Anda di halaman 1dari 38

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA

KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

BA
B II

GAMBARAN UMUM KOTA


KEDIRI
2.1.1.

ARAHAN KEBIJAKAN

Kenyataan kebijakan pertumbuhan dalam pembangunan tidak mampu


memenuhi harapan dalam memberikan harapan dalam pondasi pembangunan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat menyebabkan terjadinya pergeseran
paradigma

pembangunan

yang

cenderung

mengarah

kepada

tuntutan

penciptaan tatanan kehidupan ekonomi yang lebih demokratis dan berkeadilan


melalui

pemberdayaan

ekonomi

rakyat

serta

penegakan

hukum

untuk

mewujudkan kepastian dan jaminan dalam berusaha.


Tujuan yang hendak dicapai dalam kebijaksanaan tata ruang melalui
penataan kawasan pembangunan tersebut adalah:
a.

Mengusahakan pemerataan pembangunan dalam suatu wilayah dan


antar wilayah agar perbedaan tingkat kemakmuran dapat diperkecil
semaksimal mungkin

b.

Mengusahakan dan mengarahkan kegiatan pembangunan daerah


berdasarkan kondisi dan potensi wilayah

c.

Mengembangkan hubungan ekonomi di masing-masing wilayah dengan


memantapkan hubungan pusat dengan wilayah belakangnya secara
saling menguntungkan, sehingga terjalin interaksi yang harmonis

d.

Mempertajam

prioritas

pembangunan

dengan

memperhatikan

sepenuhnya upaya penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan


hidup
e.

Memantapkan pengendalian terhadap keseimbangan lingkungan yaitu


antara perkembangan penduduk dan kegiatannya dengan kemampuan
daya dukung sumber daya alam yang ada, menciptakan lingkungan hidup
yang atlas sehingga tercipta pembangunan yang berkelanjutan

INCEPTION REPORT

II - 1

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai

dalam kebijakan tata ruang

maka dilakukan beberapa langkah untuk mencapai hal tersebut, diantaranya :


2.1.2. Penyelenggaraan Pemerintahan
Aparat pemerintah adalah abdi masyarakat, karena itu ukuran kinerjanya
harus memberi pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Organisasi
pemerintahan harus tersusun secara efektif dan efisien didukung dengan aparat
yang profesional dan bertanggung jawab untuk mewujudkan otonomi daerah
yang nyata dan bertanggung jawab.
Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut, arah kebijakan pembangunan
aparatur pemerintahan sebagai berikut :
a. Mewujudkan aparatur

pemerintah yang profesional, transparan dan

berdedikasi tinggi dalam berorganisasi yang efektif dan efisien serta


mewujudkan otonomi daerah yang luas dan bertanggung jawab.
b. Mewujudkan kinerja aparatur pemerintah yang bersih dari praktek-praktek
KKN dengan meningkatkan fungsi pengawasan internal, fungsional dan
pengawasan masyarakat.
c. Mewujudkan aparat pemerintah yang netral, tanpa mengabaikan hak-hak
politiknya dalam sistem kehidupan berbangsa dan bernegara.
d. Mewujudkan aparat pemerintahan yang mampu memberi pelayanan
prima kepada masyarakat secara mudah, cepat transparan dan memiliki
akuntabilitas tinggi dengan menghargai dinamika masyarakat.
e. Mewujudkan penyelenggara pemerintahan yang berjiwa enterpreunership
tinggi untuk mendorong dinamika pengembangan usaha dan percepatan
pembangunan.
2.1.3. Pengelolaan Pembangunan Daerah
A.

Ekonomi

INCEPTION REPORT

II - 2

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Pembangunan yang selama ini berlangsung di Kota Kediri, terbukti


belum mampu meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat kecil yang
justru merupakan bagian terbesar dari penduduk Indonesia pada
umumnya dan penduduk Kota Kediri pada khususnya. Segmen
masyarakat
kebijakan

inilah

yang

sesungguhnya

pembangunan

bahkan

belum

tidak

jarang

banyak

menikmati

menjadi

korban

pembangunan.
Kota

Kediri

yang

merupakan

pusat

dari

Satuan

Wilayah

Pengembangan (SWP) 13.7 yaitu meliputi Kabupaten Kediri, Kabupaten


Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Blitar, Nganjuk, dan Kabupaten
Jombang. Dengan penitik-beratan pada kegiatan pertanian, industri,
perhubungan, pariwisata, perdagangan, dan lingkungan hidup. Sebagai
salah satu kota pusat SWP, diharapkan perkembangan Kota Kediri
dengan wilayah pendukungnya akan terjadi hubungan timbal balik yang
saling menguntungkan dan saling menunjang. Untuk mencapai hasil
pembangunan yang lebih efisien dan efektif, maka tentu setiap wilayah
memilki spesifikasi kegiatan yang saling menunjang dan melengkapi.
B.

Politik
Pembangunan dibidang politik diarahkan pada penguatan lembaga
politik baik masyarakat maupun pemerintah, peningkatan kualitas moral
dan etika perilaku politik. Melalui pendidikan dan pemberdayaan politik,
masyarakat dapat lebih menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga
negara.
Penguatan lembaga politik diharapkan mampu menyerap aspirasi
seluruh masyarakat di dalam proses pengambilan keputusan, sedangkan
implementasi kebijakan politik harus mampu menciptakan tatanan
kehidupan

masyarakat

yang

demokratis,

partisipatif,

teratur

dan

menghargai prosedur serta aturan yang berlaku.


Sedangkan

pendidikan

dan

pemberdayaan

politik

masyarakat

diharapkan mampu meningkatkan pola pikir, kecerdasan, etika dan


budaya politik sehingga proses dan pengambilan keputusan politik bagi
kepentingan bersama menjadi lebih berkualitas.
C.

Hukum

INCEPTION REPORT

II - 3

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Penegakan supremasi hukum yang dilalui tanpa adanya campur


tangan kekuasaan, adanya kepastian hukum, dihormatinya hirarki hukum
dan produk-produk hukum, profesionalisme aparat penegak hukum,
tingginya kesadaran masyarakat pada hak dan kewajiban serta mudah,
murah, dan cepatnya proses mendapatkan keadilan bagi masyarakat.
Langkah-langkah untuk mencapai prinsip-prinsip diatas, dilaksanakan
dengan kebijakan sebagai berikut :
a. Menghilangkan pengaruh dan campur tangan kekuasaan dalam
proses penegakan hukum, serta penerapan supremasi hukum secara
adil dan transparan.
b. Membantu masyarakat kecil mendapatkan keadilan dengan mudah,
murah dan cepat.
c. Meningkatkan kepatuhan hukum dan hirarkinya kepada seluruh
komponen masyarakat dan pemerintah.
d. Meningkatkan

profesionalitas

aparat

penegak

hukum,

dan

kesejahteraannya terutama Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)


yang menjadi beban daerah.
e. Memberdayakan lembaga-lembaga penegak hukum agar lebih
berwibawa dan dihormati masyarakat.
f.

Terjaminnya kepastian hukum, agar masyarakat percaya pada


keberadaan dan kekuatan hukum.

g. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengawasan terhadap


penegakan hukum dengan tertib dan prosedural.
h. Menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM).
D.

Pendidikan
Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan
kesejahteraan tenaga pendidik baik negeri maupun swasta diarahkan
untuk meningkatkan profesionalitas dan kualitas sumber daya manusia
dengan meningkatkan kemampuan manajerial pengelola pendidikan
(School Based Management) melibatkan partisipasi masyarakat sehingga
pada gilirannya beban Pemerintah Daerah dalam pelayanan pendidikan
menjadi lebih ringan.

INCEPTION REPORT

II - 4

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Kebijakan

yang

diperlukan

adalah

pembenahan

struktur

dan

kurikulum bermuatan lokal serta pengelolaan sistem pendidikan yang


terintegrasi. Sasaran pendidikan diarahkan pada pembentukan akhlak,
pemahaman dan penguasaan teknologi, keterampilan aplikatif, dan
pelatihan yang mampu menumbuhkan kreatifitas.
E.

Peranan Pemuda dan Perempuan


Pembangunan kepemudaan dilakukan melalui forum formal (sekolah)
dan informal baik dalam masyarakat maupun dalam rumah tangga;
mencakup sisi mental kerohanian, kecerdasan dan keterampilan serta
wawasan kebangsaannya.
Pembangunan peranan perempuan perlu diprioritaskan, mengingat
perempuan merupakan tulang punggung pembangunan bangsa, maka
kedudukan dan peranan perempuan harus ditempatkan pada posisi yang
mampu mengembangkan potensinya di segala bidang. Menyikapi hal
tersebut, perlu adanya perubahan paradigma tentang kedudukan dan
peranan perempuan sehingga persamaan gender dapat ditegakkan.
Ketentuan ini merupakan mandat untuk memberikan akses dan kontrol
yang sama kepada perempuan dan laki-laki dalam berbagai bidang.

F.

Kesehatan Masyarakat
Pembangunan kesehatan masyarakat diarahkan pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia sejak dini serta pembangunan lingkungan
yang

berwawasan

kesehatan.

Pemberantasan

terhadap

penyakit

menular, perbaikan gizi dan penambahan vitamin mulai dari balita sampai
masyarakat

lanjut

usia

khususnya

yang

berpenghasilan

rendah.

Penanggulangan penyalahgunaan narkoba dengan melibatkan berbagai


potensi masyarakat dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan
pelayanan kesehatan termasuk Keluarga Berencana merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari pembangunan daerah untuk meningkatkan
ketahanan hidup dan terjaminnya perilaku hidup sehat masyarakat.
G.

Kesejahteraan Sosial

INCEPTION REPORT

II - 5

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Masih banyak kalangan masyarakat yang hidupnya kurang beruntung,


seperti fakir miskin dan anak-anak terlantar/jalanan, orang jompo dan
lanjut usia, orang cacat dan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya,

maka

sebagai

konsekuensi

dari

amanat

konstitusi,

pembangunan daerah haruslah memperhatikan sistem yang lebih adil


bagi masyarakat yang kurang beruntung. Perlu adanya peningkatan dan
pengembangan peran serta partisipasi masyarakat dalam mendukung
penciptaan sistem sosial, ekonomi dan kemasyarakatan yang adil
sehingga mereka dapat menikmati hasil-hasil pembangunan dengan cara
lebih memperhatikan dan menciptakan peluang kerja melalui pelatihan
dan keterampilan serta bantuan kesejahteraan untuk mengangkat
kepercayaan

diri

mereka

sebagai

manusia

yang

berharga

dan

bermartabat.
H.

Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata


Kebudayaan, kesenian dan pariwisata merupakan salah satu pilar
yang akan mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan dalam
pembiayaan pembangunan daerah. Pengelolaan dan pemeliharaan
kebudayaan,

kesenian

serta

pariwisata

harus

dilakukan

secara

profesional dan pemberian penghargaan bagi seluruh masyarakat yang


telah mampu mempersembahkan hasil karyanya. Arah pembangunan
daerah dalam bidang kebudayaan, kesenian dan pariwisata harus mampu
menyediakan fasilitas publik dan menciptakan ruang publik bagi
masyarakat untuk melestarikan dan mengekspresikan kreativitas budaya
maupun karya seni secara mandiri serta mampu memberikan tempat
yang terhormat terhadap hasil karya seni yang mampu meningkatkan
devisa negara.
I.

Kehidupan Umat Beragama

INCEPTION REPORT

II - 6

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Peningkatan kualitas pemahaman terhadap sumber nilai dan ajaran


agama masing-masing anggota masyarakat perlu ditingkatkan. Hal ini
bisa dilaksanakan dengan memberikan kesempatan masyarakat untuk
dapat membangun identitas, budaya dan arah kehidupannya sesuai
dengan sumber nilai dan ajaran agama masing-masing. Dengan
pengembangan tradisi dan budaya dialog maupun komunikasi internal
maupun antar umat beragama yang dilandasi saling pengertian akan
menimbulkan kerukunan hidup antar umat beragama.
J.

Keamanan
Perwujudan situasi kota yang aman dan kondusif menjadi tanggung
jawab bersama antara aparat keamanan dan masyarakat serta dukungan
Pemerintah Daerah, karena itu dimasa depan tetap harus dibangun
peningkatan peranan masyarakat, Pemerintah Daerah dan lembagalembaga masyarakat dalam mewujudkan keamanan kota.
Pembangunan di bidang keamanan di Kota Kediri diarahkan sebagai
berikut :
a. Mendorong program untuk mewujudkan aparatur keamanan yang
profesional.
b. Mendorong kesiapan dan kemampuan aparat keamanan dalam
melindungi dan mengayomi masyarakat.
c. Mendukung kesiapan aparat keamanan untuk melakukan langkah
prefentif dan bertindak cepat dalam mengatasi berbagai kondisi
krusial untuk mencegah dan memperkecil ancaman bagi masyarakat.
d. Meningkatkan

kesiapan

masyarakat

untuk

berpartisiasi

dalam

menjaga keamanan dan ketertiban dengan sistem keamanan


lingkungan dan dalam upaya bela negara.
K.

Penataan Ruang dan Pemekaran Kota

INCEPTION REPORT

II - 7

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Sebagai media koordinasi, integrasi dan sinkronisasi pelaksanaan


pembangunan

daerah,

perencanaan

tata

ruang

wilayah

sangat

menentukan keberhasilan pembangunan Kota Kediri. Pemanfaatan dan


pengendalian ruang melalui penataan guna tanah, air dan udara dan
sumber daya alam harus mengacu pada optimalisasi pemanfaatan fungsi
ruang,

pemanfaatan

sumber

daya

manusia

dan

teknologi

yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.


Pembangunan prasarana dan sarana pendukung diharapkan mampu
meningkatkan potensi wilayah dan sekaligus memberi pelayanan yang
lebih maksimal kepada warga kota. Aspek utama dalam pengembangan
ke depan Kota Kediri harus memberikan prioritas kepada pemekaran
wilayah kota. Sekarang ini baru memiliki wilayah yang terdiri dari tiga
kecamatan, jauh di bawah standar kota yang idealnya memiliki wilayah
cukup dengan proyeksi minimal dua kali lipat dari luas wilayah sekarang.
Permasalahannya adalah bagaimana Pemerintah Kota mampu
melakukan loby-loby positif dengan pemerintah Kabupaten Kediri sebagai
pemilik wilayah yang akan terkena pemekaran dan jajaran pemerintah
lain di tingkat vertikal. Namun lebih penting lagi adalah bagaimana
Pemerintah Kota mampu memberikan penjelasan yang prospektif kepada
masyarakat baik yang akan ditarik untuk pemekaran maupun masyarakat
kota yang akan menerima tambahan wilayah beserta segala sumber daya
dan beban-bebannya.
L.

Permukiman
Dalam

pengembagan

kawasan

permukiman

pada

umumnya

diarahkan agar pada akhirnya terbentuk hirarki perumahan yang


disesuaikan

dengan

kecenderungan

pertambahan

dan

kegiatan

penduduk yang akan berpengaruh pada kapasitas fisik kota serta


distribusi fasilitas dan utilitas pada masa yang akan datang.

INCEPTION REPORT

II - 8

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Konsep pengembangan kawasan perumahan baru serta usaha


peningkatan kualitas bangunan dalam kawasan yang sudah ada.
Pengembangan kawasan perumahan baru di Kota Kediri sebagian besar
pengembangannya akan diarahkan pada wilayah yang memiliki topografi
relatif datar, berupa wilayah kosong dengan mempunyai aksesibilitas
yang baik.
M.

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup


Keseimbangan

ekosistem

harus

tetap

terjaga,

sehingga

pendayagunaan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan


hidup harus dilakukan dengan terencana, terintegrasi dan bertanggung
jawab. Penentuan dan pelestarian daerah resapan air termasuk
pemanfaatan air baku bagi keperluan permukiman penduduk, irigasi
pertanian, industri, pariwisata harus diarahkan secara terintegrasi dan
berwawasan lingkungan.
Keterlibatan,

kemampuan

dan

kesadaran

masyarakat

perlu

ditingkatkan dalam memanfaatkan sumber daya alam secara terpadu


guna

terwujudnya

masyarakat

yang

sejahtera

dengan

tetap

memperhatikan keseimbangan ekosistem.


N.

Informasi dan Komunikasi


Pembangunan bidang informasi dan komunikasi diarahkan untuk
menggali dan mengangkat potensi maupun sumber daya dan diarahkan
pada penguatan lembaga-lembaga informasi dan informasi-informasi
yang ada di masyarakat.
Kebebasan

masyarakat

untuk

mendapatkan

dan

menyiarkan

informasi harus diimbangi dengan pendewasaan tentang pentingnya


kesadaran akan stabilitas keamanan, harmonisasi kehidupan berbangsa,
persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam menghadapi persaingan global
dan modernisasi, maka pembangunan bidang informasi dan komunikasi
juga diarahkan pada penerapan teknologi komunikasi dan sistem
informatika sebagai pusat informasi data yang bisa didapat dengan
mudah dan murah oleh seluruh masyarakat.

INCEPTION REPORT

II - 9

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Aspek hukum dan peraturan perundangan yang berkaitan dalam


penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) atau Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota antara lain :
A.

Aspek Hukum Dan Perundangan Umum

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974, tentang


Pokok-pokok Pemerintah di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974
Nomor 38. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037).
2. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 362 Tahun 1977, tentang Pola
Organisasi Pemerintah Daerah dan Wilayah.
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967, tentang Ketentuan Pokok
Kehutanan.
4. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1989, tentang Pengaturan
Secara Proporsional Pembangunan.
5. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung.
6. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1991 tentang Penggunaan Tanah
bagi Kawasan Industri.
B.

Aspek Hukum Dan Perundangan Perencanaan Kota

1. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 540/KPTS/1986, tentang


Perencanaan Ruang Kota yang meliputi RUTRK, RDTRK, RTRK.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kota.
3. Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1989, tentang Kebijaksanaan
Pembangunan Kota.
4. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1989, tentang Wilayah Industri.
5. Keputusan

Presiden

Nomor

57

Tahun

1989,

tentang

Pedoman

Penyusunan Rencana Tata Ruang di Daerah.


6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3427).

INCEPTION REPORT

II - 10

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1992, tentang


Penataan Ruang.
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992, tentang
Perumahan dan Pemukiman.
C.

Aspek Hukum Dan Perundangan Tanah Perkotaan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960, tentang


Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak
Atas Tanah dan Benda-Benda di atasnya (Lembaran Negara Tahun 1961
Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2324).
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984, tentang perindustrian.
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang
Petunjuk Perencanaan Wilayah Perumahan.
5. Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa Timur

Nomor

050/130/1306/201.3/89 Tahun 1989 tentang Prinsip-Prinsip Penetapan


Wilayah Budidaya dan Bukan Budidaya.
6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman (Lembaran negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3469).
7. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 1992, tentang
Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Secara Produktif.
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993, tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan
Umum.
9. Peraturan Menteri Agraria/Kepala badan Pertanahan Nasional Nomor 2
Tahun 1993, tentang Tata Cara Pembebasan Tanah bagi Perusahaan
dalam Penanaman Modal.
D.

Aspek Hukum Dan Perundangan Jalan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1980, tentang


Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3186).

INCEPTION REPORT

II - 11

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

2. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985, tentang Jalan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3293).
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3480).
E.

Aspek Hukum Dan Perundangan Lingkungan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982, tentang


Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3215).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986, tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
3. Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor Kep-49/Menklh/6/1987, tentang Pedoman Penentuan
Dampak Penting.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990, tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
5. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung.
6. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1991 tentang Penggunaan Tanah
bagi Kawasan Industri.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3538).
8. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah
bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3699).
F.

Aspek Hukum Dan Perundangan Pengairan

INCEPTION REPORT

II - 12

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974, tentang Pengairan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1974 nomor 65, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3046).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982, tentang Tata Pengaturan
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 37,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225).
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982, tentang Irigasi (Lembaran
Negara Tahun 1982 Nomor 38, Tambahan Lembaran Nomor 3226).
4. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai (Lembaran
Negara Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran

Negara Nomor

3445).
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT Tahun 1993 tentang
Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan
Sungai dan Bekas Sungai.
2.1.4. Kebijakan Tata Ruang (Spasial) Kota Kediri
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kediri mempunyai peranan penting
dalam

peningkatan

dan

pengendalian

pembangunan

dengan

tetap

memperhatikan kondisi fisik wilayah perencanaan, potensi dan masalah yang


ada dengan tujuan menghindari kesenjangan antar wilayah. Untuk itu ditempuh
beberapa kebijaksanaan yaitu:
1. Peningkatan pembangunan sektor-sektor industri dengan menitikberatkan
pada penyediaan kesempatan kerja dan perluasan lapangan kerja.
2. Memperluas kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat
dengan mengembangkan sentra-sentra industri kecil dan kerajinan
tangan serta industri menengah dan besar di kawasan tersebut.
3. Pengembangan sektor-sektor pariwisata untuk meningkatkan pelayanan
internal maupun ekstrenal Kota Kediri.
4. Pengembangan sektor pendidikan dengan mengarahkan pada pendidikan
menengah dan tinggi.
5. Peningkatan prasarana maupun sarana fasilitas kegiatan yang ada untuk
memperoleh kemudahan.

INCEPTION REPORT

II - 13

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Secara garis besar strategi pemantapan rencana tata ruang ini dilakukan
melalui berbagai upaya, yaitu:
1. Jalur upaya pemanfaatan fungsi lindung dengan dasar kebijaksanaan.

Penetapan kawasan budidaya dan non budidaya.

Arahan kegiatan atau penanganan kawasan budidaya dan non


budidaya.

Pengendalian pertumbuhan penduduk dalam batas kapasitas daya


dukung air.

2. Jalur upaya keseimbangan perkembangan antar wilayah dengan dasar


kebijaksanaan.

Penetapan peruntukan tanah dan arahan kegiatan pembangunan


dalam kawasan non budidaya (kawasan lindung batas).

Penetapan peruntukan tanah dan arahan kegiatan pembangunan


dalam kawasan budidaya.

Penetapan sistem dan struktur hirarki kota-kota.

Penetapan sistem kemudahan antar wilayah kota.

Perwilayahan pembangunan.

Penetapan kawasan strategis.

Prioritas pembangunan.

3. Jalur

upaya

optimasi

pemanfaatan

sumber

daya

dengan

dasar

kebijaksanaan.

Penetapan dan arahan pengembangan kawasan strategis.

Penetapan peruntukan tanah dan arahan kegiatan pembangunan


pada kawasan non budidaya.

INCEPTION REPORT

II - 14

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

4. Jalur upaya pemeliharaan fungsi asset prasarana pembangunan dengan


dasar kebijaksanaan.

Penataan dan pengendalian kawasan sepanjang jalur arteri primer


dan kolektor primer utama Jawa Timur.

Penataan dan pengendalian DAS.

Pengendalian dalam rangka pengamanan kawasan pembangunan


pelabuhan udara dan laut.

Pengendalian dan pengendalian kawasan sepanjang jalur kereta api.

Penataan dan pengendalian kawasan sekitar lokasi pembangkit


energi.

Penataan dan pengendalian kawasan aset-aset nasional lainnya.

5. Jalur upaya pemanfaatan fungsi dan peranan kota dengan dasar


kebijaksanaan.

Penetapan sistem dan struktur hirarki kota-kota.

Penetapan sistem prasarana transportasi.

Penetapan fungsi dan peranan kota-kota untuk setiap orde kota.

Prioritas program pengembangan pusat-pusat.

6. Jalur upaya optimasisasi penggunaan unsur-unsur ruang permukiman


dengan dasar kebijaksanaan.

Penyusunan rencana kota.

Pengendalian permukiman pedesaan.

7. Jalur upaya peningkatan efisiensi produksi pedesaan dengan dasar


kebijaksanaan.

Penetapan tipologi desa.

Penetapan fungsi dan peranan desa/ pedesaan.

Arahan program untuk mendukung efisiensi produksi pedesaan.

8. Jalur upaya pemanfaatan unsur produksi pedesaan dengan dasar


kebijaksanaan

arahan pemikiran lahan minimum,

jumlah pekerja

maksimum dan besaran satuan permukiman maksimum.

INCEPTION REPORT

II - 15

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebijaksanaan


sebagaimana tersebut di atas, strategi pengembangan tata ruang wilayah Kota
Kediri mencakup :
1. Strategi pengembangan struktur tata ruang wilayah;
2. Strategi pemantapan kelestarian alam;
3. Strategi pengembangan kegiatan budidaya;
Suatu kota menyandang fungsi dan peran tertentu yang pada umumnya
dikaitkan dengan besarnya dominasi suatu kegiatan tertentu baik dalam hal
jumlah, intensitas, serta jangkauan pengaruh kegiatan tersebut terhadap daerah
sekitarnya. Fungsi dan peran suatu kota perlu ditetapkan karena kegiatan yang
terjadi apalagi kegiatannya mempunyai jangkauan skala yang besar dan luas
akan banyak mempengaruhi pola dan bentuk struktur suatu kota.
Berdasarkan sistem perwilayahan pembangunan propinsi Jawa Timur,
kedudukan Kota Kediri adalah pusat dari SWP 13.7. Sedangkan pengaruh Kota
Kediri, meliputi fungsi : administrasi pemerintahan, pusat pelayanan lokal dan
regional, pusat pelayan jasa, perdagangan lokal, pusat wisata, pusat industri,
dan pusat transportasi. Dengan kenyataan ini, peranan yang diemban oleh Kota
Kediri dalam lingkup regional adalah :
Sebagai pusat SWP 13.7 dengan pusat pengembangannya di Kota
Kediri,

meliputi

wilayah

hinterland

Kabupaten

Kediri,

Kabupaten

Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Blitar, Nganjuk, dan Kabupaten


Jombang

2.1.5.
KEDUDUKAN KOTA KEDIRI DALAM
STRUKTUR RUANG WILAYAH
Kebijaksanaan pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah yang
mempengaruhi arahan pengembangan Kota Kediri adalah kebijaksanaan
regional dalam lingkup yang lebih luas yaitu kebijaksanaan pemerintah Propinsi
Jawa Timur. Secara hirarki, kebijaksanaan tersebut menentukan pokok-pokok
pembangunan Kota Kediri.

INCEPTION REPORT

II - 16

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Kebijaksanaan pembangunan daerah propinsi Jawa Timur dalam pola


dasar pembangunan daerah propinsi telah ditegaskan bahwa disamping adanya
kebijaksanaan umum dan sektoral, ditetapkan pula kebijaksanaan perwilayahan
pembangunan. Kebijaksanaan tersebut dimaksudkan untuk menjamin laju
perkembangan dan pertumbuhan daerah serta memelihara keseimbangan dan
kesinambungan pelaksanaan pembangunan secara menyeluruh, terarah dan
terpadu.
Pusat pengembangan dan sub pusat-pusat pengembangan ditetapkan
pada tiap wilayah pembangunan yang diharapkan akan menjadi pusat penggerak
kegiatan pembangunan.
Kebijaksanaan

perwilayahan

pembangunan

diwujudkan

melalui

penetapan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) yaitu:


1. SWP 13.1 GERBANGKERTOSUSILA dengan pusatnya Surabaya
meliputi

Kota

Surabaya,

Kabupaten/Kota

Mojokerto,

Kabupaten

Lamongan, Sidoarjo, Gresik dan Bangkalan.


2. SWP 13.2 Madura dan kepulauan dengan pusatnya Sumenep meliputi
Kabupaten Sumenep, Pamekasan dan Sampang.
3. SWP 13.3 Banyuwangi dengan pusatnya Banyuwangi meliputi Kabupaten
Banyuwangi.
4. SWP 13.4 Jember dan sekitarnya dengan pusatnya Jember meliputi
Kabupaten/Kota Jember, Kabupaten Bondowoso dan Situbondo.
5. SWP 13.5 Probolinggo-Lumajang dengan pusatnya Probolinggo meliputi
Kabupaten/Kota Probolinggo dan Kabupaten Lumajang.
6. SWP

13.6

Malang-Pasuruan

dengan

pusatnya

Malang

meliputi

Kabupaten/Kota Malang, Kabupaten dan Kota Malang serta Kota Batu.


7. SWP 13.7 Kediri

dan

sekitarnya

dengan

pusat

Kediri

meliputi

Kabupaten/Kota Kediri, Kabupaten/Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung,


Trenggalek, Nganjuk dan Kabupaten Jombang.
8. SWP 13.8 Madiun dan sekitarnya dengan pusatnya Madiun, meliputi
Kabupaten/Kota Madiun, Kabupaten Ponorogo, Pacitan, Magetan, dan
Ngawi.

INCEPTION REPORT

II - 17

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

9. SWP

13.9

Tuban-Bojonegoro

dengan

pusatnya

Tuban,

meliputi

Kabupaten Tuban dan Bojonegoro.

INCEPTION REPORT

II - 18

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

2.1.6. Fungsi Dan Peranan Kota Kediri


Berdasarkan peninjauan dalam lingkup yang lebih luas yaitu skala
Nasional, Kota Kediri termasuk wilayah Jawa Timur merupakan bagian wilayah
pembangunan utama C, dengan pusat pembangunan di Kota Surabaya.
Sedangkan berdasarkan sistem perwilayahan pembangunan Propinsi Jawa
Timur, kedudukan Kota Kediri adalah pusat dari SWP 13.7 yaitu pusat
pengembangan wilayah sekitarnya, antara lain
Tulungagung,

Kabupaten

Trenggalek,

Kabupaten Kediri, Kabupaten

Kabupaten/Kota

Blitar,

Kabupaten

Nganjuk, dan Kabupaten Jombang. Atas kedudukan tersebut, maka diharapkan


perkembangan Kota Kediri dengan wilayah pendukung/ hinterland-nya akan
terjadi hubungan timbal balik yang saling menguntungkan dan saling menunjang.
Sesuai dengan lokasi, orientasi, dan perannya dalam lingkup Nasional,
Propinsi maupun internal Kota Kediri, maka fungsi dan peran Kota Kediri adalah
sebagai berikut:

Sebagai pusat administrasi pemerintahan

Sebagai pusat pelayanan lokal dan regional

Sebagai pusat pelayanan jasa, perdagangan lokal maupun regional serta


distribusi oleh daerah sekitarnya

Sebagai pusat wisata

Sebagai pusat industri

Sebagai pusat transportasi (Kota Kediri)

2.1.7.

BATAS ADMINISTRASI DAN LETAK GEOGRAFI

Kota Kediri terletak pada 111 0 05- 112 0 03 Bujur Timur dan 7 0 45-7 0
55 Lintang Selatan. Kota Kediri memiliki luas wilayah 63,40 Km 2 dan berada
pada ketinggian 67 meter diatas permukaan laut. Kota Kediri memiliki suhu udara
27-30 0C dengan curah hujan rata-rata 1.368 mm/tahun. Curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Desember, Januari, dan Februari.
Kota Kediri adalah salah satu kota di Jawa Timur yang letaknya dekat
dengan daerah perbatasan antara Propinsi Jawa Timur dengan Propinsi Jawa
Tengah.

INCEPTION REPORT

II - 19

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Kota Kediri merupakan kota yang secara administrasi berstatus sebagai


kotamadya dengan total area wilayah kota seluas 6.340 ha. Secara administratif
Kota Kediri terdiri dari 3 kecamatan, yaitu:

Kecamatan Mojoroto dengan luas wilayah 24,6 Km2 atau 38,8% dari luas
wilayah Kota Kediri

Kecamatan Kota dengan luas wilayah 14,9 Km 2 atau 23,50% dari luas
wilayah Kota Kediri

Kecamatan Pesantren dengan luas wilayah 23,9 Km2 atau 37,7% dari
luas wilayah Kota Kediri
Kota Kediri secara administratif mempunyai batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara

: Kecamatan Gampengrejo dan Kecamatan Grogol

Sebelah Barat

: Kecamatan Gampengrejo dan Kecamatan Wates

Sebelah Selatan

: Kecamatan Ngadiluwih dan Kecamatan Kandat

Sebelah Timur

: Kecamatan Semen dan Kecamatan Grogol

2.1.8.

TOPOGRAFI

Secara umum, kota Kediri terletak pada ketinggian 63 meter sampai 472
meter diatas permukaan laut. Berdasarkan ketinggian wilayahnya, kota Kediri
dibagi menjadi dua wilayah yaitu :

WTUU 1c (wilayah tanah usaha utama), yaitu wilayah yang memiliki


ketinggian antara 63 100 meter. Luas wilayah ini adalah 5.083 Ha
(80,17%)

WTUU 1d, yaitu wilayah yang memiliki ketinggian antara 100 500 meter
diatas permukaan laut, yang mencakup 1.257 Ha ( 18,33%)
Jadi, Kota Kediri didominasi oleh dataran rendah yang memiliki ketinggian

63 100 meter. Kemiringannya pun sebagaian besar hanya berkisar antara 0-2
%. Tetapi pada beberapa tempat seperti daerah Mojoroto, tingkat kemiringannya
bisa mencapai 40%. Sehingga daerah ini (Mojoroto) diperuntukkan untuk guna
area kehutanan yang berfungsi sebagai pengatur hidrologi kota Kediri

2.1.9.

GEOLOGI, JENIS TANAH, DAN TEKSTUR TANAH

INCEPTION REPORT

II - 20

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Keadaan tanah atau struktur tanah di wilayah Kabupaten/Kotamadya


Kediri, adalah sebagai berikut (Lihat Tabel 2.1)
Tabel 2.1.
Distribusi dan Lokasi jenis-Jenis Tanah di Wilayah Kabupaten/Kota Kediri
No
1

Jenis Tanah
Alluvial Kelabu
coklat

Regosol coklat

Grumosol

Keterangan
Terletak di desa/ permukiman sepanjang kanan-kiri sungai
brantas.
Luas area yang tanahnya terdiri dari jenis tanah alluvial adalah
4.361 Ha, sekitar 68,79% dari luas keseluruhan Kota Kediri
Tanah jenis ini ada di daerah timur kota Kediri dengan luas lahan
1.679 Ha. Mencakup beberapa desa diantaranya Desa Bawang,
Ngletih, Tempurejo, Ketami, Bekat, dan sebagaian desa Blabat
Walaupun sedikit, yaitu sekitar 300 ha (4,75%) dari Lahan yang
ada di Kediri, tanah jenis ini mendominasi daerah barat kota
Kediri yang berada di daerah Pegunungan (Gunung Klotok, dan
Gunung Maskumambang), yang mencakup desa Pojok,
Sukorame, serta Kecamatan Mojoroto

Sumber: Dokumen RTRW Kota Kediri


Berdasarkan tabel 2.1 tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar
jenis tanah yang di kota Kediri adalah jenis Alluvial.
Secara Geologi, tanah yang berada di kota Kediri terdiri dari 3 komposisi
bahan, yang pertama adalah Alluvium, yang berada di sebelah kanan kiri sungai
Brantas, yang kedua adalah Young Quartenery Vulcanic Predict yang berada di
sebelah timur Kota Kediri sehingga terdapat banyak lahan pertanian di daerah
tersebut

karena

tanahnya

subur),

sedangkan

yang

ketiga

adalah

Undifferentiated Vulcanic predict yang mendominasi daerah barat.


Adapun keterangan lebih terperinci dari batuan-batuan tersebut dapat
dilihat pada tabel 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2.
Jenis Batuan di Kota Kediri
No
Jenis Batuan
1. Alluvium
2. Young Quartenery Vulcanic Predict
3. Undifferentiated Vulcanic predict
Sumber: Dokumen RTRW Kota Kediri

INCEPTION REPORT

Luas (Ha)
4.921
1.127
300

Prosentase (%)
77,49%
17.78%
4.73%

II - 21

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

2.1.10.

HIDROLOGI

Ditengah kota Kediri, mengalir sebuah sungai yang membelah kota Kediri
menjadi dua bagian, yaitu bagian barat yaitu wilayah kecamatan Mojoroto dan
bagian timur yaitu wilayah Kecamatan kota Kediri dan Kecamatan Pesantren.
Sungai itu ialah Sungai Brantas, dimana banyak permukiman yang berada
disepanjang kanan-kiri sungai tersebut.
Adapun sungai-sungai yang dimanfaatkan dan berpotensi sebagai aliran
hidrologi dikota Kediri ialah :
1. Sungai Kresek, yang panjangnya mencapai 9 km. Sungai ini mengaliri di
daerah Kecamatan Pesantren
2. Sungai Parang, yang penjangnya 7,5 km.
3. Sungai Kedak, yang panjangnya sekitar 8 km
4. Sungai Ngartes, yang panjangnya mencapai 4,5 km. Sungai parang,
kedak, dan Ngartes ini mengalir melewati daerah Mojoroto
5. Sungai Brantas, yang mengalir melali dua wilayah yaitu kecamatan Kota
Kediri dan Kecamatan Mojoroto.
6. Untuk keperluan minum dan beberapa keperluan rumah tangga
(kehidupan) lainnya, maka air yang digunakan adalah air yang berasal
dari tanah, air tanah (bisa berasal dari sumur air, dsb) karena air
tanahnya jernih.

INCEPTION REPORT

II - 22

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

2.1.11.

IKLIM DAN CURAH HUJAN

Kota Kediri memiliki iklim dimana curah hujannya rendah, rata-rata antara
1000 2000 mm/tahun dan tidak merata, yaitu bulan kering antara Mei
Oktober, sedangkan bulan basah antara November April. Karena tidak
seimbang, yaitu perbandingan antara bulan basah dan bulang kering 5 dibanding
7, maka iklim di Kota Kediri termasuk type E (menurut Smidt Fergusson).

2.1.12.

POLA PENGGUNAAN LAHAN

Pola penggunaan lahan yang ada di Kota Kediri dibagi dalam 2 macam
kategori yaitu :
1. Daerah penggunaan lahan terbangun, yang terdiri dari perumahan,
perdagangan, jasa dan industri.
2. Daerah penggunaan lahan belum terbangun
Luas lahan yang sudah terbangun adalah 2.790 Ha yang mencapai 44%
dari luas keseluruhan wilayah kota Kediri. Adapun penggunaan lahan Kota Kediri
secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.3.
Penggunaan Lahan di Kota Kediri Tahun 1997
No
Jenis Kegiatan
Luas (Ha)
1.
Perumahan/ Kampung
2.299,19
2.
Jasa
187,52
3.
Perusahaan/ Industri
258,09
4.
Perdagangan
45,27
5.
Sawah
2.456,54
6.
Tegalan
521,25
7.
Kebun (campuran)
74,36
8.
Hutan
350,36
9.
Lain-lain
147,01
Jumlah
6340
Sumber: Dokumen RTRW Kota Kediri

Prosentase (%)
36,26
2,96
4,07
0,71
38,75
8,23
1,17
3,53
2,32
100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada penggunaan lahan terbesar
untuk kota Kediri adalah sawah (lahan untuk pertanian) diikuti oleh penggunaan
lahan untuk daerah permukiman.

2.1.13.

KEPENDUDUKAN
Tabel 2.4.

INCEPTION REPORT

II - 23

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Jumlah Penduduk Kota Kediri Tahun 1998-2002


No.

Tahun

1.
2.
3.
4.
5.

1998
1999
2000
2001
2002

Jumlah
(jiwa)
236.307
236.575
238.536
239.201
240.163

Sumber: Kota Kediri Dalam Angka Tahun 2002


Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota
Kediri pada tahun 2002 sebesar 240.163 jiwa, yaitu mengalami peningkatan
sebanyak 962 jiwa dari tahun sebelumnya.
Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2003
No.
1.
2.
3.

Kecamatan
Mojoroto
Kota
Pesantren
Jumlah

Laki-laki
(jiwa)
42.771
41.072
34.073
117. 916

Perempuan
(jiwa)
42.559
44.856
34.832
122.247

Jumlah
(jiwa)
85.330
85.928
68.905
240.163

Sumber: Kota Kediri Dalam Angka Tahun 2002

INCEPTION REPORT

II - 24

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota


Kediri pada tahun 2002 jumlah penduduk laki-laki sebesar 117.916 jiwa dan
penduduk perempuan sebesar 122.247 jiwa.

2.1.14.

TRANSPORTASI

Kegiatan transportasi timbul, tumbuh dan berkembang karena adanya


kegiatan perpindahan barang dan manusia. Karena itu, transportasi yang ada di
kota Kediri, mencerminkan perilaku/ struktur sosial ekonomi masyarakat wilayah
Kediri.
Kota Kediri berfungsi sebagai terminal jasa distribusi untuk daerah-daerah
sekitarnya (wilayah kabupaten) karena lokasinya yang berada ditengah-tengah
wilayah tersebut.
Secara umum, sistem jaringan jalan/ distribusi yang ada di kota Kediri
dipengaruhi oleh jaringan jalan regional yang melintas dikawasan tersebut.
Ditinjau dari segi perkerasan jaringan jalan di Kota Kediri dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) yaitu jalan aspal, jalan batu dan jalan tanah. Sedang kondisinya
pada umumnya baik.
Ada 2 macam sarana pengangkutan yang terdapat di kota Kediri, yaitu
sarana angkutan untuk penumpang dan sarana angkutan untuk barang. Yang
termasuk sarana angkutan untuk penumpang adalah mikrolet, colt, becak dan
dokar (untuk skala kecil dan menengah kota). Adapaun untuk sarana angkutan
penumpang antar/luar kota, sarana yang digunakan ialah colt dan bus.
Sarana angkutan yang kedua adalah sarana angkutan barang. Sarana
yang digunakan ialah pick-up dan truk, mulai dari mini sampai ke jenis yang
besar. Seperti yang disampaikan diatas, bahwasanya Kota Kediri adalah
berfungsi sebagai terminal untuk jasa-jasa distribusi.
Sedangkan untuk pola pergerakan angkutannya (sarana), polanya sangat
dipengaruhi oleh sistem jaringan jalan yang ada, serta pola tata guna lahan serta
persebarannya (termasuk diantaranya ialah pola permukiman, pola perdagangan
dan jasa, dan sebagainya.

INCEPTION REPORT

II - 25

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

2.1.15.

FASILITAS KOTA

2.1.16. Fasilitas Pendidikan


Fasilitas pendidikan yang ada di Kota Kediri dibedakan menjadi 5 (lima)
yaitu TK, SD, SLTP, SMU dan Perguruan Tinggi. Jumlah masing-masing fasilitas
pendidikan tersebut berdasarkan tingkatannya dapat dilihat pada tabel 2.5
sebagai berikut :
Tabel 2.6.
Jumlah dan Jenis Fasilitas Pendidikan di Kota Kediri Tahun 1997
No
1.
2.
3.
4.
5.

Tingkat Pendidikan
TK
SD
SLTP
SMU
Perguruan Tinggi

Jumlah (Unit)
36
69
15
14
6

Sumber : Kota Kediri Dalam Angka Tahun 1997


2.1.17. Fasilitas Peribadatan
Masyarakat Kota Kediri memeluk berbagai macam agama, sehingga
untuk menunjang kegiatan keagamaan berbagai fasilitas peribadatan telah
disediakan. Jumlah masing-masing fasilitas peribadatan yang terdapat di Kota
Kediri dapat dilihat pada tabel 2.6 sebagai berikut :
Tabel 2.7.
Jumlah dan Jenis Fasilitas Peribadatan Kota Kediri Tahun 1997
No
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis Fasilitas Peribadatan


Masjid
Langgar
Musholla
Gereja
Vihara

Jumlah (Unit)
40
84
32
17
3

Sumber : Kota Kediri Dalam Angka Tahun 1997

INCEPTION REPORT

II - 26

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

2.1.18. Fasilitas Kesehatan


Guna menunjang kesehatan masyarakat Kota Kediri, telah disediakan
beberapa jenis dan tingkatan fasilitas kesehatan yang terdiri dari Rumah Sakit
sebanyak 5 unit, puskesmas (2 unit), Puskesmas Pembantu (7 unit).
2.1.19. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Jenis fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Kediri sampai dengan
tahun 1997 adalah 8 pasar umum, pertokoan, bank, koperasi dan hotel.
2.1.20. Fasilitas Olahraga
Jenis fasilitas olahraga yang ada di Kota Kediri sampai dengan tahun
1997 terdiri dari stadion, lapangan bola, dan lapangan bola volly. Lokasi dan
fasilitas

olahraga

ini

pada

umumnya

terdapat

hampir

disetiap

lingkungan/kelurahan. Kondisi dari fasilitas olahraga ini pada umumnya dalam


kondisi sedang dan pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat setempat.

2.1.21.

UTILITAS KOTA

2.1.22. PDAM
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih sampai dengan tahun 1997,
penduduk Kota Kediri mendapatkan air bersih dari sumur dan PDAM. Kebutuhan
air bersih di Kota Kediri banyak yang memanfaatkan air sumur dari pada air dari
PDAM, yang hal ini disebabkan karena jaringan pipa dari PDAM belum
seluruhnya menjangkau wilayah Kota Kediri
2.1.23. Listrik
Sejalan dengan perkembangan suatu kota, maka akan meningkatkan
pula kebutuhan akan beberapa sarana untuk mendukung perkembangan kota
tersebut. Salah satu sarana yang cukup mendukung perkembangan kota adalah
dengan adanya jaringan listrik. Jaringan listrik dari PLN sudah hampir
menjangkau seluruh wilayah Kota Kediri, sehingga dalam hal ini diperlukan
adanya peningkatan pelayanan dari PLN kepada masyarakat.
2.1.24. Persampahan

INCEPTION REPORT

II - 27

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Sistem pengelolaan sampah di wilayah Kota Kediri sampai dengan tahun


1997 adalah dengan menggunakan dua cara, yaitu cara tradisional (penanganan
sampah dengan cara dibakar dan ditimbun) dan dengan cara terorganisasi
(penanganan sampah dari sumber-sumber sampah yang dikumpulkan pada
tempat yang telah disediakan dan kemudian diangkut ke TPS dan diolah di TPA).
2.1.25. Drainase
Saluran drainase di Kota Kediri terdiri dari saluran drainase primer,
sekunder,

dan

tersier

atau

saluran-saluran

pada

pemukiman.

Saluran

pembuangan primer yang terdapat di Kota Kediri Utama adalah Sungai Brantas
dan yang lainnya meliputi :

Sungai Kresek

Sungai Parang

Sungai Kedak

Sungai Ngampel

2.1.26. Telepon
Sampai dengan

tahun 1997,

sarana komunikasi

telepon

telah

menjangkau hampir seluruh wilayah Kota Kediri. Jangkauan tersebut meliputi


sambungan untuk rumah tangga, perkantoran, fasilitas sosial maupun industri.
Selain sambungan langsung tersebut, sarana komunikasi ini didukung pula
dengan adanya warung-warung telekomunikasi yang dikelola perorangan.

2.1.27.

POTENSI DAN PELUANG KOTA KEDIRI

Kota Kediri mempunyai beberapa potensi yang dapat digunakan untuk


menunjang pengembangan kota. Kota Kediri mempunyai posisi yang strategis,
yaitu sebagai pusat orientasi dari wilayah hinterlandnya, yaitu sebagai simpul
jasa dan distribusi bagi wilayah pengaruhnya yaitu SWP 13.7.

INCEPTION REPORT

II - 28

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Keberadaan Industri sedang dan kecil antara lain pembuatan tahu, gethuk
pisang, kerupuk, juga merupakan potensi yang dimiliki Kota Kediri. Keberadaan
pabrik rokok Gudang Garam yang merupakan pabrik rokok terbesar di Indonesia
mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar dan multiplier efek
yang ditimbulkannya sangat besar pengaruhnya terhadap perekonomian Kota
Kediri. Dua kawasan wisata yang ada di Kota Kediri banyak menonjolkan
keindahan alam serta menyajikan unsur-unsur budaya dan sejarah yang dapat
menyerap wisatawan. Sumber daya manusia yang cukup untuk melakukan
kegiatan dalam menjalankan roda pembangunan kota. Sarana dan prasarana
transportasi yang memadai dengan tingkat mobilitas dan aksesibilitas yang tinggi
terhadap wilayah sekitarnya.

Peta 2.1.
Wilayah Studi

INCEPTION REPORT

II - 29

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

2.1.28.

SEJARAH KOTA KEDIRI

Pada tahun 1019, atas permintaan beberapa Adipati dan kaum


Brahmana yang masih setia, Airlangga diangkat sebagai raja yang bergelar Sri
Maharaja

Rakehulu

Crilokeswara

Dharmawangsa

Airlangga

Ananta

Wikramatunggadewa. Airlangga dengan usaha yang keras dia bisa menyatukan


sisa-sisa kerajaan Dharmawangsa yang sudah terpecah belah, dan sesuai
dengan kehidupan orang Hindu, pada masa tuanya dia mengundurkan diri
sebagai raja dan menjadi pertapa yang terkenal sebagai Jatiwindra atau
Maharesi Gentayu sampai akhir hayatnya (1049 M).
Namun, setelah pengunduran dirinya dia menghadapi masalah, putrinya
Sanggrama Wijaya Tungga Dewi, menolak menjadi raja dan memilih hidup
sebagai seorang pertapa yang terkenal dengan sebutan Dewi Kilisuci, sehingga
Prabu Airlangga (1041 M ) harus membagi kerajaannya menjadi dua bagian
untuk kedua putranya. Bagian timur Kerajaan Jenggala dengan ibukota
Kahuripan, sedang bagian barat Kerajaan Panjalu atau Kadiri dengan ibukota
Dhahapura.

INCEPTION REPORT

II - 30

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Maka dari sinilah dimulai sejarah Kerajaan Kadiri. Raja pertamanya Sri
Jayawarsa (1104-1115 M) yang digantikan oleh Kameswara (1115-1130 M). Di
jaman ini hidup Mpu Dharmaja, pengarang Semara Dahana dan Mpu Tanakung,
pengarang Lubdaka dan Wertansantya. Pada tahun 1135- 1157 M, Sri Jayabaya
yang juga terkenal sebagai pujangga memerintah Kerajaan Kadiri. Setelah
Jayabaya, Dhaha diperintah oleh Sarwosworo (1159-1161 M), Aryosworo (11711174 M), Gandra (1181 M), Kameswara II (1182- 1185 M).
Raja Kadiri terakhir adalah Kertajaya (1185-1222 M) yang memerintah
dengan sewenang-wenang. Dan akhirnya runtuh karena serangan Ken Arok
yang memindahkan Kadiri ke Singosari. Namun, saat Singosari diperintah oleh
Kertanegara, Jayakatwang keturunan Kertajaya berhasil merebut kembali tahta
kerajaan Kadiri (1292 M). Dalam serangan ini, Kertanegara meninggal dan
Raden Wijaya (keturunan Kertanegara) mengungsi ke Madura. Pada tahun 1293
pasukan Kubilai Khan yang hendak menyerang Kertanegara, disiasati Raden
Wijaya untuk menyerang Jayakatwang di Kadiri. Jayakatwang menyerah dan
ditawan hingga wafatnya. Dengan meninggalnya Jayakatwang, runtuh dan
berakhirlah Kerajaan Kadiri.

2.1.29.

WISATA KOTA KEDIRI

Sektor wisata sebagai salah satu aset daerah menjadi perhatian khusus
dari Pemerintah Kota Kediri. Tempat wisata yang merupakan tempat yang dapat
dikunjungi oleh khalayak ramai untuk berbagai tujuan, misalnya untuk tujuan
penyegaran (refreshing), tujuan studi pendidikan, studi banding, menimba ilmu
dan lain-lain. Ada dua jenis kawasan wisata di Kota Kediri yaitu kawasan wisata
alam dan kawasan wisata buatan. Kawasan wisata alam banyak menonjolkan
keindahan alam serta menyajikan unsur-unsur budaya dan sejarah. Sedangkan
kawasan wisata buatan yaitu tempat-tempat wisata hasil kreatifitas manusia yang
banyak menyuguhkan seni dan hiburan. Berdasarkan jenisnya, wisata yang ada
di Kota Kediri dibagi 4 jenis, yaitu antara lain :
2.1.30. Wisata Alam
A.

Gunung Klothok dan Bukit Maskumambang

INCEPTION REPORT

II - 31

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Gunung Klothok yang mempunyai ketinggian 472 meter dan Bukit


Maskumambang (300 M) berjarak 8 Km ke arah barat dari pusat Kota Kediri.
Sebagai gunung dan bukit yang tidak begitu tinggi, kawasan Klothok dan
Maskumambang sangat bagus dipergunakan untuk kegiatan hiking dan
penjelajahan, terutama untuk para pemula. Di kawasan ini, selain bisa
dijumpai Goa Padedean dan Selobale, juga Sumber Lo, yang diyakini airnya
bisa dijadikan obat awet muda, dan Sumber Tretes, yang sampai sekarang
masih dipakai sebagai sumber air di Desa Lebak Tumpang. Di puncak Bukit
Maskumambang terdapat makam Mbah Bancolono (Maling Genthiri), seorang
pencuri pada jaman Belanda yang terkenal karena kedermawanannya pada
rakyat kecil.
B.

Kawasan Wisata Goa Selomangleng


Terletak di kaki gunung Klothok dan Bukit Maskumambang. Para

wisatawan bisa menikmati suatu paket wisata alam, seni, sejarah dan budaya.
Di kawasan ini terdapat Situs Goa Selomangleng, Museum Airlangga dan
panggung seni terbuka tempat pementasan sendratari, musik dan kesenian,
dll. Berbagai fasilitas permainan anak-anak juga tersedia di halaman goa.
Dinas INKOPARTA Kediri memiliki agenda khusus di tempat ini, yakni
menampilkan kesenian daerah berupa jaranan pada bulan- bulan tertentu.
C.

Goa Selomangleng
Terletak 3 Km di sebelah barat Sungai Brantas, Goa Selomangleng

dipercaya oleh penduduk sekitar sebagai petilasan tempat Pertapaan Dewi


Kilisuci ketika mengasingkan diri dari kehidupan ramai setelah sang ayahanda
Prabu Airlangga berniat mewariskan tahta kerajaan kepadanya. Selain reliefrelief tentang kehidupan umat manusia yang terukir di tembok goa, di sekitar
goa masih banyak terlihat sisa-sisa peninggalan masa lampau berupa patung
dan batu berukir. Pada malam-malam tertentu masih banyak peziarah yang
datang ke tempat ini. Nilai historis dari tempat wisata ini adalah adanya Puri
dan Patung Dewi Kilisuci yang merupakan salah satu tokoh pada cerita panji,
juga sebagai tempat ibadah umat Hindu di wilayah Kediri dan sekitarnya.
2.1.31. Wisata Budaya
A.

Gedung Ethnografi dan Museum Airlangga

INCEPTION REPORT

II - 32

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Diresmikan pada tahun 1993, sebagai tempat penyimpanan dan koleksi


benda-benda kuno. Para wisatawan bisa melihat sisa-sisa peninggalan masa
lampau berupa arca, prasasti, menhir, barang-barang purbakala dll. Dalam
Museum Airlangga juga bisa dilihat sebuah arca Syiwa setinggi lebih dari 2
meter dan Jambangan batu peninggalan Kerajaan Kediri.
B.

Kompleks Makam Setono Gedong


Berada di jantung kota Kediri, Jalan Dhoho, Kompleks makam Setono

Gedong yang menyimpan banyak sejarah masa silam ini terletak di belakang
Masjid Setono Gedong Kediri. Kata Setono Gedong Konon Berasal Dari Kata
Astono yang berarti makam dan Gedong yang berarti bangunan. Di kompleks
makam ini banyak terdapat makam-makam orang terkenal, antara lain :
Makam Sunan Mas (Amangkurat III) yang menurut cerita sangat gigih
menentang penjajahan Balanda, dan makam Syech Wasil, seorang penyebar
Agama Islam yang pertama kalinya di Wilayah Kediri. Selain itu juga terdapat
makam-makam Sunan Demang, Sunan Bagus, Sunan Penanggung yang
bentuk bangunan makamnya masih asli dari batu bata merah kuno.

INCEPTION REPORT

II - 33

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

C.

Jaranan
Kesenian Jaranan atau kuda kepang merupakan kesenian tradisional

daerah yang diangkat dari dongeng rakyat. Para pemain Jaranan dalam
jangka waktu tertentu bisa kesurupan (Jawa = Ndadi) yang tidak akan sembuh
bila tidak disembuhkan oleh pawang jaranan atau Gambuh.
D.

Sendratari
Kota Kediri mempunyai banyak macam legenda atau cerita rakyat yang

terkenal tentang cerita-cerita

masa lampau seperti Kethek Ogleng, yang

berkisah tentang seekor kera putih jelmaan abdi dalem kerajaan Bantar Angin
untuk melamar Dewi Sekartaji, atau cerita Ande-ande Lumut yang sudah
mengakar

pada

masyarakat

Jawa.

Semua

legenda

tersebut

sering

dipentaskan dalam sebuah seni Sendratari.


2.1.32. Wisata Buatan
A.

Dermaga Joyoboyo
Sebuah tempat wisata air di sisi barat Sungai Brantas, terletak di sebelah

Utara Jembatan Lama Kediri. Di sini para wisatawan atau pelancong bisa
menikmati asyiknya naik perahu atau boat wisata menyusuri Sungai Brantas
melintasi bawah Jembatan Lama, selain itu juga terdapat taman bermain
untuk anak dan keluarga. Aliran sungai Brantas akan nampak indah
dipandang dari Darmaga Jayabaya yang berada dipinggir bantaran sunga
Brantas bagian barat.

Darmaga Jayabaya merupakan tempat yang

menyenangkan untuk memancing atau sekedar menikmati pemandangan di


sebelah timur sungai yang ramai dengan lalu lalang kendaraan , selain itu juga
tersedia motor boat yang disediakan sebagai alat angkutan untuk menikmati
Sungai Brantas. Pada acara tertentu di Darmaga Jayabaya ditampilkan acara
hiburan bagi para pengunjung.
B.

Taman Rekreasi Pagora dan Pemandian Umum Tirtoyoso

INCEPTION REPORT

II - 34

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Pagora, sebuah taman rekreasi yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani


Kuwak Kediri, dilengkapi dengan kolam renang, taman bermain, panggung
pertunjukkan, dan lain-lain. Pada hari-hari tertentu di taman rekreasi ini
diadakan pentas musik yang mendatangkan penyanyi-penyanyi nasional.
Sedangkan Pemandian Tirtoyoso yang terletak di depan taman rekreasi
Pagora, merupakan tempat pemandian yang banyak diminati para generasi
muda karena tempatnya yang luas dan sejuk. Di areal pemandian ini sering
diadakan diadakan lomba motor cross atau balap kuda.
C.

Taman Sekartaji
Taman sekartaji terletak di wilayah bagian barat Kota Kediri, di taman ini

terdapat kolam dengan airmancur yang memiliki gaya arsitektural yang unik,
yakni berupa bunga Wijaya Kusuma yang dapat memancarkan air. Di sebelah
tenggara taman ini terdapat Patung Peta yang melambangkan patriotisme
rakyat Kediri saat melawan penjajah Belanda. Taman ini tertata rapi dengan
taman bunga dihiasi dengan lampu-lampu. Juga terdapat pedagang kaki lima
yang

menjual

makanan

yang

bermacam-macam,

sehingga

membuat

pengunjung betah di tempat ini.


2.1.33. Wisata Belanja
Ketenaran Jalan Dhoho sebagai pusat perbelanjaan di Kota Kediri. Di
sepanjang jalan ini terdapat toko-toko yang menjual pakaian, makanan, barang
elektronik, aksesoris dan ramai oleh pedagang kaki lima dan penjual makanan
khas seperti Pecel Tumpang, yaitu nasi pecel dengan sambel tumpang khas
Kediri, setiap malam hari ada penjual nasi pecel bantingan di sepanjang Jalan
Dhoho. Selain nasi pecel, juga ada Soto Bok Ijo, yang terletak di sebelah
terminal baru kota Kediri.
Untuk oleh-oleh sanak saudara di rumah, kota Kediri menyediakan
berbagai macam selera: Tahu kuning, gethuk pisang, krupuk padang pasir atau
pok, atau sarung tenun ikat khas desa Bandar Kediri.
A.

Tahu Kuning
Oleh-oleh

Khas Kota Kediri, tahu kuning Kediri atau tahu takwa

mempunyai rasa yang gurih, yang bisa langsung dimakan dalam keadaan
mentah ataupun digoreng terlebih dahulu.
B.

Gethuk Pisang

INCEPTION REPORT

II - 35

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Dibuat dari pisang yang ditumbuk dan dibungkus dengan daun pisang.
Gethuk yang mempunyai rasa manis asam dan sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat yang berkunjung ke Kota Kediri.

C.

Krupuk Padang Pasir atau Pok


Tidak

seperti

umumnya

kerupuk,

kerupuk

pok

digoreng

tanpa

menggunakan minyak kelapa, namun digoreng dengan menggunakan pasir


yang dipanaskan. Mempunyai rasa khas dan tidak mengandung minyak.
Tahu kuning, gethuk pisang, kerupuk pok, sate atau keripik bekicot, bisa
didapatkan di pertokoan sepanjang jalan Patimura dan Yos Sudarso atau di
sekitar alun-alun kota Kediri.
D.

Kain Tenun Ikat


Kain sarung tenun ikat khas Desa Bandar Kota Kediri ini mempunyai

corak yang lain daripada yang lain, enak dipakai dan terasa sejuk.
Kehadiran Golden Swalayan dan Pasar Raya Sri Ratu juga melengkapi
wisata belanja di Kota Kediri.

2.1.34.

SARANA PENUNJANG PARIWISATA

Dalam sektor pariwisata, sarana penunjang merupakan salah satu faktor


yang menopang keberhasilan pariwisata di suatu daerah. Kota Kediri dalam
mengembangkan pariwisatanya ditunjang oleh adanya beberapa hotel dan
restoran yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan. Adapun hotel dan restoran
tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.8.
Daftar Hotel Di Kota Kediri
NAMA HOTEL
MERDEKA
SAFARI INDAH
PENATARAN
PALAPA
MULIA
ADI SURYA
MUTIARA
INDAH
PRIMA
RIS
JAWA
DHOHO

INCEPTION REPORT

KLASIFIKASI
BINTANG II
BINTANG II
BINTANG II
MELATI
MELATI
MELATI
MELATI
MELATI
MELATI
MELATI
MELATI
MELATI

ALAMAT
JL. Basuki Rahmat 4
JL. Urip Sumoharjo 66-68
JL. Dhoho 190
JL. Hayam Wuruk 44
JL. Mayor Bismo 167
JL. Mayor Bismo
JL. Panglima Sudirman 43
JL. Sriwijaya 142
JL. Yos Sudarso21-23
JL. Ade Irma 1A
JL. Stasiun 4
JL. Panglima Sudirman 91

II - 36

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

MUSLIM
MELATI
JL. KH. Agus Salim 19
PARDIKAN ASLI
MELATI
JL. KH Ahmad Dahlan 126
PONDOK INDAH
MELATI
JL. Raden Patah 42
KADIRI
MELATI
JL. Hayam Wuruk
KAURIPAN
MELATI
JL. Sisingamangaraja 47
ADJI
MELATI
JL. Ade Irma 39
BISMO
MELATI
JL. Aloon-Aloon
Sumber : Brosur Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Kediri 2003

Tabel 2.9.
Daftar Restoran dan Rumah Makan
NAMA
ALAMAT
KETERANGAN
PANDAN SARI
JL. Basuki Rahmat 4
IND,CINA.,EROPA
SAFARI
JL. Urip Sumoharjo 66
IND,CINA
PENATARAN
JL. Dhoho 66
IND,CINA,EROPA
GOLDEN
JL. Hayam Wuruk 71
IND,CINA
SARI AGUNG
JL. Dhoho 204
CINA
PONDOK BAMBU
JL. Ronggo Warsito 9
INDONESIA
TENTREM
JL. P.Sudirman 115
INDONESIA
MIRASA II
JL. Hayam Wuruk 40
INDONESIA
WILIS
JL. P. Sudirmam 41
IND,CINA
DELICIOUS
JL. Hayam Wuruk 25
INDONESIA
DUTA MINANG
JL. Mayor Bismo 107
PADANG
SATE AYAM SIBUN
JL. P. Sudirman 108
SATE PONOROGO
POKANG
JL. P. Sudirman 45
IND,CINA
NIRWANA II
JL. KH. Agus Salim 101
INDONESIA
ALIEN
JL. Brawijaya B-12
IND,CINA
PANGLIMA
JL. Panglima Polim25
INDONESIA
Sumber : Brosur Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Kediri 2003

INCEPTION REPORT

II - 37

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Peta 2.2.
Persebaran Obyek Wisata Kota Kediri

INCEPTION REPORT

II - 38

Anda mungkin juga menyukai