Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

Mata Kuliah : Seminar Administrasi Negara


Dosen Pengampu : Dian Rubianty, SE.Ak, MPA
Nama Mahasiswa : Muhammad Reza
NIM : 170802158

Topik Diskusi Penugasan :


 Analisis Kondisi Provinsi Aceh
 Kinerja Pemerintah, Isu tentang Prinsip Good Governance

1. Hasil analisis saya berdasarkan sumber bacaan jurnal yang pernah kemarin
sempat di diskusikan.
Sebagaimana diketahui perkembangan ataupun pergeseran paradigma dalam
administrasi publik senantiasa berlangsung sesuai dengan tuntutan lingkungan, seperti
situasi dan kondisi sosial kemasyarakatan, perubahan iklim politik, dan ekonomi.
Berbagai perubahan terjadi seiring dengan berkembangnya kompleksitas persoalan yang
dihadapi oleh administrator publik. Kompleksitas ini ditanggapi oleh para teoritisi dengan
terus mengembangkan ilmu administrasi publik. Perbaikan pelayanan publik akan bisa
memperbaiki iklim investasi yang sangat diperlukan bangsa ini untuk dapat segera keluar
dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Sayangnya upaya menuju kepada perbaikan
tersebut masih sebatas lips service. Dalam berbagai studi yang dilakukan terhadap
pelayanan publik ini rupanya tidak berjalan linear dengan reformasi yang dilakukan
dalam berbagai sektor sehingga pertumbuhan investasi malah bergerak ke arah negatif.
Akibatnya harapan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat menolong bangsa ini
keluar dari berbagai krisis ekonomi belum terwujud sesuai dengan harapan. Sementara
dalam kehidupan politik, buruknya pelayanan publik berimplikasi dalam terhadap
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Buruknya pelayanan publik selama ini
menjadi salah satu variabel penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah. Krisis kepercayaan tersebut teraktualisasi dalam bentuk
protes dan demonstrasi yang cenderung tidak sehat, hal itu menunjukkan kefrustasian
publik terhadap pemerintahnya, jadi setelah mengalami fase yang begitu lama dalam
menata pemerintahan yang lebih baik lagi kedepan maka dapat disimpulkan sekarang
provinsi aceh sudah banyak mengalami perbaikan meskipun ada banyak hal lagi yang
perlu diperbaharui lagi kedepan akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga jika
masyarakat dan pemerintah saling bekerjasama dalam meningkatkan mutu SDM-nya
Insha Allah provinsi Aceh kedepan akan mengalami kemajuan yang lebih signigfikan lagi
kedepan atau yang lebih baik lagi kedepan di didalam tatanan pemerintahan yang bersih
yang adil dan merata. Berdasarkan dari beberapa sumber yang saya baca saya dapat
menarik kesimpulan bahwa aceh sudah mengalami banyak perbaikan berdasarkan
penjelasan dibawah ini yang ingin saya jelaskan dan paparkan berdasarakan sumber
bacaan yang sedikit saya temui untuk saya dapat berbagi pengetahuan dan wawasan saya
kepada teman-teman sekalian.
Berdasarkan  hasil evaluasi kinerja pemerintah kabupaten/kota di Aceh dalam dua
tahun terakhir ini menunjukan adanya peningkatan yang menggembirakan. Hasil ini juga
menunjukan bahwa upaya penguatan akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah telah
berjalan pada arah yang benar secara berkelanjutan. Demikian disampaikan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB Azwar Abubakar, di
Banda Aceh. “Semua ini terwujud karena adanya peningkatan komitmen, terutama dari
para Bupati/walikota. Karena itu komitmen pimpinan dalam akuntabilitas kinerja harus
ditingkatkan terus menerus,” ujar Azwar. Dikatakan, setiap program dan kegiatan dari
penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan hasil akhirnya kepada
masyarakat. Asas akuntabilitas lebih lanjut dituangkan dalam paket reformasi di bidang
keuangan negara maupun sistem perencanaan pembangunan nasional. Untuk itu, mantan
Plt Gubernur Aceh ini meminta agar Gubernur Aceh, para Bupati dan Walikota untuk
menyusun laporan keuangan yang dilengkapi dengan laporan kinerja. “Pengungkapan
informasi tentang kinerja ini merupakan perubahan paradigma penganggaran Pemerintah
yang berorintasi kepada kinerja,” katanya. 1

2. “Kinerja Pemerintah, Khusus Untuk Isu 10 Prinsip Good Governance”

Jurnal Fungsi Kepala Desa Dalam Menciptakan Good


Governance Pada Pemerintahan Desa

Sumber “Ni putu diah prawerti astuti, putu gde arya sumertha yasa,
fakultas hukum universitas udayana”
https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/view/

1
http://sda.pu.go.id/balai/bwssumatera1/article/kinerja-pelayanan-publik-di-aceh-meningkat
Tujuan Perlu dilakukan penelitian adalah untuk mengetahui
bagaimana mekanisme pelaksanaan good governance pada
pemerintahan desa serta bertujuan untuk mengetahui
bagaimana fungsi kepala desa dalam menciptakan good
governance.

Metodologi Metodologi penelitian/pendekatan yang digunakan dalam


Penelitian/Pendekatan jurnal adalah metode penelitian hukum normatif, yaitu
suatu tipe penelitian dengan meninjau suatu peraturan
perundang-undangan yang kompeten (berlaku) guna
menjadi dasar pemecahan masalah. Adapun perundang-
undangan yang yang jadi dasar adalah uu nomor 28 tahun
1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan
bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme yang mengatur
penyelenggaraan negara dengan (aupb) asas umum
pemerintahan negara yang baik guna terciptanya good
governance.

Definisi Secara konseptual “good” dalam bahasa indonesia di


artikan “baik” dan “governance” adalah “kepemerintahan”.
Governance diartikan sebagai mekanisme, praktek dan tata
cara pemerintahan dan warga mengatur sumber daya serta
memecahkan masalah-masalah publik. Arti governance
sendiri di ambil dari perspektif islam, yaitu pendekatan
ushul fikih; teori peningkatan norma.

Temuan Penting Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dalam


Dalam Jurnal terciptanya good governance pada pemerintahan desa.
Untuk tercapainya good governance di desa ada yang
menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor
pendukung dalam hal ini adalah aparat pemerintahan
memiliki moral, bersih, proaktif serta partisipasi. Aparatur
desa yang mendukung upaya pemberantasan kkn, serta
masyarakat desa yang menghormati segala produk hokum
yang telah disahkan oleh pemerintah daerah. Faktor
penghmbat, meliputi kurangnya kualitas sumber daya
manusia, penegakan hokum yang belum maksimal,
kurangnya pemahaman pemerintah desa mengenai good
governance, dan anggapan korupsi sebagai budaya yang
menimbulkan sulit untuk merubah. Fungsi kepala desa
dalam menciptakan good governance. Pemerintah desa
mencakupi kepala desa dan aparat desa, sesuai dengan uu
no 6 tahun 2014 tentang desa. Pemerintah desa beserta
aparatnya memiliki kedudukan penting dalam
penyelenggaraan aktivitas pemerintahan. Pemerintah desa
terutama kepala desa harus memberikan informasi karena
sejatinya pemerintah desa yang mengetahui tentang
permasalahan di wilayahnya. Jadi 3 fungsi utama dalam
menciptakan good governance adalah fungsi administrasi
pembangunan, fungsi administrasi pemerintahan, dan
fungsi administrasi kemasyarakatan.

Implikasi Untuk menciptakan good governance dan menjalankan


fungsi pemerintah yang maksimal, harus adanya penerapan
hukum disetiap lini pemerintahan, baik itu dari
pemerintahan paling tinggi sampai pemerintahan yang
paling rendah, yaitu desa. Good governance akan berjalan
maksimal jika ada sumber daya manusia yang
berkompeten, salah satunya adalah paham akan posisinya
dan tugasnya. Salah satu yang saling berkaitan adalah harus
adanya keterbukaan informasi kepada setiap masyarakat,
guna memberikan dampak yang positif bagi pemerintahan.
Dalam jurnal ini juga dijelaskan tentang efisiensi dalam
manajemen sector public, menciptakan akuntabilitas public,
tersedianya infrastruktur hukum, adanya system informasi
yang menjamin akses masyarakat terhadap informasi
kebijakan, dan transparansi dari berbagai kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai