Anda di halaman 1dari 4

PENENTUAN KARAKTERISTIK ZONA ALTERASI DAN MINERALISASI PADA

CEBAKAN BAHAN GALIAN EMAS MELALUI METODE PEMETAAN GEOLOGI


DI WILAYAH ACEH SELATAN, NANGROE ACEH DARUSALAM

Dhia Fahri H1*, M. Daffa Shidqi2*, Nirmaya Wulandari3*, Shulatan Qintadali4 .


1-2
Teknik Pertambangan, Universitas Islam Bandung
Universitas Islam Bandung; Jl. Tamansari No.1, Tamansari, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40116
e-mail: *1 dhiafahri09@gmail.com , *2 mdaffashidqi5@gmail.com , *3 wulandarinirmaya@gmail.com ,
*4shultanqintadali@gmail.com

ABSTRAK
Wilayah penyelidikan pada daerah aceh selatan didominasi oleh satuan lava andesit sebesar 97,03%
dan satuan batupasir sebesar 2,97% dari total keseluruhan daerah penyelidikan. Satuan lava andesit membentuk
perbukitan terjal yang lebih menonjol daripada wilayah sekitarnya sehinnga membentuk morfologi perbukitan
zona sesar panton disertai dataran denudasional, struktur patahan krueng sikulat. Emas merupakan salah satu
komoditas logam mulia yang terbentuk akibat proses magmatik pada lingkungan pembentuk yang berada dalam
batuan vulkanik, analisa keterbentukan emas penting dilakukan karena berpengaruh terhadap treatment yang
akan dilakukan pada proses eksplorasi selanjutnya, oleh karena itu perlu dilakukan analisa jenis keterbentukan
endapan emas guna memudahkan dalam tahapan eksplorasi lajutan yang akan dilakukan. Tujuan dari
dilakukannya penelitian ini yaitu untuk melakukan pemetaan geologi permukaan di wilayah aceh selatan serta
menganalisa proses keterbentukan endapan emas berdasarkan kesamaan karakteristik dan arah peyebaran urat-
urat mineral. Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan kegiatan pemetaan geologi dimana genesa endapan
emas pada wilayah aceh selatan termasuk kedalam alterasi hidrothermal yang meliputi alterasi propilitik dan
alteriasi filik sehinnga memiliki tipe endapan epithermal low-sulfidation.kegiatan penelitian ini dilakukan
analisis laboratorium dari sampel yang telah didapatkan. Dari data sampel laboratorium akan didapatkan bahwa
daerah penelitian ini memiliki satuan litologi yang tersusun atas lava andesit dan batupasir dengan struktur yang
berkembang berupa kekar gerus dan juga sesar mendatar Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka
dapat disimpulkan bahwa wilayah yang teridentifikasi prospek untuk dilakukan eksplorasi lanjutan seluas 1.881
Ha dari total wilayah penelitian seluas 5000Ha,

Kata kunci: Aceh Selatan, Pemetaan Geologi, Zona Mineralisasi dan Alterasi

ABSTRACT
The investigation area in South Aceh is dominated by andesite lava units of 97.03% and sandstone units
of 2.97% of the total investigation area. The andesite lava unit forms steep hills that are more prominent than the
surrounding area so as to form a hilly morphology of the panton fault zone accompanied by denudational plains,
the structure of the krueng elbow fault. Gold is one of the precious metal commodities that is formed as a result
of magmatic processes in the forming environment in volcanic rocks, analysis of the formation of gold is important
because it affects the treatment that will be carried out in the next exploration process, therefore it is necessary
to analyze the type of formation of gold deposits in order to facilitate in the next stage of exploration to be carried
out. The purpose of this research is to map the surface geology in the south aceh region and to analyze the
formation process of gold deposits based on the similarity of characteristics and the direction of distribution of
mineral veins. The results of this study were obtained based on geological mapping activities where the genesis
of gold deposits in the South Aceh region is included in hydrothermal alteration which includes propylitic
alteration and filic alteration so that it has a low-sulfidation epithermal deposit type. From the laboratory sample
data, it will be found that this research area has a lithological unit composed of andesite lava and sandstone with
a developed structure in the form of scoured joints and horizontal faults. 1,881 Ha of the total research area of
5000Ha,
Keyword: South Aceh, Geological Mapping, Mineralization and Alteration Zone

PENDAHULUAN banyak dinikmati oleh masyarakat ialah emas.


Indonesia merupakan negara dengan Keterdapatan emas yang penyebarannya tidak merata
kandungan sumber daya alam yang sangat melimpah. serta sifatnya yang sementara ini suatu saat akan habis
Negara Indonesia ini memiliki potensi dan juga tergali. Hal inilah yang dapat dijadikan landasan untuk
cadangan bahan galian dalam jumlah yang cukup dilakukannya suatu tahap eksplorasi guna menentukan
besar serta merupakan wadah perekonomian dalam lokasi sebaran, kualitas, serta jumlah cadangan bahan
dunia pertambangan. Salah satu endapan bahan galian galian emas tersebut.
yang keberadaannya ini terbilang sangat berharga dan
Kepmen ESDM No. 1827 Tahun 2018 lapangan dilakukan terhadap outcrop dan suboutcrup
mengeluarkan keputusannya mengenai tahap sebagai representasi jenis batuan pada wilayah
eksplorasi dalam dunia pertambangan. Dalam tertentu. Berdasarkan hasil analisis, diketahui dua
keputusannya ini, tertera bahwa tahap eksplorasi jenis satuan geologi yang berbeda, yaitu satuan lava
terbagi menjadi dua yaitu eksplorasi pendahuluan dan andesit dan batupasir (gambar 1.1)
juga eksplorasi rinci. Kegiatan eksplorasi ini akan Satuan lava andesit mencakup 97,03% dari
menjadi awal dari kegiatan operasi pertambangan total luas daerah penyelidikan yang membentuk
yang merupakan wadah dari pengambilan bahan perbukitan terjal. Secara megaskopis, lava andesit
galian emas tersebut. Pada prinsipnya eksplorasi berwarn abu-abu kehijauan dengan struktur
dilakukan secara berurutan agar resiko dan biaya yang terkekarkan, holokristalin, inequigranular dan tekstur
dikeluarkan dapat diminimalisir. Dari tahap satu ke porfiroanitik. Horblende, feldspar dan piroksen hadir
tahap lainnya digunakan satu atau beberapa metode sebagai fenokris dengan masa dasar afanitik. Mineral
eksplorasi tertentu yang berbeda. Salah satu metode sekunder yang ditemukan berupa chlorite, epifote,
yang umum digunakan dalam kegiatan eksplorasi ini pyrite, dan urat kuarsa.
ialah metode pemetaan geologi. Satuan batupasir mencakup 2,97% dari
Berdasarkan latar belakang diatas, kegiatan keseluruhan daerah prospek yang diperolah dari sub-
eksplorasi ini cukup penting dan harus disegerakan outcrup daerah yang mewakili. Secara megaskopis,
pengadaannya mengingat kebutuhan sumber daya dari batupasir berwarna abu-abu gelap, butir pasir halus,
emas ini yang cukup dibutuhkan. Sehingga, dari latar bentuk butir membulat tanggung dengan kemas
belakang yang telah diuraikan, maka dapat terbuka. Terdapat urat kuarsa + oksida besi yang
dirumuskan suatu masalah dalam penelitian ini yakni memotong perlapisan dengan arah N26oE / 83o.
“Besaran area prospek dari total luas penelitian seluas
500 Ha. Selanjutnya, tujuan yang ingin dicapai dari
adanya penelitian ini ialah:
1. Mengidentifikasi geologi daerah penyelidikan
berdasarkan pemetaan geologi permukaan.
2. Mengidentifikasi karakteristik struktur yang
berpotensi menghasilkan cebakan emas.
3. Mengidentifikasi karakteristik zona alterasi
dalam penentuan wilayah yang berpotensi
keterdapatan cebakan emas.
4. Mengidentifikasi karakteristik zona mineralisasi
daerah penyelidikan.
5. Mengetahui tipe endapan dari hasil analisis
keterdapatan zona mineralisasi.
6. Mengidentifikasi luasan wilayah penelitian
dengan prospek yang baik berdasarkan hasil
pemetaan geologi. Peta Geologi Lokal Daerah Penelitian

METODOLOGI Struktur Geologi


Pemetaan potensi dan areal potensi emas Struktur geologi yang berkembang di daerah
yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan penyelidikan yaitu kekar dan sesar, Hasil analisis
langsung ke lapangan dengan melakukan pemetaan terhadap kekar gerus menunjukkan arah tegasan
geologi, stream sedimen, pengambilan sampel utama yang berpengaruh terhadap perkembangan
dilapangan dan analisis laboratorium terhadap sampel struktur geologi di daerah penyelidikan. Tegasan
yang telah diambil dilapangan. utama σ1 berarah 39°/N238°E, σ2 berarah 50°/N62°E,
Pemetaan geologi yang dilakukan yaitu dan σ3 berarah 38°/N254°E. Berdasarkan orientasi
dengan melaui pengamatan morfologi dan singkapan arah tegasan pembentuknya, diduga sesar mendatar
batuan dan tanah. Stream sedimen yang dilakukan (strike-slip fault) merupakan struktur geologi utama
yaitu dengan pengambilan conto sedimen di sungai yang mengontrol daerah penyelidikan
dengan komposit produk pelapukan dan erosi. Berdasarkan pola kelurusan topografi dan
Pengambilan conto yang dilakukan yaitu sampling kemenerusan urat-urat kuarsa, sesar diperkirakan
batuan, sampling tanah dan sampling sedimen. berarah barat – timur (W - E) hingga barat daya –
timur laut (SW – NE) dan utara – selatan (N – S).
HASIL DAN PEMBAHASAN Sesar berarah barat – timur diduga memanjang
Kondisi Geologi sepanjang aliran Sungai Krueng Sikulat. Sesar berarah
Identifikasi geologi daerah penyelidikan utara – selatan terisi urat-urat kuarsa dan diduga
menggunakan metode pemetaan geologi permukaan berperan dalam proses mineralisasi di daerah
pada skala 1:22.500 dengan luas daerah dari 5000 Ha penyelidikan.
teridentifikasi prospek 1881 hektar. Pengamatan di
searah dengan perkiraan sesar yang memanjang utara
– selatan. Secara megaskopis, lava andesit yang
mengalami alterasi filik berwarna putih kecokelatan
dengan komposisi berupa kuarsa, serisit, pirit, dan
mineral lempung. Dijumpai pula stockwork kuarsa
dengan tebal 1 - 2 mm. Zona alterasi filik umumnya
merupakan bagian tepi dari zona urat yang lebih
dalam.
(A). Analisis Kekar dan Arah Tegasan Utama Mineralisasi
(B). Diagram Rossete Mineralisasi di daerah penyelidikan diduga
kuat berkaitan dengan keberadaan urat-urat. Urat
Alterasi merupakan jalur migrasi fluida hidrotermal dan
Alterasi hidrotermal adalah proses kompleks berpotensi membawa beberapa kandungan logam
yang melibatkan perubahan mineralogi, kimia, dan penting seperti Au, Ag, As, Sb, Se, Hg, dan Ti.
tekstur pada batuan sebagai akibat dari interaksi fluida Pemetaan keberadaan dan penyebaran urat sangat
panas dengan batuan yang dilaluinya (Pirajno, 1992). penting dilakukan untuk mengetahui sumber daya
Zona alterasi propilitik mencakup 99,8% dari yang terdapat di daerah penyelidikan. Berdasarkan
keseluruhan daerah prospek. Zona alterasi ini berada hasil pemetaan geologi pemukaan, dijumpai urat-urat
pada satuan lava andesit dan batupasir. Secara dengan tebal, tekstur, dan mineralogi yang bervariasi
megaskopis, lava andesit yang mengalami alterasi di daerah penyelidikan. Berikut adalah beberapa titik
propilitik berwarna abu-abu kehijauan hingga abu-abu pengamatan urat di daerah prospek.
gelap kehijauan. Warna kehijauan berasal dari mineral
klorit dan epidot yang melimpah. Dijumpai pula urat- Tabel 1. Titik Pengamatan Urat
urat kuarsa + epidot + klorit + pirit pada lava andesit. Koordinat Tebal Mineralo-
Umumnya urat memiliki tebal 1 – 5 cm, diikuti No (o Desimal) (cm) gi
pembentukan stockwork dengan tebal 1 - 2 mm. North East
Setempat dijumpai pula veinswarm kuarsa dengan Kuarsa +
tebal 30 – 50 cm. Urat dan stockwork pada lava 1 3.4019610 97.1392290 5
pirit
andesit telah mengalami oksidasi. Pada batupasir, Kuarsa +
alterasi propilitik ditandai dengan kehadiran pirit 2 3.4077120 97.1382720 4
pirit
secara spotted.
Kuarsa +
epidot +
3 3.4002555 97.1435880 5
klorit +
pirit
Kuarsa +
4 3.4041490 97.1657330 4
pirit
Kuarsa +
5 3.3821610 97.1678280 2
pirit
Kuarsa +
6 3.3846620 97.1657880 5
pirit
Kuarsa +
7 3.4191440 97.1441830 2
pirit
Kuarsa +
8 3.4202590 97.1443850 50
pirit

Berdasarkan kesamaan karakteristik dan arah


penyebaran, urat-urat di daerah penelitian dibagi
Peta Zona Alterasi Lokasi Pemetaan menjadi beberapa kelompok, yaitu Alue Bahagia
Vein, Gunung Pistol Vein, Air Jernih Vein, dan
Berdasarkan tabel stabilitas termal mineral Gunung Topi Vein. Seluruh kelompok urat
alterasi hidrotermal (Hedenquist dan Arribas, 2000), memanjang utara - selatan (N - S) dan barat laut –
zona alterasi propilitik diindikasikan terbentuk pada tenggara (NW – SE), mengikuti kecenderungan pola
suhu 200° – 300° C. Mineral-mineral sekunder release tension yang tegak lurus terhadap arah tegasan
terbentuk pada kondisi fluida hidrotermal mendekati utama berdasarkan analisis kekar gerus.
netral. (Kingston Morrison, 1997; Hedenquist dan
Arribas, 2000).
Zona filik mencakup 0,2% dari keseluruhan
daerah prospek. Zona alterasi ini berada pada satuan
lava andesit. Sebaran zona filik diduga cenderung
5. Tipe endapan yang dijumpai yakni tipe endapan
epithermal low-sulfidation.
6. Berdasarkan hasil pemetaan geologi, luas wilayah
yang prospek yakni seluas 1.881 Ha dari total
wilayah seluas 5000 Ha

UCAPAN TERIMAKASIH (Opsional)


Pada kesempatan ini, kami ucapkan
Profile A-B pada peta zona alterasi terimakasih kepada Kang Aga. karena telah bersedia
membantu dalam penyediaan data penelitian.
Tipe Endapan
Berdasarkan mineralogi dan jenis urat yang DAFTAR PUSTAKA
dijumpai di lapangan, daerah penyelidikan, [1]. Barber, dkk. 2005. “Tectonic Evolution”
diindikasikan tipe endapan epitermal low-sulfidation Sumatera: Geology, Resources and Tectonic
epithermal. Kehadiran pirit dan tekstur urat kuarsa Evolution, Geol. Soc. Mem., volume 31 (hlm.
yang umumnya berbentuk masif, veinswarm, dan 234-259).
stockwork menandakan kondisi pembentukan yang [2]. Cameron, N. R. dkk. 1982. “Peta Geologi Lembar
relatif dangkal (Hedenquist dan Arribas, 2000). Tapaktuan” Sumatera: Pusat Penelitian dan
Berdasarkan model Buchanan (1981 dalam Morrison Pengembangan Geologi, Bandung
dkk., 1990) daerah penyelidikan diinterpretasikan [3]. Hamilton. 1979. “Tectonics of the Indonesian
berada pada precious metal interval dengan suhu Region, USGS Professional Paper, volume 1078,
pembentukan 200° - 250° C pada kedalaman 200 – (hlm. 254-277)
350 meter di bawah permukaan [4]. Hedenquist, J. W., Arribas, A., 2000.
“Exploration for Epithermal Gold Deposits, SEG
Reviews, volume 13, (hlm 245-277)
[5]. Kingston Morrison. 1997. “Important
Hydrothermal Minerals and their Significance
Saventh Edition, Auckland
[6]. Metcalfe. 1996. “Pre-Cretaceous Evolution of SE
Saian Terranes. Geolical Society Special
Publication, volume 106 (hlm. 97-122)
[7]. Morrison, G., Guoyi, D., Jaireth, S., 1990.
Skema sistem endapan epitermal berdasarkan “Textural Zoning in Epithermal Quartz Veins,
tekstur, alterasi dan mineralogi (Buchanan, 1981 Klondike Exploration Sevices, Townsville
dalam Morrison dkk., 1990

KESIMPULAN
1. Dari hasil identifikasi geologi daerah
penyelidikan, didapatkan bahwa daerah tersebut
termasuk daerah yang prospek dengan satuan
litologi yang dijumpai pada daerah tersebut yakni
dengan perbandingan 97,03% satuan lava andesit
dan 2,97% batupasir.
2. Pada daerah penyelidikan berkembang struktur
geologi yang berperan sebagai pengontrol berupa
kekar gerus dan juga sesar mendatar berarah utara
– selatan yang terisi oleh vein quartz yang
berperan dalam proses mineralisasi.
3. Zona alterasi yang dijumpai pada daerah
penyelidikan ini mencakup 99,8% zona alterasi
propilitik dimana dijumpai urat kuarsa pada lava
andesit dengan tebal 1-5 cm yang mengalami
oksidasi dan 0,2% zona filik yang searah dengan
sesar berarah utara – selatan.
4. Pada daerah penyelidikan terdapat zona
mineralisasi dimana dijumpai urat – urat yang
tebal dengan tekstur dan komposisi mineral yang
bervariasi namun didominasi oleh mineral kuarsa
dan juga pirit.

Anda mungkin juga menyukai