PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Disusun oleh :
Dosen pengampu:
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat, rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini yang membahas tentang “Good Governance” dengan baik. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad
SAW, serta para sahabat dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jejaknya.
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Good governance adalah konsep pengelolaan pemerintahan
yang menekankan pada pelibatan unsure pemerintah, masyarakat,
dan swasta secara proporsional sebagai tiga pilar utama. Konsep
inilah yang member garis dasar bahwa siapapun yang berperan
dan peran apapun yang dijalankan dalam penyelenggaraan
kepemerintahan dituntut untuk lebih berorientasi ke pelayanan
public yang semakin baik. Dengan kata lain, tidak ada
kepemerintahan yang dapat disebut lebih atau semakin baik jika
tidak ada bukti bahwa pelayanan public semakin baik dan semakin
berkualitas.
Harapan yang ingin diwujudkan oleh setiap warganegara
melalui proses pemerintahan adalah berlangsungnya kehidupan
secara wajar, dalam semua bidang dan ukuran kehidupan mereka.
Pemerintah pertama-tama diharapkan dapat membentuk
kesepakatan warganegara tentang bingkai kepatutan dalam proses
kehidupan kolektif warganegara. Dengan demikian,kebutuhan
akan kehidupan yang wajar masyarakatan kewajiban pemerintah
untuk membentuk hokum yang adil dan melakukan penegakan
hokum demi rasa keadilan tersebut pada warganegara. Untuk
mewujudkan tujuan dan harapan tersebut, maka di perlukan suatu
system pemerintahan yang baik dan efektif yang sesuai dengan
prinsip-prinsip yang bersifat demokratis. Konsep pemerintahan
yang baik itu disebut good governance.
1
Dalam makalah ini berisi pemaparan dari pengertian,latar
belakang,prinsip-prinsip good governance, karakteristik
dasar,penerapan prinsip good governance pada sector public dan
sector swasta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan latar belakang Good Governance?
2. Bagaimana prinsip dan konsepsi Good Governance?
3. Bagaimana karakteristik dasar Good Governance?
4. Bagaimana penerapan prinsip Good Governance pada sektor
publik dan sektor swasta?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan latar belakang Good
Governance.
2. Untuk mengetahui prinsip dan konsepsi Good Governance.
3. Untuk mengetahui karakteristik dasar Good Governance.
4. Untuk mengetahui penerapan prinsip Good Governance pada
sektor publik dan sektor swasta.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tertentu. Pengertian ini merujuk pada arti asli kata governing
berarti mengarahkan atau mengendalikan bahkan mempengaruhi
masalah public dalam suatu Negara.
2. Good governance merupakan penerjemahan kongkrit dari
demokrasi dengan menisahyakan civic culture sebagai penompang
keberlanjutan demokrasi itu sendiri.
3. Good governance merupakan pengelolaan pemerintah yang baik.
4. Good governance diartikan aslinya dan tidak diterjemahkan karena
memandang luasnya dimensi good governance yang tidak bias
direduksi hanya menjadi pemerintah semata.
Menurut Sadjijono mengatakan good governance mengandung arti
kegiatan suatu lembaga pemerintahan yang dijalankan berdasarkan
kepentingan rakyat dan norma yang berlaku untuk mewujudkan cita-cita
Negara. Sedangkan menurut IAN dan BPKP mengatakan bahwa yang
dimaksud good governance adalah bagaimana pemerintah berinteraksi
dengan masyarakat dan mengelola sumber-sumber daya dalam
pembangunan. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000
merumuskan arti good governance yaitu kepemerintahan yang
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalis,
akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi efiensi,
efektivitas, supremasi hokum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.
Subjek dari pengertian good governance diatas merupakan tidak
hanya ditunjukan kepada penyelenggara Negara atau pemerintah, tetapi
juga masyarakat diluar birokrasi pemerintah. Pilar-pilar utama good
governance yaitu swasta dan masyarakat sipil. Good governance dapat
dikatakan sebagai sebuah paradigm baru dapat terwujud ketika ketiga pilar
pendukungnnya berfungsi secara baik. Negara dan birokrasi pemerintah
juga harus memberikan kontribusi dalam usaha pengelola sumber daya
tersebut. Sedangkan masyarakat madani berpartipasi aktif dalam setiap
4
proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan public sehingga menjadi
kekuatan penyeimbang Negara. 2
2
Neneng Siti Maryam, “MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE MELALUI PELAYANAN PUBLIK”
MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE MELALUI PELAYANAN PUBLIK, VOL 6 NO. 01(2014), 4
5
4. Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan seluruh
proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak
yang berkepentingan.
5. Berorientasi pada consensus, tata pemerintahan yang baik
menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi
terbangunya suatu consensus menyeluruh dalam hal apa
yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila
mungkin consensus dalam hal kebijakan dan prosedur-
prosedur.
6. Kesetaraan, semua warga masyarakat mempunyai
kesempatan memperbaiki atau mempertahankan
kesejahteraan mereka.
7. Efektifitas dan efisiensi, proses-proses pemerintahan dan
lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan
warga masyarakat dan dengan sumber-sumber daya yang
ada seoptimal mungkin.
8. Akuntabilitas, para pengambil keputusan
dipemerintahan,sector swasta dan organisasi-organisasi
masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat
maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.
Bentuk pertanggungjawaban tersebut berbeda satu dengan
lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
9. Visi strategis, para pemimpin dan masyarakat memiliki
perspektif yang luas dan jauh kedepam atas tata
pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta
kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk
mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka
juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas
kesejarahan, budaya dan social yang menjadi dasar bagi
perspektif tersebut.
b. Konsepsi Good Governance
6
Kepemerintahan yang baik merupakan isu yang paling
mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini.
Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada
pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat
pengetahuan masyarakat, di samping adanya pengaruh globalisasi.
Tuntutan ini merupakan hal yang wajar dan sudah direspon oleh
pemerintah dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah
pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang baik.
Dari segi functional aspect: governance dapat ditinjau dari
apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam
upaya mencapai tujuan yang telah digariskan, atau sebaliknya.
UNDP mendefinisikan sebagai “the exercise of political, economic,
and administrative authorithy to manage a nation’s affair at all
levels”, sehingga governance mempunyai tiga kaki,yaitu:
a) Economic Governance, meliputi proses-proses pembuatan
keputusan yang memfasilitasi aktifitas ekonomi di dalam
negeri dan interaksi diantara penyelenggara ekonomi.
Economic Governance ini mempunyai implikasi terhadap
equity, poverty, dan quality of life.
b) Political Governance, adalah proses-proses pembuatan
keputusan-keputusan untuk formulasi kebijakan.
c) Administrative Governance adalah proses implementasi
sistem kebijakan. Oleh karena itu, institusi dari governance
meliputi tiga domain,yaitu: State (negara atau
pemerintahan), Private Sector (sektor swasta atau dunia
usaha) dan Society (masyarakat), yang saling berinteraksi
dan menjalankan fungsinya masing-masing. Institusi
pemerintahan berfungsi menciptakan lingkungan politik
dan hukum yang kondusif, di dalam ini termasuk lembaga-
lembaga politik dan lembaga-lembaga sektor publik, sektor
7
swasta menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan, di
dalam sektor swasta ini meliputi perusahaan-perusahaan
swasta yang bergerak di berbagai bidang dan sector
informal lain di pasar, sedangkan Society berperan positif
dalam interaksi sosial, ekonomi, dan politik, termasuk
mengajak kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk
berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, ekonomi dan
politik, ini meliputi lembaga swadaya masyarakat (LSM),
organisasi profesi dan lain-lain.
8
6) Equity, semua warga Negara baik laki-laki maupun perempuan
mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga
kesejahteraan mereka.
7) Effectiveness and Efficiency. Proses-proses dan lembaga-lembaga
sebaik mungkin menghasilkan sesuai dengan apa yang digariskan
dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia.
8) Accountability, para pembuat keputusan dalam pemerintahan,
sector swasta dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab
kepada public serta lembaga-lembaga “stakeholders”.
Akuntabilitas tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang
dibuat apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau
eksternal organisasi.
9) Strategic Vision, para pemimpin dan public harus mempunyai
perspektif good governance dan pengembangan manusia yang luas
dan jauh kedepan, sejalan dengan apa yang diperlukan untuk
pembangunan semacam ini. 3
Sedarmayati menyimpulkan yang dikutip oleh Neneng bahwa
terdapat empat unsure yang memberi gambaran admintasi publik yang
berciri kepemerintahan yang baik, yaitu sebagai berikut:
a) Akuntabilitas, adanya kewajiban bagi aparatur pemerintahan untuk
bertindak selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas
segala tindakan dan kebijakan yang telah ditetapkannya.
b) Transparnasi, kepemerintahan yang baik akan bersifat transparan
terhadap rakyatnya baik ditingkat pusat maupun daerah.
c) Keterbukaan, menghendaki terbukanya kesempatan bagi rakyat
untuk mengajukan tanggapan dan kritik terhadap pemerintah yang
dinilainya tidak transparan.
3
Sjahruddin Rasul, “PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA DALAM UPAYA
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI”,Mimbar Hukum, Vol. 21 No. 02, 541
9
d) Aturan hukum, kepemerintahan yang baik mempunyai
karakteristik berupa jaminankepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat terhadap setiap kebijakan public yang ditempuh. 4
10
masih simpang siur peraturannya, ada yang bebas dari biaya namun
ada pula yang dipungut biaya. 6
Ini pun menunjukkan bahwa asas motivasi masih kurang
diimplementasikan, pegawai pemerintah kemungkinan dalam
melayani masyarakat masih termotivasi dengan uang, bukan
termotivasi untuk melayani masyarakat (service to public).
Tentunya masih banyak hal-hal yang dapat dijadikan contoh
tentang tidak diimplementasikan asas-asas good governance ini.
2. Sektor swasta
Penerapan good governance dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan lembaga ataupun organisasi disektor swasta, utamanya
dalam pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Ketika semua
pihak dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan dan pengelolaan
lembaga swasta sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, maka
akan timbul suasana yang nyaman dan kondusif.
Ada juga aturan hukum yang ditetapkan disuatu lembaga atau
sektor swasta. Aturan hukum ini memberikan kapasitas hukum
terhadap bagaimana suatu sektor swasta tersebut dilaksanakan dan
memberikan jalan keluar ketika terjadi perselisihan dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan lembaga ataupun sektor swasta.7
6
Hadjon, Philipus M., “Pengantar Hukum Administrasi Indonesia”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 1994.
7
ibid
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah Good governance makin popular namun dalam pemaknaan
atau pendefinisiannya berbeda-beda. Terdapat empat pengertian yang
menjadi arus utamanya:
1. Pengertian good governance merupakan kinerja suatu lembaga,
misalnya kinerja pemerintah suatu Negara, perusahaan atau
organisasi masyarakat yang memenuhi prasyaratan-prasyaratan
tertentu. Pengertian ini merujuk pada arti asli kata governing
berarti mengarahkan atau mengendalikan bahkan mempengaruhi
masalah public dalam suatu Negara.
2. Good governance merupakan penerjemahan kongkrit dari
demokrasi dengan menisahyakan civic culture sebagai penompang
keberlanjutan demokrasi itu sendiri.
3. Good governance merupakan pengelolaan pemerintah yang baik.
4. Good governance diartikan aslinya dan tidak diterjemahkan karena
memandang luasnya dimensi good governance yang tidak bias
direduksi hanya menjadi pemerintah semata
12
penerapan good governance di Indonesia ini sudah mulai terlihat
hasilnya. Mulai muncul transparansi anggaran pendapatan serta belanja
Negara (APBN) dan adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
anggaran pemerintahan baik itu secara langsung maupun tidak
langsung. Sedangkan dalam sector swasta Penerapan good governance
dalam penyelenggaraan dan pengelolaan lembaga ataupun organisasi
disektor swasta, utamanya dalam pelayanan pendidikan kepada
masyarakat. Ketika semua pihak dapat berpartisipasi dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan lembaga swasta sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing, maka akan timbul suasana yang nyaman
dan kondusif
13
DAFTAR PUSTAKA
14