BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
yang melebihi provinsi lain di Indonesia, serta mampu melakukan perluasan pangsa
pasar domestic (antar pulau) maupun internasional.
B. Misi
Misi mewujudkan Makmur bersama Wong Cilik melalui APBD untuk Rakyat
bertujuan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Jawa Timur, bukan untuk segelintir
orang tertentu. Kemakmuran Jawa Timur yang ingin diwujudkan adalah kemakmuran
bersama, terutama wong cilik.
C. Strategi Pembangunan
Untuk mewujudkan visi, dan menjalankan misi pembangunan daerah Jawa
Timur 2009 -2014 tersebut dilakukan melalui empat strategi pokok pembangunan :
Pengarusutamaan gender.
2. WP Malang Raya, meliputi : Kota dan Kabupaten Malang, Kota Batu, dengan
pusat pelayanan di Kota Malang.
6. WP Blitar, meliputi : Kota dan Kabupaten Blitar, dengan pusat pelayanan Kota
Blitar.
Wilayah SMA didominasi kegiatan Industri, Perdagangan dan Jasa, serta kegiatan
pelayanan pemerintahan Regional Jawa Timur. Wilayah SMA di bagi dalam
cluster Gresik, cluster Bangkalan, cluster Sidoarjo dan cluster Surabaya. Cluster
Surabaya dibagi dalam sub cluster Surabaya Barat, Selatan, Timur dan Utara.
Wilayah Tuban – Lamongan, dibagi dalam 2 cluster yaitu cluster Tuban dan
cluster Lamongan. cluster Tuban menyangkut wilayah perkotaan di Pantura,
Rengel dan Kerek. Cluster Tuban diarahkan berpusat di perkotaan Tuban.
terhad ap kese imba ngan perkembangan dan keserasian lingkungan yang ditunjang
oleh pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan dan mempermudah
kegia tan perekonomiaan. Dalam rang ka pemanfaatan kawasan budidaya di Kota
Probolinggo perlu diperhatikan ha l-hal sebagai berikut:
Penge mbanga n da n pe mbangunan infrastruktur yang akan menunjang pemanfaa tan
kawasan budidaya perlu dilakukan agar dalam pema nfaatan kawsan budidaya
tersebut dapat memberikan hasil ya ng optima l
Pemanfaatan kawasan budidaya yang ada perlu disesuaikan de ngan kondisi fisik
yang mend ukungnya
Pemanfaatan kawasan budidaya yang lokasinya berdekatan dengan kawasan lindung
perlu pengawasan yang cukup ketat
Pemanfaatan kawasa n budidaya dila kukan sebesar-besarnya untuk kepentingan
masyaraka t
Pemanfaatan kawasan budidaya diharapkan tidak mengganggu ekosistem yang ad
a.
Kebijakan dan strategi pengembangan ka wasan b udidaya meliputi :
A. Pe ngembangan kawasan pertanian, de ngan strategi sebaga i berikut :
1. menetapkan laha n sawah beririgasi teknis pada kawasan selatan sebagai
lahan pangan berkelanjutan dengan Peraturan Da erah ;
2. pada lahan yang d itetapkan sebagai lahan pangan berkelanjutan atau pada
area lahan sawah beririgasi teknis harus dipertahankan aga r tidak berubah
fungsi menjad i peruntukan yang la in, jika laha n tersebut terpaksa harus
berubah fungsi maka disediakan lahan baru guna menggantikanny a de ngan
luasan minimal sama ditamba h dengan biaya investasi yang telah
ditana mkan di lokasi tersebut ;
2. saluran irigasi tidak boleh d iputus atau disatukan dengan drainase, dan
pengg unaan banguna n bukan bangunan penunjang sa luran irig asi harus
dihindari ;
B. Pe ngembangan ka wasan peruntukan industri dan pergudangan, dengan strategi
sebaga i berikut :
7. penge mbangan rumah susun sederhana sewa dan rumah susun sederhana
milik seba gai upaya pemenuhan kebutuhan permukiman yang sehat dan te
rjangkau.
G. Pengembangan kawasan peruntukan ruang terbuka non hijau kota, de ngan strategi
sebaga i berikut :
ruang terbuka no n hijau meliputi me liputi taman berma in, stadion olahraga,
jaringan jalan serta parkir yang diperkeras, maupun ruang terbuka biru (RTB)
yang berupa permukaan sungai, maupun areal-areal yang diperuntukkan
khusus sebagai area genangan (retensi/retention basin) ;
penetapan pola pe manfaatan lahan, sesuai dengan fungsi dan peran masing-
masing kawasan ;
1. penerapa n teknologi tep at guna dalam pengo lahan sumber daya ala m ;
Secara geografis daerah ini terleta k antara 7o43’41” sampai 7o 49’04” Lintang
Selatan dan 113o10’ sampai 1 13o1 5’ Bujur Timur de ngan batas wilayah :
(Kabupaten Probolinggo)
LAPORAN AKHIR
Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo – Provinsi Jawa Timur
Identifikasi Sarana dan Prasarana Infrastruktur Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh
Bab II - 18
Identifikasi Sarana dan Prasarana Infrastruktur Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh
Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo – Provinsi Jawa Timur
Tahun Anggaran 2016
a. Topografi
Wilayah Kota Pro bolinggo terletak pada ke tingg ian 0 sampai kurang
dari 50 meter dia atas permukaan air laut. Apabila ketinggian tersebut d
ikelompokkan atas; ketinggian 0 -10 meter, ketinggian 10 -25 meter, ketinggian
25 -50 meter. Semakin ke wilayah selata n, ke tingg ian dari permukaan laut
semakin besar. Na mun demikian seluruh wilayah Kota Probo linggo relatif
berlereng (0 – 2%). Hal ini mengakibatkan masalah erosi tanah dan genangan
cenderung terjadi di daerah ini.
b. Geologi
Wilayah Kota Probolinggo dibentuk dari bahan induk batuan volka nik
dan zaman quarter muda (young quarternary volcanic product) d an batuan
endapan (a lluvium). Bahan induk tersebut terbentuk dengan fisiografi yang
relatif datar. Bahan induk a lluvium terdapa t p ada wilayah bagian utara
dan tenggara, sedangkan bahan induk volcanic product terdapat pada bagia n
lainnya.
c. Jenis Tanah
Jenis tanah penting dike tahui terutama dalam usaha pengembangan
pertanian. Jenis tanah di wilay ah Kota Probolinggo terdiri dari Alluvial,
Mediteran, dan Regoso l. Jenis tanah alluvia l regoso l terdapat pada daerah
paling utara yaitu daerah pantai. Alluvial kelabu tua pad a bagian te ngah ke
utara. Jenis tanah yang terluas di wilayah Kota Probolinggo adalah alluvial
coklat keabuan, yaitu dari bagian tengah hingga selatan kota. Jenis tanah
regosol coklat terdapat se bagian kecil di bagian timur ko ta, sedangkan
kompleks grumosol hitam dan litoso l pada bagian barat daya kota. Jenis
tanah aluvial (63.98%) merupa kan tanah yang sangat baik untuk usaha
pertanian, karena tersedia cukup mineral yang d iperlukan untuk tumbuh-
tumbuhan.
LAPORAN AKHIR
Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo – Provinsi Jawa Timur
Identifikasi Sarana dan Prasarana Infrastruktur Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh
Bab II - 21
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PU CIPTA KARYA & TATA RUANG
Jl. Gayung Kebonsari No.169 , Telp 031-
8287275 SURABAYA
LAPORAN AKHIR
Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo – Provinsi Jawa Timur
Identifikasi Sarana dan Prasarana Infrastruktur Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh
Bab II - 22
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PU CIPTA KARYA & TATA RUANG
Jl. Gayung Kebonsari No.169 , Telp 031-
8287275 SURABAYA
LAPORAN AKHIR
Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo – Provinsi Jawa Timur
Identifikasi Sarana dan Prasarana Infrastruktur Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh
Bab II - 23
Identifikasi Sarana dan Prasarana Infrastruktur Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh
Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo – Provinsi Jawa Timur
Tahun Anggaran 2016
d. Kemampuan Tanah
Kemampuan tanah suatu wilayah perlu ditinjau mengenai kedalaman
efektif tanah, tesktur tana h, drainase, da n faktor pembatasnya.
1. Kedalaman efektif
Kedalaman efektif merupa kan keda laman tana h dimana perakaran
tanaman masih bisa tumbuh denga baik. Kedalaman tanah d i wilayah Kota
Probo linggo adalah leb ih dari 9 0 cm.
2. Tekstur Tanah
Tesktur tanah adalah perbandingan partikel liat, debu dan pasir yang
terdapat pada suatu gumpalan tanah. Data mengenai tekstur ta nah yang
diperoleh adalah tekstur tanah pada kedala man 20 cm.
Tekstur tanah secara umum diklasifikasikan dalam 3 kelas, yaitu ha lus,
sedang dan kasar. Tekstur tanah di Kota Probolinggo terdiri dari tekstur
halus dan sedang. Tanah bertekstur halus terdapa t di wilayah bag ian Utara,
sedangkan tanah bertekstur sedang terdapat di bag ian wilayah lainnya.
Luas tanah bertekstur halus ialah 3.816 Ha (67,35% dari luas wilaya h),
sedang tanah berte kstur sedang ia lah 1.849,93 Ha (32,65% luas wilayah).
Tanah perta nian, tanah bertekstur seda ng merupakan tanah yang paling
mudah pe ngolahannya.
3. Drainase
Faktor Pe mbatas
Faktor pembatas yang dimaksud adalah sifat fisik dan kimia tanah yang
mengga nggu pertumbuhan akar tanaman dan pemanfaa tan air tanah.
Untuk Kota Probolinggo faktor pe mbatas yang ada adalah air asin. Daerah
tersebut mencakup wilayah yang terkena akibat pasang surut air laut, yaitu
mencakup luasan se luas 110 Ha atau 4.94% dari seluruh luas wilayah Kota.
e. Iklim
Kota Probolinggo mempunyai perubahan iklim 2 jenis se tiap tahunnya
yaitu musim penghujan dan musim ke marau. Pada kondisi normal, musim
penghujan terjadi pada Bulan Dese mber sampai dengan Mei, sedangkan musim
kemarau terjadi pa da bulan Juni sa mpai bulan Nopember. Data dari DPU
Bidang Pe ngairan, rata-rata jumlah curah hujan tahun 200 6 tercatat 1.409,50 mm
dengan hari hujan sebanyak 71 hari. Apabila dibandingkan dengan rata- rata
curah hujan tahun 2005 sebesar 961 mm dengan 55 hari hujan, maka kond isi
ta hun 2006 lebih basah dengan curah hujan bertambah sebesar 46,67% da n
curah hujan per harinya juga bertambah 13 ,62 %, d imana curah hujan per hari
pada ta hun 2005 sebesar 17,47 mm/hari sedangkan curah hujan per hari pada
tahun 2006 sebesar 19,85 mm/hari.
Untuk periode bulan Juni - Nopember praktis tidak ada hujan di Kota
Probo linggo. Curah hujan per hari yang lebat terjadi pada bulan Januari
sebesar 27,09 mm/hari selama 21 hari, sedangkan lamanya hari hujan terjadi
pada bulan Januari dan Februari dengan 21 dan 15 hari hujan. Keadaan ini
merupaka n hasil pantauan dari 4 stasiun pengamata n hujan yang ada di Kota
Probolinggo .
Musim kering yang terjadi pada bulan Juni sampai dengan Nopember
di Kota Probolinggo berpengaruh terjadinya ang in kering yang bertiup cukup
kencang (kecepa tan mencapai 81 km/jam) dari arah Te nggara ke Barat La ut,
a ngin ini biasanya dise but dengan Angin Gending .
f. Hidrologi
Di wilayah Kota Probolinggo terdapat 6 sungai yaitu Kali
Kedunggaleng , Umbul, Banger, Legundi, Kasbah, dan Pancur. Sunga i-sungai
terseb ut mengalir sepanjang tahun, mengalir dari arah selata n ke utara sesuai
dengan ke lerengan wilayah dan me mpunyai hulu di wilayah Kabupaten
Probo linggo. Untuk keperluan usaha pertanian, sungai-sungai tersebut telah
dimanfaatkan seluruhnya me la lui saluran-saluran irigasi yang dibangun untuk
maksud itu. Selain sungai maka sumber air irigasi lainnya ada lah mata air
yang terd apat di berbagai tempat. Air tanah di Kota Probo linggo umumnya
jernih dan tid ak berbau. Penduduk yang be lum mendapat fasilitas air ledeng
umumnya menggunakan air tanah sebagai sumber air minum. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan sumur ata u po mpa. Kedalaman air tanah,
yang dilihat dari kedalaman sumur, bervariasi antara keda lama n 3 sampa i 12
meter. Semakin ke selatan keda lamannya semakin tinggi.
g. Wilayah Peka Bencana Alam dan Wilayah Kritis
Wilayah Ko ta Probolinggo memiliki struktur wilayah dengan ke
miringan 0 – 2%, dengan kondisi yang demikian maka dapat dimungkinkan
ba hwa d i Kota Probolinggo hampir tida k ada lahan kritis.
Tabel 2.6 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan per Bulan di Kota Probolinggo
Tahun 2014
Nama Stasiun Hujan
Triwung Kidul Kademangan Pakistaji Probolinggo
Bulan Hujan Hari Hujan Hari Hujan Hari Hujan Hari
(Mm) Hujan (Mm) Hujan (Mm) Hujan (Mm) Hujan
Januari 536 23 816 22 532 20 419 20
Februari 332 15 219 13 224 16 233 17
Maret 228 11 294 11 356 12 305 13
April 85 7 74 5 104 10 190 9
Me i 79 4 61 3 42 7 119 4
Juni 0 0 0 0 0 0 0 0
Juli 0 0 0 0 0 0 0 0
Agustus 0 0 0 0 0 0 0 0
September 0 0 0 0 0 0 0 0
Oktober 0 0 0 0 0 0 0 0
Nopember 0 0 0 0 0 0 0 0
Dese mber 74 9 77 11 137 9 102 11
Jumlah 1.334 69 1.541 65 1.395 74 1.368 74
Sumber : BPS Kota Probolinggo Dalam Angka 2014
h. Penggunaan Lahan
Tabel 2.7 Luas dan Jenis Penggunaan Lahan (Ha) di Kota Probolinggo Tahun 2007
Penggunaan Luas
No Total %
Lahan
Mayangan Kanigaran Kademangan Wonoasih Kedopok
Lap.
13 5,05 6,99 3,69 4,28 5,92 25,93 0,46
Olahraga
LAPORAN AKHIR
Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo – Provinsi Jawa Timur
Identifikasi Sarana dan Prasarana Infrastruktur Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh
Bab II - 30
Identifikasi Sarana dan Prasarana Infrastruktur Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh
Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo – Provinsi Jawa Timur
Tahun Anggaran 2016
2. Pola sekitar pusat kegiata n jasa atau sekitar pusat distribusi potensi sumber
daya alam
Jumlah penduduk Kota Pro bolinggo selama kurun waktu lima tahun
terakhir sela lu mengalami pertambahan setiap tahunnya . Pada tahun 2002
jumlah penduduk sebesar 182.546 jiwa sedangkan pada tahun 2006 sebesar
186.773 jiwa , sehingga pada ta hun 2002-2006 terja di kenaika n ra ta-rata
sebesar 845 jiwa atau 0 ,45% per tahun. Pertambahan penduduk yang
terlihat tidak wajar terjadi pada tahun 2006-2007. Terdapat pertambahan
penduduk yang mencap ai 28.745 jiwa, jauh dari pertambahan tiap tahun
penduduk Kota Probolinggo pada kurun 2002-2006. Ha l ini terjadi karena
dilakukan sinkro nisasi data kependudukan a ntara BPS Kota Probolinggo
dengan data yang dihimpun oleh Badan Kependudukan Catatan Sipil dan
Keluarga Berencana pada tahun 2007 . Perkembangan jumlah penduduk Kota
Probolinggo pad a tabel 2 .10.
wilayah 56,67 Km2, sehingga ting kat kepadata n pe nduduk ialah 3.797 jiwa
Laju pertumbuhan penduduk Kota Probolinggo selama kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir memiliki rara-rata 0,37 %. Pertumbuhan penduduk terbesar terjadi pada
Kecamatan Kademangan. Pertumbuhan penduduk ini selain dikarenakan adanya
fertilitas yang cukup tinggi (pertumbuhan penduduk alami), juga disebabkan adanya
pertumbuhan penduduk migrasi, dimana terdapat migrasi masuk yang lebih besar
daripada migrasi keluar (migrasi neto positif) atau dengan kata lain penduduk yang
datang lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang keluar Kota Probolinggo.
Tabel 2.8
PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2009-2013
No Kecamatan 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 Rata-rata
1 Kademangan 5,46 -4,14 1,89 1,27 1,12
2 Kedopok 2,03 1,54 1,30 1,33 1,55
3 Wonoasih -1,78 2,28 0,36 0,37 0,31
4 Mayangan -2,71 0,78 -0,74 -0,62 -0,82
5 Kanigaran -0,33 1,81 0,51 0,41 0,60
Jumlah 0,11 0,46 0,49 0,41 0,37
Sumber : Hasil Analisa
Tabel 2.9
PERTAMBAHAN PENDUDUK KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2009-2013
Tabel 2.10
KEPADATAN PENDUDUK KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2013
Diagram 1.8
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2013
Berdasarkan dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo,
jika dirinci jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada tahun 2013,
jumlah penduduk terbanyak berada di usia 30-34 tahun sebesar 19.354 jiwa dengan
perincian laki-laki sebanyak 9.650 jiwa dan perempuan sebanyak 9.704 jiwa. Dan
yang terkecil adalah usia 70-74 tahun sebesar 4.170 jiwa. Untuk lebih jelasnya
mengenai jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kota Probolinggo
pada tahun 2006 dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL 2.12 JUMLAH PENDUDUK MENURUT UMUR DAN JENIS KELAMIN KOTA
PROBOLINGGO TAHUN 2013
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah (jiwa)
1 0-4 6.734 6.420 13.154
2 5-9 9.224 8.705 17.929
3 10-14 9.804 9.207 19.011
4 15-19 9.281 8.568 17.849
5 20-24 8.609 8.380 16.989
6 25-29 8.799 8.527 17.326
7 30-34 9.650 9.704 19.354
8 35-39 8.853 8.925 17.778
9 40-44 8.680 8.808 17.488
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah (jiwa)
10 45-49 7.933 8.488 16.421
11 50-54 6.346 7.032 13.378
12 55-59 5.421 5.522 10.943
13 60-64 4.117 4.059 8.176
14 65-69 2.394 2.823 5.217
15 70-74 1.783 2.387 4.170
16 75+ 1.706 3.139 4.845
Jumlah 109.334 110.694 220.028
Sumber : Kota Probolinggo dalam Angka Tahun 2014
Tabel 2.13
JUMLAH PENDUDUK MENURUT PEMELUK AGAMA KOTA PROBOLINGGO TAHUN
2013
No Kecamatan Islam Katolik Protestan Hindu Budha Lainnya
1 Kademangan 39.082 163 226 9 6 2
2 Kedopok 31.611 17 59 1 0 1
3 Wonoasih 32.346 112 167 2 17 1
4 Mayangan 55.451 1.674 2.178 37 749 6
5 Kanigaran 54.591 656 562 50 251 1
Jumlah 213.081 2.622 3.192 99 1.023 11
Sumber : Kota Probolinggo dalam Angka Tahun 2014
2.7.2. Ketenagakerjaan
Angkatan kerja baru yang tercatat p ada Dinas Tenaga Kerja Kota
Probolinggo pada tahun 2006 se besar 3.000 orang . Apabila dibandingka n de
ngan angkatan kerja baru tahun 2005 yang berjumlah 219 orang, maka
angkatan kerja baru tahun 2006 mengalami peningkatan cukup tajam, sebesar
-90,56%. Peningka tan angkatan kerja baru ini dipicu oleh adanya peningka
tan jumlah lo wonga n pada tahun 2006. apabila did iba ndingkan antara
lowongan yang ada de ngan angkatan kerja yang terdaftar (angkatan kerja
awal tahun ditambah a ngka tan kerja baru) pada tahun 2005 rasionya
mencapai 1:39,66. Hal ini berarti 1 lo wogan pekerjaan diperebutka n oleh 40
orang. Sedangkan pada tahun 2006 , rasio nya mencapai 1:13,66. Hal ini
berarti 1lowo ngan pekerjaan diperebutkan oleh 14 ora ng.
16.575 ,60 ton atau terjadi penuruna n sebesar 19 ,93 % bi;a diband ingkan
de ngan tahun 2005 dengan produksi sebesar 19 .394,8 8 ton.
3. Produksi buah-buahan
Wilayah Kota Probolinggo ternyata juga memiliki produksi b uah-
buahan yang dinilai cukup potensial dan menjad i ciri khas bagi
Kota Probolinggo. Produksi mangga pa da tahun 2006 sebesar
3.081,54 ton atau mengalami penurunan sebesar -38,78% bila
dibandingkan dengan produksi tahun 2005 sebesar
5.033,75 to n. Sedangkan prod uksi anggur juga mengalami penurunan
sebesar 65,64% dari 96,40 ton menjadi 3 3,12 to n. Komoditi
mangga dan anggur merupakan produk unggulan bagi Ko ta
Probolinggo .
4. Produksi say ur mayur
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kota Probolinggo tahun 2006,
produksi bawang merah yang juga merupakan salah satu komoiti id
entitas Ko ta Probolinggo mengalami penurunan produksi, yaitu
sebesar -11,73% dari 3.000,12 ton pada tahun 2005 menjadi 2653,60 ton
pada tahun 2006.
b. Pe ternakan
Perke mbangan populasi ternak besar di Ko ta Probolinggo pa da
tahun 2006 mengalami peningkata n bila d ibandingkan denga n tahun 2005,
dimana po pulasi ternak sapi meningkat 0,66% d ari 7 .041 e kor menja di 6.781
ekor dan populasi sapi perah juga meningkat sebesar 1,66% dari 664 menjadi
675 ekor. Sedangkan untuk populasi ternak kecil, kambing mengalami
peningkatan sebesar 1,22% dari 4.193 ekor menjadi 4.244 ekor dan domba
mening kat sebesar 1,61% dari
8.265 ekor menjadi 8.398 e kor. Sedangkan untuk ternak ke cil unggas,
untuk aya m mengalami kena ikan sebesar 0 ,83 % dari 81.422 ekor pada tahun
2005 me njadi 82.094 ekor pada tahun 2006 dan itik mengalami penurunan 1,26
% dari 5.399 ekor pada ta hun
2005 menjdi 5.331 ekor pada tahun 2006.
c. Perikanan
Volume produksi perikanan la ut pada tahun 2006 mengalami penurunan
sebesar 0,59% dari 52.385 .60 0 Kg pada tahun 2005 menjadi 52.078.600 Kg
pada tahun 2005. Volume produksi total perikanan darat juga mengela mi
penurunan sebesar 13,64% dari 738.000 Kg pada tahun 2005 menjadi 637.500
Kg pada tahun 2006.
Tabel 2.15 Produksi Perikanan Laut Kota Probolinggo Tahun 2013
Jenis Ikan Volume (Kg) Nilai (Rp)
Sebelah 191.100 1558.200
Lidah 28.400 119.700
Manyung 191.300 1642.950
Beloso 411.500 3188.200
Biji Na ngka 240.000 1593.950
Gerot-gero t 432.800 379.900
Banbangan 588.400 14119 .600
Kerapu 587.000 13446 .850
Lencam 482.600 4422.600
Kakap 769.800 15222 .200
Sotong 0 0
Gurita 0 0
J 52.076.600 354.185.728
umlah
Sumber : Dinas Perikanan dan Ke lautan Kota Probo linggo, 2013
2.8.1. Umum
Hubungan dari dan ke Kota Probo linggo sela in menggunakan ja lan raya juga
dengan jalan kereta ap i. Prasara na jalan kereta api yang ada merupakan transportasi
untuk menghubungkan wilayah Jawa Timur bagian Timur (Probolinggo-
Jember- Banyuwang i). Adanya trasnportasi kereta api ini pada dasarnya akan
menambah potensi perkembangan Kota Probolinggo. Dengan adanya kegia tan ini
akan menunjang kegia tan lain seperti pergudangan , pengir iman bongk ar muat
barang dalam jumlah besar untuk jarak jauh dan perjalana n penumpa ng. Dengan
banyaknya jenis moda transportasi ini akan memungkinkan dapat me ningkatkan
kegiata n transportasi yang pad a akhirnya dihara pkan dapat membantu
mendukung perkemb angan wilayah dan mampu pula mengurangi kesenjangan
antar wilayah. Data pa njang rel yang ada di Ko ta Probolinggo adalah 5,00 km. Je nis
kegiatan penumpang da n pengiriman barang dapat diamati pada tabel 2.21. Jumlah
penumpang terbesar (d ari tahun 2002-2005) terjadi pada tahun 2005 sebanyak 56.097
penumpang, namun jumlah pendapatan terbesar terjadi pada ta hun 2006 yaitu
sebesar Rp 1 ,339 milia r.
2.8.4. Sistem Transportasi Laut
Sebagai wilayah yang berada di daerah Pantai Utara, maka Kota Probo lingo
memiliki prasarana transportasi laut berupa Pelabuhan (Pelabuhan
Probolinggo). Pelabuhan ini untuk melayani pelayanan samudera, pelayanan
nusantara (antar pulau), pelayanan lokal dan pelayanan rakyat. Berdasarkan data
yang dipero leh maka d apat digambarkan bahwa Pelabuha n Probolinggo disamping
melayani kegia tan bo ngkar muat dalam negeri juga melayani kegiatan luar negeri.
Di Pelabuhan Pro bolinggo tersedia fasilita s gudang sebanyak 18 gudang milik pe
merintah (PT. Pelindo III) maupun milik swasta dengan luas 37.491 m2. Keg iatan
bongkar muat pa da Tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Fasilitas yang ada pada kawasan perencanan ada berbagai macam, baik
itu yang merupakan fasilitas pokok a taupun fasilitas pe nunjang, jenis-jenisnya
antara lain :
o Fasilitas Pendidikan
o Fasilitas Kesehatan
Jumlah II 17 - 1 31 3 5 8 5
III Kademangan
1 Triwung Kidul 4 - - 3 - - - -
2 Kade mangan 2 - - 4 - - 1 -
3 Pohsangit Kidul 1 - - 3 - - - -
4 Pilang 2 - - 3 - - - -
5 Triwung Lor 1 - - 4 - - - -
6 Ketapang 4 - - 3 - - - -
Jumlah III 14 - - 20 - - 1 -
IV Kedopok
1 Kedo pok 1 - - 2 - - - -
2 Jrebeng Wetan 1 - - 1 - - - 1
3 Jrebeng Lor 3 - - 6 - 1 - -
4 Jrebeng Kulon 1 - - 3 - - - -
5 Kareng Lor 1 - - 2 - 1 - -
6 Sumber We tan 3 - - 3 - - - -
Jumlah IV 10 - - 17 - 2 - 1
V Wonoasih
1 Wo noasih 1 - - 3 - - - -
2 Jrebeng Kidul 1 - - 1 - 1 - 1
3 Pakistaji 2 - - 2 - - - -
4 Kedungga le 1 - - 2 - - - -
ng
2 - - 4 - - - -
5 Kedungasem
1 - - 3 - - - -
Jumlah
6 VSumber Tama 8 - - 15 - 1 - 1
n
Kota Probolinggo 71 - 1 120 8 10 13 7
Tabel 2.18 Jumlah Fasilitas Kesehatan Di Kota Probolinggo Tahun 2003 – 2006
No Jenis Pelayanan 2003 2004 2005 2006
1 R.S.U Pemerinta h 1 1 1 1
2 Rumah Sakit S wasta 1 1 1 1
3 Rumah Sakit Jiwa 1 1 1 1
4 Rumah Bersalin 1 1 1 1
5 Puskesmas 5 5 5 5
6 Puskesmas Pembantu 18 18 18 18
7 Balai Pengobatan Swasta/TNI 5 5 5 6
8 B.K.I.A Swasta/TNI 1 1 4 4
9 Pos Kesehatan 2 2 2 1
10 BP Milik Kantor 2 2 2 1
Jumlah 37 37 40 38
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Probolinggo, 2007
Tabel 2.21 Jumlah Fasilitas Peribadatan Di Kota Probolinggo Tahun 2006 – 2007
Gereja Gereja
Masjid Langgar Vihara
Katolik Kristen
No Kecamatan
2006
2007
2006
2007
2006
2007
2006
2007
2006
2007
I Mayangan
1 Wirobora 3 4 38 16 - - - - - -
2 ng Jati 6 4 34 35 - - 1 1 - -
3 Sukabumi 9 9 27 20 - - 3 3 - -
4 Mangunharjo 5 6 50 47 1 1 3 3 1 1
5 Maya ngan 3 3 48 51 - - - - - -
II Kanigaran
1 Tisnonegaran 3 2 45 20 - - 6 6 - -
2 Sukoharjo 3 3 25 26 - - - - - -
3 Kebonsari 9 6 47 25 - - - - - -
4 Kulon 3 3 24 26 - - - - - -
5 Kebonsari 7 8 49 69 - - - - - -
6 Wetan 5 5 20 20 - - - - - -
Kanigaran
Curahgrinting
Jumlah II 30 24 210 160 - - 6 6 - -
III Kademangan
1 Triwung 4 3 55 20 - - - - - -
2 Kidul 2 2 35 35 - - - - - -
3 Kademanga 4 4 14 18 - - - - - -
4 n Po hsangit 4 4 12 7 - - - - - -
5 Kidul Pilang 2 2 11 11 - - - - - -
6 Triwung Lor 6 7 18 25 - - - - - -
Ke tapang
Jumlah III 22 19 145 96 - - - - - -
IV Kedopok
1 Kedopok Jrebeng 3 2 19 20 - - - - - -
2 We tan Jrebeng 3 3 8 10 - - - - - -
3 Lor 2 4 37 32 - - - - - -
4 Jrebeng Kulon 3 4 13 22 - - - - - -
3 4 12 23 - - - - - -
5 Kareng Lor 5 5 - - - - - -
36 61
6 Sumber Wetan
Jumlah IV 19 18 125 136 - - - - - -
V Wonoasih
1 Wonoasih 2 2 34 29 - - - - - -
2 Jrebeng Kidul 5 3 28 36 - - - - - -
3 Pa kistaji 3 3 35 35 - - - - - -
4 Kedunggaleng 2 2 20 20 - - - - - -
5 Kedungasem 4 4 34 40 - - - - - -
6 Sumber Taman 5 5 28 26 - - - - - -
Jumlah V 21 17 179 157 - - - - - -
Kota Probolinggo 118 104 856 718 1 1 13 13 1 1
Tabel 2.22 Luasan Wilayah dan Jarak di Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo
Kelurahan Luas Wilayah Jarak Ke Kecamatan
(Km2) (Km)
Jumlah 10,653
2.10.1.2. Topografi
Wilayah Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai kurang dari 50 meter di atas
permukaan air laut. Adapun pengelompokan ketinggian Kota Probolinggo sebagai berikut:
ketinggian 0 – 10 meter, ketinggian 10 – 25 meter, dan ketinggian 25 – 50 meter. Semakin ke
wilayah selatan, ketinggian dari permukaan laut semakin besar.
Wilayah Kecamatan Kanigaran terletak pada ketinggian 0 sampai kurang dari 4 meter dia
atas permukaan air laut. Semakin ke wilayah selatan, ketinggian dari permukaan laut semakin
besar.Namun demikian seluruh wilayah Kecamatan Kanigaran relatif berlereng (0 – 2%). Hal ini
mengakibatkan masalah genangan cenderung terjadi di daerah ini ketika musim hujan.
2.10.1.3. Hidrologi
Kota Probolinggo terdapat 6 sungai yaitu Kali Kedunggaleng, Umbul, Banger, Legundi,
Kasbah, dan Pancur. Sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun, mengalir dari arah selatan
ke utara sesuai dengan kelerengan wilayah dan mempunyai hulu di wilayah Kabupaten
Probolinggo. Untuk keperluan usaha pertanian, sungai-sungai tersebut telah dimanfaatkan
seluruhnya melalui saluran-saluran irigasi yang dibangun untuk maksud itu. Selain sungai maka
sumber air irigasi lainnya adalah mata air yang terdapat di berbagai tempat.
Air tanah di Kota Probolinggo umumnya jernih dan tidak berbau. Penduduk yang belum
mendapat fasilitas air PDAM umumnya menggunakan air tanah sebagai sumber air minum. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan sumur atau pompa. Kedalaman air tanah, yang dilihat dari
kedalaman sumur, bervariasi antara kedalaman 3 sampai 12 meter dengan kondisi semakin ke
wilayah selatan kedalamannya semakin tinggi.
Keadaan hidrologi Kecamatan Kanigaran sangat dipengaruhi oleh sungai-sungai yang
melintas di wilayahnya. Dimana sungai-sungai yang melewati wilayah perencnaan antara lain
Sungai Kasbah, Sungai Umbul. Dimana arah aliran air pad sungai-sungai tersebut bermuara ke laut
yaitu Selat Madura. Selain itu juga terdapat dua sumber air tepatnya berada di Kelurahan
Tisnonegaran yaitu Sumber Air Pacar dan Sumber Air Kekok
2.10.1.4. Klimatologi
Kecamatan Kanigaran, merupakan dataran rendah dimana suhu rmaksimum rata-rata
yang terjadi yaitu berkisar antara 32 Celcius dan untuk suhu minimum rata-rata adalah 26 Celcius
menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April dimana pada musim hujan
terjadi pada bulan Desember – Juni dan untuk musim Kemarau terjadi pada musim Juli –
Nopember.
Rata-rata jumlah curah hujan per tahun tercatat 108 mm, dengan curah hujan yang
lebat terjadi pada bulan Januari, Mei, dan Desember. Selain itu pada Bulan Juli sampai September
kadang terdapat angin kering yang bertiup sangat kencang (mencapai 81 km/jam) dari arah
tenggara ke barat laut, angin ini populer dengan sebutan Angin Gending.
Tabel 2.23 Curah Hujan Di Rinci Pada Tahun 2011
Bulan Hujan (mm) Hari
Januari 268 7
Februari 292 10
Maret 291 11
April 79 5
Mei 138 5
Juni - -
Juli - -
Agustus - -
September - -
Oktober 3 1
November 113 4
Desember 108 5
Sumber: Sub Dinas Pekerjaan Umum Kota Probolinggo
2.10.1.5. Geologi
Jenis tanah di wilayah Kota Probolinggo terdiri dari Alluvial, Mediteran, dan Regosol. Jenis
tanah penting diketahui terutama dalam usaha pengembangan pertanian. Jenis tanah di wilayah
Kanigaran sendriri terdiri dari alluvial dan alluvial coklat keabuan. Jenis tanahnya merupakan
endapan sungai, dan endapan pantai, merupakan jenis tanah yang subur untuk pengembangan
pertanian, tanah ini mempunyai sifat-sifat terlihat adanya lapisan-lapisan tanah yang berulang,
tidak teratur yaitu tebal lapisan, jenis bahan penyusun tanah, warna, tekstur, struktur dan
kandungan bahan organik yang sering berulang (tidak beraturan), lapisan yang berbeda tapi sifat
dan jenis yang sama, warna coklat keabuabuan dan pucat karena karena kondisi drainase
berubah-ubah antara drainase baik, terhambat, agak terhambat.
Tabel 2.30 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Kanigaran 2015
Penduduk (jiwa)
No Jumlah
Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan
Tabel : 2.31 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kec. Kanigaran 2015
Mata Pencaharian (jiwa)
No Desa/Kelurahan Pegawai Pegawai Jumlah
Petani Wirasasta TNI/POLRI Pertukangan Lain - Lain
Negeri Swasta
1 Curahgrinting 163 614 2,010 148 65 805 528 4,333
2 Kanigaran 108 2,210 8,492 7,335 189 61 251 18,646
3 Kebonsariwetan 185 1,394 1,847 1,661 46 139 310 5,582
4 Sukoharjo 43 521 4,618 1,412 52 26 83 6,755
5 Kebonsarikulon 67 529 5,313 9,062 61 69 398 15,499
6 Tisnonegaran 42 554 1,954 2,316 180 35 491 5,572
Jumlah 608 5,822 24,234 21,934 593 1,135 2,061 56,387
Sumber: BPS-Kecamatan Kanigaran Dalam Angka, 2015
sarana transportasi. Bentuk kegiatan transportasi ini pada dasarnya merupakan jasa yang
melayani pergerakan masyarakat dari kegiatan-kegiatan social ekonomi penduduk kota.
Oleh karena itu pelayanan dari system transportasi kota secara keseluruhan harus
mencerminkan keadaan struktur social ekonomi kota yang bersangkutan serta fungsi dari
kawasan kota secara keseluruhan, atau dapat pula sebaliknya, suatu pengembangan dari
system transportasi dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan dari system
transportasi dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan kota pada setiap
kawasan yang dikembangkan. Sistem transportasi yang terdapat di Kecamatan Kanigaran
adalah transportasi jalan raya. Dalam system transportasi jalan raya ini mencakup pola
jaringan jalan, prasarana transportasi (jalan) dan sarana transportasi (angkutan umum).
Masing-masing prasarana dan sarana transportasi jalan raya tersebut terdiri dari
prasarana penunjang yang diperlukan agar system transportasi secara keseluruhan dapat
berjalan optimal.
d. Pusat perbelanjaan dan niaga skala pelayanan kecamatan. Luas tanah yang
dibutuhkan adalah 36.000 m2. bangunan pusat perbelanjaan harus dilengkapi dengan
tempat parkir umum, sudah termasuk kebutan luas tanah, terminal atau pangkalan
untuk pemberhentian kendaraan, pos keamanan, sistem pemadam kebakaran serta
mushola. Adapun kegiatan sarana atau fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di
Kecamatan Kanigaran (toko/ warung,Pertokoan, Pusat Pertokoan, Pasar, Pusat
perbelanjaan niaga, seperti tabel dibawah ini.
Posyandu. Jumlah fasilitas yang paling banyak pada berupa pukesmas pembantu yang
berjumlah 6 buah. Jumlah dari setiap fasilitas di Kecamatan Kanigaran yang lebih rinci
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.35 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Kanigaran 2015
Tempat Fasilitas Kesehatan
No Desa/Kelurahan
Posyandu Puskesmas Pustu Rumah Sakit Rumah Sakit Bersalin Bidan
1 Curahgrinting 9 1 2
2 Kanigaran 12 1 1 1 1 2
3 Kebonsariwetan 9 1 1
4 Sukoharjo 7 1 1
5 Kebonsarikulon 9 1 1
6 Tisnonegaran 11 1 2
Jumlah 57 1 6 1 1 9
Sumber : Kecamatan kanigaran dalam Angka 2015
2.10.5. Utilitas
2.10.5.1. Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan air bersih di Kecamatan Kanigarana terbagi menjadi dua
yaitu Pemenuhan kebutuhan oleh pelayanan PDAM dan non PDAM. Kebutuhan air
bersih yang dilayani oleh non PDAM adalah berupa mata air dan, sumur bor. Kondisi
yang demikian menyebabkan masih adanya permasalahan penyediaan air bersih secara
kuantitas dan kualitas. Sehingga pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk Kecamatan
Kanigaran masih menjadi permasalahan bagi penduduk dan pemerintah, yaitu
distribusinya belum merata. Sebagian masih dipenuhi dari sumur/sumber yang ada di
wilayah perencanaan.
Diwilayah perencanaan dilalui tiga jenis saluran air PDAM, yaitu saluran primer
berada di sepanjang Jl. Sorkarno Hatta – Jl. Panglima Sudirman, saluran sekunder yang
melewati Jl. Cokroaminoto, Jl. Mastrip, Jl. Dr. Soetomo, Jl Suroyo, Jl. KH. Hasan
Genggong, Jl. Pahlawan, Jl. KH. Wahid Hasyim dan Jl. Slamet Riyadi. Sedangkan untuk
saluran tersier secara merata melewati kawasan permukiman.
2.10.5.2. Listrik
Perusahaan Umum Listrik Negara telah memiliki jangkauan pelayanan yang
mencakup wilayah perencanaan Kecamatan Kanigaran pada wilayah terbangunnya.
Pelayanan listrik untuk penduduk kota telah dimanfaatkan untuk kesejahteraan
masyarakat, namun masih perlu adanya peningkatan sesuai dengan perkembangan
2.10.5.3. Telepon
Pelayanan jaringan komunikasi pada wilayah perencanaan sudah merata ke setiap
wilayah kelurahan di Kecamatan Kanigaran. Untuk sistem jaringan komunikasi sendiri
terbagi menjadi dua yaitu jaringan reguler yang dilayani oleh TELKOM, sedangakan
jaringan komunikasi non-reguler telah dilayani oleh beberapa operator telepon. Jaringan
komunikasi reguler secara umum sudah menjangkau wilayah perencanaan, namun masih
terdapat daerah yang tidak maupun belum terjangkau terutama dikawasan yang masih
berupa lahan kosong dan yang akan dikembangkan atau masih baru dibangun. Tetapi
secara keseluruhan telah terlayani jaringan komunikasi non-reguler.
2.10.5.4. Drainase
Sistem drainase yang ada pada Kecamatan Kanigaran meliputi 2 bagian, yaitu
sistem drainase makro dan sistem drainase mikro. Sistem drainase makro (alam) adalah
sistem drainase yang memanfaatkan sungai yang ada sebagai badan penerima air atu
pembuangan akhir dari sistem drainase mikro.Sistem drainase mikro (drainase teknis)
adalah drainase yang dapat berupa saluran drainase primer, sekunder, tersier maupun
saluran tepi jalan. Saluran ini berkembang dengan dua pola yaitu saluran drainase
tertutup dan saluran drainase terbuka.
Jaringan drainase di Kecamatan Kanigaran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Jaringan Drainase Primer
Jaringan drainase primer terdiri dari saluran drainase primer yang berupa sungai,
yaitu Sungai Kasbah, Sungai Umbul. Kondisi saluran sungai-sungai yang terdapat di
2.10.5.5. Persampahan
Sampah merupakan benda buangan yang berasal dari lingkungan hidup yaitu
dari kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, jalan raya, industri dan
perkantoran. Pada dasarnya sampah dapat dibagi menjadi dua pengertian yaitu:
Sampah organik yaitu sampah yang cepat membusuk yang biasanya dihasilkan
dari rumah tangga dan pasar. Sampah jenis perlu segera dibuang karena berbau
dan mengganggu kesehatan.
Sampah anorganik yaitu sampah yang sulit membusuk. Sampah jenis ini
dibedakan menjadi dua yaitu: jenis kertas dan kayu, dan jenis plastik dan kaleng.
Penghasil samapah potensial di kecamatan Kanigaran adalah perumahan dan
perdgangan (pasar, PKL dan ruko) dimana didalam penanganannya sistem
Selain itu sebagian kecil masyarakat juga ada membuang sampah rumah tangga
di halaman rumah masing-masing dan pengolahannya dengan menimbun atau
membakarnya. Selain itu, masih terdapat sebagian masyarakat masih membuang
sampah pada tempat yang tidak semestinya, seperti: pada bantaran sungai. Hal ini
sangat tidak baik bagi kebersihan lingkungan sekitarnya.
2.10.6. Ekonomi
Analisis kegiatan ekonomi dilakukan untuk mewujudkan ekonomi wilayah yang
berkelanjutan melalui keterkaitan ekonomi lokal dalam sistem ekonomi wilayah yang
lebih luas. Analisis ekonomi diarahkan untuk menciptakan keterkaitan ekonomi antar
kecamatan di dalam wilayah Kota Probolinggo, dan diharapkan dapat diperoleh
pengetahuan mengenai karakteristik perekonomian wilayah dan ciri-ciri ekonomi
kawasan dengan mengidentifikasi basis ekonomi kecamatan, sektor-sektor unggulan,
pertumbuhan dan disparitas pertumbuhan ekonomi di wilayah kecamatan. Sektor
perekonomian yang berkembang di Kecamatan Kanigaran didukung oleh kegiatan
primer, sekunder dan tersier.
pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut. Ekspor tersebut
berupa barang-barang dan jasa, termasuk tenaga kerja. Metode yang dipergunakan
adalah dengan pengukuran tidak langsung. Metode ini dilakukan dengan
menggabungkan antara metode pendekatan asumsi dengan metode Location Question
(LQ). Metode ini merupakan perbandingan antara pangsa relatif pendapatan sektor I
pada tingkat wilayah terhadap pendapatan total wilayah dengan pangsa relatif
pendapatan sektor I pada tingkat nasional terhadap pendapatan nasional. Hal tersebut
secara matematis dinyatakan sebagai berikut:
Si / Ni Si / S
LQ = =
S / N Ni / N
dimana :
Si : Besaran dari suatu kegiatan tertentu yang akan diukur di kota yang diteliti
Ni : Besaran total untuk kegiatan tertentu dalam kota yang lebih luas
S : Besaran total untuk seluruh kegiatan di kota yang diteliti
N : Besaran total seluruh kegiatan di kota yang lebih luas
Apabila LQ suatu sektor >= 1, maka sektor tersebut merupakan sektor basis. Dan
apabila LQ suatu sektor < 1, maka sektor tersebut merupakan sektor non basis.
2.10.6.1. Pertanian
Berdasarkan analisa kemampuan lahan diketahui bahwa di Kecamatan Kanigaran
cocok untuk kawasan budidaya tanaman tahunan, tanaman perkebunan dan tanaman
penyangga. Kemampuan lahan tersebut sangat mendukung kegiatan yang dilakukan
masyarakat terutama jenis tanaman yang diusahakan oleh masyarakat. Berdasarkan
kondisi yang ada saat ini, menunjukkan sebagian lahan yang ada di Kecamatan
Kanigaran berupa sawah dan tegalan/ladang, dimana jenis tanaman yang banyak
diusahakan oleh masyarakat adalah padi dan jagung.
Rata-Rata Rata-Rata
Luas Panen Produksi
No Desa/Kelurahan Produksi Produksi
(Ha) (Ton)
(Kw/Ha) (Ton/Ha)
71.60
71.40
71.20
71.00
70.80
70.60
70.40
70.20
70.00
69.80
69.60
69.40
75.50
75.00
74.50
74.00
73.50
73.00
72.50
72.00
1.40
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
-
e. Pengadaan program tumpang sari yang bertujuan untuk meningkatkan variasi dan
hasil produksi/komoditi pertanian ;
1) Paling sedikit tiga kali luas tanah yang dialihfungsikan dengan kualitas dan
produktivitas yang setara atau lebih baik, dalam hal yang dialihfungsikan
adalah sawah beririgasi teknis ;
2) Paling sedikit dua kali luas tanah yang dialihfungsikan dengan kualitas dan
produktivitas yang setara atau lebih baik, dalam hal yang dialihfungsikan
adalah sawah beririgasi semi teknis, sederhana dan pedesaan ;
g. Sawah beririgasi setengah teknis secara bertahap dilakukan peningkatan menjadi
sawah beririgasi teknis ;
h. Kawasan selatan Kota Probolinggo yang didominasi dengan lahan pertanian perlu
ditingkatkan produktivitasnya dengan penyediaan sarana dan prasarana pertanian
serta tenaga penyuluh yang profesional ;
i. Pengembangan sektor peternakan meliputi :
1) Pengembangan peternakan ternak besar, peternakan ternak kecil, peternakan
unggas ;
2) Pengembangan peternakan meliputi : Kecamatan Kanigaran
3) Peletakan peternakan diarahkan jauh dari permukiman.
Tabel 2.40
Tabel 2.41
Tabel 2.42
2.10.6.2. Peternakan
Jumlah potensi unggulan peternakan di Kecamatan Kanigaran tersebar di enam
kelurahan , baik itu peternak sapi /sapi potong, kuda, domba, Kambing, Unggas (itik,
ayam). Adapun keterangan jumlah peternakan hewan yang tersebar di Kecamatan
Kanigran adalah sebagai berikut.
Jumlah total pemilik ternak hewan sapi di Kecamatan Kanigaran 583 ekor dan Kelurahan
Curah grinting sebagai peternak teranyak hewan sapi 293 ekor. Jumlah peternak hewan
kuda di Kecamaan Kanigaran terbanyak berada di Kelurahan Curahgrinting 2 ekor.
Curahgrinting 372 ekor. Dan untuk jumlah peternak hewan ungags 24.861 ekor terletak di
Kelurahan Curahgrinting.
2.10.6.3. Industri
Kegiatan industri yang berkembang di Kota Probolinggo dikelompokkan meliputi
industri besar, sedang/menengah dan kecil. Industri besar yang ada di Kota Probolinggo
teraglomerasi di Kecamatan Kanigaran dan beberapa di sekitar kawasan pelabuhan di
Kecamatan Mayangan yang merupakan batasan wilayah Kota Probolinggo dengan
Kabupaten Probolinggo. Sedangkan untuk industri menengah dan kecil berkembang
merata di Kecamatan Kanigaran dengan jenis usaha diantaranya adalah industri bordir,
konveksi , batik, gelas, dsb
2.10.6.4. Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu industri baru yang menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang cepat dalam menyediakan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,
standar hidup serta menstimulasi/mengaktifkan sektor produktivitas lainnya.
Pariwisata dipandang sebagai industri yang kompleks karena dalam industri
pariwisata terdapat industri-industri yang berkaitan seperti kerajinan tangan,
cinderamata, penginapan dan transportasi.
Kota Probolinggo merupakan salah satu kota dengan khasanah budaya dan sejarah
yang cukup tinggi. Potensi bahari juga telah menjadi titik perhatian pemerintah
dalam mendukung pengembangan wisata bahari, yaitu dengan pengembangan
pembangunan Pelabuhan Tanjung Tembaga sebagai Pelabuhan Utama akan
menjadi prasarana transportasi pendukung pariwisata di Kota Probolinggo. Obyek
wisata yang potensial untuk dikembangkan dan dapat dinikmati oleh wisatawan
domestik maupun mancanegara, mulai dari wisata bahari, budaya, kuliner dan
tradisional dapat dinikmati di Kota Probolinggo
tidak menyelaraskan diri secara sepadan atas isu strategisnya akan menghadapi
kendala dalam mencapai keberhasilan pembangunan daerah.
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas
pemerintahan daerah dan masyarakat dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian penting
adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih
besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan maka menghilangkan peluang
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Home Industri berupa cinderamata gelas atau Home Industri berupa Batik Tulis Cenggeran
cangkir (Kinarsih) di Kelurahan Kanigaran Khas Kota Probolinggo di Kelurahan
Kecamatan Kanigaran Kanigaran Kecamatan Kanigaran Kota
Kota Probolinggo Probolinggo
8. Sungai
Sungai yang ada di Kota Probolinggo tidak masuk dalam Peraturan Gubernur
Jawa Timur Nomor 61 Tahun 2010 tentang Penetapan Penetan Kelas Air Pada
Air Sungai. Bahwasanya dalam peraturan tersebut, penetapan kelas air yang di
tetakan oleh Gubernur adalah air sungai yang lintas dan / atau melalui lebih
dari satu wilayah Kabupaten/Kota. Sungai yang di maksud meliputi Sungai
madiun, Sungai Porong, Sungai Konto, Sungai Bondoyudo, Sungai Jatiroto dan
Sungai Sampean. Padahal beberapa sungai di Kota Probolinggo masuk dalam
DAS WS Lintas Kabupaten yang terdiri dari Kota Kabupaten Lumajang,
Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota
Pasuruan, Kota Probolinggo. Adapun DAS yang terkait yaitu Das Pilang, Das
welang,Das Tambaan, Das Gembong, Das Petung, Das Sodo, Das Rejoso, Das
Gurit wesi, DasParangan, Das Pasinan, Das Pateman, Das Pasirpanjang, Das
Tandu, Das Watuprapat, Das Kapasan, Das Laweyan, Das
Klampok, Das Curahmenjangan, Das Kedungjati, Das Bayeman, Das Blobo,
Das Besi, Das Pesisir, Das Sumber Rejeki, Das Legundi, Das Umbul, Das
Sukabumi, Das Mangunharjo, Das Kedunggaleng, Das Lamboyo ,Das Lamboyo,
Das Bujel, Das Banyubiru, Das Gending, Das Bandung, Das Sumbersih, Das
Pinang
Nama Sungai dan Panjangnya di Kota
Probolinggo