Anda di halaman 1dari 17

GOOD GOVERNANCE

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh :

Farida Nur aini 201210135

Fariha Walidatul Fadhilah 201210137

Felicia Eka Khoirunnisa 201210144

Dosen pengampu:

Ela Munifatus Sakdiyah,M.H.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat, rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini yang membahas tentang “Good Governance” dengan baik. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad
SAW, serta para sahabat dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jejaknya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag. selaku Rektor IAIN Ponorogo


2. Ibu Ela Munifatus Sakdiyah, M.H selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan
3. Rekan –rekan mahasiswa PAI E

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


jauh dari kata sempurna, baik secara penulisan maupun isinya. Oleh kerenai itu,
kami selaku penyusun mengharap saran dan kritikan yang bersifat membangun
dalam perbaikan lebih lanjut. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi penulis maupun pembaca. Aamiin.

Ponorogo,25 Maret 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Pengertian dan latar belakang Good Governance ........................................... 3


B. Prinsip dan Konsepsi Good Governance ........................................................ 5
C. Karakteristik Dasar Good Governance ........................................................... 9
D. Penerapan Prinsip Good Governance pada sektor Publik dan Sektor
Swasta ........................................................................................................... 11

BAB III : PENUTUP ......................................................................................... 14

A. Kesimpulan ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Good governance adalah konsep pengelolaan pemerintahan
yang menekankan pada pelibatan unsure pemerintah, masyarakat,
dan swasta secara proporsional sebagai tiga pilar utama. Konsep
inilah yang member garis dasar bahwa siapapun yang berperan
dan peran apapun yang dijalankan dalam penyelenggaraan
kepemerintahan dituntut untuk lebih berorientasi ke pelayanan
public yang semakin baik. Dengan kata lain, tidak ada
kepemerintahan yang dapat disebut lebih atau semakin baik jika
tidak ada bukti bahwa pelayanan public semakin baik dan semakin
berkualitas.
Harapan yang ingin diwujudkan oleh setiap warganegara
melalui proses pemerintahan adalah berlangsungnya kehidupan
secara wajar, dalam semua bidang dan ukuran kehidupan mereka.
Pemerintah pertama-tama diharapkan dapat membentuk
kesepakatan warganegara tentang bingkai kepatutan dalam proses
kehidupan kolektif warganegara. Dengan demikian,kebutuhan
akan kehidupan yang wajar masyarakatan kewajiban pemerintah
untuk membentuk hokum yang adil dan melakukan penegakan
hokum demi rasa keadilan tersebut pada warganegara. Untuk
mewujudkan tujuan dan harapan tersebut, maka di perlukan suatu
system pemerintahan yang baik dan efektif yang sesuai dengan
prinsip-prinsip yang bersifat demokratis. Konsep pemerintahan
yang baik itu disebut good governance.

1
Dalam makalah ini berisi pemaparan dari pengertian,latar
belakang,prinsip-prinsip good governance, karakteristik
dasar,penerapan prinsip good governance pada sector public dan
sector swasta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan latar belakang Good Governance?
2. Bagaimana prinsip dan konsepsi Good Governance?
3. Bagaimana karakteristik dasar Good Governance?
4. Bagaimana penerapan prinsip Good Governance pada sektor
publik dan sektor swasta?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan latar belakang Good
Governance.
2. Untuk mengetahui prinsip dan konsepsi Good Governance.
3. Untuk mengetahui karakteristik dasar Good Governance.
4. Untuk mengetahui penerapan prinsip Good Governance pada
sektor publik dan sektor swasta.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Latar Belakang Good Governance


Good governance merupakan salah satu istilah penting yang muncul
ke permukaan dan begitu popular setelah rezim Orde Baru dan bergulirnya
reformasi. Istilah tersebut selalu dikutip dalam setiap even penting yang
menyangkut masalah pemerintahan seperti dalam pidato resmi kenegaraan
maupun ditengah kalangan masyarakat umum.
Good Governance seiring berjalannya waktu semakin popular saat
pembersihan pemerintahan buruk yang ditandai dengan tindakan KKN
(Korupsi, Kulosi, dan Nepotisme). Menurut pandangan masyarakat
Indonesia wacana good governance mendapatkan relevansinya di
Indonesia paling tidak dengan sebab utama:
1. Krisis ekonomi dan krisis politik yang terus berlarut-larut dan
belum ada tanda-tanda akan berakhir.
2. Masih banyaknya korupsi dan berbagai bentuk penyimpangan
dalam penyelenggaraan Negara.
3. Kebijakan otonomi daerah yang merupakan harapan besar bagi
proses demokrasi dan sekaligus kekhawatiran bila program
tersebut gagal di tengah jalan.1
Istilah Good governance makin popular namun dalam pemaknaan
atau pendefinisiannya berbeda-beda. Terdapat empat pengertian yang
menjadi arus utamanya:
1. Pengertian good governance merupakan kinerja suatu lembaga,
misalnya kinerja pemerintah suatu Negara, perusahaan atau
organisasi masyarakat yang memenuhi prasyaratan-prasyaratan
1
Drs. H. SYAFRI FADILLAH MARPAUNG, MPd.”PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI
WAHANA BERBANGSA”.(Medan: BINTANG GARUDA ATLAS.2020). 206-207

3
tertentu. Pengertian ini merujuk pada arti asli kata governing
berarti mengarahkan atau mengendalikan bahkan mempengaruhi
masalah public dalam suatu Negara.
2. Good governance merupakan penerjemahan kongkrit dari
demokrasi dengan menisahyakan civic culture sebagai penompang
keberlanjutan demokrasi itu sendiri.
3. Good governance merupakan pengelolaan pemerintah yang baik.
4. Good governance diartikan aslinya dan tidak diterjemahkan karena
memandang luasnya dimensi good governance yang tidak bias
direduksi hanya menjadi pemerintah semata.
Menurut Sadjijono mengatakan good governance mengandung arti
kegiatan suatu lembaga pemerintahan yang dijalankan berdasarkan
kepentingan rakyat dan norma yang berlaku untuk mewujudkan cita-cita
Negara. Sedangkan menurut IAN dan BPKP mengatakan bahwa yang
dimaksud good governance adalah bagaimana pemerintah berinteraksi
dengan masyarakat dan mengelola sumber-sumber daya dalam
pembangunan. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000
merumuskan arti good governance yaitu kepemerintahan yang
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalis,
akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi efiensi,
efektivitas, supremasi hokum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.
Subjek dari pengertian good governance diatas merupakan tidak
hanya ditunjukan kepada penyelenggara Negara atau pemerintah, tetapi
juga masyarakat diluar birokrasi pemerintah. Pilar-pilar utama good
governance yaitu swasta dan masyarakat sipil. Good governance dapat
dikatakan sebagai sebuah paradigm baru dapat terwujud ketika ketiga pilar
pendukungnnya berfungsi secara baik. Negara dan birokrasi pemerintah
juga harus memberikan kontribusi dalam usaha pengelola sumber daya
tersebut. Sedangkan masyarakat madani berpartipasi aktif dalam setiap

4
proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan public sehingga menjadi
kekuatan penyeimbang Negara. 2

B. Prinsip dan Konsepsi Good Governance


a. Prinsip-Prinsip Good Governance
Memahami prinsip-prinsip good governance terlebih dahulu
sesungguhnya merupakan langkah kunci untuk memahami lebih
jauh mengenai good governance. Bertolak dari prinsip-prinsip ini
akan didapatkan tolak ukur tindakan pemerintah yang baik.
Berkaitan dengan prinsip-prinsip good governance. Masyarakat
Transparansi Indonesia (MTI) merumuskannya sebagai berikut :
1. Pertisipasi Masyarakat, semua warga masyarakat
mempunyai suara dalam pengambilan keputusan baiksecara
langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah
yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh
tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan
mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk
berpartisipasi secara kondusif.
2. Tegaknya supremasi hokum, kerangka hokum harus adil
dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk
didalamnya hokum-hukum yang menyangkut hak asasi
manusia.
3. Transparansi, dibangun atas dasar arus informasi yang
bebas. Seluruh proses pemerintahan,lembaga-lembaga dan
informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai
agar dapat dimengerti dan dipantau.

2
Neneng Siti Maryam, “MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE MELALUI PELAYANAN PUBLIK”
MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE MELALUI PELAYANAN PUBLIK, VOL 6 NO. 01(2014), 4

5
4. Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan seluruh
proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak
yang berkepentingan.
5. Berorientasi pada consensus, tata pemerintahan yang baik
menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi
terbangunya suatu consensus menyeluruh dalam hal apa
yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila
mungkin consensus dalam hal kebijakan dan prosedur-
prosedur.
6. Kesetaraan, semua warga masyarakat mempunyai
kesempatan memperbaiki atau mempertahankan
kesejahteraan mereka.
7. Efektifitas dan efisiensi, proses-proses pemerintahan dan
lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan
warga masyarakat dan dengan sumber-sumber daya yang
ada seoptimal mungkin.
8. Akuntabilitas, para pengambil keputusan
dipemerintahan,sector swasta dan organisasi-organisasi
masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat
maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.
Bentuk pertanggungjawaban tersebut berbeda satu dengan
lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
9. Visi strategis, para pemimpin dan masyarakat memiliki
perspektif yang luas dan jauh kedepam atas tata
pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta
kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk
mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka
juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas
kesejarahan, budaya dan social yang menjadi dasar bagi
perspektif tersebut.
b. Konsepsi Good Governance

6
Kepemerintahan yang baik merupakan isu yang paling
mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini.
Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada
pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat
pengetahuan masyarakat, di samping adanya pengaruh globalisasi.
Tuntutan ini merupakan hal yang wajar dan sudah direspon oleh
pemerintah dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah
pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang baik.
Dari segi functional aspect: governance dapat ditinjau dari
apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam
upaya mencapai tujuan yang telah digariskan, atau sebaliknya.
UNDP mendefinisikan sebagai “the exercise of political, economic,
and administrative authorithy to manage a nation’s affair at all
levels”, sehingga governance mempunyai tiga kaki,yaitu:
a) Economic Governance, meliputi proses-proses pembuatan
keputusan yang memfasilitasi aktifitas ekonomi di dalam
negeri dan interaksi diantara penyelenggara ekonomi.
Economic Governance ini mempunyai implikasi terhadap
equity, poverty, dan quality of life.
b) Political Governance, adalah proses-proses pembuatan
keputusan-keputusan untuk formulasi kebijakan.
c) Administrative Governance adalah proses implementasi
sistem kebijakan. Oleh karena itu, institusi dari governance
meliputi tiga domain,yaitu: State (negara atau
pemerintahan), Private Sector (sektor swasta atau dunia
usaha) dan Society (masyarakat), yang saling berinteraksi
dan menjalankan fungsinya masing-masing. Institusi
pemerintahan berfungsi menciptakan lingkungan politik
dan hukum yang kondusif, di dalam ini termasuk lembaga-
lembaga politik dan lembaga-lembaga sektor publik, sektor

7
swasta menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan, di
dalam sektor swasta ini meliputi perusahaan-perusahaan
swasta yang bergerak di berbagai bidang dan sector
informal lain di pasar, sedangkan Society berperan positif
dalam interaksi sosial, ekonomi, dan politik, termasuk
mengajak kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk
berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, ekonomi dan
politik, ini meliputi lembaga swadaya masyarakat (LSM),
organisasi profesi dan lain-lain.

C. Karakteristik Dasar Good Governance


Dalam paper pertama United Nations Development Programme
(UNDP,1997) menguraikan karakteristik system kepemerintahan yang
baik (the character of good system of governance) yaitu sebagai berikut :
1) Participation, setiap warga Negara mempunyai suara dalam
pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui
intermediasi institusi igtimasi yang mewakili kepentingannya.
2) Rule of Law, kerangka hokum adil dan dilaksanakan tanpa pandang
bulu terutama hokum untuk hak asasi manusia.
3) Transparency, transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus
informasi. Proses-proses, lembaga-lembaga, serta informasi secara
langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan.
Informasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor.
4) Responsiveness, lembaga-lembaga dan proses-proses harus
mencoba untuk melayani setiap “stakeholders”.
5) Consensus Orientations, good governance menjadi perantara
kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan-pilihan
terbaik bagi kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebijakan-
kebijakan maupun prosedur-prosedur.

8
6) Equity, semua warga Negara baik laki-laki maupun perempuan
mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga
kesejahteraan mereka.
7) Effectiveness and Efficiency. Proses-proses dan lembaga-lembaga
sebaik mungkin menghasilkan sesuai dengan apa yang digariskan
dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia.
8) Accountability, para pembuat keputusan dalam pemerintahan,
sector swasta dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab
kepada public serta lembaga-lembaga “stakeholders”.
Akuntabilitas tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang
dibuat apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau
eksternal organisasi.
9) Strategic Vision, para pemimpin dan public harus mempunyai
perspektif good governance dan pengembangan manusia yang luas
dan jauh kedepan, sejalan dengan apa yang diperlukan untuk
pembangunan semacam ini. 3
Sedarmayati menyimpulkan yang dikutip oleh Neneng bahwa
terdapat empat unsure yang memberi gambaran admintasi publik yang
berciri kepemerintahan yang baik, yaitu sebagai berikut:
a) Akuntabilitas, adanya kewajiban bagi aparatur pemerintahan untuk
bertindak selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas
segala tindakan dan kebijakan yang telah ditetapkannya.
b) Transparnasi, kepemerintahan yang baik akan bersifat transparan
terhadap rakyatnya baik ditingkat pusat maupun daerah.
c) Keterbukaan, menghendaki terbukanya kesempatan bagi rakyat
untuk mengajukan tanggapan dan kritik terhadap pemerintah yang
dinilainya tidak transparan.

3
Sjahruddin Rasul, “PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA DALAM UPAYA
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI”,Mimbar Hukum, Vol. 21 No. 02, 541

9
d) Aturan hukum, kepemerintahan yang baik mempunyai
karakteristik berupa jaminankepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat terhadap setiap kebijakan public yang ditempuh. 4

D. Penerapan Prinsip Good Governance Pada Sektor Publik dan sektor


swasta
Dalam penerapan tata kelola pemerintahan, Indonesia menerapkan
konsep Good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik.
Pemerintah sudah menerapkan sejumlah prinsip good governance. Konsep
Good governance mulai dikenal sekitar tahun 1990an. Namun Indonesia
sendiri mulai mengimplementasikan konsep good governance ini setelah
krisis moneter serta krisis kepercayaan yang melanda Indonesia di tahun
1998. Good governance merupakan salah satu tuntutan reformasi dalam
pemerintahan yang baru saat itu.5
1. Sektor publik
Seiring dengan berkembangnya waktu, penerapan good
governance di Indonesia ini sudah mulai terlihat hasilnya. Mulai
muncul transparansi anggaran pendapatan serta belanja Negara
(APBN) dan adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
anggaran pemerintahan baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
Contoh misal mengenai asas bertindak cermat yang
merupakan salah satu asas dalam good governance, masih
dirasakan bahwa putusan yang dikeluarkan oleh pemerintah belum
dapat menampung aspirasi masyarakatnya. Sehingga masih banyak
perda,misalnya yang belum dapat langsung berlaku, seperti
peraturan dilarang berjualan disepanjang trotoar, peraturan dilarang
merokok dan lain-lain. Ini adalah contohkecil. Contoh lainnya
adalah mengenai pengurusan kartu tanda penduduk (KTP) yang
4
Ibid 3 hal. 6
5
Sukmawati Ma’rufi, (2010). Konsep,Derivasi dan Implementasi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama

10
masih simpang siur peraturannya, ada yang bebas dari biaya namun
ada pula yang dipungut biaya. 6
Ini pun menunjukkan bahwa asas motivasi masih kurang
diimplementasikan, pegawai pemerintah kemungkinan dalam
melayani masyarakat masih termotivasi dengan uang, bukan
termotivasi untuk melayani masyarakat (service to public).
Tentunya masih banyak hal-hal yang dapat dijadikan contoh
tentang tidak diimplementasikan asas-asas good governance ini.
2. Sektor swasta
Penerapan good governance dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan lembaga ataupun organisasi disektor swasta, utamanya
dalam pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Ketika semua
pihak dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan dan pengelolaan
lembaga swasta sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, maka
akan timbul suasana yang nyaman dan kondusif.
Ada juga aturan hukum yang ditetapkan disuatu lembaga atau
sektor swasta. Aturan hukum ini memberikan kapasitas hukum
terhadap bagaimana suatu sektor swasta tersebut dilaksanakan dan
memberikan jalan keluar ketika terjadi perselisihan dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan lembaga ataupun sektor swasta.7

6
Hadjon, Philipus M., “Pengantar Hukum Administrasi Indonesia”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 1994.
7
ibid

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah Good governance makin popular namun dalam pemaknaan
atau pendefinisiannya berbeda-beda. Terdapat empat pengertian yang
menjadi arus utamanya:
1. Pengertian good governance merupakan kinerja suatu lembaga,
misalnya kinerja pemerintah suatu Negara, perusahaan atau
organisasi masyarakat yang memenuhi prasyaratan-prasyaratan
tertentu. Pengertian ini merujuk pada arti asli kata governing
berarti mengarahkan atau mengendalikan bahkan mempengaruhi
masalah public dalam suatu Negara.
2. Good governance merupakan penerjemahan kongkrit dari
demokrasi dengan menisahyakan civic culture sebagai penompang
keberlanjutan demokrasi itu sendiri.
3. Good governance merupakan pengelolaan pemerintah yang baik.
4. Good governance diartikan aslinya dan tidak diterjemahkan karena
memandang luasnya dimensi good governance yang tidak bias
direduksi hanya menjadi pemerintah semata

Prinsip- prinsip good governance terdiri dari partisipasi


masyarakat, tegaknya supremasi hokum, transparansi, peduli pada
stakeholder, berorientasi pada consensus, kesetaraan, efektifitas dan
efisiensi, akuntabilitas dan visi strategis.

Karakteristik good governance ini dalam paper pertama United


Nations Development Programme terdiri dari participation, rule of law,
transparency, responsiveness, consensus orientations, equity,
effectiveness and efficiency, accountability, dan stragic vision.

Penerapan good governance dalam sector public dan sector


swasta. Dalam sector public, Seiring dengan berkembangnya waktu,

12
penerapan good governance di Indonesia ini sudah mulai terlihat
hasilnya. Mulai muncul transparansi anggaran pendapatan serta belanja
Negara (APBN) dan adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
anggaran pemerintahan baik itu secara langsung maupun tidak
langsung. Sedangkan dalam sector swasta Penerapan good governance
dalam penyelenggaraan dan pengelolaan lembaga ataupun organisasi
disektor swasta, utamanya dalam pelayanan pendidikan kepada
masyarakat. Ketika semua pihak dapat berpartisipasi dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan lembaga swasta sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing, maka akan timbul suasana yang nyaman
dan kondusif

13
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. SYAFRI FADILLAH MARPAUNG, MPd.”PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA BERBANGSA”.(Medan:
BINTANG GARUDA ATLAS.2020).

Maryam, Siti Neneng, “MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE MELALUI


PELAYANAN PUBLIK” MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE MELALUI
PELAYANAN PUBLIK, VOL 6 NO. 01(2014),

Ma’rufi, Sukmawati (2010). Konsep,Derivasi dan Implementasi. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama

Rasul, Sjahruddinl, “PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA


DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI”,Mimbar
Hukum, Vol. 21 No. 02, 541

M, Philipus, Hadjon., “Pengantar Hukum Administrasi Indonesia”, Gadjah Mada


University Press, Yogyakarta, 1994

14

Anda mungkin juga menyukai