PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
a) Apa pengertian/definisi Good Governance ?
b) Apa saja prinsip-prinsip Good Governance ?
c) Apa saja langkah dalam upaya perwujudan Good Governace ?
d) Bagaimana hubungan Good Governance dan KKN ?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Good governance juga bisa diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang
didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendarikan, atau
memengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nila-nilai tersebut kedalam
tindakan kehidupan keseharian.
Definisi lain menyebutkan governance adalah mekanisme pengelolaan
sumber daya ekonomi dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor negara dan
sektor non-pemerintah dalam suatu usaha kolektif. Definisi ini mengasumsikan
banyak aktor yang terlibat dimana tidak ada yang sangat dominan yang
menentukan gerak aktor lain. Pesan pertama dari terminologi governance
membantah pemahaman formal tentang bekerjanya institusi-institusi negara.
Governance mengakui bahwa didalam masyarakat terdapat banyak pusat
pengambilan keputusan yang bekerja pada tingkat yang berbeda.
Lebih lanjut, disebutkan bahwa dalam konteks pembangunan, definisi
governance adalah “mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial
untuk tujuan pembangunan” , sehingga good governance, dengan demikian adalah
“mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang substansial dan
penerapannya untuk menunjang pembangunan yang stabil dengan syarat utama
(efisien) dan (relatif) merata.”
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa good governance tidak hanya
terbatas pada birokrasi pemerintah saja, tetapi juga menyangkut masyarakat sipil
yang diprementasikan oleh organisasi non-pemerintah (LSM) dan juga
menyangkut sektor swasta.
Jadi, istilah good governance tidak hanya ditujukan kepada penyelengara
negara atau pemerintahan, tetapi juga ditujukan untuk masyarakat dan sektor
swasta diluar birokrasi yang terus menuntut penyelenggara pada negara. Pada
dasarnya, penyelenggaraan good governance sangat tergantung pada pemerintah,
sektor swasta, dan masyarakat. Sebab ketiga komponen tersebut merupakan
sebuah sistem yang saling bergantung satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan.
Ketiga komponen tersebut harus selalu menjaga kesinergian sehingga konsep
good governance bisa diselenggarakan. Dari pengertian tersebut maka dapat
dikatakan pemerintahan yang baik itu adalah pemerintahan yang baik dalam
ukuran proses maupun hasil-hasilnya.
4
b) Adanya dialog agar para pelaku saling memahami perbedaan-perbedaan
diantara mereka.
Melalui proses diatas diharapkan akan tumbuh konsensus dan sinergi didalam
masyarakat. Perbedaan yang ada justru menjadi salah satu warna dari berbagai
warna yang ada dalam tata pengaturan tersebut.
Prinsip-prinsip dari kepemerintahan yang baik/good governance
sebetulnya berlaku dan semestinya diterapkan bagi kehidupan internasional,
nasional, provinsi, lokal, maupun pribadi. Memasuki era reformasi sangat
disadari pentingnya membangun kembali manajemen pemerintahan melalui
paradigma baru (new paradigm) menuju good governance dengan tiga prinsip
dasar yaitu :
1) Transparan,
2) Partisipasi,
3) Akuntabilitas
Terdapat banyak teori dari berbagai sumber ataupun para ahli mengenai
prinsip-prinsip good governance, dan prinsip tersebut setelah diakumulasikan
adalah sebagai berikut :
1) Partisipasi
Semua warga negara berhak berpartisipasi terlibat dalam pengambilan
keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga perwakilan yang sah untuk
mewakili mereka. Berpartisipasi disini haruslah partisipasi yang bersifat
konstruktif. Karena tidak mungkin sebuah bangsa akan mau dengan cepat, tanpa
partisipasi dari warganya.
2) Penegakan Hukum
Artinya penegakkan hukum yang bersifat adil dan berlaku pada semua
masyarakat tanpa pandang bulu, termasuk penegakan hukum yang menyangkut
hak asasi manusia. Tanpa diimbangi oleh sebuah hukum dan penegakanya yang
kuat, partisipasi akan berubah menjadi proses politik yang anarkis, sehubungan
dengan itu bahwa proses untuk mewujudkan Good Governance, harus diimbangi
dengan komitmen untuk menegakkan hukum, dengan karakter-karakter yaitu:
a. Supremasi hukum
b. Keputusan hukum
c. Hukum yang responsif
d. Penegakkan hukum yang konsisten dan non-diskriminatif
e. Indepedensi peradilan.
5
3) Transparansi
Transparansi adalah seluruh informasi tentang proses pemerintahan harus
memadai dan jujur sehingga dapat dimengerti, diakses, dan di pantau oleh seluruh
masyarakat. Dalam menjalankan roda pemerintahan segala sesuatunya harus
transparan (tidak ada yang ditutup-tutupi) agar masyarakat juga bisa ikut
mengawasi jalannya pemerintahan dan menghindari adanya penyelewangan
kekuasaan. Gaffar menyimpulkan ada 8 aspek mekanisme negara yang harus
dilakukan secara transparan, yaitu:
Penetapan posisi, jabatan atau kekuasaan
Kekayaan pejabat publik
Pemberian penghargaan
Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
Kesehatan
Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik
Keamanan dan ketertiban
Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat.
4) Responsif/Daya Tangkap
Responsif yakni pemerintah harus peka dan cepat tanggap terhadap
persoalan-persoalan masyarakat. Terkait dengan asas ini, pemerintah harus terus
merumuskan kebijakan-kebijakan pembangunan sosial terhadap semua kelompok
sosial dalam karakteristik kulturnya. Dalam upaya-upaya mewujudkan asas
responsif pemerintah harus melakukan upaya-upaya strategis dalam memberikan
perlakuan yang humanis pada kelompok masyarakat tanpa pandang bulu.
5) Konsesusion/konsensus( berorientasi )
Dalam melaksanakan tugas pemerintahan untuk menuju cita Good
Governance pengambilan keputusan secara konsesus sangatlah penting yakni
pengambilan keputusan melalui musyawarah dan semaksimal mungkin berdasar
kesepakatan bersama. Cara tersebut selain dapat memuaskan semua pihak juga
dapat menarik komitmen komponen masyarakat sehingga memiliki legitimasi
untuk melahirkan coercive power (kekuatan memaksa) dalam upaya
mewujudkan efektifitas pelaksanaan keputusan.
6) Kesetaraan dan keadilan
Kesetaraan/berkeadilan yakni kesamaan dalam perlakuan (treatment) dan
pelayanan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bangsa Indonesia adalah bangsa
yang prulal baik dari segi etnik, agama dan budaya. Karena itu
prinsip berkeadilan harus diperhatikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Penggunaan prinsip berkeadilan berguna agar tidak ada seorang atau
sekelompok orang yang teraniaya dan tidak memperoleh apa yang menjadi
haknya.
7) Efektifitas dan Efisiensi
6
Pemerintahan yang baik juga harus memenuhi kriteria efektifitas dan
efisien, yakni berdayaguna dan berhasilguna. Kriteria efektifitas diukur dengan
parameter produk yang dapat menjangkau kepentingan masyarakat dari bebagai
lapisan sosial. Sedangkan efisien diukur dengan rasionalitas biaya pembangunan
untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat. Agar pemerintahan itu efektif
dan efisien, maka para pejabat pemerintahan perancang dan pelaksana tugas-
tugas harus mampu menyusun perencanaan-perencanaan yag sesuai dengan
kebutuhan nyata dari masyarakat, secara rasional dan terukur.
8) Akuntabilitas
Akuntabilitas berarti pertanggung jawaban pejabat publik terhadap
masyarakat yang memberinya delegasi dan kewenangan untuk mengurusi
berbagai urusan dan kepentingan mereka. Pembuat keputusan baik di
pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat bertanggung jawab kepada publik
dan lembaga – lembaga yang berkepentingan. Artinya dalam suatu pengambilan
keputusan pemerintah sudah tahu konsekuensinya dan berani mempertanggung
jawabkan tindakannya itu.
9) Visi Strategi
Para pemimpin harus mempunyai prospektif governance yang luas dan
jauh ke depan tentang tata pemerintahan dan pembangunan manusia. Selain itu,
para pemimpin juga harus memiliki kepekaan tentang apa yang dibutuhkan untuk
mewujudkan perkembangan tersebut serta harus mempunyai pemahaman atas
kesejahteraan, budaya, dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.
Artinya pemerintah prospek ke masa depan sehingga menyiapkan strategi -
strategi dari sekarang untuk mencapai suatu tujuan itu demi kepentingan daerah
dan masyarakat.
Seluruh prinsip good governance yang telah disebutkan di atas saling
terkait serta tidak dapat berdiri sendiri.
7
(civil society). Secara umum, tuntutan reformasi berupa penciptaan good
corporate governance di sektor swasta, good public governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara, dan pembentukan good civil society atau
masyarakat luas yang mampu mendukung terwujudnya good governance.
Menurut Yuswanto (2003), bahwa dalam governance terdapat tiga pilar yang
terlibat, yaitu:
1. Public governance yang merujuk pada lembaga pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai tata kepemerintahan yang baik di lembaga-lembaga
pemerintahan;
2. Corporate governance yang merujuk pada dunia usaha, sehingga dapat
diartikan sebagai tata kelola perusahaan yang baik;
3. Civil society atau masyarakat luas.
Ketiga pilar tersebut tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terintegrasi utuh. Sebab,
perubahan itu adalah tugas semua elemen yang membutuhkan koordinasi serta
konsolidasi yang baik.
Dari uraian di atas, terdapat poin utama, diantaranya bahwa good governance
tidak mungkin tercapai apabila ketiga pilar yaitu (pemerintah, swasta, dan
masyarakat) enggan untuk bekerja sama, apalagi jika saling menyalahkan. Semua
aspek saling terintegrasi dan tidak bisa dipisahkan, karena good
governance merupakan sistem yang akan tegak jika elemen-elemennya bekerja
harmonis dan koordinatif sesuai dengan aturan/mekanisme yang berlaku.
8
sentralisasi kekuasaan dan aturan-aturan yang tidak jelas dan tidak ada
pertanggung jawaban publik maka akan menimbulkan peluang korupsi. Di
indonesia dapat kita lihat peluang korupsi begitu besar, birokrasi begitu panjang,
gaji pegawai negeri yang kecil, tidak adanya sistem publik complain dan hampir
semua partai politik mencari uang untuk membesarkan partainya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan yaitu, good
governance/tata pemerintahan yang baik ialah menjalankan fungsi pemerintahan
yang baik, bersih dan berwibawa. Kunci utama memahami good governance
adalah pemahaman atas prinsip-prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-
prinsip ini akan didapatkan tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. Baik-
buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan semua
unsur prinsip-prinsip good governance. Dan good governance hanya bermakna
bila keberadaannya ditopang oleh lembaga yang melibatkan kepentingan publik.
Jenis negara tersebut ialah negara, swasta dan masyarakat.
langkah dalam upaya perwujudan Good Governance
1) Penguatan fungsi dan peran Lembaga Pemerintahan
2) Kemandirian Lembaga Peradilan
3) Aparatur Pemerintah yang Profesional dan penuh Integritas
4) Masyarakat Madani (civil society) yang kuat dan partisipatif
5) Penguatan Upaya Otonomi Daerah.
Penyelenggaraan Good Governance dalam kerangka otonomi daerah pada
dasarnya akan benar-benar terealisasi dengan baik apabila dilaksanakan dengan
memakai prinsip-prinsip Good Governance.
3.2. Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan dalam makalah ini yaitu, diharapkn
kepada lembaga pemerintahan yang didalamnya terdiri dari wakil rakyat yang
seharusnya mengabdikan diri kepada rakyat dan mempertahankan hak rakyat,
bukan sebaliknya pemerintah menjadikan rakyat sebagai alat untuk kepentingan
politik yang sebenarnya dan bukan rakyat yang di untungkan dalam proses
politik di negara ini. Serta transparansi dan informasi mengenai kepemerintahan
cenderung tertutup kepada rakyat. Dan masyarakat harus berpartisipasi dalam
10
penyelenggaraan dan pembangunan di setiap sektor pemeritahan demi
memajukan pemerintahan yang baik dan bersih agar dapat berlangsung secara
berdaya guna, berhasil guna, dan bertanggung jawab, serta bebas dari KKN.
DAFTAR PUSTAKA
11