KOTA SOLOK
BAB III | 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Sesuai dengan Perpres No.32 Tahun 2011, dalam rangka pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan untuk melengkapi dokumen
perencanaan guna meningkatkan daya saing perekonomian nasional yang lebih solid,
diperlukan adanya suatu masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia yang memiliki arah yang jelas, strategi yang tepat, fokus dan terukur maka
perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.
BAB III | 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Dalam upaya menekan angka kemiskinan, pemerintah sejak 2009 mendesain program
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI).
Program ini langsung menyasar masyarakat bawah yang mengalami kemiskinan ekstrim
di Indonesia. Sebagai program andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk mengimbangi
rencana besar pembangunan ekonomi yang terintegrasi dalam Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
BAB III | 5
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 6
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas
tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan
untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.
Kawasan Ekonomi Khusus dikembangkan untuk mempercepat pengembangan ekonomi
di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan
untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah dalam kesatuan ekonomi
nasional.
BAB III | 7
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Sesuai Undang-undang No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, fungsi
KEK adalah untuk melakukan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa,
industri, pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan
telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdiri atas
satu atau beberapa Zona, antara lain Zona pengolahan ekspor, logistik, industri,
pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat ditujukan
untuk ekspor dan untuk dalam negeri.
Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK adalah
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu kawasan
lindung, adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam pengelolaan
KEK, terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai potensi sumber daya unggulan
di bidang kelautan dan perikanan, perkebunan, pertambangan, dan pariwisata, serta
mempunyai batas yang jelas, baik batas alam maupun batas buatan.
Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga penyelenggara KEK yang terdiri atas
Dewan Nasional di tingkat pusat dan Dewan Kawasan di tingkat provinsi. Dewan
Kawasan membentuk Administrator KEK di setiap KEK untuk melaksanakan pelayanan,
pengawasan, dan pengendalian operasionalisasi KEK. Kegiatan usaha di KEK dilakukan
oleh Badan Usaha dan Pelaku Usaha.
Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya saing agar lebih
diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri atas fasilitas fiskal, yang berupa
perpajakan, kepabeanan dan cukai, pajak daerah dan retribusi daerah, dan fasilitas
nonfiskal, yang berupa fasilitas pertanahan, perizinan, keimigrasian, investasi, dan
ketenagakerjaan, serta fasilitas dan kemudahan lain yang dapat diberikan pada Zona di
dalam KEK, yang akan diatur oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2010 Tentang Program
Pembangunan Yang Berkeadilan, seluruh Badan/Lembaga negara, Gubernur dan Kepala
Daerah (Bupati/Walikota) untuk dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan
sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing, dalam rangka pelaksanaan
BAB III | 8
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Arahan spasial untuk Bidang Cipta Karya berdasarkan RTRW Provinsi dan RTRW Kota
dapat disimpulkan bahwa Kota Solok tidak merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN),
BAB III | 9
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Dalam arahan wilayah pengembangan strategis, untuk Sumatera Barat berada di kota
Padang , Lubuk Alung (Kab Padang pariaman) dan Kota Pariaman atau PALAPA.
Namun dalam RTRW Kota Solok Arahan pengembangan Wilayah Kota Solok dapat
dilihat pada uraian berikut.
“Mewujudkan Kota Solok sebagai Kota Perdagangan, Jasa dan Pendidikan berbasis
Agribisnis Melalui Optimasi Penyediaan Prasarana dan Sarana Perkotaan dengan Tetap
Memperhatikan Daya Dukung Lingkungan”
Adapun penjabaran dari tujuan penataan ruang Kota Solok tersebut adalah:
1) Menyediakan ruang yang berkualitas sebagai kota perdagangan dan jasa yang
modern;
2) Menyediakan ruang yang berkualitas sebagai kota pendidikan;
3) Mewujudkan pengembangan sektor perdagangan dan jasa yang berbasis
pertanian;
4) Mewujudkan optimasi penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang serasi dan
seimbang, sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan kemampuan daya dukung
wilayah;
5) Mewujudkan penataan ruang wilayah Kota Solok yang mampu mengakomodir
kebutuhan pengembangan wilayah sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di
Provinsi Sumatera Barat.
BAB III | 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 16
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Secara lebih jelas mengenai rencana pusat-pusat pelayanan di Kota Solok dapat dilihat
pada Tabel 3.1
Wilayah Skala
No. Pusat Pelayanan Fungsi Arahan Pengembangan
Cakupan Pelayanan
C. Pusat Lingkungan
BAB III | 17
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Wilayah Skala
No. Pusat Pelayanan Fungsi Arahan Pengembangan
Cakupan Pelayanan
BAB III | 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 3.2 : Rencana Kebutuhan Air Bersih di Kota Solok Sampai Tahun 2031
Pelayanan
No Pelanggan
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2021 2026 2031
Proy Penduduk 60.661 61.953 63.273 64.621 63.997 67.403 74.893 83.217 92.465
1 Domestik
1.819.830 1.858.590 1.898.190 1.938.630 1.979.910 2.022.090 2.246.790 2.496.510 2.773.950
(100lt/jw/hr) dan
1 SR/kk 3.640 3.717 3.796 3.877 3.960 4.044 4.494 4.993 3.548
2 Non Domestik (10%)
dari Domestik 1.213 1.239 1.265 1.292 1.320 1.348 1.498 1.664 1.849
1 HU/50 org 121.322 123.906 126.546 129.242 131.994 134.806 149.786 166.434 184.930
Total 2.488.314 2.541.312 2.593.458 2.650.753 2.707.197 2.764.871 3.072.111 3.413.561 3.792.914
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2011
Rencana Pengembangan Pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan di Kota Solok
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. peningkatan kapasitas produksi sumber mata air Pincuran Gadang dengan
kapasitas debit air 8,01 liter perdetik;
b. peningkatan kapasitas produksi sumber mata air Tabek Puyuh dengan kapasitas
debit air 25,22 liter perdetik;
c. peningkatan kapasitas produksi sumber air Tabit dengan kapasitas debit air
18,27 liter perdetik;
d. peningkatan kapasitas unit produksi IPA KTK dengan kapasitas debit air 80 liter
perdetik;
e. peningkatan kapasitas produksi sumber air Sungai Guntung dengan kapasitas debit
air 36,27 liter perdetik;
f. peningkatan kapasitas produksi sumber air Batang Sumani dengan kapasitas debit
air 100 liter per detik;
g. peningkatan kapasitas produksi sumber air Batang Lembang dengan kapasitas
debit air 200 liter per detik;
h. peningkatan kapasitas produksi sumber air Payo dengan kapasitas debit air 50 liter
per detik
BAB III | 19
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
i. pengembangan Jaringan pipa primer berlokasi pada pinggiran jalan Arteri dan
Kolektor yang berhubungan langsung dengan sumber air bersih.
j. Pengembangan jaringan pipa sekunder berlokasi pada sepanjang pinggiran jalan
Kolektor sekunder dan jalan lokal.
k. Selain itu dalam menjaga kuantitas dan kualitas sumber air bersih maka perlu
dilakukan pengamanan dan pengawasan serta penindakan terhadap kegiatan yang
merusak sumber air bersih
BAB III | 20
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
b. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berlokasi pada kawasan di luar pusat
kota;
c. Kontainer berlokasi pada kawasan pusat pelayanan kota dan sub pusat pelayanan
kota; dan
d. Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) dengan konsep 3R (reduce, reuse,
dan recycle) berlokasi pada koridor jalan-jalan utama yang padat kawasan
terbangun.
Hasil proyeksi dengan menggunakan Standar Pelayanan Minimal (Kepmenkimpraswil
No. 534/2001), maka jumlah timbulan sampah di Kota Solok pada akhir tahun
perencanaan (2031) adalah sebesar 184,93 m3/hari. Secara lebih jelas mengenai Prediksi
timbulan sampah pada akhir tahun perencanaan (tahun 2031) dapat dilihat pada Tabel
berikut ini :
Tabel 3.3
Prediksi Timbulan Sampah dan Kebutuhan Prasarana Persampahan
di Kota Solok Sampai Tahun 2031
BAB III | 21
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
a. sebesar 50% sampah dari jumlah timbulan sampah akan diangkut langsung ke
TPA; dan
b. sebesar 50% sampah dari jumlah timbulan sampah dikelola melalui metode 3R.
Sistem Drainase
Sistem jaringan drainase ditetapkan dalam rangka mengurangi banjir dan genangan air
untuk kawasan permukiman, industri, perdagangan, perkantoran, persawahan dan
jalan, yang terdiri dari jaringan drainase primer, jaringan drainase sekunder, dan jaringan
drainase tersier. Pengembangan sistem jaringan drainase diatur lebih detail dan teknis
dalam rencana induk sistem jaringan drainase.
Sistem pembuangan air hujan (drainase) di Kota Solok pada dasarnya menggunakan
sungai sebagai saluran alamiah. Dalam perencanaan dan pengelolaan saluran
pembuangan air hujan, wilayah Kota Solok dibagi atas 4 sistem drainase atau sesuai
dengan jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) eksisting. Pola penyaluran air hujan
dilakukan dengan pola acak (random), dengan memanfaatkan saluran-saluran alamiah
terdekat sebagai badan penerima. Sistem pengaliran menggunakan sistem gravitasi
(tanpa pemompaan), sehingga zona pengalirannya terbagi-bagi sesuai dengan kondisi
topografi wilayah. Rencana arahan pengembangan saluran pembuangan air hujan di
Kota Solok ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1) Sistem aliran limpasan merupakan sistem yang kontinyu dan mengikuti kontur
permukaan wilayah;
2) Kontruksi teknis saluran pembuangan dirancang berdasarkan besarnya limpasan
yang terkait dengan frekuensi dan intensitas rata-rata hujan tahunan.
BAB III | 22
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 23
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Jalur evakuasi bencana bertujuan untuk menyediakan ruang yang dapat dipergunakan
sebagai tempat keselamatan dan ruang untuk berlindung jika terjadi bencana.
Terkait dengan penentuan jalur evakuasi bencana, maka terdapat beberapa kriteria
dasar yang diperlukan dalam penentuan jalur evakuasi bencana di Kota Solok, yaitu :
1) Jalur evakuasi bencana adalah jalur penyelamatan menuju ke tempat lebih aman.
2) Jalur evakuasi merupakan jalur-jalur dirancang untuk memudahkan penduduk
menuju lokasi-lokasi yang telah ditetapkan sebagai lokasi ruang evakuasi bencana.
3) Jalur evakuasi ini adalah terdiri dari jalan-jalan formal dengan rumija yang besar
untuk mengantisipasi terjadinya pergerakan penduduk dalam jumlah yang besar.
4) Lebar jalur evakuasi harus cukup baik, mudah dilewati dan lebar, yaitu lebarnya
dapat dilewati oleh 2 (dua) kendaraan atau lebih.
5) Jalur evakuasi harus menjauh dari sumber bencana dan dampak lanjutan dari
bencana.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jalur evakuasi bencana di Kota Solok meliputi
rencana jalur penyelamatan atau evakuasi (escape road) dan rencana lokasi
penyelamatan darurat (shelter) baik dalam skala kota, kawasan, maupun lingkungan.
Rencana jalur evakuasi bencana di Kota Solok, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Jalur evakuasi bencana gempa bumi diutamakan menggunakan jaringan jalan arteri
dan kolektor di Kota Solok yang meliputi :
a. ruas Jalan Imam Bonjol;
b. ruas Jalan KH. Dewantoro;
c. ruas Jalan A. Yani;
d. ruas Jalan Diponegoro;
e. ruas Jalan Lubuk Sikarah;
f. ruas Jalan Proklamasi;
g. ruas Jalan M. Hatta;
h. ruas Jalan Ahmad Dahlan; dan
i. ruas Jalan Nasir ST Pamuncak.
2) Jalur evakuasi bencana banjir diutamakan menggunakan ruas jalan Masjid Agung
Aro dan jalan Bypass KTK.
3) Jalur evakuasi bencana longsor menggunakan jalur jalan Lingkar Utara dan jalan
Tanah Garam-Payo.
BAB III | 24
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 25
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Agar fungsi sungai termasuk danau dan waduk tidak terganggu oleh
aktifitas yang berkembang di sekitarnya;
Agar kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber
daya yang ada di sungai dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus
menjada fungsi sungai;
Agar daya rusak air terhadap sungai dan lingkungannya dapat dibatasi.
Mengacu kepada Peraturan Menteri PU Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis
Sempadan dan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan
Bekas Sungai, maka kriteria penetapan garis sempadan sungai di Kota Solok
terdiri dari :
Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan;
Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan.
Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan, ditetapkan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
didasarkan pada kriteria :
Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, garis
sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari
tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan
20 (dua puluh) meter, garis sempadan ditetaplan sekurang-kurangnya 15
(lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh)
meter, garis sempadan sungai sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) meter
dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Adapun total rencana luas kawasan sempadan sungai di Kota Solok adalah
seluas ± 11,44 ha, yang berlokasi pada sungai-sungai sebagai berikut :
Sungai Batang Lembang;
Sungai Batang Bingung; dan
Sungai Batang Gawan;
b. Kawasan Sempadan Mata Air yang berfungsi untuk menjaga kualitas dan
kuantitas mata air dengan luas + 4 ha yang berlokasi pada 2 (dua) tempat, yaitu :
Sempadan Mata air Kawasan Pulau Belibis di Kelurahan Kampung Jawa; dan
Sempadan Mata air Telago Biruhun di Kelurahan Simpang Rumbio.
BAB III | 26
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
c. Kawasan Sempadan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah 50 meter (kiri
dan kanan) dari tengah jaringan SUTT. Kawasan sempadan SUTT terdapat di
Kelurahan Kampung Jawa, VI Suku, dan Tanah Garam dengan total luas lahan
± 48,80 Ha.
d. Kawasan Sempadan Rel Kereta Api adalah 11 (sebelas) meter dari tengah rel
kereta api (Ketentuan UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian). Kawasan ini
membentang dari arah utara menuju ke pusat Kota Solok selanjutnya ke arah
timur menuju ke Sawahlunto, melalui Kelurahan Tanah Garam, VI Suku,
Kampung Jawa, Nan Balimo, Tanjung paku, Pasar Pandan Air Mati dengan total
luas lahan ± 13,15 Ha.
4) Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana berfungsi untuk meminimalisasi dampak bencana alam
sekaligus berfungsi sebagai ruang terbuka hijau. Kawasan bencana alam di Kota
Solok adalah kawasan rawan longsor dan kawasan dan rawan gempa bumi yang
umumnya berlokasi pada daerah dengan kemiringan lahan > 40% dengan total luas
± 106,46 Ha. Lokasi kawasan ini berlokasi tersebar di Kelurahan Tanah Garam dan
Laing. Umumnya, lokasi tersebut merupakan kawasan hutan lindung dan kawasan
yang memang diperuntukan sebagai kawasan konservasi. Kawasan rawan bencana
alam dengan kerentanan sangat tinggi di Kota Solok berlokasi di Kelurahan Sinapa
Piliang, IX Korong dan Kampung Jawa
5) Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang,
proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas kota,
yang terdiri dari 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan, maka kawasan
yang dapat dimasukkan/terkategorikan sebagai kawasan RTH Publik di Kota Solok
adalah : Kawasan Sempadan Sungai, Kawasan Sempadan Mata Air, Kawasan
Sempadan Jaringan Listrik Tegangan Tinggi (SUTT), Kawasan Sempadan Rel Kereta
Api, Taman, jalur hijau jalan, kuburan, lapangan olahraga non perkerasan dan Hutan
Kota (kawasan rawan longsor dan konservasi). Mengacu kepada ketentuan
BAB III | 27
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
tersebut, maka total luas kawasan RTH di Kota Solok adalah + 1.457,62 Ha (25,29%).
Untuk RTH privat diperkirakan mencapai + 580,99 Ha atau 10,08% dari total luas
kota. Lebih jelasnya mengenai rencana pengembangan RTH Publik di Kota Solok
dapat dilihat pada Tabel 3.4
Tabel 3.4
Rencana Pengembangan Kawasan Ruang Terbuka Hijau (Publik)
di Kota Solok Tahun 2031
RTH Rencana
No Fungsi Ruang
Kec. Lubuk Sikarah Kec. Tanjung Harapan Kota (Ha) Luas (%)
I RTH PUBLIK
1 Taman Kota 81.19 36.47 117.66 2.04
2 Hutan Kota 169.42 144.32 313.74 5.44
3 Pemakaman Umum - 1.12 1.12 0.02
4 Sempadan Jalan 16.63 14.36 30.99 0.54
5 Sempadan SUTT 36.44 9.75 46.19 0.80
6 Sempadan Sungai 8.76 2.40 11.16 0.19
7 Sempadan Kereta Api 5.60 7.05 12.65 0.22
8 Sempadan Hutan Lindung (Buffer Zone) 65.47 55.61 121.08 2.10
9 KSA/KPA 772.12 - 772.12 13.40
TOTAL RTH 1155.62 271.08 1426.70
LUAS WILAYAH (HA) 3500.00 2264.00 5764.00 24.75
% RTH 33.02 11.97 24.75
II RTH PRIVA T
1 Pariwisata - 25.74 25.74 0.45
2 Perumahan Kepadatan Rendah 120.57 129.35 249.92 4.34
3 Perumahan Kepadatan Sedang 48.30 61.20 109.50 1.90
4 Perumahan Kepadatan Tinggi 66.16 61.72 127.88 2.22
5 Perdagangan Jasa 17.76 8.75 26.51 0.46
6 Kawasan Perkantoran 0.63 1.75 2.38 0.04
7 Industri 0.27 0.53 0.80 0.01
8 TPA - 6.29 6.29 0.11
9 IPLT - 0.04 0.04 0.00
10 Pendidikan 0.90 2.65 3.55 0.06
11 Kesehatan 0.31 1.50 1.81 0.03
12 Militer 0.17 - 0.17 0.00
13 Sarana Olahraga 8.99 15.30 24.29 0.42
14 Peribadatan 0.15 0.07 0.22 0.00
15 Terminal 0.46 0.15 0.61 0.01
16 Stasiun KA - 0.90 0.90 0.02
TOTAL RTH 264.67 315.93 580.60
LUAS WILAYAH (HA) 3500.00 2264.00 5764.00 10.07
% RTH 7.56 13.95 10.07
III TOTAL RTH (%) RENCA NA (2031) 34.82
BAB III | 28
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 29
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
a. Kawasan pariwisata alam, berupa Wisata Alam Air Terjun Sarasa Batimpo Indah
berlokasi di Kelurahan Laing, Taman Rekreasi Pulau Belibis berlokasi di
Kelurahan Kampung Jawa, Panorama Puncak Payo berlokasi di Kelurahan Tanah
Garam;
b. Kawasan pariwisata budaya, yaitu Makam Syeh Sialahan (Kelurahan KTK), Surau
Latiah (Kelurahan KTK), Lesung Batu Inyiak Gulambai ( Kelurahan Aro IV
Korong), Lesung Batu Baiduang (Kelurahan KTK), Batu Laweh Tempat Sujud
Syeh Maulana (Kelurahan Tanjung Paku), Gedung SMPN 1 / Bekas HIS (Kelurahan
Kampung Jawa), Rumah Gadang Gajah Maaram (Kelurahan KTK), Arena Pacuan
Kuda Ampang Kualo (Kelurahan Kampung Jawa), Medan Nan Bapaneh
(Kelurahan IX Korong), serta Stasiun KA (Kelurahan Kampung Jawa).
BAB III | 30
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 3.5
Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Solok Tahun 2031
No. Peruntukan Ruang Luas Ha %
BAB III | 31
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Ruang Terbuka Non Hijau adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak
termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa
badan air. Rencana pengembangan ruang terbuka non hijau di Kota Solok adalah
sebagai berikut:
BAB III | 32
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Rencana pengembangan ruang bagi kegiatan sektor informal di Kota Solok adalah
sebagai berikut :
c. pengembangan kawasan perdagangan dan jasa yang akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Walikota pada rencana yang lebih rinci.
Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruang-ruang lainnya
yang dapat berubah fungsi menjadi melting point ketika bencana terjadi. Potensi
bencana di Kota Solok adalah berupa gempa bumi, banjir dan longsor serta
kebakaran (kawasan pusat kota). Sehingga diperlukan adanya ruang-ruang yang
dapat difungsikan sebagai ruang evakuasi bencana bagi penduduk Kota Solok.
Adapun beberapa kriteria yang dapat dipergunakan dalam penentuan ruang
evakuasi bencana tersebut adalah sebagai berikut :
BAB III | 33
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
d. Terletak pada jaringan jalan yang aksesibel/mudah dicapai dari semua arah
dengan berlari/berjalan kaki
e. Tidak terletak pada daerah yang termasuk zona kerentanan gempa tinggi dan
longsor
f. Diperkirakan setiap orang akan membutuhkan ruang minimum 2 m², sehingga
daya tampung ruang penyelamatan dapat dihitung.
g. Lokasi untuk evakuasi bencana dapat dikembangkan sebagai multi layer space,
dimana pada waktu terjadi bencana alam dapat berfungsi sebagai ruang
evakuasi dan pada waktu tidak terjadi bencana berfungsi sebagai ruang terbuka
publik (baik berupa ruang terbuka hijau maupun ruang terbuka non hijau).
Berdasarkan hal tesebut, maka rencana lokasi ruang evakuasi bencana di Kota
Solok adalah sebagai berikut :
BAB III | 34
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 35
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Kawasan Strategis dari sudut kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan ekonomi;
kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup.
Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi merupakan
kawasan yang memiliki nilai strategis kota dengan kepentingan pertumbuhan ekonomi
kota dan merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki potensi
ekonomi cepat tumbuh, sektor unggulan, dukungan jaringan prasarana dan fasilitas
penunjang kegiatan ekonomi.
Rencana Kawasan strategis di Kota Solok dari sudut kepentingan ekonomi meliputi:
1) Kawasan Pasar Kota Solok, berlokasi di Kelurahan Pasar Pandan Air Mati,
Kelurahan Koto Panjang, dan Kelurahan Kampung Jawa dengan pertimbangan:
BAB III | 36
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Rencana kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup di Kota Solok adalah kawasan Suaka Alam (KSA)/Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
dengan kawasan penyangganya yang berlokasi di Kelurahan Tanah Garam, dengan
pertimbangan sebagai berikut :
BAB III | 37
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 38
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Sedangkan visi pembangunan jangka menengah daerah pada dasarnya adalah kondisi
masyarakat yang diharapkan dapat diwujudkan melalui kegiatan pembangunan dalam
periode 5 tahun mendatang. Visi tersebut harus ditetapkan secara realistis dengan
memperhatikan kondisi masyarakat dewasa ini serta kemampuan daerah untuk
mewujudkan visi tersebut dimasa mendatang. Karena itu, visi haruslah bersifat kongkrit,
realistis dan tidak muluk-muluk sesuai dengan kondisi dan kemampuan warga kota dan
pemerintah daerah setempat.
Visi Walikota dan Wakil Walikota Solok terpilih dalam pemilihan kepala daerah
(PILKADA) yang dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2015 yang lalu adalah sebagai
berikut:
BAB III | 39
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Dari visi tersebut terlihat bahwa terdapat 4 ciri pokok yang masa depan kondisi
masyarakat kota Solok yang diharapkan dapat diwujudkan dalam periode 5 tahun
mendatang. yaitu:
3. Menuju kota perdagangan dan jasa berarti bahwa masa depan kegiatan ekonomi
kota yang diharapkan adalah menjadi kota yang didominasi oleh kegiatan
perdagangan dan jasa. Ini berarti bahwa orientasi kehidupan ekonomi kota adalah
pada kegiatan bisnis dan yang efisien dan mampu bersaing dalam era globalisasi
dan persaingan bebas dewasa ini;
4. Pendidikan yang maju dan modern berarti bahwa kharakteristik sumberdaya kota
yang diharapkan terwujud di Kota Solok ke depan adalah yang berpendidikan tinggi
sesuai dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Pendidikan yang
BAB III | 40
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
B. Misi
Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam mewujudkan visi yang telah dipaparkan di atas. Rumusan misi merupakan
penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus
dilakukan. Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran
serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh
untuk mencapai visi.
BAB III | 41
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Untuk mencapai visi tersebut, Walikota Solok menyusun misi sebagai berikut:
Visi Misi
1. Mewujudkan Kehidupan masyarakat yang berlandaskan ABS-SBK “ Syara’
Mangato Adaik Mamakai”.
2. Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Pemerintahan Yang Baik dan Bersih
Terwujudnya
Serta Reformasi Birokrasi
Masyarakat Kota
3. Mewujudkan Pendidikan dan Kesehatan, pemberdayaan perempuan dan
Solok Yang Beriman,
perlindungan anak yang Berkualitas Untuk Menghasilkan Sumberdaya
Bertaqwa Dan
manusia dan generasi muda yang Beriman, sehat, cerdas, kreatif,
Sejahtera Menuju
tangguh dan Berdaya Saing
Kota
4. Menjadikan Kota Solok Sebagai Pusat Perdagangan Hasil-Hasil Pertanian,
Perdagangan,Jasa,
Perkebunan dan Ekonomi Kerakyatan yang Tangguh Berbasis Potensi
Serta Pendidikan
Unggulan Daerah Melalui Perdagangan, Pariwisata dan Jasa Lainnya Serta
Yang Maju dan
Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif
Modern
5. Menekan Angka Kemiskinan dan Mengurangi Permasalahan Sosial lainnya
6. Mewujudkan Pembangunan Prasarana dan Sarana yang Berwawasan
Lingkungan
BAB III | 42
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 3.7
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Kota Solok
VISI
Terwujudnya Masyarakat Kota Solok Yang Beriman, Bertaqwa Dan Sejahtera Menuju Kota Perdagangan,
Jasa, Serta Pendidikan Yang Maju dan Modern
BAB III | 43
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
VISI
Terwujudnya Masyarakat Kota Solok Yang Beriman, Bertaqwa Dan Sejahtera Menuju Kota Perdagangan,
Jasa, Serta Pendidikan Yang Maju dan Modern
BAB III | 44
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 3.8
Target dan Indikator Kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021
Misi I : Mewujudkan Kehidupan Bermasyarakat Berlandaskan ABS-SBK “Syara’ Mangato Adaik Mamakai”
Jumlah penduduk yang mendaftar dan orang 145 120 118 127 140 124 98 SETDA
mendapatkan porsi keberangkatan haji
Jumlah penduduk yang hafizh Al-Qur’an orang 50 60 100 150 200 250 300 SETDA
BAB III | 45
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 5.4
Target dan Indikator Kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021
Misi II. Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Pemerintahan Yang Baik dan Bersih Serta Reformasi Birokrasi
BAB III | 46
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tujuan dari misi pertama ini adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat
yang harmonis, agamais, beradat, dan berbudaya. Hal ini dilatarbelakangi oleh posisi
Kota Solok yang terletak di persimpangan jalan utama beberapa daerah di dalam
Provinsi Sumatera Barat berpotensi untuk masuknya pengaruh-pengaruh dari luar
yang berdampak pada lunturnya nilai–nilai adat dan budaya local. Selain itu
berdasarkan perkembangan pembangunan Kota Solok beberapa tahun terakhir, ke
depan diperkirakan masyarakat Kota Solok berpotensi menjadi masyarakat yang
multikultur, karena kehidupan kota yang sangat terbuka terhadap kedatangan
berbagai kelompok masyarakat dari wilayah lain, baik dari dalam Provinsi Sumatera
Barat atau dari daerah lain di Indonesia akan turut mewarnai kehidupan sosial, adat
dan budaya. Dalam kondisi sosial yang beranekaragam tersebut, sikap toleran antar
masyarakat yang multikultur sangat diperlukan. Perbedaan latar belakang agama,
kebudayaan dan asal usul perlu disatukan dengan Mewujudkan kehidupan
masyarakat yang harmonis, agamais, beradat, dan berbudaya.
Untuk mewujudkan misi I ini maka sasaran yang perlu dicapai 5 tahun yang akan datang
adalah:
Untuk meningkatkan peran dan penguatan lembaga adat dan budaya serta
pemahaman dan penerapan nilai-nilai adat dan budaya dalam kehidupan
masyarakat diwujudkan dengan Mengembangkan pendidikan adat dan budaya
BAB III | 47
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 48
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 3.9
Target dan Indikator Kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021
Misi II. Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Pemerintahan Yang Baik dan Bersih Serta Reformasi Birokrasi
BAB III | 49
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tujuan dari misi III ini adalah untuk mewujudkan kualitas sumberdaya manusia yang
beriman, sehat, kreatif dan berdaya saing. Hal ini perlu diwujudkan karena Sumberdaya
manusia yang berkualitas merupakan prasyarat mutlak untuk dapat menjadikan Kota
Solok yang maju dan mampu bersaing dengan daerah lain. Sumberdaya manusia yang
berkualitas tersebut akan dapat diwujudkan melalui pendidikan yang bermutu tinggi
disemua tingkatan, pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan derajat kesehatan
yang tinggi dan merata keseluruh lapisan masyarakat.
Untuk mewujudkan misi III ini maka sasaran yang perlu dicapai 5 tahun yang akan
datang adalah:
2. Meningkatnya kualitas moral, akhlak dan daya saing dalam menghadapi MEA
Untuk meningkatkan kualitas moral, akhlak dan daya saing dalam menghadapi
MEA yang akan dimulai pada awal tahun 2016 dilakukan dengan Mewujudkan
peningkatan imtaq dan pendidikan karakter serta ilmu pengetahuan dan
teknologi, mengembangkan kurikulum yang mengedepankan norma-norma
agama, adat dan budaya serta norma lain yang dianut masyarakat dan
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta penguasaan bahasa inggris dan bahasa asing lainnya.
BAB III | 50
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 51
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 3.10
Target dan Indikator Kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021
Misi IV. Menjadikan Kota Solok Sebagai Pusat Perdagangan Hasil-Hasil Pertanian, Perkebunan dan Ekonomi Kerakyatan yang Tangguh Berbasis Potensi Unggulan
Daerah Melalui Perdagangan, Pariwisata dan Jasa lainnya Serta Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif
Meningkatkan Pertumbuhan % 6,59 6,62 6,65 6,67 6,70 6,72 6,74 Bappeda
pembangunan Meningkatnya Ekonomi
ekonomi yang pertumbuhan
berbasis ekonomi dan daya
Pendapatan per Rp. (juta) 44,53 46,68 48,78 50,80 52,75 54,63 56,44 Bappeda
sumberdaya local saing daerah
Kapita (ADHB)
dan unggulan
daerah berbasis Meningkatnya Tingkat Kkal/ 3.644 3.648 3.672 3.696 3.720 3.745 3.768 Kantor Ketahanan
ekonomi ketersediaan Ketersediaan kapita Pangan
kerakyatan pangan Bahan Pangan
Meningkatnya Tingkat % 4,72 4,57 4,57 4,42 4,27 4,12 3,97 Disosnaker
penyediaan Pengangguran
lapangan kerja dan Terbuka (TPT)
usaha
Meningkatnya Nilai investasi Rp.Juta 298.657 319.563 348.323 386.639 436.902 502.437 577.803 SETDA
penanaman modal
Meningkatnya daya Jumlah kunjungan Orang 112.358 125.000 150.000 175.000 250.000 275.000 300.000 DPORKP
saing pariwisata wisata
BAB III | 52
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tujuan dari Misi keempat ini adalah Meningkatkan pembangunan ekonomi yang
berbasis sumberdaya lokal dan unggulan daerah berbasis ekonomi kerakyatan. Hal ini
dilatar belakangi oleh belum optimalnya pemanfaatan posisi strategis Kota Solok,
sarana prasarana dan utilitas kota dalam pengembangan potensi ekonomi, pariwisata,
peningkatan daya saing daerah serta nilai tambah produk UKM dan industri untuk
mewujudkan Solok sebagai Kota perdagangan dan jasa. Disamping itu tingginya
ekspektasi masyarakat Kota Solok terhadap Kota Solok yang maju dalam bidang
perdagangan dan jasa menuntut pemerintah Kota Solok agar menggerakkan
perekonomian Kota Solok terutama sektor perdagangan. Hal ini juga membutuhkan
campur tangan stakeholders perekonomian untuk terus menggali ide, pengetahuan,
dan teknologi yang dibutuhkan untuk terus menumbuhkembangkan sektor – sektor
ekonomi di Kota Solok.
Untuk itu, pengembangan sektor perdagangan, industri, koperasi dan UKM, pertanian,
pariwisata adalah jawaban untuk pencapaian misi tersebut. Adapun sasaran yang akan
dicapai dalam lima tahun kedepan adalah :
BAB III | 53
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 54
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 55
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 3.11
Target dan Indikator Kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021
Meningkatkan Menurunnya angka Tingkat Kemiskinan % 4,16* 3,74 3,53 3,32 3,11 2,90 2,69 BPS
kesejahteraan kemiskinan
masyarakat miskin yang
berkelanjutan
Berkurangnya Meningkatnya akses Persentase Penurunan Penyandang % 7,4 7,4 7,2 7,0 6,9 6,7 6,5 Sosnaker
Penyandang Masalah dan hidup Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan Sosial Masalah Kesejahteraan (PMKS)
(PMKS) dan Penyakit Sosial (PMKS),
Masyarakat (PEKAT) termasuk disabilitas, Persentase Penurunan kasus Pekat % 23 5,0 5,2 5,5 5,9 6,2 6,6 Satpol PP
dan lanjut usia serta
menurunnya Penyakit
Masyarakat
BAB III | 56
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Posisi Kota Solok yang terletak di persimpangan jalan utama beberapa kota besar di
dalam Provinsi Sumatera Barat berpotensi terhadap peningkatan angka kemiskinan dan
munculnya berbagai masalah sosial lainnya. Hal ini menjadi isu strategis yang perlu
mendapat perhatian serius di Kota Solok.
Misi ke-5 Walikota dan Wakil Walikota Solok periode 2016-2021 merupakan upaya untuk
menekan angka kemiskinan dan mengurangi permasalahan sosial lainnya di Kota Solok.
Tujuan pertama dari misi ini adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin
yang berkelanjutan. Tujuan kedua adalah berkurangnya Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Penyakit Masyarakat (Pekat).
Sasaran yang hendak dicapai dari tujuan diatas untuk periode 2016-2021 adalah :
BAB III | 57
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 3.12
Target dan Indikator Kinerja RPJMD Kota Solok Tahun 2016 – 2021
Misi VI. Mewujudkan Pembangunan Prasarana dan Sarana yang Berwawasan Lingkungan
BAB III | 58
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tujuan yang ditetapkan untuk melaksanakan misi keenam ini adalah Meningkatkan
Pembangunan Prasarana dan Sarana Kota yang Tertata dengan Baik dan Berwawasan
Lingkungan. Pembangunan prasarana dan sarana kota merupakan bagian integral dari
pembangunan kota sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi daerah.
Kondisi infrastruktur seperti jaringan jalan, jaringan transportasi, sumber daya air dan
pelayanan air bersih, persampahan, jaringan air limbah , jaringan drainase serta sarana
dan prasarana lainnya sangat berpengaruh pada kelancaran aktivitas masyarakat.
Namun demikian pembangunan prasarana dan sarana kota ini harus tetap
memperhatikan daya tampung dan daya dukung lingkungan serta kesesuaiannya
dengan rencana tata ruang wilayah.
BAB III | 59
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
untuk lima tahun ke depan dalam rangka peningkatan kualitas perumahan dan
kawasan permukiman.
Dari segi air bersih, kualitas air minum harus memenuhi standar yang berlaku
dan secara kuantitas maupun kontiniutasnya harus mencukupi kebutuhan
penduduk kota secara keseluruhan. Untuk lima tahun mendatang ditargetkan
95% penduduk Kota Solok telah memperoleh akses air minum yang aman baik
melalui perpipaan maupun melalui sumber lain. Untuk mencapai target cakupan
pelayanan ini maka diupayakan untuk meningkatkan produksi air baku dan
meminimalkan kehilangan air.
Dalam sektor sanitasi ini, penanganan sampah merupakan salah satu titik krusial
yang menjadi fokus dalam mewujudkan sanitasi masyarakat yang berkualitas
dan merata. Pengolahan sampah saat ini masih dengan cara controlled landfill di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ampang Kualo direncanakan akan dikelola
secara sanitary landfill serta dengan menerapkan pengolahan sampah
menggunakan teknologi ramah lingkungan dan konsep 3-R atau pengurangan
sampah dari sumbernya.
Untuk sektor perumahan dan permukiman, ditargetkan seluruh lingkungan
perumahan yang ada telah memiliki prasarana, sarana dan utilitas umum. Di
samping itu, juga terus diupayakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan
permukiman kumuh sehinga lima tahun ke depan tidak ada lagi kawasan kumuh
di Kota Solok sehingga lingkungan perumahan yang sehat dan aman dapat
diciptakan.
3. Meningkatnya penanganan sungai dan penanggulangan banjir
Kota Solok dilewati oleh 3 sungai yaitu, Batang Lembang, Batang Gawan dan Batang
Bingung. Kondisi ketiga sungai ini pada beberapa bagian sangat rawan longsor dan
sering meluap pada waktu musim penghujan yang menimbulkan genangan pada
beberapa kawasan. Untuk menganggulangi banjir yang diakibatkan oleh luapan sungai
ini untuk lima tahun ke depan dilakukan penanganan terhadap tebing sungai yang
rawan longsor. Untuk mengatasi genangan akibat sistem drainase yang kurang baik,
maka untuk lima tahun ke depan ditargetkan pembangunan dan pemeliharaan sistem
jaringan drainase skala kota yang mampu mengalirkan air sehingga tidak terjadi
genangan (lebih dari 30 cm selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun.
BAB III | 60
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 61
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 62
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 63
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut sebagai SPAM ditetapkan dalam
rangka menjamin kuantitas, kualitas dan kontinuitas penyediaan air minum bagi
penduduk dan kegiatan ekonomi serta meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan.
Tabel 3.6
Rencana Kebutuhan Air Bersih di Kota Solok Sampai Tahun 2031
Pelayanan
No Pelanggan
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2021 2026 2031
Proy Penduduk 60.661 61.953 63.273 64.621 63.997 67.403 74.893 83.217 92.465
1 Domestik
1.819.830 1.858.590 1.898.190 1.938.630 1.979.910 2.022.090 2.246.790 2.496.510 2.773.950
(100lt/jw/hr) dan
1 SR/kk 3.640 3.717 3.796 3.877 3.960 4.044 4.494 4.993 3.548
2 Non Domestik
(10%) dari 1.213 1.239 1.265 1.292 1.320 1.348 1.498 1.664 1.849
Domestik
3 Hidran Umum
/Kran umum 543.949 557.577 569.457 581.589 593.973 606.627 674.037 748.953 832.185
(30lt/jw/hr) dan
1 HU/50 org 121.322 123.906 126.546 129.242 131.994 134.806 149.786 166.434 184.930
Total 2.488.314 2.541.312 2.593.458 2.650.753 2.707.197 2.764.871 3.072.111 3.413.561 3.792.914
Keterangan :
Kapasitas produksi air bersih yang dihasilkan oleh PDAM Kota Solok saat ini sebesar 205 lt/dtk atau setara dengan
17.712.000 lt/hr atau sama dengan 6.464.880.000 lt/th;
Jumlah kebutuhan air bersih di Kota Solok hingga akhir tahun rencana sebesar 3.792.914 lt/hr;
Jumlah kebutuhan air bersih tersebut masih dapat dipenuhi oleh PDAM Kota Solok, bahkan PDAM Kota Solok masih
memiliki cadangan sebesar 13.919.086 lt/hr
Dari kondisi eksisting sistem penyediaan air minum Kota Solok maka dapat disimpulkan
bahwa kelurahan yang belum terlayani adalah kelurahan Laiang. Hal ini harus menjadi
perhatian Pemerintah Kota karena berdasarkan RTRW Kota Solok, kelurahan Laiang
akan difungsikan sebagai kawasan perkantoran pemerintah disamping kawasan
BAB III | 64
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
perumahan sehingga kebutuhan akan air minum sangat diperlukan. Untuk kelurahan
Kampung Jawa, Tanjung Paku, Aro IV Korong, IX Korong dan VI Suku perlu
dimaksimalkan pelayanan akan penyediaan air minum karena dalam pengembangan
Kota Solok daerah ini direncanakan sebagai kawasan perumahan.
Berdasarkan potensi sumber air untuk penyediaan air minum Kota Solokyang disurvey,
maka sumber air Bukik Kambuik digunakan sebagai sumber
air untuk memaksimalkan penyediaan air minum daerah kelurahan Kampung Jawa,
Tanjung Paku, Aro IV Korong, IX Korong dan VI Suku dimana dari Bukik Kambuik pipa
transmisinya dikoneksikan dengan BPT 2 dari Mata Air Sungai Guntung sedangkan untuk
menyediakan air minum ke daerah kelurahan Laiang maka digunakan Batang Lembang
pada posisi di bawah Jembatan Gurun Bagan Kelurahan VI Suku
Rencana sistem penyediaan air minum Kota Solok dirancang untuk memenuhi
kebutuhan air sampai tahun 2031, Pengembangan SPAM ini direncanakan, bedasarkan
kebutuhan yang ada. Yang mana kapasitas air yang ada semakin menurun sesuai
dengan umur sumber air, seperti Reservoir Pincuran Gadang yang dibangun tahun 1973
sehingga baik sumber maupun bangunannya sudah sudah tua dan banyak perubahan
baik karena usia maupun karena faktor alam lainnya sepert gempa bumi. Bedasarkan
hasil survey didapat 3 alternatif sumber air yang bisa dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan sumber air masyarakat Kota Solok yaitu :
1. Batang Lembang di bawah Jembatan Gurun Bagan Kelurahan VI Suku Kota Solok
Terdapat 2 alternatif tempat Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang akan dijadikan
langsung sebagai Reservoir, sebagai berikut:
a. Alternatif 1
Dari Batang Lembang, sumber air baku dipompakan ke IPA yang berjarak ± 300
meter dengan elevasi 414 meter kemudian air baku ini akan didistribusikan.
Alternatif memiliki kekurangan karena posisi IPA yang lebih rendah dari daerah
sasaran pelayanan yang kebanyakan berada di ketinggian sehingga apabila ingin
mendapatkan pelanggan yang lebih banyak maka perlu pompa pada sistem
distribusinya. Hal ini sama dengan teknis IPA KTK dimana untuk transmisi dan
distribusi diperlukan pompanisasi.
BAB III | 65
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
b. Alternatif 2
Dari Batang Lembang dipompakan ke IPA yang berada di Transat sesudah
simpang Dama yang berjarak ± 3000 meter dengan elevasi 551 meter kemudian air
baku ini akan didistribusikan. Alternatif ini memiliki kelebihan dimana pompanisasi
hanya diperlukan untuk transmisi dimana membawa air dari Batang Lembang ke
IPA di Transat sedangkan untuk distribusinya dengan sistem gravitasi karena
daerah pelayanannya berada dibawah IPA.
Sasaran daerah pelayanan untuk Batang Lembang ini adalah kelurahan Laiang
dimana pada kondisi saat ini masih belum menjadi daerah pelayanan, sedangkan
menurut RTRW kelurahan Laiang ini akan menjadi daerah perkembangan Kota
Solok untuk dijadikan pusat perkantoran pemerintah Kota.
2. Bukik Kambuik (Guguk Lasung) di Pakan Sanayan Sawah Sudut Kabupaten Solok
Sumber air baku dari Bukik Kambuik ini direncanakan sebagai sumber air penambah
kapasitas sumber air yang ada sebelumnya sehingga pelayanan menjadi lebih
maksimal dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Biaya yang diperlukan hanya
untuk jaringan pipa transmisi dan bangunan pelengkap penangkap mata air dan
pengolahan sederhananya saja sedangkan jaringan pipa distribusi sudah tersedia.
Rencana Pengembangan Pelayanan air bersih di Kota Solok dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Pemenuhan kebutuhan air bersih pada tahun 2031 melalui dua sistem pelayanan
yaitu PDAM dengan kontribusi 70% dan sisanya (30%) Non PDAM berupa sumur
air tanah. Hal ini dilakukan dengan asumsi telah terjadi pemulihan ekonomi
dimana kemampuan ekonomi masyarakat meningkat sehingga permintaan
BAB III | 66
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
3) Rencana peningkatan kapasitas produksi sumber air minum PDAM Kota Solok yang
meliputi :
a. peningkatan kapasitas produksi sumber mata air Pincuran Gadang dengan
kapasitas debit air 20 liter perdetik;
b. peningkatan kapasitas produksi sumber mata air Tabek Puyuh dengan kapasitas
debit air 45 liter perdetik;
c. peningkatan kapasitas produksi sumber air Tabit dengan kapasitas debit air 20
liter perdetik;
d. peningkatan kapasitas unit produksi IPA KTK dengan kapasitas debit air 80 liter
perdetik;
e. peningkatan kapasitas produksi sumber air Guntung dengan kapasitas debit air
40 liter perdetik;
f. peningkatan kapasitas produksi sumber air Batang Sumani dengan kapasitas
debit air 135 liter perdetik;
4) Pengembangan jaringan (saluran) pipa PDAM yang meliputi :
a. Jaringan (saluran) pipa primer yang berlokasi pada pinggiran jalan Arteri
Primer dan Kolektor Sekunder yang berhubungan langsung dengan sumber air
bersih.
b. Pengembangan jaringan (saluran) pipa sekunder yang berlokasi pada
sepanjang pinggiran jalan Kolektor sekunder dan jalan lokal.
5) Selain itu dalam menjaga kuantitas dan kualitas sumber air bersih maka perlu
dilakukan pengamanan dan pengawasan serta penindakan terhadap kegiatan yang
merusak sumber air bersih
Adapun mengenai rencana sistem jaringan air minum di Kota Solok, secara lebih jelas
dapat dilihat pada Gambar 3.1
BAB III | 67
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Gambar 3.1
Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum
BAB III | 68
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 69
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 3.8. Persandingan visi misi kota dengan visi misi sanitasi
VISI VISI
Terwujudnya Masyarakat Kota Solok Yang Beriman, Terwujudnya Kota Solok yang bersih,
Bertaqwa, Sehat, Edukatif, Dan Sejahtera Dengan Sehat dan ramah lingkungan dengan
Pemerintahan Yang Baik Dan Bersih Menuju Kota sistem sanitasi yang memadai pada
Perdagangan Dan Jasa Yang Maju Dan Modern. tahun 2020
BAB III | 70
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 71
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tujuan :
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan air
limbah domestik
Sasaran :
1. Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik
2. Meningkatnya kualitas pelayanan prasarana dan sarana fasilitas pengolahan
air limbah domestik sistem terpusat dengan kepemilikan komunal dari 5 unit
menjadi 20 unit pada akhir tahun 2013.
3. Meningkatnya kepemilikan jamban keluarga dengan sistem tangki septic
dari 55% menjadi 80 % pada akhir tahun 2013.
Strategi yang dilakukan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor air
limbah adalah :
1. Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik.
a. Melakukan identifikasi dan pendataan terhadap kelayakan teknis sarana
pengelolaan air limbah di masing-masing rumah tangga.
b. Melakukan analisa, evaluasi dan optimalisasi kinerja pengelolaan air
limbah domestik skala komunitas yang ada
c. Mengembangkan perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem
terpusat, terutama pada kawasan central business district (CBD)
2. Meningkatnya kualitas pelayanan prasarana dan sarana fasilitas pengolahan
air limbah domestik sistem terpusat dengan kepemilikan komunal dari 5 unit
menjadi 20 unit pada akhir tahun 2013.
a. Meningkatkan akses pelayanan air limbah rumah tangga melalui
penyediaan sarana dan prasarana air limbah
b. Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan MCK komunal melalui
pengorganisasian masyarakat dalam kelompok.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan pengolahan air limbah sistem
terpusat
BAB III | 72
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 73
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 74
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
1. Mendorong perubahan pola pikir masyarakat ke arah yang lebih maju melalui
peningkatan kapasitas secara kreatif dan inovatif.
2. Mengembangkan budaya produktif secara mandiri dengan memanfaatkan
potensi sosial dan ekonomi lokal.
3. Penataan lingkungan yang bersih dan sehat dengan melibatkan partisipasi aktif
masyarakat.
4. Membuat aturan-aturan bagunan dan lingkungan yang telah disepakati bersama
dalam rangka menciptakan ketertiban dan keharmonisan dalam kehidupan
masyarakat Kota Solok.
BAB III | 75
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 76
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 77
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
D. Rencana investasi
Berdasarkan konsep dan strategi penanganan kumuh maka dapat dirumuskan
kebutuhan penanganan Kawasan Kumuh Kota Solok yang disinkronkan dengan data
baseline P2KP tahun 2015 adalah sebesar Rp. 65,319,063,650,000 sampai dengan Tahun
2019 berdasarkan dokumen RPKPP, sementara konsep penanganan Kumuh menurut
Dokumen RPIJM sebesar Rp. 168,913,780,000.
Dari uraian rencana strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya maka dapat dibuat
rumusan matrik rencana strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya, seperti yang dapat
dilihat pada tabel Matrik Rencana Strategis Infrastruktur bidang cipta karya.
BAB III | 78
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
BAB III | 79
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
prasarana lingk
dan fasilitas 4 Pemb jaringan
penunjang irigasi dan
kegiatan pengairan
pertanian
dan
perikanan
3. Menyediakan
tempat
informasi &
penelitian
Agribisnis
BAB III | 80