Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH


(Good Governance)

Dosen Mata Kuliah :


Dr. Nurhannis M.Si

Disusun Oleh :
Muh Ibnu Harun_B40121202

PRODI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmatdan
karunia- Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Tata
kelolaPemerintahan Yang Baik dan Bersih ”. Penulis menyadari bahwa didalam
pembuatanmakalah ini berkat bantuan dan tuntutan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak.Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah
membantu kamidalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Penulis
jugamengucapkan terimakasih kepada Bapak Nurhannis M.Si Selaku Dosen mata kuliah Tata
Kelola Sumber Daya Manusia Pemerintahan.Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembacaumumnya dan penulis khususnya. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh darikesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………4
A.Latar Belakang…………………………………………………………………4
B.Rumusan Masalah………………………………………………………………5
C,Tujuan………………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….6
A.Pengertian Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik……………………………..6
B.Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik…………………………...7
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………8
A.Kesimpulan……………………………………………………………………8
B.Saran…………………………………………………………………………..8
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….9
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih atau good governance merupakan cita-cita
setiap daerah. Dalam mencapai good governance dapat dilakukan dengan pembangunan daerah
yang saling bersinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat pada bidang ekonomi,
hukum, sosial, maupun lingkungan. Bentuk nyata yang perlu dilakukan oleh pemerintah
terlebih dahulu untuk mencapai good governance yaitu meningkatkan kinerja dengan sebaik
baiknya di dalam instansi pemerintahan tersebut.

Dengan adanya UU No 17 tahun 2003 tentang keuangan negara dan diperkuat dengan PP No
8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah menjelaskan bahwa
dalam melaporkan keuangan daerah harus disertakan informasi tentang kinerja instansi
pemerintah dalam mencapai anggaran apakah sudah terealisasi dengan baik dan dapat
digunakan untuk mencapai tujuan dalam pemerintah daerah.

Keberhasilan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahannya dapat dilihat dari kinerja
yang dicapai. Untuk mencapai kinerja yang baik pemerintah perlu meningkatkan kualitas
maupun kemampuan manajerialnya. Pemerintah daerah yang memiliki kinerja manajerial yang
baik akan memiliki dampak positif bagi jalannya roda pemerintahan. Dalam pemerintahan
daerah kinerja manajerial dapat diperoleh dari aktivitas yang dilakukan oleh kepala dinas
sampai dengan kepala sub bidang serta dibutuhkan dukungan kinerja dari staff. Kinerja
manajerial tersebut dapat mencapai keberhasilan apabila perencanaan yang disusun terealisasi
sesuai dengan apa yang diharapkan. Kinerja manajerial yang baik dan efektif apabila kepala
dinas mampu menjalankan fungsi manajemen yaitu melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan di dalam sebuah organisasi (Handoko, 2003).

Proses perencanaan di dalam fungsi manajemen sangat dibutuhkan dalam pemerintahan


daerah. Bentuk perencanaan dalam pemerintahan daerah dapat diwujudkan dengan anggaran.
Dengan adanya anggaran maka kepala dinas bisa merencanakan program kerjanya. Semakin
baik proses perencanaan anggaran maka semakin baik pula kepala dinas merencanakan
program kerja yang diharapkan pada akhirnya kinerja manajerial akan berjalan efektif dan
efisien. Anggaran menurut Kenis (1979) dapat berfungsi untuk mengevaluasi, memotivasi,
mengkomunikasikan, dan mengkoordinasikan kinerja. Empat fungsi anggaran tersebut dapat
terlaksana ketika manajer tingkat atas dan manajer tingkat bawah bersinergi untuk mencapai
anggaran yang sesuai tujuan instansi.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa pengertian tata kelola pemerintahan yang baik?

2. Bagaimana membangun tata kelola pemerintahan yang baik?

C.Tujuan

Melihat rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian tata kelola pemerintahan yang baik.

2. Untuk mengetahui cara membangun tata kelola pemerintahan yang baik.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tata Kelola Pemerintahan yang Baik


Menurut bank dunia (Word Bank), tata kelola pemerintahan yang baik adalah cara
kekuasaan digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk
pengembangan masyarakat. Governance, yang diterjemahkan menjadi tata kelola
pemerintahan, adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik, dan administrasi guna
mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata kelola pemerintahan mencakup
seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga di mana warga dan kelompok-kelompok
masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi
kewajiban, dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.

Definisi lain menyebutkan pemerintahan adalah mekanisme pengelolaan sumber daya


ekonomi dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor non-pemerintah dalam
suatu usaha kolektif. Definisi ini mengasumsikan banyak aktor yang terlibat di mana tidak ada
yang sangat dominan yang menentukan gerak aktor lain. Pesan pertama dari terminologi
pemerintahan membantah pemahaman formal tentang bekerjanya institusi-institusi negara.
Pemerintahan mengakui bahwa di dalam masyarakat terdapat banyak pusat pengambilan
keputusan yang bekerja pada tingkat yang berbeda.

Meskipun mengakui ada banyak aktor yang terlibat dalam proses sosial, pemerintahan
bukanlah sesuatu yang terjadi secara chaotic, random atau tidak terduga. Ada aturan-aturan
main yang diikuti oleh berbagai aktor yang berbeda. Salah satu aturan main yang penting
adalah adanya wewenang yang dijalankan oleh negara. Tetapi harus diingat, dalam konsep
pemerintahan wewenang diasumsikan tidak diterapkan secara sepihak, melainkan melalui
semacam konsensus dari pelaku-pelaku yang berbeda. Oleh sebab itu, karena melibatkan
banyak pihak dan tidak bekerja berdasarkan dominasi pemerintah, maka pelaku-pelaku di luar
pemerintah harus memiliki kompetensi untuk ikut membentuk, mengontrol, dan mematuhi
wewenang yang dibentuk secara kolektif.

Lebih lanjut, disebutkan bahwa dalam konteks pembangunan, definisi pemerintahan


adalah “mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial untuk tujuan pembangunan”,
sehingga tata kelola pemerintahan yang baik, dengan demikian, “adalah mekanisme
pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang substansial dan penerapannya untuk
menunjang pembangunan yang stabil dengan syarat utama efisien) dan (relatif) merata.”

Menurut dokumen United Nations Development Program (UNDP), tata kelola


pemerintahan adalah “penggunaan wewenang ekonomi politik dan administrasi guna
mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat“. Tata kelola pemerintahan mencakup
seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga di mana warga dan kelompok-kelompok
masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi
kewajiban, dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka. Jelas bahwa tata kelola
pemerintahan yang baik adalah masalah perimbangan antara negara, pasar, dan masyarakat.

Memang sampai saat ini, sejumlah karakteristik kebaikan dari suatu pemerintahan lebih
banyak berkaitan dengan kinerja pemerintah. Pemerintah berkewajiban melakukan investasi
untuk mempromosikan tujuan ekonomi jangka panjang seperti pendidikan kesehatan dan
infrastruktur. Tetapi untuk mengimbangi negara, suatu masyarakat warga yang kompeten
dibutuhkan melalui diterapkannya sistem demokrasi, rule of law, hak asasi manusia, dan
dihargainya pluralisme. Tata kelola pemerintahan yang baik sangat terkait dengan dua hal
yaitu:

1. Tata kelola pemerintahan yang baik tidak dapat dibatasi hanya pada tujuan ekonomi;
dan
2. Tujuan ekonomi pun tidak dapat dicapai tanpa prasyarat politik tertentu.

B. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Baik


Membangun tata kelola pemerintahan yang baik adalah mengubah cara kerja pemerintah,
membuat pemerintah akuntabel, dan membangun pelaku-pelaku di luar negara cakap untuk
ikut berperan membuat sistem baru yang bermanfaat secara umum. Dalam konteks ini, tidak
ada satu tujuan pembangunan yang dapat diwujudkan dengan baik hanya dengan mengubah
karakteristik dan cara kerja institusi negara dan pemerintah.

Harus kita ingat, untuk mengakomodasi keragaman, tata kelola pemerintahan yang baik
juga harus menjangkau berbagai tingkat wilayah politik. Karena itu, membangun tata kelola
pemerintahan yang baik adalah proyek sosial yang besar. Agar realistis, usaha tersebut harus
dilakukan secara bertahap. Untuk Indonesia, fleksibilitas dalam memahami konsep ini
diperlukan agar dapat menangani realitas yang ada.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

tata kelola pemerintahan, adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik, dan


administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata kelola
pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga di mana warga dan
kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak
hukum, memenuhi kewajiban, dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.
Membangun tata kelola pemerintahan yang baik adalah mengubah cara kerja pemerintah,
membuat pemerintah akuntabel, dan membangun pelaku-pelaku di luar negara cakap untuk
ikut berperan membuat sistem baru yang bermanfaat secara umum.

Terdapat banyak teori dari berbagai sumber ataupun para ahli mengenai prinsip-prinsip
tata kelola pemerintahan yang baik, dan prinsip tersebut setelah diakumulasikan adalah
partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan ke depan,
akuntabilitas, pengawasan, efisiensi dan efektivitas, dan profesionalisme. Tata kelola
pemerintahan yang baik hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga yang
melibatkan kepentingan publik. Jenis lembaga tersebut adalah negara, sektor swasta, dan
masyarakat madani.

B.Saran

Lembaga pemerintahan yang di dalamnya terdiri dari wakil rakyat seharusnya mengabdikan
diri kepada rakyat dan memperhatikan hak rakyat bukan sebaliknya pemerintah menjadikan
rakyat sebagai alat untuk kepentingan politik yang sebenarnya bukan rakyat yang di untungkan
dalam proses politik di negara ini. Serta transparansi dan informasi mengenai pemerintahan
cenderung tertutup kepada rakyat.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan
Tinggi/Anti Korupsi. Jakarta: Kemendikbud.

Mansuri, Arif. 2010. Kewarganegaraan. Surabaya: Kopertais IV Press.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. 2014. Buku Ajar Pendidikan dan Budaya
Antikorupsi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Ubaedillah, A., Dkk. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Jakarta:


Kencana.

https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_laksana_pemerintahan_yang_baik

https://www.bppt.go.id/teknologi-informasi-energi-dan-material/3333-wujudkan-tata-kelola-
pemerintahan-yang-baik-melalui-sistem-pemerintahan-berbasis-elektronik

https://www.kompasiana.com/radenedi/581f41ad9b9373740e8b4567/mewujudkan-tata-
kelola-pemerintahan-yang-baik-untuk-pembangunan-berkelanjutan?page=all

Anda mungkin juga menyukai