1
PERAN STRATEGIS PASAR UMKM DIGITAL KREATIF
TERHADAP
KETAHANAN EKONOMI NASIONAL
Disusun oleh
Anggota
2
PERAN STRATEGIS PASAR UMKM DIGITAL KREATIF
TERHADAP
KETAHANAN EKONOMI NASIONAL
BAB 1 PENDAHULUAN
A Latar Belakang
B Landasan Kebijakan
C Tujuan
D Sistematika Modul
BAB 6 Penutup
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, Usaha Kecil dan Menengah telah memberikan
peran yang sangat penting bagi perekonomian nasional. Usaha Kecil dan
Menengah (UMKM) sebelum krisis ekonomi pertama pecah tahun 1997 sangat
tidak diperhitungkan dan sangat tidak mendapatkan perhatian. Namun dengan
pembuktian bahwa disaat krisis ekonomi global (Krisis Moneter I) melanda
Indonesia tahun 1997 beberapa perusahaan besar di Indonesia (gulung tikar) hal
yang sama tidak terjadi pada segmen UMKM yang tetap bertahan dan tetap
dapat menjalankan roda usahanya seperti biasa.
Jumlah UMKM di Indonesia saat ini tumbuh dengan pesat, dari sekitar 7 ribu
UMKM di tahun 1980 berkembang di tahun 2013 mencapai sebanyak 57 juta
UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia ( Data sandingan kemenkop 2012 -
2013). Sejak tahun 2005 kelas usaha Kecil dibagi 2 yaitu kelas Usha Mikro dan
Kecil , sehingga UMKM dibagi menjadi 4 kelas usaha ( Besar , Menengah, Kecil
dan Mikro).
Saat ini tengah berlangsung MEA 2015 – 2025, dari Informasi (Departemen
Pengembangan Umum Bank Indonesia, 2016) posisi UMKM Indonesia di
bandingkan 8 negara ASEAN dari beberapa parameter masih berada di posisi
yang tidak menggembirakan. Dibeberapa negara besar kemajuan UMKM ini
salah satunya adalah difasilitasi dengan menggunakan sarana IT. Sarana IT ini
digunakan dalam proses produksi, pemasaran dan proses bisnisnya.
4
Sementara UMKM di Indonesia saat ini masih minim dalam menggunakan sarana
IT, dimana dari 56 juta pelaku UMKM hanya 75 ribu pelaku UMKM yang
memanfaatkan internet, sementara penggunaan transaksi e-commerce baru
mencapai 4,6 juta pengguna. Sehingga dibutuhkan Solusi IT untuk memenuhi
kebutuhan UMKM agar dapat meningkatkan daya saingnya sehingga bisa
bersaing di pasar global dan siap menghadapi MEA 2015-2025. Untuk
memenangkan MEA 2005-2025 tidak bisa hanya sekedar program-program instan
yang tidak terstruktur dan sistematis, tetapi diperlukan upaya yang memang
focus dalam pemberdayaan UMKM ini hingga bisa naik kelas dan bersaing di
pasar global.
Jika dilihat dari sisi Ketahanan Ekonomi Nasional maka pelaku Usaha Mikro dan
Kecil yang berkontribusi hamper 62 % dari PDB nasional , +/- 80 % modal sendiri
dan tidak rentan terhadap krisis ekonomi, maka para pelaku UMKM ini harus
diberikan insentif, program pendampingan, perlindungan hukum dan pendidikan
yang cukup untuk bisa melakukan perubahan proses bisnis tradisonilnya
menjadi proses bisnis digitalisasi.
B. Landasan Kebijakan
Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha
yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya
mengelola sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan
dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai (UKM) terutama meliputi sektor
5
pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb, yang ditujukan terutama
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus
mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
Mengutip Visi dan Misi, Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo dan
Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Jusuf Kalla “Jalan Perubahan Untuk
Indonesia Yang Berdaulat , Mandiri , dan Berkepribadian”
Nawacita adalah istilah umum yang diserap dari bahasa Sanskerta, nawa
(sembilan) dan cita (harapan, agenda, keinginan).
Adapun Program Nawa Cita tersebut adalah sebagai Berikut :
a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara;
6
b. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, dan demokratis;
c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
d. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan
kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program Indonesia Pintar,
Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera.
f. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
g. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
h. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali
kurikulum pendidikan nasional
i. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui
kebijakan memperkuat pendidikan kebhinekaan.
7
8. Mengevaluasi FTA yang memberikan benefit sebesar besarnya bagi
kepentingan nasional terutama dalam rangka meningkatkan daya saing
produk nasional di pasar dalam negeri maupun international. Dan
Memanfaatkan fasilitas safeguards dalam FTA yang dapat digunakan untuk
melindungi produl/pasar dalam negeri dari serbuan produk impor.
Undang – Undang RI nomor 20/2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Definisi yang ada pada Undang Undang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan ataubukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih
besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara
atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan
ekonomi di Indonesia.
8
5. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah dan
Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan
berdomisili di Indonesia.
C. Tujuan
d. Sistematika Modul
Modul ini Terbagi dalam 4 Bagian, Yaitu
1. Ruang Lingkup Pengelolaan UMKM Digital Kreatif
2. Masalah – Masalah yang dihadapi oleh UMKM Digital Kreatif
3. Peluang dan Tantangan Revitalisasi UMKM Digital Kreatif
4. Latihan Mandiri
9
BAB II
ARTI PENTING UMKM DIGITAL KREATIF BAGI PEREKONOMIAN DI INDONESIA
10
Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, pada tahun 2013 UMKM
mampu menyumbangkan 5.440 triliun rupiah (atas dasar harga berlaku) terhadap
PDB Nasional, menyerap tenaga kerja 114,14 Juta orang, menarik 1.655,2 triliun
rupiah investasi, dengan total jumlah usaha sebanyak 57,8 juta unit.
Usaha mikro, kecil dan menengah memberikan lapangan kerja bagi 99,45%
tenaga kerja di Indonesia, dan masih akan menjadi tumpuan utama penyerapan
tenaga kerja pada masa mendatang. Perekonomian nasional jika diukur dengan
PDB telah pulih dari krisis ekonomi pada akhir tahun 2003. Secara umum peran
usaha mikro dan kecil dalam PDB mengalami kenaikan dibanding sebelum krisis,
bersamaan dengan merosotnya usaha menengah dan besar terutama pada
puncak krisis ekonomi tahun 1998 dan 1999, namun kemudian tergeser kembali
oleh usaha besar. Usaha kecil telah pulih dari krisis pada tahun 2001, dan usaha
besar baru pulih dari krisis pada tahun 2003, Krisis ekonomi mengakibatkan
Indonesia tertinggal 7 tahun dibandingkan negara lain dalam membangun daya
saing perekonomian nasionalnya.
11
Selama periode 2000 – 2003, usaha mikro dan kecil telah mampu memberikan
lapangan kerja baru bagi 7,4 juta orang dan usaha menengah mampu
memberikan lapangan kerja baru sebanyak 1,2 juta orang. Pada sisi lain, usaha
besar hanya mampu memberikan lapangan kerja baru sebanyak 55.760 orang
selama periode 2000 – 2003. Hal ini merupakan bukti bahwa UMKM merupakan
katup pengaman, dinamisator dan stabilisator perekonomian Indonesia.
a) orientasi pasar;
b) kualitas sumber daya manusia;
c) penguasaan teknologi;
d) akses pasar; dan
e) permodalan.
Dibeberapa negara besar kemajuan UKM ini salah satunya adalah difasilitasi
dengan menggunakan sarana IT. Sarana IT ini digunakan dalam proses produksi ,
pemasaran dan proses bisnisnya. Sementara UMKM di Indonesia saat ini masih
minim dalam menggunakan sarana IT, dimana dari 56 juta pelaku UMKM hanya 75
ribu pelaku UMKM yang memanfaatkan internet, sementara penggunaan transaksi e
– commerce baru mencapai 4,6 jt pengguna. Sehingga dibutuhkan Solusi IT khusus
untuk memenuhi kebutuhan UMKM ini agar dapat meningkatkan daya saingnya
sehingga bisa bersaing di pasar global dan siap menghadapi MEA 2015.
12
MEA 2015 dan Pasar Global
Posisi Strategis UKM di Indonesia Dalam Menghadapi ASEAN Economic
Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) TAHUN 2015.
Pesimistis.
inilah pandangan sejumlah pengamat politik ASEAN saat ditanyakan
pendapatnya mengenai kesiapan Indonesia dalam menghadapi pemberlakuan
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dengan kata lain, Indonesia belum siap
menghadapi MEA. Ini dapat dilihat dari pembentukan ASEAN Economic
Community Center (AEC Center) yang didirikan September 2015 lalu.
Penyebab Pesimistis :
1. Perlu Keselarasan Kegiatan Perberdayaan UMKM yang dilakukan Antar
Kementerian dan BUMN, begitu juga antara pemerintah pusat dan
daerah. Berbagai kegiatan yang dilakukan kementerian dan lembaga
pemerintah masih perlu diselaraskan antara pusat dan daerah agar tidak
terlihat kegiatannya dilaksanakan secara sektoral.
Begitu juga masih diperlukan sinkronisasi antara kementerian dan BUMN untuk
kegiatan yang ditujukan pada pemberdayaan UKM khususnya mikro dan kecil,
agar menjadi satu kesatuan program kegiatan yang terkordinir dalam satu wadah
unit pengelola pemberdayaan UMKM Kreatif dengan dilengkapi Data
Base Profile UMKM seluruh Indonesia.
Dari aspek kemudahan melakukan bisnis, Indonesia berada di peringkat
tujuh dari sepuluh negara ASEAN. Dari sisi daya saing, Indonesia berada di
bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
13
Sumber: Kementerian Perindustrian dan litbang KOMPAS
14
2. Belum tersedianya data profile UMKM yang valid , saat ini hanya
terbatas data angka statistic.
15
Beberapa Kementerian , Swasta, BUMN melakukan program pemberdayaan
UMKM melalui program pendanaan , pelatihan dan lain sebagainya dilakukan
secara sektoral , tidak terkoodinir dalam satu atap sehingga sulit dilakukan
kontrol dari hasil program perberdayaan yang telah dilkukan tersebut.
Ditambah lagi sumber data yang tidak mampu telusur maka sasaran umkm
yang dibinapun menjadi bias. Bisa jadi satu UMKM mendapatkan bantuan dari
berbagai instansi , tetapi ada juga umkm yang sama sekali belum pernah
mendapatkan bantuan apapun. UMKM yang disasarpun belum tentu sinkron
dengan data statistik yang ada. Untuk itu jika memang pemerintah ingin focus
dalam program pemberdayaan UMKM ini perlu dibentuk satu Badan yang
memang berfungsi mengatur Tatakelola Pemberdayaan UMKM khususnya yang
mikro dan kecil ini yang jumlahnya hampir mencapai 58 juta pelaku usaha
mikro dan kecil.
16
4. Peningkatan Standarisasi Nasional Indonesia dan International
Penerapan kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) masih perlu
ditingkatkan, khususnya bagi UMKM Mikro. Hal tersebut yang terkait dengan
proses pengajuan sertifikasi yang masih perlu dipermudah. Sehingga perlu
adanya insentif dari Pemerintah khususnya untuk pelaku Usaha Mikro dalam
melakukan proses sertifikasi produknya.
Pada tahun yang sama 8,6 persen usaha kecil dan 18,6 persen usaha
menengah di Filipina memiliki sertifikat mutu internasional. Kepemilikan
sertifikat mutu internasional di Vietnam untuk usaha kecil adalah 6 persen
dan usaha menengah 13,2 persen. Untuk itu diperlukan program pelatihan
terpadu tentang Proses Bisnis Digital bagi para pelaku usaha Mikro.
17
5. Infrastruktur dan Konektivitas Akses Digital
Dilihat dari sisi ancaman pelaksanaan MEA bagi Indonesia, kesiapan
infrastruktur seperti listrik, jalan, pelabuhan laut, dan pelabuhan udara ,
Akses Telkomunikasi Fiber untuk digital akses belum memadai.
Terkait permasalahan infrastruktur dan konektivitas yang dihadapi oleh dunia
usaha mikro dan kecil di Indonesia / Keterbatasan infrastruktur dan konektivitas
adalah merupakan salah satu masalah yang mempengaruhi tingkat kemampuan
daya saing produk dan jasa yang dihasilkan oleh UMKM (Mikro). Untuk itu perlu
peran serta perusahaan – perusahaan yang membidangi Infrastruktur dan akses
Telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan UMKM (Mikro) akan fasilitas tersebut
yang dibantu oleh pemerintah dalam hal pemberian insentif dan kemudahan
dalam pemenuhan fasilitas tersebut.
18
6. Sifat Pasif Masyarakat Indonesia dan jiwa survival dari pelaku usaha
mikro di Indonesia
Sifat pasif masyarakat Indonesia sebagai factor penghambat sosialisasi MEA
dan jiwa survival dari pelaku usaha mikro kebanyakan di Indonesia umumnya
dianggap sebagai faktor utama penghambat keberhasilan UMKM untuk bisa
bersaing di pasar global MEA. Selain itu, terbatasnya tenaga penyuluh dan
minimnya intensitas kegiatan penyuluhan membuat sosialisasi MEA tidak
berkembang,"
19
8. Kualitas Sumber Daya Manusia masih rendah
Mutu SDM yang masih rendah, pola pikir pengusaha Indonesia yang lebih senang
menggarap pasar dalam negeri dan kurang paham terhadap aturan-aturan MEA.
Kebanyakan pelaku UKM mikro dan kecil ini tidak didukung dengan pendidikan
yang cukup atau boleh dibilang kualitas sumber daya manusia (SDM) tidak
memadai dalam menjalankan bisnis modern. Sehingga jumlah pelaku usaha
yang +/- 57 juta saja belum cukup untuk menjadi kunci keberhasilan
persaingan di pasar global.
Untuk itu perlu adanya kemudahan – kemudahan dan program - program
pengembangan kualitas SDM yang mendasar bagi para pelaku usaha ini
khususnya usaha mikro dan kecil yang jumlahnya hampir 90% dari total pelaku
usaha di Indonesia.
20
Berdasarkan data World Bank Enterprise Survey, dalam hal pengembangan
tenaga kerja (Tabel 3), persentase perusahaan di Indonesia yang memberikan
pelatihan formal kepada tenaga kerja hanya berada pada kisaran 2,8 persen
untuk usaha kecil dan 13,2 persen untuk usaha menengah, dengan rata-rata
cakupan pelatihan 52,9 persen. Dibandingkan dengan negara lain di kawasan maka
persentase tersebut sangat rendah. Sebagai contoh, jumlah perusahaan yang
memberikan pelatihan formal di Thailand mencapai 30,9 persen untuk usaha
kecil dan 63,3 persen untuk usaha menengah.
9. Perlindungan Hukum
Di samping itu juga diperlukan perlindungan hukum atas hasil usaha mereka.
Perlindungan hukum ini termasuk hal yang sangat penting yang harus diberikan
kepada pelaku usaha tersebut. Perlindungan hukum bagi mereka sangat
penting mengingat Persaingan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) .
21
pajak, atau masalah hukum, kemudian tidak ada yang membantu mereka
untuk maju, tidak ada curriculum yang jelas untuk mendidik mereka tentang
pengelolaan bisnis modern , proses bisnis digital dan tidak ada insentif maka
mereka rentan untuk gulung tikar. Karena di Negara Negara ASEAN lainnya
sudah melakukan hal tersebut yang dapat dijelaskan pada beberapa parameter
dibawah ini.
22
12. Kendala Utama Industri Mikro
Dalam Evaluasi UKM (Mikro dan Kecil) yang dilakukan oleh BPS diketahui
masalah terbesar UKM kita adalah masalah Pendanaan , Mencari Bahan Baku ,
dan Pemasaran.
23
Dari Informasi BPS tahun 2015 bahwa kendala utama Industri Mikro adalah :
Permodalan 38,84 %
Pemasaran 25,00 %
Bahan Baku 22,29 %
Berdasarkan data BPS diatas kendala yang dihadapi UMKM salah satunya
dikarenakan kesulitan mendapatkan Bahan Baku dan informasi keberadaan
bahan baku adalah 22,29%.
Jalur distribusi hasil Panen Produk Komoditi (Bahan Baku) selama ini seperti
yang digambarkan diatas (jalur merah) sudah terbentuk dan mengakar sejak
jaman dahulu hingga sekarang. Jalur distribusi yang terbentuk antara petani
komoditi ( examp.: jambu mete, kacang – kacangan, buah buahan, singkong )
atau yang biasa disebut bahan baku dengan para pengumpul ( mengambil
hasil panen yang biasanya diletakkan di pinggir jalan) setelah dikumpulkan
lalu di setor ke pengepull (tengkulak / pengijon). Sehingga Pengrajin dalam
berproduksi sangat tergantung dengan bahan baku yang dijual dipasar sesuai
24
dengan kemauan Tengkulak dan pasrah dengan harga yang di banderol oleh
tengkulak. Walaupun para pengrajin biasanya punya leader community yang
biasanya membantu membeli bahan baku dalam jumlah besar, leader
community tersebut pun sulit untuk bisa langsung membeli bahan baku dari
petani. Hal ini menyebabkan produk pengrajin menjadi mahal dan tidak
kompetitif.
25
langsung dari petani/pengusaha bahan baku. Sehingga akhirnya harga dan
stock bahan baku dikendalikan oleh pengepull (tengkulak).
Produktivitas rendah .
Kurangnya karyawan/pekerja yang berkualitas.
Beberapa pimpinan dan karyawan/pekerja telah menerima tingkat pendidikan
yang tinggi, mereka memiliki kemampuan cukup untuk beradaptasi dengan
teknologi baru, dan metode manajemen modern, tetapi penerapannya tidak
dengan mudah dapat dijalankan oleh para karyawan, selain dari pada itu sulit
dalam mendapatkan pengalaman kewirausahaan.
Lemah nya pemahanan Aspek hukum, dan aturan akuntansi dan lain lain
pada awal mulanya suatu Usaha Kecil dan Mikro didirikan.
Lembaga–lembaga pemerintah dan hukum yang mengatur dan menjalankan
sistem tidak memadai, sementara pemilik sekaligus pimpinan Usaha Kecil dan
Mikro ini tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang sistem atau peraturan
- peraturan yang dibangun oleh pemerintahan. Pelaku Usaha yang ada tidak
cukup untuk memahami dan menjalankan system akuntansi yang efektif,
contoh kesadaran untuk membayar pajak sangat rendah karena ketidak
mengertian tentang sistem pajak yang ada sehingga lebih banyak melakukan
penghindaran pajak, dari pada kewajiban untuk membayar pajak.
26
Pengembangan ekonomi pasar belum tercapai, biaya transportasi dan
operasional tinggi.
Kecuali untuk impor dan ekspor, tidak banyak produk yang diperdagangkan
melintasi batas-batas negara atau prefektur. Hal ini disebabkan faktor-faktor
seperti saluran distribusi terbatas, kurangnya infrastruktur, dan kurangnya
informasi tentang jaringan pemasaran produk tersebut, juga, factor lain yang
terkait dengan perdagangan antar Negara.
27
Dari riset yang dilakukan oleh AMY Indonesia tahun 2013 disebutkan bahwa :
a. Dari 55 jt pelaku UMKM baru 75 ribu pelaku UMKM yang memanfaatkan
internet.
b. Jumlah Transaksi e-commerce didorong oleh 4,6 jt pengguna.
c. Potensi pasar UMKM tahun 2014 sebesar Rp 7,7 Trilyun.
55 % berada di Jabodetabek ; Usaha Kecil USD 126 jt ; Usaha menengah
USD 235 jt.
Secara umum, dalam masa 5 tahun terakhir ini, kontribusi UMKM terhadap
PDB nasional mengalami penurunan, dari 58,3 persen pada tahun 2008
menjadi 57,6 persen tahun 2013 (Gambar 4). Hal ini didorong oleh
kontribusi usaha mikro yang semakin menurun. Trend pertumbuhan nilai
tambah UMKM
28
menunjukkan peningkatan dari 4,6 persen pada tahun 2009 menjadi 7,2
persen tahun 2011, namun mengalami penurunan menjadi 5,75 persen pada
tahun 2013. Meskipun mengalami perlambatan, nilai pertumbuhan PDB UMKM
masih lebih tinggi 0,02 persen dari pertumbuhan PDB nasional.
Dari segi jumlah, tenaga kerja yang bekerja di UMKM mengalami peningkatan
dari 94 juta pada tahun 2008 menjadi 123,2 juta pada tahun 2014 (Gambar
5). Namun jika dilihat dari kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja
nasional, proporsi penyerapan tenaga kerja di UMKM mengalami penurunan
dari 97,2 persen pada tahun 2008 menjadi 96,7 persen pada tahun 2014.
Rata-rata pertumbuhan penyerapan tenaga kerja UMKM pada tahun 2009-2014
adalah sebesar 4,63 persen per tahun, nilai ini masih lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja usaha besar dan
penyerapan tenaga kerja nasional yang berturut-turut adalah sebesar 7,47
dan 4,72 persen.
Adapun sektor yang memiliki peluang besar untuk unjuk gigi adalah industri
kreatif dan sektor pariwisata. Sektor pariwisata berpeluang karena keindahan
alam Indonesia masih banyak yang belum digarap dan keragaman budayanya
juga menjanjikan.
Berkaitan dengan tujuan tersebut, sektor UKM merupakan salah satu sektor
yang dianggap dapat menjadi penggerak perekonomian setara di kawasan
tersebut.
D. Latihan Mandiri
31
32
33
BAB IV
USAHA, MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DIGITAL KREATIF
DAN KETAHANAN EKONOMI BANGSA
Pepatah mengatakan, “perut kenyang maka damailah hati”. Maka dari itu
aspek ekonomi ini sangat berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi
masyarakat luas meliputi produksi, distribusi serta konsumsi barang dan jasa.
Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun
kelompok serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk
memenuhi kebutuhan menjadi hal yang perlu diperhatikan. Sistem perekonomian
yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak terhadap kehidupan
perekonomian negaran yang bersangkutan.
Sistem ekonomi yang kita bangun semestinya berkaitan erat dengan asas
perekonomian yang tertuang dalam Pasal 33 UUD 1945 yang menjelaskan bahwa
perekonomian di Indonesia disusun berdasar asas kekeluargaan. Sistem
perekonomian demikian tercermin dalam bentuk badan usaha seperti Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Berjalannya sistem tersebut tentu tidak
terlepas dari posisi penting dari ketahanan ekonomi karena dalam ketahanan
ekonomi terdapat adanya kondisi dinamik kehidupan perekonomian bangsa yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari luar maupun dari
dalam negeri baik yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin
kelangsungan hidup pereokonomian bangsa dan negara Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Adapun posisi penting ketahanan ekonomi
khususnya dalam pembinaan UMKM menyangkut beberapa hal, antara lain :
34
Sistem ekonomi kerakyatan pada UUD 1945 pasal 33 ayat (1), (2), dan (3)
menekankan bahwa bentuk usaha yang sesuai dengan ayat (1) adalah
koperasi, dan bentuk usaha yang sesuai dengan ayat (2) dan (3) adalah
perusahaan negara. Adapun dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang
berbunyi “hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak
boleh di tangan seorang”. Hal itu berarti perusahaan swasta juga mempunyai
andil di dalam sistem perekonomian Indonesia. Dengan demikian terdapat tiga
pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di Indonesia, yaitu
perusahaan negara (pemerintah), perusahaan swasta, dan koperasi. Ketiga
pelaku ekonomi tersebut akan menjalankan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam
sistem ekonomi kerakyatan. Sebuah sistem ekonomi akan berjalan dengan
baik jika pelaku-pelakunya dapat saling bekerja sama dengan baik pula dalam
mencapai tujuannya.
Pelaku Usaha Mikro yang jumlahnya cukup Besar mencapai 57 juta pelaku
usaha mikro , Jika target program Pendampingan Digital Kreatif sesuai dengan
Role yang ada di Pasar UKM Digital Nusantara sebesar 10 % dari Total jumlah
UMKM Mikro yaitu 5,7 juta ( Seluruh Indonesia ). Dari 5,7 Juta tersebut dalam
jangka waktu 2 Tahun dapat menaikkan pelaku usaha mikro 10 %, berarti
terdapat 570.000 pelaku usaha kecil yang baru. Jika dihitung dengan asumsi rata
rata pelaku usaha kecil yang baru tersebut omzetnya 1 Milyard/ tahun maka
dalam satu tahun berhasil mencapai angka Rp 570.000.000.000.000,- (Rp 570 T).
Jika Hal ini terjadi maka Ketahanan Ekonomi Bangsa Indonesia akan semakin
kuat karena pondasi ekonominya semakin kuat. Dan bukan hal yang tidak
mungkin bahwa UMKM Indonesia akan berapa di Ranking 1 dari seluruh parameter
Bisnis. Yang berarti Berjaya di MEA 2015-2025.
36
Menu Pasar UKM Digital Nusantara.
Terdapat 3 menu Utama yang dimiliki oleh Pasar UMKM Digital Nusantara yaitu :
1. Pendaftaran
2. Pendampingan
3. Pasar UKM Digital Nusantara
1. Menu Pendaftaran
Menu ini ada dua pilihan, Regristrasi dan Non regristrasi. Untuk Regristrasi
berarti para pelaku UMKM yang merasa omzetnya antara Rp 50 juta hingga
Rp 300 jt per tahun bisa mendaftarkan diri menjadi anggota di Pasar UKM
Digital Nusantara. Non regrister berarti pelaku umkm yang level omzetnya
antara Rp 50 jt – Rp 300 jt tidak perlu melakukan regristrasi tetapi Organisasi
yang mengelola Pasar UKM Digital Nusantara secara otomatis
mendaftarkannya menjadi anggota Pasar UKM Digital Nusantara. Adapun data
UMKM nya diperoleh dari instansi terkait yang mengeluarkan data data
tersebut, maupun dari para pihak yang mengelola UMKM. Fungsi Regristrasi
bagi UMKM adalah :
2. Program Pendampingan.
37
Untuk bisa ikut program pendampingan harus melakukan input regristrasi
terlebih dahulu, karena saat mau melakukan aktivitas pelatihan harus
menginput ID Number UMKM nya. Setelah menginput ID Number , peserta
pelatihan harus melakukan test awal guna mengetahui tingkat knowledge
sebelum pelatihan. Setelah melakukan pre test ( test awal) maka para UMKM
adan diberi bimbingan pelatihan dengan sebuah curriculum yang berjenjang :
Level 2 :
Level Kreatif :
1) KREATIFITAS PRODUK BATIK
2) KREATIFITAS PRODUK CRAF
3) KREATIFITAS PRODUK MAKANAN
4) KREATIFITAS PRODUK JASA
5) KREATIFITAS PRODUK FASHION
6) KREATIFITAS JASA ENTERTAINMENT
7) Dll yang sifatnya menambah value dari hasil produksi yang sudah
berkualitas.
Level Eksport :
1) Pengenalan tata cara Eksport
2) Memilih Partner Eksport
Adapun Sylabus yang dirancang untuk para pengusaha UKM (Mikro) untuk
bisa menghasilkan Produksi yang berkualis, Produk yang memiliki Value ,
Produk yang siap Masuk Toko Online , Produk yang mampu bersaing di
dunia Eksport adalah sebagai berikut:
39
A. Level Mula terdiri dari beberapa modul (basic / pengenalan) sebagai
berikut:
1. Standard Kualitas Produk
2. Standard Proses Produksi / Langkah Kerja
3. Penggunaan Internet Dasar
4. Pencatatan Keuangan Sederhana
5. Pengenalan Permodalan “Mendapatkan Pendanaan PK BUMN”
42
Peserta memahami langkah-langkah umum menuliskan dan
melakukan Manajemen MutuProses Produksi / Langkah Kerja
➢ Managemen Kendali Mutu Produk
Akhir dan Jasa Output: Peserta
memahami apa itu Manajemen Mutu
43
✓ Memahami perbedaan antara gaji dan
insentif/bonus.
✓ Mengetahui komponen-komponen yang harus
diperhatikan dalam perhitungan gaji dan
insentif/bonus.
✓ Memahami cara menetapkan gaji dan
insentif/bonus.
✓ Memahami proses administrasi penggajian. 9
Membuat Kemasasan yang Baik dan Menjual
Pasar UMKM Digital Nusantara adalah media bagi para pelaku UMKM baik
yang sudah mendapatkan bimbingan pelatihan Bisnis Modern maupun yang
belum mendapatkan Bimbingan Bisnis Moder tetapi sudah memiliki media
menjual produk hasil usahanya melalui MEDIA SOSIAL maupun toko online.
Value dari Pasar UMKM Digital adalah sesuai dengan namanya “Pasar” tempat
berjualannya berbagai macan produk dan toko baik berupa kios maupun
lapak. Value tersebut antara lain :
44
a. Bagi yang hanya memiliki satu akun medsos dalam berjualan bisa
diakomodir di dalam Pasar UMKM Digital Nusantara ini sama seperti yang
memiliki Toko Online (Mrket Place).
b. Membuka market lebih luas dari para pengguna medsos maupun toko
online karena tidak terbatas pada satu akses group.
c. Bisa berinovasi membuat iklan sendiri dan ditampilkan dalam Landing
Page / halaman utama dari Pasar UMKM Digital Nusantara.
d. Bagi yang memiliki medsos , transaksi terjadi langsung antara calon
pembeli dengan pelaku UMKM nya , tidak ada yang diproses di pasar
UMKM Digital Nusantara (baik pembayaran maupun pengantaran).
e. Masuk dalam program Business matching.
UMKM Mikro tidak cukup diberi pelatihan yang sistematis terstruktur, dan
pasar UMKM digital nusantara, mereka harus difasilitasi dengan Business
Matching antara Pelaku Usaha Bahan Baku dengan UMKM , Buyer dengan UMKM ,
dan anatar ketiganya Pelaku Bahan Baku – UMKM – Buyer.
Dengan melakukan Business matching diharapkan akan saling
menguntungkan antara para pelaku usaha Bahan Baku , UMKM dan Buyer
(Industri) itu sendiri. Bagipetani bahan baku mereka bisa memperoleh harga yang
sesuai dengan pasar tidak lagi didikte / ditentukan oleh parapengijon dan
tengkulak. Sementara para pelaku Ekonomi Kreatif (Pengrajin/pelaku usaha
UMKM) lebih mudah mendapatkan bahan baku produksinya dengan harga yang
wajar sesuai pasar dan kepastian adanya bahan baku.
Para pelaku UMKM Digital Kreatif pun bisa mensupply hasilnya
dilinkungannya terlebih dahulu dengan control dari mitra Buyernya, jika ini
terjadi maka kualitas dan produktifitas dari UMKM Digital Kreatif akan semakin
meningkat. Setelah semaksimal mungkin diserap oleh industry yang ada
disekitarnya maka mereka sudah bisa melakukan penetrasi hasil usahanya keluar
dari wilayahnya hingga menjadi pemain di pasar global.
Fasilitas Business Matching ini menjadi kendali dali masing masing
Pemerintah Daerah dalam memaksimalkan hasil produksi UMKM nya dengan
mengajak para pelaku industry di wilayahnya untuk memanfaatkan semaksimal
45
mungkin hasil produksi UMKM setempat dengan memberikan arahan tentang
kualitas hasil produksi UMKM yang sesuai dengan standard yang diinginkan oleh
Buyer itu sendiri.
46
BAB V
PENUTUP
Jika UMKM khususnya mikro dan kecil bisa maju dan apalagi bisa menguasai
pasar dunia maka ketahanan ekonomi bangsa juga akan turut meningkat dan tetap
terjaga , tetapi sebaliknya jika UMKM kita tidak ditatakelola dengan baik maka
ketahan ekonomi nasional juga akan goyah.
Langkah – langkah pengamanan ketahanan ekonomi nasional melalui pemberdayaan
UMKM yang systematis, terstruktur dan terukur, antara lain :
1. Untuk memulai system tatakelola yang baik maka sumber data dan system
pengelolaan data UMKM perlu dibenahi terlebih dahulu. Mulai dari Digitalisasi
Sensus Ekonomi , Form isian , konten isian, cara mengisi dan validitas serta
kelengkapan datanya harus menjadi prioritas utama untuk melangkah ke proses
selanjutnya. Dengan Digitalisasi proses pendataan profile UMKM ini maka rekap
data bisa diperoleh secara realtime , cepat dan mudah untuk segera dikoreksi bila
terjadi kesalahan, dan pemerintah bisa segera mengambil keputusan dan
kebijakkan yang diperlukan untuk improvemen program pemberdayaan UMKM ini.
Lembaga – lemabaga Kementerian dan Badan – Badan yang terkait harus
merumuskan bersama konten dari sensus ekonomi yang akan dilakukan. Dengan
adanya sinergy atar lembaga lembaga terkait sejak awal proses pemberdayaan
UMKM ini , maka diharapkan hasilnyapun bisa lebih produktif.
47
2. Saat ini dalam proses pemberdayaan UMKM dan hasil dari program
Pemberdayaannyapun tidak ada penanggungjawabnya dalam Satu Pintu. Beberapa
Kementerian , Swasta, BUMN melakukan program pemberdayaan UMKM melalui
program pendanaan , pelatihan dan lain sebagainya dilakukan secara sektoral ,
tidak terkoodinir dalam satu atap sehingga sulit dilakukan kontrol dari hasil
program perberdayaan yang telah dilkukan tersebut. Ditambah lagi sumber data
yang tidak mampu telusur maka sasaran umkm yang dibinapun menjadi bias. Bisa
jadi satu UMKM mendapatkan bantuan dari berbagai instansi , tetapi ada juga
umkm yang sama sekali belum pernah mendapatkan bantuan apapun. UMKM yang
disasarpun belum tentu sinkron dengan data statistik yang ada. Untuk itu jika
memang pemerintah ingin focus dalam program pemberdayaan UMKM ini perlu
dibentuk satu Badan yang memang berfungsi mengatur Tatakelola Pemberdayaan
UMKM khususnya yang mikro dan kecil ini yang jumlahnya hampir mencapai 58
juta pelaku usaha mikro dan kecil.
1. Segmen UMKM mikro dan kecil adalah segmen yang sangat tradisional dalam
menjalankan bisnisnya , mereka hanya berbicara untuk mendapatkan
keuntungan yang tidak muluk – muluk tetapi yang penting hasil usahanya
cukup untuk menjalankan roda bisnisnya dalam memenuhi kebutuhan hidup
minimalnya sehari - harinya.
48
4. Butuh Bantuan Strategi Pemasaran Jangka Panjang diiringi dengan keuletan,
kedisiplinan dalam menjaga kualitas produk dan manfaat dari produk mereka
sehingga tumbuh kepercayaan akan penggunaan produk layanan UMKM tersebut.
Dengan adanya tools pengelolaan UMKM Pasar UKM Digital Nusantara yang
menjadi satu satunya tools operasional pengelolaan UMKM di seluruh
Disperindagkop Provinsi, kabupaten , kota maka seluruh program pemberdayaan
UMKM baik pelatihan maupun pendanaan yang dilakukan oleh berbagai pihak
harus melalui disperindagkop dan melakukan regristrasi UUMKM – UMKM yang akan
diberikan program pemberdayaan tersebut. Begitu juga setelah dilakukan
program pemberdayaan UMKM maka seluruh hasil program pemberdayaannya
harus dilaporkan ke Disperindagkop.
49
50
51
52
53
54
Daftar Pustaka :
55
Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
11. Penjelasan atas PP Nomor 32 Tahun 1998
12. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997
Tentang Kemitraan
13. Penjelasan PP Nomor 44 Tahun 1997
14. Undang Undang Nomor 9 Tahun 1995
Tentang Usaha Kecil
15. Penjelasan tentang UU NO 9 Tahun 1995
1. Rencana Kerja Strategis Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia tahun 2010 - 2014
2. Data Koperasi per Propinsi Tahun 2010
3. Araha Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010 – 2014.
4. Rencana Kerja Pemerintah Bidang Pemberdayaan Koperasi dan UKM Tahun
2014.
5. Data sandingan_data_umkm_1997-2013 dari kemenkop
6. Data ukm dari tahun 1997 sd 2012 dari BPS
7. Laporan Kredit MKM Triwulanan 2001 sd 2015 dari Bank Indonesia
8. Laporan Tahunan perbankan 2014 dari Bank Indonesia
9. Laporan Perkembangan Kredit UMKM dan MKM April 2016
10. Data profil imk 2015 dari BPS
11. Laporan Tahunan Perbankkan OJK 2013
12. Laporan hasil Audit BPK tahun 2015
13. Laporan Tahunan KKUMKM 2015 dari Kemenkop dan UKM
14. Program Strategies LPDB-KUMKM Tahun 2014 Presentasi Kemenkop Rakornas
10 des 2013
15. OJK-SPI Des 2013
16. Regulasi Keuangan dan Statistik Ekonomi 2013.....Bank Indonesia
17. Optimalisasi Penyaluran Dana PKBL ....oleh Kementerian Negara BUMN’2009
56
LAPORAN STUDI TENTANG UKM
1. Potensi Perusahaan UKM untuk Go Publik Oleh---------- DEPARTEMEN KEUANGAN
RI THUN 2011
2. Kajian Akademik Kelayakan Pendirian Pemeringkat Kredit Bagi UMKM
di Indonesia Oleh -----------BANK INDONESIA TAHUN 2011
3. SMALL & MEDIUM ENTERPRISES Development Policies In 6 ASEAN Countries oleh
................. ORGANIZATION FOR SMALL & MEDIUM ENTERPRISES
AND REGIONAL INNOVATION, JAPAN (SMRJ)
4. Studi Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Usaha Kecil dan Menegah di Sub Sector
Industri Produk Kehutanan.
ARTICLE TENTANG UMKM
1. Regulasi dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan Menegah di Indonesia .......SRI
ADININGSIH
2. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah ( UMKM ) OLEH
......IR.MOHAMMAD JAFAR HAFSAH
3. Development of Small and Medium Enterprises in Developing Country : The
Indonesian Case BY .....TULUS TAHI HAMONANGAN TAMBUNAN
4. UKM Indonesia Siap Bersaing Dikancah Global Oleh ....GLOBAL OXFORD
ECONOMICS
5. Perspektif Strategic Entrepreneurship UKM Kerajinan Oleh .....VITRI C
MALLARANGENG
6. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Menjadi Tanggung
Jawab bersama Oleh .......NEDDY R HALIM
7. Penggunaan Internet Oleh UMKM oleh ......VERONIQUE BAUDIAD, CISCO
8. Masih Minim UKM Melek Cloud Computing ....Oleh DHORIFI ZUMAR
9. Peta Rencana (ROADMAP) Riset Enterprise Resources ( ERP) Dengan Focus Riset
Pada Usaha Kecil dan Menegah (UKM) DI Indonesia oleh .....jw sampurno cs
university of wiscousin, madison, union south, USA
10. Kementerian KUKM Bantu Bangun Pembangkit Listrik Mikro Hidrodi Daerah
Tertinggal.
57
11. Kementerian KUKM Dorong Permodalan Usaha Mikro.
WEBSITE : http://bi.go.id
http://bps.go.id
http://kemenkopukm.go.id
http://lapkur.go.id
http://www.komite-kur.com
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/bpr-konvensional/indikatorutama/Default.aspx
http://www.bumn.go.id/data/uploads/files/proyeksiTB2012.pdf
58
59
60
61
62
63
64
65
MELALUI PROGRAM
PENDAMPINGAN DIGITAL KREATIF DAN
PASAR UKM DIGITAL NUSANTARA UKM
MIKRO DAN KECIL NAIK KELAS
66
57 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
67
Untuk Pendaftaran terdapat dua pilihan yaitu Regrister pribadi UKM atau Regristrasi yang
Non Regrister yaitu Regristrasi berdasarkan data yang didapat dari Instansi Terkait
( BPS , kementerian terkait , survey independen ) sebagai opportunity untuk dilakukan
program pendampingan dan bisa masuk terdaftar di Pasar UKM Digital Nusantara.
Untuk Regrister terdapat 2 menu input , yaitu untuk menu input Leader Community m
dan Input profile UKMnya itu sendiri.
68
59 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
69
60 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
70
61 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
71
62 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
72
63 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
73
64 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
74
65 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
75
A cademia
Standarisasi Kurikulum
Materi pembelajaran
Pemateri
B usiness
C ommunity
Leader Sentra / multi UKM
Pembina UKM Digital
G overnment
M edia
76
Study
Mikro Study Mula, Value
Berkualitas Kreatif
Menegah, dan Modern sesuai jenis Produk
Mahir industri
RAPORT dan
Menengah Analisa
Pendampingan
77
68 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
78
69 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
79
70 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
80
PENDAMPINGAN
TEST
81
Contoh Materi Pre Test tersebut akan ada beberapa versi dan antara pre test dengan
post test materi testnya akan sama, hal ini untuk bisa mengetahui nilai sebelum
pelaksanaan pendampingan dan setelah dilakukan pendampingan. Nilai akan terekam
secara digital berikut ID number UKM yang regristrasi dan telah mengikuti program
pendampingan.ID Number ini bersifat unik dan bermanfaat untuk mengevaluasi UKM
dalam proses Naik Kelas.
82
Nilai Pendampingan
83
74 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
84
Selama ini diketahui bahwa para pelaku usaha Mikro dan Kecil (UKM) kesulitan memperoleh
Informasi tentang keberadaan Bahan Baku , dan petani bahan baku kesulitan informasi tentang
lokasi pengrajin nya (UKMnya). Dalam Aplikasi ini informasi tentang Lokasi Keberadaan Bahan
baku dan pelaku usaha Mikro dan kecilnya (Anggota yang regristrsi) akan memperoleh
Informasi yang sama dalam satu media Pasar UKM Digital Nusantara.
85
76 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
86
77 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
87
Dari proses pendampingan UKM yang Terdaftar di Pasar UKM Digital Nusantara setelah
dilakukan program Pendampingan dan sudah mendapatkan sertifikasi dari instansi yang terkait
, akan ditampilkan dalam menu Informasi Sertifikasi (Halal, Nasional , International)
88
Selain Informasi tentang Bahan Baku , para pelaku UKM Mikro dan Kecil juga
kesulitan mencari pembelinya. Dalam aplikasi ini disajikan data Pelaku Industri dari
berbagai category/jenis industrinya. Dengan adanya Informasi Buyer ini diharapkan
para UKM Mikro dan Kecil bias mendapatkan informasi kemana hasil usahanya
89
dipasarkan. Demikian juga sebaliknya para pelaku Industri dari berbagai jenis
usaha bias mendapatkan informasi tentang supply barang barang keperluannya
yang dihasilkan oleh para pelaku usaha Mikro dan kecil.
Dari synergy ketiga informasi ini diharapkan para pelaku usaha penyedia bahan baku
, pelaku usaha mikro dan kecil serta pelaku Industri dapat mendapatkan value untuk
masing masing usahanya.
90
Home. Bahan Baku Pasar UKM Sertifikasi. Buyer Permodalan. Dashboard
- CSR
- KUR
- LPDB
Dalam Aplikasi Pasar UKM Digital Nusantara ini juga dilengkapi dengan Informasi jenis permodalan
dan akses permodalan yang telah difasilitasi Pemerintah seperti program CSR (BUMN), KUR
(Perbankkan), LPDB (Kementerian Koperasi dan UKM). Sehingga diharapkan bagi UKM yang telah
terregristrasi dan telah mendapatkan program pendampingan , setelah mengerti tentang perlunya
permodalan , maka merekan tidak akan kesulitan untuk mencari pemberi pinjaman dan juga
memperoleh kemudahan akses dalam mengajukan permohonan permodalan.
91
Untuk Pasar UKM Digital Nusantara , sebelah KIRI adalah pilihan jenis kategori Usaha, TENGAH
animasi untuk edukasi belanja on line, KANAN fasilitas anggota yang terregristrasi untuk
menapilkan promosi / iklan produknya, dan BAWAH adalah instansi yang mensupport Pasar UKM
Digital Nusantara. Jika klik pilih fashion maka akan tampil para ukam yang kategorinya fashion.
92
Untuk mengetahui lokasi berjualan UKM maka klik foto yang diinginkan,contoh klik foto produk
ukm Libasun Clothing maka akan tampil :
93
Untuk membeli cukup pilih salah satu fasilitas on line yang dimiliki pelaku UKM , contoh klik
Instagram maka akan tampil :
94
85 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
95
86 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
96
87 Kemendagri – Modul – pasar umkm digital
97