Anda di halaman 1dari 16

Latar Belakang

Pembangunan Daerah tidak terlepas dari kerangka kebijakan pembangunan daerah,


dimana suatu daerah sangat tergantung pada permasalahan dan karakteristik
wilayahnya. Potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah relatif berbeda dengan potensi
yang dimiliki oleh wilayah lain.
Visi, misi, strategi dan program Kabupaten Sumedang 2018 - 2024 memperhatikan

 Harapan Masyarakat
 Perilaku Indikator Makro Ekonomi Daerah

Harapan Masyarakat
Survey harapan masyarakat Kabupaten Sumedang

 Terciptanya lapangan pekerjaan


 Adanya penanggulangan kemiskinan
 Adanya perbaikan sarana prasarana pendukung perekonomian rakyat, baik itu pasar,
jembatan, dan irigasi, serta
 Terciptanya penyediaan layanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau

Perilaku Indikator Makro Ekonomi Daerah


Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi

 Investasi kurang Produktif


 Terbatasnya Social Overhead Capital (SOC) berupa investasi sarana dan prasarana
perekonomian yang ada di Kabupaten Sumedang

Infrastruktur Belum Optimal

 Listrik dan Telekomunikasi


 Sarana Pendidikan
 Sarana Kesehatan

Hubungan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dengan penciptaan lapangan kerja,


pengurangan tingkat kemiskinan, dan pemerataan pendapatan bahwa di Kabupaten
Sumedang belum membawa dampak signifikan bagi pengingkatan kesempatan kerja
dan pengurangan tingkat kemiskinan.
Hal ini disebabkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumedang belum bisa
membuat distribusi pendapatan semakin merata. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
hingga saat ini pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumedang belum bersifat inklusi
(pertumbuhan yang memberikan perbaikan kondisi pada seluruh golongan masyarakat)

Isu-isu Strategis
Pilihan-pilihan kebijakan yang mendasar yang diperlukan atau tantangan yang kritis
yang harus dihadapi untuk menuju kondisi terbaik yang diinginkan

1. Laju pertumbuhan ekonomi meningkat, namun kemiskinan dan pengangguran


bertambah.
2. Menyempitnya lahan pertanian sebagai sektor utama penyumbang PDRB.
3. Pengingkatan investor, namun tidak diimbangi dengan penyerapan tenagga kerja
daerah.
4. Masih tingginya beban biaya pendidikan bagi masyarakat.
5. Masih lemahnya fungsi layanan publik sebagai sasaran sekaligus subjek
pembangunan.
6. Belum optimalnya pengelolaan sumber-sumber pemasukan dan pendapatan asli
daerah.
7. Rendahnya kinerja pemerintah (EKPPD maupun EKPOD) dan ASN (SAKIP
maupun LAKIP).
8. Tidak jelasnya arah dan orientasi pengembangan wilayah diantara megaproyek
infrastruktur nasional maupun regional (Cisumdawu, Cipali, BIJB dan Jalur Kereta
Api Cepat).
9. Semakin menipisnya nilai-nilai gotong royong sebagai daya ungkit pembangunan.
10. Masih lemahnya pengembangan sistem pembinaan dan pengembangan keunikan
budaya dan keunggulan lokal.
11. Belum optimal dan sistemiknya sistem pendidikan agama dan keagamaan.
12. Lemahnya pengembangan dan pertumbuhan pembangunan pada kawasan
perbatasan.
13. Belum optimalnya penggalian potensi sumber daya alam dan pemanfaatan bagi
peningkatan pendapatan asli daerah.

Visi

Analisis terhadap faktor Penentu Visi


Menetapkan Visi dalam tahapan keempat Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Sumedang 2018-2023
Terwujudnya Masyarakat Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, dan
Kreatif (SIMPATI) pada tahun 2023. Sejahtera Masyarakatnya, Agamis Akhlaqnya,
Maju Daerahnya, Profesional Aparaturnya dan Kreatif Ekonominya
Sejahtera
Kondisi masyarakat Kabupaten Sumedang yang secara lahir batin mendapatkan rasa
aman, nyaman dan tentram dalam menjalani kehidupan, yang ditandai dengan
meningkatnya pelayanan dasar mencakup sarana dan prasarana pendidikan,
kesehatan, infrastruktur dasar, sarana ekonomi yang inklusif bagi masyarakat, dan
meningkatnya perlindungan, produktivitas dan pemenuhan hak dasar bagi masyarakat
Agamis
Sikap dan perilaku hidup masyarakat Kabupaten Sumedang yang mencerminkan dan
merefleksikan nilai-nilai agama yang diyakininya. Ditandai dengan banyaknya kegiatan
keagamaan, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan
keagamaan, dan tidak adanya konflik antar penganut agama (internal dan eksternal).
Berfungsinya lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan sebagai
agen perubahan sosial dalam masyarakat dan mengurangi dampak negatif
ekstrimisme, berkembang dan meningkatkan kepasitas serta kualitas lembaga sosial
keagamaan; serta aktualisasu nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermsyarakat,
berbangsa dan bernegara
Maju
Kemampuan masyarakat Kabupaten Sumedang dalam mendayagunakan pikiran dan
sumber daya yang ada di sekelilingnya, ditandai dengan meningkatnya Pendapatan Asli
Daerah (kapasitas fiskal), meningkatnya kerja sama antara pemerintah, swasta dan
akademisi, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan
meningkatnya indeks adaptasi teknologi, tertatanya kawasan serta terbukanya
kebijakan shareholding pemerintah dan investor dalam pengelolaan sumber daya alam
sehingga dapat mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan
daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,
dan keistimewaan suatu daerah
Profesional
Good governance dapat didefinisikan sebagai penyelenggaraan pemerintahan secara
partisipatif, efektif, jujur, adil, transparan dna bertanggung jawab kepada semua level
pemerintahan. Upaya untuk mewujudkan good governance memerlukan unsur
profesionalisme dari aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan publik.
Profesionalisme di sini lebih menekan kepada kemampuan, keterampilan dan keahlian
aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan publik yang responsif, transparansi,
efektivitas dan efisien. Ditandai dengan meningkatnya kapasitas aparatur pemerintah
dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan, pengelolaan
keuangan serta pelayanan publik melalui fasilitasi, pelatihan dan pendampingan
Kreatif
Masyarakat yang memiliki dorongan bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang lebih
baik secara berkesinambungan, mampu bersaing serta mampu bertahan dalam segala
kondisi. Dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, maka proses
pembangunan akan menyebar ke wilayah sekitarnya. Kutub-kutub pertumbuhan itu
akan berimbas (trickle down effect) pada wilayah atau daerah sekitarnya secara
otomatis. Namun demikian trickle down effect itu hanya akan terjadi dan berlangsung
optimal manakala sektor-sektor yang dikembangkan dirancang sedemikian rupa sesuai
dengan potensi ekonomi dan sosial di wilayah bersangkutan. Oleh karena itu, perlu
disertai dengan kesiapan tenaga-tenaga terampil dalam meningkatkan daya saing
daerah. Pada aspek lainnya tumbuh dan berkembangnya sektor kewirausahaan
sebagai mainstream dinamika perekonomian masyarakat Kabupaten Sumedang

Misi
1. Memenuhi Kebutuhan Dasar secara Mudah dan Terjangkau untuk
Kesejahteraan Masyarakat
Perluasan pemenuhan hak dan kebutuhan dasar perlu menjadi perhatian untuk
peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pemenuhan akses pendidikan,
kesehatan dan fasilitas publik. Percepatan pembangunan untuk sejumlah kebutuhan
dasar masyarakat mendesak pelaksanaan pembangunannya. Peran serta masyarakat
dan swasta dalam kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan kebutuhan dasar
mutlak diperlukan dalam mengantisipasi keterbatasan anggaran pemerintah. Kebijakan
pemerintah, pusat dan daerah, diarahkan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi
masyarakat, yang pada jangka panjang dapat menunjang pendanaan Pemerintah
Pusat. Dalam fungsi ini pemerintah harus memberikan ruang yang cukup bagi
masyarakat, sehingga dengan demikian partisipasi masyarakat di daerah dapat
ditingkatkan, baik dalam peraturan maupun dalam tindakan nyata pemerintah
2. Menguatkan Norma Agama dalam Tatanan Kehidupan Sosial Masyarakat
dan Pemerintahan
Setiap manusia mendambakan kehidupa harmonis, tentram, dan damai dalam
hidupnya. Di sinilah norma-norma memegang peranan penting untuk mencapai tujuan
tersebut, salah satunya adalah norma agama. Norma agama merupakan aturan atau
kaidah yang berfungsi sebagai petunjuk, pedoman dan lampu penerang manusia dalam
menjalani kehidupannya. Aturan atau petunjuk hidup ini sifatnya pasti dan tak ada
keraguan karena merupakan 'anugearh' langsung dari Tuhan YME. Norma agama
dapat kita katakan sebagai bentuk kasih sayang Tuhan terhadap manusia, agar
manusia dapat selamat dalam menjalani kehidupannya di dunia hingga menuju akhirat
nanti.
Ajaran agama membentuk penganutnya makin peka terhadap masalah-masalah sosial
seperti kemaksiatan, kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan
ini juga mendorong untuk tidak bisa berdiam diri menyaksikan kebatilan yang merasuki
sistem kehidupan yang ada. Seharusnya agama menjadi agen perubahan basis-basis
nilai dan moral bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Norma
agama menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk mengajak umat
beragama bekerja produktif dan inovatif.
3. Mengembangkan Wilayah Ekonomi Didukung dengan Peningkatan
Infrastruktur dan Daya Dukung Lingkungan serta Penguatan Budaya dan
Kearifan Lokal
Sumedang akan maju jika seluruh daerahnya mampu memaksimalkan potensi yang
ada. Keberagaman baik dari segi sumber daya alam maupun sosial dan budaya
merupakan sebuah modal competitive advantages bagi Kabupaten Sumedang untuk
bangkit. Setiap daerah/wilayah pada umumnya memiliki potensi produk yang bisa
diangkat dan dikembangkan. Perekonomian masyarakat akan bangkit menjadi
perekonomian yang kuat, tangguh dan terhormat jika indeks daya saing berada pada
tingkat yang tinggi. Membangun perekonomian yang berdaya saing tidak semudah
membalik tangan, melain harus ditunjang dengan basis industri yang mantap dan
tangguh, mengandalkan teknologi tinggi sehingga mampu menciptakan nilai tambah
yang memadai.
Pembangunan ekonomi ini pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya transformasi
struktural, yaitu proses pergeseran pertumbuhan sektor-sektor produksi dari yang
semula mengandalkan sektor primer (industri) kemudian sektor jasa. Industrialisasi
dianggap mampu meningkatkan kemakmuran suatu daerah secara lebih cepat
dibandingkan dengan strategi lain
4. Menata Birokrasi Pemerintah yang Responsif dan Bertanggung Jawab
secara Profesional dalam Pelayanan Masyarakat
Era baru sistem pemerintahan menginginkan transparansi, keterbukaan informasi publik
Dengan pemerintah terbuka dan profesional akan mampu mendorong partisipasi
masyarakat untuk terlibat dari proses pengambilan kebijakan publik sampai dengan
membuka ruang yang lebih lebar bagi pengawasan-pengawasan publik.
Sistem pemerintahan berbasis Information dan Communication Technology (ICT)
memungkinkan rakyat untuk berinteraksi dengan birokrasi pemerintahan dengan cara
cepat dan tepat. Komunikasi dan konsultasi publik bisa dilakukan secara sistematik
melalui kanal-kanal media komunikasi virtual
Demikian pula interaksi dengan rakyat bisa dilakukan tanpa harus terhalang oleh jarak
dan dengan rentang waktu yang lebih cepat. Masyarakat bisa menyampaikan masukan,
kritik maupun keluhannya terhadap pelayanan publik secara langsung dengan
menggunakan teknologi informasi. Karena birokrasi publik dibentuk dan diadakan untuk
melayani masyarakat, sudah seharusnya birokrasi publik lebih banyak berpikir dan
bertindak untuk kepentingan masyarakat
5. Mengembangkan Sarana Prasarana dan Sistem Perekonomian yang
Mendukung Kreativitas dan Inovasi Masyarakat Kabupaten Sumedang
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu daerah untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi
di daerah tersebut
Kewirausahaan merujuk pada sifat, watak dan ciri-ciri yang melekat pada individu yang
mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan dan mengembangkan gagasan kreatif
dan inovatif yang dimiliki ke dalam kegiatan yang bernilai. Jiwa dan sikap
kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh wirausahawan, melainkan pula setiap orang
yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif
dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari dan
memanfaatkan peluang menuju sukses.
Menjadi wirausahawan berarti memiliki kemauan dan kemampuan menemukan dan
mengevaluasi peluang, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan bertindak
untuk memperoleh keuntungan dari peluang itu

Kebijakan dan Program

MISI 1: SEJAHTERA

Kebijakan: Pemerataan Sarana Prasarana dan Aksesibilitas Layanan Dasar


PROGRAM

 Terbentuknya rumah besar penanganan fakir miskin/lansia serta peningkatan layanan


kesehatan sampai ke tingkat desa dengan optimalisasi peran Pemerintahan Desa,
RT/RW, DKM dan Potren
 Peningkatan layanan kesehatan sampai ke tingkat desa dengan melengkapi sarana
prasarana, melalui penyedian Transportasi Kesehatan
Masyarakat/Transkesmas (SIMPATI Healthy Transport) bagi masyarakat desa terpencil
 Terselenggaranya pendidikan gratis berbasis pengembangan pendidikan kreatif
mencerdaskan dan optimalisasi kawasan psndidikan Jatinangor untuk mewujudkan
Sumedang terdepan dalam IPTEK

MISI 2: AGAMIS

Kebijakan: Perumusan Nilai dan Etika Keagamaan dalam Interaksi Sosial


Kemasyarakatan dan Sistem Tata Kelola Pemerintahan

PROGRAM

 Mewujudkan nilai-nilai Agama pada tatanan sosial masyarakat dan pemerintahan dalam
perilaku kehidupan
 Integrasi nilai-nilai norma Agama dalam tatanan aktivitas
institusi/lembaga/dinas/badan/kantor dan masyarakat
 Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan etika sosial keagamaan
 Optimalisasi peran dan fungsi Pendidikan Keagamaan
 Penguatan nuansa keagamaan
 Penataan sarana-prasarana peribadatan

MISI 3: MAJU

Kebijakan: Peningkatan Sarana dan Prasarana serta Penerapan Insentif dan Disinsentif
dalam Pengembangan Wilayah Ekonomi Baru

PROGRAM

 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan dan ruang aktivitas
publik berbasis budaya dan kearifan lokal antara lain: alun-alun, taman kota dan pacuan
kuda, menuju Sumedang kota BULUDRU
 Mengkonsolidasi fiskal daerah, provinsi dan pusat dengan fokus perbaikan dan
pengembangan infrastruktur koneksitas antara lain: pembangunan jalan lingkar selatan,
poros Sukasari-Lembang, lingkar Palasari dan titik terluar/daerah perbatasan, serta
membangun dan memperbaiki jaringan irigasi guna mengakselerasi pertumbuhan
ekonomi, penyerapan tenaga kerja & peningkatan daya beli masyarakat
 Peningkatan kualitas jalan yang menjadi kewenangan Kabupaten Sumedang
melalui hotmix dan beton
 Memperbaiki irigasi yang rusak dalam meningkatkan Indeks Penanaman (IP)
 Terselenggaranya festival dan gelar seni budaya tercatat pada kalender tahunan Event
Visit Wonderfull Indonesia dengan menjadikan SRIMANGANTI sebagai ikon kebudayaan
dan daya tarik pariwisata Sumedang
 Fasilitas sarana produksi pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan para petani/buruh
tani dan perluasan kesempatan kerja, pelatihan kerja serta sertifikasi keahlian sesuai
kebutuhan lapangan kerja (BIJB, Tol Cisumdawu, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Jatigede, Kawasan Industri Buahdua, Ujungjaya Tomo (BUTOM))

MISI 4: PROFESIONAL

Kebijakan: Penerapan Information and Communication Technology (ICT) dalam


Berbagai Layanan Data dan Informasi

PROGRAM

 Memberikan kepastian karir dan pengembangan Aparatur Sipil Negara berbasis


kompetensi dan kinerja serta pemberian insentif guru ngaji, ta'mir mesjid, peningkatan
tunjangan operasional RT/RW, guru honorer dan pegawai non PNS lainnya
 Akurasi dan percepatan layanan publik
 Optimalisasi dan pengembangan sumber-sumber PAD
 Akselerasi dan keterbukaan sistem investasi
 Pembangunan WIFI gratis pada wilayah pusat konsentrasi dan layanan publik

MISI 5: KREATIF

Kebijakan: Meningkatkan Infrastruktur Pendukung Kreativitas dan Inovasi Masyarakat

PROGRAM

 Membangun Sumedang Preneurship berbasis profesionalitas dan kreativitas Gerakan


Wirausaha Muda (GARUDA) melalui rumah kreatif berkonsep komunikasi, informasi dan
edupreneurship dengan fasilitas WIFI gratis dan pemberian modal bagi usaha kecil
 Optimalisasi pengembangan sektor ekonomi kreatif
 Pengembangan dan peningkatan destinasi wisata lokal, regional dan internasional
 Pendidikan dan pelatihan wirausahawan muda dari setiap desa melalui Gerakan
Wirausaha Muda (GARUDA)
 Pemberian modal untuk usaha kecil serta kemudahan dalam perizinan dan investasi
 Optimalisasi pembinaan dan pengembangan UMKM dan Koperasi

Program Unggulan

1. Mewujudkan nilai-nilai agama pada tatanan sosial masyarakat dan pemerintahan


dalam perilaku kehidupan.
2. Terbentuknya rumah besar penanganan fakir miskin/lansia serta peningkatan
layanan kesehatan sampai ke tingkat desa dengan optimalisasi peran
Pemerintahan Desa, RT/RW, DKM dan Pontren.
3. Terselenggaranya pendidikan gratis berbasis pengembangan pendidikan kreatif
mencerdaskan dan optimalisasi kawasan pendidikan Jatinangor untuk
mewujudkan Sumedang terdepan dalam IPTEK.
4. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan dan ruang
aktivitas publik berbasis budaya dan kearifan lokal antara lain: alun-alun, taman
kota dan pacuan kuda, menuju Sumedang kota BULUDRU
5. Mengkonsolidasi fiskal daerah, provinsi dan pusat dengan fokus perbaikan dan
pengembangan infrastruktur koneksitas antara lain: pembangunan jalan lingkar
selatan, poros Sukasari-Lembang, lingkar Palasari dan titik terluar/daerah
perbatasan, serta membangun dan memperbaiki jaringan irigasi guna
mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja & peningkatan
daya beli masyarakat.
6. Terselenggaranya festival dan gelaran seni budaya tercatat pada kalender
tahunan Event Visit Wonderfull Indonesia dengan menjadikan SRIMANGANTI
sebagai ikon kebudayaan dan daya tarik pariwisata Sumedang.
7. Fasilitasi sarana produksi pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan para
petani/buruh tani dan perluasan kesempatan kerja, pelatihan kerja serta sertifikasi
keahlian sesuai kebutuhan lapangan kerja (BIJB, Tol Cisumdawu, Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Jatigede, Kawasan Industri Buahdua, Ujungjaya, Tomo
(BUTTOM)).
8. Memberikan kepastian karir dan pengembangan Aparatur Sipil Negara berbasis
kompetensi dan kinerja serta pemberian insentif guru ngaji, ta'mir mesjid,
peningkatan tunjangan operasional RT/RW, guru honorer dan pegawai non PNS
lainnya.
9. Membangun Sumedang Preneurship berbasis profesionalitas dan kreativitas
Gerakan Wirausaha Muda (GARUDA) melalui rumah kreatif berkonsep
komunikasi, informasi dan edupreneurship edngan fasilitas WIFI gratis dan
pemberian modal bagi udaha kecil

Program 100 Hari

MISI 1: SEJAHTERA

Soft Launching Aplikasi Literasi Sosial dan Perdesaan Kabupaten Sumedang (eSumedang)

 Deskripsi Kegiatan

Sebuah platform digital untuk menyiapkan database dalam rangka pembangunan


rumah besar penanganan masalah sosial. Aplikasi ini terintegrasi juga dengan
perpustakaan digital, data digital perdesaan dan literasi sosial digital lainnya.

 Pembiayaan

Dikembangkan melalui skema Corporate Share Values (CSV) dan Private Public
Partnership (PPP). Pembangunan aplikasi penyediaan dan infrastruktur teknologi
disiapkan swasta (Aksaramaya)
 Outcomes

Terbangunnya 1 (satu) aplikasi dan tersajinya data dasar permasalahan sosial secara
digital yang terintegrasi dengan perpustakaan digital, serta literasi digital lainnya
(minimal mencakup 50% desa dari 26 kecamatan)

 Keterangan

Leading Sector: Setda, Dinas Kominfo, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan dan BPMD

Waktu: 3 Bulan

Studi Kelayakan Kawasan Perkotaan Jatinangor

 Deskripsi Kegiatan

Melanjutkan studi kelayakan pembangunan kawasan perkotaan Jatinangor dalam


wilayah Kabupaten Sumedang sesuai dengan PP 34 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Kawasan Perkotaan

 Pembiayaan

Dikembangkan melalui skema Corporate Share Values (CSV) dan Corporate Social
Responsibility (CSR). Teknis pelaksanaan dilakukan oleh Perguruan Tinggi (IPDN,
UNPAD dan ITB)

 Outcomes

Tersedianya 1 (satu) paket dokumen naskah akademik pembangunan kawasan


perkotaan Jatinangor

 Keterangan

Leading Sector: Setda dan Bappeda

Waktu: 3 Bulan

Pemasangan WIFI di Sekolah dan Tempat Strategis Lainnya

 Deskripsi Kegiatan

Kegiatan ini untuk memberikan akses jaringan internet kepada anak sekolah dan warga
masyarakat, sehingga lebih mudah berinteraksi secara digital

 Pembiayaan
Dikembangkan melalui skema Private Public Partnership (PPP) dan Corporate Social
Responsibility (CSR) dengan PT. Telkom

 Outcomes

Tersedianya jaringan internet (WIFI) di 26 sekolah percontohan dan 26 tempat strategis


di 26 kecamatan

 Keterangan

Leading Sector: Setda, Bappeda dan Dinas Kominfo

Waktu: 3 Bulan

MISI 2: AGAMIS

Gerakan Maghrib Mengaji

 Deskripsi Kegiatan

Menetapkan, mensosialisasikan dan mendiseminasikan kegiatan mengaji pada saat


maghrib bagi anak sekolah dan keluarga di Kabupaten Sumedang

 Pembiayaan

Dikembangkan melalui skema partisipasi masyarakat dan dunia usaha

 Outcomes

Terlaksananya kegiatan sosialisasi dan diseminasi Gerakan Maghrib Mengaji di seluruh


sekolah, di 280 desa dan 26 kecamatan di Kabupaten Sumedang

 Keterangan

Leading Sector: Setda, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama

Waktu: 3 Bulan

Gerakan Jum'at Berkah

 Deskripsi Kegiatan

Pimpinan wilayah secara berjenjang (kabupaten/kecamatan/desa) melaksanakan sholat


Jumat di tengah-tengah masyarakat, sekaligus bersilaturahmi, melaksanakan gerakan
kebersihan serta mendengar aspirasi masyarakat

 Pembiayaan
Dikembangkan melalui skema partisipasi masyarakat dan dunia usaha

 Outcomes

Terlaksananya gerakan Jum'at Berkah di semua jenjang pemerintahan di 26 kecamatan


se-Kabupaten Sumedang

 Keterangan

Leading Sector: Setda, Sekretariat DPRD dan Dinas Lingkungan Hidup

Waktu: 3 Bulan

MISI 3: MAJU

Penataan Taman Kota dan Perbatasan

 Deskripsi Kegiatan

Taman-taman yang berada di seputaran kota dan wilayah perbatasan ditata dan
dikelola dengan baik, sehingga menjadi jendela indah Kabupaten Sumedang

 Pembiayaan

Dikembangkan melalui skema Private Public Partnership (PPP) dan Corporate Social
Responsibility (CSR)

 Outcomes

Tertata dan terkelolanya beberapa taman kota (4 taman) dan taman perbatasan (2
taman) di Kabupaten Sumedang

 Keterangan

Leading Sector: Setda, Dinas Lingkungan Hidup, Kecamatan dan BUMD

Waktu: 3 Bulan

Soft Launching Penataan Alun-alun Sumedang

 Deskripsi Kegiatan

Alun-alun Sumedang didesain untuk dijadikan pusat taman kota utama dan pusat
kebahagiaan masyarakat Sumedang. Redesain akan dibantu langsung oleh Kang Emil

 Pembiayaan
Dikembangkan melalui skema Private Public Partnership (PPP) dan Corporate Social
Responsibility (CSR)

 Outcomes

Tersusunnya 1 (satu) paket desain dan rencana detail penataan alun-alun Sumedang

 Keterangan

Leading Sector: Setda, Bappeda, Dinas Lingkungan Hidup, Disbudparpora dan BUMD

Waktu: 3 Bulan

Festival Seni Budaya Pajajaran (Gerakan Rabu Nyunda)

 Deskripsi Kegiatan

Kegiatan untuk menampilkan berbagai potensi seni dan budaya dari Kabupaten
Sumedang, serta berbagai daerah lainnya di Jawa Barat. Melalui kegiatan ini,
Sumedang menegaskan kembali eksistensinya sebagai Puseur Budaya Sumedang.
Pada kesempatan ini juga diluncurkan gerakan Rabu Nyunda sebagai hari untuk
melestarikan budaya Sunda (misalnya dengan berbahasa dan berpakaian Sunda)

 Pembiayaan

Dikembangkan melalui skema Private Public Partnership (PPP) dan Corporate Social
Responsibility (CSR)

 Outcomes

Tereksplorasinya ragam seni budaya Sumedang dan Jawa Barat, serta terlaksananya
gerakan Rabu Nyunda di jajaran Pemerintah Kabupaten Sumedang

 Keterangan

Leading Sector: Setda, Disbudparpora, Dinas Pendidikan dan BUMD

Waktu: 3 Bulan

MISI 4: PROFESIONAL

Assessment dan Pemetaan Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kabupaten Sumedang

 Deskripsi Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan untuk meriviu potensi ASN di lingkungan Pemda Kabupaten
Sumedang, baik terkait kualifikasi, kompetensi maupun kinerjanya. Setelah data
potensinya teridentifikasi, selanjutnya dipetakan dan diberikan rekomendasi treatment
yang tepat untuk dilakukan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut

 Pembiayaan

Dikembangkan melalui skema pendampingan dengan BKN dan Kementerian PANRB


dan Corporate Share Values dengan Perguruan Tinggi (UNPAD)

 Outcomes

Tersedianya 1 (satu) paket data hasil assessment serta peta rencana tindak lanjut
pembinaan dan pengembangan untuk seluruh PTT Pratama dan Administrator

 Keterangan

Leading Sector: Setda dan BKD

Waktu: 1 Bulan

Pembangunan Zona Integritas (Gerakan Senin Berintergritas)

 Deskripsi Kegiatan

Pembangunan Zona Integritas ini dilakukan untuk mewujudkan birokrasi yang bersih
dan akuntabel, efektif dan efisien serta memiliki pelayanan publik yang berkualitas di
tingkat unit kerja

 Pembiayaan

Dikembangkan melalui skema pendampingan dengan Kementerian PANRB

 Outcomes

Terlaksananya perencanaan pembangunan Zona Integritas di seluruh SKPD se-


Kabupaten Sumedang, serta terlaksananya gerakan Senin Berintegritas

 Keterangan

Leading Sector: Setda dan Inspektorat

Waktu: 3 Bulan

Optimalisasi Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

 Deskripsi Kegiatan
Optimalisasi penerapan SAKIP dilakukan dengan merevitalisasi kembali perencanaan
kinerja, pengukuran kinerja, evaluasi kinerja, pelaporan kinerja dan hasil kinerja di
jajaran Pemerintah Kabupaten Sumedang

 Pembiayaan

Dikembangkan melalui skema pendampingan dengan Kementerian PANRB

 Outcomes

Terbangunnya mindset ASN yang berorientasi hasil, serta tersedianya 1 (satu) paket
data dasar sebagai evidence bagi evaluasi SAKIP

 Keterangan

Leading Sector: Setda

Waktu: 3 Bulan

Grand Design dan Road Map Pengembangan e-Government Kabupaten Sumedang

 Deskripsi Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun rencana strategis dan rencana aksi
pengembangan sistem pemerintahan berbasis elektronik di Kabupaten Sumedang

 Pembiayaan

Dikembangkan melalui skema pendampingan dengan Kementerian PANRB dan


Kementerian Kominfo, serta CSV dengan Perguruan Tinggi (ITB dan UNSAP)

 Outcomes

Tersusunnya dokumen Grand Design dan Road Map e-Government Kabupaten


Sumedang

 Keterangan

Leading Sector: Setda, Bappeda dan Dinas Kominfo

Waktu: 3 Bulan

RPJMD Kabupaten Sumedang 2018-2023

 Deskripsi Kegiatan
Merupakan dokumen rencana strategis pembangunan Kabupaten Sumedang untuk
lima tahun ke depan

 Pembiayaan

Dikembangkan melalui skema pendampingan dari Bappenas dan Bappeda Provinsi


Jawa Barat

 Outcomes

Tersusunnya konsep dokumen RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2023

 Keterangan

Leading Sector: Setda dan Bappeda

Waktu: 3 Bulan

MISI 5: KREATIF

Gerakan Wirausaha Muda Sumedang (Garuda Sumedang)

 Deskripsi Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan melalui identifikasi potensi wirausaha muda, pendidikan dan
pelatihan kewirausahaan, proses pemagangan serta itermediasi dengan perbankan

 Pembiayaan

Dikembangkan melalui skema Private Public Partnership (PPP), Corporate Social


Responsibility (CSR) dan CSV dengan Perguruan Tinggi (UNPAD, IKOPIN dan
UNSAP)

 Outcomes

Tercetaknya 260 wirausaha muda berjejaring yang siap berwirausaha dan berkompetisi
di pasar regional

 Keterangan

Leading Sector: Setda, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan BUMD

Waktu: 3 Bulan

Pengembangan Usaha Ekonomi Kreatif Jatigede (Gerakan Minggu Kreatif)

 Deskripsi Kegiatan
Membangun role model destinasi wisata kreatif fi Jatigede yang bisa dijadikan
pengungkit untuk pengembangan usaha ekonomi kreatif secara keseluruhan di
kawasan Jatigede. Pada kesempatan tersebut sekaligus diluncurkan Gerakan Minggu
Kreatif agar warga masyarakat memanfaatkan hari minggu dengan berbagai kegiatan
kreatif produktif

 Pembiayaan

Dikembangkan melalui skema Private Public Partnership (PPP), Corporate Social


Responsibility (CSR) dan partisipasi masyarakat

 Outcomes

Adanya 1 (satu) role model destinasi wisata kreatif yang siap direplikasi ke daerah
lainnya di kawasan Jatigede, serta terlaksananya gerakan Minggu Kreatif di Kabupaten
Sumedang

 Keterangan

Leading Sector: Setda, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Disbudparpora dan


BUMD

Waktu: 3 Bulan

Anda mungkin juga menyukai