujuan untuk meningkatkan pelayanan internal yang
tersebar di 3 (tiga) kawasan, yaitu :
a. Kawasan Laing yang berlokasi di Kelurahan Laing dengan skala pelayanan
regional dan kota yang memiliki fungsi sebagai pusat perkantoran pemerintah.
b. Kawasan Simpang Rumbio yang berlokasi di Kelurahan Simpang Rumbio
dengan skala pelayanan regional dan kota yang memiliki fungsi sebagai pusat
transportasi regional
c. Kawasan Tanah Garam yang berlokasi di Kelurahan Tanah Garam dengan skala
pelayanan regional dan kota yang memiliki fungsi pertanian.
3) Pusat Lingkungan, bertujuan untuk meningkatkan pelayanan lingkungan yang
tersebar pada 6 (enam) kelurahan yaitu Kelurahan Kampung Jawa, Tanjung Paku,
Aro IV Korong, IX Korong, KTK dan VI Suku yang memiliki fungsi perumahan.

BAB III | 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Peta Struktur Ruang Kota Solok


Gambar

BAB III | 15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Peta Rencana Pola Ruang Kota Solok


Gambar

BAB III | 16
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Secara lebih jelas mengenai rencana pusat-pusat pelayanan di Kota Solok dapat dilihat
pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 : Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota Solok

Wilayah Skala
No. Pusat Pelayanan Fungsi Arahan Pengembangan
Cakupan Pelayanan

A. Pusat Pelayanan Kota


1. Kawasan Pasar Perdagangan dan Pertokoan Modern Seluruh Regional dan
Pandan Air Mati Jasa Bank, Perkantoran Wilayah Kota
Swasta dan Jasa Kota
Lain;
Perumahan
Kepadatan Tinggi;
B. Sub Pusat Pelayanan Kota
1. Kawasan Laing Perkantoran Pendidikan Tinggi Kel. Laing Regional dan
Pemerintah Pariwisata Kota
Kel. Nan
Pertanian Balimo
Perumahan Kel.
Kepadatan Rendah Tanjung
hingga Sedang Paku
Perdagangan dan
Jasa Kel.
Transportasi Kampung
Jawa
Prasarana Olah Raga

2. Kawasan Simpang Transportasi Transportasi Kel. Regional dan


Rumbio Regional Regional Simpang Kota
Rumbio
Perdagangan dan
Jasa Kel. Aro IV
Korong
Perkantoran swasta
Kel. KTK
Kesehatan
Perumahan
Kepadatan Sedang
dan Tinggi
Pertanian
Industri

3. Kawasan Tanah Pertanian Pertanian Kel. Tanah Kota


Garam Garam
Perumahan
Kepadatan Rendah Kel. VI
Suku
Perdagangan dan
Jasa Kel. Sinapa
Piliang
Kel. IX
Korong

C. Pusat Lingkungan

BAB III | 17
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Wilayah Skala
No. Pusat Pelayanan Fungsi Arahan Pengembangan
Cakupan Pelayanan

1. Kampung Jawa Perumahan Prasarana sosial dan Lingkungan


ekonomi
Toko dan Jasa Lain

2. Tanjung Paku Perumahan Prasarana sosial dan Lingkungan


ekonomi
Toko dan Jasa Lain

3. Aro IV Korong Perumahan Prasarana sosial dan Lingkungan


ekonomi
Toko dan Jasa Lain

4. IX Korong Perumahan Prasarana sosial dan Lingkungan


ekonomi
Toko dan Jasa Lain

3. Kampai Tabu Perumahan Prasarana sosial dan Lingkungan


Karambia ekonomi
Toko dan Jasa Lain

6. VI Suku Perumahan Prasarana sosial dan Lingkungan


ekonomi
Warung dan Jasa
Lain

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2011

Rencana Sistem Infrastruktur Perkotaan


Sistem Penyediaan Air Minum
Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut sebagai SPAM bertujuan untuk
menjamin kuantitas, kualitas dan kontinuitas penyediaan air minum bagi penduduk dan
kegiatan ekonomi serta meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan.
Sistem penyediaan air minum yang dikembangkan di Kota Solok adalah melalui dua
sistem pelayanan yaitu Sistem Perpipaan dengan kontribusi pelayanan sebesar 70% dan
Sistem non perpipaan berupa sumur air tanah dengan kontribusi pelayanan sebesar 30%
Berdasarkan standar pelayanan minimal (KepMenkimpraswil No.534/2001), maka
kebutuhan air bersih untuk Wilayah Kota Solok sampai akhir tahun perencanaan (tahun
2031) adalah 3.792.914 ltr/hari. Secara lebih jelas mengenai Rencana Kebutuhan Air
Bersih di Kota Solok pada tahun 2031 dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini :

BAB III | 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tabel 3.2 : Rencana Kebutuhan Air Bersih di Kota Solok Sampai Tahun 2031
Pelayanan
No Pelanggan
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2021 2026 2031
Proy Penduduk 60.661 61.953 63.273 64.621 63.997 67.403 74.893 83.217 92.465
1 Domestik
1.819.830 1.858.590 1.898.190 1.938.630 1.979.910 2.022.090 2.246.790 2.496.510 2.773.950
(100lt/jw/hr) dan
1 SR/kk 3.640 3.717 3.796 3.877 3.960 4.044 4.494 4.993 3.548
2 Non Domestik (10%)
dari Domestik 1.213 1.239 1.265 1.292 1.320 1.348 1.498 1.664 1.849

3 Hidran Umum /Kran


umum (30lt/jw/hr)
543.949 557.577 569.457 581.589 593.973 606.627 674.037 748.953 832.185
dan

1 HU/50 org 121.322 123.906 126.546 129.242 131.994 134.806 149.786 166.434 184.930
Total 2.488.314 2.541.312 2.593.458 2.650.753 2.707.197 2.764.871 3.072.111 3.413.561 3.792.914
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2011

Rencana Pengembangan Pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan di Kota Solok
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. peningkatan kapasitas produksi sumber mata air Pincuran Gadang dengan
kapasitas debit air 8,01 liter perdetik;
b. peningkatan kapasitas produksi sumber mata air Tabek Puyuh dengan kapasitas
debit air 25,22 liter perdetik;
c. peningkatan kapasitas produksi sumber air Tabit dengan kapasitas debit air
18,27 liter perdetik;
d. peningkatan kapasitas unit produksi IPA KTK dengan kapasitas debit air 80 liter
perdetik;
e. peningkatan kapasitas produksi sumber air Sungai Guntung dengan kapasitas debit
air 36,27 liter perdetik;
f. peningkatan kapasitas produksi sumber air Batang Sumani dengan kapasitas debit
air 100 liter per detik;
g. peningkatan kapasitas produksi sumber air Batang Lembang dengan kapasitas
debit air 200 liter per detik;
h. peningkatan kapasitas produksi sumber air Payo dengan kapasitas debit air 50 liter
per detik

BAB III | 19
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

i. pengembangan Jaringan pipa primer berlokasi pada pinggiran jalan Arteri dan
Kolektor yang berhubungan langsung dengan sumber air bersih.
j. Pengembangan jaringan pipa sekunder berlokasi pada sepanjang pinggiran jalan
Kolektor sekunder dan jalan lokal.
k. Selain itu dalam menjaga kuantitas dan kualitas sumber air bersih maka perlu
dilakukan pengamanan dan pengawasan serta penindakan terhadap kegiatan yang
merusak sumber air bersih

Sistem Pengelolaan Air Limbah


Sistem Pengelolaan Air limbah bertujuan di Kota Solok bertujuan untuk pengurangan,
pemanfaatan kembali, dan pengolahan bagi limbah dari kegiatan permukiman,
perkantoran dan kegiatan ekonomi dengan memperhatikan baku mutu limbah yang
berlaku.
Rencana pengembangan sistem pengelolaan air limbah di Kota Solok, meliputi :
a. Sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site system) dilakukan pada kawasan
perumahan kepadatan tinggi di Kelurahan Koto Panjang; kawasan perdagangan dan
jasa di Kelurahan PPA, dan kawasan industri di Kelurahan Simpang Rumbio dan
Kelurahan Tanah Garam;
b. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terletak di Kelurahan Kampung Jawa
c. sistem pengelolaan air limbah setempat (on-site system) dilakukan secara individual
melalui pengolahan dan pembuangan air limbah setempat pada kawasan-kawasan
yang belum memiliki sistem terpusat; dan
d. lokasi instalasi pengolahan air limbah harus memperhatikan aspek teknis,
lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona
penyangga, berlokasi di Kelurahan Kampung Jawa.
Fasilitas penyedotan dan pengangkutan lumpur tinja berupa truk tinja yang diolah di
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di Kampung Jawa
bersebelahan dengan TPA eksisting.
Sistem Persampahan
Sistem persampahan di Kota Solok bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Sistem persampahan yang dikembangkan di Kota Solok, meliputi :
a. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem lahan urug saniter (Sanitary Landfill)
berlokasi di Kelurahan Kampung Jawa dengan luas lahan lebih kurang 8,50 Ha;

BAB III | 20
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

b. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berlokasi pada kawasan di luar pusat
kota;
c. Kontainer berlokasi pada kawasan pusat pelayanan kota dan sub pusat pelayanan
kota; dan
d. Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) dengan konsep 3R (reduce, reuse,
dan recycle) berlokasi pada koridor jalan-jalan utama yang padat kawasan
terbangun.
Hasil proyeksi dengan menggunakan Standar Pelayanan Minimal (Kepmenkimpraswil
No. 534/2001), maka jumlah timbulan sampah di Kota Solok pada akhir tahun
perencanaan (2031) adalah sebesar 184,93 m3/hari. Secara lebih jelas mengenai Prediksi
timbulan sampah pada akhir tahun perencanaan (tahun 2031) dapat dilihat pada Tabel
berikut ini :

Tabel 3.3
Prediksi Timbulan Sampah dan Kebutuhan Prasarana Persampahan
di Kota Solok Sampai Tahun 2031

Kebutuhan Sarana Persampahan


Proy.Penduduk Rata-rata Timbulan Transfer Depo
No Tahun Tong Gerobak TPS /Kontainer Truk (per
(jiwa) Sampah (2lt/jw/hr) (per 20.000
(40 lt/hr) (1/1.000lt) (1/10.000lt) 12.000lt)
jw)
1 2012 61,953 123,906 1,239 50 5 4 1
2 2013 63,273 126,546 1,898 76 8 6 2
3 2014 64,621 129,241 2,585 103 10 9 3
4 2015 65,997 131,994 2,640 106 11 9 3
5 2016 67,403 134,806 2,696 108 11 9 3
6 2021 74,893 149,786 2,996 120 12 10 3
7 2026 83,217 166,434 3,329 133 13 11 3
8 2031 92,465 184,930 3,699 148 15 12 4
Sumber : Hasil Analisis Tim, Tahun 2011

Rencana sistem persampahan di Kota Solok mengacu pada ketentuan-ketentuan


sebagai berikut :

1) Rencana pengembangan jumlah dan kepadatan penduduk


2) Rencana Struktur Tata Ruang dan Jaringan Jalan
3) Potensi dan masalah pengembangan persampahan
4) Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah

Rencana pengembangan sistem persampahan di Kota Solok meliputi:

BAB III | 21
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

1. Penyusunan rencana induk persampahan untuk meningkatkan kualitas dan


kuantitas sarana dan prasarana persampahan;

2. peningkatan pelayanan prasarana persampahan di area Non Komersial pada tahun


2031 meliputi :

a. sebesar 50% sampah dari jumlah timbulan sampah akan diangkut langsung ke
TPA; dan

b. sebesar 50% sampah dari jumlah timbulan sampah dikelola melalui metode 3R.

3. peningkatan sistem penanganan sampah berupa pengolahan sampah, daur ulang,


penggunaan kembali (reuse) dan pemanfaatan lainnya; dan

4. pembentukan badan atau lembaga yang mengelola persampahan pada area


komersial berupa kawasan perdagangan dan jasa, perkantoran serta kawasan
strategis.

Sistem Drainase
Sistem jaringan drainase ditetapkan dalam rangka mengurangi banjir dan genangan air
untuk kawasan permukiman, industri, perdagangan, perkantoran, persawahan dan
jalan, yang terdiri dari jaringan drainase primer, jaringan drainase sekunder, dan jaringan
drainase tersier. Pengembangan sistem jaringan drainase diatur lebih detail dan teknis
dalam rencana induk sistem jaringan drainase.
Sistem pembuangan air hujan (drainase) di Kota Solok pada dasarnya menggunakan
sungai sebagai saluran alamiah. Dalam perencanaan dan pengelolaan saluran
pembuangan air hujan, wilayah Kota Solok dibagi atas 4 sistem drainase atau sesuai
dengan jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) eksisting. Pola penyaluran air hujan
dilakukan dengan pola acak (random), dengan memanfaatkan saluran-saluran alamiah
terdekat sebagai badan penerima. Sistem pengaliran menggunakan sistem gravitasi
(tanpa pemompaan), sehingga zona pengalirannya terbagi-bagi sesuai dengan kondisi
topografi wilayah. Rencana arahan pengembangan saluran pembuangan air hujan di
Kota Solok ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1) Sistem aliran limpasan merupakan sistem yang kontinyu dan mengikuti kontur
permukaan wilayah;
2) Kontruksi teknis saluran pembuangan dirancang berdasarkan besarnya limpasan
yang terkait dengan frekuensi dan intensitas rata-rata hujan tahunan.

BAB III | 22
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Pengembangan drainase diarahkan pada peningkatan dan perbaikan jaringan saluran


untuk setiap Daerah Perencanaan Drainase (DPD) dan normalisasi aliran sungai / saluran
makro untuk memperlancar aliran limpasan. Pembuatan saluran pembuangan baru
diarahkan pada lokasi yang rawan genangan air hujan. Pemeliharaan kebersihan saluran
diprioritaskan pada saluran pembuangan tertutup yang terdapat di bawah jalur pejalan
kaki di kawasan komersial. Adanya sampah pada saluran mengakibatkan terjadinya
genangan dan endapan lumpur pada saluran yang menghambat aliran. Dalam kondisi
ekstrim, aliran yang terhambat dapat meluap menggenangi kawasan sekitarnya,
sehingga mengganggu kebersihan, sanitasi dan estetika lingkungan. Khusus untuk
saluran tertutup, perlu diperhatikan kelengkapan kontruksi pendukungnya, seperti
street inlet dan manhole.
Secara umum Rencana pengembangan saluran pembuangan air hujan (drainase) di
Wilayah Kota Solok meliputi :
1) Rencana saluran Drainase Primer (Badan air penerima) berupa sungai Batang
Lembang, Batang Gawan dan Batang Bingung.
2) Rencana saluran Drainase Sekunder mengikuti kondisi alam (kontur eksisting) dan
sebagian mengikuti Pola Jaringan Jalan Arteri dan Kolektor.
3) Rencana saluran Drainase tersier yang berlokasi pada seluruh jaringan jalan yang
akan ditetapkan secara lebih detail dalam rencana induk sistem drainase.
Sesuai dengan rencana, potensi dan masalah eksisting drainase di Kota Solok, maka
dalam jangka pendek perlu dilakukan tindaklanjut sebagai berikut :
 Penyusunan rencana induk sistem drainase Kota Solok;
 Peningkatan atau perbaikan saluran drainase Pada Jalan Arteri dan Kolektor
menjadi saluran permanen;
 Peningkatan berupa perbaikan dan pembangunan saluran drainase baru pada Jalan
lokal menjadi saluran permanen;
 Pembangunan saluran drainase pada kawasan perumahan yang berlokasi di pusat
kota.
Jalur Evakuasi Bencana
Dalam rangka mengurangi korban jiwa dan dampak kerusakan dari gejala alam
diperlukan sebuah kajian mitigasi bencana yang diwujudkan ke dalam pemetaan rawan
bencana, rencana jalur penyelamatan/evakuasi (escape road), dan rencana lokasi
penyelamatan darurat (shelter). Dengan demikian diharapkan dampak dari bencana
tersebut paling tidak dapat diminimalisir sedini mungkin.

BAB III | 23
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Jalur evakuasi bencana bertujuan untuk menyediakan ruang yang dapat dipergunakan
sebagai tempat keselamatan dan ruang untuk berlindung jika terjadi bencana.
Terkait dengan penentuan jalur evakuasi bencana, maka terdapat beberapa kriteria
dasar yang diperlukan dalam penentuan jalur evakuasi bencana di Kota Solok, yaitu :
1) Jalur evakuasi bencana adalah jalur penyelamatan menuju ke tempat lebih aman.
2) Jalur evakuasi merupakan jalur-jalur dirancang untuk memudahkan penduduk
menuju lokasi-lokasi yang telah ditetapkan sebagai lokasi ruang evakuasi bencana.
3) Jalur evakuasi ini adalah terdiri dari jalan-jalan formal dengan rumija yang besar
untuk mengantisipasi terjadinya pergerakan penduduk dalam jumlah yang besar.
4) Lebar jalur evakuasi harus cukup baik, mudah dilewati dan lebar, yaitu lebarnya
dapat dilewati oleh 2 (dua) kendaraan atau lebih.
5) Jalur evakuasi harus menjauh dari sumber bencana dan dampak lanjutan dari
bencana.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jalur evakuasi bencana di Kota Solok meliputi
rencana jalur penyelamatan atau evakuasi (escape road) dan rencana lokasi
penyelamatan darurat (shelter) baik dalam skala kota, kawasan, maupun lingkungan.
Rencana jalur evakuasi bencana di Kota Solok, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Jalur evakuasi bencana gempa bumi diutamakan menggunakan jaringan jalan arteri
dan kolektor di Kota Solok yang meliputi :
a. ruas Jalan Imam Bonjol;
b. ruas Jalan KH. Dewantoro;
c. ruas Jalan A. Yani;
d. ruas Jalan Diponegoro;
e. ruas Jalan Lubuk Sikarah;
f. ruas Jalan Proklamasi;
g. ruas Jalan M. Hatta;
h. ruas Jalan Ahmad Dahlan; dan
i. ruas Jalan Nasir ST Pamuncak.
2) Jalur evakuasi bencana banjir diutamakan menggunakan ruas jalan Masjid Agung
Aro dan jalan Bypass KTK.
3) Jalur evakuasi bencana longsor menggunakan jalur jalan Lingkar Utara dan jalan
Tanah Garam-Payo.

BAB III | 24
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

3.1.3.3 Rencana Pola Ruang Wilayah


Kawasan lindung di Kota Solok adalah sebagai berikut:
1) Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 304/Menhut-II/2011 mengenai
status dan fungsi hutan, maka luas hutan lindung yang ada di Kota Solok adalah
seluas + 343 Ha, kawasan hutan lindung ini tersebar di Kelurahan Tanah Garam
seluas + 188 Ha dan di Kelurahan Laing seluas + 155 Ha.

2) Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA)


Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Pelestarian Alam bertujuan untuk menjaga
kelestarian hutan, melindungi keanekaragaman hayati dan perlindungan
keseimbangan tata guna air yang diintegrasikan dengan kegiatan wisata
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 304/Menhut-II/2011 mengenai
status dan fungsi hutan, maka luas Kawasan Suaka Alam (KSA) di Kota Solok adalah
770 Ha. KSA ini berada di ujung bagian barat Kota Solok, yakni di Kelurahan Tanah
Garam.

3) Kawasan Perlindungan Setempat


Kawasan perlindungan setempat berfungsi untuk memelihara kelestarian kawasan
lindung itu sendiri, terdiri dari :
a. Kawasan Sempadan Sungai
Garis sempadan sungai adalah garis batas luar pengamanan sungai. Kawasan
sempadan adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai buatan,
yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
sungai.
Penetapan garis sempadan sungai dimaksudkan sebagai upaya agar kegiatan
perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian atas sumber daya
yang ada pada sungai termasuk danau dan awaduk dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuannya. Penetapan garis sempadan sungai bertujuan :

BAB III | 25
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

 Agar fungsi sungai termasuk danau dan waduk tidak terganggu oleh
aktifitas yang berkembang di sekitarnya;
 Agar kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber
daya yang ada di sungai dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus
menjada fungsi sungai;
 Agar daya rusak air terhadap sungai dan lingkungannya dapat dibatasi.
Mengacu kepada Peraturan Menteri PU Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis
Sempadan dan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan
Bekas Sungai, maka kriteria penetapan garis sempadan sungai di Kota Solok
terdiri dari :
 Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan;
 Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan.
Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan, ditetapkan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
didasarkan pada kriteria :
 Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, garis
sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari
tepi sungai pada waktu ditetapkan.
 Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan
20 (dua puluh) meter, garis sempadan ditetaplan sekurang-kurangnya 15
(lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
 Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh)
meter, garis sempadan sungai sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) meter
dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Adapun total rencana luas kawasan sempadan sungai di Kota Solok adalah
seluas ± 11,44 ha, yang berlokasi pada sungai-sungai sebagai berikut :
 Sungai Batang Lembang;
 Sungai Batang Bingung; dan
 Sungai Batang Gawan;
b. Kawasan Sempadan Mata Air yang berfungsi untuk menjaga kualitas dan
kuantitas mata air dengan luas + 4 ha yang berlokasi pada 2 (dua) tempat, yaitu :
 Sempadan Mata air Kawasan Pulau Belibis di Kelurahan Kampung Jawa; dan
 Sempadan Mata air Telago Biruhun di Kelurahan Simpang Rumbio.

BAB III | 26
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

c. Kawasan Sempadan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah 50 meter (kiri
dan kanan) dari tengah jaringan SUTT. Kawasan sempadan SUTT terdapat di
Kelurahan Kampung Jawa, VI Suku, dan Tanah Garam dengan total luas lahan
± 48,80 Ha.
d. Kawasan Sempadan Rel Kereta Api adalah 11 (sebelas) meter dari tengah rel
kereta api (Ketentuan UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian). Kawasan ini
membentang dari arah utara menuju ke pusat Kota Solok selanjutnya ke arah
timur menuju ke Sawahlunto, melalui Kelurahan Tanah Garam, VI Suku,
Kampung Jawa, Nan Balimo, Tanjung paku, Pasar Pandan Air Mati dengan total
luas lahan ± 13,15 Ha.
4) Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana berfungsi untuk meminimalisasi dampak bencana alam
sekaligus berfungsi sebagai ruang terbuka hijau. Kawasan bencana alam di Kota
Solok adalah kawasan rawan longsor dan kawasan dan rawan gempa bumi yang
umumnya berlokasi pada daerah dengan kemiringan lahan > 40% dengan total luas
± 106,46 Ha. Lokasi kawasan ini berlokasi tersebar di Kelurahan Tanah Garam dan
Laing. Umumnya, lokasi tersebut merupakan kawasan hutan lindung dan kawasan
yang memang diperuntukan sebagai kawasan konservasi. Kawasan rawan bencana
alam dengan kerentanan sangat tinggi di Kota Solok berlokasi di Kelurahan Sinapa
Piliang, IX Korong dan Kampung Jawa
5) Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang,
proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas kota,
yang terdiri dari 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan, maka kawasan
yang dapat dimasukkan/terkategorikan sebagai kawasan RTH Publik di Kota Solok
adalah : Kawasan Sempadan Sungai, Kawasan Sempadan Mata Air, Kawasan
Sempadan Jaringan Listrik Tegangan Tinggi (SUTT), Kawasan Sempadan Rel Kereta
Api, Taman, jalur hijau jalan, kuburan, lapangan olahraga non perkerasan dan Hutan
Kota (kawasan rawan longsor dan konservasi). Mengacu kepada ketentuan

BAB III | 27
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

tersebut, maka total luas kawasan RTH di Kota Solok adalah + 1.457,62 Ha (25,29%).
Untuk RTH privat diperkirakan mencapai + 580,99 Ha atau 10,08% dari total luas
kota. Lebih jelasnya mengenai rencana pengembangan RTH Publik di Kota Solok
dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4
Rencana Pengembangan Kawasan Ruang Terbuka Hijau (Publik)
di Kota Solok Tahun 2031

RTH Rencana
No Fungsi Ruang
Kec. Lubuk Sikarah Kec. Tanjung Harapan Kota (Ha) Luas (%)
I RTH PUBLIK
1 Taman Kota 81.19 36.47 117.66 2.04
2 Hutan Kota 169.42 144.32 313.74 5.44
3 Pemakaman Umum - 1.12 1.12 0.02
4 Sempadan Jalan 16.63 14.36 30.99 0.54
5 Sempadan SUTT 36.44 9.75 46.19 0.80
6 Sempadan Sungai 8.76 2.40 11.16 0.19
7 Sempadan Kereta Api 5.60 7.05 12.65 0.22
8 Sempadan Hutan Lindung (Buffer Zone) 65.47 55.61 121.08 2.10
9 KSA/KPA 772.12 - 772.12 13.40
TOTAL RTH 1155.62 271.08 1426.70
LUAS WILAYAH (HA) 3500.00 2264.00 5764.00 24.75
% RTH 33.02 11.97 24.75
II RTH PRIVA T
1 Pariwisata - 25.74 25.74 0.45
2 Perumahan Kepadatan Rendah 120.57 129.35 249.92 4.34
3 Perumahan Kepadatan Sedang 48.30 61.20 109.50 1.90
4 Perumahan Kepadatan Tinggi 66.16 61.72 127.88 2.22
5 Perdagangan Jasa 17.76 8.75 26.51 0.46
6 Kawasan Perkantoran 0.63 1.75 2.38 0.04
7 Industri 0.27 0.53 0.80 0.01
8 TPA - 6.29 6.29 0.11
9 IPLT - 0.04 0.04 0.00
10 Pendidikan 0.90 2.65 3.55 0.06
11 Kesehatan 0.31 1.50 1.81 0.03
12 Militer 0.17 - 0.17 0.00
13 Sarana Olahraga 8.99 15.30 24.29 0.42
14 Peribadatan 0.15 0.07 0.22 0.00
15 Terminal 0.46 0.15 0.61 0.01
16 Stasiun KA - 0.90 0.90 0.02
TOTAL RTH 264.67 315.93 580.60
LUAS WILAYAH (HA) 3500.00 2264.00 5764.00 10.07
% RTH 7.56 13.95 10.07
III TOTAL RTH (%) RENCA NA (2031) 34.82

Sumber : Hasil Analisis dan Perhitungan, RTRW

Pola ruang kawasan budidaya adalah sebagai berikut:

1. Kawasan Peruntukan Perumahan; berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian


yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang berlokasi tersebar pada setiap
Kelurahan dengan arahan kepadatan sesuai dengan arahan kepadatan penduduk,
yaitu sebagai berikut :
a. Perumahan kepadatan tinggi pada kawasan sekitar pusat kota (Pusat Pelayanan
Kota), yang sebagian besar berlokasi di Kelurahan Koto Panjang, Pasar Pandan
Air Mati ,Tanjung Paku, Nan Balimo dan Kampung Jawa dengan luas + 352,02 Ha.
b. Perumahan kepadatan sedang pada kawasan yang berdekatan dengan pusat
pelayanan kota yang berlokasi di Kelurahan Kampung Jawa, Nan Balimo dan
Simpang Rumbio dengan luas + 97,99 Ha.

BAB III | 28
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

c. Perumahan kepadatan rendah berlokasi pada kawasan yang tidak termasuk


kawasan sekitar pusat pelayanan kota, yaitu dikembangkan ke arah utara, Barat,
dan selatan Kota Solok. Perumahan kepadatan rendah ini mencapai luas yang
dominan, yaitu 1.320,06 Ha.

2. Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa; berfungsi untuk menyediakan ruang


bagi pengembangan sektor ekonomi melalui lapangan usaha perdagangan, pasar
tradisonal, pusat perbelanjaan dan toko modern serta sektor jasa dengan lahan
seluas ± 265,74 Ha berlokasi pada kawasan sebagai berikut :
a. Kawasan Pusat Pelayanan kota
b. Kawasan Sub Pusat Simpang Rumbio
c. Kawasan Sub Pusat Tanah Garam
d. Kawasan Sub Pusat Laing
e. Seluruh kawasan koridor Jalan kolektor yaitu Jl. Nasir Sutan Pamuncak yang
melewati Terminal Bareh Solok;
f. Kawasan Koridor Jl. Soekarno – Jl. M Hatta (Jalan Arteri Primer).

3. Kawasan Peruntukan Perkantoran; berfungsi untuk menyediakan ruang bagi


kegiatan perkantoran pemerintah dan perkantoran swasta dengan luas lahan ±
23,53 Ha, yang berlokasi di Kelurahan Laiang, Kampung Jawa, Nan Balimo, Pasar
Pandan Air Mati, Aro IV Korong, Simpang Rumbio, dan Kampai Tabu Kerambia.

4. Kawasan Peruntukkan Industri; berfungsi untuk menyediakan ruang bagi kegiatan


industri meliputi lahan seluas 7,89 Ha, terdiri dari :
a. Kawasan peruntukan Industri Kecil dan Mikro berupa industri rumah tangga
berlokasi tersebar pada setiap Kelurahan.
b. Kawasan peruntukan Industri Menengah berupa industri pengolahan hasil
pertanian dan alat-alat pertanian diarahkan pengembangannya di Kawasan
Simpang Rumbio dan Tanah Garam.

5. Kawasan Peruntukan Pariwisata; berfungsi untuk menyelenggarakan jasa


pariwisata atau mengusahakan objek dan pariwisata, usaha sarana pariwisata dan
usaha lain yang terkait dengan sektor pariwisata. Kawasan peruntukan pariwisata
di Kota Solok terbagi atas 2 jenis obyek wisata berupa jenis obyek wisata alam serta
jenis obyek wisata sejarah dan budaya, dengan arahan pengembangan sebagai
berikut:

BAB III | 29
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

a. Kawasan pariwisata alam, berupa Wisata Alam Air Terjun Sarasa Batimpo Indah
berlokasi di Kelurahan Laing, Taman Rekreasi Pulau Belibis berlokasi di
Kelurahan Kampung Jawa, Panorama Puncak Payo berlokasi di Kelurahan Tanah
Garam;
b. Kawasan pariwisata budaya, yaitu Makam Syeh Sialahan (Kelurahan KTK), Surau
Latiah (Kelurahan KTK), Lesung Batu Inyiak Gulambai ( Kelurahan Aro IV
Korong), Lesung Batu Baiduang (Kelurahan KTK), Batu Laweh Tempat Sujud
Syeh Maulana (Kelurahan Tanjung Paku), Gedung SMPN 1 / Bekas HIS (Kelurahan
Kampung Jawa), Rumah Gadang Gajah Maaram (Kelurahan KTK), Arena Pacuan
Kuda Ampang Kualo (Kelurahan Kampung Jawa), Medan Nan Bapaneh
(Kelurahan IX Korong), serta Stasiun KA (Kelurahan Kampung Jawa).

6. Kawasan Peruntukan Pertanian; berfungsi untuk menjaga keberlangsungan


ketersediaan pangan dan lahan pertanian di Kota Solok, meliputi ;

a. kawasan budidaya tanaman pangan pertanian berupa sawah (seluas 490,06


ha); yang lokasinya tersebar di Kelurahan VI Suku, Tanjung Paku, Sinapa Piliang,
IX Korong, Kampai Tabu Kerambil, Aro IV Korong, dan Tanah Garam

b. kawasan budidaya hortikultura (seluas 1.171,64 ha), yang lokasinya tersebar


Kelurahan Tanah Garam, Laiang, Tanjung Paku, Nan Balimo, Kampung Jawa,
VI Suku

c. kawasan budidaya peternakan (seluas 10,07 ha), yang lokasinya berada di


Kelurahan Tanah Garam dan Kelurahan Kampung Jawa.

7. Kawasan peruntukan lainnya; berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat


pada kawasan-kawasan yang tidak termasuk dalam kawasan perumahan, kawasan
perdagangan dan jasa, kawasan Perkantoran, kawasan industri dan kawasan
pariwisata, yang terdiri dari :
a. Kawasan TPA sampah dan IPLT dengan luas masing-masing + 8,40 Ha dan
0,36 Ha, berlokasi di Kelurahan Kampung Jawa
b. Kawasan Pendidikan berlokasi tersebar pada setiap kelurahan dengan luas lahan
± 35,43 Ha;
c. Kawasan Peribadatan berlokasi tersebar pada setiap Kelurahan dengan luas
lahan ± 2,13 Ha;

BAB III | 30
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

d. Kawasan Kesehatan berlokasi di kawasan pusat kota dengan luas lahan +


3,56 Ha;
e. Kawasan Prasara Olahraga utama di Kawasan Laiang dan didukung oleh
kawasan lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Kota Solok;
f. Kawasan Stasiun berlokasi di Kampung Jawa, dengan luas lahan ± 0,53 Ha;
g. Kawasan Terminal dengan luas lahan ± 3,36 Ha berlokasi di Simpang Rumbio,
kawasan pusat kota dan kawasan Laing;
h. Kawasan Militer/Hankam berlokasi pada kawasan pusat kota dengan luas lahan
± 1,08 Ha;
i. Kawasan TPU berlokasi di Kampung Jawa dengan luas lahan ± 1,12 Ha;

Tabel 3.5
Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Solok Tahun 2031
No. Peruntukan Ruang Luas Ha %

A Kawasan Lindung 1.799,82 31,23


1 Hutan Lindung 343,95 5,97
2 Buffer Zone Hutan Lindung** 121,08 2,10
3 Buffer Zone TPA 6,29 0,11
4 KSA/KPA** 772,12 13,40
5 Sempadan KA** 12,65 0,22
6 Sempadan Sungai** 11,16 0,19
7 Sempadan SUTT** 46,19 0,80
8 Sempadan Jalan (Jalur Hijau) 30,99 0,54
9 Sungai 23,87 0,41
10 Ruang Terbuka Hijau* 432,52 7,48

B Kawasan Budidaya 3.964,18 68,77


1 Perumahan Kepadatan Rendah 1.320,06 22,88
2 Perumahan Kepadatan Sedang 97,99 1,70
3 Perumahan Kepadatan Tinggi 352,02 6,09
4 Perdagangan dan Jasa 265,07 4,59
5 Perkantoran 23,53 0,41
B Kawasan Budidaya 3.964,18 68,77
6 Pariwisata 25,74 0,45
7 Industri 7,89 0,14
8 Pertanian Lahan Kering 1.171,64 20,32
9 Sawah 490,06 8,47
10 Peternakan 10,07 0,17
11 Peruntukan Lainnya :
a. TPA 8,40 0,15
b. IPLT 0,36 0,01
c. Pendidikan 35,43 0,61
d. Kesehatan 3,56 0,06
e. Militer /Hankam 1,08 0,02
f. Sarana Olahraga 53,38 0,93
g. Peribadatan 2,13 0,04
h. Tempat Pemakaman Umum 1,12 0,02
i. Badan Jalan 90,89 1,58

BAB III | 31
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

No. Peruntukan Ruang Luas Ha %

j. Terminal 3,36 0,06


k. Stasiun KA 0,53 0,01

Kota Solok 3.764,00 100,00


Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2011
Keterangan :
- * RTH di atas adalah RTH murni yang terdapat di Kota Solok meliputi Hutan Kota 313,74 ha (5,44%), taman 117,66 ha
(2,04%), dan pemakaman 1,12 ha (0,02%);
** Namun untuk memenuhi capaian minimum 20% RTH publik, maka kawasan yang terkategorikan sebagai RTH berdasarkan
permen pu 05/2008, yang dapat dimasukkan sebagai RTH publik, terdiri dari KSA /KPA 772,12 ha (13,40%), Buffer Hutan
Lindung 121,08 ha (2,10%), Sempadan KA 12,65 ha (0,22%), Sempadan Sungai 11,16 ha (0,19%), Sempadan SUTT 46,19 ha
(0,80%).

Ruang Terbuka Non Hijau adalah berupa :

Ruang Terbuka Non Hijau adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak
termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa
badan air. Rencana pengembangan ruang terbuka non hijau di Kota Solok adalah
sebagai berikut:

a. Rencana penyediaan ruang terbuka non hijau berupa perkerasan yang


berbentuk koridor sebagai ruang pejalan kaki akan dikembangkan di sepanjang
jalur jalan arteri dan jalan kolektor serta pada kawasan-kawasan yang
diidentifikasi akan menimbulkan bangkitan pergerakan pejalan kaki;
b. Rencana penyediaan ruang terbuka non hijau sebagai ruang terbuka publik
berbentuk plaza akan dikembangkan di Kawasan Pusat Kota dan beberapa
kawasan yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan perdagangan dan
jasa;
c. Rencana penyediaan ruang terbuka non hijau sebagai lapangan olahraga yang
diperkeras berlokasi sesuai dengan kondisi yang sudah ada saat ini dan juga
dikembangkan pada setiap pusat lingkungan.
d. Rencana penyediaan ruang terbuka non hijau sebagai sarana parkir yang
diperkeras berlokasi pada setiap bangunan non rumah tinggal sesuai dengan
ketentuan standar parkir yang akan diatur lebih lanjut dengan Paraturan
Walikota.
e. Rencana penyediaan ruang terbuka non hijau sebagai ruang terbuka biru
berlokasi pada kawasan perikanan.

BAB III | 32
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

9. Kawasan Peruntukan Ruang bagi Kegiatan Sektor Informal

Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal di Kota Solok


diintegrasikan dengan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa.

Rencana pengembangan ruang bagi kegiatan sektor informal di Kota Solok adalah
sebagai berikut :

a. pengaturan waktu operasional pedagang kaki lima dengan model pembagian


waktu (time sharing) dapat dilakukan pada tempat-tempat tertentu dengan
komoditas yang memiliki ciri tertentu sehingga dapat membentuk image ruang
melalui pengembangan kegiatan yang spesifik. Pada ruang yang sama dapat
dikembangkan 2 fungsi yang berbeda dengan pengaturan waktu yang berbeda
(multi layer space);

b. penertiban pedagang kaki lima yang menguasai ruang-ruang publik sehingga


menyebabkan berkurangnya fungsi ruang tersebut atau mengganggu
kelancaran lalu-lintas; dan

c. pengembangan kawasan perdagangan dan jasa yang akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Walikota pada rencana yang lebih rinci.

10. Ruang Evakuasi Bencana

Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruang-ruang lainnya
yang dapat berubah fungsi menjadi melting point ketika bencana terjadi. Potensi
bencana di Kota Solok adalah berupa gempa bumi, banjir dan longsor serta
kebakaran (kawasan pusat kota). Sehingga diperlukan adanya ruang-ruang yang
dapat difungsikan sebagai ruang evakuasi bencana bagi penduduk Kota Solok.
Adapun beberapa kriteria yang dapat dipergunakan dalam penentuan ruang
evakuasi bencana tersebut adalah sebagai berikut :

a. Ruangan-ruangan yang bersifat publik seperti lapangan-lapangan terbuka,


kawasan parkir, tegalan ataupun area pertanian kering
b. Terletak tidak lebih dari 1 km dari konsentrasi penduduk yang harus
diselamatkan
c. Tidak terletak pada daerah permukiman padat ataupun kawasan terbangun
yang padat

BAB III | 33
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

d. Terletak pada jaringan jalan yang aksesibel/mudah dicapai dari semua arah
dengan berlari/berjalan kaki
e. Tidak terletak pada daerah yang termasuk zona kerentanan gempa tinggi dan
longsor
f. Diperkirakan setiap orang akan membutuhkan ruang minimum 2 m², sehingga
daya tampung ruang penyelamatan dapat dihitung.
g. Lokasi untuk evakuasi bencana dapat dikembangkan sebagai multi layer space,
dimana pada waktu terjadi bencana alam dapat berfungsi sebagai ruang
evakuasi dan pada waktu tidak terjadi bencana berfungsi sebagai ruang terbuka
publik (baik berupa ruang terbuka hijau maupun ruang terbuka non hijau).

Berdasarkan hal tesebut, maka rencana lokasi ruang evakuasi bencana di Kota
Solok adalah sebagai berikut :

a. Taman Lapangan Merdeka


b. Taman Pramuka
c. Lapangan Olahraga yang berlokasi pada kawasan pendidikan
d. Lapangan parkir terminal Bareh Solok
e. Lapangan parkir terminal Pusat Kota
f. Lapangan parkir yang berlokasi pada kawasan perkantoran
g. Seluruh Ruang Terbuka Hijau Publik yang berlokasi diluar zona kerentanan
gempa tinggi (zona 1) – sangat tinggi (zona 1A)

BAB III | 34
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Peta Rencana Evakuasi Bencana Kota Solok


Gambar

BAB III | 35
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

11. Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan; berfungsi untuk mendukung


upaya pertahanan dan keamanan negara dan turut serta untuk memelihara dan
menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan Negara.

Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan di Kota Solok meliputi Kecamatan


Tanjung Harapan dan Kecamatan Lubuk Sikarah dengan luas lebih kurang 1,09 Ha.

3.1.3.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis.

Kawasan strategis kota berfungsi :

1) Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan


keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam
mendukung penataan ruang wilayah kota
2) Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota yang dinilai mempunyai
pengaruh sangat penting terhadap wilayah kota bersangkutan
3) Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi di dalam
rencana struktur dan rencana pola ruang
4) Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kota
5) Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kota.

Rencana kawasan strategis di Kota Solok terdiri dari :

 Kawasan Strategis dari sudut kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan ekonomi;
 kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup.

Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi merupakan
kawasan yang memiliki nilai strategis kota dengan kepentingan pertumbuhan ekonomi
kota dan merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki potensi
ekonomi cepat tumbuh, sektor unggulan, dukungan jaringan prasarana dan fasilitas
penunjang kegiatan ekonomi.

Rencana Kawasan strategis di Kota Solok dari sudut kepentingan ekonomi meliputi:

1) Kawasan Pasar Kota Solok, berlokasi di Kelurahan Pasar Pandan Air Mati,
Kelurahan Koto Panjang, dan Kelurahan Kampung Jawa dengan pertimbangan:

BAB III | 36
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

a. Potensi ekonomi cepat tumbuh


b. Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi sangat
memadai
2) Kawasan Wisata Pulau Belibis, berlokasi di Kelurahan Kampung Jawa dengan
pertimbangan :
a. Potensi ekonomi cepat tumbuh
b. Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
c. Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang yang memadai
3) Kawasan Terminal Bareh Solok, berlokasi di Kelurahan Simpang Rumbio dengan
pertimbangan :
d. Potensi ekonomi cepat tumbuh
e. Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
f. Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang yang memadai
4) Kawasan Agribisnis, yang berlokasi di Kelurahan Tanah Garam, dengan
pertimbangan :
a. Potensi ekonomi cepat tumbuh
b. Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
c. Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang yang memada
Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis kota dengan sudut
kepentingan lingkungan hidup.

Rencana kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup di Kota Solok adalah kawasan Suaka Alam (KSA)/Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
dengan kawasan penyangganya yang berlokasi di Kelurahan Tanah Garam, dengan
pertimbangan sebagai berikut :

a. Tempat perlindungan keanekaragaman hayati


b. Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap
tahun berpeluang menimbulkan kerugian
c. Kawasan rawan bencana alam

BAB III | 37
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Peta Rencana Kawasan Strategis Kota Solok


Gambar

BAB III | 38
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

3.1.4 ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


(RPJMD) KOTA SOLOK TAHUN 2016-2021.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Solok


ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Solok Tahun 2016-2021. RPJMD
ini antara lain memuat visi, misi, tujuan sasaran, program, serta arah kebijakan
pembangunan.

A. Visi Pembangunan Tahun 2016-2021


Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004, visi dan misi
pembangunan jangka menengah daerah adalah visi dan misi kepala daerah yang terpilih
dalam Pemilhan Kepala Daerah (Pilkada). Visi dan misi kepala daerah ini selanjutnya
dijadikan dasar utama untuk penyusunan strategi dan kebijakan umum pembangunan
daerah dalam RPJMD ini. Alasannya karena visi dan misi sudah disetujui oleh mayoritas
masyarakat Kota Solok yang dibuktikan oleh hasil pemungutan suara dalam Pilkada
tahun 2015 yang lalu. Hal ini dilakukan sesuai dengan prinsip pembangunan dalam era
demokratisasi dan otonomi yaitu seluruh kebijakan pembangunan daerah harus sesuai
dengan keinginan dan aspirasi masyarakat daerah bersangkutan secara keseluruhan.

Sedangkan visi pembangunan jangka menengah daerah pada dasarnya adalah kondisi
masyarakat yang diharapkan dapat diwujudkan melalui kegiatan pembangunan dalam
periode 5 tahun mendatang. Visi tersebut harus ditetapkan secara realistis dengan
memperhatikan kondisi masyarakat dewasa ini serta kemampuan daerah untuk
mewujudkan visi tersebut dimasa mendatang. Karena itu, visi haruslah bersifat kongkrit,
realistis dan tidak muluk-muluk sesuai dengan kondisi dan kemampuan warga kota dan
pemerintah daerah setempat.

Visi Walikota dan Wakil Walikota Solok terpilih dalam pemilihan kepala daerah
(PILKADA) yang dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2015 yang lalu adalah sebagai
berikut:

BAB III | 39
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT KOTA SOLOK YANG BERIMAN, BERTAQWA DAN


SEJAHTERA MENUJU KOTA PERDAGANGAN, JASA SERTA PENDIDIKAN YANG MAJU
DAN MODERN”

Dari visi tersebut terlihat bahwa terdapat 4 ciri pokok yang masa depan kondisi
masyarakat kota Solok yang diharapkan dapat diwujudkan dalam periode 5 tahun
mendatang. yaitu:

1. Masyarakat yang beriman dan bertaqwa adalah masyarakat yang berlandaskan


pada tuntunan agama Islam. Ini berarti bahwa warga kota yang diharapkan adalah
yang taat menjalankan syariat Islam dalam seluruh segi kehidupan masyarakat. Tata
kehidupan masyarakat yang demikian ditandai oleh moral dan akhlak yang baik
berdasarkan ketentuan agama, peduli sosial dan hidup rukun dengan seluruh
warga masyarakat termasuk yang beragama non Islam. Dengan kata lain warga
kota yang diharapkan dimasa mendatang adalah masyarakat selalu menjaga
keseimbangan antara hubungan dengan Tuhan dan dengan masyarakat secara
keseluruhan;

2. kehidupan, yaitu berpenghasilan cukup, berbadan sehat dan terdidik. Pada


masyarakat yang berpenghasilan Masyarakat yang sejahtera adalah warga kota
yang memenuhi paling kurang tiga unsur penting dalam cukup akan ditandai oleh
terus berkurangnya jumlah penduduk miskin dalam masyarakat. Berbadan sehat
ditandai oleh derajat kesehatan masyarakat yang semakin tinggi dan terus
menurunnya jumlah penderita sakit. Sedangkan masyarakat terdidik ditandai oleh
terlaksananya wajib belajar 12 tahun dan meningkatnya kualitas pendidikan
masyarakat secara menyeluruh;

3. Menuju kota perdagangan dan jasa berarti bahwa masa depan kegiatan ekonomi
kota yang diharapkan adalah menjadi kota yang didominasi oleh kegiatan
perdagangan dan jasa. Ini berarti bahwa orientasi kehidupan ekonomi kota adalah
pada kegiatan bisnis dan yang efisien dan mampu bersaing dalam era globalisasi
dan persaingan bebas dewasa ini;

4. Pendidikan yang maju dan modern berarti bahwa kharakteristik sumberdaya kota
yang diharapkan terwujud di Kota Solok ke depan adalah yang berpendidikan tinggi
sesuai dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Pendidikan yang

BAB III | 40
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

maju tersebut ditandai oleh terdistribusinya kegiatan pendidikan secara merata


keseluruh lapisan warga kota dengan kualitas yang cukup tinggi.

B. Misi
Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam mewujudkan visi yang telah dipaparkan di atas. Rumusan misi merupakan
penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus
dilakukan. Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran
serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh
untuk mencapai visi.

BAB III | 41
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Untuk mencapai visi tersebut, Walikota Solok menyusun misi sebagai berikut:

Tabel 3.6 Keterkaitan Visi dan Misi Daerah

Visi Misi
1. Mewujudkan Kehidupan masyarakat yang berlandaskan ABS-SBK “ Syara’
Mangato Adaik Mamakai”.
2. Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Pemerintahan Yang Baik dan Bersih
Terwujudnya
Serta Reformasi Birokrasi
Masyarakat Kota
3. Mewujudkan Pendidikan dan Kesehatan, pemberdayaan perempuan dan
Solok Yang Beriman,
perlindungan anak yang Berkualitas Untuk Menghasilkan Sumberdaya
Bertaqwa Dan
manusia dan generasi muda yang Beriman, sehat, cerdas, kreatif,
Sejahtera Menuju
tangguh dan Berdaya Saing
Kota
4. Menjadikan Kota Solok Sebagai Pusat Perdagangan Hasil-Hasil Pertanian,
Perdagangan,Jasa,
Perkebunan dan Ekonomi Kerakyatan yang Tangguh Berbasis Potensi
Serta Pendidikan
Unggulan Daerah Melalui Perdagangan, Pariwisata dan Jasa Lainnya Serta
Yang Maju dan
Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif
Modern
5. Menekan Angka Kemiskinan dan Mengurangi Permasalahan Sosial lainnya
6. Mewujudkan Pembangunan Prasarana dan Sarana yang Berwawasan
Lingkungan

C. Tujuan dan Sasaran


- Pada dasarnya tujuan mengandung makna sebagai penjabaran/implementasi dari
pernyataan misi. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis
daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Sedangkan sasaran megandung
makna sebagai penjabaran dari tujuan, merupakan hasil yang diharapkan dari suatu
tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Berikut ini adalah
penjabaran tujuan dan sasaran dari masing-masing misi.

BAB III | 42
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tabel 3.7
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Kota Solok

VISI

Terwujudnya Masyarakat Kota Solok Yang Beriman, Bertaqwa Dan Sejahtera Menuju Kota Perdagangan,
Jasa, Serta Pendidikan Yang Maju dan Modern

MISI TUJUAN SASARAN

Meningkatnya pemahaman dan pengamalan


Misi 1: ajaran agama dalam kehidupan masyarakat
Mewujudkan kehidupan
Mewujudkan Kehidupan
masyarakat yang harmonis, Meningkatnya peran pemangku adat dan
Bermasyarakat
agamais, beradat, dan penguatan lembaga adat,budaya serta
Berlandaskan ABS-SBK
“Syara’ Mangato Adaik berbudaya pemahaman penerapan nilai-nilai adat,
Mamakai” budaya dan seni dalam kehidupan
masyarakat

Meningkatnya fungsi kelembagaan, sistem


Misi 2:
dan tata kelola pemerintahan daerah yang
Mewujudkan Mewujudkan Reformasi baik
Penyelenggaraan Tata Birokrasi yang Partisipatif,
Meningkatnya Kualitas Pelayanan publik
Pemerintahan Yang Baik Professional dan Akuntabel
dan Bersih Serta Dalam Rangka Peningkatan
Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan
Reformasi Birokrasi Kualitas Pelayanan Publik
yang Bersih

Meningkatnya tingkat pendidikan


Misi 3: masyarakat dan pemerataan kualitas
pendidikan
Mewujudkan Pendidikan Meningkatnya kualitas moral, akhlak dan
dan Kesehatan, daya saing dalam menghadapi MEA
pemberdayaan
perempuan dan Meningkatnya kesetaraan gender,
perlindungan anak yang pemberdayaan perempuan dan perlindungan
Mewujudkan kualitas sumberdaya
Berkualitas Untuk anak
manusia yang beriman, sehat,
Menghasilkan
kreatif dan berdaya saing; Mewujudkan peningkatan derajat kesehatan
Sumberdaya manusia dan
generasi muda yang masyarakat
Beriman, sehat, cerdas, Meningkatnya partisipasi generasi muda
kreatif, tangguh dan dalam pembangunan
Berdaya Saing

Misi 4: Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan


daya saing daerah
Menjadikan Kota Solok Meningkatkan pembangunan

BAB III | 43
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

VISI

Terwujudnya Masyarakat Kota Solok Yang Beriman, Bertaqwa Dan Sejahtera Menuju Kota Perdagangan,
Jasa, Serta Pendidikan Yang Maju dan Modern

MISI TUJUAN SASARAN

Sebagai Pusat ekonomi yang berbasis Meningkatnya ketersediaan pangan


Perdagangan Hasil-Hasil sumberdaya lokal dan unggulan
Pertanian, Perkebunan daerah berbasis ekonomi Meningkatnya penyediaan lapangan kerja
dan Ekonomi Kerakyatan kerakyatan dan usaha
yang Tangguh Berbasis
Potensi Unggulan Daerah Meningkatnya penanaman modal
Melalui Perdagangan,
Meningkatnya daya saing pariwisata
Pariwisata dan Jasa
Lainnya Serta Meningkatnya kegiatan yang berkaitan
Menciptakan Iklim dengan agribisnis
Investasi yang Kondusif

Misi 5: Meningkatnya kesejahteraan Menurunnya angka kemiskinan


masyarakat miskin yang
Menekan Angka berkelanjutan
Kemiskinan dan
Mengurangi Meningkatnya akses dan hidup Penyandang
Permasalahan Sosial Berkurangnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS),
lainnya Masalah Kesejahteraan Sosial termasuk disabilitas, dan lanjut usia serta
(PMKS) dan Penyakit Masyarakat menurunnya Penyakit Masyarakat (pekat)
(PEKAT)
Meningkatnya Infrastruktur Jalan yang
Handal dan Berkualitas
Misi 6: Meningkatnya Kualitas Perumahan dan
Meningkatkan Pembangunan kawasan Permukiman (Air Minum, Air
Mewujudkan
Prasarana dan Sarana Kota Yang bersih, Sanitasi, dan Prasarana, Sarana dan
Pembangunan Prasarana
Tertata dengan baik dan utilitas Kawasan Permukiman
dan Sarana yang
Berwawasan Lingkungan Meningkatnya Penanganan Sungai dan
Berwawasan Lingkungan
Penanggulangan Banjir
Meningkatnya Pengendalian Pemanfaatan
Ruang
Selanjutnya Indikator dan target kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021 untuk
setiap misi dan sasaran yang ingin dicapai dapat dilihat pada Tabel 5.3.

BAB III | 44
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tabel 3.8
Target dan Indikator Kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021

Misi I : Mewujudkan Kehidupan Bermasyarakat Berlandaskan ABS-SBK “Syara’ Mangato Adaik Mamakai”

Kondisi Target Kinerja Sasaran


Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Awal SKPD
(2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Mewujudkan kehidupan Meningkatnya pemahaman Persentase pemahaman dan pengamalan % 60 62 65 68 71 73 75 SETDA


masyarakat yang harmonis, dan pengamalan ajaran ajaran agama dalam kehidupan
agamais, beradat, dan agama dalam kehidupan bermasyarakat
berbudaya. masyarakat Persentase kenaikan zakat yang dikelola % 30 31 33 35 37 38 39 SETDA
badan amil zakat

Jumlah penduduk yang mendaftar dan orang 145 120 118 127 140 124 98 SETDA
mendapatkan porsi keberangkatan haji

Jumlah penduduk yang hafizh Al-Qur’an orang 50 60 100 150 200 250 300 SETDA

Persentase rumah ibadah yang % 37 45 52 59 66 73 81 SETDA


melaksanakan shalat lima waktu
berjamaah
Meningkatnya peran Persentase lembaga adat dan pemangku % 80 85 90 95 100 100 100 DPORKP
pemangku adat dan adat yang melaksanakan fungsinya
penguatan lembaga
adat,budaya serta
pemahaman penerapan
nilai-nilai adat, budaya dan
seni dalam kehidupan
masyarakat

BAB III | 45
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tabel 5.4
Target dan Indikator Kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021

Misi II. Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Pemerintahan Yang Baik dan Bersih Serta Reformasi Birokrasi

Kondisi Target kinerja Sasaran


Indikator
Tujuan Sasaran Satuan Awal SKPD
Kinerja
(2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Mewujudkan Meningkatkan Hasil Evaluasi Nilai CC CC B BB BB A A SETDA


Reformasi fungsi LKj
Birokrasi yang kelembagaan,
Partisipatif, sistem dan tata
Professional dan kelola Hasil Evaluasi Nilai Tinggi Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Tinggi SETDA
Akuntabel Dalam pemerintahan LPPD Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Rangka daerah yang baik
Peningkatan
Kualitas
Meningkatkan Indeks Nilai - 75 75 75 80 80 80 SETDA
Pelayanan Publik
Kualitas Pelayanan Kepuasan
publik Masyarakat
Meningkatkan Tata Opini BPK Opini WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP DPPKA
Kelola
Pemerintahan yang
Bersih

BAB III | 46
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tujuan dari misi pertama ini adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat
yang harmonis, agamais, beradat, dan berbudaya. Hal ini dilatarbelakangi oleh posisi
Kota Solok yang terletak di persimpangan jalan utama beberapa daerah di dalam
Provinsi Sumatera Barat berpotensi untuk masuknya pengaruh-pengaruh dari luar
yang berdampak pada lunturnya nilai–nilai adat dan budaya local. Selain itu
berdasarkan perkembangan pembangunan Kota Solok beberapa tahun terakhir, ke
depan diperkirakan masyarakat Kota Solok berpotensi menjadi masyarakat yang
multikultur, karena kehidupan kota yang sangat terbuka terhadap kedatangan
berbagai kelompok masyarakat dari wilayah lain, baik dari dalam Provinsi Sumatera
Barat atau dari daerah lain di Indonesia akan turut mewarnai kehidupan sosial, adat
dan budaya. Dalam kondisi sosial yang beranekaragam tersebut, sikap toleran antar
masyarakat yang multikultur sangat diperlukan. Perbedaan latar belakang agama,
kebudayaan dan asal usul perlu disatukan dengan Mewujudkan kehidupan
masyarakat yang harmonis, agamais, beradat, dan berbudaya.

Untuk mewujudkan misi I ini maka sasaran yang perlu dicapai 5 tahun yang akan datang
adalah:

1. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan


masyarakat;

Untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam


kehidupan masyarakat dilakukan dengan strategi meningkatkan pemahaman,
penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai - nilai keagamaan dan
pelayanan kehidupan beragama yang ditandai dengan Jumlah Penduduk yang
mendaftar dan mendapatkan porsi keberangkatan ibadah haji, persentase
kenaikan zakat yang dikelola Badan Amil Zakat, Jumlah penduduk yang hafizh
Al-Quran, dan Persentase rumah ibadah yang melaksanakan shalat 5 (lima)
waktu berjamaah.

2. Meningkatnya peran pemangku adat dan penguatan lembaga adat,budaya


serta pemahaman penerapan nilai-nilai adat, budaya dan seni dalam kehidupan
masyarakat;

Untuk meningkatkan peran dan penguatan lembaga adat dan budaya serta
pemahaman dan penerapan nilai-nilai adat dan budaya dalam kehidupan
masyarakat diwujudkan dengan Mengembangkan pendidikan adat dan budaya

BAB III | 47
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

daerah dengan memperkuat peran pemangku adat, Melestarikan warisan adat


dan budaya, serta dengan Meningkatkan apresiasi terhadap keragaman seni dan
kreatifitas karya budaya hal ini dapat dilihat dari persentase lembaga adat yang
melaksanakan fungsinya.

BAB III | 48
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tabel 3.9
Target dan Indikator Kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021

Misi II. Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Pemerintahan Yang Baik dan Bersih Serta Reformasi Birokrasi

Kondisi Target kinerja Sasaran


Indikator
Tujuan Sasaran Satuan Awal SKPD
Kinerja
(2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Mewujudkan Meningkatkan Hasil Evaluasi Nilai CC CC B BB BB A A SETDA


Reformasi fungsi LKj
Birokrasi yang kelembagaan,
Partisipatif, sistem dan tata
Professional dan kelola Hasil Evaluasi Nilai Tinggi Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Tinggi SETDA
Akuntabel Dalam pemerintahan LPPD Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Rangka daerah yang baik
Peningkatan
Kualitas
Meningkatkan Indeks Nilai - 75 75 75 80 80 80 SETDA
Pelayanan Publik
Kualitas Pelayanan Kepuasan
publik Masyarakat
Meningkatkan Tata Opini BPK Opini WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP DPPKA
Kelola
Pemerintahan yang
Bersih

BAB III | 49
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tujuan dari misi III ini adalah untuk mewujudkan kualitas sumberdaya manusia yang
beriman, sehat, kreatif dan berdaya saing. Hal ini perlu diwujudkan karena Sumberdaya
manusia yang berkualitas merupakan prasyarat mutlak untuk dapat menjadikan Kota
Solok yang maju dan mampu bersaing dengan daerah lain. Sumberdaya manusia yang
berkualitas tersebut akan dapat diwujudkan melalui pendidikan yang bermutu tinggi
disemua tingkatan, pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan derajat kesehatan
yang tinggi dan merata keseluruh lapisan masyarakat.
Untuk mewujudkan misi III ini maka sasaran yang perlu dicapai 5 tahun yang akan
datang adalah:

1. Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat dan pemerataan kualitas


pendidikan
Untuk meningkatkan pendidikan masyarakat dan pemerataan kualitas
pendidikan dilakukan dengan peningkatan angka partisipasi pendidikan usia
dini, dasar dan menengah serta meningkatkan angka keberlanjutan pendidikan

2. Meningkatnya kualitas moral, akhlak dan daya saing dalam menghadapi MEA
Untuk meningkatkan kualitas moral, akhlak dan daya saing dalam menghadapi
MEA yang akan dimulai pada awal tahun 2016 dilakukan dengan Mewujudkan
peningkatan imtaq dan pendidikan karakter serta ilmu pengetahuan dan
teknologi, mengembangkan kurikulum yang mengedepankan norma-norma
agama, adat dan budaya serta norma lain yang dianut masyarakat dan
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta penguasaan bahasa inggris dan bahasa asing lainnya.

3. Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan


perlindungan anak
Dalam meningkatkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak dapat diwujudkan dengan peningkatan kualitas hidup dan
peran perempuan diberbagai bidang pembangunan (bidang sosial, ekonomi,
politik, hukum, HAM dan bidang lainnya), meningkatkan kapasitas kelembagaan
pengarusutamaan gender dan anak, serta meningkatkan kapasitas
kelembagaan perlindungan perempuan dan anak.

BAB III | 50
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

4. Mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat


Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan Meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan, Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat untuk
hidup sehat, Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB serta kesejahteraan
keluarga. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat ini ditandai dengan
semakin menurunya angka kematian ibu melahirkan, menurunya angka
kematian bayi, prevelensi kekurangan gizi pada balita dan berbagi indikator
lainnya.

5. Meningkatnya partisipasi generasi muda dalam pembangunan


Untuk meningkatkan partisipasi generasi muda dalam pembangunan
diwujudkan dengan peningkatan pelayanan kepemudaan yang berkualitas untuk
menumbuhkan jiwa patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalitas, serta
untuk meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai bidang
pembangunan, serta dengan meningkatkan budaya olahraga dan prestasi
olahraga di tingkat daerah, regional dan nasional di kalangan generasi muda.
Peningkatan partisipasi generasi muda dalam bidang pembangunan dapat
dilihat dari adanya pemuda pelopor tiap tahunnya serta ketersediaan sarana
prasarana olahraga.

BAB III | 51
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tabel 3.10
Target dan Indikator Kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021

Misi IV. Menjadikan Kota Solok Sebagai Pusat Perdagangan Hasil-Hasil Pertanian, Perkebunan dan Ekonomi Kerakyatan yang Tangguh Berbasis Potensi Unggulan
Daerah Melalui Perdagangan, Pariwisata dan Jasa lainnya Serta Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif

Target Kinerja Sasaran


Kondisi
Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 SKPD
Awal

Meningkatkan Pertumbuhan % 6,59 6,62 6,65 6,67 6,70 6,72 6,74 Bappeda
pembangunan Meningkatnya Ekonomi
ekonomi yang pertumbuhan
berbasis ekonomi dan daya
Pendapatan per Rp. (juta) 44,53 46,68 48,78 50,80 52,75 54,63 56,44 Bappeda
sumberdaya local saing daerah
Kapita (ADHB)
dan unggulan
daerah berbasis Meningkatnya Tingkat Kkal/ 3.644 3.648 3.672 3.696 3.720 3.745 3.768 Kantor Ketahanan
ekonomi ketersediaan Ketersediaan kapita Pangan
kerakyatan pangan Bahan Pangan
Meningkatnya Tingkat % 4,72 4,57 4,57 4,42 4,27 4,12 3,97 Disosnaker
penyediaan Pengangguran
lapangan kerja dan Terbuka (TPT)
usaha

Meningkatnya Nilai investasi Rp.Juta 298.657 319.563 348.323 386.639 436.902 502.437 577.803 SETDA
penanaman modal
Meningkatnya daya Jumlah kunjungan Orang 112.358 125.000 150.000 175.000 250.000 275.000 300.000 DPORKP
saing pariwisata wisata

Meningkatnya Jumlah Usaha Usaha 75 78 80 82 85 87 90 Dinas


kegiatan yang Agribisnis Pertanian,Perikanan
dan Kehutanan
berkaitan dengan
agribisnis

BAB III | 52
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tujuan dari Misi keempat ini adalah Meningkatkan pembangunan ekonomi yang
berbasis sumberdaya lokal dan unggulan daerah berbasis ekonomi kerakyatan. Hal ini
dilatar belakangi oleh belum optimalnya pemanfaatan posisi strategis Kota Solok,
sarana prasarana dan utilitas kota dalam pengembangan potensi ekonomi, pariwisata,
peningkatan daya saing daerah serta nilai tambah produk UKM dan industri untuk
mewujudkan Solok sebagai Kota perdagangan dan jasa. Disamping itu tingginya
ekspektasi masyarakat Kota Solok terhadap Kota Solok yang maju dalam bidang
perdagangan dan jasa menuntut pemerintah Kota Solok agar menggerakkan
perekonomian Kota Solok terutama sektor perdagangan. Hal ini juga membutuhkan
campur tangan stakeholders perekonomian untuk terus menggali ide, pengetahuan,
dan teknologi yang dibutuhkan untuk terus menumbuhkembangkan sektor – sektor
ekonomi di Kota Solok.

Untuk itu, pengembangan sektor perdagangan, industri, koperasi dan UKM, pertanian,
pariwisata adalah jawaban untuk pencapaian misi tersebut. Adapun sasaran yang akan
dicapai dalam lima tahun kedepan adalah :

1. Terwujudnya ekonomi rakyat yang tangguh


Ekonomi rakyat yang tangguh ditandai dengan terjadinya peningkatan
pertumbuhan ekonomi, peningkatan PDRB dan pendapatan perkapita
masyarakat Kota Solok. Adapun strategi pembangunan RPJMD pada misi
keempat ini mengamanatkan kepada peningkatan sarana dan prasarana
pertanian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah lainnya.
Pemberdayaan tersebut sangat erat kaitannya dengan upaya memberdayakan
keunggulan lokal. Strategi untuk melaksanakan Misi keempat ini juga
mengamanatkan pelaksanaan kebijakan untuk memberdayakan dan
meningkatkan industri dan pertanian.

2. Meningkatnya ketersediaan pangan


Salah satu indikator untuk melihat ketahanan pangan suatu daerah adalah dari
ketersediaan pangan daerah. Peningkatan ketahanan pangan merupakan
prioritas utama dalam pembangunan, karena pangan merupakan kebutuhan
yang paling dasar bagi manusia. Ketahanan pangan diartikan sebagai
tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup, terdistribusi dengan harga

BAB III | 53
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang


aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu. Untuk itu, sampai tahun 2021
ditargetkan tingkat ketersediaan pangan di Kota Solok adalah sebesar 3.768
kkal/kapita.

3. Meningkatnya penyediaan lapangan kerja dan usaha


Meningkatnya penyediaan lapangan kerja dan usaha merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan perekonomian daerah. Fasilitas terhadap akses
informasi bursa tenaga kerja dan peningkatan keterampilan masyarakat menjadi
prioritas lima tahun kedepan sehingga target tingkat pengangguran terbuka
pada akhir tahun RPJMD sebesar 4,71% dapat direalisasikan.

4. Meningkatnya penanaman modal


Untuk menciptakan realisasi investasi yang baik diperlukan sebuah iklim
investasi yang kondusif. Iklim investasi yang kondusif dalam perekonomian
merupakan harapan bagi masyarakat, investor, pelaku usaha dan pemerintah.
Penciptaan iklim investasi yang kondusif tidak hanya berdasarkan faktor
ekonomi saja seperti suku bunga, inflasi, Pendapatan Domestik Regional Bruto
(PDB), upah minimum, dan nilai tukar. Namun faktor-faktor non-ekonomi
lainnya juga sangat berpengaruh, seperti masalah perizinan usaha, kestabilan
politik, penegakkan hukum, masalah pertanahan untuk lahan usaha, tingkat
kriminalitas dalam masyarakat, demonstrasi buruh, komitmen pemerintahan,
komitmen perbankan, perpajakan, dan infrastruktur. Untuk itu lima tahun ke
depan regulasi tentang penanaman modal dan penyelesaian masalah
pertanahan akan menjadi prioritas sehingga target nilai investasi sebesar
Rp.577,803,399,703,- pada akhir RPJMD dapat direalisasikan.

5. Meningkatnya daya saing pariwisata


Meningkatnya daya saing pariwisata dapat dilihat dari meningkatnya kunjungan
wisata. Kedepan, potensi wisata akan terus dioptimalkan sehingga target kunjungan
wisatawan pada akhir RPJMD sebesar 300.000 orang dapat tercapai. Untuk
mendukung target tersebut, pemerintah daerah bersama stakeholder pariwisata
akan menyiapkan rencana di antaranya melanjutkan melanjutkan pembangunan
sarana dan prasarana objek wisata dan promosi wisata.

BAB III | 54
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

6. Meningkatnya kegiatan yang berkaitan dengan agribisnis


Dalam rangka peningkatan daya saing produk pertanian, pengembangan kegiatan
agribisnis merupakan hal yang harus dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut,
pemerintah daerah akan memfasilitasi penumbuhan usaha agribisnis untuk lima
tahun kedepan, sehingga target 90 buah jumlah usaha agribisnis dapat
direalisasikan

BAB III | 55
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tabel 3.11
Target dan Indikator Kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021

Misi V. Menekan Angka Kemiskinan dan Mengurangi Permasalahan Sosial lainnya


Target Kinerja Sasaran
Kondisi
Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan SKPD
Awal
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Meningkatkan Menurunnya angka Tingkat Kemiskinan % 4,16* 3,74 3,53 3,32 3,11 2,90 2,69 BPS
kesejahteraan kemiskinan
masyarakat miskin yang
berkelanjutan

Berkurangnya Meningkatnya akses Persentase Penurunan Penyandang % 7,4 7,4 7,2 7,0 6,9 6,7 6,5 Sosnaker
Penyandang Masalah dan hidup Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan Sosial Masalah Kesejahteraan (PMKS)
(PMKS) dan Penyakit Sosial (PMKS),
Masyarakat (PEKAT) termasuk disabilitas, Persentase Penurunan kasus Pekat % 23 5,0 5,2 5,5 5,9 6,2 6,6 Satpol PP
dan lanjut usia serta
menurunnya Penyakit
Masyarakat

BAB III | 56
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Posisi Kota Solok yang terletak di persimpangan jalan utama beberapa kota besar di
dalam Provinsi Sumatera Barat berpotensi terhadap peningkatan angka kemiskinan dan
munculnya berbagai masalah sosial lainnya. Hal ini menjadi isu strategis yang perlu
mendapat perhatian serius di Kota Solok.

Misi ke-5 Walikota dan Wakil Walikota Solok periode 2016-2021 merupakan upaya untuk
menekan angka kemiskinan dan mengurangi permasalahan sosial lainnya di Kota Solok.
Tujuan pertama dari misi ini adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin
yang berkelanjutan. Tujuan kedua adalah berkurangnya Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Penyakit Masyarakat (Pekat).

Sasaran yang hendak dicapai dari tujuan diatas untuk periode 2016-2021 adalah :

1. Menurunnya angka kemiskinan


Kualitas ekonomi masyarakat miskin disuatu daerah bisa ditandai dengan tingkat
kemiskinan daerah tersebut. Tingkat kemiskinan yang rendah merupakan indikator
bahwa pemerintah berhasil dalam mensejahterakan sebagian besar warganya.
Untuk menekan tingkat kemiskinan, Pemerintah Kota Solok akan melakukan
intervensi program-program yang menjadikan masyarakat miskin sebagai
sasarannya.
2. Meningkatnya akses dan hidup Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS), termasuk disabilitas, dan lanjut usia serta menurunnya Penyakit
Masyarakat (pekat).
Permasalahan kesejahteraan sosial dan penyakit masyarakat merupakan masalah
yang akan selalu muncul di wilayah perkotaan. Hal yang diupayakan Pemerintah
Kota Solok dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah meningkatkan akses
dan kualitas hidup PMKS, disabilitas dan lanjut usia melalui pengembangan sarana
dan prasarana sosial, meningkatkan pembinaan, penguatan lembaga,
pemberdayaan kelembagaan sosial dan peningkatan kapasitas pekerja sosial.
Sementara untuk menurunkan penyakit masyarakat, pemerintah akan
meningkatkan sistem penanganan terpadu yang melibatkan partisipasi masyarakat
melalui koordinasi, penyusunan regulasi, pengutan, pemantauan dan pengendalian
serta penegakan peraturan terkait penanganan PMKS dan penyakit masyarakat.

BAB III | 57
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tabel 3.12
Target dan Indikator Kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021

Misi VI. Mewujudkan Pembangunan Prasarana dan Sarana yang Berwawasan Lingkungan

Kondisi Target SKPD


Indikator Kinerja Awal 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Penanggun
Tujuan Sasaran Satuan
Sasaran (2015) g Jawab

Meningkatkan Meningkatnya Persentase tingkat % 87,99 89 91 92 93 94 95 DPU


Pembangunan Infrastruktur Jalan kemantapan kualitas
Prasarana dan Sarana Yang Handal dan dan kuantitas jalan
Kota Yang Tertata Berkualitas
dengan baik dan Meningkatnya Persentase penduduk % 79,85 85 90 95 100 100 100 DPU
Berwawasan Kualitas Perumahan Berakses sanitasi DKTR
Lingkungan dan kawasan
Persentase penduduk % 60.95 67 73 80 87,5 90 95 DPU
Permukiman (Air bersih/air
Berakses Air Minum/
minum, Sanitasi, dan Prasarana,
Air bersih
Sarana dan utilitas Kawasan
Permukiman Persentase Luas % 2,92 2,19 1,46 0,73 0 0 0 DPU
Permukiman Kumuh
Persentase Tebing % 25,72 30 40 45 50 55 60 DPU
Meningkatnya
Sungai yang tertangani
Penanganan Sungai
Persentase Penduduk % 74,18 80 87 94 100 100 100 DPU
dan Penanggulangan
yang terlayani sistem
Banjir
jaringan drainase
skala kota
Persentase Tingkat % NA 61 65 69 73 77 81 DKTR
Meningkatnya
Kesesuaian
Pengendalian
Pemanfaatan ruang
Pemanfaatan Ruang
dengan RTRW

BAB III | 58
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tujuan yang ditetapkan untuk melaksanakan misi keenam ini adalah Meningkatkan
Pembangunan Prasarana dan Sarana Kota yang Tertata dengan Baik dan Berwawasan
Lingkungan. Pembangunan prasarana dan sarana kota merupakan bagian integral dari
pembangunan kota sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi daerah.
Kondisi infrastruktur seperti jaringan jalan, jaringan transportasi, sumber daya air dan
pelayanan air bersih, persampahan, jaringan air limbah , jaringan drainase serta sarana
dan prasarana lainnya sangat berpengaruh pada kelancaran aktivitas masyarakat.
Namun demikian pembangunan prasarana dan sarana kota ini harus tetap
memperhatikan daya tampung dan daya dukung lingkungan serta kesesuaiannya
dengan rencana tata ruang wilayah.

Untuk mewujudkan pembangunan prasarana dan sarana kota yang berwawasan


lingkungan, dirumuskan 4 sasaran sebagai berikut :
1. Meningkatknya infrastruktur jalan yang handal dan berkualitas
Prasarana dan sarana transportasi yang berkualitas dapat dilihat dari tingkat
kemantapan jalan. Dengan adanya jaringan jalan yang mantap maka aktivitas
manusia yang menghubungkan antara satu lokasi dengan lokasi lainnya dapat
terhubung dengan baik. Untuk lima tahun mendatang ditargetkan tingkat
kemantapan jalan telah mencapai 95%. Tingkat kemantapan jalan ini mencakup
kemantapan konstruksi jalan dan kemantapan layanan lalu lintas. Peningkatan
kemantapan jalan ini dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan dan menekan
angka kecelakaan lalu lintas. Upaya ini dapat dilakukan dengan pembangunan,
perbaikan jalan serta melalui peningkatan ketersediaan fasilitas perlengkapan
jalan (rambu, marka dan guardrail) pada jalan disertai penetapan kebijakan
berupa penetapan pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah, larangan,
petunjuk dan peringatan pada setiap ruas jalan.
2. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman (air bersih,
sanitasi dan prasarana, sarana dan utilitas kawasan permukiman)
Sesuai dengan program pemerintah pusat, untuk memastikan tersedianya akses
air minum dan sanitasi yang layak kepada seluruh lapisan masyarakat serta kota
tanpa kawasan kumuh, maka dalam RPJMN Tahun 2015 – 2019 telah ditargetkan
pada tahun 2019 sebesar 100% penduduk mendapatkan layanan air minum, 0%
luas permukiman kumuh dan 100% penduduk berakses sanitasi yang dikenal
dengan Gerakan 100 0 100. Gerakan 100 0 100 ini juga menjadi target Kota Solok

BAB III | 59
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

untuk lima tahun ke depan dalam rangka peningkatan kualitas perumahan dan
kawasan permukiman.
Dari segi air bersih, kualitas air minum harus memenuhi standar yang berlaku
dan secara kuantitas maupun kontiniutasnya harus mencukupi kebutuhan
penduduk kota secara keseluruhan. Untuk lima tahun mendatang ditargetkan
95% penduduk Kota Solok telah memperoleh akses air minum yang aman baik
melalui perpipaan maupun melalui sumber lain. Untuk mencapai target cakupan
pelayanan ini maka diupayakan untuk meningkatkan produksi air baku dan
meminimalkan kehilangan air.
Dalam sektor sanitasi ini, penanganan sampah merupakan salah satu titik krusial
yang menjadi fokus dalam mewujudkan sanitasi masyarakat yang berkualitas
dan merata. Pengolahan sampah saat ini masih dengan cara controlled landfill di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ampang Kualo direncanakan akan dikelola
secara sanitary landfill serta dengan menerapkan pengolahan sampah
menggunakan teknologi ramah lingkungan dan konsep 3-R atau pengurangan
sampah dari sumbernya.
Untuk sektor perumahan dan permukiman, ditargetkan seluruh lingkungan
perumahan yang ada telah memiliki prasarana, sarana dan utilitas umum. Di
samping itu, juga terus diupayakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan
permukiman kumuh sehinga lima tahun ke depan tidak ada lagi kawasan kumuh
di Kota Solok sehingga lingkungan perumahan yang sehat dan aman dapat
diciptakan.
3. Meningkatnya penanganan sungai dan penanggulangan banjir
Kota Solok dilewati oleh 3 sungai yaitu, Batang Lembang, Batang Gawan dan Batang
Bingung. Kondisi ketiga sungai ini pada beberapa bagian sangat rawan longsor dan
sering meluap pada waktu musim penghujan yang menimbulkan genangan pada
beberapa kawasan. Untuk menganggulangi banjir yang diakibatkan oleh luapan sungai
ini untuk lima tahun ke depan dilakukan penanganan terhadap tebing sungai yang
rawan longsor. Untuk mengatasi genangan akibat sistem drainase yang kurang baik,
maka untuk lima tahun ke depan ditargetkan pembangunan dan pemeliharaan sistem
jaringan drainase skala kota yang mampu mengalirkan air sehingga tidak terjadi
genangan (lebih dari 30 cm selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun.

BAB III | 60
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

4. Meningkatnya pengendalian pemanfaatan ruang


Dalam rangka mewujudkan penataan ruang kota yang terpadu dan
berkelanjutan maka dilakukan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
penataan ruang kota yang konsisten. Pemanfaatan ruang merupakan upaya
untuk mewujudkan struktur dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang
yang ada. Untuk lima tahun ke depan, ditargetkan tingkat kesesuaian
pemanfaatan ruang dengan RTRW mencapai 81%. Untuk mencapai target ini,
akan dilakukan peninjauan kembali dan revisi RTRW Kota Solok Tahun 2012-2031.
Disamping itu juga disusun Perda tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
dan Peraturan Zonasi, revisi Perda IMB dan Perda Advice Planning, serta
Peraturan Walikota tentang izin pemanfaatan ruang. Dari segi pemanfaatan
ruang, diupayakan untuk terus memberikan pemahaman kepada masyarakat
tentang seluruh regulasi yang ada serta meningkatkan pengawasan sehingga
pelanggaran terkait dengan pemanfaatan ruang dapat diminimalisir.

3.2 RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA


3.2.1 RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN (RKP),
A. Visi dan misi pengembangan kawasan permukiman

B. Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman


kabupaten/kota

C. Penetapan kawasan permukiman prioritas


Sesuai dengan arahan dari dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Solok, ditetapkan tujuan Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan, yakni: Menciptakan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan yang Layak, Terkendali, Partisipatif dan Berkelanjutan
dalam Mendorong Perwujudan Kota Solok sebagai Kota Perdagangan, Jasa dan
Pendidikan.
Berdasarkan tujuan di atas, maka dirumuskan kebijakan tentang Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota Solok, sebagai berikut:
a. Menyediakan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang
berkualitas

BAB III | 61
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

b. Menata dan mengendalikan pembangunan permukiman dan


infrastruktur perkotaan sesuai tata ruang
c. Melibatkan masyarakat dan swasta dalam pembangunan dan
pemeliharaan permukiman dan infrastruktur perkotaan
2. 4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan pembiayaan dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
3. 5. Mewujudkan pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan yang sesuai daya dukung lingkungan
Berdasarkan pada target capaian kebijakan, terdapat gap yang harus dipenuhi
dan menjadi dasar perumusan kebutuhan untuk mengembangkan dan
menangani permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kota
tersebut. Adapun secara garis besar, tardapat 3 (tiga) strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan secara umum berikut
dengan kebutuhan pengembangannya, yaitu: (1) mengendalikan perkembangan
kawasan permukiman yang tidak terkendali di kawasan pusat kota berikut
dengan perbaikan kualitas lingkungan permukiman, (2) mendorong
perkembangan permukiman baru di utara dan timur kota, dan (3) membatasi
atau melarang perkembangan permukiman di sekitar kawasan yang
berfungsi lindung.
Dasar pertimbangan dalam penentuan indikasi kawasan permukiman prioritas di
Kota Solok adalah:
a. kondisi eksisting kawasan permukiman di dalam kawasan perkotaan. Dasar
pertimbangan ini dilihat dari kondisi eksisting baik yang sifatnya,
permasalahan maupun pengembangan; dan
b. kesesuaian dengan kebijakan yang dilihat dari kebijakan pembangunan
(RPJPD dan RPJMD) dan kebijakan spasial (RTRW dan RDTR)
Setelah melalui proses diskusi yang panjang maka ditetapkan urutan prioritas
(rangking) kawasan permukiman prioritas adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Permukiman Daerah Rawan Banjir (Kawasan 1a dan Kawasan 1b);
2. Kawasan Permukiman Pusat Kota
3. Kawasan Permukiman Simpang Rumbio
4. Kawasan Permukiman Cepat Tumbuh Laing
3. Kawasan Permukiman Sempadan Rel Kereta Api
6. Kawasan Permukiman APL Agrobisnis

BAB III | 62
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

3.2.2 RENCANA INDUK PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM),

A. Rencana sistem pelayanan


Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakankonstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau dan/atau
mengevaluasi sistim fisik (teknik) dan non fisik penyelenggaraan air minum. Air minum
adalah merupakan kebutuhan dasar yang sangat diperlukan bagi kehidupan manusia
secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut diperlukan sistem penyediaan air minum
yang berkualitas, sehat, efisien dan efektif, terintegrasi dengan sektor sektor lainnya
terutama sektor sanitasi sehingga masyarakat dapat hidup sehat dan produktif.
Dalam rangka peningkatan pelayanan/penyediaan air minum, perlu dilakukan
pengembangan sistem penyediaan air minum yang bertujuan untuk membangun,
memperluas, dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan,
manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk
melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih
baik dan sejahtera.
Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/badan
usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok
masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air
minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban
sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM dapat dilakukan melalui
sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan
perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan
unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur
dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki
air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Pengembangan SPAM
menjadi kewenangan/tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk
menjamin hak setiap orangdalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok
minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai
dengan peraturan perundang-undangan,seperti yang diamanatkan dalam PP No. 16
Tahun 2003.

BAB III | 63
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut sebagai SPAM ditetapkan dalam
rangka menjamin kuantitas, kualitas dan kontinuitas penyediaan air minum bagi
penduduk dan kegiatan ekonomi serta meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan.

Berdasarkan standar pelayanan minimal (KepMenkimpraswil No.534/2001), maka


kebutuhan air bersih untuk Wilayah Kota Solok sampai akhir tahun perencanaan (tahun
2031) adalah 3.792.914 ltr/hari. Secara lebih jelas mengenai Rencana Kebutuhan Air
Bersih di Kota Solok pada tahun 2031 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 3.6
Rencana Kebutuhan Air Bersih di Kota Solok Sampai Tahun 2031

Pelayanan
No Pelanggan
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2021 2026 2031

Proy Penduduk 60.661 61.953 63.273 64.621 63.997 67.403 74.893 83.217 92.465

1 Domestik
1.819.830 1.858.590 1.898.190 1.938.630 1.979.910 2.022.090 2.246.790 2.496.510 2.773.950
(100lt/jw/hr) dan

1 SR/kk 3.640 3.717 3.796 3.877 3.960 4.044 4.494 4.993 3.548

2 Non Domestik
(10%) dari 1.213 1.239 1.265 1.292 1.320 1.348 1.498 1.664 1.849
Domestik

3 Hidran Umum
/Kran umum 543.949 557.577 569.457 581.589 593.973 606.627 674.037 748.953 832.185
(30lt/jw/hr) dan

1 HU/50 org 121.322 123.906 126.546 129.242 131.994 134.806 149.786 166.434 184.930

Total 2.488.314 2.541.312 2.593.458 2.650.753 2.707.197 2.764.871 3.072.111 3.413.561 3.792.914

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2011

Keterangan :
 Kapasitas produksi air bersih yang dihasilkan oleh PDAM Kota Solok saat ini sebesar 205 lt/dtk atau setara dengan
17.712.000 lt/hr atau sama dengan 6.464.880.000 lt/th;
 Jumlah kebutuhan air bersih di Kota Solok hingga akhir tahun rencana sebesar 3.792.914 lt/hr;
 Jumlah kebutuhan air bersih tersebut masih dapat dipenuhi oleh PDAM Kota Solok, bahkan PDAM Kota Solok masih
memiliki cadangan sebesar 13.919.086 lt/hr

Dari kondisi eksisting sistem penyediaan air minum Kota Solok maka dapat disimpulkan
bahwa kelurahan yang belum terlayani adalah kelurahan Laiang. Hal ini harus menjadi
perhatian Pemerintah Kota karena berdasarkan RTRW Kota Solok, kelurahan Laiang
akan difungsikan sebagai kawasan perkantoran pemerintah disamping kawasan

BAB III | 64
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

perumahan sehingga kebutuhan akan air minum sangat diperlukan. Untuk kelurahan
Kampung Jawa, Tanjung Paku, Aro IV Korong, IX Korong dan VI Suku perlu
dimaksimalkan pelayanan akan penyediaan air minum karena dalam pengembangan
Kota Solok daerah ini direncanakan sebagai kawasan perumahan.
Berdasarkan potensi sumber air untuk penyediaan air minum Kota Solokyang disurvey,
maka sumber air Bukik Kambuik digunakan sebagai sumber
air untuk memaksimalkan penyediaan air minum daerah kelurahan Kampung Jawa,
Tanjung Paku, Aro IV Korong, IX Korong dan VI Suku dimana dari Bukik Kambuik pipa
transmisinya dikoneksikan dengan BPT 2 dari Mata Air Sungai Guntung sedangkan untuk
menyediakan air minum ke daerah kelurahan Laiang maka digunakan Batang Lembang
pada posisi di bawah Jembatan Gurun Bagan Kelurahan VI Suku

B. Rencana Pengembangan SPAM

Rencana sistem penyediaan air minum Kota Solok dirancang untuk memenuhi
kebutuhan air sampai tahun 2031, Pengembangan SPAM ini direncanakan, bedasarkan
kebutuhan yang ada. Yang mana kapasitas air yang ada semakin menurun sesuai
dengan umur sumber air, seperti Reservoir Pincuran Gadang yang dibangun tahun 1973
sehingga baik sumber maupun bangunannya sudah sudah tua dan banyak perubahan
baik karena usia maupun karena faktor alam lainnya sepert gempa bumi. Bedasarkan
hasil survey didapat 3 alternatif sumber air yang bisa dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan sumber air masyarakat Kota Solok yaitu :
1. Batang Lembang di bawah Jembatan Gurun Bagan Kelurahan VI Suku Kota Solok
Terdapat 2 alternatif tempat Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang akan dijadikan
langsung sebagai Reservoir, sebagai berikut:
a. Alternatif 1
Dari Batang Lembang, sumber air baku dipompakan ke IPA yang berjarak ± 300
meter dengan elevasi 414 meter kemudian air baku ini akan didistribusikan.
Alternatif memiliki kekurangan karena posisi IPA yang lebih rendah dari daerah
sasaran pelayanan yang kebanyakan berada di ketinggian sehingga apabila ingin
mendapatkan pelanggan yang lebih banyak maka perlu pompa pada sistem
distribusinya. Hal ini sama dengan teknis IPA KTK dimana untuk transmisi dan
distribusi diperlukan pompanisasi.

BAB III | 65
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

b. Alternatif 2
Dari Batang Lembang dipompakan ke IPA yang berada di Transat sesudah
simpang Dama yang berjarak ± 3000 meter dengan elevasi 551 meter kemudian air
baku ini akan didistribusikan. Alternatif ini memiliki kelebihan dimana pompanisasi
hanya diperlukan untuk transmisi dimana membawa air dari Batang Lembang ke
IPA di Transat sedangkan untuk distribusinya dengan sistem gravitasi karena
daerah pelayanannya berada dibawah IPA.
Sasaran daerah pelayanan untuk Batang Lembang ini adalah kelurahan Laiang
dimana pada kondisi saat ini masih belum menjadi daerah pelayanan, sedangkan
menurut RTRW kelurahan Laiang ini akan menjadi daerah perkembangan Kota
Solok untuk dijadikan pusat perkantoran pemerintah Kota.

2. Bukik Kambuik (Guguk Lasung) di Pakan Sanayan Sawah Sudut Kabupaten Solok
Sumber air baku dari Bukik Kambuik ini direncanakan sebagai sumber air penambah
kapasitas sumber air yang ada sebelumnya sehingga pelayanan menjadi lebih
maksimal dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Biaya yang diperlukan hanya
untuk jaringan pipa transmisi dan bangunan pelengkap penangkap mata air dan
pengolahan sederhananya saja sedangkan jaringan pipa distribusi sudah tersedia.

3. Mata Air Payo


Sumber air baku dari Payo ini direncanakan sama dengan perencanaan sumber air
baku dari Bukik Kambuik dimana sumber air baku ini sebagai penambah kapasitas
sumber air yang ada sebelumnya sehingga pelayanan menjadi menjadi lebih
maksimal dari segi kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
Biaya yang diperlukan hanya untuk jaringan pipa transmisi dan bangunan pelengkap
penangkap mata air dan pengolahan sederhana saja sedangkan jaringan pipa
distribusi sudah tersedia.

Rencana Pengembangan Pelayanan air bersih di Kota Solok dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Pemenuhan kebutuhan air bersih pada tahun 2031 melalui dua sistem pelayanan
yaitu PDAM dengan kontribusi 70% dan sisanya (30%) Non PDAM berupa sumur
air tanah. Hal ini dilakukan dengan asumsi telah terjadi pemulihan ekonomi
dimana kemampuan ekonomi masyarakat meningkat sehingga permintaan

BAB III | 66
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

untuk menjadi pelanggan PDAM meningkat pula. Selain itu pertimbangan


lainnya adalah potensi sumber daya air tanah yang cukup besar.
2) Rencana pengembangan jaringan air minum (SPAM) Kota Solok harus terintegrasi
dengan rencana pengembangan sistem penyediaan air bersih Kota Solok tahun
2031.

3) Rencana peningkatan kapasitas produksi sumber air minum PDAM Kota Solok yang
meliputi :
a. peningkatan kapasitas produksi sumber mata air Pincuran Gadang dengan
kapasitas debit air 20 liter perdetik;
b. peningkatan kapasitas produksi sumber mata air Tabek Puyuh dengan kapasitas
debit air 45 liter perdetik;
c. peningkatan kapasitas produksi sumber air Tabit dengan kapasitas debit air 20
liter perdetik;
d. peningkatan kapasitas unit produksi IPA KTK dengan kapasitas debit air 80 liter
perdetik;
e. peningkatan kapasitas produksi sumber air Guntung dengan kapasitas debit air
40 liter perdetik;
f. peningkatan kapasitas produksi sumber air Batang Sumani dengan kapasitas
debit air 135 liter perdetik;
4) Pengembangan jaringan (saluran) pipa PDAM yang meliputi :
a. Jaringan (saluran) pipa primer yang berlokasi pada pinggiran jalan Arteri
Primer dan Kolektor Sekunder yang berhubungan langsung dengan sumber air
bersih.
b. Pengembangan jaringan (saluran) pipa sekunder yang berlokasi pada
sepanjang pinggiran jalan Kolektor sekunder dan jalan lokal.

5) Selain itu dalam menjaga kuantitas dan kualitas sumber air bersih maka perlu
dilakukan pengamanan dan pengawasan serta penindakan terhadap kegiatan yang
merusak sumber air bersih

Adapun mengenai rencana sistem jaringan air minum di Kota Solok, secara lebih jelas
dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III | 67
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Gambar 3.1
Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum

3.4.4 Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

C. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum


Kehilangan air pada sistem penyediaan air bersih adalah sejumlah air yang hilang dari
sistem, baik yang nyata maupun yang tidak nyata selama
periode tertentu. Kehilangan air dapat dibagi atas kehilangan air secara teknis dan
kehilangan air secara non teknis. Total kehilangan air yang ditoleransi berdasarkan
standar pelayanan bidang air minum tahun 2004 besarnya 25% total produksi (20%
kehilangan air teknis, 5% kehilangan non teknis). Untuk perencanaan pada akhir periode
tahun 2024 ditargetkan kehilangan air sebesar 15%.

Kehilangan Air Secara Teknis


Kehilangan air secara teknis adalah kehilangan air akibat bocornya pipa atau
peralatan lain. Berdasarkan sumbernya, maka kehilangan air tersebut dapat berasal
pada:
a. Kehilangan Air di Reservoir
Kehilangan air di reservoir disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
� Kebocoran akibat kerusakan konstruksi,
� Peluapan air akibat tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran,
� Kehilangan air pada saat pencucian/pengurasan unit-unit pengolahan.
b. Kehilangan Air pada Jaringan Pipa
� Kehilangan air pada jalur pipa transmisi,
� Kehilangan air pada jalur pipa distribusi.

BAB III | 68
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Kehilangan Air Secara Non Teknis


Kehilangan air non teknis ini mencakup berbagai kesalahan dan
kelemahankelemahan administrasi serta manajemen, juga baik untuk sambungan
baru maupun untuk pemeliharaan, kelemahan-kelemahan dan kesalahan prosedur
permintaan, pengadaan bahan perlengkapan.
Kehilangan air non teknis ini antara lain adalah :
� Kesalahan Pembacaan Atau Pencatatan Meter
Pembaca meter yang belum berpengalaman kadang-kadang dapat melakukan
kesalahan pembacaan atau pencatatan meter.
� Rendahnya Disiplin Petugas Pembaca Meter
Kadang-kadang terjadi penyimpangan-penyimpangan yakin mencatatkan jumlah
air yang terpakai lebih kecil dari pemakaian sebenarnya.
� Ketidaktelitian Angka Meter
Meter air yang sudah lama atau tidak pernah dikalibrasi dan kaca meter air yang
telah buram (tidak terbaca) sehingga sulit dibaca olehpetugas menimbulkan
penyimpangan yakni mencatatkan jumlah air yang terpakai lebih kecil dari yang
semestinya.
� Sambungan Liar Atau Pencurian
Sambungan liar dapat terjadi tanpa sepengetahuan perusahaan dan dapat pula
terjadi dengan sepengetahuan oknum petugas perusahaan.

� Pemakaian Air Tidak Dibayar


Penggunaan air dengan adanya air mancur, penggunaan air untuk pemadam
kebakaran.
� Kesalahan Pada Adminstrasi Rekening
Terjadinya kesalahan dalam pembuatan rekening dalam pemindahan angka
(stand meter) dari buku pencatatan meter untuk menjadi rekening.
.
3.2.3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK),
A. Kerangka kerja pembangunan sanitasi
Visi dan misi sanitasi kota dirumuskan untuk memberikan arahan bagi pengembangan
sanitasi kota dalam rangka mencapai visi dan misi kota. Persandingan visi misi kota dan
visi misi sanitasi kota dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB III | 69
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Tabel 3.8. Persandingan visi misi kota dengan visi misi sanitasi

VISI MISI KOTA VISI MISI SANITASI

VISI VISI

Terwujudnya Masyarakat Kota Solok Yang Beriman, Terwujudnya Kota Solok yang bersih,
Bertaqwa, Sehat, Edukatif, Dan Sejahtera Dengan Sehat dan ramah lingkungan dengan
Pemerintahan Yang Baik Dan Bersih Menuju Kota sistem sanitasi yang memadai pada
Perdagangan Dan Jasa Yang Maju Dan Modern. tahun 2020

MISI MISI AIR LIMBAH DOMESTIK

1. Mewujudkan Kehidupan masyarakat yang 1. Meingkatkan Kualitas dan


berlandaskan ABS-SBK “ Syara’ Mangato Adaik kuantitas prasarana dan sarana
Mamakai”. pengelolaan air limbah yang
2. Menyelenggarakan tata pemerintahan daerah berwawasan lingkungan
Mewujudkan Penyelenggaraan Tata 2. Meningkatkan kapasitas
Pemerintahan Yang Baik dan Bersih Serta kelembagaan Pemerintah, swasta
Reformasi Birokrasi dan masyarakat dalam pengelolaan
3. Mewujudkan Pendidikan dan Kesehatan, air limbah
pemberdayaan perempuan dan perlindungan 3. Pengembangan sistem
anak yang Berkualitas Untuk Menghasilkan pengelolaan limbah permukiman
Sumberdaya manusia dan generasi muda yang yang efektif, efisien dan
Beriman, sehat, cerdas, kreatif, tangguh dan berkelanjutan
Berdaya Saing 4. Meningkatkan partisipasi,
4. Menjadikan Kota Solok Sebagai Pusat kesadaran dan peran serta
Perdagangan Hasil-Hasil Pertanian, Perkebunan masyarakat dan swasta dalam
dan Ekonomi Kerakyatan yang Tangguh pengelolaan air limbah
Berbasis Potensi Unggulan Daerah Melalui 5. Meningkatkan regulasi
Perdagangan, Pariwisata dan Jasa Lainnya Serta pengelolaan air limbah
Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif MISI PERSAMPAHAN :
5. Menekan Angka Kemiskinan dan Mengurangi 1. Meningkatkan kualitas dan
Permasalahan Sosial lainnya kuantitas prasarana dan sarana
6. Mewujudkan Pembangunan Prasarana dan persampahan
Sarana yang Berwawasan Lingkungan 2. Meningkatkan kapasitas
kelembagaan Pemerintah, swasta,
dan Masyarakat dalam
pengelolaan persampahan
3. Meningkatkan jangkauan dan
kualitas pelayanan serta sistem
pengelolaan persampahan yang
efektif, efisien dan profesional
4. Meningkatkan partisipasi,

BAB III | 70
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

VISI MISI KOTA VISI MISI SANITASI

kesadaran dan peran serta


masyarakat dan swasta dalam
pengelolaan persampahan
5. Meningkatkan regulasi untuk
pengelolaan persampahan
MISI DRAINASE
1. Meningkatkan Fungsi kualitas dan
kuantitas prasarana dan sarana
drainase
2. Meningkatkan sistem pengelolaan
drainase yang komprehensif
3. Meningkatkan kapasitas,
kemitraan dan komitmen
pengelolaan drainase lingkungan
4. Meningkatkan regulasi
pengelolaan drainase
5. Meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan
drainase

BAB III | 71
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

B. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sektor Sanitasi

Sub Sektor Air Limbah Domestik

Tujuan :
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan air
limbah domestik
Sasaran :
1. Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik
2. Meningkatnya kualitas pelayanan prasarana dan sarana fasilitas pengolahan
air limbah domestik sistem terpusat dengan kepemilikan komunal dari 5 unit
menjadi 20 unit pada akhir tahun 2013.
3. Meningkatnya kepemilikan jamban keluarga dengan sistem tangki septic
dari 55% menjadi 80 % pada akhir tahun 2013.

Strategi yang dilakukan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor air
limbah adalah :
1. Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik.
a. Melakukan identifikasi dan pendataan terhadap kelayakan teknis sarana
pengelolaan air limbah di masing-masing rumah tangga.
b. Melakukan analisa, evaluasi dan optimalisasi kinerja pengelolaan air
limbah domestik skala komunitas yang ada
c. Mengembangkan perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem
terpusat, terutama pada kawasan central business district (CBD)
2. Meningkatnya kualitas pelayanan prasarana dan sarana fasilitas pengolahan
air limbah domestik sistem terpusat dengan kepemilikan komunal dari 5 unit
menjadi 20 unit pada akhir tahun 2013.
a. Meningkatkan akses pelayanan air limbah rumah tangga melalui
penyediaan sarana dan prasarana air limbah
b. Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan MCK komunal melalui
pengorganisasian masyarakat dalam kelompok.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan pengolahan air limbah sistem
terpusat

BAB III | 72
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

3. Meningkatnya kepemilikan jamban keluarga dengan sistem tangki septic


dari 55% menjadi 80 % pada akhir tahun 2013.
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tangki septic yang
memenuhi standar teknis dan standar kesehatan
b. Meningkatkan akses masyarakat untuk memiliki jamban keluarga
dengan sistem tangki septic

Sub Sektor Drainase Lingkungan


Tujuan :
Meningkatkan ketersediaan dan fungsi drainase kota
Sasaran :
1. Tersedianya dokumen perencanaan drainase kota yang terintegrasi
2. Berkurangnya luas genangan dari ± 410 Ha wilayah menjadi + 122 Ha

Strategi yang dilakukan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor


drainase lingkungan adalah :
1. Tersedianya dokumen perencanaan drainase kota yang terintegrasi:
 Menyusun perencanaan drainase kota yang terintegrasi dan
komprehensif.
2. Berkurangnya luas genangan dari ± 410 Ha wilayah menjadi + 122 Ha :
a. Meningkatkan prasarana drainase lingkungan permukiman.
b. Menyusun peraturan dan kebijakan pengelolaan drainase lingkungan

Aspek Higiene/Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Tujuan :
Meningkatkan partisipasi masyarakat, organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha dalam mempercepat kegiatan higiene-
sanitasi/PHBS
Sasaran :
1. Meningkatnya cakupan PHBS strata utama dan paripurna dari 60% pada
tahun 2009 menjadi 85% pada tahun 2015
2. Meningkatnya peran media dalam promosi PHBS
3. Meningkatnya dukungan sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS

BAB III | 73
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

Strategi yang dilakukan untuk mencapai sasaran pembangunan sektor


higiene/PHBS adalah :
1. Meningkatnya cakupan PHBS strata utama dan paripurna dari 60% pada
tahun 2009 menjadi 85% pada tahun 2015 :
a. Mengoptimalkan program Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam PHBS.
b. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader kesehatan lingkungan dan
kader PHBS dalam promosi PHBS.
c. Mengoptimalkan peran instansi pemerintah dan sekolah dalam
pemicuan dan penerapan PHBS.
2. Meningkatnya peran media dalam promosi PHBS :
a. Mengembangkan program promosi PHBS yang menjangkau semua
lapisan masyarakat.
b. Meningkatkan pemahaman tentang PHBS melalui media informasi yang
ada.
c. Menciptakan iklim investasi untuk promosi PHBS
3. Meningkatnya dukungan sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS :
a. Meningkatkan kerja sama dengan pihak swasta dalam promosi PHBS.
b. Mengoptimalkan pendanaan dari swasta (CSR) untuk promosi PHBS

3.2.4 RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)


A. Progam bangunan dan lingkungan
Visi Pembangunan
Sesuai dengan fungsi utama wilayah perkotaan sebagai permukiman penduduk,
maka visi pembangunan di wilayah ini mengarah ke arah perbaikan kualitas
lingkungan permukiman. Visi terwujudnya hidup yang lebih sehat, sejahtera dan
mandiri bermakna bahwa permukiman ramah terhadap lingkungan ,yang
mengutamakan kebersihan, aman dari ancaman bencana alam maupun bencana
lingkungan,terciptanya harmonisasi antara ruang yang berwawasan lingkungan dengan
meberdayakan kemampuan masyarakat dan masyarakat mampu untuk melaksanakan
amanah dengan tetib.
Untuk mencapai visi tersebut di atas, masyarakat Kota Solok menjabarkannya
dalam rumusan langkah-langkah untuk mewujudkannya, yaitu:

BAB III | 74
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

1. Mendorong perubahan pola pikir masyarakat ke arah yang lebih maju melalui
peningkatan kapasitas secara kreatif dan inovatif.
2. Mengembangkan budaya produktif secara mandiri dengan memanfaatkan
potensi sosial dan ekonomi lokal.
3. Penataan lingkungan yang bersih dan sehat dengan melibatkan partisipasi aktif
masyarakat.
4. Membuat aturan-aturan bagunan dan lingkungan yang telah disepakati bersama
dalam rangka menciptakan ketertiban dan keharmonisan dalam kehidupan
masyarakat Kota Solok.

B. Rencana umum dan panduan rancangan


I. Konsep perancangan Struktur Tata Bangunan
Konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan terkait konsep struktur
ruang secara makro. Berdasarkan analisis yang terjadi dilapangan, struktur pusat
pelayanan yang terjadi dan menjadi arahan ke depan adalah:
1. Pusat Pelayanan Kota, yaitsu kawasan pusat kota solok yang berlokasi di
kelurahan pasar pandan air mati, kelurahan koto panjang, dan kelurahan
kampung jawa, dengan skala layanan regional dan kota dengan fungsi
pelayanan perdagangan dan jasa.
2. Sub Pusat Pelayanan Kota terdiri dari:
 Kawasan Tanah Garam dengan arahan fungsi kawasan dalam pelayanan
pertanian.
 Kawasan Simpang Rumbio dengan rencana fungsi pelayanan
transfortasi regional.
 Kawasan Laing dengan rencana fungsi kawasan pelayanan perkantoran
dan pemerintahan.
3. Pusat lingkungan yang berlokasi di kelurahan kampung jawa, tanjung paku, Aro
IV korong, IX korong, KTK, dan VI suku yang seyogyanya dimanfaatkan sebagai
pemukiman.
Keseluruhan konsep tersebut diharapkan juga dengan berbagai sarana
pendukung kawasan sehingga perwujudan tersebut dapat dicapai dan selaras dengan
lingkungan.

BAB III | 75
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

II. Konsep Komponen Perancangan Kawasan


Komponen perancangan kawasan dengan pelayanan sebagai pusat pelayanan
Kota, sub pusat pelayanan kota serta pusat layanan lingkungan di Kota Solok adalah
sebagai berikut:
 Jaringan jalan di wilayah perencanaan terdiri dari jaringan jalan arteri, jalan
kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.
 Jaringan saluran drainase di wilayah perencanaan yang terdiri dari drainase
primer dan drainase sekunder.
 Penghijauan atau ruang terbuka hijau terpusat di beberapa tempat dan linier
disepanjang jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan. Adapun
sistem penghijauannya adalah dengan cara penanaman pohon atau penghijauan
di median jalan ataupun tepi jalan pada jalan arteri dan kolektor sebagai RTH
publikyang dipersiapkan seluas 20% serta setiap rumah minimal 10% dari luas
lahan sebagai RTH privat, penanaman pohon pelindung di sepanjang jalan
lingkungan serta pembuatan hutan kota dengan luas lahan lebih kurang 30% dari
luas wilayah kota Solok.

III. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya


Berdasarkan konsep struktur tata bangunan dan lingkungan serta konsep
komponen rancangan, maka wilayah perencanaan dibagi menjadi 4 Zona perencanaan,
yaitu sebagai berikut:
1. Zona 1, kegiatan permukimam, program penanganannya:
 Pembangunan sarana kesehatan
 Penataan jaringan drainase
 Peningkatan jalan lokal dan lingkungan
 Penataan penghijauan di jalan lokal dan jalan lingkungan
 Pembuatan jalur pedestrian
 Pengadaan hidran kebakaran

 Sistem penyediaan air bersih /minum berbasis masyarakat


 Penyediaan bak sampah umum
2. Zona 2, Kegiatan Ruang terbuka hijau, program penanganannya:
 Penanaman pohon di lingkungan sekitar
 Penghijauan sekitar lapangan olahraga

BAB III | 76
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

 Penataan penerangan jalan umum


 Sistem penyediaan air bersih/minum berbasis masyarakat
 Penyediaan bak sampah umum
3. Zona 3, kegiatan ekonomi, program penanganannya:
 Penambahan modal usaha kecil menengah
 Pelatihan keterampilan pembuatan kue-kue industri rumah tangga
 Penataan jaringan drainase
 Pembuatan jalur pedestrian
 Sistem penyediaan air bersih/minum berbasis masyarakat
 Penyediaan bak sampah umum
4. Zona 4, kegiatan wisata, program penanganannya:
 Pembentukan citra kawasan
 Penataan jaringan drainase
 Penataan penerangan jalan umum
 Pengadaan hidran kebakaran
 Sistem penyediaan air bersih/minum berbasis masyarakat
 Penyediaan bak sampah umum
C. Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan Di Kawasan Strategis Kota (RTBL-KSK)

Kawasan strategis kota merupakan wilayah yang penataan ruangnya di


perioritaskan, yaitu :
1. Kawasan strategis kota dari sudut kawasan yang memiliki nilai strategis dari
sudut kepentingan ekonomi, yang merupakan aglomerasi berbagai kegiatan
ekonomi yang memiliki ekonomi cepat tumbuh, sektor unggulan, dukungan
jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, seperti :
a. Kawasan pasar pandan air mati, kelurahan koto panjang dan kampung
jawa
b. Kawasan wisata pulau belibis kelurahan kampung jawa
c. Kawasan terminal bareh solok kelurahan simpang rumbio
d. Kawasan agribisnis di kelurahan tanah garam
2. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup yang merupakan kawasan suaka alam (KSA)/

BAB III | 77
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

kawasan pelestarian alam (KPA) dengan penyangga yang berlokasi di


kelurahan tanah garam.

D. Rencana investasi
Berdasarkan konsep dan strategi penanganan kumuh maka dapat dirumuskan
kebutuhan penanganan Kawasan Kumuh Kota Solok yang disinkronkan dengan data
baseline P2KP tahun 2015 adalah sebesar Rp. 65,319,063,650,000 sampai dengan Tahun
2019 berdasarkan dokumen RPKPP, sementara konsep penanganan Kumuh menurut
Dokumen RPIJM sebesar Rp. 168,913,780,000.

3.2.5 MATRIK RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

Dari uraian rencana strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya maka dapat dibuat
rumusan matrik rencana strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya, seperti yang dapat
dilihat pada tabel Matrik Rencana Strategis Infrastruktur bidang cipta karya.

Tabel. 3.8 Matrik Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya


Indikasi
Produk Status Arahan
No Program/ Lokasi
Rencana (Ada/Tidak) Pembangunan
Kegiatan
1 RKP ada ada ada terlampir
dalam
dokumen
SPPIP,
RPKPP,
RKP-KP
2 RISPAM Ada Ada Ada Terlampir
dalam
Dokumen
RISPAM
2015
3 SSK ada ada ada Terlampir
dalam SSK
TAhun 2016
4 RTBL Ada Ada Ada

BAB III | 78
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

RTBL KSK ada 1. Penyediaan 1. Penyiapan Kawasan


Kawasan fasilitas dg peraturan pasar pada
Pasar potensi daerah kel PPA,
ekonomi 2. Pemb Fasilitas
Koto
perdagangan penunjang
2. Penyediaan perdagangan Panjang
Jaringan 3. Pemb Sarana dan Kp
prasarana & prasarana Jawa
dan fasilitas lingk
penunjang
kegiatan
perdagangan

RTBL KSK ada 1. Penyediaan 1. Penyiapan Kawasan


Kawasan fasilitas dg peraturan Pulau
Pulau potensi daerah belibis di
ekonomi 2. Pemb Fasilitas
Belibis kel kp jawa
pariwisata penunjang
2. Penyediaan periwisata
Jaringan 3. Pemb Sarana
prasarana & prasarana
dan fasilitas lingk kawasan
penunjang
kegiatan
pariwisata

RTBL KSK ada 1. Penyediaan 1. Penyiapan Kawasan


Kawasan fasilitas dg peraturan yang
Terminal potensi daerah berada di
ekonomi 2. Pemb Fasilitas
Bareh sekitar
perdagangan penunjang
Solok dan perdagangan terminal
transportasi dan bareh
2. Penyediaan transportasi solok
Jaringan 3. Pemb Sarana
prasarana & prasarana
dan fasilitas lingk
penunjang 4. Pemb jaringan
kegiatan transportasi,
perdagangan energi dan
dan informasi
transportasi

RTBL KSK ada 1. Penyediaan 1 Penyiapan Kawasan


Kawasan fasilitas dg peraturan yang
Agribisnis potensi daerah terletak di
ekonomi 2 Pemb Fasilitas
kelurahan
pertanian penunjang
dan pertanian dan Tanah
perikanan perikanan Garam
2. Penyediaan 3 Pemb Sarana
Jaringan & prasarana

BAB III | 79
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK

prasarana lingk
dan fasilitas 4 Pemb jaringan
penunjang irigasi dan
kegiatan pengairan
pertanian
dan
perikanan
3. Menyediakan
tempat
informasi &
penelitian
Agribisnis

BAB III | 80

Anda mungkin juga menyukai