A. PELAYANAN PUBLIK
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan / atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia, antara lain adalah untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat tersebut
mengandung makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui
suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik
yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas
barang publik, jasa publik, dan pelayanan administratif.
Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang
belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh ketidaksiapan
untuk menanggapi terjadinya transformasi nilai yang berdimensi luas serta dampak berbagai
masalah pembimgunan yang kompleks. Sementara itu, tatanan baru masyarakat Indonesia
dihadapkan pada harapan dan tantangan global yang dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan, informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003,
asas-asas pelayanan publik meliputi :
a. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan
disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas
Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-perundangan.
c. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap
berpegang pada prinsip efesiensi dan efektivitas.
d. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif, tidak membedakan suku, ras, agama, golongan , gender, dan status
ekonomi.
f. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing
pihak
MATERI TAMBAHAN TKP – BIMBEL AKSES CPNS
D. PROFESIONALISME
Kata “profesionalisme” tidak bisa dilepaskan dari kata profesi, profesional dan profesionalitas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak
tanduk yg merupakan ciri suatu profesi atau orang yg profesional. Profesionalisme lebih mengarah
pada spirit, jiwa, sikap, karakter, semangat, atau nilai yang dimiliki dari seorang yang profesional.
Dijelaskan oleh Sumardi bahwa konsep profesionalisme memiliki lima muatan atau prinsip,
yaitu:
a. Afiliasi komunitas (community affilition) yaitu menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk
di dalamnya organisasi formal atau kelompok-kelompok kolega informal sumber ide utama pekerjaan.
Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran profesi.
b. Kebutuhan untuk mandiri (autonomy demand) merupakan suatu pendangan bahwa seseorang yang
profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah,
klien, mereka yang bukan anggota profesi). Setiap adanya campur tangan (intervensi) yang datang dari
luar, dianggap sebagai hambatan terhadap kemandirian secara profesional. Banyak yang
menginginkan pekerjaan yang memberikan hak-hak istimewa untuk membuat keputusan dan bekerja
tanpa diawasi secara ketat. Rasa kemandirian dapat berasal dari kebebasan melakukan apa yang
terbaik menurut yang bersangkutan dalam situasi khusus.
c. Keyakinan terhadap peraturan sendiri/profesi (belief self regulation) dimaksud bahwa yang paling
berwenang dalam menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan “orang luar”
yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.
d. Dedikasi pada profesi (dedication) dicerminkan dari dedikasi profesional dengan menggunakan
pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Keteguhan tetap untuk melaksanakan pekerjaan meskipun
imbalan ekstrinsik dipandang berkurang. Sikap ini merupakan ekspresi dari pencurahan diri yang total
terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen
pribadi, sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan ruhani dan
setelah itu baru materi.
e. Kewajiban sosial (social obligation) merupakan pandangan tentang pentingnya profesi serta
manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut.
Pengertian di atas merupakan kriteria yang digunakan untuk mengukur derajat sikap
profesional seseorang. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa profesionalisme adalah
konsepsi yang mengacu pada sikap seseorang atau bahkan bisa kelompok, yang berhasil memenuhi
unsur-unsur tersebut secara sempurna.
Aparatur Sipil Negara dituntut untuk memiliki prinsip profesionalisme seperti yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana,
dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
MATERI TAMBAHAN TKP – BIMBEL AKSES CPNS
E. JEJARING KERJA
Dalam rangka mendukung visi Kementerian PAN-RB yakni membangun ASN yang unggul serta
kompetitif dalam menuju SMART ASN 2024, diharapkan ASN harus dapat menguasai kompetensi
teknis dasar, yakni IT, bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship.
Dalam organisasi, jejaring kerja (networking) diperlukan bagi setiap manajemen pada
tingkatan apapun baik tingkat atas, menengah, maupun supervisor. Oleh karena itu, mereka harus
menguasai cara-cara berinteraksi dengan orang lain untuk dapat menciptakan jejaring kerja dengan
siapa saja, agar orang-orang dalam organisasi memberikan respon positif, menghargai, mendukung,
dan membantu saat diperlukan. Hal ini penting dan harus dilakukan oleh para pemimpin oleh karena
program-program organisasi tidak mungkin dapat diselesaikan oleh seorang diri tetapi harus
diselesaikan dengan berkolaborasi untuk mencapai hasil yang sinergis. Jika kondisi tersebut dapat
terwujud, maka akan dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif dan bahkan dapat mengurangi
ketegangan / stres bagi pegawainya, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja.
Salah satu cara yang cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan jejaring kerja adalah
dengan meniru bagaimana orang-orang sukses berinteraksi dengan orang lain seperti di rumah, di
kantor, dalam rapat, dan di masyarakat luas. Tetapi meniru bukan merupakan perkerjaan yang mudah
oleh karena diperlukan kecerdasan dalam mengidentifikasi berbagai aspek terkait dengan proses
interaksi, misalnya bagaimana cara mengendalikan emosi, cara menghargai orang lain, cara berbicara,
cara merespon dan sebagainya. Kesulitan berikutnya adalah bahwa membangun jejaring kerja
merupakan suatu seni sehingga tidak mudah dibuat suatu pola hubungan yang baku, seperti dalam
berinteraksi dengan orang dengan tipe kepribadian “A” akan berbeda jika berinteraksi dengan orang
dengan tipe kepribadian “B”. Walaupun meniru cara orang-orang sukses dalam berinteraksi bukan
merupakan pekerjaan yang mudah tetapi tetap dapat dilakukan, walaupun memerlukan waktu yang
lama. Untuk membantu dalam meningkatkan kemampuan jejaring kerja, berikut kiat-kiat yang perlu
diperhatikan.
Kemampuan membangun jejaring kerja merupakan kebutuhan bagi orang dewasa untuk
meraih sukses oleh karena disadari ataupun tidak, bahwa kesuksesan kita bukan semata-mata hasil
usaha kita sendiri tetapi juga atas bantuan orang lain. Cara mudah untuk meningkatkan kemampuan
jejaring kerja adalah dengan meningkatkan kemampuan mengendalikan emosi, menghargai orang
lain, dan mengkritik dengan cara yang elegan. Pengendalian emosi yang baik akan menghasilkan
ekspresi (vokal, gerakan, dan wajah) yang menarik bagi orang lain, sehingga membuat mereka lebih
nyaman. Emosi diekpresikan dalam bentuk perbuatan, kata-kata, dan ekspresi wajah.
Kiat-kiat untuk mengendalikan emosi adalah dengan mengenal perasaan diri sendiri, berpikir
positif, dan menerima ketidak berhasilan. Kiat ke dua untuk mengembangkan jejaring kerja adalah
menghormati orang lain. Pada prinsipnya setiap orang senang dihormati. Cara mudah untuk
menghormati orang lain adalah dengan menyampaikan pernyataan terima kasih kepada mereka yang
pantas menerimanya, mendengarkan pembicaraan yang berarti memberikan kesempatan orang lain
untuk memperluas egonya, memuji prestasi mereka yang pantas dipuji, dan menyebut nama orang
lain dengan benar. Kiat terakhir untuk mengembangkan jejaring kerja adalah mengkritik dengan cara
yang elegan, dapat dilakukan dengan memulai kritik dengan pujian, menentuntukan apa yang
diharapkan, menyempaikan kritik dalam bentuk saran / kalimat positif, tidak menggunakan kata
“tetapi” atau sejenisnya, dilengkapi dengan argumentasi, bukti dan data, disampaikan dengan
sepenuh hati dan etika yang baik.
MATERI TAMBAHAN TKP – BIMBEL AKSES CPNS
Daftar Pustaka:
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil
Choky dan Budi Priyatno. 2017. ASN Penting Memanfaatkan Teknologi Informasi.
Lembaga Administrasi Negara. http://lan.go.id/en/lan-news/asn-penting-memanfaatkan-
teknologi-informasi
Fitria, Hanin. 2018. Calon Pendaftar Wajib Kuasai 5 Kompetensi Ini Saat Jadi ASN.
Tribun News. http://jogja.tribunnews.com/2018/09/14/informasi-pendaftaran-cpns-2018-
calon-pendaftar-wajib-kuasai-5-kompetensi-ini-saat-jadi-asn
Jitmau, Sefnat. 2010. Tesis Tinjauan Terhadap Fungsi Pelayanan Menurut Undang-
Undang No 25 Tahun 2009 (Kajian Terhadap Fungsi Pelayanan Publik Dibidang Infrastruktur
Di Kota Jayapura Di Era Otonomi Khusus). Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Malau, Srihandriatmo.2018. Anda PNS? Wajib Baca Aturan Penggunaan Media Sosial.
Tribun News. http://www.tribunnews.com/nasional/2018/05/22/anda-pns-wajib-baca-
aturan-penggunaan-media-sosial.
Maryanto. 2013. Cara Mudah Membangun Jejaring Kerja (Networking). BPPK
Kemenkeu. http://bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/418-artikel-soft-competency/
10845-cara-mudah-membangun-jejaring-kerja-networking-2
Sartika, Dewi. 2016. Standar Kompetensi Sosio Kultural Untuk Jabatan Pimpinan Tinggi
di Pemerintahan Daerah. Jurnal Transformasi Administrasi Volume 06 Nomor 01 Tahun 2016
. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Trisnadi, Giyono. 2015. Profesionalisme “Maju-Mundur” UU No. 5 Th 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN). Kompasiana. https://www.kompasiana.com/gtrinadi/
54f851a9a33311e77d8b462a/profesionalisme-majumundur-uu-no-5-th-2014-tentang-
aparatur-sipil-negara-asn